Lompat ke isi

Lokomotif CC10: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ripi As (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
{{Infobox Lokomotif
{{Infobox Lokomotif
|name=Lokomotif CC10
|name=Lokomotif CC10
|image=HUA-172047-Afbeelding van de fabrieksnieuwe stoomlocomotief nr 367 367 376 van de Staatsspoorwegen in Nederlands Indië bij Werkspoor te Amsterdam.jpg
|image=cc1007.jpg
|caption=
|caption=Lokomotif CC10 batch kedua
|powertype=[[Uap]]
|powertype=[[Uap]]
|builder=[[Hartmann]], [[Jerman]]
|builder=[[Hartmann]], [[Schwartzkopf]], dan [[Werkspoor]]
|totalproduction= 30 unit
|totalproduction= 33 Unit
|builddate=1904-tidak diketahui
|builddate=1904-1910
|whytetype=2-6-6-0
|whytetype=2-6-6-0
|aarwheels=1-C
|aarwheels=1-C-C
|gauge=1.067 mm
|gauge=1.067 mm
|length=? mm
|length=12700 mm
|weight=
|weight=62,3 ton
|poweroutput=? hp
|poweroutput=
|wheeldiameter=1.260 mm
|wheeldiameter=1.260 mm
|vaporpressure=
|vaporpressure=
Baris 19: Baris 19:
|minimumcurve=
|minimumcurve=
|topspeed=50 km/jam
|topspeed=50 km/jam
|railroad=
|railroad=Staatsspoorwegen
|locale=[[Jawa]]
|locale=[[Jawa]]
|preservedunit=1 unit (Tidak utuh) CC10XX
|currentowner=
|firstrundate=
|firstrundate=
|trainbrakes=Rem Vakum, dan Rem tangan|horn=Suling nada tunggal top lever|width=2500 mm|height=3700 mm|leadingsize=777 mm|fueltype=Batubara, Kayu Jati, dan Minyak Residu}}
}}


'''[[Lokomotif]] CC10''' Adalah Lokomotif Mallet generasi kedua dan lebih bertenaga ini memiliki susunan roda 2-6-6-0, juga dirancang dan dibuat oleh pabrik Hartmann. Lokomotif mallet tipe kedua ini mulai beroperasi tahun 1904. Pabrik lainnya yang membuat lokomotif ini adalah Schwartzkopff dan Wekspoor. Pada tahun 1912, lokomotif ini mendapat nomor seri SS 521-543 dan SS 551-561. Semua lokomotif serie SS 500 memiliki tangki air di sisi kiri dan kanan ketel, atau disebut pula lokomotif tanpa tender (tank engine). Selain beroperasi di Purwakarta-Bandung, lokomotif ini juga berjaya menghela kereta penumpang maupun barang pada jalur Cicalengka-Banjar yang memiliki gradien yang lebih terjal yaitu 25 %0. Kecepatan maksimum lokomotif ini dibatasi sekitar 40-50 km/jam mengingat banyaknya tikungan-tikungan tajam di jalur pegunungan Jawa Barat. Lokomotif Mallet 2-6-6-0 ini di jaman DKA mendapat nomor seri CC10. Sisa sisa utuh lokomotif CC10 memang tidak ada tetapi Ada informasi yang mengatakan Bahwa Monumen Lokomotif CC 50 30 di dipo Cibatu tidak sepenuhnya Lokomotif Jenis CC50, ada bagian yaitu boiler dari Lokomotif CC10 dan komponen lainnya dari CC50XX <ref>https://arsip76r.blogspot.com/2012/02/lokomotif-mallet-indonesia_24.html?m=1</ref>
'''Lokomotif CC10''' adalah lokomotif mallet artikulasi generasi kedua yang didatangkan ''[[Staatsspoorwegen]]'' (SS), memiliki ukuran dan tenaga yang lebih besar dari lokomotif seri SS Kelas 500 ([[Lokomotif BB10]]) yang merupakan loko mallet generasi pertama yang pada awalnya diperuntukkan untuk lintas pegunungan Priangan Selatan (Jawa Barat) yang berat. Lokomotif ini memiliki susunan roda [[2-6-6-0]], di datangkan 2 gelombang (''batch''), gelombang pertama tahun 1904–1909 dari pabrikan Jerman yaitu ''Berliner Maschinenbau AG v. L.Schwartzkopff'' (''Schwartzkopff'') dan ''Sächsische Maschinenfabrik v. R.Hartmann'' (''Hartmann''). Sedangkan untuk gelombang kedua datang pada tahun 1910–1911 dari pabrikan ''Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel, N. V.'' (''Werkspoor, N. V.''). Pada tahun 1912, lokomotif ini mendapatkan penomoran seri SS Kelas 520 (SS 521-543) dan SS 551-561. Terdapat perbedaan fisik antara loko batch pertama dan kedua, untuk batch pertama memiliki ujung tangki yang bersudut 90 derajat sedangkan untuk batch kedua ujung tangki tidak bersudut 90 derajat.<ref>{{Cite book|last=Bagus Prayogo, Yohanes Sapto, Prabowo, Radityo Diaz|first=Yoga|date=2017|title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia.|location=Jogjakarta|publisher=Jogja Bangkit Publisher|isbn=9786020818559|url-status=live}}</ref> Semua lokomotif seri SS 520 memiliki tangki air di sisi kiri dan kanan ketel, atau disebut pula lokomotif tanpa tender (tank engine). Selain beroperasi di [[Stasiun Purwakarta|Purwakarta]]–[[Stasiun Bandung|Bandung]], lokomotif ini juga berjaya menghela kereta penumpang maupun barang pada jalur [[Stasiun Cicalengka|Cicalengka]]–[[Stasiun Banjar|Banjar]] yang memiliki gradien yang lebih terjal.<ref>{{Cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|date=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|location=Deventer-Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken, B. V.|isbn=9789020115208|url-status=live}}</ref> Kecepatan maksimum lokomotif ini dibatasi sekitar 40–50&nbsp;km/jam mengingat banyaknya tikungan-tikungan tajam di jalur pegunungan Jawa Barat. Lokomotif mallet mendapatkan penomoran baru seri CC10 setelah pendudukan Jepang dan dipakai pada era Djawatan Kereta Api (DKA). Lokomotif ini dinilai dapat melahap tikungan-tikungan lintas pegunungan Priangan dengan baik, namun dengan bobot rangka pada gandar penggerak yang cenderung ringan dan silinder uap depan yang lebih besar dapat menimbulkan goncangan serta pipa saluran tekanan uap fleksibelnya cenderung rawan mengalami kebocoran yang dapat menyebabkan keluaran daya mesinnya kurang bertenaga.

Dari 33 unit CC10 yang dibuat, tidak ada yang tersisa. Ada yang mengatakan monumen CC5030 di Subdepo Cibatu tidak murni CC50. melainkan CC10 yang hanya menyisakan kepala (Smoke box) dan komponen CC50 lain. Namun, belum ada bukti yang pasti, apakah monumen tersebut merupakan CC10 yang diberi komponen menyerupai CC50. Kemungkinan CC1032.<ref>https://arsip76r.blogspot.com/2012/02/lokomotif-mallet-indonesia_24.html?m=1</ref>

== Galeri ==
<gallery>
File:(Railways - Java) 2-6-6-0T.jpg|Loko CC10 batch pertama
</gallery>


==Referensi==
==Referensi==
<references />{{Listen|Description=Bunyi [[semboyan 35]] lokomotif CC10.|filename=Suling_Tunggal.wav|pos=right|title=Suling Lokomotif CC10}}
{{reflist}}Discord RafiDhiyaIulhaq{{Daftar lokomotif Indonesia}}

{{Daftar lokomotif Indonesia}}

[[Kategori:Lokomotif uap di Indonesia|CC10]]

Revisi terkini sejak 14 Februari 2024 00.00

Lokomotif CC10
Lokomotif CC10 batch kedua
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Schwartzkopf, dan Werkspoor
Tanggal produksi1904-1910
Jumlah diproduksi33 Unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte2-6-6-0
 • AAR1-C-C
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.260 mm
Panjang12700 mm
Lebar2500 mm
Tinggi3700 mm
Jenis bahan bakarBatubara, Kayu Jati, dan Minyak Residu
Jumlah silinder400 mm x 508 mm
Rem rangkaianRem Vakum, dan Rem tangan
Karier
LokalJawa

Lokomotif CC10 adalah lokomotif mallet artikulasi generasi kedua yang didatangkan Staatsspoorwegen (SS), memiliki ukuran dan tenaga yang lebih besar dari lokomotif seri SS Kelas 500 (Lokomotif BB10) yang merupakan loko mallet generasi pertama yang pada awalnya diperuntukkan untuk lintas pegunungan Priangan Selatan (Jawa Barat) yang berat. Lokomotif ini memiliki susunan roda 2-6-6-0, di datangkan 2 gelombang (batch), gelombang pertama tahun 1904–1909 dari pabrikan Jerman yaitu Berliner Maschinenbau AG v. L.Schwartzkopff (Schwartzkopff) dan Sächsische Maschinenfabrik v. R.Hartmann (Hartmann). Sedangkan untuk gelombang kedua datang pada tahun 1910–1911 dari pabrikan Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel, N. V. (Werkspoor, N. V.). Pada tahun 1912, lokomotif ini mendapatkan penomoran seri SS Kelas 520 (SS 521-543) dan SS 551-561. Terdapat perbedaan fisik antara loko batch pertama dan kedua, untuk batch pertama memiliki ujung tangki yang bersudut 90 derajat sedangkan untuk batch kedua ujung tangki tidak bersudut 90 derajat.[1] Semua lokomotif seri SS 520 memiliki tangki air di sisi kiri dan kanan ketel, atau disebut pula lokomotif tanpa tender (tank engine). Selain beroperasi di PurwakartaBandung, lokomotif ini juga berjaya menghela kereta penumpang maupun barang pada jalur CicalengkaBanjar yang memiliki gradien yang lebih terjal.[2] Kecepatan maksimum lokomotif ini dibatasi sekitar 40–50 km/jam mengingat banyaknya tikungan-tikungan tajam di jalur pegunungan Jawa Barat. Lokomotif mallet mendapatkan penomoran baru seri CC10 setelah pendudukan Jepang dan dipakai pada era Djawatan Kereta Api (DKA). Lokomotif ini dinilai dapat melahap tikungan-tikungan lintas pegunungan Priangan dengan baik, namun dengan bobot rangka pada gandar penggerak yang cenderung ringan dan silinder uap depan yang lebih besar dapat menimbulkan goncangan serta pipa saluran tekanan uap fleksibelnya cenderung rawan mengalami kebocoran yang dapat menyebabkan keluaran daya mesinnya kurang bertenaga.

Dari 33 unit CC10 yang dibuat, tidak ada yang tersisa. Ada yang mengatakan monumen CC5030 di Subdepo Cibatu tidak murni CC50. melainkan CC10 yang hanya menyisakan kepala (Smoke box) dan komponen CC50 lain. Namun, belum ada bukti yang pasti, apakah monumen tersebut merupakan CC10 yang diberi komponen menyerupai CC50. Kemungkinan CC1032.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bagus Prayogo, Yohanes Sapto, Prabowo, Radityo Diaz, Yoga (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Jogjakarta: Jogja Bangkit Publisher. ISBN 9786020818559. 
  2. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken, B. V. ISBN 9789020115208. 
  3. ^ https://arsip76r.blogspot.com/2012/02/lokomotif-mallet-indonesia_24.html?m=1