Lompat ke isi

Oikumenisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Kalinica (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(66 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Oikumenisme''' (kadang-kadang dieja ''oikoumenisme'' atau ''ekumenisme'') berasal dari [[bahasa Yunani]] ''oikos'' (=rumah) dan ''menein'' (=tinggal), sehingga ''oikoumene'' berarti "rumah yang ditinggali" atau "dunia yang didiami". Dalam pengertiannya yang paling luas, oikumenisme berarti inisiatif keagamaan menuju keesaan di seluruh dunia. Tujuan yang lebih terbatas dari oikumenisme adalah peningkatan kerja sama dan saling pemahaman yang lebih baik dan [[keharmonisan beragama|harmonis]] antara kelompok-kelompok agama atau [[Denominasi Kristen|denominasi]] di dalam [[agama]] yang sama.
{{Christianity}}
Kata "'''ekumenisme'''" (kadang-kadang dieja ''oikoumenisme'', ''oikumenisme'') berasal dari [[bahasa Yunani]] ''oikos'' (=rumah) dan ''menein'' (=tinggal), sehingga ''oikoumene'' berarti "dunia yang ditinggali" atau "didiami". Dalam pengertiannya yang paling luas ekumenisme berarti inisiatif keagamaan menuju keesaan di seluruh dunia. Tujuan yang lebih terbaas dari ekumenisme adalah peningkatan kerja sama dan saling pemahaman yang lebih baik antara kelompok-kelompok agama atau [[denominasi]] di dalam agama yang sama.


Kata ini digunakan terutama sekali dalam kaitan dengan (dan oleh) [[agama Kristen]] untuk merujuk pada gerakan menuju persatuan atau kesatuan [[denominasi Kristen]] yang terpecah-pecah karena [[doktrin]], [[sejarah]] dan [[praktik]].
Kata ini digunakan terutama sekali dalam kaitan dengan (dan oleh) [[agama Kristen]] untuk merujuk pada gerakan menuju persatuan atau kesatuan [[denominasi Kristen]] yang terpecah-pecah karena [[doktrin]], [[sejarah]], dan praktik.


== Keesaan Gereja ==
== Keesaan Gereja ==
Pada awal abad ke-20 sejumlah pemimpin Gereja Kristen mulai menyadari bahwa perpecahan yang terjadi di dalam Gereja adalah sebuah masalah yang sangat besar. Sebelum meninggalkan murid-muridnya, Yesus sendiri pernah memperingatkan akan kemungkinan ini melalui doanya dalam [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:20-21:
Pada awal abad ke-20, sejumlah pemimpin [[Gereja Kristen]] mulai menyadari bahwa perpecahan yang terjadi di dalam [[Gereja]] adalah sebuah masalah yang sangat besar. Sebelum meninggalkan murid-muridnya, [[Yesus]] sendiri pernah memperingatkan akan kemungkinan ini melalui doanya dalam [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:20-21:
:"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
:"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."


Karena itulah muncul ''gerakan ekumenis'' yang tujuannya adalah menciptakan keesaan Gereja. Gerakan ini resminya dimulai oleh sekelompok pemimpin Gereja-gereja Protestan, khususnya di dunia Barat, yang kemudian terwujud dalam bentuk [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]].
Karena itulah muncul ''gerakan oikumenis'' yang tujuannya adalah menciptakan keesaan Gereja. Gerakan ini resminya dimulai oleh sekelompok pemimpin Gereja-gereja [[Protestan]], khususnya di dunia Barat, yang kemudian terwujud dalam bentuk [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]].


Dengan gerakan ini diharapkan bahwa seluruh umat Kristen di dunia dapat bekerja sama dan saling mendukung.
Dengan gerakan ini, diharapkan seluruh umat [[Kristen]] di dunia dapat bekerja sama dan saling mendukung.


== Tiga pendekatan ==
== Tiga pendekatan ==
Oikumenisme Kristen dapat digambarkan dalam tiga kelompok Gereja terbesar, yaitu [[Katolik Roma]], [[Ortodoks Timur]], dan Protestan. Gambaran ini memang merupakan simplifikasi dari kenyataan yang jauh lebih kompleks, namun setidak-tidaknya dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh gerakan ini.
<!--{{Christian theology}}-->
Ekumenisme Kristen dapat digambarkan dalam tiga kelompok Gereja terbesar, yaitu Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Protestan. Gambaran ini memang merupakan simplifikasi dari kenyataan yang jauh lebih kompleks, namun setidak-tidaknya dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh gerakan ini.


<!--=== Ortodoks Timur ===
=== Ortodoks Timur ===
<!--
Ekumenisme bagi [[Gereja Ortodoks Timur]] did not begin with the Roman Catholic [[Second Vatican Council]]. It is the Eastern Orthodox churches' work to embrace estranged communions as (possibly former) beneficiaries of a common gift, and simultaneously to guard against a promiscuous and false union with them. The history of the relationship between Eastern Orthodoxy and the Oriental Orthodox churches is a case in point. Likewise, the Eastern Orthodox have been leaders in the Interfaith movement, and some Orthodox patriarchs enlisted their communions as charter members of the [[World Council of Churches]]. Nevertheless, the Orthodox have not been willing to participate in any redefinition of the Christian faith toward a reduced, minimal, anti-dogmatic and anti-traditional Christianity. Christianity for the Eastern Orthodox is the Church; and the Church is Orthodoxy&mdash;nothing less and nothing else. Therefore, while Orthodox ekumenisme is "open to dialogue with the devil himself", the goal is to reconcile all non-Orthodox back into Orthodoxy.
Oikumenisme bagi [[Gereja Ortodoks Timur]] tidak dimulai dengan [[Konsili Vatikan II]] pada [[Gereja Katolik Roma]]. It is the Eastern Orthodox churches' work to embrace estranged communions as (possibly former) beneficiaries of a common gift, and simultaneously to guard against a promiscuous and false union with them. The history of the relationship between Eastern Orthodoxy and the Oriental Orthodox churches is a case in point. Likewise, the Eastern Orthodox have been leaders in the Interfaith movement, and some Orthodox patriarchs enlisted their communions as charter members of the [[World Council of Churches]]. Nevertheless, the Orthodox have not been willing to participate in any redefinition of the Christian faith toward a reduced, minimal, anti-dogmatic and anti-traditional Christianity.-->
Kekristenan bagi Ortodoks Kristen adalah "Gereja"; dan Gereja adalah Ortodoksi, tidak lebih dan tidak kurang. Karenanya, meskipun oikumenisme Ortodoks "terbuka bagi dialog, sekalipun dengan iblis", tujuannya adalah untuk mengembalikan semua non-Ortodoks menjadi Ortodoksi kembali. Salah satu cara untuk mengamati sikap Gereja Ortodoks terhadap non-Ortodoks adalah bagaimana mereka menerima anggota baru dari kepercayaan yang berbeda. Orang-orang bukan-Kristen, misalnya penganut Buddhis atau ateis, hanya mungkin diterima melalui [[baptisan]] dan [[krismasi]] (''chrismation''). Sementara, penganut Protestan dan Katolik Roma terkadang dapat diterima melalui krismasi saja, asalkan mereka sebelumnya telah menerima baptisan Trinitas. Kaum Protestan dan Katolik Roma juga kerap disebut sebagai "heterodoks", yang artinya "percaya akan hal yang lain", bukannya "heretik" ("memilih hal lain"), menyiratkan bahwa mereka menolak Gereja dengan tidak disengaja.


=== Katolik Roma ===
One way to observe the attitude of the Orthodox Church towards non-Orthodox is to see how they receive new members from other faiths. Non-Christians, such as Buddhists or atheists, who wish to become Orthodox Christians are accepted through the sacraments of [[baptism]] and [[chrismation]]. Protestants and Roman Catholics are sometimes received through chrismation only, provided they had received a [[Trinity|trinitarian]] baptism. Also Protestants and Roman Catholics are often referred to as "heterodox", which simply means "other believing", rather than as heretics ("other-choosing"), implying that they did not wilfully reject the Church.
Sampai dengan diadakannya [[Konsili Vatikan II]], hubungan antara [[gereja Katolik Roma]] dan tradisi-tradisi Kristen yang lain dapat dikatakan terputus. Pandangan tradisional gereja Katolik Roma adalah "tidak ada keselamatan di luar Gereja (Katolik)". Sesungguhnya, keyakinan inipun terjadi pada dua belah pihak. Akibatnya, sebelum Konsili ini, oikumenisme hanya dibedakan dari tingkat penginjilan (''evangelization''). Konsil Vatikan II memulai zaman baru untuk mengupayakan persatuan antara Roma dan tradisi-tradisi dogmatik yang lain. Inisiatif baru oikumenisme ini merangkul inklusivisme agamawi sebagai sejalan dengan tujuan utama oikumenisme Katolik, dan secara simultan menjauhkan diri dari pluralisme sebagai keadaan ideal persatuan Kristen. Dua dokukmen utama merangkum perspektif Katolik Roma terhadap oikumenisme:


* [[Unitatis Redintegratio]] ("Reintegrasi Persatuan": ''Dekret Vatikan tentang Oikumenisme'' — [[21 November]], [[1964]], [[Paus Paulus VI]])
===Roman Catholicism===
* [[Ut Unum Sint]] ("Agar Mereka Menjadi Satu": ''Ensiklik Kepausan tentang Komitmen pada Oikumenisme'' — [[25 Mei]], [[1995]]) [[Paus Yohanes Paulus II]]
{{main articles|[[Pontifical Council for Promoting Christian Unity]], [[Pontifical Council for Interreligious Dialogue]] and [[:Category:Catholic ecumenical and interfaith relations]]}}


Tujuan akhir tugas oikumenis Katolik yang diatur dalam dokumen-dokukmen ini tidak lain adlah komuni yang lengkap dan penuh kesadaran dari semua orang Kristen, atau sesungguhnya, seluruh umat manusia, dalam satu iman dan satu Gereja Kristen, dimulai dari konversi umat Katolik. Oikumenisme pada dasarnya adalah pembaharuan Katolik.
Until the [[Second Vatican Council|Second Vatican Ecumenical Council]], the relationship between Rome and other Christian traditions was basically in deadlock. The traditional view of Roman Catholicism is that "there is no salvation outside the (Catholic) Church". To be sure, such intransigence works both ways, and as a result, ekumenisme prior to this important council was only different by degrees from evangelization. However, [[Second Vatican Council|Vatican II]] initiated a new era in the serious pursuit of unity between Rome and other dogmatic traditions. This new initiative of ekumenisme embraces religious [[inclusivism]] as compatible with the ultimate aim of Catholic ekumenisme, and simultaneously distances itself from pluralism as the ideal state of Christian unity. Two major documents outline the Roman Catholic perspective on ekumenisme:
<!--

*[[Unitatis Redintegratio]] ('''Restoration of Unity''': ''Vatican II's Decree on Ekumenisme'' &mdash; [[November 21]], [[1964]], [[Pope Paul VI]])
*[[Ut Unum Sint]] ('''That they may be one''': ''Papal encyclical on Commitment to Ekumenisme'' &mdash; [[May 25]], [[1995]]) [[Pope John Paul II]]

The ultimate objective toward which these documents direct the Catholic ecumenical task, is nothing other than a complete, conscious communion of all Christians, indeed, of all mankind, in a single faith and one Christian Church, beginning with a conversion of the Catholic people. Ekumenisme is essentially Catholic renewal.
: "6. Every renewal of the Church is essentially grounded in an increase of fidelity to her own calling. Undoubtedly this is the basis of the movement toward unity..." (''UR'')
: "6. Every renewal of the Church is essentially grounded in an increase of fidelity to her own calling. Undoubtedly this is the basis of the movement toward unity..." (''UR'')
:"The unity of all divided humanity is the will of God. For this reason he sent his Son, so that by dying and rising for us he might bestow on us the Spirit of love. On the eve of his sacrifice on the Cross, Jesus himself prayed to the Father for his disciples and for all those who believe in him, that they might be one, a living communion. This is the basis not only of the duty, but also of the responsibility before God and his plan, which falls to those who through Baptism become members of the Body of Christ, a Body in which the fullness of reconciliation and communion must be made present." (''UUS'')
:"The unity of all divided humanity is the will of God. For this reason he sent his Son, so that by dying and rising for us he might bestow on us the Spirit of love. On the eve of his sacrifice on the Cross, Jesus himself prayed to the Father for his disciples and for all those who believe in him, that they might be one, a living communion. This is the basis not only of the duty, but also of the responsibility before God and his plan, which falls to those who through Baptism become members of the Body of Christ, a Body in which the fullness of reconciliation and communion must be made present." (''UUS'')
Baris 35: Baris 32:
At the same time, the pursuit of renewal is not compatible with a complacent settling into the very patterns of sin that must be removed before renewal can take place.
At the same time, the pursuit of renewal is not compatible with a complacent settling into the very patterns of sin that must be removed before renewal can take place.
: "In a corresponding way, there is an increased sense of the need for repentance: an awareness of certain exclusions which seriously harm fraternal charity, of certain refusals to forgive, of a certain pride, of an unevangelical insistence on condemning the "other side", of a disdain born of an unhealthy presumption." (''UUS'')
: "In a corresponding way, there is an increased sense of the need for repentance: an awareness of certain exclusions which seriously harm fraternal charity, of certain refusals to forgive, of a certain pride, of an unevangelical insistence on condemning the "other side", of a disdain born of an unhealthy presumption." (''UUS'')
:7. There can be no ekumenisme worthy of the name without a change of heart. For it is from renewal of the inner life of our minds, from self-denial and an unstinted love that desires of unity take their rise and develop in a mature way ... The words of St. John hold good about sins against unity: "If we say we have not sinned, we make him a liar, and his word is not in us". So we humbly beg pardon of God and of our separated brethren, just as we forgive them that trespass against us." (''UR'')
:7. There can be no ecumenism worthy of the name without a change of heart. For it is from renewal of the inner life of our minds, from self-denial and an unstinted love that desires of unity take their rise and develop in a mature way ... The words of St. John hold good about sins against unity: "If we say we have not sinned, we make him a liar, and his word is not in us". So we humbly beg pardon of God and of our separated brethren, just as we forgive them that trespass against us." (''UR'')


Therefore, ekumenisme expresses a central concern of the whole Christian life.
Therefore, ecumenism expresses a central concern of the whole Christian life.
: "How is it possible to remain divided, if we have been "buried" through Baptism in the Lord's death, in the very act by which God, through the death of his Son, has broken down the walls of division? Division "openly contradicts the will of Christ, provides a stumbling block to the world, and inflicts damage on the most holy cause of proclaiming the Good News to every creature". (''UUS'' quoting ''UR'')
: "How is it possible to remain divided, if we have been "buried" through Baptism in the Lord's death, in the very act by which God, through the death of his Son, has broken down the walls of division? Division "openly contradicts the will of Christ, provides a stumbling block to the world, and inflicts damage on the most holy cause of proclaiming the Good News to every creature". (''UUS'' quoting ''UR'')
-->
Dalam pencapaian tujuan akhir ini, perlu diputarbalik pola kebencian pada masa lalu, dan menempatkan Gereja dalam pelayanan mereka yang dijauhkan darinya. Pelayanan ini tidak bisa ditujukan secara paradoks dengan penghancuran musuh-musuh melalui siasat penguasaan dengan penjunjungan palsu, melainkan harus dengan keinginan tulus untuk memberi manfaat kepada mereka yang dapat dipahami sedemikian tanpa harus membutuhkan musuh untuk berdamai dulu. Jadi, ada kompatibilitas paling tidak dalam prinsipnya, antara inklusivisme agamawi, dan tujuan akhir untuk persetujuan penuh dalam iman, selama prinsip inklusivisme yang dianut Gereja tidak bertentangan dengan kesetiaan panggilan mereka sendiri, melainkan perwujudan panggilan itu. Dengan demikian, oikumenisme Katolik menggambarkan dirinya sendiri sebagai upaya untuk memperbaiki konflik di dalam Gereja Katolik itu sendiri.<ref>[http://www.newadvent.org/cathen/15132a.htm Union of Christendom] - artikel pada Catholic Encyclopedia</ref>


=== Protestan ===
In the pursuit of this ultimate objective, it is necessary to reverse past patterns of hostility, and place the Church in the service of those who are alienated from it. This service cannot paradoxically aim at the destruction of enemies through a deceitful conquest by flattery, but must sincerely desire their benefit in terms that can be immediately understood as such without first requiring the reconciliation of the enemy. Thus, there is compatibility at least in principle, between religious inclusivism, and the ultimate aim of full agreement in the faith, as long as the principle of inclusivism to which the Church adheres is not a contradiction of fidelity to her own calling, but in fact, an expression of it. Therefore, Catholic ekumenisme depicts itself as the attempt of the Catholic church to repair a conflict within itself.
[[Berkas:Christian flag.svg|ka|jmpl|Beberapa Gereja Protestan di benua Amerika menggunakan [[bendera]] ini sebagai lambang keesaan Kristen.]]
*[http://www.newadvent.org/cathen/15132a.htm Union of Christendom] - Catholic Encyclopedia article
Gerakan oikumenis kontemporer Protestan dimulai pada tahun 1910, dengan dibukanya [[Konferensi Misionaris Edinburgh]] pada 1910. Konferensi di [[Edinburgh]] ini dipimpin oleh tokoh awam [[Methodis]], [[John R. Mott]], dan menandai perhimpunan Protestan terbesar hingga saat itu. Tujuan konferensi ini dijelaskan sebagai upaya mengembangkan kerja sama lintas denominasi untuk mengadakan misi sedunia. Akhirnya, terbentuklah organisasi-organisasi formal, termasuk [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]], [[Dewan Gereja-gereja Nasional]], dan [[Gereja-gereja Menyatu di dalam Kristus]]. Kaum Protestan telah sering menjadi pemimpin dalam kelompok-kelompok ini dan yang sejenisnya.


Sejak saat itu, kaum Protestan telah terlibat dalam berbagai kelompok oikumenis, dan dalam kasus-kasus tertentu mengusahakan keesaan denominasional yang organis, dan dalam kasus-kasus lain hanya untuk pengembangan kerja sama saja. Karena luasnya spektrum denominasi dan perspektif Protestan, kadang-kadang kerja sama sulit tercapai.
===Protestantism===
[[Image:Christian flag.svg|right|thumb|Some Protestants in the Americas use this [[Christian flag|flag]] as a symbol of Christian unity.]]
The contemporary ecumenical movement for Protestants likely began in 1910, with the opening of the 1910 [[Edinburgh Missionary Conference]]. Led by [[Methodist]] layman [[John R. Mott]], the conference marked the largest Protestant gathering to that time, with the express purposes of working across denominational lines for the sake of [[Mission (Christian)|world missions]]. Eventually, formal organizations were formed, including the [[World Council of Churches]], the [[National Council of Churches]], and [[Churches Uniting in Christ]]. Protestants have often been leaders of these and other similar groups.


=== Gereja-gereja bersatu dan menyatu ===
Since that time, Protestants have been involved in a variety of ecumenical groups, working in some cases toward organic denominational unity and in other cases for cooperative purposes alone. Because of the wide spectrum of Protestant denominations and perspectives, full cooperation has been difficult at times.
Karena dipengaruhi oleh gerakan oikumenis, "skandal perpecahan" dan perkembangan-perkembangan setempat, terbentuklah sejumlah gereja bersatu dan menyatu. ''Gereja-gereja yang menyatu'' menamai dirinya demikian, karena mereka merasa bahwa mereka masih berada dalam perjalanan menuju kesatuan, misalnya, ''[[Uniting Church of Australia]]''.


Apabila kesatuan formal belum dimungkinkan, gereja-gereja yang mempunyai visi kesatuan ini dapat menempuh strategi saling mengakui dalam rentangan yang berbeda-beda. Di kalangan [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]], misalnya dikenal dokumen [[Baptisan, Ekaristi dan Pelayanan]] (''Baptism, Eucharist, and Ministry''), yang berisi dokumen tentang saling pengakuan di antara gereja-gereja anggotanya. Di kalangan anggota-anggota [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] (PGI), dikenal dokumen [[Piagam Saling Menerima dan Saling Mengakui]] (PSMSM) yang merupakan bagian dari [[Lima Dokumen Keesaan Gereja]].
==Contemporary developments==
Catholic and Orthodox bishops in North America are engaged in an ongoing dialogue. They are meeting together periodically as the "North American Orthodox-Catholic Theological Consultation". It has been meeting semiannually since it was founded in [[1965]] under the auspices of the Bishops’ Committee for Ecumenical and Interreligious Affairs of the [[United States Conference of Catholic Bishops]] and the Standing Conference of Canonical Orthodox Bishops in the Americas (SCOBA). The Canadian Conference of Catholic Bishops officially joined the Consultation as a sponsor in [[1997]]. The Consultation works in tandem with the Joint Committee of Orthodox and Catholic Bishops which has been meeting annually since [[1981]]. Since 1999 the Consultation has been discussing the [[filioque clause]], with the hope of eventually reaching an agreed joint statement.


Kerja sama yang makin meningkat juga tampak di kalangan sejumlah denominasi yang bersama-sama menggunakan satu gedung gereja dalam kebaktian atau ibadah yang terpisah atau menyelenggarakan satu kebaktian dengan unsur-unsur dari berbagai tradisi.
The original anathemas (excommunications) that mark the "official" [[East-West Schism|Great Schism]] of [[1054]] between Catholics and Orthodox were mutually revoked in [[1965]] by the Pope and the Patriarch of Constantinople. But just as the original schism developed over time rather than erupting overnight, reconciliation is proceeding slowly.


== Oikumenisme dan pluralisme antar-iman ==
Organizations such as the World Council of Churches, the National Council of Churches and Churches Uniting in Christ, and [[Christian Churches Together]] continue to encourage ecumenical cooperation among Protestants, Eastern Orthodox, and, at times, Roman Catholics.
{{utama|[[Antar-iman]] dan [[pluralisme agama]]}}


Karena agama Kristen itu terdiri dari bermacam-macam aliran, maka kita menemukan pemahaman yang juga berbeda-beda tentang oikumenisme Kristen.
===United and uniting churches===
Influenced by the ecumenical movement, the "scandal of separation" and local developments, a number of United and Uniting churches have formed; there are also a range of mutual recognition strategies being practised where formal union is not feasible. An increasing trend has been the sharing of church buildings by two or more denominations, either holding separate services or a single service with elements of all traditions.
{{main articles|[[United and uniting churches]] and [[:Category:United Uniting churches]]}}


Gerakan [[antar-iman]] berusaha untuk menciptakan saling menghormati, toleransi, dan kerja sama di antara agama-agama besar di dunia. Dalam pengertian ini, oikumenisme dapat disebut sebagai pluralisme agama-agama, yang berbeda dengan oikumenisme di dalam satu agama itu sendiri.
== Ekumenisme dan pluralisme antar-iman ==
{{Main articles|[[Antar-iman]] dan [[pluralisme agama]]}}


Oikumenisme sebagai dialog antar-iman antara wakil-wakil berbagai agama, tidak dimaksudkan untuk mempersatukan para penganutnya ke dalam suatu kesatuan organis yang penuh satu sama lainnya, melainkan sekadar untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik. Gerakan ini mempromosikan toleransi, saling menghargai, dan kerja sama, baik di antara denominasi-denomiasi Kristen, atau antara agama Kristen dengan agama-agama lainnya.
Karena agama Kristen itu terdiri dari bermacam-macam aliran, maka kita menemukan pemahaman yang juga berbeda-beda tentang ekumenisme Kristen.


Alternatifnya, oikumenisme dapat bertujuan untuk mempertemukan semua orang yang mengaku beriman Kristen ke dalam suatu organisasi yang kelihatan, misalnya, melalui kesatuan dengan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur. Oikumenisme dalam pengertian ini memusatkan perhatian pada masalah khusus yaitu hubungan antara denominasi-denominasi Kristen, yang mana Kekristenan secara dogmatis didefinisikan. [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] memainkan peranan dalam gerakan oikumenis yang mempersatukan dan gerakan antar-iman.
Gerakan [[antar iman]] berusaha untuk menciptakan saling menghormati, toleransi, dan kerja sama di antara agama-agama besar di dunia. Dalam pengertian ini, ekumenisme dapat disebut sebagai pluralisme agama-agama, yang berbeda dengan ekumenisme di dalam satu agama itu sendiri.


=== Organisasi oikumenis ===
Ekumenisme as interfaith dialogue between representatives of diverse faiths, does not necessarily intend reconciling the their adherents into full, organic unity with one another but simply to promote better relations. It promotes toleration, mutual respect and cooperation, whether among Christian denominations, or between Christianity and other faiths.
* International Chaplains [http://chaplainsassociation.org/ Association] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170826234647/http://chaplainsassociation.org/ |date=2017-08-26 }}
* [http://www.acts-scotland.org/ Action of Churches Together in Scotland]
* [[Churches Together in Britain and Ireland]]
* [[Konferensi Gereja-gereja Eropa]]
* [[Dewan Kepausan untuk Pengembangan Keesaan Kristen]]
* [[Komunitas Taizé]]
* [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]]
* [[Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia]]
* [[Federasi Lutheran se-Dunia]]
* [http://www.aecunity.net Aecunity]


== Lihat pula ==
Alternatively, ekumenisme can have the goal of reconciling all who profess Christian faith into a single, visible organization, for example, through union with the [[Roman Catholic Church]], or the [[Eastern Orthodoxy|Orthodox Church]]. Ekumenisme in this sense focuses on the special problem of the relationship between Christian denominations, where Christianity is dogmatically defined. The [[World Council of Churches]] is an instrument in both the unifying ecumenical movement and the interfaith movement. -->
* [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]]
* [[Komuni penuh]]


=== Organisasi ekumenis ===
== Referensi ==
{{reflist}}
*[http://www.christianchaplains.org International Chaplains Association]
*[[Action of Churches Together in Scotland]]
*[[Churches Together in Britain and Ireland]]
*[[Konferensi Gereja-gereja Eropa]]
*[[Dewan Kepausan untuk Pengembangan Keesaan Kristen]]
*[[Komunitas Taizé]]
*[[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]]
*[[Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia]]
*[[Federasi Lutheran se-Dunia]]
*[[http://www.aecunity.net]]

<!--== Lihat pula ==
*[[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]]
*[[Full communion]]-->


== Bibliografi ==
== Bibliografi ==
Baris 91: Baris 86:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[http://www.christianchaplains.org International Chaplains Association]
* [http://chaplainsassociation.org/ International Chaplains Association] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170826234647/http://chaplainsassociation.org/ |date=2017-08-26 }}
*[http://www.ccc-cce.ca/ Dewan Gereja-gereja Kanada]
* [http://www.ccc-cce.ca/ Dewan Gereja-gereja Kanada]
*[http://www.cec-kek.org/ Konferensi Gereja-gereja Eropa (CEC)]
* [http://www.cec-kek.org/ Konferensi Gereja-gereja Eropa (CEC)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050714081857/http://www.cec-kek.org/ |date=2005-07-14 }}
*[http://www.ecumenism.net/ Ekumenisme di Kanada] &mdash; Pranala luas ke berbagai dokumen, badan-badan ekumenis, dan situs denominasional
* [http://www.ecumenism.net/ Oikumenisme di Kanada] Pranala luas ke berbagai dokumen, badan-badan oikumenis, dan situs denominasional
*[http://www.eni.ch/ Ecumenical News International (ENI)] Kantor berita DGD
* [http://www.eni.ch/ Ecumenical News International (ENI)] Kantor berita DGD
*[http://www.ncccusa.org/ Dewan Gereja-gereja Nasional, AS]
* [http://www.ncccusa.org/ Dewan Gereja-gereja Nasional, AS]
*[http://www.naae.net/ North American Academy of Ecumenists]
* [http://www.naae.net/ North American Academy of Ecumenists] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060420145114/http://www.naae.net/ |date=2006-04-20 }}
*[http://www.oecumenisme.ca/ Oecuménisme au Canada]
* [http://www.oecumenisme.ca/ Oecuménisme au Canada] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070911195945/http://www.oecumenisme.ca/ |date=2007-09-11 }}
*[http://www.wcc-coe.org/ Dewan Gereja-gereja se-Dunia]
* [http://www.wcc-coe.org/ Dewan Gereja-gereja se-Dunia]


[[Kategori:Kristen]]


[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[da:Økumeni]]
[[Kategori:Sejarah Gereja]]
[[de:Ökumene]]
[[en:Ecumenism]]
[[es:Ecumenismo]]
[[fi:Ekumenia]]
[[fr:Œcuménisme]]
[[hu:Ökumenizmus]]
[[ia:Ecumenismo]]
[[it:Ecumenismo]]
[[nl:Oecumene]]
[[no:Økumenikk]]
[[pl:Ekumenizm]]
[[pt:Ecumenismo]]
[[sr:Екуменизам]]
[[sv:Ekumenik]]
[[zh:普世教會合一運動]]

Revisi terkini sejak 25 Juli 2023 02.38

Oikumenisme (kadang-kadang dieja oikoumenisme atau ekumenisme) berasal dari bahasa Yunani oikos (=rumah) dan menein (=tinggal), sehingga oikoumene berarti "rumah yang ditinggali" atau "dunia yang didiami". Dalam pengertiannya yang paling luas, oikumenisme berarti inisiatif keagamaan menuju keesaan di seluruh dunia. Tujuan yang lebih terbatas dari oikumenisme adalah peningkatan kerja sama dan saling pemahaman yang lebih baik dan harmonis antara kelompok-kelompok agama atau denominasi di dalam agama yang sama.

Kata ini digunakan terutama sekali dalam kaitan dengan (dan oleh) agama Kristen untuk merujuk pada gerakan menuju persatuan atau kesatuan denominasi Kristen yang terpecah-pecah karena doktrin, sejarah, dan praktik.

Keesaan Gereja[sunting | sunting sumber]

Pada awal abad ke-20, sejumlah pemimpin Gereja Kristen mulai menyadari bahwa perpecahan yang terjadi di dalam Gereja adalah sebuah masalah yang sangat besar. Sebelum meninggalkan murid-muridnya, Yesus sendiri pernah memperingatkan akan kemungkinan ini melalui doanya dalam Yohanes 17:20-21:

"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

Karena itulah muncul gerakan oikumenis yang tujuannya adalah menciptakan keesaan Gereja. Gerakan ini resminya dimulai oleh sekelompok pemimpin Gereja-gereja Protestan, khususnya di dunia Barat, yang kemudian terwujud dalam bentuk Dewan Gereja-gereja se-Dunia.

Dengan gerakan ini, diharapkan seluruh umat Kristen di dunia dapat bekerja sama dan saling mendukung.

Tiga pendekatan[sunting | sunting sumber]

Oikumenisme Kristen dapat digambarkan dalam tiga kelompok Gereja terbesar, yaitu Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Protestan. Gambaran ini memang merupakan simplifikasi dari kenyataan yang jauh lebih kompleks, namun setidak-tidaknya dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh gerakan ini.

Ortodoks Timur[sunting | sunting sumber]

Kekristenan bagi Ortodoks Kristen adalah "Gereja"; dan Gereja adalah Ortodoksi, tidak lebih dan tidak kurang. Karenanya, meskipun oikumenisme Ortodoks "terbuka bagi dialog, sekalipun dengan iblis", tujuannya adalah untuk mengembalikan semua non-Ortodoks menjadi Ortodoksi kembali. Salah satu cara untuk mengamati sikap Gereja Ortodoks terhadap non-Ortodoks adalah bagaimana mereka menerima anggota baru dari kepercayaan yang berbeda. Orang-orang bukan-Kristen, misalnya penganut Buddhis atau ateis, hanya mungkin diterima melalui baptisan dan krismasi (chrismation). Sementara, penganut Protestan dan Katolik Roma terkadang dapat diterima melalui krismasi saja, asalkan mereka sebelumnya telah menerima baptisan Trinitas. Kaum Protestan dan Katolik Roma juga kerap disebut sebagai "heterodoks", yang artinya "percaya akan hal yang lain", bukannya "heretik" ("memilih hal lain"), menyiratkan bahwa mereka menolak Gereja dengan tidak disengaja.

Katolik Roma[sunting | sunting sumber]

Sampai dengan diadakannya Konsili Vatikan II, hubungan antara gereja Katolik Roma dan tradisi-tradisi Kristen yang lain dapat dikatakan terputus. Pandangan tradisional gereja Katolik Roma adalah "tidak ada keselamatan di luar Gereja (Katolik)". Sesungguhnya, keyakinan inipun terjadi pada dua belah pihak. Akibatnya, sebelum Konsili ini, oikumenisme hanya dibedakan dari tingkat penginjilan (evangelization). Konsil Vatikan II memulai zaman baru untuk mengupayakan persatuan antara Roma dan tradisi-tradisi dogmatik yang lain. Inisiatif baru oikumenisme ini merangkul inklusivisme agamawi sebagai sejalan dengan tujuan utama oikumenisme Katolik, dan secara simultan menjauhkan diri dari pluralisme sebagai keadaan ideal persatuan Kristen. Dua dokukmen utama merangkum perspektif Katolik Roma terhadap oikumenisme:

Tujuan akhir tugas oikumenis Katolik yang diatur dalam dokumen-dokukmen ini tidak lain adlah komuni yang lengkap dan penuh kesadaran dari semua orang Kristen, atau sesungguhnya, seluruh umat manusia, dalam satu iman dan satu Gereja Kristen, dimulai dari konversi umat Katolik. Oikumenisme pada dasarnya adalah pembaharuan Katolik. Dalam pencapaian tujuan akhir ini, perlu diputarbalik pola kebencian pada masa lalu, dan menempatkan Gereja dalam pelayanan mereka yang dijauhkan darinya. Pelayanan ini tidak bisa ditujukan secara paradoks dengan penghancuran musuh-musuh melalui siasat penguasaan dengan penjunjungan palsu, melainkan harus dengan keinginan tulus untuk memberi manfaat kepada mereka yang dapat dipahami sedemikian tanpa harus membutuhkan musuh untuk berdamai dulu. Jadi, ada kompatibilitas paling tidak dalam prinsipnya, antara inklusivisme agamawi, dan tujuan akhir untuk persetujuan penuh dalam iman, selama prinsip inklusivisme yang dianut Gereja tidak bertentangan dengan kesetiaan panggilan mereka sendiri, melainkan perwujudan panggilan itu. Dengan demikian, oikumenisme Katolik menggambarkan dirinya sendiri sebagai upaya untuk memperbaiki konflik di dalam Gereja Katolik itu sendiri.[1]

Protestan[sunting | sunting sumber]

Beberapa Gereja Protestan di benua Amerika menggunakan bendera ini sebagai lambang keesaan Kristen.

Gerakan oikumenis kontemporer Protestan dimulai pada tahun 1910, dengan dibukanya Konferensi Misionaris Edinburgh pada 1910. Konferensi di Edinburgh ini dipimpin oleh tokoh awam Methodis, John R. Mott, dan menandai perhimpunan Protestan terbesar hingga saat itu. Tujuan konferensi ini dijelaskan sebagai upaya mengembangkan kerja sama lintas denominasi untuk mengadakan misi sedunia. Akhirnya, terbentuklah organisasi-organisasi formal, termasuk Dewan Gereja-gereja se-Dunia, Dewan Gereja-gereja Nasional, dan Gereja-gereja Menyatu di dalam Kristus. Kaum Protestan telah sering menjadi pemimpin dalam kelompok-kelompok ini dan yang sejenisnya.

Sejak saat itu, kaum Protestan telah terlibat dalam berbagai kelompok oikumenis, dan dalam kasus-kasus tertentu mengusahakan keesaan denominasional yang organis, dan dalam kasus-kasus lain hanya untuk pengembangan kerja sama saja. Karena luasnya spektrum denominasi dan perspektif Protestan, kadang-kadang kerja sama sulit tercapai.

Gereja-gereja bersatu dan menyatu[sunting | sunting sumber]

Karena dipengaruhi oleh gerakan oikumenis, "skandal perpecahan" dan perkembangan-perkembangan setempat, terbentuklah sejumlah gereja bersatu dan menyatu. Gereja-gereja yang menyatu menamai dirinya demikian, karena mereka merasa bahwa mereka masih berada dalam perjalanan menuju kesatuan, misalnya, Uniting Church of Australia.

Apabila kesatuan formal belum dimungkinkan, gereja-gereja yang mempunyai visi kesatuan ini dapat menempuh strategi saling mengakui dalam rentangan yang berbeda-beda. Di kalangan Dewan Gereja-gereja se-Dunia, misalnya dikenal dokumen Baptisan, Ekaristi dan Pelayanan (Baptism, Eucharist, and Ministry), yang berisi dokumen tentang saling pengakuan di antara gereja-gereja anggotanya. Di kalangan anggota-anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), dikenal dokumen Piagam Saling Menerima dan Saling Mengakui (PSMSM) yang merupakan bagian dari Lima Dokumen Keesaan Gereja.

Kerja sama yang makin meningkat juga tampak di kalangan sejumlah denominasi yang bersama-sama menggunakan satu gedung gereja dalam kebaktian atau ibadah yang terpisah atau menyelenggarakan satu kebaktian dengan unsur-unsur dari berbagai tradisi.

Oikumenisme dan pluralisme antar-iman[sunting | sunting sumber]

Karena agama Kristen itu terdiri dari bermacam-macam aliran, maka kita menemukan pemahaman yang juga berbeda-beda tentang oikumenisme Kristen.

Gerakan antar-iman berusaha untuk menciptakan saling menghormati, toleransi, dan kerja sama di antara agama-agama besar di dunia. Dalam pengertian ini, oikumenisme dapat disebut sebagai pluralisme agama-agama, yang berbeda dengan oikumenisme di dalam satu agama itu sendiri.

Oikumenisme sebagai dialog antar-iman antara wakil-wakil berbagai agama, tidak dimaksudkan untuk mempersatukan para penganutnya ke dalam suatu kesatuan organis yang penuh satu sama lainnya, melainkan sekadar untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik. Gerakan ini mempromosikan toleransi, saling menghargai, dan kerja sama, baik di antara denominasi-denomiasi Kristen, atau antara agama Kristen dengan agama-agama lainnya.

Alternatifnya, oikumenisme dapat bertujuan untuk mempertemukan semua orang yang mengaku beriman Kristen ke dalam suatu organisasi yang kelihatan, misalnya, melalui kesatuan dengan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur. Oikumenisme dalam pengertian ini memusatkan perhatian pada masalah khusus yaitu hubungan antara denominasi-denominasi Kristen, yang mana Kekristenan secara dogmatis didefinisikan. Dewan Gereja-gereja se-Dunia memainkan peranan dalam gerakan oikumenis yang mempersatukan dan gerakan antar-iman.

Organisasi oikumenis[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Union of Christendom - artikel pada Catholic Encyclopedia

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

  • Hein, David. "The Episcopal Church and the Ecumenical Movement, 1937-1997: Presbyterians, Lutherans, and the Future." Anglican and Episcopal History 66 (1997): 4-29.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]