Heerendiensten: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(38 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{tak akurat}} |
{{tak akurat}} |
||
{{Rujukan|date=Oktober 2022}} |
{{Rujukan|date=Oktober 2022}} |
||
''' |
'''''Heerendiensten''''' (dari [[bahasa Belanda]]: melayani raja) adalah jenis [[kerja paksa|pekerjaan paksa]] yang digagas oleh [[Louis Bonaparte]] dari [[kekaisaran Perancis|Prancis]] yang berupa pengerahan rakyat yang bertujuan untuk pertahanan [[sipil]] dan [[militer]] serta pembangunan infrastruktur pemerintahan kolonial itu sendiri. Berbeda dengan tenaga kerja yang menggunakan [[tawanan]] atau tahanan, ''Heerendiensten'' cenderung mengunakan "Rakyat Bebas" dan kadang masih mendapatkan upah, walau sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Di Hindia Belanda (kini Indonesia), bentuk kerja paksa ini dikenal dengan '''rodi''', yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial [[VOC]] dan [[kolonial Belanda]] di [[Hindia Belanda]]. |
||
Contoh pemerintahan kolonial yang menerapkan kerja rodi ialah pemerintahan [[VOC]] dan [[Kolonial Belanda]] di Indonesia. |
|||
[[Berkas:Posthumous Portrait of Herman Willem Daendels, Governor-General of the Dutch East Indies - Rd Saleh.jpg|200px|kiri|jmpl|Pelopor |
[[Berkas:Posthumous Portrait of Herman Willem Daendels, Governor-General of the Dutch East Indies - Rd Saleh.jpg|200px|kiri|jmpl|Pelopor Heerendiensten adalah [[Herman Willem Daendels]]]] |
||
== Kerja paksa di Hindia Belanda == |
|||
Keinginan utama Daendels adalah agar masyarakat Indonesia mau bekerja keras |
Keinginan utama Daendels adalah agar masyarakat Indonesia mau bekerja keras yang dimanfaatkan untuk pembekalan pembangunan kepada [[kekaisaran Perancis]] itu sendiri. Herman Willem Daendels adalah seorang pemimpin laki-laki yang dipilih oleh [[Republik Batavia]] untuk memerintah daerah Indonesia, terutama wilayah Jawa. Untuk mewujudkan keinginannya dan keinginan [[Republik Batavia]] itu, dia membentuk beberapa langkah yang akan membawa pengaruh ke dalam bidang pertahanan, bidang keamanan dan juga administrasi. |
||
Dalam hal bidang pertahanan dan keamanan, Daendels melakukan beberapa kegiatan untuk mencapai tujuannya, seperti membangun benteng-benteng pertahanan baru dan juga membangun pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon dan Anyer. Namun, pembangunan pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon ini tidak berhasil. |
Dalam hal bidang pertahanan dan keamanan, Daendels melakukan beberapa kegiatan untuk mencapai tujuannya, seperti membangun benteng-benteng pertahanan baru dan juga membangun pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon dan Anyer. Namun, pembangunan pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon ini tidak berhasil. |
||
Selain itu, masih ada juga tindakan-tindakan Daendels yang lainnya seperti meningkatkan jumlah tentara, dan membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1100 |
Selain itu, masih ada juga tindakan-tindakan Daendels yang lainnya seperti meningkatkan jumlah tentara, dan membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1100 km. Kegiatan ini mengubah citra Daendels. Dulu, dia dikenal sebagai seorang pemuda yang memegang teguh semboyan [[Revolusi Prancis]], setelah semua itu terjadi, dia menjadi seorang pemuda yang kejam dan diktator. |
||
Selama ini masyarakat mengetahui jika rakyat yang melakukan kerja rodi itu tidak dibayar dan dipaksa. Menurut sejarawan Djoko Marihandono, sebenarnya Daendels telah menyiapkan upah sebesar 30.000 ringgit untuk menggaji serta memberi makan para mandor dan pekerja rodi yang disalurkan melalui perantara [[residen]] dan [[bupati]]. Tetapi diketahui bahwa uang tersebut telah di[[korupsi]] oleh para bupati sehingga tidak sampai ke tangan pekerja. Hal ini tercatat dalam arsip laporan Pemerintah Prancis saat itu, tetapi |
Selama ini masyarakat mengetahui jika rakyat yang melakukan kerja rodi itu tidak dibayar dan dipaksa. Menurut sejarawan Djoko Marihandono, sebenarnya Daendels telah menyiapkan upah sebesar 30.000 ringgit untuk menggaji serta memberi makan para mandor dan pekerja rodi yang disalurkan melalui perantara [[residen]] dan [[bupati]]. Tetapi diketahui bahwa uang tersebut telah di[[korupsi]] oleh para bupati sehingga tidak sampai ke tangan pekerja. Hal ini tercatat dalam arsip laporan Pemerintah Prancis saat itu, tetapi hal ini masih diragukan kebenarannya oleh publik.<ref> [https://news.detik.com/berita/d-5365828/daendels-bayar-upah-pekerja-jalan-anyer-panarukan-tapi-dikorupsi-benarkah/ Daendels Bayar Upah Pekerja Jalan Anyer-Panarukan tapi Dikorupsi, Benarkah?. Detikcom]</ref> |
||
== Bentuk |
== Bentuk heerendiensten == |
||
Bentuk kerja |
Bentuk kerja paksa yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial kepada rakyat di antaranya mendayung perahu, membuat fasilitas jalan atau jembatan, tanam paksa, membangun perbentengan, [[kerja blandong]] (penebangan kayu), dan kerja di perkebunan pemerintah. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
* https://www.merdeka.com/pendidikan/simak-kisah-kejam-kerja-rodi-di-indonesia.html |
|||
* https://www.merdeka.com/pendidikan/simak-kisah-kejam-kerja-rodi-di-indonesia.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220629030316/https://www.merdeka.com/pendidikan/simak-kisah-kejam-kerja-rodi-di-indonesia.html |date=2022-06-29 }} |
|||
* http://www.guruips.com/2016/08/kebijakan-deandels-dan-kerja-rodi-masa.html |
|||
* http://www.guruips.com/2016/08/kebijakan-deandels-dan-kerja-rodi-masa.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230609235805/http://www.guruips.com/2016/08/kebijakan-deandels-dan-kerja-rodi-masa.html |date=2023-06-09 }} |
|||
* '''IPS SEJARAH''', Sejarah Indonesia. |
|||
* https://news.detik.com/berita/d-5365828/daendels-bayar-upah-pekerja-jalan-anyer-panarukan-tapi-dikorupsi-benarkah |
* https://news.detik.com/berita/d-5365828/daendels-bayar-upah-pekerja-jalan-anyer-panarukan-tapi-dikorupsi-benarkah {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221202161940/https://news.detik.com/berita/d-5365828/daendels-bayar-upah-pekerja-jalan-anyer-panarukan-tapi-dikorupsi-benarkah |date=2022-12-02 }} |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 27: | Baris 27: | ||
* [[Kerja Gotong-Royong]] |
* [[Kerja Gotong-Royong]] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ |
Revisi terkini sejak 2 Juni 2024 12.33
Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. |
Heerendiensten (dari bahasa Belanda: melayani raja) adalah jenis pekerjaan paksa yang digagas oleh Louis Bonaparte dari Prancis yang berupa pengerahan rakyat yang bertujuan untuk pertahanan sipil dan militer serta pembangunan infrastruktur pemerintahan kolonial itu sendiri. Berbeda dengan tenaga kerja yang menggunakan tawanan atau tahanan, Heerendiensten cenderung mengunakan "Rakyat Bebas" dan kadang masih mendapatkan upah, walau sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Di Hindia Belanda (kini Indonesia), bentuk kerja paksa ini dikenal dengan rodi, yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial VOC dan kolonial Belanda di Hindia Belanda.
Kerja paksa di Hindia Belanda
[sunting | sunting sumber]Keinginan utama Daendels adalah agar masyarakat Indonesia mau bekerja keras yang dimanfaatkan untuk pembekalan pembangunan kepada kekaisaran Perancis itu sendiri. Herman Willem Daendels adalah seorang pemimpin laki-laki yang dipilih oleh Republik Batavia untuk memerintah daerah Indonesia, terutama wilayah Jawa. Untuk mewujudkan keinginannya dan keinginan Republik Batavia itu, dia membentuk beberapa langkah yang akan membawa pengaruh ke dalam bidang pertahanan, bidang keamanan dan juga administrasi.
Dalam hal bidang pertahanan dan keamanan, Daendels melakukan beberapa kegiatan untuk mencapai tujuannya, seperti membangun benteng-benteng pertahanan baru dan juga membangun pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon dan Anyer. Namun, pembangunan pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon ini tidak berhasil.
Selain itu, masih ada juga tindakan-tindakan Daendels yang lainnya seperti meningkatkan jumlah tentara, dan membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1100 km. Kegiatan ini mengubah citra Daendels. Dulu, dia dikenal sebagai seorang pemuda yang memegang teguh semboyan Revolusi Prancis, setelah semua itu terjadi, dia menjadi seorang pemuda yang kejam dan diktator.
Selama ini masyarakat mengetahui jika rakyat yang melakukan kerja rodi itu tidak dibayar dan dipaksa. Menurut sejarawan Djoko Marihandono, sebenarnya Daendels telah menyiapkan upah sebesar 30.000 ringgit untuk menggaji serta memberi makan para mandor dan pekerja rodi yang disalurkan melalui perantara residen dan bupati. Tetapi diketahui bahwa uang tersebut telah dikorupsi oleh para bupati sehingga tidak sampai ke tangan pekerja. Hal ini tercatat dalam arsip laporan Pemerintah Prancis saat itu, tetapi hal ini masih diragukan kebenarannya oleh publik.[1]
Bentuk heerendiensten
[sunting | sunting sumber]Bentuk kerja paksa yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial kepada rakyat di antaranya mendayung perahu, membuat fasilitas jalan atau jembatan, tanam paksa, membangun perbentengan, kerja blandong (penebangan kayu), dan kerja di perkebunan pemerintah.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- https://www.merdeka.com/pendidikan/simak-kisah-kejam-kerja-rodi-di-indonesia.html Diarsipkan 2022-06-29 di Wayback Machine.
- http://www.guruips.com/2016/08/kebijakan-deandels-dan-kerja-rodi-masa.html Diarsipkan 2023-06-09 di Wayback Machine.
- https://news.detik.com/berita/d-5365828/daendels-bayar-upah-pekerja-jalan-anyer-panarukan-tapi-dikorupsi-benarkah Diarsipkan 2022-12-02 di Wayback Machine.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]