Merdeka Belajar: Perbedaan antara revisi
SainsNat01 (bicara | kontrib) Perbaikan kesalahan pengetikan dan penambahan atau evaluasi terhadap konten sesuai referensi terbaru dan terlengkap. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(29 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Merdeka Belajar''' adalah program kebijakan dari [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] yang dicanangkan oleh [[Daftar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia|Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] [[Kabinet Indonesia Maju]], [[Nadiem Makarim]].<ref>{{Cite web|url=http://suaraguruonline.com/merdeka-belajar-melalui-empat-pokok-kebijakan-baru-di-bidang-pendidikan/|title=Merdeka Belajar melalui Empat Pokok Kebijakan Baru di Bidang Pendidikan {{!}} Suara Guru Online|last=Ningsih|first=Widya|language=en-US|access-date=2019-12-16|archive-date=2019-12-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20191216112731/http://suaraguruonline.com/merdeka-belajar-melalui-empat-pokok-kebijakan-baru-di-bidang-pendidikan/|dead-url=yes}}</ref> |
|||
{{tone}} |
|||
'''Merdeka Belajar''' slogan Sekolah Cikal yang dipinjam sebagai program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, [[Nadiem Makarim|Nadiem Anwar Makarim.]]<ref>{{Cite web|url=http://suaraguruonline.com/merdeka-belajar-melalui-empat-pokok-kebijakan-baru-di-bidang-pendidikan/|title=Merdeka Belajar melalui Empat Pokok Kebijakan Baru di Bidang Pendidikan {{!}} Suara Guru Online|last=Ningsih|first=Widya|language=en-US|access-date=2019-12-16|archive-date=2019-12-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20191216112731/http://suaraguruonline.com/merdeka-belajar-melalui-empat-pokok-kebijakan-baru-di-bidang-pendidikan/|dead-url=yes}}</ref>Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. |
|||
Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan [[guru]], belajar dengan ''outing class'', dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk [[karakter]] peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, ber[[adab]], sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (''ranking'') yang menurut beberapa survei hanya me[[Stres|resahkan]] anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan [[Kecerdasan intelektual|kecerdasan]]<nowiki/>nya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan [[Persaingan|kompeten]], serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat. |
|||
Merdeka belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan, terutama kemajuan berbagai lembaga pendidikan termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan membentuk pula kompetensi guru. Guru penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu akan kebutuhan murid-muridnya sesuai lingkungan dan budaya siswa tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pentingnya-peran-guru-dalam-mengarahkan-bakat-dan-minat-siswa</ref> Mengingat Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat dan budaya, tata Krama dan etika pada suatu daerah tentunya berbeda. Justru perbedaan yang ada membuat kita saling kenal mengenal, dan menjadi bangsa makmur dengan menghargai perbedaan yang ada, gotong royong yang sudah menjadi warisan terpuji leluhur secara turun-temurun. Nilai pancasila dan yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika dari kitab kakawin Sutasoma wajib menjadi nilai yang dipegang bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para pelajar. <ref>{{Cite web|url=https://journal.untar.ac.id/index.php/baktimas/article/download/2903/1779&ved=2ahUKEwir5Lz55f_2AhWlRWwGHUmuCngQFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw13y2_zYW-Pbh5e_M5QpDJ4</ref> <ref>{{Cite web|url=https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menerima-perbedaan-dan-menghargai-keragaman-melalui-toleransi/</ref> |
|||
Peran guru sebagai seorang pendidik yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi bakat setiap siswanya supaya dapat memberikan pengarahan dan mengembangkannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. |
|||
Setiap anak memiliki bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga mendidik anak merupakan hal yang menarik dan unik.<ref>{{Cite web|url=https://royalmansion.co.id/mendidik-anak-sesuai-bakat-maksimalkan-dengan-melakukan-hal-ini/</ref> |
|||
Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk membentuk sumber daya manusia yang maju dalam rangka Indonesia emas 2024, maka diperlukan SDM yang mumpuni dalam bidang pendidikan. SDA Manusia unggul, beretika, bermoral, menguasai bidang keilmuan. Sesuai dengan bakat dan minat yang ada pada pribadi masing-masing manusia Indonesia yang beragam, terutama pada berbagai disiplin ilmu termasuk sains, teknologi, seni dan bahasa.<ref>{{Cite web|url=https://paska.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/08/170822-V.2-Generasi-Emas-2045-.pdf</ref> |
|||
Maka dalam mendukung hal tersebut penguasaan keterampilan juga diperlukan, terutama generasi muda |
|||
Indonesia untuk memakmurkan kebutuhan rakyat dari suatu bangsa, bukan hanya dari segi materiil, namun lebih memaknai akan pentingnya ilmu dan pengalaman hidup. Berbagai pengalaman hidup tersebut serta mempunyai banyak keterampilan atau multitalenta yang dianjurkan dipelajari oleh muda-mudi Indonesia agar dapat mencapai pribadi yang tidak hanya berilmu namun mengerti, terampil, menghargai perbedaan, kritis, dan mudah menyelesaikan masalah terutama dalam dunia kerja, bermasyarakat, dan bernegara. |
|||
== Episode == |
|||
Program Merdeka Belajar terdiri atas sejumlah episode yang diuraikan dalam tabel berikut ini. |
|||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
!Episode |
|||
|+Gebrakan Merdeka Belajar |
|||
!Nama |
|||
!Konsep Merdeka Belajar |
|||
!Peluncuran |
|||
! rowspan="4" |Motto yang terkenal : |
|||
"Merdeka belajar, Guru Penggerak" |
|||
|- |
|- |
||
|1 |
|||
| - Pelaksanaan USBN tahun 2020 mendatang akan dikembalikan ke pihak sekolah. |
|||
|Asesmen Nasional, USBN, RPP, dan PPDB |
|||
|10 Desember 2019 |
|||
|- |
|- |
||
|2 |
|||
| - Pada tahun 2021 mendatang, Nadiem berencana akan menghapus sistem UN, dan diganti dengan sistem baru, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. |
|||
|Kampus Merdeka |
|||
|24 Januari 2020 |
|||
|- |
|- |
||
|3 |
|||
| - Membentuk siswa yang kompeten, cerdas untuk SDM bangsa, dan berbudi luhur. |
|||
|Penyaluran dan Penggunaan Dana BOS |
|||
|} |
|||
|10 Februari 2020 |
|||
Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.<ref>{{Cite web|url=https://www.muslimahnews.com/2019/12/23/merdeka-belajar-kebijakan-lompat-lompat-ala-nadiem-makarim/|title=Merdeka Belajar: Kebijakan Lompat-lompat ala Nadiem Makarim – Muslimah News|website=www.muslimahnews.com|access-date=2020-01-16}}</ref> |
|||
Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, Jakarta, pada 11 Desember 2019. |
|||
Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu: |
|||
# [[Ujian Nasional]] (UN) akan digantikan oleh [[Asesmen Nasional|Asesmen]] Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA (''Programme for International Student Assesment''). Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya. |
|||
# Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya. |
|||
# Penyederhanaan [[Rencana pelaksanaan pembelajaran|Rencana Pelaksanaan Pembelajaran]] (RPP). Menurut Nadiem Makarim, RPP cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan [[Kompetensi inti|kompetensi]]. |
|||
# Dalam penerimaan peserta didik baru ([[PPDB]]), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T<ref>Apa itu daerah 3T?</ref>). Bagi peserta didik yang melalui [[jalur afirmasi]] dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB.<ref>Dalam bentuk apa?</ref> Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi ini.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/12/082505665/terobosan-merdeka-belajar-nadiem-makarim-ubah-sistem-zonasi-hingga-hapus-un|title=Terobosan Merdeka Belajar Nadiem Makarim, Ubah Sistem Zonasi hingga Hapus UN|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-12-17}}</ref> |
|||
Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian PISA tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara. |
|||
Menyikapi hal itu, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, survei karakter dan survei lingkungan belajar. Literasi bukan hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata. Soalnya pun tidak,<ref>Menurut siapa?</ref> tetapi membutuhkan penalaran. Satu aspek sisanya, yakni survei karakter, bukanlah sebuah tes, melainkan pencarian sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa.<ref>{{Cite web|url=https://bsnp-indonesia.org/|title=BSNP Indonesia|language=en-US|access-date=2020-01-16}}</ref>[https://www.kompasiana.com/siswobudi/5e0802ab097f362ba770b792/apa-yang-bisa-kita-harapkan-dari-kebijakan-merdeka-belajar?page=all] |
|||
== Perbedaan UN dengan AN<ref>https://www.validnews.id/infografis/Infografis-Beda-Ujian-Nasional-dan-Asesmen-Nasional-kL</ref><ref>https://www.ruangguru.com/blog/hal-penting-asesmen-nasional-yang-menggantikan-un-2021</ref>== |
|||
{| class="wikitable" |
|||
|+ Perbedaan UN dan AN |
|||
|- |
|- |
||
|4 |
|||
! Penjelasan !! UN !! AN |
|||
|Program Organisasi Penggerak |
|||
|2 Maret 2020 |
|||
|- |
|- |
||
|5 |
|||
| Jenjang penilaian || SMP/MTs, SMA/MA dan SMK || SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK |
|||
|Guru Penggerak |
|||
|3 Juli 2020 |
|||
|- |
|- |
||
|6 |
|||
| Level murid || tingkat akhir || kelas 5, 8 dan 11 |
|||
|Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi |
|||
|3 November 2020 |
|||
|- |
|- |
||
|7 |
|||
| Jumlah murid || Seluruh siswa tingkat akhir || Maksimal 30 untuk SD dan 45 untuk SMP dan SMA dengan cadangan 5 dipilih secara acak |
|||
|Program Sekolah Penggerak |
|||
|1 Februari 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|8 |
|||
| Tingkat jenis tes || Tinggi || Rendah |
|||
|SMK Pusat Keunggulan |
|||
|17 Maret 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|9 |
|||
| Lama waktu per siswa || 4 hari || 2 hari |
|||
|KIP Kuliah Merdeka |
|||
|26 Maret 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|10 |
|||
| Model soal || Pilihan Ganda Tunggal dan isian singkat (matematika tingkat SMA) || Pilihan Ganda Tunggal, Pilihan Ganda Kompleks, Dua Pernyataan, Isian, Uraian atau Jodohkan |
|||
|Perluasan Program Beasiswa LPDP |
|||
|26 Maret 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|11 |
|||
| Moda pelaksanaan || Semi online || Full online supervisied (utama) atau semi online/offline (sekolah tertentu) |
|||
|Kampus Merdeka Vokasi |
|||
|25 Mei 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|12 |
|||
| Metode penilaian || Computer Based Test || Computer Multistage Adaptive Testing |
|||
|Sekolah Aman Berbelanja dengan SIPLah |
|||
|} |
|||
|26 Agustus 2021 |
|||
== Jadwal pelaksanaan == |
|||
* SD pada bulan november, SMP oktober serta SMA september. |
|||
{| class="wikitable" |
|||
|+ Jadwal pelaksanaan |
|||
|- |
|- |
||
|13 |
|||
! Penjelasan !! SD !! SMP, SMA dan SMK |
|||
|Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana |
|||
|3 September 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|14 |
|||
| colspan=3 align=center| Hari Pertama |
|||
|Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual |
|||
|12 November 2021 |
|||
|- |
|- |
||
|15 |
|||
| Tes Literasi || 30 soal (75 menit) || 36 soal (90 menit) |
|||
|Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka |
|||
|11 Februari 2022 |
|||
|- |
|- |
||
|16 |
|||
| Survei Karakter || 20 menit || 30 menit |
|||
|Akselerasi dan Peningkatan Pendanaan PAUD |
|||
|15 Februari 2022 |
|||
|- |
|- |
||
|17 |
|||
| colspan=3 align=center| Hari Kedua |
|||
|Revitalisasi Bahasa Daerah |
|||
|22 Februari 2022 |
|||
|- |
|- |
||
|18 |
|||
| Tes Numerik || 30 soal (75 menit) || 36 soal (90 menit) |
|||
|Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana |
|||
|23 Maret 2022 |
|||
|- |
|- |
||
|19 |
|||
| Survei Lingkungan Belajar || 20 menit || 30 menit |
|||
|Rapor Pendidikan Indonesia |
|||
|1 April 2022 |
|||
|- |
|||
|20 |
|||
|Praktisi Mengajar |
|||
|3 Juni 2022 |
|||
|- |
|||
|21 |
|||
|Dana Abadi Perguruan Tinggi |
|||
|27 Juni 2022 |
|||
|- |
|||
|22 |
|||
|Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri |
|||
|7 September 2022 |
|||
|- |
|||
|23 |
|||
|Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia |
|||
|27 Februari 2023 |
|||
|- |
|||
|24 |
|||
|Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan |
|||
|28 Maret 2023 |
|||
|- |
|||
|25 |
|||
|Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan |
|||
|8 Agustus 2023 |
|||
|- |
|||
|26 |
|||
|Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi |
|||
|29 Agustus 2023 |
|||
|} |
|} |
||
== Sejarah perkembangan konsep == |
|||
Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.<ref>{{Cite web|url=https://www.muslimahnews.com/2019/12/23/merdeka-belajar-kebijakan-lompat-lompat-ala-nadiem-makarim/|title=Merdeka Belajar: Kebijakan Lompat-lompat ala Nadiem Makarim – Muslimah News|website=www.muslimahnews.com|access-date=2020-01-16}}</ref> |
|||
Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, Jakarta, pada 11 Desember 2019. |
|||
Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu: |
|||
# [[Ujian Nasional]] (UN) akan digantikan oleh [[Asesmen Nasional|Asesmen]] Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA (''Programme for International Student Assesment''). Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya. |
|||
# Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya. |
|||
# Penyederhanaan [[Rencana pelaksanaan pembelajaran]]. Menurut Nadiem Makarim, ini cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan [[kompetensi]]. |
|||
# Dalam [[PPDB|penerimaan peserta didik baru]], sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T{{Definition needed}}). Bagi peserta didik yang melalui [[jalur afirmasi]] dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB.{{butuh rujukan}} Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi ini.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/12/082505665/terobosan-merdeka-belajar-nadiem-makarim-ubah-sistem-zonasi-hingga-hapus-un|title=Terobosan Merdeka Belajar Nadiem Makarim, Ubah Sistem Zonasi hingga Hapus UN|last=Aida|first=Nur Rohmi|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-12-17|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi}}</ref> |
|||
Nadiem menciptakan kebijakan "Merdeka Belajar" sebagai tanggapan atas hasil penelitian PISA 2019 yang menunjukkan prestasi pendidikan di Indonesia yang berada di urutan 74 dari 79 negara. Nadiem membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum dalam beberapa area, termasuk literasi, numerasi, serta survei karakter. Ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa di berbagai bidang pendidikan.<ref>{{Cite web|url=https://bsnp-indonesia.org/|title=BSNP Indonesia|language=en-US|access-date=2020-01-16}}</ref> |
|||
== Platform Merdeka Mengajar == |
|||
Platform Merdeka Mengajar adalah platform teknologi untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Platform Merdeka Mengajar berfungsi untuk menunjang penerapan Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi dan pemahaman dalam penerapan Kurikulum Merdeka.<ref>{{Cite web|last=Guru|first=Pustaka|date=2023-01-05|title=Platform Merdeka Mengajar sebagai Katalisator Transformasi Pendidikan di Indonesia|url=https://pustakaguru.id/platform-merdeka-mengajar-sebagai-katalisator-transformasi-pendidikan-di-indonesia/|website=Pustaka Guru Indonesia|language=id|access-date=2023-01-07}}</ref> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
<references /> |
|||
[[Kategori:Kementerian Pendidikan dan |
[[Kategori:Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 18 Mei 2024 03.05
Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Makarim.[1]
Episode
[sunting | sunting sumber]Program Merdeka Belajar terdiri atas sejumlah episode yang diuraikan dalam tabel berikut ini.
Episode | Nama | Peluncuran |
---|---|---|
1 | Asesmen Nasional, USBN, RPP, dan PPDB | 10 Desember 2019 |
2 | Kampus Merdeka | 24 Januari 2020 |
3 | Penyaluran dan Penggunaan Dana BOS | 10 Februari 2020 |
4 | Program Organisasi Penggerak | 2 Maret 2020 |
5 | Guru Penggerak | 3 Juli 2020 |
6 | Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi | 3 November 2020 |
7 | Program Sekolah Penggerak | 1 Februari 2021 |
8 | SMK Pusat Keunggulan | 17 Maret 2021 |
9 | KIP Kuliah Merdeka | 26 Maret 2021 |
10 | Perluasan Program Beasiswa LPDP | 26 Maret 2021 |
11 | Kampus Merdeka Vokasi | 25 Mei 2021 |
12 | Sekolah Aman Berbelanja dengan SIPLah | 26 Agustus 2021 |
13 | Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana | 3 September 2021 |
14 | Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual | 12 November 2021 |
15 | Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka | 11 Februari 2022 |
16 | Akselerasi dan Peningkatan Pendanaan PAUD | 15 Februari 2022 |
17 | Revitalisasi Bahasa Daerah | 22 Februari 2022 |
18 | Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana | 23 Maret 2022 |
19 | Rapor Pendidikan Indonesia | 1 April 2022 |
20 | Praktisi Mengajar | 3 Juni 2022 |
21 | Dana Abadi Perguruan Tinggi | 27 Juni 2022 |
22 | Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri | 7 September 2022 |
23 | Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia | 27 Februari 2023 |
24 | Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan | 28 Maret 2023 |
25 | Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan | 8 Agustus 2023 |
26 | Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi | 29 Agustus 2023 |
Sejarah perkembangan konsep
[sunting | sunting sumber]Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.[2]
Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, Jakarta, pada 11 Desember 2019.
Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:
- Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA (Programme for International Student Assesment). Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
- Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya.
- Penyederhanaan Rencana pelaksanaan pembelajaran. Menurut Nadiem Makarim, ini cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan kompetensi.
- Dalam penerimaan peserta didik baru, sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T[butuh definisi]). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB.[butuh rujukan] Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi ini.[3]
Nadiem menciptakan kebijakan "Merdeka Belajar" sebagai tanggapan atas hasil penelitian PISA 2019 yang menunjukkan prestasi pendidikan di Indonesia yang berada di urutan 74 dari 79 negara. Nadiem membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum dalam beberapa area, termasuk literasi, numerasi, serta survei karakter. Ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa di berbagai bidang pendidikan.[4]
Platform Merdeka Mengajar
[sunting | sunting sumber]Platform Merdeka Mengajar adalah platform teknologi untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Platform Merdeka Mengajar berfungsi untuk menunjang penerapan Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi dan pemahaman dalam penerapan Kurikulum Merdeka.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ningsih, Widya. "Merdeka Belajar melalui Empat Pokok Kebijakan Baru di Bidang Pendidikan | Suara Guru Online" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-16. Diakses tanggal 2019-12-16.
- ^ "Merdeka Belajar: Kebijakan Lompat-lompat ala Nadiem Makarim – Muslimah News". www.muslimahnews.com. Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ Aida, Nur Rohmi. Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Terobosan Merdeka Belajar Nadiem Makarim, Ubah Sistem Zonasi hingga Hapus UN". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ "BSNP Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ Guru, Pustaka (2023-01-05). "Platform Merdeka Mengajar sebagai Katalisator Transformasi Pendidikan di Indonesia". Pustaka Guru Indonesia. Diakses tanggal 2023-01-07.