Lompat ke isi

Kebebasan internet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Kebebasan Internet''' adalah istilah umum yang mencakup [[hak digital]], [[kebebasan informasi]], [[Hak atas akses internet|hak akses Internet]], kebebasan dari [[Penyensoran internet|sensor Internet]] dan [[netralitas net]].<ref>{{Cite news|last=Altman|first=Alex|date=20 Februari 2008|title=A Coming Chill Over Internet Freedom?|url=http://content.time.com/time/health/article/0,8599,1714980,00.html|work=Time|language=en-US|issn=0040-781X|access-date=7 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite AV media|title=Is it Possible to Wire the World? Meet the Guy Who Has a Plan to Make it Happen|url=https://time.com/130477/internet-human-right/|date=28 Mei 2014|last=Grammatis|first=Kosta |website=[[Time]]|language=en|access-date=7 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Russia's Youth Want Internet Freedom, Widening 'Censorship Gap'|url=https://time.com/29255/russias-youth-want-internet-freedom-widening-censorship-gap/|date=19 Maret 2014|last=Nicks|first=Denver|website=[[Time]]|access-date=7 Desember 2021|language=en|url-access=subscription}}</ref><ref>{{Cite web|title=China Scores Dead Last in Latest Internet-Freedom Survey|url=https://time.com/4092300/china-internet-freedom-house/|date=29 Oktober 2015|last=Beech|first=Hannah|website=Time|access-date=7 Desember 2021|language=en|url-access=subscription}}</ref>
'''Kebebasan Internet''' adalah istilah umum yang mencakup [[hak digital]], [[kebebasan informasi]], [[Hak atas akses internet|hak akses Internet]], kebebasan dari [[Penyensoran internet|sensor Internet]] dan [[netralitas net]].<ref>{{Cite news|last=Altman|first=Alex|date=20 Februari 2008|title=A Coming Chill Over Internet Freedom?|url=http://content.time.com/time/health/article/0,8599,1714980,00.html|work=Time|language=en-US|issn=0040-781X|access-date=7 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite AV media|title=Is it Possible to Wire the World? Meet the Guy Who Has a Plan to Make it Happen|url=https://time.com/130477/internet-human-right/|date=28 Mei 2014|last=Grammatis|first=Kosta |website=[[Time]]|language=en|access-date=7 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Russia's Youth Want Internet Freedom, Widening 'Censorship Gap'|url=https://time.com/29255/russias-youth-want-internet-freedom-widening-censorship-gap/|date=19 Maret 2014|last=Nicks|first=Denver|website=[[Time]]|access-date=7 Desember 2021|language=en|url-access=subscription}}</ref><ref>{{Cite web|title=China Scores Dead Last in Latest Internet-Freedom Survey|url=https://time.com/4092300/china-internet-freedom-house/|date=29 Oktober 2015|last=Beech|first=Hannah|website=Time|access-date=7 Desember 2021|language=en|url-access=subscription}}</ref>


Beberapa orang meyakini bahwa kebebasan internet tidak sama dengan hak asasi manusia.<ref>{{Cite journal|last=Sterner|first=Eric R.|date=2011|title=The Folly of Internet Freedom: The Mistake of Talking About the Internet as a Human Right|journal=The New Atlantis|issue=32|pages=134–139|issn=1543-1215|jstor=43152664|language=en}}</ref> Karena menurut pemikirannya, menempatkan kebebasan internet sebagai hak asasi manusia dapat melemahkan arti hak asasi manusia itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, orang membayar, memiliki dan mengoperasikan server-server dan mengatakan seseorang memiliki hak atas server-server tersebut dan melakukan klaim atas hak. Beberapa negara membatasi penduduknya untuk melihat dan mengakses Internet hingga tingkat yang berbeda-beda.<ref>{{Cite web|date=26 Agustus 2019|title=Polarization, democracy, authoritarianism, internet, surveillance {{!}} Homeland Security Newswire|url=http://www.homelandsecuritynewswire.com/internet-freedom-league-how-push-back-against-authoritarian-assault-web|website=homelandsecuritynewswire|access-date=7 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Moloney Figliola|first=Patricia|date=22 Oktober 2013|title=Promoting Global Internet Freedom: Policy and Technology|url=https://fas.org/sgp/crs/row/R41837.pdf|website=Congressional Researh Service|archive-url=|archive-date=|access-date=7 Desember 2021|url-status=live|language=en}}</ref>
Beberapa orang meyakini bahwa kebebasan [[internet]] tidak sama dengan hak asasi manusia.<ref>{{Cite journal|last=Sterner|first=Eric R.|date=2011|title=The Folly of Internet Freedom: The Mistake of Talking About the Internet as a Human Right|journal=The New Atlantis|issue=32|pages=134–139|issn=1543-1215|jstor=43152664|language=en}}</ref> Karena menurut pemikirannya, menempatkan kebebasan internet sebagai hak asasi manusia dapat melemahkan arti hak asasi manusia itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, orang membayar, memiliki dan mengoperasikan server-server dan mengatakan seseorang memiliki hak atas server-server tersebut dan melakukan klaim atas hak. Beberapa negara membatasi penduduknya untuk melihat dan mengakses Internet hingga tingkat yang berbeda-beda.<ref>{{Cite web|date=26 Agustus 2019|title=Polarization, democracy, authoritarianism, internet, surveillance {{!}} Homeland Security Newswire|url=http://www.homelandsecuritynewswire.com/internet-freedom-league-how-push-back-against-authoritarian-assault-web|website=homelandsecuritynewswire|access-date=7 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Moloney Figliola|first=Patricia|date=22 Oktober 2013|title=Promoting Global Internet Freedom: Policy and Technology|url=https://fas.org/sgp/crs/row/R41837.pdf|website=Congressional Researh Service|archive-url=|archive-date=|access-date=7 Desember 2021|url-status=live|language=en}}</ref>


"Pada Juni 2012, kebebasan internet dinyatakan sebagai hak asasi manusia oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB."<ref>{{Cite journal|last=Carr|first=Madeline|year=2013|title=Internet freedom, human rights and power|url=https://saa-primo.hosted.exlibrisgroup.com/primo-explore/fulldisplay?docid=TN_informaworld_s10_1080_10357718_2013_817525&vid=UKY&search_scope=default_scope&tab=default_tab&lang=en_US&context=PC|journal=Australian Journal of International Affairs|archive-url=|archive-date=|access-date=7 Desember 2021|url-status=live|doi=10.1080/10357718.2013.817525|volume=67|issue=5|pp=621-637|language=en|doi-access=free}}{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Beberapa negara telah berusaha untuk melarang situs-situs web dan atau kata-kata tertentu yang akan membatasi kebebasan internet. "Sejak tahun 1990-an, pihak berwenang di Eropa telah membuat perusahaan-perusahaan teknologi Amerika memiliki standar privasi dan persaingan yang lebih tinggi daripada yang diwajibkan oleh pihak berwenang di Amerika Serikat. Otoritas Eropa juga telah berusaha untuk menghilangkan ujaran kebencian dari jaringan mereka yang ditoleransi oleh Amandemen Pertama tetapi ilegal di Eropa."<ref>{{cite web|url=https://knightcolumbia.org/content/failure-internet-freedom|title=The Failure of Internet Freedom|date=13 Juni 2018|last=Goldsmith|first=Jack|work=Knight First Amendment Institute|access-date=7 Desember 2021|language=en}}</ref>
"Pada Juni 2012, kebebasan internet dinyatakan sebagai hak asasi manusia oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB."<ref>{{Cite journal|last=Carr|first=Madeline|year=2013|title=Internet freedom, human rights and power|url=https://saa-primo.hosted.exlibrisgroup.com/primo-explore/fulldisplay?docid=TN_informaworld_s10_1080_10357718_2013_817525&vid=UKY&search_scope=default_scope&tab=default_tab&lang=en_US&context=PC|journal=Australian Journal of International Affairs|archive-url=|archive-date=|access-date=7 Desember 2021|url-status=live|doi=10.1080/10357718.2013.817525|volume=67|issue=5|pp=621-637|language=en|doi-access=free}}{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Beberapa negara telah berusaha untuk melarang situs-situs web dan atau kata-kata tertentu yang akan membatasi kebebasan internet. "Sejak tahun 1990-an, pihak berwenang di Eropa telah membuat perusahaan-perusahaan teknologi Amerika memiliki standar privasi dan persaingan yang lebih tinggi daripada yang diwajibkan oleh pihak berwenang di Amerika Serikat. Otoritas Eropa juga telah berusaha untuk menghilangkan ujaran kebencian dari jaringan mereka yang ditoleransi oleh Amandemen Pertama tetapi ilegal di Eropa."<ref>{{cite web|url=https://knightcolumbia.org/content/failure-internet-freedom|title=The Failure of Internet Freedom|date=13 Juni 2018|last=Goldsmith|first=Jack|work=Knight First Amendment Institute|access-date=7 Desember 2021|language=en}}</ref>


Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, semakin banyak informasi palsu yang diposting secara daring, mendorong banyak orang untuk tidak percaya apa yang mereka baca di internet. Hal ini menyulitkan, karena banyak orang menggunakan Internet untuk membaca berita dan informasi cuaca harian, dibandingkan dengan televisi. Perubahan ini terus berlanjut selama dekade terakhir dan akan terus meningkat. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan arus informasi dan memungkinkan informasi yang diperoleh lebih cepat dari sebelumnya. Peristiwa seperti pemilihan umum dan bencana diketahui dalam hitungan detik, bukan jam atau hari. [[Tiongkok]] memiliki jumlah pengguna Internet terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 330 juta orang, termasuk 70 juta bloger. Negara tersebut juga memiliki salah satu rezim sensor dan kontrol Internet yang paling canggih dan agresif di dunia.<ref>{{Citation|title=U.S. Initiatives to Promote Global Internet Freedom: Issues, Policy, and Technology|date=17 Maret 2010|author1=Patricia Moloney Figliola|author2=Kennon H. Nakamura|author3=Casey L. Addis|author4=Thomas Lum|url=https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a516461.pdf|website=Congressional Researh Service|access-date=7 Desember 2021|language=en}}</ref> Pada tahun 2020, Freedom House menempatkan Tiongkok sebagai negara terakhir dari 64 negara dalam kebebasan internet.<ref>{{Cite web|last=Cook|first=Sarah|title=5 Predictions for Beijing’s Assault on Internet Freedom in 2021|url=https://thediplomat.com/2020/12/5-predictions-for-beijings-assault-on-internet-freedom-in-2021/|date=10 Desember 2020|website=thediplomat.com|publisher=The Diplomat|access-date=7 Desember 2021}}</ref>
Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, semakin banyak informasi palsu yang diposting secara daring, mendorong banyak orang untuk tidak percaya apa yang mereka baca di internet. Hal ini menyulitkan, karena banyak orang menggunakan Internet untuk membaca berita dan informasi cuaca harian, dibandingkan dengan televisi. Perubahan ini terus berlanjut selama dekade terakhir dan akan terus meningkat. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan arus informasi dan memungkinkan informasi yang diperoleh lebih cepat dari sebelumnya. Peristiwa seperti pemilihan umum dan bencana diketahui dalam hitungan detik, bukan jam atau hari. [[Tiongkok]] memiliki jumlah pengguna Internet terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 330 juta orang, termasuk 70 juta bloger. Negara tersebut juga memiliki salah satu rezim sensor dan kontrol Internet yang paling canggih dan agresif di dunia.<ref>{{Citation|title=U.S. Initiatives to Promote Global Internet Freedom: Issues, Policy, and Technology|date=17 Maret 2010|author1=Patricia Moloney Figliola|author2=Kennon H. Nakamura|author3=Casey L. Addis|author4=Thomas Lum|url=https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a516461.pdf|website=Congressional Researh Service|access-date=7 Desember 2021|language=en}}</ref> Pada tahun 2020, [[Freedom House]] menempatkan Tiongkok sebagai negara terakhir dari 64 negara dalam kebebasan internet.<ref>{{Cite web|last=Cook|first=Sarah|title=5 Predictions for Beijing’s Assault on Internet Freedom in 2021|url=https://thediplomat.com/2020/12/5-predictions-for-beijings-assault-on-internet-freedom-in-2021/|date=10 Desember 2020|website=thediplomat.com|publisher=The Diplomat|access-date=7 Desember 2021}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 9 Januari 2024 08.18

Kebebasan Internet adalah istilah umum yang mencakup hak digital, kebebasan informasi, hak akses Internet, kebebasan dari sensor Internet dan netralitas net.[1][2][3][4]

Beberapa orang meyakini bahwa kebebasan internet tidak sama dengan hak asasi manusia.[5] Karena menurut pemikirannya, menempatkan kebebasan internet sebagai hak asasi manusia dapat melemahkan arti hak asasi manusia itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, orang membayar, memiliki dan mengoperasikan server-server dan mengatakan seseorang memiliki hak atas server-server tersebut dan melakukan klaim atas hak. Beberapa negara membatasi penduduknya untuk melihat dan mengakses Internet hingga tingkat yang berbeda-beda.[6][7]

"Pada Juni 2012, kebebasan internet dinyatakan sebagai hak asasi manusia oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB."[8] Beberapa negara telah berusaha untuk melarang situs-situs web dan atau kata-kata tertentu yang akan membatasi kebebasan internet. "Sejak tahun 1990-an, pihak berwenang di Eropa telah membuat perusahaan-perusahaan teknologi Amerika memiliki standar privasi dan persaingan yang lebih tinggi daripada yang diwajibkan oleh pihak berwenang di Amerika Serikat. Otoritas Eropa juga telah berusaha untuk menghilangkan ujaran kebencian dari jaringan mereka yang ditoleransi oleh Amandemen Pertama tetapi ilegal di Eropa."[9]

Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, semakin banyak informasi palsu yang diposting secara daring, mendorong banyak orang untuk tidak percaya apa yang mereka baca di internet. Hal ini menyulitkan, karena banyak orang menggunakan Internet untuk membaca berita dan informasi cuaca harian, dibandingkan dengan televisi. Perubahan ini terus berlanjut selama dekade terakhir dan akan terus meningkat. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan arus informasi dan memungkinkan informasi yang diperoleh lebih cepat dari sebelumnya. Peristiwa seperti pemilihan umum dan bencana diketahui dalam hitungan detik, bukan jam atau hari. Tiongkok memiliki jumlah pengguna Internet terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 330 juta orang, termasuk 70 juta bloger. Negara tersebut juga memiliki salah satu rezim sensor dan kontrol Internet yang paling canggih dan agresif di dunia.[10] Pada tahun 2020, Freedom House menempatkan Tiongkok sebagai negara terakhir dari 64 negara dalam kebebasan internet.[11]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Altman, Alex (20 Februari 2008). "A Coming Chill Over Internet Freedom?". Time (dalam bahasa Inggris). ISSN 0040-781X. Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  2. ^ Grammatis, Kosta (28 Mei 2014). Is it Possible to Wire the World? Meet the Guy Who Has a Plan to Make it Happen. Time (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  3. ^ Nicks, Denver (19 Maret 2014). "Russia's Youth Want Internet Freedom, Widening 'Censorship Gap'"Perlu langganan berbayar. Time (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  4. ^ Beech, Hannah (29 Oktober 2015). "China Scores Dead Last in Latest Internet-Freedom Survey"Perlu langganan berbayar. Time (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  5. ^ Sterner, Eric R. (2011). "The Folly of Internet Freedom: The Mistake of Talking About the Internet as a Human Right". The New Atlantis (dalam bahasa Inggris) (32): 134–139. ISSN 1543-1215. JSTOR 43152664. 
  6. ^ "Polarization, democracy, authoritarianism, internet, surveillance | Homeland Security Newswire". homelandsecuritynewswire. 26 Agustus 2019. Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  7. ^ Moloney Figliola, Patricia (22 Oktober 2013). "Promoting Global Internet Freedom: Policy and Technology" (PDF). Congressional Researh Service (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  8. ^ Carr, Madeline (2013). "Internet freedom, human rights and power". Australian Journal of International Affairs (dalam bahasa Inggris). 67 (5): 621–637. doi:10.1080/10357718.2013.817525alt=Dapat diakses gratis. Diakses tanggal 7 Desember 2021.  [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ Goldsmith, Jack (13 Juni 2018). "The Failure of Internet Freedom". Knight First Amendment Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  10. ^ Patricia Moloney Figliola; Kennon H. Nakamura; Casey L. Addis; Thomas Lum (17 Maret 2010), "U.S. Initiatives to Promote Global Internet Freedom: Issues, Policy, and Technology" (PDF), Congressional Researh Service (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 7 Desember 2021 
  11. ^ Cook, Sarah (10 Desember 2020). "5 Predictions for Beijing's Assault on Internet Freedom in 2021". thediplomat.com. The Diplomat. Diakses tanggal 7 Desember 2021.