Lompat ke isi

Pemulung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(28 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Jakarta slumlife71.JPG|350px|thumb|Seorang pemulung di [[Jakarta]], [[Indonesia]]]]
[[Berkas:Jakarta slumlife71.JPG|thumb|Seorang pemulung di [[Jakarta]], [[Indonesia]]]]
Pemulung adalah orang yang mengambil kembali bahan-bahan yang dapat digunakan kembali yang dibuang oleh orang lain untuk dijual dan di [[daur ulang]] atau untuk konsumsi pribadi.<ref name=Srinivas>{{cite web|last=Srinivas|first=Hari|title=Solid Waste Management: Glossary|url=http://www.gdrc.org/uem/waste/swm-glossary.html|publisher=The Global Development Research Center|access-date=13 November 2011}}</ref> Ada jutaan pemulung di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, tetapi juga meningkat di negara pasca-industri.<ref name="American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy">{{cite journal|last=Gowan|first=Teresa|title=American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy|journal=International Journal of Sociology and Social Policy|year=1997|volume=17|issue=3/4|pages=159–190|doi=10.1108/eb013304}}</ref>
'''Pemulung''' adalah orang yang mengambil kembali bahan-bahan yang dapat digunakan kembali yang dibuang oleh orang lain untuk dijual dan di [[daur ulang]] atau untuk konsumsi pribadi.<ref name=Srinivas>{{cite web|last=Srinivas|first=Hari|title=Solid Waste Management: Glossary|url=http://www.gdrc.org/uem/waste/swm-glossary.html|publisher=The Global Development Research Center|access-date=13 November 2011}}</ref> Ada jutaan pemulung di seluruh dunia, terutama di [[negara berkembang]], tetapi juga meningkat di negara pasca-industri.<ref name="American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy">{{cite journal|last=Gowan|first=Teresa|title=American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy|journal=International Journal of Sociology and Social Policy|year=1997|volume=17|issue=3/4|pages=159–190|doi=10.1108/eb013304}}</ref>


Berbagai bentuk pemilahan sampah telah dipraktekkan sejak zaman kuno, tetapi tradisi pemilahan sampah modern berakar selama industrialisasi pada abad kesembilan belas.<ref name="Medina book">{{cite book|last=Martin|first=Medina|title=The World's Scavengers: Salvaging for Sustainable Consumption and Production|year=2007|publisher=Altamira Press|location=New York}}</ref> Selama setengah abad terakhir, pemilahan sampah telah berkembang pesat di negara berkembang karena urbanisasi, kolonialisme beracun, dan perdagangan sampah global.<ref name="Wilson">{{cite book|last=Wilson|first=D. C., Velis, C., Cheeseman, C.|title=Role of informal sector in recycling in waste management in developing countries|year=2005|publisher=Department of Civil and Environmental Engineering, Centre for Environmental control and Waste Management|location=London}}</ref> Banyak kota hanya menyediakan pengumpulan sampah padat.<ref>{{cite journal|last= Scheinberg |author2=Justine Anschütz |title=Slim pickin's: Supporting waste pickers in the ecological modernisation of urban waste management systems |journal=International Journal of Technology Management and Sustainable Development|doi= 10.1386/ijtm.5.3.257/1 |date=December 2007| volume=5|issue=3 |pages=257–27}}</ref>
Berbagai bentuk pemilahan sampah telah dipraktekkan sejak zaman kuno, tetapi tradisi pemilahan sampah modern berakar selama industrialisasi pada abad kesembilan belas.<ref name="Medina book">{{cite book|last=Martin|first=Medina|title=The World's Scavengers: Salvaging for Sustainable Consumption and Production|year=2007|publisher=Altamira Press|location=New York}}</ref> Selama setengah abad terakhir, pemilahan sampah telah berkembang pesat di negara berkembang karena [[urbanisasi]], kolonialisme racun, dan [[perdagangan sampah global]].<ref name="Wilson">{{cite book|last=Wilson|first=D. C., Velis, C., Cheeseman, C.|title=Role of informal sector in recycling in waste management in developing countries|year=2005|publisher=Department of Civil and Environmental Engineering, Centre for Environmental control and Waste Management|location=London}}</ref> Banyak kota hanya menyediakan pengumpulan sampah padat.<ref>{{cite journal|last= Scheinberg |author2=Justine Anschütz |title=Slim pickin's: Supporting waste pickers in the ecological modernisation of urban waste management systems |journal=International Journal of Technology Management and Sustainable Development|doi= 10.1386/ijtm.5.3.257/1 |date=December 2007| volume=5|issue=3 |pages=257–27}}</ref>

== Prevalensi dan demografi ==
Ada sedikit data yang dapat diandalkan tentang jumlah dan demografi pemulung di seluruh dunia. Sebagian besar penelitian akademis tentang pemulung bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Pengumpulan data skala besar yang sistematis sulit dilakukan karena sifat informal profesi, batas yang kabur, tenaga kerja yang berfluktuasi secara musiman, dan lokasi kerja yang tersebar luas dan berpindah-pindah. Selain itu, banyak peneliti enggan menghasilkan data kuantitatif karena khawatir data tersebut dapat digunakan untuk membenarkan tindakan keras terhadap pengambilan sampah oleh pihak berwenang. Dengan demikian, perkiraan skala besar yang ada terutama ekstrapolasi berdasarkan sampel penelitian asli yang sangat kecil.<ref name="Waste Pickers: Occupational Group">{{cite web|url=http://wiego.org/informal-economy/occupational-groups/waste-pickers#org|title=Waste Pickers: Occupational Group|publisher=WIEGO|access-date=15 December 2011}}</ref> Dalam bukunya, "The World's Scavengers" (2007), [[Martin Medina]] memberikan panduan metodologis untuk meneliti pemilahan sampah.<ref name="Medina book" />

Pada tahun 1988, [[Bank Dunia]] memperkirakan bahwa 1-2% dari populasi global hidup dari pemilahan sampah.<ref>{{cite journal|last=Bartone|first=C.|title=The Value in Wastes|journal=Decade Watch|date=January 1988}}</ref> Sebuah studi pada tahun 2010 memperkirakan bahwa ada 1,5 juta pemulung di [[India]] saja.<ref>{{cite journal|last=Chaturvedi|first=Bharati|title=Mainstreaming Waste Pickers and the Informal Recycling Sector in the Municipal Solid Waste|journal=Handling and Management Rules 2000, A Discussion Paper|year=2010}}</ref> [[Brasil]], negara yang mengumpulkan statistik resmi paling banyak tentang pemulung, memperkirakan bahwa hampir seperempat juta warganya terlibat dalam pemilahan sampah.<ref>{{cite journal|last=Helena|first=Maria|author2=Tarchi Crivellari|author3=Sonia Dias|author4=André de Souza Pena|title=WIEGO Fact Sheet: Waste Pickers Brazil|url=http://wiego.org/sites/wiego.org/files/resources/files/Fact-Sheet-Waste-Pickers-Brazil.pdf|access-date=15 December 2011|journal=|archive-date=2012-05-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20120504155209/http://wiego.org/sites/wiego.org/files/resources/files/Fact-Sheet-Waste-Pickers-Brazil.pdf|dead-url=yes}}</ref>

=== Pendapatan ===
Pendapatan pemulung sangat bervariasi menurut lokasi, bentuk pekerjaan, dan jenis kelamin. Beberapa pemulung hidup dalam [[kemiskinan]] yang ekstrem, tetapi banyak lainnya yang berpenghasilan berkali-kali lipat dari upah minimum negara mereka. Studi terbaru menunjukkan bahwa pemulung di [[Beograd]], [[Serbia]], memiliki penghasilan sekitar US$3 per hari,<ref name=Belgrade>{{cite book|last=Simpson-Hebert|first=Mayling, Aleksandra Mitrovic and Gradamir Zajic|title=A Paper Life: Belgrade's Roma in the Underworld of Waste Scavenging and Recycling|year=2005|publisher=[[WEDC]] |location=Loughborough}}</ref> sementara pemulung di [[Kamboja]] biasanya hanya menghasilkan $1 per hari.<ref name="ILO Child labor">{{cite web|last=ILO/IPEC.|url=http://www.ilo.org/ipecinfo/product/download.do|title=Addressing the Exploitation of Children in Scavenging (Waste Picking): A Thematic Evaluation of Action on Child Labour (2004)|publisher=International Labour Office|access-date=15 December 2011|archive-date=2019-09-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190919065616/http://www.ilo.org/ipecinfo/product/download.do|dead-url=yes}}</ref> Statistik resmi di Brasil menunjukkan bahwa pria berpenghasilan lebih tinggi daripada wanita, tanpa memandang usia. Sekitar dua pertiga pemulung Brasil adalah laki-laki secara keseluruhan, tetapi proporsi ini melonjak menjadi 98% pada kelompok pemulung berpenghasilan tinggi (mereka yang berpenghasilan antara 3-4 kali upah minimum). Tidak ada perempuan yang ditemukan di kelompok berpenghasilan tertinggi (mereka yang berpenghasilan lebih dari 10 kali upah minimum).<ref name=Brazil>{{cite book|last=Tarchi Crivellari|first=Helena Maria, Sonia Maria Dias and André de Souza Pen|title="Informação e trabalho: uma leitura sobre os catadores de material reciclável a partir das bases públicas de dados" in Catadores na Cena Urbana: Construção de Políticas Socioambientais (V. H. Kemp, & H.M.T. Crivellari, ed)|year=2008|publisher=Autêntica Editora|location=Belo Horizonte}}</ref>

== Penyebab ==
=== Di negara berkembang ===
[[Berkas:Jakarta_slumlife62.JPG|thumb|Pemulung di [[Indonesia]]]]
Selama setengah abad terakhir, migrasi dalam negeri dan peningkatan tingkat kesuburan telah menyebabkan populasi kota-kota di negara berkembang menjamur. Populasi global penduduk perkotaan diperkirakan akan berlipat ganda antara tahun 1987 dan 2015, dengan 90% dari pertumbuhan ini terjadi di negara berkembang.<ref name="UN Habitat">{{cite book|last=UN Habitat|title=The Challenge of Slums: Global Report on Human Settlements|year=2003|publisher=Earthscan|location=London}}</ref> Sebagian besar penduduk baru telah menetap di daerah kumuh perkotaan dan pemukiman liar, yang telah berkembang pesat tanpa perencanaan pusat. Laporan Habitat [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] menemukan bahwa hampir satu miliar orang di seluruh dunia tinggal di daerah kumuh, sekitar sepertiga dari penduduk kota dunia.<ref name="UN Habitat" />

Urbanisasi yang cepat sangat meningkatkan permintaan akan layanan pengumpulan sampah informal, karena kota kekurangan [[infrastruktur]] dan sumber daya untuk mengumpulkan total sampah yang dihasilkan oleh penduduknya. Meskipun menghabiskan 30-50% anggaran operasi untuk pengelolaan sampah, kota-kota berkembang di dunia saat ini hanya mengumpulkan 50-80% sampah yang dihasilkan oleh penduduk. Penduduk dan bisnis sering kali terpaksa membakar sampah atau membuangnya di jalan, sungai, lahan kosong, dan tempat pembuangan sampah terbuka.<ref name="Medina 2000">{{cite journal|last=Medina|first=Martin|title=Scavenger cooperatives in Asia and Latin America|journal=Resources, Conservation and Recycling|year=2000|volume=31|pages=51–69|doi=10.1016/S0921-3449(00)00071-9|citeseerx=10.1.1.579.6981}}</ref> Sampah-sampah ini merupakan sumber pencemaran udara, tanah, dan air yang mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Pengumpul sampah informal membantu mengurangi bahaya ini dengan mengumpulkan bahan yang dapat didaur ulang dengan berjalan kaki atau dengan kereta dorong, becak, kereta keledai, kereta kuda, dan truk pikap.<ref>{{cite journal|last=Medina|first=Martin|title=Co-operatives benefit waste recyclers|journal=Appropriate Technology|year=2005|volume=32|series=Buckinghamshire, U.K.|issue=3}}</ref>

Di sisi penawaran, urbanisasi telah memfasilitasi perluasan pemilahan sampah dengan menciptakan kumpulan besar penduduk yang menganggur dan setengah menganggur dengan sedikit cara alternatif untuk mencari nafkah. Dikenal sebagai "satu-satunya industri yang selalu mempekerjakan", pemilahan sampah memberikan perlindungan bagi banyak orang yang kehilangan pekerjaan selama masa perang, krisis, dan penurunan ekonomi di negara-negara yang tidak memiliki sistem kesejahteraan. Ini juga merupakan salah satu dari sedikit peluang kerja yang tersedia bagi orang-orang yang tidak memiliki pendidikan formal atau pengalaman kerja.<ref name="Medina book" />

=== Di negara-negara pasca-industri ===
Meskipun terdapat dokumentasi tentang pemulung dan pengumpul besi tua yang memasok barang ke pabrik kertas dan pengecoran logam sejak abad ke-17, pemilahan sampah modern tidak berkembang di AS dan Eropa hingga abad ke-19.<ref name="Medina book" /> Sama seperti di negara berkembang, kombinasi industrialisasi dan urbanisasi menyebabkan tiga tren yang mendukung berkembangnya industri pengumpulan sampah informal: peningkatan timbulan sampah perkotaan, peningkatan permintaan [[Bahan|bahan mentah]] dari industri, dan peningkatan jumlah penduduk kota yang membutuhkan. mata pencaharian. Pada masa itu, pemulung dikenal sebagai tikus dermaga, pemulung, pria rag and bone, mudlark, dan pemulung. Pada pertengahan abad ke-20 pemilahan sampah menurun, karena industri pengelolaan sampah diformalkan, dan negara kesejahteraan mengurangi ketergantungan masyarakat miskin pada daur ulang informal.<ref name="American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy" />

Dimulai pada pertengahan 1990-an, bagaimanapun, daur ulang informal di beberapa bagian [[Amerika Serikat]] dan [[Eropa Barat]] sekali lagi mulai menjamur. terdapat dua faktor yang memicu ledakan: Pertama, permintaan daur ulang melonjak karena aliran limbah meningkat, ruang menurun di tempat pembuangan sampah, teknologi daur ulang baru, dan upaya lingkungan.<ref name="Hobos, Hustlers, and Backsliders">{{cite book|last=Gowan|first=Teresa|title=Hobos, Hustlers, and Backsliders: Homeless in San Francisco|url=https://archive.org/details/hoboshustlersbac0000gowa|year=2010|publisher=University of Minnesota Press|location=Minneapolis}}</ref> Pada tahun 1985 hanya ada satu program daur ulang pinggir jalan di Amerika Serikat. Pada tahun 1998, ada 9.000 program semacam itu dan 12.000 pusat pembuangan yang dapat didaur ulang.<ref>{{cite news|title=Recycling Around the World|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/4620041.stm|access-date=16 December 2011|newspaper=BBC News|date=25 June 2005}}</ref> Hukum disahkan di beberapa negara bagian sehingga ilegal untuk tidak mendaur ulang. Kedua, perubahan ekonomi politik termasuk hilangnya pekerjaan manufaktur, pengurangan pekerjaan pemerintah, dan mundurnya negara kesejahteraan meningkatkan peringkat orang miskin, pekerja miskin, dan tunawisma — sehingga ada lebih banyak orang yang dibuang ke tempat sampah sebagai profesi penuh waktu atau pekerjaan tambahan.<ref name="American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy" />

Pemulung di Amerika sebagian besar mengumpulkan [[kaleng]], [[botol]], dan kardus.<ref name="Waste Pickers: Occupational Group" /> Banyak [[imigran]] bekerja sebagai pemulung karena hambatan bahasa dan dokumentasi membatasi kesempatan mereka untuk bekerja di tempat lain. Banyak tunawisma juga bekerja sebagai pemulung—beberapa menggambarkannya sebagai satu-satunya alternatif mereka untuk [[mengemis]].<ref name="Hobos, Hustlers, and Backsliders" /> Beberapa pendaur ulang menggunakan mobil van untuk meningkatkan hasil mereka sementara yang lain bekerja dengan berjalan kaki dengan [[gerobak]]. Bukti anekdotal menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung Amerika adalah laki-laki, karena pemulung secara luas dianggap sebagai pekerjaan yang terlalu kotor dan berat bagi perempuan. Selama penelitian [[etnografi]] pendaur ulang [[tunawisma]] di [[San Francisco]], sosiolog [[Teresa Gowan]] mengklaim telah bertemu ratusan pemulung laki-laki, tetapi hanya empat pemulung perempuan.<ref name="Hobos, Hustlers, and Backsliders"/>

== Bahaya pekerjaan ==
=== Risiko kesehatan ===
Ada prevalensi penyakit yang tinggi di antara pemulung karena paparan mereka terhadap bahan berbahaya seperti kotoran, kertas jenuh dengan bahan beracun, botol dan wadah dengan residu kimia, jarum yang terkontaminasi,<ref>{{Cite journal|last=Singga|first=Siprianus|year=2014|title=GANGGUAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI TPA ALAK
KOTA KUPANG|url=https://media.neliti.com/media/publications/213050-none.pdf|journal=JURNAL MKMI|pages=30-35}}</ref> dan logam berat dari baterai.<ref name="Binion,E., & Gutberlet, J. 43–52">{{cite journal| author=Binion,E.| author2=Gutberlet, J.| date=March 2012| url=http://pswm.uvic.ca/wp-content/uploads/2012/05/Read-the-Publication9.pdf| title=The effects of handling solid waste on the wellbeing of informal and organized recyclers: a review of the literature| journal=International Journal of Occupational and Environmental Health| volume=18| issue=1| access-date=2012-02-23| pages=43–52| doi=10.1179/1077352512z.0000000001| pmid=22550696| s2cid=33645314| archive-date=2016-03-04| archive-url=https://web.archive.org/web/20160304052101/http://pswm.uvic.ca/wp-content/uploads/2012/05/Read-the-Publication9.pdf| dead-url=yes}}</ref> Sebuah penelitian di Mexico City menemukan bahwa umur rata-rata pengumpul sampah tempat pembuangan sampah adalah 39 tahun, dibandingkan dengan rata-rata nasional 69 tahun,<ref>{{cite book| last=Castillo| first=H.| title=La Sociedad de la Basura: Caciquismo Urbano en la Ciudad de México. Second Edition| year=1990| publisher=UNAM| location=Mexico City}}</ref> meskipun studi Bank Dunia kemudian memperkirakan masa hidup menjadi 53 tahun.<ref>{{cite book| last=Bernstein| first=J.| title=Toolkit: Assessment and Public Participation in Municipal Solid Waste Management| year=2004| publisher=The World Bank| location=Washington D.C.}}</ref> Di Port Said, Mesir, sebuah penelitian tahun 1981 menunjukkan tingkat kematian bayi 1/3 di antara pemulung (satu dari tiga bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun).<ref>{{cite book| last=Etribi| first=T.L.| title=The People of the Gabbal: Life and work among the Zabbaleen of Manshiyet Nasser| year=1981| publisher=Environmental Quality International| location=Cairo}}</ref>

=== Risiko cedera ===
Di antara jenis cedera terkait pekerjaan yang paling umum bagi pemulung adalah cedera punggung dan tangan yang disebabkan oleh mengangkat benda berat dengan peralatan kecil.<ref>{{cite journal|last1=Binion|first1=Eric|title=The perception of health with informal recyclers in Buenos Aires, Argentina|journal=Thesis|date=May 2012|url=https://dspace.library.uvic.ca:8443/bitstream/handle/1828/3872/Binion_Eric_MA_2012.pdf?sequence=5&isAllowed=y}}</ref> Dalam sebuah penelitian terhadap 48 pemulung di Santo André, Brasil, hampir semua pekerja melaporkan nyeri di punggung, kaki, bahu, lengan, dan tangan.<ref>{{cite journal|author=Gutberlet, Jutta.|date=5 June 1997|url=http://cbrl.uvic.ca/en/_assets/publications/Gutberlet_Recycing%20and%20Health.pdf|title=Informal Recycling and Occupational Health in Santo André, Brazil|journal=International Journal of Environmental Health Research|volume=18|issue=1|access-date=2009-10-23|pages=1–15|doi=10.1080/09603120701844258|pmid=18231943|s2cid=7700211|archive-date=2012-04-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20120426052339/http://cbrl.uvic.ca/en/_assets/publications/Gutberlet_Recycing%20and%20Health.pdf|dead-url=yes}}</ref> Pemulung yang bekerja di tempat pembuangan terbuka terpapar asap beracun dalam jumlah besar, dan menghadapi ancaman berat lainnya termasuk dilindas truk dan terjebak dalam penurunan permukaan tanah, longsoran sampah, dan kebakaran.<ref name="Binion,E., & Gutberlet, J. 43–52" /> Pada tanggal 10 Juli 2000, beberapa ratus pemulung tewas oleh longsoran sampah dari gunung sampah besar setelah hujan monsun di tempat pembuangan sampah terbuka di Payatas, Filipina.<ref>{{Cite web |
url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/835034.stm | title=Manila dump death toll rises | access-date=6 January 2011 | date=17 July 2000 |website=BBC News}}</ref><ref>{{Cite web |
url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/861265.stm |title=Manila dump survivors sue for $20m |access-date=6 January 2011 |date=1 August 2000 |website=BBC News}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://www.nytimes.com/library/world/asia/071800philippines-garbage.html|title=Before Manila's Garbage Hill Collapsed: Living Off Scavenging|access-date=6 January 2011|date=18 July 2000|website=The New York Times}}</ref>

=== Stigma, pelecehan, dan kekerasan ===
Sebagian besar kegiatan pemungutan sampah adalah tindakan ilegal atau tidak diizinkan, sehingga pemulung biasanya menghadapi pelecehan oleh [[polisi]] dan pihak berwenang.<ref name="Binion,E., & Gutberlet, J. 43–52" /> Hal ini diperparah dengan cemoohan masyarakat luas terhadap pemulung karena [[kemiskinan]] mereka dan kurangnya kebersihan. Perempuan menjadi sasaran pelecehan yang lebih besar, terutama [[pelecehan seksual]] karena status sosial mereka yang rendah dan kurangnya dukungan sosial.<ref>{{cite journal |last1=Medina |first1=Martin |title=Scavenger cooperatives in Asia and Latin America |journal=Resources, Conservation and Recycling |date=December 2000 |volume=31 |page=51–69 |doi=10.1016/s0921-3449(00)00071-9 }}</ref>

Salah satu manifestasi paling ekstrem dari stigma buruk terhadap pemulung terjadi di [[Kolombia]], di mana sejak 1980-an, kelompok main hakim sendiri yang menggagas gerakan "pembersihan sosial", kadang-kadang bekerja sama dengan polisi, telah membunuh setidaknya dua ribu pemulung, [[pengemis]], dan [[pelacur]]—yang mereka sebut "sekali pakai" (''desechables''). Pada tahun 1992, sekitar puncak kegiatan ini, sebelas mayat pemulung yang dibunuh ditemukan di sebuah universitas di Barranquilla. Organ mereka telah dijual untuk transplantasi dan tubuh mereka dijual ke sekolah kedokteran untuk dibedah. (Madinah 2009, 155)


== Galeri ==
== Galeri ==
<gallery mode="packed">
<gallery mode="packed">
Waste Picker checking his wounds on the railway track.JPG|Pemulung di India
Berkas:Waste Picker checking his wounds on the railway track.JPG|Pemulung di [[India]]
Jakarta slumlife42.JPG|Pemulung di Jakarta
Berkas:Jakarta slumlife42.JPG|Pemulung di [[Jakarta]]
Berkas:E8939-Khlong-Saen-Saeb-diving-for-scrap-metal.jpg|Pemulung di [[Bangkok]]
Jakarta slumlife56.JPG|Pemulung di Jakarta
Jakarta slumlife55.JPG|Pemulung di Jakarta
Berkas:Ganzarain 01andoain.JPG|Pemulung di [[Basque]]
Garbage picker Philippines 2017.jpg|Pemulung di Filipina
Berkas:Garbage picker Philippines 2017.jpg|Pemulung di [[Filipina]]
Waste picker in iran 3.jpg|Pemulung di Iran
Berkas:Waste picker in iran 3.jpg|Pemulung di [[Iran]]
Waste picker of Recife, Pernambuco, Brazil.jpg|Pemulung di Brasil
Berkas:Budapešť 1040.jpg|Pemulung di [[Budapest]]
Scavenger in Hong Kong.jpg|Pemulung di Hong Kong
Berkas:Scavenger in Hong Kong.jpg|Pemulung di [[Hong Kong]]
Berkas:Recycler.jpg|Pemulung di [[Uganda]]
Berkas:Shanghai 20090425 4798.jpg|Pemulung di [[Shanghai]]
Berkas:Мусор и ребенок.JPG|Pemulung di [[Kamboja]]
Berkas:Scavenging in Karachi.jpg|Pemulung di [[Karachi]]
</gallery>
</gallery>


Baris 21: Baris 64:
==Pranala luar==
==Pranala luar==
{{commons category|Waste picking}}
{{commons category|Waste picking}}
* [http://wmr.sagepub.com/content/30/9_suppl/43.full.pdf+html Velis, C. et. al (2012). An analytical framework and tool ('InteRa') for integrating the informal recycling sector in waste and resource management systems in developing countries. Waste Management & Research 30(9) Supplement 43–66]
* [http://wmr.sagepub.com/content/30/9_suppl/43.full.pdf+html Velis, C. et. al (2012). An analytical framework and tool ('InteRa') for integrating the informal recycling sector in waste and resource management systems in developing countries. Waste Management & Research 30(9) Supplement 43–66] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130908145917/http://wmr.sagepub.com/content/30/9_suppl/43.full.pdf+html |date=2013-09-08 }}
* [http://globalrec.org/ Global Alliance of Waste Pickers] network of networks of waste pickers, mainly from Asia, Africa and Latin America.
* [http://globalrec.org/ Global Alliance of Waste Pickers] network of networks of waste pickers, mainly from Asia, Africa and Latin America.
* [http://www.gdnet.org/pdf/medina.pdf#search=%22scavenger%20cooperative%22 ''Scavenger Cooperatives in Asia and Latin America'' (PDF)]
* [http://www.gdnet.org/pdf/medina.pdf#search=%22scavenger%20cooperative%22 ''Scavenger Cooperatives in Asia and Latin America'' (PDF)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080704122245/http://www.gdnet.org/pdf/medina.pdf#search=%22scavenger%20cooperative%22 |date=2008-07-04 }}
* Chintan is an environmental research and action group uniting [http://www.chintan-india.org/ wastepickers]
* Chintan is an environmental research and action group uniting [http://www.chintan-india.org/ wastepickers]
* [http://www.mheu.org/en/ragpickers/ a virtual exhibition about ragpickers]
* [http://www.mheu.org/en/ragpickers/ a virtual exhibition about ragpickers]
* [http://www.cartoneando.org.ar Cartoneando: the web page of Cooperativa Amanecer de los Cartoneros and Movimiento de Trabajadores Excluidos, the largest cartoneros organization in Argentina]
* [http://www.cartoneando.org.ar Cartoneando: the web page of Cooperativa Amanecer de los Cartoneros and Movimiento de Trabajadores Excluidos, the largest cartoneros organization in Argentina] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171118110238/http://www.cartoneando.org.ar/ |date=2017-11-18 }}
* [http://pswm.uvic.ca/ Participatory Sustainable Waste Management: Informal recycling & cooperatives in Brazil and Canada]
* [http://pswm.uvic.ca/ Participatory Sustainable Waste Management: Informal recycling & cooperatives in Brazil and Canada] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200921145242/http://pswm.uvic.ca/ |date=2020-09-21 }}


{{Authority control}}
{{Authority control}}

Revisi terkini sejak 13 Agustus 2024 12.57

Seorang pemulung di Jakarta, Indonesia

Pemulung adalah orang yang mengambil kembali bahan-bahan yang dapat digunakan kembali yang dibuang oleh orang lain untuk dijual dan di daur ulang atau untuk konsumsi pribadi.[1] Ada jutaan pemulung di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, tetapi juga meningkat di negara pasca-industri.[2]

Berbagai bentuk pemilahan sampah telah dipraktekkan sejak zaman kuno, tetapi tradisi pemilahan sampah modern berakar selama industrialisasi pada abad kesembilan belas.[3] Selama setengah abad terakhir, pemilahan sampah telah berkembang pesat di negara berkembang karena urbanisasi, kolonialisme racun, dan perdagangan sampah global.[4] Banyak kota hanya menyediakan pengumpulan sampah padat.[5]

Prevalensi dan demografi

[sunting | sunting sumber]

Ada sedikit data yang dapat diandalkan tentang jumlah dan demografi pemulung di seluruh dunia. Sebagian besar penelitian akademis tentang pemulung bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Pengumpulan data skala besar yang sistematis sulit dilakukan karena sifat informal profesi, batas yang kabur, tenaga kerja yang berfluktuasi secara musiman, dan lokasi kerja yang tersebar luas dan berpindah-pindah. Selain itu, banyak peneliti enggan menghasilkan data kuantitatif karena khawatir data tersebut dapat digunakan untuk membenarkan tindakan keras terhadap pengambilan sampah oleh pihak berwenang. Dengan demikian, perkiraan skala besar yang ada terutama ekstrapolasi berdasarkan sampel penelitian asli yang sangat kecil.[6] Dalam bukunya, "The World's Scavengers" (2007), Martin Medina memberikan panduan metodologis untuk meneliti pemilahan sampah.[3]

Pada tahun 1988, Bank Dunia memperkirakan bahwa 1-2% dari populasi global hidup dari pemilahan sampah.[7] Sebuah studi pada tahun 2010 memperkirakan bahwa ada 1,5 juta pemulung di India saja.[8] Brasil, negara yang mengumpulkan statistik resmi paling banyak tentang pemulung, memperkirakan bahwa hampir seperempat juta warganya terlibat dalam pemilahan sampah.[9]

Pendapatan

[sunting | sunting sumber]

Pendapatan pemulung sangat bervariasi menurut lokasi, bentuk pekerjaan, dan jenis kelamin. Beberapa pemulung hidup dalam kemiskinan yang ekstrem, tetapi banyak lainnya yang berpenghasilan berkali-kali lipat dari upah minimum negara mereka. Studi terbaru menunjukkan bahwa pemulung di Beograd, Serbia, memiliki penghasilan sekitar US$3 per hari,[10] sementara pemulung di Kamboja biasanya hanya menghasilkan $1 per hari.[11] Statistik resmi di Brasil menunjukkan bahwa pria berpenghasilan lebih tinggi daripada wanita, tanpa memandang usia. Sekitar dua pertiga pemulung Brasil adalah laki-laki secara keseluruhan, tetapi proporsi ini melonjak menjadi 98% pada kelompok pemulung berpenghasilan tinggi (mereka yang berpenghasilan antara 3-4 kali upah minimum). Tidak ada perempuan yang ditemukan di kelompok berpenghasilan tertinggi (mereka yang berpenghasilan lebih dari 10 kali upah minimum).[12]

Di negara berkembang

[sunting | sunting sumber]
Pemulung di Indonesia

Selama setengah abad terakhir, migrasi dalam negeri dan peningkatan tingkat kesuburan telah menyebabkan populasi kota-kota di negara berkembang menjamur. Populasi global penduduk perkotaan diperkirakan akan berlipat ganda antara tahun 1987 dan 2015, dengan 90% dari pertumbuhan ini terjadi di negara berkembang.[13] Sebagian besar penduduk baru telah menetap di daerah kumuh perkotaan dan pemukiman liar, yang telah berkembang pesat tanpa perencanaan pusat. Laporan Habitat Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan bahwa hampir satu miliar orang di seluruh dunia tinggal di daerah kumuh, sekitar sepertiga dari penduduk kota dunia.[13]

Urbanisasi yang cepat sangat meningkatkan permintaan akan layanan pengumpulan sampah informal, karena kota kekurangan infrastruktur dan sumber daya untuk mengumpulkan total sampah yang dihasilkan oleh penduduknya. Meskipun menghabiskan 30-50% anggaran operasi untuk pengelolaan sampah, kota-kota berkembang di dunia saat ini hanya mengumpulkan 50-80% sampah yang dihasilkan oleh penduduk. Penduduk dan bisnis sering kali terpaksa membakar sampah atau membuangnya di jalan, sungai, lahan kosong, dan tempat pembuangan sampah terbuka.[14] Sampah-sampah ini merupakan sumber pencemaran udara, tanah, dan air yang mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Pengumpul sampah informal membantu mengurangi bahaya ini dengan mengumpulkan bahan yang dapat didaur ulang dengan berjalan kaki atau dengan kereta dorong, becak, kereta keledai, kereta kuda, dan truk pikap.[15]

Di sisi penawaran, urbanisasi telah memfasilitasi perluasan pemilahan sampah dengan menciptakan kumpulan besar penduduk yang menganggur dan setengah menganggur dengan sedikit cara alternatif untuk mencari nafkah. Dikenal sebagai "satu-satunya industri yang selalu mempekerjakan", pemilahan sampah memberikan perlindungan bagi banyak orang yang kehilangan pekerjaan selama masa perang, krisis, dan penurunan ekonomi di negara-negara yang tidak memiliki sistem kesejahteraan. Ini juga merupakan salah satu dari sedikit peluang kerja yang tersedia bagi orang-orang yang tidak memiliki pendidikan formal atau pengalaman kerja.[3]

Di negara-negara pasca-industri

[sunting | sunting sumber]

Meskipun terdapat dokumentasi tentang pemulung dan pengumpul besi tua yang memasok barang ke pabrik kertas dan pengecoran logam sejak abad ke-17, pemilahan sampah modern tidak berkembang di AS dan Eropa hingga abad ke-19.[3] Sama seperti di negara berkembang, kombinasi industrialisasi dan urbanisasi menyebabkan tiga tren yang mendukung berkembangnya industri pengumpulan sampah informal: peningkatan timbulan sampah perkotaan, peningkatan permintaan bahan mentah dari industri, dan peningkatan jumlah penduduk kota yang membutuhkan. mata pencaharian. Pada masa itu, pemulung dikenal sebagai tikus dermaga, pemulung, pria rag and bone, mudlark, dan pemulung. Pada pertengahan abad ke-20 pemilahan sampah menurun, karena industri pengelolaan sampah diformalkan, dan negara kesejahteraan mengurangi ketergantungan masyarakat miskin pada daur ulang informal.[2]

Dimulai pada pertengahan 1990-an, bagaimanapun, daur ulang informal di beberapa bagian Amerika Serikat dan Eropa Barat sekali lagi mulai menjamur. terdapat dua faktor yang memicu ledakan: Pertama, permintaan daur ulang melonjak karena aliran limbah meningkat, ruang menurun di tempat pembuangan sampah, teknologi daur ulang baru, dan upaya lingkungan.[16] Pada tahun 1985 hanya ada satu program daur ulang pinggir jalan di Amerika Serikat. Pada tahun 1998, ada 9.000 program semacam itu dan 12.000 pusat pembuangan yang dapat didaur ulang.[17] Hukum disahkan di beberapa negara bagian sehingga ilegal untuk tidak mendaur ulang. Kedua, perubahan ekonomi politik termasuk hilangnya pekerjaan manufaktur, pengurangan pekerjaan pemerintah, dan mundurnya negara kesejahteraan meningkatkan peringkat orang miskin, pekerja miskin, dan tunawisma — sehingga ada lebih banyak orang yang dibuang ke tempat sampah sebagai profesi penuh waktu atau pekerjaan tambahan.[2]

Pemulung di Amerika sebagian besar mengumpulkan kaleng, botol, dan kardus.[6] Banyak imigran bekerja sebagai pemulung karena hambatan bahasa dan dokumentasi membatasi kesempatan mereka untuk bekerja di tempat lain. Banyak tunawisma juga bekerja sebagai pemulung—beberapa menggambarkannya sebagai satu-satunya alternatif mereka untuk mengemis.[16] Beberapa pendaur ulang menggunakan mobil van untuk meningkatkan hasil mereka sementara yang lain bekerja dengan berjalan kaki dengan gerobak. Bukti anekdotal menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung Amerika adalah laki-laki, karena pemulung secara luas dianggap sebagai pekerjaan yang terlalu kotor dan berat bagi perempuan. Selama penelitian etnografi pendaur ulang tunawisma di San Francisco, sosiolog Teresa Gowan mengklaim telah bertemu ratusan pemulung laki-laki, tetapi hanya empat pemulung perempuan.[16]

Bahaya pekerjaan

[sunting | sunting sumber]

Risiko kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Ada prevalensi penyakit yang tinggi di antara pemulung karena paparan mereka terhadap bahan berbahaya seperti kotoran, kertas jenuh dengan bahan beracun, botol dan wadah dengan residu kimia, jarum yang terkontaminasi,[18] dan logam berat dari baterai.[19] Sebuah penelitian di Mexico City menemukan bahwa umur rata-rata pengumpul sampah tempat pembuangan sampah adalah 39 tahun, dibandingkan dengan rata-rata nasional 69 tahun,[20] meskipun studi Bank Dunia kemudian memperkirakan masa hidup menjadi 53 tahun.[21] Di Port Said, Mesir, sebuah penelitian tahun 1981 menunjukkan tingkat kematian bayi 1/3 di antara pemulung (satu dari tiga bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun).[22]

Risiko cedera

[sunting | sunting sumber]

Di antara jenis cedera terkait pekerjaan yang paling umum bagi pemulung adalah cedera punggung dan tangan yang disebabkan oleh mengangkat benda berat dengan peralatan kecil.[23] Dalam sebuah penelitian terhadap 48 pemulung di Santo André, Brasil, hampir semua pekerja melaporkan nyeri di punggung, kaki, bahu, lengan, dan tangan.[24] Pemulung yang bekerja di tempat pembuangan terbuka terpapar asap beracun dalam jumlah besar, dan menghadapi ancaman berat lainnya termasuk dilindas truk dan terjebak dalam penurunan permukaan tanah, longsoran sampah, dan kebakaran.[19] Pada tanggal 10 Juli 2000, beberapa ratus pemulung tewas oleh longsoran sampah dari gunung sampah besar setelah hujan monsun di tempat pembuangan sampah terbuka di Payatas, Filipina.[25][26][27]

Stigma, pelecehan, dan kekerasan

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar kegiatan pemungutan sampah adalah tindakan ilegal atau tidak diizinkan, sehingga pemulung biasanya menghadapi pelecehan oleh polisi dan pihak berwenang.[19] Hal ini diperparah dengan cemoohan masyarakat luas terhadap pemulung karena kemiskinan mereka dan kurangnya kebersihan. Perempuan menjadi sasaran pelecehan yang lebih besar, terutama pelecehan seksual karena status sosial mereka yang rendah dan kurangnya dukungan sosial.[28]

Salah satu manifestasi paling ekstrem dari stigma buruk terhadap pemulung terjadi di Kolombia, di mana sejak 1980-an, kelompok main hakim sendiri yang menggagas gerakan "pembersihan sosial", kadang-kadang bekerja sama dengan polisi, telah membunuh setidaknya dua ribu pemulung, pengemis, dan pelacur—yang mereka sebut "sekali pakai" (desechables). Pada tahun 1992, sekitar puncak kegiatan ini, sebelas mayat pemulung yang dibunuh ditemukan di sebuah universitas di Barranquilla. Organ mereka telah dijual untuk transplantasi dan tubuh mereka dijual ke sekolah kedokteran untuk dibedah. (Madinah 2009, 155)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Srinivas, Hari. "Solid Waste Management: Glossary". The Global Development Research Center. Diakses tanggal 13 November 2011. 
  2. ^ a b c Gowan, Teresa (1997). "American Untouchables: Homeless Scavengers in San Francisco's Underground Economy". International Journal of Sociology and Social Policy. 17 (3/4): 159–190. doi:10.1108/eb013304. 
  3. ^ a b c d Martin, Medina (2007). The World's Scavengers: Salvaging for Sustainable Consumption and Production. New York: Altamira Press. 
  4. ^ Wilson, D. C., Velis, C., Cheeseman, C. (2005). Role of informal sector in recycling in waste management in developing countries. London: Department of Civil and Environmental Engineering, Centre for Environmental control and Waste Management. 
  5. ^ Scheinberg; Justine Anschütz (December 2007). "Slim pickin's: Supporting waste pickers in the ecological modernisation of urban waste management systems". International Journal of Technology Management and Sustainable Development. 5 (3): 257–27. doi:10.1386/ijtm.5.3.257/1. 
  6. ^ a b "Waste Pickers: Occupational Group". WIEGO. Diakses tanggal 15 December 2011. 
  7. ^ Bartone, C. (January 1988). "The Value in Wastes". Decade Watch. 
  8. ^ Chaturvedi, Bharati (2010). "Mainstreaming Waste Pickers and the Informal Recycling Sector in the Municipal Solid Waste". Handling and Management Rules 2000, A Discussion Paper. 
  9. ^ Helena, Maria; Tarchi Crivellari; Sonia Dias; André de Souza Pena. "WIEGO Fact Sheet: Waste Pickers Brazil" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-05-04. Diakses tanggal 15 December 2011. 
  10. ^ Simpson-Hebert, Mayling, Aleksandra Mitrovic and Gradamir Zajic (2005). A Paper Life: Belgrade's Roma in the Underworld of Waste Scavenging and Recycling. Loughborough: WEDC. 
  11. ^ ILO/IPEC. "Addressing the Exploitation of Children in Scavenging (Waste Picking): A Thematic Evaluation of Action on Child Labour (2004)". International Labour Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 15 December 2011. 
  12. ^ Tarchi Crivellari, Helena Maria, Sonia Maria Dias and André de Souza Pen (2008). "Informação e trabalho: uma leitura sobre os catadores de material reciclável a partir das bases públicas de dados" in Catadores na Cena Urbana: Construção de Políticas Socioambientais (V. H. Kemp, & H.M.T. Crivellari, ed). Belo Horizonte: Autêntica Editora. 
  13. ^ a b UN Habitat (2003). The Challenge of Slums: Global Report on Human Settlements. London: Earthscan. 
  14. ^ Medina, Martin (2000). "Scavenger cooperatives in Asia and Latin America". Resources, Conservation and Recycling. 31: 51–69. CiteSeerX 10.1.1.579.6981alt=Dapat diakses gratis. doi:10.1016/S0921-3449(00)00071-9. 
  15. ^ Medina, Martin (2005). "Co-operatives benefit waste recyclers". Appropriate Technology. Buckinghamshire, U.K. 32 (3). 
  16. ^ a b c Gowan, Teresa (2010). Hobos, Hustlers, and Backsliders: Homeless in San Francisco. Minneapolis: University of Minnesota Press. 
  17. ^ "Recycling Around the World". BBC News. 25 June 2005. Diakses tanggal 16 December 2011. 
  18. ^ Singga, Siprianus (2014). "GANGGUAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI TPA ALAK KOTA KUPANG" (PDF). JURNAL MKMI: 30–35.  line feed character di |title= pada posisi 45 (bantuan)
  19. ^ a b c Binion,E.; Gutberlet, J. (March 2012). "The effects of handling solid waste on the wellbeing of informal and organized recyclers: a review of the literature" (PDF). International Journal of Occupational and Environmental Health. 18 (1): 43–52. doi:10.1179/1077352512z.0000000001. PMID 22550696. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2012-02-23. 
  20. ^ Castillo, H. (1990). La Sociedad de la Basura: Caciquismo Urbano en la Ciudad de México. Second Edition. Mexico City: UNAM. 
  21. ^ Bernstein, J. (2004). Toolkit: Assessment and Public Participation in Municipal Solid Waste Management. Washington D.C.: The World Bank. 
  22. ^ Etribi, T.L. (1981). The People of the Gabbal: Life and work among the Zabbaleen of Manshiyet Nasser. Cairo: Environmental Quality International. 
  23. ^ Binion, Eric (May 2012). "The perception of health with informal recyclers in Buenos Aires, Argentina" (PDF). Thesis. 
  24. ^ Gutberlet, Jutta. (5 June 1997). "Informal Recycling and Occupational Health in Santo André, Brazil" (PDF). International Journal of Environmental Health Research. 18 (1): 1–15. doi:10.1080/09603120701844258. PMID 18231943. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-04-26. Diakses tanggal 2009-10-23. 
  25. ^ "Manila dump death toll rises". BBC News. 17 July 2000. Diakses tanggal 6 January 2011. 
  26. ^ "Manila dump survivors sue for $20m". BBC News. 1 August 2000. Diakses tanggal 6 January 2011. 
  27. ^ "Before Manila's Garbage Hill Collapsed: Living Off Scavenging". The New York Times. 18 July 2000. Diakses tanggal 6 January 2011. 
  28. ^ Medina, Martin (December 2000). "Scavenger cooperatives in Asia and Latin America". Resources, Conservation and Recycling. 31: 51–69. doi:10.1016/s0921-3449(00)00071-9. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]