Lompat ke isi

Aksara Sasak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(47 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Merge|Aksara Bali|date=Juli 2022}}{{COI|date=July 2022}}
{{Untuk|aksara utama yang meliputi aksara Sasak serta penulisan bahasa Bali dan Sasak|Aksara Bali}}
{{short description|Abugida}}
{{short description|Abugida}}
{{Infobox Writing system
{{Infobox Writing system
Baris 8: Baris 10:
|fam2= [[Aksara Pallawa]]
|fam2= [[Aksara Pallawa]]
|fam3= [[Aksara Kawi]]
|fam3= [[Aksara Kawi]]
|fam4= [[Aksara Bali]]
|sisters= {{keluarga kawi}}
|sisters= {{keluarga kawi}}
|time =
|time =
Baris 16: Baris 19:
}}
}}


'''Aksara Sasak''' atau dikenal sebagai '''Aksara Jejawaan Sasak''' adalah salah satu [[aksara Nusantara|aksara tradisional Indonesia]] yang berkembang di [[Pulau Lombok]].<ref>{{cite web|url=https://www.mediaspn.com/aksara-kuno-saksi-kejayaan-nusantara/|title=Aksara Kuno Saksi Kejayaan Nusantara|date=13 Desember 2019|author=|access-date=13 April 2022|language=id|website=www.mediaspn.com}}</ref> Aksara ini digunakan untuk menulis [[bahasa Sasak]]. Aksara Sasak merupakan turunan dari aksara [[aksara Brahmi|Brahmi]] India melalui perantara [[aksara Kawi]] dan berkerabat dekat dengan [[aksara Bali]].<ref>{{cite web|url=https://www.kompasiana.com/wahyudi3120/aksara-sasak-antara-menjadi-masa-depan-atau-masa-lalu|title=Aksara Sasak, Antara Menjadi Masa Depan Atau Masa Lalu|date=5 April 2016|language=id|access-date=13 April 2022|author=Wahyudi|website=www.kompasiana.com}}</ref>
'''Aksara Sasak''', dikenal juga sebagai '''aksara Jejawaan Sasak''', adalah salah satu [[aksara Nusantara|aksara tradisional Indonesia]] yang berkembang di [[Pulau Lombok]].<ref>{{cite web|url=https://www.mediaspn.com/aksara-kuno-saksi-kejayaan-nusantara/|title=Aksara Kuno Saksi Kejayaan Nusantara|date=13 Desember 2019|author=|access-date=13 April 2022|language=id|website=www.mediaspn.com}}</ref> Aksara ini digunakan oleh [[suku Sasak]] untuk menulis [[bahasa Sasak]]. Aksara Sasak merupakan turunan dari aksara [[aksara Brahmi|Brahmi]] India melalui perantara [[aksara Kawi]] dan berkerabat dekat dengan [[aksara Bali]] dan [[aksara Jawa]].<ref>{{cite web|url=https://www.kompasiana.com/wahyudi3120/aksara-sasak-antara-menjadi-masa-depan-atau-masa-lalu|title=Aksara Sasak, Antara Menjadi Masa Depan Atau Masa Lalu|date=5 April 2016|language=id|access-date=13 April 2022|author=Wahyudi|website=www.kompasiana.com}}</ref>

==Sejarah==
==Sejarah==
Menurut sebuah hipotesis, [[suku Sasak]] telah menghuni [[Pulau Lombok]] selama berabad-abad, mereka dikatakan telah menghuni wilayah Lombok sejak 4.000 tahun SM. Ada pendapat yang mengatakan bahwa orang Sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari [[Pulau Jawa]]. Ada juga yang menyatakan leluhur orang Sasak adalah orang Jawa.

Menurut Goris, "Sasak" secara etimologi, berasal dari kata ''sah'' 'pergi' dan ''shaka'' 'leluhur'. Dengan begitu Goris menyimpulkan bahwa Sasak memiliki arti "pergi ke tanah leluhur". Dari pengertian inilah diduga bahwa leluhur orang Sasak itu adalah orang Jawa. Bukti lainnya merujuk kepada aksara Sasak yang digunakan oleh orang Sasak disebut sebagai "aksara Jejawaan Sasak", yakni merupakan sistem tulisan yang berasal dari Pulau Jawa. Pada perkembangannya, aksara ini dipresentasikan dengan baik oleh para pujangga Sasak yang telah melahirkan tradisi [[Sastra Sasak|kesusasteraan Sasak]].<ref>{{cite web|url=http://50202794.siap-sekolah.com/2016/05/16/sejarah-dan-tradisi-suku-sasak-lombok-ntb/#.YlZC-B6yTpE|title=Sejarah Dan Tradisi Suku Sasak, Lombok NTB|website=siap-sekolah.com|author=M. Azizan|language=id|date=16 Mei 2016|access-date=13 April 2022}}</ref>

Berdasarkan asal usul-usul serta pemakaian naskah di dalam [[lontar|naskah lontar]] baik ber[[bahasa Sasak]] maupun ber[[bahasa Kawi]], aksara Jejawan Sasak dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
Berdasarkan asal usul-usul serta pemakaian naskah di dalam [[lontar|naskah lontar]] baik ber[[bahasa Sasak]] maupun ber[[bahasa Kawi]], aksara Jejawan Sasak dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
*Baluq Olas
*Baluq Olas
Baris 23: Baris 31:
*Swara
*Swara
*Swalalita
*Swalalita
Asal usul aksara Jejawaan Sasak adalah dari [[Aksara Jawa]], dari segi pelafalan berjumlah 20 buah dengan urutan; "ha", "na", "ca", "ra", "ka", "da", "ta", "sa", "wa", "la", "pa", "dha", "ja", "ya", "nya", "ma", "ga", "ba", "tha", dan "nga". Huruf yang diserap ke dalam aksara Jejawan Sasak hanya berjumlah 18 huruf dan disebut "aksara Baluq Olas" yang dalam [[bahasa Indonesia]] berarti "aksara delapan belas".
Asal-usul aksara Jejawaan Sasak adalah dari [[aksara Jawa]]. Dari segi pelafalannya, aksara Jawa berjumlah 20 buah dengan urutan; [ha], [na], [ca], [ra], [ka], [da], [ta], [sa], [wa], [la], [pa], [dha], [ja], [ya], [nya], [ma], [ga], [ba], [tha], dan [nga]. Huruf yang diserap ke dalam aksara Jejawaan Sasak hanya berjumlah 18 huruf dan disebut ''aksara Baluq Olas'' yang dalam [[bahasa Indonesia]] berarti 'aksara delapan belas'.


[[Bahasa Sasak]] awalnya ditulis dengan aksara yang disebut Aksara Sasak, mirip dengan aksara Bali yang dipengaruhi oleh aksara Jawa. Aksara itu ditulis di daun lontar, dan kemudian dari tahun 1970an [[kertas]] sudah mulai digunakan untuk menulis aksara Sasak. Saat ini pengetahuan tentang aksara Sasak terbatas pada sejumlah kecil orang, dan [[alfabet Latin]] digunakan sebagai gantinya. Pada tahun 1948, bagian dari [[Alkitab]] diterjemahkan ke dalam bahasa Sasak dan ada beberapa [[literatur]] dalam bahasa Sasak pada abad ke-19, yang sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa.<ref>{{cite web|url=https://omniglot.com/writing/sasak.htm|title=Sasak Language, Alphabet And Pronunciation|website=omniglot.com|language=en|access-date=13 April 2022}}</ref>
Bahasa Sasak awalnya ditulis dengan aksara yang disebut aksara Sasak, mirip dengan [[aksara Bali]] yang dipengaruhi oleh aksara Jawa. Aksara itu ditulis di daun lontar, dan kemudian dari tahun 1970an, [[kertas]] sudah mulai digunakan untuk menulis aksara Sasak. Saat ini pengetahuan tentang aksara Sasak terbatas pada sejumlah kecil orang, dan [[alfabet Latin]] digunakan sebagai gantinya. Pada tahun 1948, bagian dari [[Alkitab]] diterjemahkan ke dalam bahasa Sasak dan ada beberapa [[literatur]] dalam bahasa Sasak pada abad ke-19 yang sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa.<ref>{{cite web|url=https://omniglot.com/writing/sasak.htm|title=Sasak Language, Alphabet And Pronunciation|website=omniglot.com|language=en|access-date=13 April 2022}}</ref>


==Jenis aksara==
==Jenis aksara==
[[Berkas:Aksara Sasak.gif|ka|jmpl|245px|Konsonan pada aksara Sasak.]]
===Aksara Swalalita===
===Swalalita===
aksara Swalalita adalah jenis aksara yang dipakai untuk tulis menulis dalam naskah-naskah lontar Sasak baik naskah berbahasa Sasak maupun berbahasa Kawi. Aksara Swalalita terdiri atas Huruf Vokal (Aksara Swara) dan Huruf Konsonan (Aksara Wyanjana)
Swalalita adalah jenis aksara yang dipakai untuk tulis menulis dalam naskah-naskah lontar Sasak, baik naskah berbahasa Sasak maupun berbahasa Kawi. Swalalita terdiri atas huruf vokal (''swara'') dan huruf konsonan (''wyanjana'').
===Aksara Swara===
Aksara Swara ini digunakan bila ia berada di depan serta menyatakan nama diri, nama tempat, nama hari dan lain lain. Aksara Swara ini juga berkedudukan sebagai Aksara Murdha, yang jika dialihkan aksaranya ke [[huruf Latin]] maka menjadi huruf Kapital, kecuali le.


===Swara===
Aksara Swara memiliki huruf vokal "i", "u", "e", "o", dan "é", apabila melekat pada aksara Wyanjana maka aksara Swara berubah menjadi sandarangan bunyi dengan bentuk-bentuk tertentu serta penempatannya ada diatas, dibawah, didepan atau dibelakang.
Swara digunakan apabila ia berada di depan serta menyatakan nama diri, nama tempat, nama hari, dan lain-lain. Swara juga berkedudukan sebagai aksara ''murdha'', yang jika dialihkan aksaranya ke [[huruf Latin]] maka menjadi huruf Kapital, kecuali [le].
===Aksara Wyanjana===

Aksara Wyanjana terdiri dari huruf "h", "r", dan "ng" berada pada akhir suku kata, berubah menjadi sandangan bunyi dan berfungsi untuk mematikan suku. Sedangkan "ra", dan "re" untuk menghidupkan suku kata.
Aksara swara memiliki huruf vokal [i], [u], [e], [o], dan [é]. Apabila melekat pada aksara ''wyanjana'', maka aksara ''swara'' berubah menjadi ''sandarangan'', yakni bunyi dengan bentuk-bentuk tertentu serta penempatannya ada di atas, di bawah, di depan, atau di belakang.
===Aksara Baluq Olas===

Aksara Carakan atau aksara Baluq Olas secara lahiriah telah mengandung bunyi vokal "a", serta merupakan satu suku. Apabila belum mengandung bunyi vokal "a" ("h", "n", "c", dst. Bukan "ha", "na", "ca", dst.) disebut sebagai aksara Legena.
===Wyanjana===
Wyanjana terdiri dari huruf [h], [r], dan [ng] berada pada akhir suku kata, berubah menjadi ''sandangan'', yakni bunyi dan berfungsi untuk mematikan suku. Sedangkan [ra], dan [re] untuk menghidupkan suku kata.

===Baluq olas===
Carakan atau baluq olas secara lahiriah telah mengandung bunyi vokal [a], serta merupakan satu suku. Apabila belum mengandung bunyi vokal [a], [h], [n], [c], dan seterusnya, bukan [ha], [na], [ca], dan seterusnya, maka disebut sebagai aksara ''legena''.

==Lihat juga==
*[[Aksara Jawa]]
*[[Aksara Bali]]


==Referensi==
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

{{Aksara}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Aksara Sasak| ]]
[[Kategori:Aksara Nusantara|Sasak]]
[[Kategori:Rumpun aksara Brahmi|Sasak]]
[[Kategori:Bahasa Sasak]]


{{Aksara-stub}}

Revisi terkini sejak 30 Maret 2024 23.50

Aksara Sasak
Jenis aksara
BahasaSasak
Aksara terkait
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
Aksara kerabat
Bali
Batak
Baybayin
Bugis
Incung
Jawa
Lampung
Makassar
Rejang
Sunda
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Aksara Sasak, dikenal juga sebagai aksara Jejawaan Sasak, adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Lombok.[1] Aksara ini digunakan oleh suku Sasak untuk menulis bahasa Sasak. Aksara Sasak merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi dan berkerabat dekat dengan aksara Bali dan aksara Jawa.[2]

Menurut sebuah hipotesis, suku Sasak telah menghuni Pulau Lombok selama berabad-abad, mereka dikatakan telah menghuni wilayah Lombok sejak 4.000 tahun SM. Ada pendapat yang mengatakan bahwa orang Sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari Pulau Jawa. Ada juga yang menyatakan leluhur orang Sasak adalah orang Jawa.

Menurut Goris, "Sasak" secara etimologi, berasal dari kata sah 'pergi' dan shaka 'leluhur'. Dengan begitu Goris menyimpulkan bahwa Sasak memiliki arti "pergi ke tanah leluhur". Dari pengertian inilah diduga bahwa leluhur orang Sasak itu adalah orang Jawa. Bukti lainnya merujuk kepada aksara Sasak yang digunakan oleh orang Sasak disebut sebagai "aksara Jejawaan Sasak", yakni merupakan sistem tulisan yang berasal dari Pulau Jawa. Pada perkembangannya, aksara ini dipresentasikan dengan baik oleh para pujangga Sasak yang telah melahirkan tradisi kesusasteraan Sasak.[3]

Berdasarkan asal usul-usul serta pemakaian naskah di dalam naskah lontar baik berbahasa Sasak maupun berbahasa Kawi, aksara Jejawan Sasak dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:

  • Baluq Olas
  • Rekan
  • Swara
  • Swalalita

Asal-usul aksara Jejawaan Sasak adalah dari aksara Jawa. Dari segi pelafalannya, aksara Jawa berjumlah 20 buah dengan urutan; [ha], [na], [ca], [ra], [ka], [da], [ta], [sa], [wa], [la], [pa], [dha], [ja], [ya], [nya], [ma], [ga], [ba], [tha], dan [nga]. Huruf yang diserap ke dalam aksara Jejawaan Sasak hanya berjumlah 18 huruf dan disebut aksara Baluq Olas yang dalam bahasa Indonesia berarti 'aksara delapan belas'.

Bahasa Sasak awalnya ditulis dengan aksara yang disebut aksara Sasak, mirip dengan aksara Bali yang dipengaruhi oleh aksara Jawa. Aksara itu ditulis di daun lontar, dan kemudian dari tahun 1970an, kertas sudah mulai digunakan untuk menulis aksara Sasak. Saat ini pengetahuan tentang aksara Sasak terbatas pada sejumlah kecil orang, dan alfabet Latin digunakan sebagai gantinya. Pada tahun 1948, bagian dari Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Sasak dan ada beberapa literatur dalam bahasa Sasak pada abad ke-19 yang sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa.[4]

Jenis aksara

[sunting | sunting sumber]
Konsonan pada aksara Sasak.

Swalalita

[sunting | sunting sumber]

Swalalita adalah jenis aksara yang dipakai untuk tulis menulis dalam naskah-naskah lontar Sasak, baik naskah berbahasa Sasak maupun berbahasa Kawi. Swalalita terdiri atas huruf vokal (swara) dan huruf konsonan (wyanjana).

Swara digunakan apabila ia berada di depan serta menyatakan nama diri, nama tempat, nama hari, dan lain-lain. Swara juga berkedudukan sebagai aksara murdha, yang jika dialihkan aksaranya ke huruf Latin maka menjadi huruf Kapital, kecuali [le].

Aksara swara memiliki huruf vokal [i], [u], [e], [o], dan [é]. Apabila melekat pada aksara wyanjana, maka aksara swara berubah menjadi sandarangan, yakni bunyi dengan bentuk-bentuk tertentu serta penempatannya ada di atas, di bawah, di depan, atau di belakang.

Wyanjana terdiri dari huruf [h], [r], dan [ng] berada pada akhir suku kata, berubah menjadi sandangan, yakni bunyi dan berfungsi untuk mematikan suku. Sedangkan [ra], dan [re] untuk menghidupkan suku kata.

Baluq olas

[sunting | sunting sumber]

Carakan atau baluq olas secara lahiriah telah mengandung bunyi vokal [a], serta merupakan satu suku. Apabila belum mengandung bunyi vokal [a], [h], [n], [c], dan seterusnya, bukan [ha], [na], [ca], dan seterusnya, maka disebut sebagai aksara legena.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Aksara Kuno Saksi Kejayaan Nusantara". www.mediaspn.com. 13 Desember 2019. Diakses tanggal 13 April 2022. 
  2. ^ Wahyudi (5 April 2016). "Aksara Sasak, Antara Menjadi Masa Depan Atau Masa Lalu". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 13 April 2022. 
  3. ^ M. Azizan (16 Mei 2016). "Sejarah Dan Tradisi Suku Sasak, Lombok NTB". siap-sekolah.com. Diakses tanggal 13 April 2022. 
  4. ^ "Sasak Language, Alphabet And Pronunciation". omniglot.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 April 2022.