Lompat ke isi

Murry: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan mengubah tanggal lahir atau meninggal [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(56 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox artis indonesia
{{Infobox person
|name = {{PAGENAME}}
| name = {{PAGENAME}}
| image = Koes Plus (Jakarta 1969) 2 Majalah VARIANADA Edisi 161 Tahun 1974.png
|image =
| caption = Murry saat bermain drum. Dimuat dalam majalah ''Varianada'' edisi 161, 1974.
|imagesize =
| alt =
|caption =
| birth_name = Kasmuri
|birthdate = {{birth date|1949|06|18}}
| birth_date = {{birth date|1949|06|18}}
|birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| birth_place = [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
|birthname = Kasmuri
| baptised =
|othername =
| disappeared_date =
|deathdate = {{death date and age|2014|2|1|1949|6|19}}
| disappeared_place =
|deathplace = {{negara|Indonesia}} [[Bekasi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| disappeared_status =
|yearsactive =[[1963]] - [[2014]]
| death_date = {{death date and age|2014|2|1|1949|6|19}}
|occupation = [[Penyanyi]], [[Drummer]], [[Pencipta lagu]]
| death_place = [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|spouse = Uke Octoerina Murry <br> Vero Murry (Yanti Nurhayanti) <ref>http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah</ref>
| death_cause =
|children = '''Pernikahan dari Uke''':<br> Riske Murry <br> Rizzy Murry <br> Rico Valentino Murry <br>
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| burial_place =
| burial_coordinates =
| monuments =
| nationality =
| other_names =
| siglum =
| citizenship =
| education =
| alma_mater =
| occupation = [[Penyanyi]], [[Drummer]], [[Gitaris]], [[Pencipta lagu]]
| years_active = [[1963]]–[[2014]]
| era =
| employer =
| organization =
| agent = <!-- Discouraged in most cases, specifically when promotional, and requiring a reliable source -->
| known_for =
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works"; or by |label_name=, which produces label "Label(s)" -->
| style =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| television =
| title = <!-- Formal/awarded/job title. The parameter |office=may be used as an alternative when the label is better rendered as "Office" (e.g. public office or appointments) -->
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| movement =
| opponents =
| boards =
| criminal_charges = <!-- Criminality parameters should be supported with citations from reliable sources -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse = Uke Octoerina Murry <br> Vero Murry (Yanti Nurhayanti) <ref>http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah</ref>
| partner =
| children = '''Pernikahan dari Uke''':<br> Riske Murry <br> Rizzy Murry <br> Rico Valentino Murry <br>
'''Pernikahan dari Vero Murry''': <br> Anggi Risti
'''Pernikahan dari Vero Murry''': <br> Anggi Risti
|parents =Brontoredjo<ref>https://www.facebook.com/public/Rico-Murry</ref>
| parents = Brontoredjo<ref>https://www.facebook.com/public/Rico-Murry</ref>
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
|religion = [[Islam]]
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
|website =
| relatives = [[Ariel Tatum]] ([[cucu]])<ref>http://seleb.tempo.co/read/news/2014/02/03/111550699/Ariel-Tatum-Sedih-Mengenang-Murry-Kakeknya</ref><br> [[Joice Erna]] ([[besan]])
|currentmembers = [[Koes Plus]], [[Murry's Group]]
| family =
|pastmembers =[[Koes Plus]]
| callsign =
|partner = [[Ariel Tatum]], [[Anissa Risdiananda]], [[Ajeng Nur Azmia]], [[Damas]], [[Jovan]] (cucu)<ref>http://seleb.tempo.co/read/news/2014/02/03/111550699/Ariel-Tatum-Sedih-Mengenang-Murry-Kakeknya</ref>
| awards =

| website =
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| signature =
| signature_size =
| signature_alt =
| footnotes =
}}
{{#if:||
}}
}}


'''Kasmuri''' atau '''Murry''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|18|6|1949|[[Bekasi]], [[Jawa Barat]]|1|2|2014}}) adalah salah satu dari empat personel grup musik [[Koes Plus]]. Dalam band ini ia terutama memainkan alat musik [[drum]]. Selain itu, ia juga kerap mengisi vokal latar dan pada beberapa lagu ia merupakan vokalis utama. Ia adalah satu-satunya anggota [[Koes Plus]] yang bertahan paling lama bukan dari keluarga Koeswoyo.
'''Kasmuri''' atau lebih dikenal dengan nama '''Murry''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|18|6|1949|[[Bekasi]], [[Jawa Barat]]|1|2|2014}}) adalah personel pemain drum dari grup musik [[Koes Plus]], ia juga berperan menciptakan beberapa lagu Koes Plus dan menyanyikan sendiri sebagian lagunya. Murry adalah salah satu dari 2 personel asli Koes Plus yang bukan dari keluarga Koeswoyo, bersama seorang musisi bernama '''Adji Kartono''' atau lebih dikenal sebagai [[Totok Adji Rachman]] sebagai pemain bass, tetapi Totok A.R. hanya aktif pada awal-awal terbentuknya Koes Plus dan pembuatan album pertamanya, "Dheg-Dheg Plas". Totok kemudian digantikan oleh [[Yok Koeswoyo]] dan tidak aktif lagi, sedangkan Murry tetap aktif bersama Koes Plus.


== Karier ==
== Karier ==
=== Patas Band ===
=== Patas Surabaya ===
Murry adalah drummer asal [[Surabaya]] anggota dari '''Band Patas''' milik [[Kejaksaan]]. Band ini mulai dibentuk oleh empat pemuda di Surabaya pada tahun tahun 1963. Mereka adalah '''Edmond Rumampar''' sebagai pemain gitar utama, '''Maxie Mamiri''' sebagai pemain gitar pengiring, '''Wempy Tanasale''' sebagai pemain bass, dan Murry sebagai drummer. Band ini bermain tetap di Kejaksaan. Hal itu mereka lakoni meski dengan taruhan popularitas yang terbatas. Mereka Kemudian hijrah ke ibu kota di awal tahun 1970-an. Di [[Jakarta]] perantau dari Kota Buaya ini tinggal serumah, susah senang ditanggung bersama karena belum mempunyai pekerjaan tetap. Selain itu penghasilan sebagai anak band masih sulit didapat. Akhirnya band ini bisa hidup meski dalam keterbatasan dengan tampil di berbagai acara dan kesempatan yang bisa mereka dapatkan.
Murry berasal dari [[Surabaya]], Jawa Timur dan memulai karir bermusiknya sebagai gitaris grup musik '''Patas''' milik Kejaksaan. Grup band ini dibentuk pada tahun 1963 dan terdiri dari empat pemuda asal Surabaya, yaitu Murry sebagai pemain gitar utama, '''Maxie Mamiri''' sebagai pemain gitar pengiring, '''Wempy Tanasale''' sebagai pemain bass, dan '''Syech Abidin''' sebagai drummer. Band ini bermain tetap di Kejaksaan. Pada tahun 1966, Syech Abidin terpaksa keluar dari band ini karena bergabung ke [[AKA (grup musik)|AKA]] dan mendirikan [[SAS (grup musik)|SAS]]. Posisi drummer kemudian di isi oleh Murry. Namun, Patas yang sedang banyak mengalami cobaan akhirnya bisa memulihkan diri. '''Edmond Rumampar''' (gitar utama) kemudian direkrut ke dalam Patas untuk mengisi posisi gitar utama menggantikan Murry. Hal itu mereka lakoni meski dengan taruhan popularitas yang terbatas. Mereka Kemudian hijrah ke ibu kota di awal tahun 1970-an. Di [[Jakarta]] perantau dari Kota Buaya ini tinggal serumah, susah senang ditanggung bersama karena belum mempunyai pekerjaan tetap. Selain itu penghasilan sebagai anak band masih sulit didapat. Akhirnya band ini bisa hidup meski dalam keterbatasan dengan tampil di berbagai acara dan kesempatan yang bisa mereka dapatkan.


Di sela waktunya, para anggota band ini kerap mengisi ''session'' dengan band-band lain secara perseorangan. Tak terkecuali Murry. Ia kerap membantu banyak ''backing'' group [[Zaenal Combo]] pimpinan [[Zaenal Arifin]] yang banyak menelurkan album lagu-lagu Populer dan Pop [[Minangkabau]]. Kepiawaiannya dalam menabuh drum membuat namanya cukup dikenal oleh banyak band di Jakarta saat itu.
Di sela waktunya, para anggota band ini kerap mengisi ''session'' dengan band-band lain secara perseorangan. Tak terkecuali Murry. Ia kerap membantu banyak ''backing'' group [[Zaenal Combo]] pimpinan [[Zaenal Arifin]] yang banyak menelurkan album lagu-lagu Populer dan Pop [[Minangkabau]]. Kepiawaiannya dalam menabuh drum membuat namanya cukup dikenal oleh banyak band di Jakarta saat itu.


=== Masuk Koes Plus ===
=== Koes Plus ===
{{main|Koes Plus}}
Murry resmi meninggalkan Band Patas pada tahun 1968. Murry direkomendasikan oleh temannya yang bernama '''Tommy Darmo''' kepada [[Yon Koeswoyo]] salah seorang personel [[Koes Bersaudara]]. Waktu itu [[Tonny Koeswoyo]] pimpinan band itu sedang membutuhkan seorang pemain drum untuk menggantikan posisi adiknya [[Nomo Koeswoyo]]. Nomo sudah tidak bisa fokus bermusik bersama saudara-saudaranya dalam Koes Bersaudara. Setelah melihat permainan drum Murry, Tonny menunjukkan ketertarikannya karena sesuai dengan harapannya. Pukulannya dinilai Tonny begitu keras dan variatif. Disamping itu Murry juga handal mencipta lagu. Sejak itu ia resmi direkrut oleh Tonny untuk memperkuat bandnya dan ia pun mengundurkan diri dari Band Patas. Keluarnya Murry dari Band Patas, membuat band tersebut bubar dengan sendirinya.
Sekitar tahun 1968, Murry bergabung dengan grup musik pimpinan [[Tonny Koeswoyo]] yang sebelumnya bernama [[Koes Bersaudara]]. Murry direkomendasikan kepada Tonny melalui rekannya, Tommy Darmo, saat itu Tonny sedang memerlukan personel pemain drum untuk menggantikan adiknya, [[Nomo Koeswoyo]], yang dianggap sudah tidak bisa fokus sepenuhnya bermusik bersama Tonny dan kedua adiknya yang lain. Setelah bertemu dan menguji permainan drum Murry, Tonny tertarik dan menilai pukulan drumnya begitu keras dan bervariatif, Murry pun resmi direkrut oleh Tonny sebagai personel pemain drum dan mengundurkan diri dari band Patas. Keluarnya Murry dari Patas pun membuat grup musik tersebut bubar dengan sendirinya.


Walaupun sempat mendapat protes keras dari adik bungsunya, [[Yok Koeswoyo]], yang kecewa dan kemudian memilih ikut keluar dari grup musik bersama Nomo, Tonny tetap teguh meneruskan grup musik bersama adik keduanya, [[Yon Koeswoyo]] sebagai vokalis dan pemain ''rythm'' gitar, Murry sebagai pemain drum, dan Adji Kartono alias [[Totok Adji Rachman]] sebagai pemain bass. Nama grup musik kemudian diganti menjadi '''[[Koes Plus]]''', mereka segera berkarya dan menghasilkan album pertamanya, "Dheg Dheg Plas". Pada awalnya, album pertama Koes Plus tidak terlalu mendapat perhatian, piringan hitam pertama mereka sempat ditolak beberapa penjual musik, lagu-lagu mereka terutama "Kelelawar" bahkan sempat diremehkan. Karena tanggapan yang terkesan buruk ini, Murry sempat kecewa dan memutuskan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur, ia juga membagi-bagikan piringan album pertama Koes Plus kepada kenalan-kenalannya, Murry juga sempat bekerja di pabrik gula serta bermusik bersama [[Gombloh]] dalam grup musik [[Lemon Trees]].
Koes Plus merekam debut mereka di bawah label '''Melody Records''', sebuah album yang berisi antaranya lagu superkeras berjudul ''Kelelawar''. Kasmuri yang kemudian akrab dipanggil Murry, dan '''Adji Kartono''' alias '''Totok AR''' (''bass player'' perdana Koes Plus) menjadi “Plus” di antara para “Koes”. Totok yang merupakan adik kandung dua gitaris [[Dara Puspita]] ('''Titiek AR''' dan '''Lies AR''') permainan bassnya begitu mewarnai album Dheg Dheg Plas (1969). Ia mampu mengimbangi pukulan drum Murry.


Tonny yang tidak berputus asa kemudian menyusul Murry di Jember untuk diajak kembali bersamanya ke Jakarta, keadaan pun mulai "memihak" Koes Plus setelah beberapa lagu pertama mereka seperti "Kelelawar" mulai sering diputar di radio RRI, masyarakat pun mulai mencari-cari piringan lagu Koes Plus. Posisi Totok sebagai pemain bass kemudian digantikan oleh Yok yang sebelumnya sempat antipati, sedangkan Murry tetap bergabung sebagai pemain drum dan satu-satunya personel asli dari luar keluarga Koeswoyo yang aktif. Popularitas Koes Plus lalu menguat setelah mereka tampil di Jambore Band di Senayan, [[Jakarta]] tahun 1972, semua peserta menyanyikan lagu berbahasa Inggris, hanya Koes Plus yang berani menyanyikan lagu bahasa Indonesia dan ciptaan mereka sendiri. Popularitas Koes Plus pun melesat dan membuat mereka menjadi kiblat musik [[pop]] dan ''[[rock and roll]]'' di Indonesia selama dekade 1970-an, serta salah satu grup musik yang paling lama berdiri dan produktif menghasilkan banyak lagu dan album.
Namun penjualan album I ini tak seperti yang mereka harapkan. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Murry sempat ngambek dan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Di sana ia bekerja di pabrik gula sambil bermain band bersama [[Gombloh]] dalam grup musik '''[[Lemon Tree's Anno '69]]'''. Tonny kemudian menyusul Murry ke Jember untuk diajaknya kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di [[RRI]], orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya ''“Derita”'', ''“Kembali ke Jakarta”'', ''“Malam Ini”'', ''“Bunga di Tepi Jalan”'' hingga lagu ''“Cinta Buta”'', Koes Plus mulai mendominasi musik Indonesia waktu itu di tangga musik radio.


Bersama Koes Plus, Murry mengarang banyak lagu yang sebagian diantaranya menjadi populer sampai kini, seperti ''Pelangi'', ''Doa Suciku'', ''Bertemu dan Berpisah'', ''Hidup Tanpa Cinta'', ''Semanis Rayuanmu'', ''Kau Bina Hidup Baru'', ''Ayah dan Ibu'', ''Bujangan'', ''Pak Tani'' (pop bahasa Jawa), ''Mobil Tua'', ''Cobaan Hidup'', ''Cubit-cubitan'', dll. Lagu Pelangi bahkan mampu menguatkan kembali popularitas Koes Plus yang sempat melemah pada awal tahun 1974. Tonny sendiri pun hampir selalu terlibat memberi backing vocal untuk setiap lagu yang diciptakan Murry. Mungkin ini sebagai bentuk sikap perlakuan istimewa Tony sebagai pimpinan Koes Plus terhadap anggota yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Dengan demikian Murry tidak merasa menjadi orang lain dalam Koes Plus. Sebagai pemain drum dia tidak hanya sebagai pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus. Mendengarkan lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan terasa beda begitu mendengar pukulan drumnya. Kombinasi pukulan drumnya dan permainan [[keyboard]] Tonny Koeswoyo, banyak mewarnai intro lagu Koes Plus.
Pada album Koes Plus volume II pada tahun 1970, Tonny berhasil membujuk kembali adik laki-laki terkecilnya [[Yok Koeswoyo]] untuk bergabung dengan Koes Plus. Sejak itu Yok pun resmi bergabung menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Totok AR. Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak secara ''live'' setelah tampil membawakan lagu ''Derita'' serta ''Manis Dan Sayang'' dalam acara Jambore Band di [[Istora Senayan]] November 1970. Saat itu Koes Plus tampil bersama band [[Panbers]] dan beberapa band sohor lainnya. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu ciptaan sendiri berbahasa Indonesia. Sejak itu popularitas Koes Plus seolah tak terbendung dan merajai industri musik Indonesia. Terlebih setelah Koes Plus berpindah ke label '''Remaco''' yang dipimpin '''Eugene Timothy'''. Koes Plus akhirnya menjadi mesin hits yang terus dipacu tiada henti oleh Remaco.


=== Murry's Group ===
Murry tetap setia berada dalam Koes Plus meski Totok AR tak lagi memperkuat Koes Plus pada tahun 1970. Bersama Koes Plus, Murry mencipta beberapa lagu Koes Plus yang populer, seperti: ''Pelangi'', ''Doa Suciku'', ''Bertemu dan Berpisah'', ''Hidup Tanpa Cinta'', ''Semanis Rayuanmu'', ''Kau Bina Hidup Baru'', ''Ayah dan Ibu'', ''Bujangan'', ''Pak Tani'' (pop bahasa Jawa), ''Mobil Tua'', ''Cobaan Hidup'', ''Cubit-cubitan'', dll. Lagu Pelangi bahkan mampu mengatrol kembali pamor Koes Plus yang sempat mengendur di awal tahun 1974.
Menjelang dekade 1980-an, popularitas Koes Plus mulai melemah, Tonny beserta kedua adiknya kembali membentuk grup band "Koes Bersaudara" bersama Nomo sehingga Murry harus merelakan posisinya. Tidak mau diam dan menganggur begitu saja, Murry lalu membentuk grup musik sendiri yang ia beri nama '''Murry's Group''', grup musik ini terdiri dari Murry sendiri dan tiga rekannya, '''Uki''', '''Pius''', dan '''Bian Assegaf''', yang sebelumnya bergabung dalam grup musik "Yeah-yeah Boys" asal Surabaya. Grup band ini kemudian menghasilkan album pertamanya yang bertajuk "''Sweet Melody''". Murry yang sudah terbiasa melantunkan vokal semasa di Koes Plus (antara lain lagu "Pak Tani", "Desember", dan "Penyanyi Muda") tidak menemui kesukaran dalam berolah vokal dalam group di mana ia menjadi figur sentral.


Dalam perkembangannya, Murry’s Group telah menghasilkan beberapa album, meliputi "''Sweet Melody''", "Besi Tua", album "Pop Jawa", album "Pop Melayu" dan satu album lagi sejenis album nostalgia. Semua proses rekamannya dilakukan di studio rekaman '''PT. Remaco Ltd'''. Masih pada tahun yang sama, Murry’s Group melahirkan beberapa album lagi dengan dapur rekaman di '''Irama Tara''', tetapi kali ini terjadi perubahan formasi anggota, yakni '''Murry''', '''Uki''', '''Pius''', dan '''Harry Ch'''. Album yang dirilis di Irama Tara ini meliputi "Pop Melayu vol.1", "Disco Pop vol.1", album Anak Cucu – Pop Indonesia vol.3. Seperti halnya Koes Plus, anggota Murry's Group juga piawai mengarang lagu seperti Murry (''Mari Berdansa''), Harry (''Nenek Tua'', ''Goyang''), Uki (''Malam Sunyi'', ''Hanya Kenangan'') dan Pius (''Tetap Kucari''). Kesuksesan band ini juga terlihat ketika mereka mengeluarkan album pop Indonesia bertajuk "Anak Cucu" yang berhasil memecahkan rekor penjualan kaset di seluruh Indonesia tahun 1978. Selain itu mereka juga sempat mengeluarkan album Pop Disco yang cenderung berkiblat pada lagu-lagu Disco Barat era itu.
Tonny Koeswoyo sendiri pun hampir selalu terlibat memberi backing vocal untuk setiap lagu yang diciptakan Murry. Mungkin ini sebagai bentuk sikap perlakuan istimewa Tony sebagai pimpinan Koes Plus terhadap anggota yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Dengan demikian Murry tidak merasa menjadi orang lain dalam Koes Plus. Sebagai pemain drum dia tidak hanya sebagai pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus. Mendengarkan lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan terasa beda begitu mendengar pukulan drumnya. Kombinasi pukulan drumnya dan permainan [[keyboard]] Tonny Koeswoyo, banyak mewarnai intro lagu Koes Plus.


Murry’s Group selalu muncul setiap kali Koes Plus vakum dalam kegiatan bermusik. Akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an, group Koes Plus dan Koes Bersaudara eksis dua-duanya. Seolah ada pengaturan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing band untuk muncul dan yang lain untuk sementara diistirahatkan. Murry memang enggan berdiam diri walau hanya dalam waktu yang singkat. Mungkin juga karena rindu yang membumbung tinggi kelangit-langit bila dia tidak menggebuk drum. Keadaan ini terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 1979, Murry’s Group hadir dengan satu album yang bertajuk "Cium". Kemudian pada tahun 1988, Murry’s Group juga hadir dengan satu album yang diberinya judul "Si Rambut Panjang".
=== Kevakuman Koes Plus dan Terbentuknya Murry's Group ===
Pada 1977 Koes Plus sempat vakum. Kejenuhan dan kehabisan ide dalam bermusik terlihat dari penurunan pencapaian hasil penjualan kaset Koes Plus yang terus menurun. Hingga akhirnya produser '''Remaco''' tempat mereka bernaung selama masa kejayaannya, mengusulkan agar Koes Bersudara dihidupkan kembali. Hal itu disetujui oleh para personel dari keluarga Koeswoyo. Bergabungnya kembali Nomo Koeswoyo sebagai drummer sekaligus menghidupkan kembali [[Koes Bersaudara]] membuat Murry pun harus merelakan kursi drumnya. Album I Koes Bersaudara yang dirilis bertajuk ''Kembali'' ternyata juga amat meledak, dan hingga kini bisa dikatakan sebagai lagu wajib para penggemar Koes Plus/Bersaudara.


=== Solo Karier ===
Murry yang terdepak tidak mau menganggur begitu saja. Ia pun kemudian mendirikan sebuah group band baru yang ia beri nama '''''Murry’s Group'''''. Murry’s Group beranggotakan '''Murry''', '''Bian''', '''Ukky''', dan '''Pius'''. Group ini menelurkan album ''Kursi Emas/Selamat Tinggal Saudaraku''. Murry yang memang sudah terbiasa melantunkan vokal semasa di Koes Plus (antara lain lagu ''Pak Tani'', ''Desember'', ''Penyanyi Muda'') tidak menemui kesukaran dalam berolah vokal dalam group di mana ia menjadi figur sentral.
Selain dengan Koes Plus dan Murry's Group, Murry sempat pula merilis sebuah solo album pada masa itu bertajuk ''Sweet Melodies'', yang berisi lagu-lagu seperti ''Papi Mamiku'', ''Indria'', dan ''Kesunyian''.
Dalam formasi ini Murry’s Group melahirkan beberapa album, antara lain: album Sweet Melody, album Besi Tua, album Pop Jawa, album Pop Melayu dan ada satu album lagi sejenis album nostalgia. Semua proses rekamannya dilakukan di dapur studio '''PT. Remaco Ltd'''. Namun masih pada tahun yang sama, Murry’s Group melahirkan beberapa album lagi dengan dapur rekaman di '''Irama Tara'''. Namun kali itu terjadi perubahan formasi anggota, yakni: '''Murry''', '''Ukky''', '''Pius''', dan '''Harry Ch'''. Album yang dirilis di Irama Tara ini antara lain: Pop Melayu vol.1, Pop Disco vol.1, album Anak Cucu – pop Indonesia vol.3. Seperti halnya Koes Plus, anggota Murry's Group pun piawai menciptkan lagu seperti Murry (''Mari Berdansa''), Harry (''Nenek Tua'', ''Goyang''), Ukky (''Malam Sunyi'', ''Hanya Kenangan'') dan Pius (''Tetap Kucari'').


Murry juga memberikan lagunya untuk dinyanyikan oleh penyanyi lain. Diantaranya ada 2 (dua) buah lagu yang diciptakannya untuk [[Eddy Silitonga]] yang masing-masing berjudul ''“Mama”'' dan ''”Tak Rela”''. Kedua lagu itu menjadi hits dan meledak di pasaran mendongkrak popularitas Eddy Silitonga yang sedang berada di puncak kejayaannya masa itu. Lagu-lagu ini timbul sebagai jeritan hati Murry yang sampai saat ini masih dirundung oleh kenyataan hidup yang pahit.
Kesuksesan band ini juga terlihat ketika mereka mengeluarkan album pop Indonesia bertajuk Anak Cucu yang berhasil memecahkan rekor penjualan kaset di seluruh Indonesia tahun 1978. Selain itu mereka juga sempat mengeluarkan album Pop Disco yang cenderung berkiblat pada lagu-lagu Disco Barat era itu.

=== Solo Karier dan Pencipta Lagu ===
Selain dengan Murry's Group, Murry sempat pula merilis sebuah solo album pada masa itu bertajuk ''Sweet Melodies'', yang berisi lagu-lagu seperti ''Papi Mamiku'', ''Indria'', dan ''Kesunyian''.

Murry juga menmberikan lagunya untuk dinyanyikan oleh penyanyi lain. Diantaranya ada 2 (dua) buah lagu yang diciptakannya untuk [[Eddy Silitonga]] yang masing-masing berjudul ''“Mama”'' dan ''”Tak Rela”''. Kedua lagu itu menjadi hits dan meledak di pasaran mendongkrak popularitas Eddy Silitonga yang sedang berada di puncak kejayaannya masa itu. Lagu-lagu ini timbul sebagai jeritan hati Murry yang sampai saat ini masih dirundung oleh kenyataan hidup yang pahit.


=== Kembali ke Koes Plus ===
=== Kembali ke Koes Plus ===
Reuni Koes Bersaudara ternyata tak berlangsung lama, group itu pun vakum karena tidak mendapatkan tanggapan pasar yang memuaskan. Murry dihubungi oleh Tonny Koeswoyo untuk menghidupkan kembali Koes Plus. Ia pun menyetujuinya, karena merasa sudah sejiwa dengan ketiga rekannya Koeswoyo tersebut. Sejak itu Koes Plus pun kembali menyatu pada tahun 1978. Ia pun menciptakan sebuah lagu yang menandai kembalinya ia ke dalam band Koes plus yang ia berjudul ''Bersama Lagi'' dan ''Pilih Satu''.
Reuni "Koes Bersaudara" ternyata hanya berlangsung sebentar karena kurang mendapatkan tanggapan pasar yang memuaskan. Murry kemudian diajak Tonny bersama Yon dan Yok membentuk kembali "Koes Plus", ia pun menyetujuinya karena merasa sudah sejiwa dengan ketiga rekan bersaudaranya tersebut. Murry pun menciptakan sebuah lagu yang menandai kembalinya ke dalam band Koes plus yang diberi judul ''Bersama Lagi'' dan ''Pilih Satu''.


Menjelang berakhirnya dasawarsa 1970-an, Remaco yang pernah tercatat sebagai label rekaman terbesar se-[[Asia Tenggara]] harus gulung tikar. Koes Plus pun ‘dipindah’ ke '''Purnama Records''', di mana mereka kemudian merekam album-album seperti “Cubit-Cubitan“, “Aku dan Kekasihku“, “Bersama Lagi“, dan “Melati Biru“ . Namun demikian, seiring dengan munculnya trend lagu-lagu sendu ala [[Iis Sugianto]] yang dirilis label '''Lolypop''' milik [[Rinto Harahap]] ([[The Mercys]]) dan juga [[Ebiet G Ade]], kepopuleran Koes Plus pun menjadi surut. Era 1980-an bisa dikatakan adalah era yang sukar untuk mereka jalani, karena masa emas dengan penjualan meledak dan tawaran manggung bertubi-tubi telah berakhir. Namun demikian, mereka masih bisa menelurkan album-album dengan materi yang terbilang dahsyat seperti “Asmara“ (1981), “Da Da Da“ (1983), ataupun “Cinta Di Balik Kota“ (1987), dan tetap muncul di acara-acara [[TVRI]].
Menjelang berakhirnya dasawarsa 1970-an, Remaco yang pernah tercatat sebagai label rekaman terbesar se-[[Asia Tenggara]] harus gulung tikar. Koes Plus pun ‘dipindah’ ke '''Purnama Records''', di mana mereka kemudian merekam album-album seperti “Cubit-Cubitan“, “Aku dan Kekasihku“, “Bersama Lagi“, dan “Melati Biru“ . Namun demikian, seiring dengan munculnya trend lagu-lagu sendu ala [[Iis Sugianto]] yang dirilis label '''Lolypop''' milik [[Rinto Harahap]] ([[The Mercys]]) dan juga [[Ebiet G Ade]], kepopuleran Koes Plus pun menjadi surut. Era 1980-an bisa dikatakan adalah era yang sukar untuk mereka jalani, karena masa emas dengan penjualan meledak dan tawaran manggung bertubi-tubi telah berakhir. Namun demikian, mereka masih bisa menelurkan album-album dengan materi yang terbilang dahsyat seperti “Asmara“ (1981), “Da Da Da“ (1983), ataupun “Cinta Di Balik Kota“ (1987), dan tetap muncul di acara-acara [[TVRI]].


=== Antara Murry's Group dan Koes Plus ===
=== Koes Plus Pasca Meninggalnya Tonny Koeswoyo ===
Pada tahun 1987, [[Tonny Koeswoyo]] selaku pemimpin grup musik Koes Plus meninggal dunia. Tak saja rasa kehilangan yang menggayuti kalbu para personel Koes Plus dan juga para penggemarnya, ketidakyakinan akan terus berkibarnya bendera Koes Plus tanpa Tonny juga dirasakan sebagai hal yag begitu berat dijalani, termasuk oleh Murry. Sebelum meninggal, almarhum Tonny sempat berwasiat agar Koes Plus tetap berkibar. Ketiga personel Koes Plus yang tersisa, Yon, Yok, dan Murry terus bermusik walau dengan personel pengganti Tonny yang sering berganti-ganti, mereka sempat menghasilkan beberapa album baru hingga awal 1990-an seperti "AIDS" (1987) dan "Pop Melayu Amelinda" (1991). Sampai akhirnya pada tahun 1993, Koes Plus yang terdiri dari 3 personel asli kembali menarik perhatian publik dengan mengadakan berbagai konser ''show come-back'' bersama 1 personel tambahan yaitu '''[[Abadi Soesman]]''', konser mereka yang berlangsung sukses membuktikan bahwa Koes Plus masih banyak digemari masyarakat. Selanjutnya, Koes Plus masih sempat berkarya menghasilkan beberapa album dan menggelar konser dengan personel tambahan yang berganti-ganti, sampai akhirnya [[Yok Koeswoyo]] selaku personel pemain bass dan vokal memilih mengundurkan diri pada tahun 1997 dan beristirahat dari dunia panggung.
Murry’s Group selalu hadir setiap kali Koes Plus vakum dalam kegiatan. Akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an group Koes Plus dan Koes Bersaudara eksis dua-duanya. Seolah ada pengaturan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing band untuk muncul dan yang lain sementara diistirahatkan. Murry memang enggan berdiam diri walau itu dalam waktu yang singkat. Mungkin juga karena rindu yang membumbung tinggi kelangit-langit bila dia tidak menggebuk drum. Keadaan ini terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 1979, Murry’s Group hadir dengan satu album yang bertajuk “Cium“. Kemudian pada tahun 1988, Murry’s Group juga hadir dengan satu album yang diberinya judul “Sirambut panjang“.


Pasca reformasi, Koes Plus hanya menyisakan [[Yon Koeswoyo]] sebagai vokalis utama dan pemain ''rythm guitar'', serta [[Murry]] sebagai pemain drum, mereka kemudian dibantu dengan 2 personel tambahan yaitu '''Andolin Sibuea''' sebagai pemain keyboard dan ''lead guitar'', serta '''Jack Kashbie''' sebagai pemain bass. Formasi yang terbentuk sejak 1998 ini sempat menghasilkan 2 album dan mampu bertahan selama hampir 7 tahun, Murry dan Yon Koeswoyo menjadi 2 personel asli yang paling lama mengusung Koes Plus, keduanya lebih dari dua dekade mengarungi industri musik Indonesia bersama-sama dalam group Koes Plus.
=== Koes Plus Pasca Wafatnya Tonny Koeswoyo ===
Pada tahun 1987 motor dan inspirator Koes Plus Tonny Koeswoyo meninggal dunia. Tak saja rasa kehilangan yang menggayuti kalbu para personel Koes Plus dan juga para penggemarnya, ketidakyakinan akan terus berkibarnya bendera Koes Plus tanpa Tonny juga dirasakan sebagai hal yag begitu berat dijalani, termasuk oleh Murry.


=== Membentuk kembali Murry's Group ===
Sebelum meninggal almarhum Tonny sempat berwasiat agar Koes Plus tetap berkibar. Para personel Koes Plus yang tersisa tetap merekam album-album seperti “AIDS“ (1987), “Pop Melayu Amelinda“ (1991). Namun penjualan album-album tersebut tak semeledak pada era 1970-an. Hingga akhirnya pada tahun 1993, band ini kembali menggebrak publik tanah air dengan berbagai show ''come back''nya. Dari situ terlihat bahwa band ini masih memiliki begitu banyak penggemar setia yang merindukan masa keemasan mereka terbukti dengan membludak dan suksesnya show Koes Plus walaupun tiket yang dijual begitu mahal pada awalnya.
Sekitar tahun 2004, terjadi perselisihan antara Murry dan kedua personel lainnya, Andolin dan Jack, dengan Yon Koeswoyo yang dipicu oleh semakin samar dan tidakjelasnya manajemen dan honor Koes Plus, formasi ini pun terpaksa berakhir. Murry kemudian membentuk kembali Murry's Group dengan personel yang berbeda dari Murry's Group awal yang dibentuk tahun 1978, formasi baru ini terdiri dari Andolin Sibuea sebagai pemain keyboard dan ''lead guitar'', Jack Kashbie sebagai pemain bass, dan Suwarno "B-Flat" atau lebih dikenal dengan nama "Arwet" sebagai pemain ''rythm guitar'' dan vokal utama. Murry's Group formasi ini sempat menghasilkan satu album bertajuk "Kado Buat Sahabat" dengan hits "Amit-Amit Jabang Bayi" pada tahun 2006.


Eksistensi Murry's Group sempat menghilang kembali dari publik, sampai akhirnya muncul lagi pada tahun 2010 tetapi dengan formasi yang berbeda lagi. Formasi terakhir ini terdiri dari Murry, Arwet, Iwon S., Tubagus Arif, Heru dan Ivan, sebagian personelnya adalah personel grup band "B-Flat" yang merupakan salah satu band pelestari lagu-lagu Koes Plus. Formasi ini sempat menghasilkan satu album Pop Jawa Reggae bertajuk "Tresno Banget".
Hingga pada 1994, bersama dengan [[Damon Koeswoyo]] yang tak lain adalah putera Tonny Koeswoyo, mereka merilis album bertajuk “ Tak Usah Kau Sesali “. Setelah itu muncullah album-album lain yang melibatkan musisi-musisi besar seperti [[Dedy Dores]] (ex Freedom of Rhapsodia), [[Ian Antono]] ([[God Bless]]), dan [[Abadi Soesman]]. Karena satu dan lain hal, pada paruh kedua dekade 90-an Yok Koeswoyo memutuskan untuk mengundurkan diri dan lebih menekuni kehidupan sebagai petani di [[Banten]]. Posisi Yok kemudian digantikan oleh [[Andolin Sibuea]] dan [[Jack Kashbie]] memegang keyboard yang dulu dilakukan oleh alm. Tonny Koeswoyo. Formasi ini bertahan selama beberapa tahun. Murry dan Yon Yon Koeswoyo menjadi personel paling awet di Koes Plus. Keduanya lebih dari dua dekade mengarungi industri musik Indonesia bersama dalam group Koes Plus.


Selain itu, Murry juga sesekali tampil pada konser-konser yang diadakan berbagai grup musik pelestari lagu-lagu Koes Plus. Murry juga sempat konser reuni bersama Yok sekitar tahun 2010, serta bersama Yon dan Yok pada tahun 2013, ia juga masih mampu memainkan drum pada konser reuni tersebut walau tenaganya tidak lagi prima.
=== Kembali ke Murry's Group ===
Setelah mengalami konflik internal dengan Koes Plus pada tahun 2004, akhirnya Murry mengundurkan diri bersama dua personel Koes Plus lainnya yaitu Andolin Sibuea dan Jack Kashbie. Karena kecintaannya terhadap musik, pada tahun 2012 lalu ia mendirikan group band bernama Murry's Group yang beranggotakan 4 personel dan 2 diantaranya adalah rekannya ex Koes Plus yakni Andolin dan Jack. Murry's Group baru yang dibentuknya ini seolah menjadi pelanjut bandnya Murry's Group yang sudah sudah lama dikuburnya. Tahun 2006, Murry’s Group yang digawangi: Murry, Jack, Andolin, dan Arwet sempat membuat album rekaman yang diberi tajuk “ Amit-amit Jabang Bayi “ ditambah sedikit kalimat yang sangat puitis, yakni “kado buat sahabat“.


=== Kehidupan pribadi dan sosial ===
== Kehidupan pribadi dan sosial ==
Di tengah kesibukannya dalam bermusik, Murry sempat meluangkan waktu untuk menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana di [[Universitas Borobudur]] Jakarta. Murry menikah dua kali. Pertama ia menikah seorang wanita bekas panyanyi pada era 1970-an yang bernama Uke Octoerina. Pernikahan ini berujung perceraian. Dari pernikahan ini ia memperoleh tiga orang anak, yakni Riske Murry, Rizzy Murry (meninggal 2018), dan Rico Valentino Murry.
Di tengah kesibukannya dalam bermusik, Murry sempat meluangkan waktu untuk menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana di [[Universitas Borobudur]] Jakarta. Murry menikah dua kali. Pertama ia menikah dengan seorang wanita bekas panyanyi pada era 1970-an yang bernama Uke Octoerina. Pernikahan ini berujung perceraian. Dari pernikahan ini ia memperoleh tiga orang anak, yakni Riske Murry, Rizzy Murry (meninggal 2018), dan Rico Valentino Murry.


Kemudian Murry menikah untuk kedua kalinya dengan seorang wanita yang bernama Yanti Nurhayanti (Vero Murry). Dari pernikahan ini ia memperoleh seorang anak yang bernama Anggi Risti. Uniknya Anggi Risti kemudian menikah dengan Reza Wicaksono putra bungsu dari Nomo Koeswoyo sekitar tahun 2014.
Kemudian Murry menikah untuk kedua kalinya dengan seorang wanita yang bernama Yanti Nurhayanti (Vero Murry). Dari pernikahan ini ia memperoleh seorang anak yang bernama Anggi Risti. Uniknya Anggi Risti kemudian menikah dengan Reza Wicaksono putra bungsu dari [[Nomo Koeswoyo]] sekitar tahun 2014.


Jejaknya sebagai artis diikuti oleh anaknya Rico Murry yang menjadi drummer band [[Junior Band]] bersama [[David Koeswoyo]] putra Yon Koeswoyo. Bakat artis ini kemudian diteruskan oleh salah seorang cucu perempuannya yang bernama [[Ariel Tatum]]. Ia adalah anak dari pasangan Rico Murry dan Tatum Mathilda (yang merupakan anak dari pasangan musisi dan artis '80-an Alex Kembar Group dan aktris [[Joyce Erna]]). Namun sang cucu yang berparas cantik ini lebih menekuni dunia model, bintang iklan, dan akting daripada dunia musik.
Jejaknya sebagai artis diikuti oleh anaknya Rico Murry yang menjadi drummer band [[Junior Band]] bersama [[David Koeswoyo]] putra Yon Koeswoyo. Bakat artis ini kemudian diteruskan oleh salah seorang cucu perempuannya yang bernama [[Ariel Tatum]]. Ia adalah anak dari pasangan Rico Murry dan Tatum Mathilda (yang merupakan anak dari pasangan musisi dan artis '80-an Alex Kembar Group dan aktris [[Joyce Erna]]). Namun sang cucu yang berparas cantik ini lebih menekuni dunia model, bintang iklan, dan akting daripada dunia musik.


=== Meninggal dunia ===
== Filmografi ==
=== Film ===
Murry meninggal dunia pada 1 Februari 2014 sekitar pukul 05.00 [[WIB]] di kediamannya di Perumahan Kranggan Permai, [[Jati Sampurna, Bekasi|Jati Sampurna]], [[Bekasi]], [[Jawa Barat]]. Sebelumnya ia menderita sakit hernia dan diabetes yang cukup parah yang memaksanya beristirahat total dari aktivitas bermusik. Jenazahnya dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/416960/selamat-jalan-murry-koes-plus Selamat jalan Murry "Koes Plus"]</ref><ref>[http://hot.detik.com/read/2014/02/01/081947/2484221/230/murry-koes-ploes-meninggal-dunia?h991101207 Murry 'Koes Ploes' Meninggal Dunia]</ref>
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Judul
! Peran
! Keterangan
|-
| 1972
| ''[[Bing Slamet Setan Djalanan]]''
|
| rowspan="2"| Sebagai Koes Plus
|-
| 1973
| ''[[Ambisi (film)|Ambisi]]''
|
|}

== Kematian ==
Murry meninggal dunia pada 1 Februari 2014 sekitar pukul 05.00 [[WIB]] di kediamannya di Perumahan Kranggan Permai, [[Jati Sampurna, Bekasi|Jati Sampurna]], [[Bekasi]], [[Jawa Barat]]. Sebelumnya ia menderita sakit hernia dan diabetes yang cukup parah yang memaksanya beristirahat total dari aktivitas bermusik. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/416960/selamat-jalan-murry-koes-plus Selamat jalan Murry "Koes Plus"]</ref><ref>[http://hot.detik.com/read/2014/02/01/081947/2484221/230/murry-koes-ploes-meninggal-dunia?h991101207 Murry 'Koes Ploes' Meninggal Dunia]</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 92: Baris 156:


=== Referensi bacaan lainnya ===
=== Referensi bacaan lainnya ===
http://www.tempo.co/read/kolom/2014/02/08/1106/Murry-Sang-Legenda
http://www.tempo.co/read/kolom/2014/02/08/1106/Murry-Sang-Legenda {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150518073958/http://www.tempo.co/read/kolom/2014/02/08/1106/Murry-Sang-Legenda |date=2015-05-18 }}
https://www.facebook.com/public/Rico-Murry
https://www.facebook.com/public/Rico-Murry
http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150618214507/http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah |date=2015-06-18 }}
http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150618214507/http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah |date=2015-06-18 }}
Baris 101: Baris 165:
* {{id}} [http://students.ou.edu/S/Budi.Santosa-1/Personel.htm Personel Koes Plus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080411055533/http://students.ou.edu/S/Budi.Santosa-1/Personel.htm |date=2008-04-11 }}
* {{id}} [http://students.ou.edu/S/Budi.Santosa-1/Personel.htm Personel Koes Plus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080411055533/http://students.ou.edu/S/Budi.Santosa-1/Personel.htm |date=2008-04-11 }}
* {{id}} [Variasi No.180. 13 Mei 1977]
* {{id}} [Variasi No.180. 13 Mei 1977]
{{Koes Plus}}
{{Authority control}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:Koes Plus]]
[[Kategori:Alumni Universitas Borobudur]]
[[Kategori:Alumni Universitas Borobudur]]
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jember]]
[[Kategori:Tokoh Jember]]<!--dilarang memakai kategori "Tokoh dari Jember"-->
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]

Revisi terkini sejak 7 Oktober 2024 12.43

Murry
Murry saat bermain drum. Dimuat dalam majalah Varianada edisi 161, 1974.
LahirKasmuri
(1949-06-18)18 Juni 1949
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Meninggal1 Februari 2014(2014-02-01) (umur 64)
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
PekerjaanPenyanyi, Drummer, Gitaris, Pencipta lagu
Tahun aktif19632014
Suami/istriUke Octoerina Murry
Vero Murry (Yanti Nurhayanti) [1]
AnakPernikahan dari Uke:
Riske Murry
Rizzy Murry
Rico Valentino Murry
Pernikahan dari Vero Murry:
Anggi Risti
Orang tuaBrontoredjo[2]
KerabatAriel Tatum (cucu)[3]
Joice Erna (besan)
Musicbrainz: b85f0afb-422c-4f2d-872c-fa08d214260a Discogs: 1799474 Modifica els identificadors a Wikidata


Kasmuri atau lebih dikenal dengan nama Murry (18 Juni 1949 – 1 Februari 2014) adalah personel pemain drum dari grup musik Koes Plus, ia juga berperan menciptakan beberapa lagu Koes Plus dan menyanyikan sendiri sebagian lagunya. Murry adalah salah satu dari 2 personel asli Koes Plus yang bukan dari keluarga Koeswoyo, bersama seorang musisi bernama Adji Kartono atau lebih dikenal sebagai Totok Adji Rachman sebagai pemain bass, tetapi Totok A.R. hanya aktif pada awal-awal terbentuknya Koes Plus dan pembuatan album pertamanya, "Dheg-Dheg Plas". Totok kemudian digantikan oleh Yok Koeswoyo dan tidak aktif lagi, sedangkan Murry tetap aktif bersama Koes Plus.

Patas Surabaya

[sunting | sunting sumber]

Murry berasal dari Surabaya, Jawa Timur dan memulai karir bermusiknya sebagai gitaris grup musik Patas milik Kejaksaan. Grup band ini dibentuk pada tahun 1963 dan terdiri dari empat pemuda asal Surabaya, yaitu Murry sebagai pemain gitar utama, Maxie Mamiri sebagai pemain gitar pengiring, Wempy Tanasale sebagai pemain bass, dan Syech Abidin sebagai drummer. Band ini bermain tetap di Kejaksaan. Pada tahun 1966, Syech Abidin terpaksa keluar dari band ini karena bergabung ke AKA dan mendirikan SAS. Posisi drummer kemudian di isi oleh Murry. Namun, Patas yang sedang banyak mengalami cobaan akhirnya bisa memulihkan diri. Edmond Rumampar (gitar utama) kemudian direkrut ke dalam Patas untuk mengisi posisi gitar utama menggantikan Murry. Hal itu mereka lakoni meski dengan taruhan popularitas yang terbatas. Mereka Kemudian hijrah ke ibu kota di awal tahun 1970-an. Di Jakarta perantau dari Kota Buaya ini tinggal serumah, susah senang ditanggung bersama karena belum mempunyai pekerjaan tetap. Selain itu penghasilan sebagai anak band masih sulit didapat. Akhirnya band ini bisa hidup meski dalam keterbatasan dengan tampil di berbagai acara dan kesempatan yang bisa mereka dapatkan.

Di sela waktunya, para anggota band ini kerap mengisi session dengan band-band lain secara perseorangan. Tak terkecuali Murry. Ia kerap membantu banyak backing group Zaenal Combo pimpinan Zaenal Arifin yang banyak menelurkan album lagu-lagu Populer dan Pop Minangkabau. Kepiawaiannya dalam menabuh drum membuat namanya cukup dikenal oleh banyak band di Jakarta saat itu.

Koes Plus

[sunting | sunting sumber]

Sekitar tahun 1968, Murry bergabung dengan grup musik pimpinan Tonny Koeswoyo yang sebelumnya bernama Koes Bersaudara. Murry direkomendasikan kepada Tonny melalui rekannya, Tommy Darmo, saat itu Tonny sedang memerlukan personel pemain drum untuk menggantikan adiknya, Nomo Koeswoyo, yang dianggap sudah tidak bisa fokus sepenuhnya bermusik bersama Tonny dan kedua adiknya yang lain. Setelah bertemu dan menguji permainan drum Murry, Tonny tertarik dan menilai pukulan drumnya begitu keras dan bervariatif, Murry pun resmi direkrut oleh Tonny sebagai personel pemain drum dan mengundurkan diri dari band Patas. Keluarnya Murry dari Patas pun membuat grup musik tersebut bubar dengan sendirinya.

Walaupun sempat mendapat protes keras dari adik bungsunya, Yok Koeswoyo, yang kecewa dan kemudian memilih ikut keluar dari grup musik bersama Nomo, Tonny tetap teguh meneruskan grup musik bersama adik keduanya, Yon Koeswoyo sebagai vokalis dan pemain rythm gitar, Murry sebagai pemain drum, dan Adji Kartono alias Totok Adji Rachman sebagai pemain bass. Nama grup musik kemudian diganti menjadi Koes Plus, mereka segera berkarya dan menghasilkan album pertamanya, "Dheg Dheg Plas". Pada awalnya, album pertama Koes Plus tidak terlalu mendapat perhatian, piringan hitam pertama mereka sempat ditolak beberapa penjual musik, lagu-lagu mereka terutama "Kelelawar" bahkan sempat diremehkan. Karena tanggapan yang terkesan buruk ini, Murry sempat kecewa dan memutuskan pergi ke Jember, Jawa Timur, ia juga membagi-bagikan piringan album pertama Koes Plus kepada kenalan-kenalannya, Murry juga sempat bekerja di pabrik gula serta bermusik bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees.

Tonny yang tidak berputus asa kemudian menyusul Murry di Jember untuk diajak kembali bersamanya ke Jakarta, keadaan pun mulai "memihak" Koes Plus setelah beberapa lagu pertama mereka seperti "Kelelawar" mulai sering diputar di radio RRI, masyarakat pun mulai mencari-cari piringan lagu Koes Plus. Posisi Totok sebagai pemain bass kemudian digantikan oleh Yok yang sebelumnya sempat antipati, sedangkan Murry tetap bergabung sebagai pemain drum dan satu-satunya personel asli dari luar keluarga Koeswoyo yang aktif. Popularitas Koes Plus lalu menguat setelah mereka tampil di Jambore Band di Senayan, Jakarta tahun 1972, semua peserta menyanyikan lagu berbahasa Inggris, hanya Koes Plus yang berani menyanyikan lagu bahasa Indonesia dan ciptaan mereka sendiri. Popularitas Koes Plus pun melesat dan membuat mereka menjadi kiblat musik pop dan rock and roll di Indonesia selama dekade 1970-an, serta salah satu grup musik yang paling lama berdiri dan produktif menghasilkan banyak lagu dan album.

Bersama Koes Plus, Murry mengarang banyak lagu yang sebagian diantaranya menjadi populer sampai kini, seperti Pelangi, Doa Suciku, Bertemu dan Berpisah, Hidup Tanpa Cinta, Semanis Rayuanmu, Kau Bina Hidup Baru, Ayah dan Ibu, Bujangan, Pak Tani (pop bahasa Jawa), Mobil Tua, Cobaan Hidup, Cubit-cubitan, dll. Lagu Pelangi bahkan mampu menguatkan kembali popularitas Koes Plus yang sempat melemah pada awal tahun 1974. Tonny sendiri pun hampir selalu terlibat memberi backing vocal untuk setiap lagu yang diciptakan Murry. Mungkin ini sebagai bentuk sikap perlakuan istimewa Tony sebagai pimpinan Koes Plus terhadap anggota yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Dengan demikian Murry tidak merasa menjadi orang lain dalam Koes Plus. Sebagai pemain drum dia tidak hanya sebagai pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus. Mendengarkan lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan terasa beda begitu mendengar pukulan drumnya. Kombinasi pukulan drumnya dan permainan keyboard Tonny Koeswoyo, banyak mewarnai intro lagu Koes Plus.

Murry's Group

[sunting | sunting sumber]

Menjelang dekade 1980-an, popularitas Koes Plus mulai melemah, Tonny beserta kedua adiknya kembali membentuk grup band "Koes Bersaudara" bersama Nomo sehingga Murry harus merelakan posisinya. Tidak mau diam dan menganggur begitu saja, Murry lalu membentuk grup musik sendiri yang ia beri nama Murry's Group, grup musik ini terdiri dari Murry sendiri dan tiga rekannya, Uki, Pius, dan Bian Assegaf, yang sebelumnya bergabung dalam grup musik "Yeah-yeah Boys" asal Surabaya. Grup band ini kemudian menghasilkan album pertamanya yang bertajuk "Sweet Melody". Murry yang sudah terbiasa melantunkan vokal semasa di Koes Plus (antara lain lagu "Pak Tani", "Desember", dan "Penyanyi Muda") tidak menemui kesukaran dalam berolah vokal dalam group di mana ia menjadi figur sentral.

Dalam perkembangannya, Murry’s Group telah menghasilkan beberapa album, meliputi "Sweet Melody", "Besi Tua", album "Pop Jawa", album "Pop Melayu" dan satu album lagi sejenis album nostalgia. Semua proses rekamannya dilakukan di studio rekaman PT. Remaco Ltd. Masih pada tahun yang sama, Murry’s Group melahirkan beberapa album lagi dengan dapur rekaman di Irama Tara, tetapi kali ini terjadi perubahan formasi anggota, yakni Murry, Uki, Pius, dan Harry Ch. Album yang dirilis di Irama Tara ini meliputi "Pop Melayu vol.1", "Disco Pop vol.1", album Anak Cucu – Pop Indonesia vol.3. Seperti halnya Koes Plus, anggota Murry's Group juga piawai mengarang lagu seperti Murry (Mari Berdansa), Harry (Nenek Tua, Goyang), Uki (Malam Sunyi, Hanya Kenangan) dan Pius (Tetap Kucari). Kesuksesan band ini juga terlihat ketika mereka mengeluarkan album pop Indonesia bertajuk "Anak Cucu" yang berhasil memecahkan rekor penjualan kaset di seluruh Indonesia tahun 1978. Selain itu mereka juga sempat mengeluarkan album Pop Disco yang cenderung berkiblat pada lagu-lagu Disco Barat era itu.

Murry’s Group selalu muncul setiap kali Koes Plus vakum dalam kegiatan bermusik. Akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an, group Koes Plus dan Koes Bersaudara eksis dua-duanya. Seolah ada pengaturan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing band untuk muncul dan yang lain untuk sementara diistirahatkan. Murry memang enggan berdiam diri walau hanya dalam waktu yang singkat. Mungkin juga karena rindu yang membumbung tinggi kelangit-langit bila dia tidak menggebuk drum. Keadaan ini terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 1979, Murry’s Group hadir dengan satu album yang bertajuk "Cium". Kemudian pada tahun 1988, Murry’s Group juga hadir dengan satu album yang diberinya judul "Si Rambut Panjang".

Solo Karier

[sunting | sunting sumber]

Selain dengan Koes Plus dan Murry's Group, Murry sempat pula merilis sebuah solo album pada masa itu bertajuk Sweet Melodies, yang berisi lagu-lagu seperti Papi Mamiku, Indria, dan Kesunyian.

Murry juga memberikan lagunya untuk dinyanyikan oleh penyanyi lain. Diantaranya ada 2 (dua) buah lagu yang diciptakannya untuk Eddy Silitonga yang masing-masing berjudul “Mama” dan ”Tak Rela”. Kedua lagu itu menjadi hits dan meledak di pasaran mendongkrak popularitas Eddy Silitonga yang sedang berada di puncak kejayaannya masa itu. Lagu-lagu ini timbul sebagai jeritan hati Murry yang sampai saat ini masih dirundung oleh kenyataan hidup yang pahit.

Kembali ke Koes Plus

[sunting | sunting sumber]

Reuni "Koes Bersaudara" ternyata hanya berlangsung sebentar karena kurang mendapatkan tanggapan pasar yang memuaskan. Murry kemudian diajak Tonny bersama Yon dan Yok membentuk kembali "Koes Plus", ia pun menyetujuinya karena merasa sudah sejiwa dengan ketiga rekan bersaudaranya tersebut. Murry pun menciptakan sebuah lagu yang menandai kembalinya ke dalam band Koes plus yang diberi judul Bersama Lagi dan Pilih Satu.

Menjelang berakhirnya dasawarsa 1970-an, Remaco yang pernah tercatat sebagai label rekaman terbesar se-Asia Tenggara harus gulung tikar. Koes Plus pun ‘dipindah’ ke Purnama Records, di mana mereka kemudian merekam album-album seperti “Cubit-Cubitan“, “Aku dan Kekasihku“, “Bersama Lagi“, dan “Melati Biru“ . Namun demikian, seiring dengan munculnya trend lagu-lagu sendu ala Iis Sugianto yang dirilis label Lolypop milik Rinto Harahap (The Mercys) dan juga Ebiet G Ade, kepopuleran Koes Plus pun menjadi surut. Era 1980-an bisa dikatakan adalah era yang sukar untuk mereka jalani, karena masa emas dengan penjualan meledak dan tawaran manggung bertubi-tubi telah berakhir. Namun demikian, mereka masih bisa menelurkan album-album dengan materi yang terbilang dahsyat seperti “Asmara“ (1981), “Da Da Da“ (1983), ataupun “Cinta Di Balik Kota“ (1987), dan tetap muncul di acara-acara TVRI.

Koes Plus Pasca Meninggalnya Tonny Koeswoyo

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1987, Tonny Koeswoyo selaku pemimpin grup musik Koes Plus meninggal dunia. Tak saja rasa kehilangan yang menggayuti kalbu para personel Koes Plus dan juga para penggemarnya, ketidakyakinan akan terus berkibarnya bendera Koes Plus tanpa Tonny juga dirasakan sebagai hal yag begitu berat dijalani, termasuk oleh Murry. Sebelum meninggal, almarhum Tonny sempat berwasiat agar Koes Plus tetap berkibar. Ketiga personel Koes Plus yang tersisa, Yon, Yok, dan Murry terus bermusik walau dengan personel pengganti Tonny yang sering berganti-ganti, mereka sempat menghasilkan beberapa album baru hingga awal 1990-an seperti "AIDS" (1987) dan "Pop Melayu Amelinda" (1991). Sampai akhirnya pada tahun 1993, Koes Plus yang terdiri dari 3 personel asli kembali menarik perhatian publik dengan mengadakan berbagai konser show come-back bersama 1 personel tambahan yaitu Abadi Soesman, konser mereka yang berlangsung sukses membuktikan bahwa Koes Plus masih banyak digemari masyarakat. Selanjutnya, Koes Plus masih sempat berkarya menghasilkan beberapa album dan menggelar konser dengan personel tambahan yang berganti-ganti, sampai akhirnya Yok Koeswoyo selaku personel pemain bass dan vokal memilih mengundurkan diri pada tahun 1997 dan beristirahat dari dunia panggung.

Pasca reformasi, Koes Plus hanya menyisakan Yon Koeswoyo sebagai vokalis utama dan pemain rythm guitar, serta Murry sebagai pemain drum, mereka kemudian dibantu dengan 2 personel tambahan yaitu Andolin Sibuea sebagai pemain keyboard dan lead guitar, serta Jack Kashbie sebagai pemain bass. Formasi yang terbentuk sejak 1998 ini sempat menghasilkan 2 album dan mampu bertahan selama hampir 7 tahun, Murry dan Yon Koeswoyo menjadi 2 personel asli yang paling lama mengusung Koes Plus, keduanya lebih dari dua dekade mengarungi industri musik Indonesia bersama-sama dalam group Koes Plus.

Membentuk kembali Murry's Group

[sunting | sunting sumber]

Sekitar tahun 2004, terjadi perselisihan antara Murry dan kedua personel lainnya, Andolin dan Jack, dengan Yon Koeswoyo yang dipicu oleh semakin samar dan tidakjelasnya manajemen dan honor Koes Plus, formasi ini pun terpaksa berakhir. Murry kemudian membentuk kembali Murry's Group dengan personel yang berbeda dari Murry's Group awal yang dibentuk tahun 1978, formasi baru ini terdiri dari Andolin Sibuea sebagai pemain keyboard dan lead guitar, Jack Kashbie sebagai pemain bass, dan Suwarno "B-Flat" atau lebih dikenal dengan nama "Arwet" sebagai pemain rythm guitar dan vokal utama. Murry's Group formasi ini sempat menghasilkan satu album bertajuk "Kado Buat Sahabat" dengan hits "Amit-Amit Jabang Bayi" pada tahun 2006.

Eksistensi Murry's Group sempat menghilang kembali dari publik, sampai akhirnya muncul lagi pada tahun 2010 tetapi dengan formasi yang berbeda lagi. Formasi terakhir ini terdiri dari Murry, Arwet, Iwon S., Tubagus Arif, Heru dan Ivan, sebagian personelnya adalah personel grup band "B-Flat" yang merupakan salah satu band pelestari lagu-lagu Koes Plus. Formasi ini sempat menghasilkan satu album Pop Jawa Reggae bertajuk "Tresno Banget".

Selain itu, Murry juga sesekali tampil pada konser-konser yang diadakan berbagai grup musik pelestari lagu-lagu Koes Plus. Murry juga sempat konser reuni bersama Yok sekitar tahun 2010, serta bersama Yon dan Yok pada tahun 2013, ia juga masih mampu memainkan drum pada konser reuni tersebut walau tenaganya tidak lagi prima.

Kehidupan pribadi dan sosial

[sunting | sunting sumber]

Di tengah kesibukannya dalam bermusik, Murry sempat meluangkan waktu untuk menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana di Universitas Borobudur Jakarta. Murry menikah dua kali. Pertama ia menikah dengan seorang wanita bekas panyanyi pada era 1970-an yang bernama Uke Octoerina. Pernikahan ini berujung perceraian. Dari pernikahan ini ia memperoleh tiga orang anak, yakni Riske Murry, Rizzy Murry (meninggal 2018), dan Rico Valentino Murry.

Kemudian Murry menikah untuk kedua kalinya dengan seorang wanita yang bernama Yanti Nurhayanti (Vero Murry). Dari pernikahan ini ia memperoleh seorang anak yang bernama Anggi Risti. Uniknya Anggi Risti kemudian menikah dengan Reza Wicaksono putra bungsu dari Nomo Koeswoyo sekitar tahun 2014.

Jejaknya sebagai artis diikuti oleh anaknya Rico Murry yang menjadi drummer band Junior Band bersama David Koeswoyo putra Yon Koeswoyo. Bakat artis ini kemudian diteruskan oleh salah seorang cucu perempuannya yang bernama Ariel Tatum. Ia adalah anak dari pasangan Rico Murry dan Tatum Mathilda (yang merupakan anak dari pasangan musisi dan artis '80-an Alex Kembar Group dan aktris Joyce Erna). Namun sang cucu yang berparas cantik ini lebih menekuni dunia model, bintang iklan, dan akting daripada dunia musik.

Filmografi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Judul Peran Keterangan
1972 Bing Slamet Setan Djalanan Sebagai Koes Plus
1973 Ambisi

Murry meninggal dunia pada 1 Februari 2014 sekitar pukul 05.00 WIB di kediamannya di Perumahan Kranggan Permai, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat. Sebelumnya ia menderita sakit hernia dan diabetes yang cukup parah yang memaksanya beristirahat total dari aktivitas bermusik. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta.[4][5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Referensi bacaan lainnya

[sunting | sunting sumber]

http://www.tempo.co/read/kolom/2014/02/08/1106/Murry-Sang-Legenda Diarsipkan 2015-05-18 di Wayback Machine. https://www.facebook.com/public/Rico-Murry http://ns1.kompas.web.id/read/read/2014/02/01/386/934809/masih-berduka-istri-murry-koes-plus-tetap-pergi-umrah Diarsipkan 2015-06-18 di Wayback Machine. http://seleb.tempo.co/read/news/2014/02/03/111550699/Ariel-Tatum-Sedih-Mengenang-Murry-Kakeknya

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]