Sigmagold Inti Perkasa: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(23 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<!--{{iklan}}--> |
|||
'''PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk''' |
'''PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk''' (atau disingkat '''Sigmagold''' saja) adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang [[investasi]] pada berbagai bidang,<ref name=TMPI1/> seperti perdagangan, multimedia dan telekomunikasi, perindustrian dan jasa serta pertambangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak usaha, terutama pada pertambangan [[emas]].<ref>[https://www.wartaekonomi.co.id/read164771/eksploitasi-tambang-emas-jalan-tmpi-optimistis-suspensi-saham-bakal-dicabut Eksploitasi Tambang Emas Jalan, TMPI Optimistis Suspensi Saham Bakal Dicabut]</ref> Pernah tercatat di [[Bursa Efek Indonesia]] dengan kode emiten '''TMPI''', di era 2010-an, struktur kepemilikan perusahaan ini unik karena sebanyak 99,86% sahamnya dimiliki oleh masyarakat, sementara 0,14%-nya dimiliki oleh PT Pratama Duta Santosa.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4779900/jadi-korban-saham-tmpi-yang-ditendang-bei-ini-kesaksian-investor Jadi Korban Saham TMPI yang 'Ditendang' BEI, Ini Kesaksian Investor]</ref> Saham TMPI sendiri sudah dihapuskan (''delisting'') oleh pihak BEI sejak 11 November 2019,<ref>[https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201910/5b5f40cf14_3cd296cd29.pdf PENGUMUMAN BURSA]</ref> karena telah mengalami suspensi pencatatan saham selama dua tahun.<ref name=TMPI1>[https://investasi.kontan.co.id/news/bei-akan-delisting-saham-sigmagold-inti-perkasa-tmpi-pada-11-november-2019 BEI akan delisting saham Sigmagold Inti Perkasa (TMPI) pada 11 November 2019]</ref> Karena sejarah perusahaan ini (termasuk saat menjelang penghapusannya) dianggap sering merugikan investor publik di bursa saham, ada yang memplesetkan kode emitennya menjadi ''Taman Makam Para Investor''.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191105120932-17-112740/balada-saham-tmpi-taman-makam-para-investor Balada Saham TMPI: Taman 'Makam' Para Investor]</ref> |
||
==Sejarah dan perkembangan== |
==Sejarah dan perkembangan== |
||
Sejak didirikan pada 1981, perusahaan yang terakhir tercatat berkantor pusat di Gedung [[Menara Duta]] Lantai I-C, Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-9, [[Setiabudi |
Sejak didirikan pada 1981, perusahaan yang terakhir tercatat berkantor pusat di Gedung [[Menara Duta]] Lantai I-C, Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-9, [[Setiabudi, Jakarta Selatan]] ini terhitung telah beberapa kali berganti nama dan usaha. Sahamnya sendiri pertama kali masuk ke [[bursa saham]] lewat [[Bursa Efek Jakarta]] pada 25 Januari 1995, dengan harga [[penawaran umum perdana]] (IPO) sebesar Rp 1.350.<ref name=TMPI9>[https://britama.com/index.php/2012/06/sejarah-dan-profil-singkat-tmpi/ Sejarah dan Profil Singkat TMPI (Sigmagold Inti Perkasa Tbk)]</ref> |
||
===PT Telagamas Pertiwi=== |
===PT Telagamas Pertiwi=== |
||
Awalnya, perusahaan ini didirikan sebagai '''CV Telagamas Pertiwi''' pada 2 Juli 1977. Kemudian, asetnya dipindahkan/naik status menjadi sebuah [[perseroan terbatas]] bernama '''PT Telaga Mas''', didirikan pada 9 Januari 1981 di [[Surabaya]].<ref>[http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/68285/yusuf%20eko%20purwanto%20970810291371-hls.pdf?sequence=1&isAllowed=y analisis ratio keungan dalam rangka penilaian kenerja keuangan perusahaan pada PT telagamas pertiwi di surabaya]</ref> Lalu, pada 1 Juni 1982 diganti menjadi '''PT Telaga Mas Pertiwi''', dan kemudian pada 29 Desember 1993 disederhanakan menjadi '''PT Telagamas Pertiwi'''.<ref name=TMPI5>[https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201911/6faca1ede5_1cd7e46609.pdf Laporan Keuangan TMPI]</ref> PT Telaga Mas Pertiwi merupakan perusahaan produsen [[sepatu]] olahraga dan komponen-komponennya, seperti sol sepatu di beberapa pabriknya yang terletak di Jl. Rungkut Industri III/12 (juga merupakan kantor pusat saat itu), Desa [[Cangkringmalang, Beji, Pasuruan|Cangkringmalang]], [[Beji, Pasuruan|Beji]], [[Kabupaten Pasuruan]], [[Jawa Timur]] serta di [[Magelang]], [[Jawa Tengah]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uopXAAAAMAAJ&q=telagamas+pertiwi&dq=telagamas+pertiwi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjnwPaBh773AhU9SmwGHSBNBh04ChDoAXoECAUQAg Indonesian CCI Trade Directory]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=5mKfAAAAIAAJ&q=telagamas+pertiwi&dq=telagamas+pertiwi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjg7Kr4hr73AhU7TGwGHZMGCqsQ6AF6BAgEEAI Corporate Handbook, Indonesia: The Definitive Guide to Listed Companies, Volume 2]</ref> dengan tujuan ekspor.<ref name=TMPI2>[https://books.google.co.id/books?id=7bbRWU58d_EC&pg=PA351&dq=telagamas+pertiwi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjg7Kr4hr73AhU7TGwGHZMGCqsQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=telagamas%20pertiwi&f=false Kompas seratus]</ref> Kode emiten TMPI sendiri berasal dari singkatan nama Telagamas Pertiwi. Setelah IPO, sahamnya dimiliki oleh PT Imasco Pacific (19,05%), PT [[Bhakti Investama]] Tbk sebesar 19%, PT Telagarona Sentosa (12,5%), PT Santana Satria Perkasa (9,53%), PT Citra Sugimas Pratama (3,42%), Dapen [[BNI]] 1946 (3,83%), Rusdianto Hidayat (14,28%), dan publik (18,39%).<ref name=TMPI7>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191107140741-17-113463/dari-mnc-hingga-dpen-bni-ini-jejak-pemegang-saham-tmpi Dari MNC hingga Dapen BNI, Ini Jejak Pemegang Saham TMPI]</ref> |
|||
===PT Artha Graha Investama Sentral=== |
===PT Artha Graha Investama Sentral=== |
||
Tidak lama setelah IPO, diduga karena melemahnya industri sepatu, pemilik lama pun menjual 51% saham PT Telagamas Pertiwi ke [[Artha Graha Group]] (perusahaan milik [[Tomy Winata]]) pada Juni 1996, lewat mekanisme ''rights issue''.<ref name=TMPI3>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191107140741-17-113463/dari-mnc-hingga-dapen-bni-ini-jejak-pemegang-saham-tmpi Dari MNC hingga Dapen BNI, Ini Jejak Pemegang Saham TMPI]</ref> Tomy lalu mempergunakan perusahaan tersebut sebagai induk usaha dari perusahaan elektronik miliknya, yaitu PT Artha Graha Wahana,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uVnUDwAAQBAJ&pg=PA152&dq=artha+grahawahana&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjByLywmL73AhXyZWwGHbTUA9MQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=artha%20grahawahana&f=false Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia]</ref> yang dikenal sebagai distributor eksklusif produk [[Sony]] dan [[RCA]] (khususnya audio dan video),<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=cQ9YAAAAMAAJ&dq=ARTHA+GRAHA+WAHANA+SONY&focus=searchwithinvolume&q=AGW Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 28-36]</ref> ditambah produk elektronika lain dari [[Nokia]], [[Compaq]] dan [[General Electric]] di Indonesia.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/telagamas-cipta-tie-up-1447893297 JP/Telagamas, Cipta tie up]</ref> PT Artha Graha Wahana sendiri memiliki 6 anak usaha: PT Artha Citra Gallery, PT Artha Wahana Karya, PT Artha Wahana Prakarsa, PT Artha Wahana Surya dan PT Artha Wahana Adhitama (untuk produk Sony) dan PT Mahameru Antarnusa Niaga (produk TV RCA). Untuk mewujudkan hal tersebut, PT Artha Graha Wahana sendiri diakuisisi oleh PT Telagamas dari Artha Graha Group dan PT Amcol Buana<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=UeDsAAAAMAAJ&dq=dari+merk+Sony+%28+PT+Artha+Citra+Gallery+...&focus=searchwithinvolume&q=gallery Informasi, Masalah 221-226]</ref> senilai Rp 40,5 miliar di tahun 1997.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=5mKfAAAAIAAJ&q=ARTHA+GRAHA+WAHANA+SONY&dq=ARTHA+GRAHA+WAHANA+SONY&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjO-qH8kb73AhXBRmwGHVIVD1oQ6AF6BAgDEAI Corporate Handbook, Indonesia: The Definitive Guide to Listed Companies, Volume 2]</ref> |
Tidak lama setelah IPO, diduga karena melemahnya industri sepatu, pemilik lama pun menjual 51% saham PT Telagamas Pertiwi ke [[Artha Graha Group]] (perusahaan milik [[Tomy Winata]]) pada Juni 1996, lewat mekanisme ''rights issue''.<ref name=TMPI3>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191107140741-17-113463/dari-mnc-hingga-dapen-bni-ini-jejak-pemegang-saham-tmpi Dari MNC hingga Dapen BNI, Ini Jejak Pemegang Saham TMPI]</ref> Tomy lalu mempergunakan perusahaan tersebut sebagai induk usaha dari perusahaan elektronik miliknya, yaitu PT Artha Graha Wahana,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uVnUDwAAQBAJ&pg=PA152&dq=artha+grahawahana&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjByLywmL73AhXyZWwGHbTUA9MQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=artha%20grahawahana&f=false Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia]</ref> yang dikenal sebagai distributor eksklusif produk [[Sony]] dan [[RCA]] (khususnya audio dan video),<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=cQ9YAAAAMAAJ&dq=ARTHA+GRAHA+WAHANA+SONY&focus=searchwithinvolume&q=AGW Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 28-36]</ref> ditambah produk elektronika lain dari [[Nokia]], [[Compaq]] dan [[General Electric]] di Indonesia.<ref name="JP/Telagamas, Cipta tie up">[https://jawawa.id/newsitem/telagamas-cipta-tie-up-1447893297 JP/Telagamas, Cipta tie up]</ref> PT Artha Graha Wahana sendiri memiliki 6 anak usaha: PT Artha Citra Gallery (memiliki toko Galeri Elektronik 2001 dan Jakarta Electronic Center), PT Artha Wahana Karya, PT Artha Wahana Prakarsa, PT Artha Wahana Surya dan PT Artha Wahana Adhitama (untuk produk Sony) dan PT Mahameru Antarnusa Niaga (produk TV RCA). Untuk mewujudkan hal tersebut, PT Artha Graha Wahana sendiri diakuisisi oleh PT Telagamas dari Artha Graha Group dan PT Amcol Buana<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=UeDsAAAAMAAJ&dq=dari+merk+Sony+%28+PT+Artha+Citra+Gallery+...&focus=searchwithinvolume&q=gallery Informasi, Masalah 221-226]</ref> senilai Rp 40,5 miliar di tahun 1997.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=5mKfAAAAIAAJ&q=ARTHA+GRAHA+WAHANA+SONY&dq=ARTHA+GRAHA+WAHANA+SONY&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjO-qH8kb73AhXBRmwGHVIVD1oQ6AF6BAgDEAI Corporate Handbook, Indonesia: The Definitive Guide to Listed Companies, Volume 2]</ref> |
||
Perlu diketahui bahwa keterlibatan Tomy dalam bisnis ini tidak bisa dilepaskan dari salah satu partner lamanya, [[Sugianto Kusuma]] (Aguan). Saudara Aguan, Jhonny |
Perlu diketahui bahwa keterlibatan Tomy dalam bisnis ini tidak bisa dilepaskan dari salah satu partner lamanya, [[Sugianto Kusuma]] (Aguan). Saudara Aguan, [[Jhonny Kusuma]] lah yang mengembangkan manufaktur Sony (lisensi) pertama di Indonesia pada tahun 1986, bernama PT Amcol Graha Electronic Industries, dengan kepemilikannya mencapai 50% (lewat PT Graha Seruni) sementara sisanya dimiliki Amcol Holdings [[Singapura]].<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=l9fsAAAAMAAJ&dq=PT+Graha+Seruni+kesuma&focus=searchwithinvolume&q=seruni Informasi, Volume 14,Masalah 163-166]</ref> Sejak Desember 1995, peran PT Amcol sebagai produsen Sony untuk pasar lokal digantikan oleh PT Sony Manufacturing Indonesia yang dimiliki Sony Corp Jepang sebesar 100%.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=BiZYAAAAMAAJ&dq=seruni+kesuma+sony&focus=searchwithinvolume&q=seruni+ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 8,Masalah 17-23]</ref> Meskipun demikian, untuk distribusinya masih ditangani oleh PT Amcol, yang dimiliki juga kemudian oleh Aguan sendiri.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=weMdAQAAMAAJ&q=AmcolGraha+Sony&dq=AmcolGraha+Sony&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjirOzojL73AhXu7nMBHeQuAzg4HhDoAXoECAQQAg Asiamoney, Volume 7]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=8RNYAAAAMAAJ&q=Amcol+Graha+Pribadi&dq=Amcol+Graha+Pribadi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjL7uqmm773AhXD73MBHaW-B-sQ6AF6BAgIEAI Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 11,Masalah 46-52]</ref> Jhonny kemudian juga merintis PT Mahameru Antarnusa Niaga sebagai agen dan manufaktur [[pesawat televisi]] RCA di Indonesia pada 1996.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=JUcoAAAAMAAJ&dq=Amcol+Graha+kesuma&focus=searchwithinvolume&q=kesuma Eksekutif, Masalah 205-207]</ref> Tidak lama kemudian, Tomy mengambilalih bisnis PT Amcol dalam wadah PT Artha Graha Wahana. Jhonny sendiri kemudian dijadikan kaki tangan Tomy di PT Telagamas Pertiwi.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=6-HUDwAAQBAJ&pg=PA33&dq=AmcolGraha+Artha&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj60PaXir73AhU58XMBHdtAAkwQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=AmcolGraha%20Artha&f=false Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata]</ref> |
||
Setelah PT Telagamas mengakuisisi PT Artha Graha Wahana, kemudian dalam perkembangannya, perusahaan ini kemudian menutup bisnis sepatunya<ref name=TMPI2/> dan sempat merencanakan akan mengakuisisi PT Cipta Inti Multipradana, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan pada Mei 1997.<ref |
Setelah PT Telagamas mengakuisisi PT Artha Graha Wahana, kemudian dalam perkembangannya, perusahaan ini kemudian menutup bisnis sepatunya<ref name=TMPI2/> dan sempat merencanakan akan mengakuisisi PT Cipta Inti Multipradana, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan pada Mei 1997.<ref name="JP/Telagamas, Cipta tie up"/> Tidak lama setelah itu, tepatnya pada 11 Juli 1997 nama perusahaan diganti menjadi '''PT Artha Graha Investama Sentral Tbk''' (disingkat '''AGIS'''), menyesuaikan pemiliknya saat itu.<ref name=TMPI5/> Meskipun kemudian lebih fokus ke bisnis elektroniknya, AGIS sempat juga berencana masuk ke industri [[media massa]], dengan pada 13 Mei 1998 menandatangani kesepakatan bersama PT [[Datakom Asia]]. Rencananya, Datakom akan mengakuisisi sebagian saham PT AGIS, dan sebaliknya PT AGIS akan membeli sejumlah saham di anak perusahaan Datakom, [[televisi berlangganan]] [[Indovision]].<ref>[https://jawawa.id/newsitem/artha-graha-datakom-to-establish-alliance-1447893297 JP/Artha Graha, Datakom to establish alliance]</ref> Sempat juga menjalin kerjasama dengan PT [[Ramayana Lestari Sentosa]] dan PT [[Matahari Putra Prima]] dalam bentuk pembukaan toko elektronik.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=PhBYAAAAMAAJ&q=Artha+Graha+Investama+Sentral+ramayana+matahari+bagi+hasil&dq=Artha+Graha+Investama+Sentral+ramayana+matahari+bagi+hasil&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjCponppb73AhUE4jgGHUPaB2QQ6AF6BAgFEAI Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 46-52]</ref> |
||
===PT Agis Tbk=== |
===PT Agis Tbk=== |
||
Meskipun demikian, "kekuasaan" Tomy di perusahaannya ini tidak bertahan lama. |
Tidak lama kemudian, sejak 24 September 1999, nama perusahaan ini diubah menjadi '''PT Agis Tbk''' saja. Seiring dengan perubahan itu, logo perusahaan juga diubah, dan Agis mulai mengembangkan toko elektronik besar yang diberi nama "Agis Superstore".<ref>[https://web.archive.org/web/20080506214309/http://www.agis.co.id/pr-milestones.html Milestones]</ref> Meskipun demikian, "kekuasaan" Tomy di perusahaannya ini tidak bertahan lama. Muncul kemudian nama [[Hary Tanoesoedibjo]] dengan PT [[Bhakti Investama]] nya sebagai pemegang saham pengendali Agis. Sebenarnya, Bhakti sudah memegang saham Agis yang cukup signifikan sejak 1997 sebanyak 19%, walaupun bukan pengendali. Sempat menghilang pada tahun 2000, pada tahun 2001 nama Bhakti menjadi pemegang saham mayoritas Agis sebanyak 49% lewat mekanisme ''rights issue''.<ref name=TMPI7/> Diperkirakan, saham TMPI dibeli oleh Bhakti dari Tomy seharga [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 30 juta.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=s-LUDwAAQBAJ&pg=PA58&dq=Agis+SCTV&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwij5qWlqr73AhW-7HMBHU9VBggQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=Agis%20SCTV&f=false Jalan Berliku Hary Tanoesoedibjo Bercerai Dengan Cendana]</ref> Hary mengungkapkan, bahwa ia memiliki niat mengembangkan Agis sebagai perusahaan media terintegrasi.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=NDvjAAAAMAAJ&dq=Artha+Graha+Investama+Sentral&focus=searchwithinvolume&q=BEJ Gamma, Volume 3,Masalah 6-14]</ref> Untuk mewujudkan hal ini, Agis sempat berencana untuk membangun [[televisi satelit]] bersama perusahaan [[Afrika Selatan]], Multichoice International Holdings, dan sempat mengumumkan telah mengakuisisi [[SCTV]] dari tangan Datakom Asia dan Mitrasari Persada di tahun 2000,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=V7m1AAAAIAAJ&q=Artha+Graha+Investama+Sentral&dq=Artha+Graha+Investama+Sentral&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiZssvZq773AhXI63MBHUYJAhs4ChDoAXoECAQQAg AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6]</ref> walaupun keduanya tidak terwujud. |
||
Setelah kepemilikan oleh Hary Tanoe, Agis tetap menjadi salah satu pemain bisnis elektronik |
Setelah kepemilikan oleh Hary Tanoe, Agis tetap menjadi salah satu pemain bisnis elektronik ternama di Indonesia. Untuk memperkuat bisnisnya, sejak 18 September 2001, tiga anak usahanya, PT Artha Citra Gallery, PT Artha Graha Wahana, dan PT Mahameru Antarnusa Niaga telah dimerger ke PT Agis Electronics (d/h PT Artha Graha Wahana),<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=ZRHkAAAAMAAJ&dq=PT+Artha+Graha+Wahana%2C+PT+Artha+Citra+Gallery+dan+PT+Mahameru+Antarnusa+Niaga&focus=searchwithinvolume&q=Citra+Gallery Indonesian Capital Market Directory]</ref> dan di tahun yang sama mengundang investor strategis TT International.<ref name=TMPI8/> Bisnis Agis pun diperluas ke bidang [[logistik]], dengan keberadaan PT JCL Indonesia, kemudian sempat juga memasuki bisnis [[periklanan]] dengan PT [[MNC Digital Entertainment|Bhakti Media Internasional]], walaupun bisnis utamanya tetap di bidang perdagangan dan jasa barang-barang elektronik. Karyawan Agis pada 2004 tercatat sebanyak 967 orang. Anak usaha Agis yang utama adalah PT Agis Electronics yang memegang bisnis toko Agis dan anak-anak usahanya yang terlibat dalam distribusi dan jasa servis Sony.<ref>[https://docplayer.info/34162359-Pt-agis-tbk-dan-perusahaan-anak.html PT AGIS Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK]</ref> Kepemilikan Hary Tanoe dalam perusahaan ini tidak berlangsung lama, karena pada 18 Juli 2006, Bhakti melepas seluruh saham mayoritasnya ke PT Bahana Bumi Cemerlang,<ref>[https://123dok.com/document/qmw4lx5z-financial-reports-fr-q-agis-tbk.html Financial Reports FR 2011 Q2 AGIS Tbk]</ref> yang dimiliki oleh Jhonny Kusuma. Pembelian ini menandakan kembalinya Jhonny ke bisnis elektronik Sony yang dahulu dijalaninya.<ref name=TMPI8>[https://web.archive.org/web/20080705035025/http://www.agis.co.id/pr-milestones.html Milestones]</ref> Jhonny lalu diangkat sebagai direktur utama perusahaan ini pada 2007.<ref name=TMPI7/> |
||
Pada masa kepemimpinan Jhonny, perusahaan elektronik ini pernah berkali-kali mengejutkan pasar modal nasional dengan berbagai tindak-tanduknya. Di tanggal 23 April 2007, nama Agis langsung mencuat ke publik, ketika perusahaan ini mengumumkan akan mengakuisisi PT Akira Indonesia (produsen elektronik merek Akira), PT TT Indonesia, dan merger dengan Electronic Solution (toko elektronik).<ref>[https://www.datatempo.co/foto/detail/P0105200700201/jajaran-direksi-pt-agis-tbk Jajaran Direksi PT Agis Tbk.]</ref> Pihak Agis kemudian juga mengumumkan rencana membangun bisnis telekomunikasi dan melakukan kerjasama sinergis dengan PT [[Metrodata Electronics]] Tbk. Akibatnya, saham Agis di bursa saham pun melejit hanya dalam waktu beberapa bulan, dari Rp 215 pada akhir 2006 ke Rp 3.925 pada 4 Juni 2007. Ini masih belum ditambah adanya analis pasar yang menargetkan kenaikan pendapatan bagi perusahaan ini dari Rp 700 miliar ke Rp 1 triliun. Akan tetapi, hebohnya saham Agis tersebut hanya berlangsung sementara, karena pihak Bursa Efek Jakarta kemudian mensuspensi perdagangan sahamnya sejak 6-13 Juni 2007. Akibatnya, saham Agis pun anjlok menjadi Rp 2.325 pada akhir Juni 2007, apalagi ketika BEJ berhasil membongkar pihak Agis yang telah menyebarkan disinformasi ke publik dan memberi denda pada para pimpinan PT Agis Tbk atas kejadian itu.<ref>[https://www.academia.edu/35320475/KEJAHATAN_DI_BIDANG_PASAR_MODAL KEJAHATAN DI BIDANG PASAR MODAL]</ref> Meskipun demikian, pihak Agis tetap melakukan berbagai langkah strategis untuk memperkuat bisnisnya. Misalnya, pada 2008, pihak Agis melakukan ''rights issue'' demi anak usahanya,<ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/13/21/83230/agis-bersikukuh-right-issue Agis Bersikukuh Right Issue]</ref> dan pada 6 Januari 2009 mengumumkan akuisisi masing-masing 30% saham Comstar Mobile Pte. Ltd. dan [[Erafone]], yang keduanya bergerak dalam distribusi dan ritel [[telepon seluler]] demi memperkuat bisnis penjualan dan hak distribusi telepon seluler Agis (meskipun seluruh rencana akuisisi ini tidak pernah terwujud).<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1064018/agis-akuisisi-comstar-dan-erafone AGIS Akuisisi Comstar dan Erafone]</ref><ref>[https://www.viva.co.id/arsip/109280-agis-batal-ambil-alih-comstar-dan-erafone Agis Batal Ambil Alih Comstar dan Erafone]</ref> |
Pada masa kepemimpinan Jhonny, perusahaan elektronik ini pernah berkali-kali mengejutkan pasar modal nasional dengan berbagai tindak-tanduknya. Di tanggal 23 April 2007, nama Agis langsung mencuat ke publik, ketika perusahaan ini mengumumkan akan mengakuisisi PT Akira Indonesia (produsen elektronik merek Akira), PT TT Indonesia, dan merger dengan [[Electronic Solution]] (toko elektronik).<ref>[https://www.datatempo.co/foto/detail/P0105200700201/jajaran-direksi-pt-agis-tbk Jajaran Direksi PT Agis Tbk.]</ref> Pihak Agis kemudian juga mengumumkan rencana membangun bisnis telekomunikasi dan melakukan kerjasama sinergis dengan PT [[Metrodata Electronics]] Tbk. Akibatnya, saham Agis di bursa saham pun melejit hanya dalam waktu beberapa bulan, dari Rp 215 pada akhir 2006 ke Rp 3.925 pada 4 Juni 2007. Ini masih belum ditambah adanya analis pasar yang menargetkan kenaikan pendapatan bagi perusahaan ini dari Rp 700 miliar ke Rp 1 triliun. Akan tetapi, hebohnya saham Agis tersebut hanya berlangsung sementara, karena pihak Bursa Efek Jakarta kemudian mensuspensi perdagangan sahamnya sejak 6-13 Juni 2007. Akibatnya, saham Agis pun anjlok menjadi Rp 2.325 pada akhir Juni 2007, apalagi ketika BEJ berhasil membongkar pihak Agis yang telah menyebarkan disinformasi ke publik dan memberi denda pada para pimpinan PT Agis Tbk atas kejadian itu.<ref>[https://www.academia.edu/35320475/KEJAHATAN_DI_BIDANG_PASAR_MODAL KEJAHATAN DI BIDANG PASAR MODAL]</ref> Meskipun demikian, pihak Agis tetap melakukan berbagai langkah strategis untuk memperkuat bisnisnya. Misalnya, pada 2008, pihak Agis melakukan ''rights issue'' demi anak usahanya,<ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/13/21/83230/agis-bersikukuh-right-issue Agis Bersikukuh Right Issue]</ref> dan pada 6 Januari 2009 mengumumkan akuisisi masing-masing 30% saham Comstar Mobile Pte. Ltd. dan [[Erafone]], yang keduanya bergerak dalam distribusi dan ritel [[telepon seluler]] demi memperkuat bisnis penjualan dan hak distribusi telepon seluler Agis (meskipun seluruh rencana akuisisi ini tidak pernah terwujud).<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1064018/agis-akuisisi-comstar-dan-erafone AGIS Akuisisi Comstar dan Erafone]</ref><ref>[https://www.viva.co.id/arsip/109280-agis-batal-ambil-alih-comstar-dan-erafone Agis Batal Ambil Alih Comstar dan Erafone]</ref> |
||
Memasuki tahun 2010-an, kinerja Agis mulai menurun, meskipun memiliki 400 karyawan dan 1000 toko pada 2010. Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen memutuskan untuk menggali berbagai potensi lainnya, seperti pertambangan dan infrastruktur.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/BEI-Cabut-Suspensi-Saham-dan-Waran-Agis BEI Cabut Suspensi Saham dan Waran Agis]</ref><ref>[https://adoc.pub/commissioners-profile-surat-pengantar-cover-letter.html COMMISSIONERS PROFILE. SURAT PENGANTAR COVER LETTER]</ref> Di 29 September 2010, misalnya Agis mengumumkan rencana investasi dari Global Emerging Market Ltd senilai Rp 1,35 triliun untuk berinvestasi di sektor tambang.<ref>[incar-akuisisi-tambang-gem-kucuri-agis-rp-135-triliun Incar Akuisisi Tambang, GEM Kucuri Agis Rp 1,35 Triliun]</ref> Kemudian, Agis bersama [[Fujian Xinjifu Enterprises]] Co. Ltd., membentuk perusahaan patungan yang bergerak di bidang sumber daya alam dengan nama PT Agis Resources.<ref name="agis">{{en}} {{cite journal | author = Agis | title = Agis: Company Overview | url = http://www.agis.co.id/company.html | journal = | access-date = 2016-10-25 | archive-date = 2017-04-28 | archive-url = https://web.archive.org/web/20170428215314/http://agis.co.id/company.html | dead-url = yes }}</ref> Menjelang 2012, nampak perusahaan ini mulai menggencarkan upayanya masuk ke bisnis pertambangan emas, seperti di [[ |
Memasuki tahun 2010-an, kinerja Agis mulai menurun, meskipun memiliki 400 karyawan dan 1000 toko pada 2010. Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen memutuskan untuk menggali berbagai potensi lainnya, seperti pertambangan dan infrastruktur.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/BEI-Cabut-Suspensi-Saham-dan-Waran-Agis BEI Cabut Suspensi Saham dan Waran Agis]</ref><ref>[https://adoc.pub/commissioners-profile-surat-pengantar-cover-letter.html COMMISSIONERS PROFILE. SURAT PENGANTAR COVER LETTER]</ref> Di 29 September 2010, misalnya Agis mengumumkan rencana investasi dari Global Emerging Market Ltd senilai Rp 1,35 triliun untuk berinvestasi di sektor tambang.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1450964/incar-akuisisi-tambang-gem-kucuri-agis-rp-135-triliun Incar Akuisisi Tambang, GEM Kucuri Agis Rp 1,35 Triliun]</ref> Kemudian, Agis bersama [[Fujian Xinjifu Enterprises]] Co. Ltd., membentuk perusahaan patungan yang bergerak di bidang sumber daya alam dengan nama PT Agis Resources.<ref name="agis">{{en}} {{cite journal | author = Agis | title = Agis: Company Overview | url = http://www.agis.co.id/company.html | journal = | access-date = 2016-10-25 | archive-date = 2017-04-28 | archive-url = https://web.archive.org/web/20170428215314/http://agis.co.id/company.html | dead-url = yes }}</ref> Menjelang 2012, nampak perusahaan ini mulai menggencarkan upayanya masuk ke bisnis pertambangan emas, seperti di [[Sumatera Barat]].<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20121217/44/110159/agis-resources-akuisisi-konsesi-tambang-emas-di-sumbar AGIS RESOURCES akuisisi konsesi tambang emas di Sumbar]</ref> Akhirnya, di 20 Desember 2012, Presiden Direktur Agis saat itu, Steven Kusuma (anak Jhonny) mengumumkan rencana Agis berhenti berbisnis di bidang elektronik, seiring munculnya banyak pesaing, perubahan preferensi konsumen, dan angka pendapatan yang menurun. Sebagai gantinya, dua anak usaha Agis lainnya, PT Agis Multimedia dan PT Agis Resources, akan lebih dikembangkan, khususnya dalam pertambangan seperti pembangunan [[smelter]] di [[Jawa Tengah]] yang diperkirakan selesai pada 2015-2016.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/terpukul-agis-stop-ekspansi-bisnis-elektronik Terpukul, AGIS stop ekspansi bisnis elektronik]</ref> |
||
===PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk=== |
===PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk=== |
||
Pada 14 Februari 2014, Agis secara resmi mengganti nama perusahaan menjadi |
Pada 14 Februari 2014, Agis secara resmi mengganti nama perusahaan menjadi '''PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk'''.<ref name="sindo1" /> Penggantian nama ini dilakukan setelah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada 28 Oktober 2013 dan disetujui oleh para pemegang saham.<ref name="sindo1">{{Cite news|url = http://ekbis.sindonews.com/read/835555/32/ganti-nama-tmpi-rambah-bisnis-emas-1392292339|title = Ganti Nama, TMPI Rambah Bisnis Emas|publisher = [[Sindonews]]|date = 13/2/2014|work = [[Sindonews.com]]}}</ref> Alasan utama penggantian nama agar tidak terlalu identik dengan bisnis elektronik.<ref name="sindo2" /> Sejalan dengan perubahan nama tersebut, Agis pun memfokuskan bisnisnya ke penambangan emas.<ref name="sindo2" /> Nama yang diubah pun hanya induknya saja, nama Agis akan tetap diterapkan pada anak perusahaan lainnya.<ref name="sindo2">{{Cite news|url = http://ekbis.sindonews.com/read/799194/32/rupslb-pt-agis-setujui-pergantian-nama-perseroan-1382951424|title = RUPSLB PT Agis Setujui Pergantian Nama Perseroan|publisher = [[Sindonews]]|date = 28 Oktober 2013|work = [[Sindonews.com]]}}</ref> Di saat yang sama pada RUPSLB, perseroan juga merombak susunan direksi dan komisaris.<ref name="sindo3">{{Cite news|url = http://ekbis.sindonews.com/read/799246/32/tmpi-rombak-susunan-komisaris-dan-direksi-1382956210|title = TMPI Rombak Susunan Komisaris dan Direksi|publisher = [[Sindonews]]|date = 28 Oktober 2013 |work = [[Sindonews.com]]}}</ref> |
||
Meskipun demikian, bisa dikatakan kinerja Sigmagold tidak terlalu bagus karena bisnis tambangnya tidak terlalu ''moncer''. Baru pada 2017 dua tambang yang dimiliki baru bisa beroperasi.<ref>[https://archive.netralnews.com/news/ekonomi/read/119845/tambang-di-sumbar-siap-operasi-sigmagold-optimistis-suspensi-sahamnya-dibuka Tambang di Sumbar Siap Operasi, Sigmagold Optimistis Suspensi Sahamnya Dibuka]</ref> Belum lagi masalah seperti penurunan harga komoditas emas, terlambat menyampaikan laporan keuangan, dan sahamnya yang turun harganya sampai Rp 50.<ref>[https://www.lantaibursa.id/2017/11/tmpi-tak-rela-disebut-saham-gocap/ Sudah Mulai Nambang Emas, Saham TMPI siap Meroket]</ref> Beberapa langkah lainnya juga sempat ditempuh Sigmagold untuk memperbaiki kinerjanya, seperti upaya membangun divisi PT Agis Electronics dengan hak distribusi produk ''air cooler'' merek Symphony baik untuk rumah tangga dan komersial.<ref>[https://www.beritasatu.com/archive/330804/sigmagold-kembangkan-kembali-bisnis-elektronik Sigmagold Kembangkan Kembali Bisnis Elektronik]</ref> Puncaknya, sejak 3 Juli 2017, saat itu karena belum membayar denda dan membayar biaya pencatatan tahunan, tidak menggelar ''public expose'', dan telat menyampaikan laporan keuangan, saham Sigmagold terpaksa disuspensi BEI. Pada kuartal ketiga 2018, Sigmagold terakhir kali menyampaikan laporan keuangannya, yang mencatat pendapatan Rp 27,60 miliar (merosot 41,35% ketimbang periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 47,06 miliar) |
Meskipun demikian, bisa dikatakan kinerja Sigmagold tidak terlalu bagus karena bisnis tambangnya tidak terlalu ''moncer''. Baru pada 2017 dua tambang yang dimiliki baru bisa beroperasi.<ref>[https://archive.netralnews.com/news/ekonomi/read/119845/tambang-di-sumbar-siap-operasi-sigmagold-optimistis-suspensi-sahamnya-dibuka Tambang di Sumbar Siap Operasi, Sigmagold Optimistis Suspensi Sahamnya Dibuka]</ref> Belum lagi masalah seperti penurunan harga komoditas emas, terlambat menyampaikan laporan keuangan, dan sahamnya yang turun harganya sampai Rp 50.<ref>[https://www.lantaibursa.id/2017/11/tmpi-tak-rela-disebut-saham-gocap/ Sudah Mulai Nambang Emas, Saham TMPI siap Meroket]</ref> Beberapa langkah lainnya juga sempat ditempuh Sigmagold untuk memperbaiki kinerjanya, seperti upaya membangun divisi PT Agis Electronics dengan hak distribusi produk ''air cooler'' merek Symphony baik untuk rumah tangga dan komersial.<ref>[https://www.beritasatu.com/archive/330804/sigmagold-kembangkan-kembali-bisnis-elektronik Sigmagold Kembangkan Kembali Bisnis Elektronik]</ref> Puncaknya, sejak 3 Juli 2017, saat itu karena belum membayar denda dan membayar biaya pencatatan tahunan, tidak menggelar ''public expose'', dan telat menyampaikan laporan keuangan, saham Sigmagold terpaksa disuspensi BEI. Pada kuartal ketiga 2018, Sigmagold terakhir kali menyampaikan laporan keuangannya, yang mencatat pendapatan Rp 27,60 miliar (merosot 41,35% ketimbang periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 47,06 miliar).<ref name=TMPI1/> Dua tahun setelah suspensi itu, tepatnya pada 11 November 2019, sahamnya resmi dihapuskan dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Pada perkembangan terakhir, tercatat 8 hari setelah ''delisting'' tersebut Sigmagold melakukan RUPS Tahunan kembali, namun tidak kuorum seperti RUPS sebelumnya di tanggal 30 Oktober dan tidak memberikan kepastian yang jelas, khususnya bagi investor saham TMPI.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191119164603-17-116392/rupst-tmpi-tak-kuorum-lagi-ke-mana-lagi-harus-mengadu RUPST TMPI Tak Kuorum Lagi, ke Mana Lagi Harus Mengadu?]</ref> |
||
<ref name=TMPI1>[https://investasi.kontan.co.id/news/bei-akan-delisting-saham-sigmagold-inti-perkasa-tmpi-pada-11-november-2019 BEI akan delisting saham Sigmagold Inti Perkasa (TMPI) pada 11 November 2019]</ref> Dua tahun setelah suspensi itu, tepatnya pada 11 November 2019, sahamnya resmi dihapuskan dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia. |
|||
==Manajemen== |
==Manajemen== |
||
Baris 35: | Baris 35: | ||
* Direktur Utama: Adriano Wolfgang Pietruschka |
* Direktur Utama: Adriano Wolfgang Pietruschka |
||
* Direktur: Eric Harjono<ref name=TMPI9/> |
* Direktur: Eric Harjono<ref name=TMPI9/> |
||
==Anak usaha== |
|||
* PT Agis Electronic |
|||
** PT Artha Centra Graha |
|||
** PT Artha Wahana Prakarsa |
|||
** PT Artha Wahana Karya |
|||
** PT Artha Wahana Surya |
|||
** PT Wacana Baru Asia |
|||
** PT Bahana Karya Persada |
|||
** PT Muzio Multimedia |
|||
** PT Agis Energi |
|||
** PT Aircooler Indonesia Rezeki |
|||
** PT Mitra Sumber Berkat |
|||
* PT Agis Mitra Mandiri |
|||
** PT Bukit Rimba Lestari |
|||
** PT WOW Television |
|||
** PT Buana Maju Mandiri |
|||
** PT Klik To Pay Multimedia |
|||
* PT Sigma Resources |
|||
** PT Inti Bumi Sejahtera Mandiri |
|||
** PT Inexco Jaya Makmur<ref name=TMPI5/> |
|||
==Rujukan== |
==Rujukan== |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Pranala luar == |
|||
*[https://web.archive.org/web/20180920084650/http://www.sigmagold.co.id/id.html Situs resmi] |
|||
[[Kategori:Perusahaan Indonesia]] |
[[Kategori:Perusahaan Indonesia]] |
||
[[Kategori:Perusahaan induk]] |
Revisi terkini sejak 25 Maret 2024 09.43
PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (atau disingkat Sigmagold saja) adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang investasi pada berbagai bidang,[1] seperti perdagangan, multimedia dan telekomunikasi, perindustrian dan jasa serta pertambangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak usaha, terutama pada pertambangan emas.[2] Pernah tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten TMPI, di era 2010-an, struktur kepemilikan perusahaan ini unik karena sebanyak 99,86% sahamnya dimiliki oleh masyarakat, sementara 0,14%-nya dimiliki oleh PT Pratama Duta Santosa.[3] Saham TMPI sendiri sudah dihapuskan (delisting) oleh pihak BEI sejak 11 November 2019,[4] karena telah mengalami suspensi pencatatan saham selama dua tahun.[1] Karena sejarah perusahaan ini (termasuk saat menjelang penghapusannya) dianggap sering merugikan investor publik di bursa saham, ada yang memplesetkan kode emitennya menjadi Taman Makam Para Investor.[5]
Sejarah dan perkembangan
[sunting | sunting sumber]Sejak didirikan pada 1981, perusahaan yang terakhir tercatat berkantor pusat di Gedung Menara Duta Lantai I-C, Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-9, Setiabudi, Jakarta Selatan ini terhitung telah beberapa kali berganti nama dan usaha. Sahamnya sendiri pertama kali masuk ke bursa saham lewat Bursa Efek Jakarta pada 25 Januari 1995, dengan harga penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp 1.350.[6]
PT Telagamas Pertiwi
[sunting | sunting sumber]Awalnya, perusahaan ini didirikan sebagai CV Telagamas Pertiwi pada 2 Juli 1977. Kemudian, asetnya dipindahkan/naik status menjadi sebuah perseroan terbatas bernama PT Telaga Mas, didirikan pada 9 Januari 1981 di Surabaya.[7] Lalu, pada 1 Juni 1982 diganti menjadi PT Telaga Mas Pertiwi, dan kemudian pada 29 Desember 1993 disederhanakan menjadi PT Telagamas Pertiwi.[8] PT Telaga Mas Pertiwi merupakan perusahaan produsen sepatu olahraga dan komponen-komponennya, seperti sol sepatu di beberapa pabriknya yang terletak di Jl. Rungkut Industri III/12 (juga merupakan kantor pusat saat itu), Desa Cangkringmalang, Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur serta di Magelang, Jawa Tengah[9][10] dengan tujuan ekspor.[11] Kode emiten TMPI sendiri berasal dari singkatan nama Telagamas Pertiwi. Setelah IPO, sahamnya dimiliki oleh PT Imasco Pacific (19,05%), PT Bhakti Investama Tbk sebesar 19%, PT Telagarona Sentosa (12,5%), PT Santana Satria Perkasa (9,53%), PT Citra Sugimas Pratama (3,42%), Dapen BNI 1946 (3,83%), Rusdianto Hidayat (14,28%), dan publik (18,39%).[12]
PT Artha Graha Investama Sentral
[sunting | sunting sumber]Tidak lama setelah IPO, diduga karena melemahnya industri sepatu, pemilik lama pun menjual 51% saham PT Telagamas Pertiwi ke Artha Graha Group (perusahaan milik Tomy Winata) pada Juni 1996, lewat mekanisme rights issue.[13] Tomy lalu mempergunakan perusahaan tersebut sebagai induk usaha dari perusahaan elektronik miliknya, yaitu PT Artha Graha Wahana,[14] yang dikenal sebagai distributor eksklusif produk Sony dan RCA (khususnya audio dan video),[15] ditambah produk elektronika lain dari Nokia, Compaq dan General Electric di Indonesia.[16] PT Artha Graha Wahana sendiri memiliki 6 anak usaha: PT Artha Citra Gallery (memiliki toko Galeri Elektronik 2001 dan Jakarta Electronic Center), PT Artha Wahana Karya, PT Artha Wahana Prakarsa, PT Artha Wahana Surya dan PT Artha Wahana Adhitama (untuk produk Sony) dan PT Mahameru Antarnusa Niaga (produk TV RCA). Untuk mewujudkan hal tersebut, PT Artha Graha Wahana sendiri diakuisisi oleh PT Telagamas dari Artha Graha Group dan PT Amcol Buana[17] senilai Rp 40,5 miliar di tahun 1997.[18]
Perlu diketahui bahwa keterlibatan Tomy dalam bisnis ini tidak bisa dilepaskan dari salah satu partner lamanya, Sugianto Kusuma (Aguan). Saudara Aguan, Jhonny Kusuma lah yang mengembangkan manufaktur Sony (lisensi) pertama di Indonesia pada tahun 1986, bernama PT Amcol Graha Electronic Industries, dengan kepemilikannya mencapai 50% (lewat PT Graha Seruni) sementara sisanya dimiliki Amcol Holdings Singapura.[19] Sejak Desember 1995, peran PT Amcol sebagai produsen Sony untuk pasar lokal digantikan oleh PT Sony Manufacturing Indonesia yang dimiliki Sony Corp Jepang sebesar 100%.[20] Meskipun demikian, untuk distribusinya masih ditangani oleh PT Amcol, yang dimiliki juga kemudian oleh Aguan sendiri.[21][22] Jhonny kemudian juga merintis PT Mahameru Antarnusa Niaga sebagai agen dan manufaktur pesawat televisi RCA di Indonesia pada 1996.[23] Tidak lama kemudian, Tomy mengambilalih bisnis PT Amcol dalam wadah PT Artha Graha Wahana. Jhonny sendiri kemudian dijadikan kaki tangan Tomy di PT Telagamas Pertiwi.[24]
Setelah PT Telagamas mengakuisisi PT Artha Graha Wahana, kemudian dalam perkembangannya, perusahaan ini kemudian menutup bisnis sepatunya[11] dan sempat merencanakan akan mengakuisisi PT Cipta Inti Multipradana, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan pada Mei 1997.[16] Tidak lama setelah itu, tepatnya pada 11 Juli 1997 nama perusahaan diganti menjadi PT Artha Graha Investama Sentral Tbk (disingkat AGIS), menyesuaikan pemiliknya saat itu.[8] Meskipun kemudian lebih fokus ke bisnis elektroniknya, AGIS sempat juga berencana masuk ke industri media massa, dengan pada 13 Mei 1998 menandatangani kesepakatan bersama PT Datakom Asia. Rencananya, Datakom akan mengakuisisi sebagian saham PT AGIS, dan sebaliknya PT AGIS akan membeli sejumlah saham di anak perusahaan Datakom, televisi berlangganan Indovision.[25] Sempat juga menjalin kerjasama dengan PT Ramayana Lestari Sentosa dan PT Matahari Putra Prima dalam bentuk pembukaan toko elektronik.[26]
PT Agis Tbk
[sunting | sunting sumber]Tidak lama kemudian, sejak 24 September 1999, nama perusahaan ini diubah menjadi PT Agis Tbk saja. Seiring dengan perubahan itu, logo perusahaan juga diubah, dan Agis mulai mengembangkan toko elektronik besar yang diberi nama "Agis Superstore".[27] Meskipun demikian, "kekuasaan" Tomy di perusahaannya ini tidak bertahan lama. Muncul kemudian nama Hary Tanoesoedibjo dengan PT Bhakti Investama nya sebagai pemegang saham pengendali Agis. Sebenarnya, Bhakti sudah memegang saham Agis yang cukup signifikan sejak 1997 sebanyak 19%, walaupun bukan pengendali. Sempat menghilang pada tahun 2000, pada tahun 2001 nama Bhakti menjadi pemegang saham mayoritas Agis sebanyak 49% lewat mekanisme rights issue.[12] Diperkirakan, saham TMPI dibeli oleh Bhakti dari Tomy seharga US$ 30 juta.[28] Hary mengungkapkan, bahwa ia memiliki niat mengembangkan Agis sebagai perusahaan media terintegrasi.[29] Untuk mewujudkan hal ini, Agis sempat berencana untuk membangun televisi satelit bersama perusahaan Afrika Selatan, Multichoice International Holdings, dan sempat mengumumkan telah mengakuisisi SCTV dari tangan Datakom Asia dan Mitrasari Persada di tahun 2000,[30] walaupun keduanya tidak terwujud.
Setelah kepemilikan oleh Hary Tanoe, Agis tetap menjadi salah satu pemain bisnis elektronik ternama di Indonesia. Untuk memperkuat bisnisnya, sejak 18 September 2001, tiga anak usahanya, PT Artha Citra Gallery, PT Artha Graha Wahana, dan PT Mahameru Antarnusa Niaga telah dimerger ke PT Agis Electronics (d/h PT Artha Graha Wahana),[31] dan di tahun yang sama mengundang investor strategis TT International.[32] Bisnis Agis pun diperluas ke bidang logistik, dengan keberadaan PT JCL Indonesia, kemudian sempat juga memasuki bisnis periklanan dengan PT Bhakti Media Internasional, walaupun bisnis utamanya tetap di bidang perdagangan dan jasa barang-barang elektronik. Karyawan Agis pada 2004 tercatat sebanyak 967 orang. Anak usaha Agis yang utama adalah PT Agis Electronics yang memegang bisnis toko Agis dan anak-anak usahanya yang terlibat dalam distribusi dan jasa servis Sony.[33] Kepemilikan Hary Tanoe dalam perusahaan ini tidak berlangsung lama, karena pada 18 Juli 2006, Bhakti melepas seluruh saham mayoritasnya ke PT Bahana Bumi Cemerlang,[34] yang dimiliki oleh Jhonny Kusuma. Pembelian ini menandakan kembalinya Jhonny ke bisnis elektronik Sony yang dahulu dijalaninya.[32] Jhonny lalu diangkat sebagai direktur utama perusahaan ini pada 2007.[12]
Pada masa kepemimpinan Jhonny, perusahaan elektronik ini pernah berkali-kali mengejutkan pasar modal nasional dengan berbagai tindak-tanduknya. Di tanggal 23 April 2007, nama Agis langsung mencuat ke publik, ketika perusahaan ini mengumumkan akan mengakuisisi PT Akira Indonesia (produsen elektronik merek Akira), PT TT Indonesia, dan merger dengan Electronic Solution (toko elektronik).[35] Pihak Agis kemudian juga mengumumkan rencana membangun bisnis telekomunikasi dan melakukan kerjasama sinergis dengan PT Metrodata Electronics Tbk. Akibatnya, saham Agis di bursa saham pun melejit hanya dalam waktu beberapa bulan, dari Rp 215 pada akhir 2006 ke Rp 3.925 pada 4 Juni 2007. Ini masih belum ditambah adanya analis pasar yang menargetkan kenaikan pendapatan bagi perusahaan ini dari Rp 700 miliar ke Rp 1 triliun. Akan tetapi, hebohnya saham Agis tersebut hanya berlangsung sementara, karena pihak Bursa Efek Jakarta kemudian mensuspensi perdagangan sahamnya sejak 6-13 Juni 2007. Akibatnya, saham Agis pun anjlok menjadi Rp 2.325 pada akhir Juni 2007, apalagi ketika BEJ berhasil membongkar pihak Agis yang telah menyebarkan disinformasi ke publik dan memberi denda pada para pimpinan PT Agis Tbk atas kejadian itu.[36] Meskipun demikian, pihak Agis tetap melakukan berbagai langkah strategis untuk memperkuat bisnisnya. Misalnya, pada 2008, pihak Agis melakukan rights issue demi anak usahanya,[37] dan pada 6 Januari 2009 mengumumkan akuisisi masing-masing 30% saham Comstar Mobile Pte. Ltd. dan Erafone, yang keduanya bergerak dalam distribusi dan ritel telepon seluler demi memperkuat bisnis penjualan dan hak distribusi telepon seluler Agis (meskipun seluruh rencana akuisisi ini tidak pernah terwujud).[38][39]
Memasuki tahun 2010-an, kinerja Agis mulai menurun, meskipun memiliki 400 karyawan dan 1000 toko pada 2010. Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen memutuskan untuk menggali berbagai potensi lainnya, seperti pertambangan dan infrastruktur.[40][41] Di 29 September 2010, misalnya Agis mengumumkan rencana investasi dari Global Emerging Market Ltd senilai Rp 1,35 triliun untuk berinvestasi di sektor tambang.[42] Kemudian, Agis bersama Fujian Xinjifu Enterprises Co. Ltd., membentuk perusahaan patungan yang bergerak di bidang sumber daya alam dengan nama PT Agis Resources.[43] Menjelang 2012, nampak perusahaan ini mulai menggencarkan upayanya masuk ke bisnis pertambangan emas, seperti di Sumatera Barat.[44] Akhirnya, di 20 Desember 2012, Presiden Direktur Agis saat itu, Steven Kusuma (anak Jhonny) mengumumkan rencana Agis berhenti berbisnis di bidang elektronik, seiring munculnya banyak pesaing, perubahan preferensi konsumen, dan angka pendapatan yang menurun. Sebagai gantinya, dua anak usaha Agis lainnya, PT Agis Multimedia dan PT Agis Resources, akan lebih dikembangkan, khususnya dalam pertambangan seperti pembangunan smelter di Jawa Tengah yang diperkirakan selesai pada 2015-2016.[45]
PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk
[sunting | sunting sumber]Pada 14 Februari 2014, Agis secara resmi mengganti nama perusahaan menjadi PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk.[46] Penggantian nama ini dilakukan setelah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada 28 Oktober 2013 dan disetujui oleh para pemegang saham.[46] Alasan utama penggantian nama agar tidak terlalu identik dengan bisnis elektronik.[47] Sejalan dengan perubahan nama tersebut, Agis pun memfokuskan bisnisnya ke penambangan emas.[47] Nama yang diubah pun hanya induknya saja, nama Agis akan tetap diterapkan pada anak perusahaan lainnya.[47] Di saat yang sama pada RUPSLB, perseroan juga merombak susunan direksi dan komisaris.[48]
Meskipun demikian, bisa dikatakan kinerja Sigmagold tidak terlalu bagus karena bisnis tambangnya tidak terlalu moncer. Baru pada 2017 dua tambang yang dimiliki baru bisa beroperasi.[49] Belum lagi masalah seperti penurunan harga komoditas emas, terlambat menyampaikan laporan keuangan, dan sahamnya yang turun harganya sampai Rp 50.[50] Beberapa langkah lainnya juga sempat ditempuh Sigmagold untuk memperbaiki kinerjanya, seperti upaya membangun divisi PT Agis Electronics dengan hak distribusi produk air cooler merek Symphony baik untuk rumah tangga dan komersial.[51] Puncaknya, sejak 3 Juli 2017, saat itu karena belum membayar denda dan membayar biaya pencatatan tahunan, tidak menggelar public expose, dan telat menyampaikan laporan keuangan, saham Sigmagold terpaksa disuspensi BEI. Pada kuartal ketiga 2018, Sigmagold terakhir kali menyampaikan laporan keuangannya, yang mencatat pendapatan Rp 27,60 miliar (merosot 41,35% ketimbang periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 47,06 miliar).[1] Dua tahun setelah suspensi itu, tepatnya pada 11 November 2019, sahamnya resmi dihapuskan dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Pada perkembangan terakhir, tercatat 8 hari setelah delisting tersebut Sigmagold melakukan RUPS Tahunan kembali, namun tidak kuorum seperti RUPS sebelumnya di tanggal 30 Oktober dan tidak memberikan kepastian yang jelas, khususnya bagi investor saham TMPI.[52]
Manajemen
[sunting | sunting sumber]- Komisaris Utama: -
- Komisaris: Yan Biao
- Komisaris: Eka Hikmawati Supriyadi
- Direktur Utama: Adriano Wolfgang Pietruschka
- Direktur: Eric Harjono[6]
Anak usaha
[sunting | sunting sumber]- PT Agis Electronic
- PT Artha Centra Graha
- PT Artha Wahana Prakarsa
- PT Artha Wahana Karya
- PT Artha Wahana Surya
- PT Wacana Baru Asia
- PT Bahana Karya Persada
- PT Muzio Multimedia
- PT Agis Energi
- PT Aircooler Indonesia Rezeki
- PT Mitra Sumber Berkat
- PT Agis Mitra Mandiri
- PT Bukit Rimba Lestari
- PT WOW Television
- PT Buana Maju Mandiri
- PT Klik To Pay Multimedia
- PT Sigma Resources
- PT Inti Bumi Sejahtera Mandiri
- PT Inexco Jaya Makmur[8]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c BEI akan delisting saham Sigmagold Inti Perkasa (TMPI) pada 11 November 2019
- ^ Eksploitasi Tambang Emas Jalan, TMPI Optimistis Suspensi Saham Bakal Dicabut
- ^ Jadi Korban Saham TMPI yang 'Ditendang' BEI, Ini Kesaksian Investor
- ^ PENGUMUMAN BURSA
- ^ Balada Saham TMPI: Taman 'Makam' Para Investor
- ^ a b Sejarah dan Profil Singkat TMPI (Sigmagold Inti Perkasa Tbk)
- ^ analisis ratio keungan dalam rangka penilaian kenerja keuangan perusahaan pada PT telagamas pertiwi di surabaya
- ^ a b c Laporan Keuangan TMPI
- ^ Indonesian CCI Trade Directory
- ^ Corporate Handbook, Indonesia: The Definitive Guide to Listed Companies, Volume 2
- ^ a b Kompas seratus
- ^ a b c Dari MNC hingga Dapen BNI, Ini Jejak Pemegang Saham TMPI
- ^ Dari MNC hingga Dapen BNI, Ini Jejak Pemegang Saham TMPI
- ^ Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 28-36
- ^ a b JP/Telagamas, Cipta tie up
- ^ Informasi, Masalah 221-226
- ^ Corporate Handbook, Indonesia: The Definitive Guide to Listed Companies, Volume 2
- ^ Informasi, Volume 14,Masalah 163-166
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 8,Masalah 17-23
- ^ Asiamoney, Volume 7
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 11,Masalah 46-52
- ^ Eksekutif, Masalah 205-207
- ^ Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata
- ^ JP/Artha Graha, Datakom to establish alliance
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 46-52
- ^ Milestones
- ^ Jalan Berliku Hary Tanoesoedibjo Bercerai Dengan Cendana
- ^ Gamma, Volume 3,Masalah 6-14
- ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6
- ^ Indonesian Capital Market Directory
- ^ a b Milestones
- ^ PT AGIS Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK
- ^ Financial Reports FR 2011 Q2 AGIS Tbk
- ^ Jajaran Direksi PT Agis Tbk.
- ^ KEJAHATAN DI BIDANG PASAR MODAL
- ^ Agis Bersikukuh Right Issue
- ^ AGIS Akuisisi Comstar dan Erafone
- ^ Agis Batal Ambil Alih Comstar dan Erafone
- ^ BEI Cabut Suspensi Saham dan Waran Agis
- ^ COMMISSIONERS PROFILE. SURAT PENGANTAR COVER LETTER
- ^ Incar Akuisisi Tambang, GEM Kucuri Agis Rp 1,35 Triliun
- ^ (Inggris) Agis. "Agis: Company Overview". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-28. Diakses tanggal 2016-10-25.
- ^ AGIS RESOURCES akuisisi konsesi tambang emas di Sumbar
- ^ Terpukul, AGIS stop ekspansi bisnis elektronik
- ^ a b "Ganti Nama, TMPI Rambah Bisnis Emas". Sindonews.com. Sindonews. 13/2/2014.
- ^ a b c "RUPSLB PT Agis Setujui Pergantian Nama Perseroan". Sindonews.com. Sindonews. 28 Oktober 2013.
- ^ "TMPI Rombak Susunan Komisaris dan Direksi". Sindonews.com. Sindonews. 28 Oktober 2013.
- ^ Tambang di Sumbar Siap Operasi, Sigmagold Optimistis Suspensi Sahamnya Dibuka
- ^ Sudah Mulai Nambang Emas, Saham TMPI siap Meroket
- ^ Sigmagold Kembangkan Kembali Bisnis Elektronik
- ^ RUPST TMPI Tak Kuorum Lagi, ke Mana Lagi Harus Mengadu?