Connie Sutedja: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(105 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox person |
{{Infobox person |
||
| name = Connie Sutedja |
| name = Connie Sutedja |
||
| image = |
| image = Connie Sutedja Madjalah Aktuil Edisi 37 Tahun 1969.jpg |
||
| caption = |
| caption = Connie di Madjalah Aktuil Edisi 37 Tahun 1969 |
||
| alt = |
| alt = |
||
| birth_name = Sukarni |
| birth_name = Sukarni |
||
Baris 21: | Baris 21: | ||
| monuments = |
| monuments = |
||
| nationality = |
| nationality = |
||
| other_names = Connie |
| other_names = Connie Sutedja |
||
| siglum = |
| siglum = |
||
| citizenship = |
| citizenship = |
||
| education = |
| education = |
||
| alma_mater = |
| alma_mater = |
||
| occupation = {{hlist|[[Pemeran]]|[[ |
| occupation = {{hlist|[[Pemeran]]|[[model]] |
||
}} |
}} |
||
| years_active = |
| years_active = 1965—sekarang |
||
| era = |
| era = |
||
| employer = |
| employer = |
||
Baris 52: | Baris 52: | ||
| spouse = |
| spouse = |
||
| partner = |
| partner = |
||
| children = |
| children = 1 |
||
| parents = |
| parents = |
||
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) --> |
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) --> |
||
Baris 72: | Baris 72: | ||
| footnotes = |
| footnotes = |
||
}} |
}} |
||
{{#if:|| |
|||
{{#if:||[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]]}} |
|||
}} |
|||
'''Sukarni binti Sutedja''' ({{lahirmati|[[Tasikmalaya]]|10|11|1944|}}), lebih dikenal sebagai '''Connie Sutedja'''<ref>{{Cite web|date=2021-08-18|title=Apa Kabar Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Akrab Disapa Tante Hebring|url=https://www.inews.id/lifestyle/seleb/apa-kabar-connie-sutedja-artis-tercantik-era-1970-an-akrab-disapa-tante-hebring|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-04-14}}</ref> merupakan pemeran dan model berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan salah satu dari empat anggota ''Golden Girls'' bersama [[Nani Widjaja]], [[Ida Kusumah]] dan [[Rina Hasyim]]. |
|||
'''Sukarni binti Sutedja''' ({{lahirmati||10|11|1944|}}), lebih dikenal sebagai '''Connie Sutedja'''<ref>{{Cite web|date=2021-08-18|title=Apa Kabar Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Akrab Disapa Tante Hebring|url=https://www.inews.id/lifestyle/seleb/apa-kabar-connie-sutedja-artis-tercantik-era-1970-an-akrab-disapa-tante-hebring|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-04-14}}</ref> adalah pemeran dan model Indonesia. Ia merupakan salah satu dari empat anggota ''Golden Girls'' bersama [[Nani Widjaja]], [[Ida Kusumah]] dan [[Rina Hassim]]. Pada awal karirnya sebagai pemain film Connie aktif dalam berbagai film Indonesia bersama dengan aktor dan aktris sejak 1960—an. Dalam film berjudul ''[[Bunga Putih]]'' pada tahun 1966 karya sutradara Hasmanan, ia berperan bersama [[Ateng]], [[Lilis Suryani]], dan [[Bing Slamet]]. Pada tahun 1967, Connie membintangi film berjudul ''[[Di Balik Tjahaja Gemerlapan]]'' yang disutradarai oleh [[Misbach Yusa Biran]]. Dalam film ini, ia beradu akting dengan [[Titiek Puspa]] dan [[Nani Widjaja|Nani Wijaya]], kedua aktris senior.<ref>{{Cite web|last=Sari|first=Siska Permata|date=2021-08-18|title=Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Begini Kehidupannya Sekarang|url=https://www.inews.id/lifestyle/seleb/connie-sutedja-artis-tercantik-era-1970-an-begini-kehidupannya-sekarang|website=iNews.ID|language=id|access-date=2024-03-09}}</ref> |
|||
Connie Sutedja merupakan seorang aktris senior perempuan Indonesia yang telah aktif dalam industri hiburan di mana ia lebih dikenal pada tahun 1970—an. Connie sebenarnya telah memulai berkarya di dunia akting pada 1965. Mulanya, ia mengikuti ajang Ratu Vespa di [[Kota Bandung|Bandung]] dalam rangka HUT [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Divisi Siliwangi]] 1964 dan keluar menjadi juara, setelah memenangkan kontes tersebut, Connie diwawancara oleh sutradara [[Usmar Ismail]] yang menyukai penampilannya karena dinilai alami tanpa cat rambut ataupun tata rias berlebihan. Setelah satu sesi wawancara oleh Usmar Ismail, kemudian Connie diajak untuk berperan dalam film ''[[Anak-Anak Revolusi]]'' yang dirilis pada tahun 1964.<ref name=":0">{{Cite web|date=2019-04-14|title=Connie Sutedja Si Ratu Vespa|url=https://historia.id/kultur/articles/connie-sutedja-si-ratu-vespa-DLNMA|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-03-09}}</ref> |
|||
== Kehidupan pribadi == |
|||
Pada masa SMA, Connie dijodohkan dengan seorang pria bernama Karsana, yang merupakan saudara jauh keluarganya. Meskipun awalnya Connie merasa ingin menikah, namun ia merasa bahwa jodohnya tidak akan bertahan lama. Keyakinan itu terlihat saat pernikahannya dengan Karsana hanya berlangsung singkat, meskipun mereka memiliki seorang putra bernama Agus Sutedja. Setelah bercerai, Connie tidak menyalahkan siapa pun, dan saat itu dia sudah terlibat dalam ajang Ratu Vespa. Setelah pernikahan pertamanya, Connie menjalin cinta dengan Moeslim Taher, seorang Rektor [[Universitas Jayabaya]] periode 1962—1988, yang telah lama menyimpan perasaan pada Connie. Meskipun awalnya tidak ingin menikah lagi, Connie akhirnya menyetujuinya pada tahun 1983. Namun, pernikahan kedua Connie hanya bertahan singkat dengan tidak memiliki keturunan. Dua tahun setelahnya, Connie bercerai lagi karena ketidaksetujuan untuk kembali aktif dalam dunia film, yang merupakan puncak karirnya saat itu. Pasca perceraian keduanya, Connie merasa dapat kembali fokus pada karirnya.<ref>{{Cite web|date=2019-04-22|title=Peran Connie Sutedja di Dunia Nyata|url=https://historia.id/kultur/articles/peran-connie-sutedja-di-dunia-nyata-v2e41|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-03-09}}</ref> |
|||
== Karier == |
== Karier == |
||
Connie turut bermain film di usianya yang ke-21 tahun dalam film ''[[Madju Tak Gentar]]'' pada tahun 1965 garapan sutradara [[Turino Djunaidy|Turino Djunaedy]] dan Sri Redjeki. Pada tahun yang sama ia juga bermain di film ''Langkah-Langkah di Persimpangan'' Sejak saat itu, Connie semakin dikenal atas kontribusinya dalam berbagai produksi film, serial televisi, dan teater di Indonesia. Connie Sutedja dikenal di kalangan pemerhati film sebagai ''Si Mirah'' karakter utama dalam film ''[[Singa Betina dari Marunda]]'' film yang disutradarai oleh [[Sofia W.D.|Sofia W.D]] pada tahun 1971. Karirnya melintasi berbagai genre film, di mana ia menikmati berbagai peran dengan berbagai karakter. Dia memiliki ketertarikan pada berbagai genre, termasuk horor, drama, dan komedi, meskipun ketertarikannya adalah pada genre komedi. |
|||
Sebelum ke film, ia sering mengikuti kontes-kontes, diantaranya kontes Ratu Scooter di mana ia keluar sebagai juaranya. Terjun ke film lewat film "Anak Anak Revolusi" (1964) sebagai pemain pembantu. Film-film lainnya "Bunga Putih" (1966). "2 X 24 Djam" (1967), "Manusia dan Peristiwa" (1968), "Apa Jang Kau Tjari Palupi" (1969), "Si Pitung" (1970), "Banteng Betawi" (1971), Deru Campur Debu" (1972), "Biang Kerok" (1973), "Ratu Amplop" (1974) "Koboi Ngungsi" (1975), "Kekasih" (1977) dan lain-lain. |
|||
Di luar dunia film, Connie juga pernah terlibat dalam pertunjukan lenong di [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]], ia mengagumi kemampuan improvisasi para seniman lenong. Connie juga merasakan dampak positif dari mentornya, Usmar Ismail, yang terlibat dalam lebih dari 50 produksi film. Keberadaannya masih terasa dalam berbagai drama serial, serial televisi, dan film televisi. Usmar Ismail diyakini memiliki kemampuan unik untuk mengangkat karier para aktor dan aktris yang bekerja dengannya, dan Connie mengakui bahwa Usmar Ismail adalah orang yang paling berjasa baginya dalam karir peran, karena Usmar Ismail merupakan salah satu tokoh sineas yang menemukan bakatnya.<ref name=":0" /> |
|||
Nama Connie Sutedja kembali ramai dibicarakan pada tahun 1990—an tepatnya ketika ia membintangi sebuah iklan dan serial televisi yang memiliki slogan "Hebring". Sejak saat itu Connie sempat mendapat julukan Bu ''Hebring.''<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2023-03-16|title=Connie Sutedja Kenang Momen Sekamar dengan Nani Wijaya Selama Syuting Tukang Bubur Naik Haji|url=https://www.kompas.com/hype/read/2023/03/16/111225966/connie-sutedja-kenang-momen-sekamar-dengan-nani-wijaya-selama-syuting|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-09}}</ref> Julukan ini muncul dari serial televisi ''Pondokan'' yang disiarkan di TVRI pada akhir tahun 1980—an. Dalam serial ini, Connie sering disebut sebagai Bu Hebring atau Tante Hebring karena perannya sebagai Ibu Entin, yang kerap menggunakan kata "Hebring" dalam setiap dialognya. Frasa tersebut menjadi semacam slogan yang melekat pada karakter Ibu Entin dalam serial tersebut dan mencitrakan sosok Connie di dunia nyata.<ref name=":1" /> |
|||
Selain berperan dalam serial televisi, Connie Sutedja sering kali memerankan karakter-karakter yang kuat dan berkesan, peran tersebut membuatnya dikenal atas kemampuan yang mendalam dalam memerankan setiap karakter, khususnya pada peran yang sering memerankan karakter antagonis. Peran tersebut membuatnya dikenal dalam dunia hiburan Indonesia sehingga menginspirasi generasi setelahnya dan membuatnya menjadi salah satu ikon dalam industri perfilman. Meskipun telah lama berkarir, Connie Sutedja tetap aktif hingga kini, dalam berbagai proyek seni dan terus menunjukkan dedikasi dan semangatnya dalam berkarya. Keberadaannya masih dianggap memberikan pengaruh besar dalam perkembangan perfilman Indonesia dilihat dari sejumlah pemberitaan atas karya-karyanya di media. |
|||
Pada tahun 2000—an, Connie sempat mengalami kasus penipuan yang cukup besar oleh rekannya, hal tersebut membuat kondisi finansialnya cukup terpuruk dengan kerugian 2,6 miliar karena ditipu oleh temannya, Syukriani Yunus, yang mengaku sebagai seorang pengusaha batubara. Dunia seni peran menjadi penyelamat baginya setelah mengalami keterpurukan finansial akibat penipuan senilai miliaran rupiah. Beberapa serial televisi populer yang dibintanginya dalam beberapa tahun terakhir antara lain ''[[Tukang Bubur Naik Haji the Series]]'', ''[[7 Manusia Harimau (seri televisi)|7 Manusia Harimau]]'', dan ''[[Samudra Cinta]]''. Pada proses syuting serial ''[[Tukang Bubur Naik Haji the Series]]'', Connie dipertemukan lagi dengan sahabatnya [[Nani Widjaja|Nani Wijaya]] karena selama masa syuting mereka berbagi kamar. Ini menjadi pertemuan terakhir mereka dalam lingkungan syuting. Keduanya, Connie Sutedja dan Nani Wijaya, sudah bersahabat sejak tahun 1970—an, bahkan sebelumnya mereka tergabung dalam ''Golden Girls'' Indonesia bersama [[Rina Hassim|Rina Hasyim]] dan mendiang [[Ida Kusumah]]. ''Golden Girls'' merupakan nama dari grup yang dibentuk oleh Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio, atau lebih dikenal dengan nama [[Sys NS]]. Hingga saat ini, Connie tetap aktif muncul di televisi dalam berbagai sinetron dan film televisi, sambil kadang-kadang terlibat dalam bisnis barang antik.<ref name=":1">{{Cite web|last=PRMN 12|first=Tim|title=Profil ‘Ibu Hebring’ Connie Sutedja yang Eksis hingga Kini|url=https://www.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-015868112/profil-ibu-hebring-connie-sutedja-yang-eksis-hingga-kini?page=|website=www.Pikiran-Rakyat.com|language=id|access-date=2024-03-09}}</ref> |
|||
=== Peran dalam film 1970—an hingga 1990—an === |
|||
[[Berkas:Stamp of Indonesia - 2001 - Colnect 261506 - Folk Tales - Si Pitung.jpeg|kiri|jmpl|Prangko Si Pitung]] |
|||
Connie Sutedja dikenal melalui peran utamanya dalam film ''[[Singa Betina dari Marunda]]'' sebagai peran utama Si Mirah, film ini bercerita tentang pendekar wanita asal Betawi sehingga menjadikan film ini populer juga di kalangan masyarakat Betawi. Sebagian pemerhati budaya telah mementaskan kembali film ini seperti Sanggar Margasari dan Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta. Keunikan film ini terletak pada jalan ceritanya yang mengangkat tokoh perempuan muda sebagai jagoan cantik seperti ''[[Si Pitung]]'', sosok jawara silat yang dikenal berhasil memberantas kesewenang-wenangan serta berperan di tengah masyarakat Betawi. Film ini menjadikan nama Connie Sutedja mengorbit pada dunia perfilman nasional sehingga inilah mengapa Connie dikenal pada masa 1970-an. Meski demikian, Connie sudah berperan dalam karakter serupa pada film ''[[Si Pitung (film)|Si Pitung]]'' tahun 1970 dan Banteng Betawi tahun 1971 dengan menjadi peran pembantu.<ref>{{Cite web|date=2019-04-16|title=Connie Sutedja Si Singa Betina dari Marunda|url=https://historia.id/kultur/articles/connie-sutedja-si-singa-betina-dari-marunda-P3qzn|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-03-09}}</ref> |
|||
Pada era 1970—an, Connie Sutedja terkenal melalui berbagai film seperti ''[[Benyamin Biang Kerok (film 1972)|Benyamin Biang Kerok]]'', ''[[Benyamin Brengsek]]'', ''[[Biang Kerok Beruntung]]'', ''[[Ratu Amplop]]'', ''[[Benyamin Tukang Ngibul]]'', ''[[Benyamin Koboi Ngungsi]]'', dan banyak lagi. Selanjutnya, pada era 1980-an dan 1990—an, Connie juga aktif dalam film-film dengan tema mistik yang populer pada masanya. Beberapa di antaranya termasuk ''[[Tumbal Iblis]]'' (1981), ''Nenek Grondong'' (1982), ''Nini Towok'' (1982), ''Putri Ular'' (1984), ''Nenek Lampir'' (1984), dan ''[[Misteri dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang|Misteri Dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang]]'' (1990).<ref>{{Cite web|last=Sari|first=Siska Permata|date=2021-08-18|title=Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Begini Kehidupannya Sekarang|url=https://www.inews.id/lifestyle/seleb/connie-sutedja-artis-tercantik-era-1970-an-begini-kehidupannya-sekarang|website=iNews.ID|language=id|access-date=2024-03-09}}</ref> |
|||
== Filmografi == |
== Filmografi == |
||
=== Film === |
=== Film === |
||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable unsortable" |
||
|- |
|- |
||
!Tahun |
!Tahun |
||
!Judul |
!Judul |
||
!Peran |
!Peran |
||
!Catatan |
|||
!Keterangan |
|||
!{{abbr|Ref.|Referensi}} |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1965 |
|rowspan="2"|1965 |
||
|''[[Madju Tak Gentar]]'' |
|''[[Madju Tak Gentar]]'' |
||
| |
| |
||
|Karya debut |
|||
| |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Langkah-Langkah di Persimpangan'' |
|''Langkah-Langkah di Persimpangan'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1966 |
|rowspan="2"|1966 |
||
|''[[Bunga Putih]]'' |
|''[[Bunga Putih]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Di Balik Tjahaja Gemerlapan]]'' |
|''[[Di Balik Tjahaja Gemerlapan]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1967 |
|1967 |
||
|''[[2 x 24 Djam]]'' |
|''[[2 x 24 Djam]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
| |
|1968 |
||
| |
|''[[Manusia dan Peristiwa]]'' |
||
|Wanita muda |
|Wanita muda |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1969 |
|1969 |
||
|''Apa jang Kau Tjari, Palupi?'' |
|''[[Apa jang Kau Tjari, Palupi?]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="3"|1970 |
|rowspan="3"|1970 |
||
|''[[Honey, Money and Djakarta Fair]]'' |
|''[[Honey, Money and Djakarta Fair]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Si Bego Menumpas Kutjing Hitam'' |
|''Si Bego Menumpas Kutjing Hitam'' |
||
|Winarsih |
|Winarsih |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Si Pitung (film)|Si Pitung]]'' |
|''[[Si Pitung (film)|Si Pitung]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1971 |
|rowspan="2"|1971 |
||
|''[[Banteng Betawi]]'' |
|''[[Banteng Betawi]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
| |
|''[[Singa Betina dari Marunda]]'' |
||
|Mirah |
|Mirah |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1972 |
|rowspan="2"|1972 |
||
|''[[Benyamin Biang Kerok (film 1972)|Benyamin Biang Kerok]]'' |
|''[[Benyamin Biang Kerok (film 1972)|Benyamin Biang Kerok]]'' |
||
| |
|Norma |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Deru Campur Debu]]'' |
|''[[Deru Campur Debu (film)|Deru Campur Debu]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="3"|1973 |
|rowspan="3"|1973 |
||
|''[[Benyamin Brengsek]]'' |
|''[[Benyamin Brengsek]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
| ''[[Biang Kerok Beruntung]]'' |
| ''[[Biang Kerok Beruntung]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Gara-Gara'' |
|''Gara-Gara'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="3"|1974 |
|rowspan="3"|1974 |
||
|''[[Bajingan Tengik]]'' |
|''[[Bajingan Tengik]]'' |
||
|Istri Karto |
| Istri Karto |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Ratu Amplop]]'' |
|''[[Ratu Amplop]]'' |
||
|Kakak Ida |
|Kakak Ida |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Pilih Menantu'' |
|''Pilih Menantu'' |
||
|Bu Lurah |
|Bu Lurah |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1975 |
|rowspan="2"|1975 |
||
|''[[Benyamin Tukang Ngibul]]'' |
|''[[Benyamin Tukang Ngibul]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Benyamin Koboi Ngungsi]]'' |
|''[[Benyamin Koboi Ngungsi]]'' |
||
|Penghuni rumah |
|||
| |
|||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1976 |
|1976 |
||
|''[[Ingin Cepat Kaya]]'' |
|''[[Ingin Cepat Kaya]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="4"|1977 |
|rowspan="4"|1977 |
||
|''[[Guna-Guna Isteri Muda]]'' |
|''[[Guna-Guna Isteri Muda]]'' |
||
|Mbah Darsih |
|Mbah Darsih |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Kemelut Hidup]]'' |
|''[[Kemelut Hidup]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
| |
|''[[Ali Topan Anak Jalanan]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
| |
|''[[Kekasih (film 1977)|Kekasih]]'' |
||
|Rita |
|Rita |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1978 |
|1978 |
||
|''Kekasih Binal'' |
|''Kekasih Binal'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1980 |
|rowspan="2"|1980 |
||
|''[[Kemilau Kemuning Senja]]'' |
|''[[Kemilau Kemuning Senja]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Darna Ajaib]]'' |
|''[[Darna Ajaib]]'' |
||
| |
| |
||
|Bintang tamu |
|||
| |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1981 |
|rowspan="2"|1981 |
||
|''[[Tumbal Iblis]]'' |
|''[[Tumbal Iblis]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Lembah Duka]]'' |
|''[[Lembah Duka]]'' |
||
|Wanita malam |
|||
| |
|||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="3"|1982 |
|rowspan="3"|1982 |
||
|''[[Sebuah Pengorbanan]]'' |
|''[[Sebuah Pengorbanan]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Nini Towok'' |
|''Nini Towok'' |
||
|Dukun santet |
|||
| |
|||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Nenek Grondong'' |
|''Nenek Grondong'' |
||
|Sumiyati |
|||
| |
|||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1983 |
|rowspan="2"|1983 |
||
|''Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran'' |
|''Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Seruling Sakti'' |
|''Seruling Sakti'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1984 |
|rowspan="2"|1984 |
||
|''Anita'' |
|''Anita'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Putri Ular'' |
|''Putri Ular'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1985 |
|1985 |
||
|''[[Tari Kejang Muda-Mudi]]'' |
|''[[Tari Kejang Muda-Mudi]]'' |
||
| |
|Ria |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1987 |
|1987 |
||
|''Nenek Lampir'' |
|''Nenek Lampir'' |
||
| |
|rowspan="2"|Rusmini |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1988 |
|rowspan="2"|1988 |
||
|''[[Nenek Lampir di Rumah Angker]]'' |
|''[[Nenek Lampir di Rumah Angker]]'' |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Akibat Terlalu Genit'' |
|''Akibat Terlalu Genit'' |
||
|Hartini |
|Hartini |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1989 |
|rowspan="2"|1989 |
||
|''Janin Ajaib'' |
|''Janin Ajaib'' |
||
|Ningsih |
|Ningsih |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Gadis Foto Model]]'' |
|''[[Gadis Foto Model]]'' |
||
|Tante Budi |
|Tante Budi |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|1990 |
|rowspan="2"|1990 |
||
|''[[Jangan Renggut Cintaku]]'' |
|''[[Jangan Renggut Cintaku]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Misteri dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang]]'' |
|''[[Misteri dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="4"|1991 |
|rowspan="4"|1991 |
||
|''[[Bujang Jelihin]]'' |
|''[[Bujang Jelihin]]'' |
||
|Istri Dipati Pulau Panggung |
|Istri Dipati Pulau Panggung |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Penumpas Ajaran Sesat'' |
|''Penumpas Ajaran Sesat'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''Ojek'' |
|''Ojek'' |
||
| |
|Bu RT |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Catatan Si Emon]]'' |
|''[[Catatan Si Emon]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|1995 |
|1995 |
||
|''Gairah & Dosa'' |
|''Gairah & Dosa'' |
||
|Ibu mertua |
|Ibu mertua |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|2008 |
|rowspan="2"|2008 |
||
|''[[40 Hari Bangkitnya Pocong]]'' |
|''[[40 Hari Bangkitnya Pocong]]'' |
||
|Tante Alice |
|Tante Alice |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Tarzan ke Kota]]'' |
|''[[Tarzan ke Kota]]'' |
||
|Bu Hajat |
|Bu Hajat |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|2009 |
|2009 |
||
|''[[Kuntilanak Beranak]]'' |
|''[[Kuntilanak Beranak]]'' |
||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|} |
|} |
||
=== |
=== Televisi === |
||
{|class="wikitable unsortable " |
{|class="wikitable unsortable " |
||
|- |
|- |
||
Baris 342: | Baris 418: | ||
!Peran |
!Peran |
||
!Catatan |
!Catatan |
||
!{{abbr|Ref.|Referensi}} |
|||
|- |
|||
|1988 |
|||
|''Pondokan'' |
|||
| Bu Hebring |
|||
| |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|||
|1992—1997 |
|||
|''[[Ada Ada Saja]]'' |
|||
| |
|||
| |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|||
|1994 |
|||
|''Saling Silang'' |
|||
| |
|||
|Episode 17 |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|||
|2005 |
|||
|''[[Bajaj Bajuri]]'' |
|||
|Bu Yayuk |
|||
|Bintang tamu; Episode: "Dunia Perlu Akhirat Perlu" |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|2005—2006 |
|2005—2006 |
||
Baris 347: | Baris 448: | ||
|Oma Lia |
|Oma Lia |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|2008 |
|2008 |
||
|''[[Diva ( |
|''[[Diva (seri televisi)|Diva]]'' |
||
|Nenek Wening |
|Nenek Wening |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|2009 |
|2009 |
||
|''[[Nikita ( |
|''[[Nikita (seri televisi 2009)|Nikita]]'' |
||
|Sumi |
|Nenek Sumi |
||
| |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|||
|2010—2011 |
|||
|''[[Titip Rindu]]'' |
|||
|Nenek Dewi |
|||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|2014—2017 |
|2014—2017 |
||
Baris 362: | Baris 472: | ||
|Nyai Hajjah Iroh |
|Nyai Hajjah Iroh |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|2014 |
|2014 |
||
|''[[7 Manusia Harimau ( |
|''[[7 Manusia Harimau (seri televisi)|7 Manusia Harimau]]'' |
||
|Nenek Gumara |
|Nenek Gumara |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="3"|2017 |
|rowspan="3"|2017 |
||
Baris 372: | Baris 484: | ||
| |
| |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Berkah Cinta]]'' |
|''[[Berkah Cinta]]'' |
||
|Nenek Fatma |
|Nenek Fatma |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Gali Lobang Tutup Lobang]]'' |
|''[[Gali Lobang Tutup Lobang]]'' |
||
|Imas |
|Imas |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|2018 |
|rowspan="2"|2018 |
||
Baris 385: | Baris 500: | ||
|Eyang Murti |
|Eyang Murti |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Mahluk Manis dalam Bis]]'' |
|''[[Mahluk Manis dalam Bis]]'' |
||
|Oma Luna |
|Oma Luna |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|2019 |
|rowspan="2"|2019 |
||
Baris 394: | Baris 511: | ||
|Nyai Rupi'ah |
|Nyai Rupi'ah |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Jangan Panggil Gue Pak Haji]]'' |
|''[[Jangan Panggil Gue Pak Haji]]'' |
||
|Eyang |
|Eyang |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|rowspan="2"|2020 |
|rowspan="2"|2020 |
||
|''[[Samudra Cinta]]'' |
|''[[Samudra Cinta]]'' |
||
|Rina Tanoto |
|Rina Tanoto |
||
| |
|||
|Penampilan spesial |
|||
|align="center"| |
|||
|- |
|- |
||
|''[[Indah pada Waktunya ( |
|''[[Indah pada Waktunya (seri televisi)|Indah pada Waktunya]]'' |
||
|Oma Sandra |
|Oma Sandra |
||
| |
| |
||
|align="center"| |
|||
|} |
|} |
||
Baris 416: | Baris 537: | ||
{{DEFAULTSORT:Suteja, Connie}} |
{{DEFAULTSORT:Suteja, Connie}} |
||
[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]] |
|||
[[Kategori:Kelahiran 1944]] |
[[Kategori:Kelahiran 1944]] |
||
[[Kategori:Pemeran perempuan Indonesia]] |
[[Kategori:Pemeran perempuan Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 15 Oktober 2024 01.37
Connie Sutedja | |
---|---|
Lahir | Sukarni 10 November 1944 Tasikmalaya, Masa Pendudukan Jepang |
Nama lain | Connie Sutedja |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1965—sekarang |
Anak | 1 |
Sukarni binti Sutedja (lahir 10 November 1944), lebih dikenal sebagai Connie Sutedja[1] adalah pemeran dan model Indonesia. Ia merupakan salah satu dari empat anggota Golden Girls bersama Nani Widjaja, Ida Kusumah dan Rina Hassim. Pada awal karirnya sebagai pemain film Connie aktif dalam berbagai film Indonesia bersama dengan aktor dan aktris sejak 1960—an. Dalam film berjudul Bunga Putih pada tahun 1966 karya sutradara Hasmanan, ia berperan bersama Ateng, Lilis Suryani, dan Bing Slamet. Pada tahun 1967, Connie membintangi film berjudul Di Balik Tjahaja Gemerlapan yang disutradarai oleh Misbach Yusa Biran. Dalam film ini, ia beradu akting dengan Titiek Puspa dan Nani Wijaya, kedua aktris senior.[2]
Connie Sutedja merupakan seorang aktris senior perempuan Indonesia yang telah aktif dalam industri hiburan di mana ia lebih dikenal pada tahun 1970—an. Connie sebenarnya telah memulai berkarya di dunia akting pada 1965. Mulanya, ia mengikuti ajang Ratu Vespa di Bandung dalam rangka HUT Divisi Siliwangi 1964 dan keluar menjadi juara, setelah memenangkan kontes tersebut, Connie diwawancara oleh sutradara Usmar Ismail yang menyukai penampilannya karena dinilai alami tanpa cat rambut ataupun tata rias berlebihan. Setelah satu sesi wawancara oleh Usmar Ismail, kemudian Connie diajak untuk berperan dalam film Anak-Anak Revolusi yang dirilis pada tahun 1964.[3]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Pada masa SMA, Connie dijodohkan dengan seorang pria bernama Karsana, yang merupakan saudara jauh keluarganya. Meskipun awalnya Connie merasa ingin menikah, namun ia merasa bahwa jodohnya tidak akan bertahan lama. Keyakinan itu terlihat saat pernikahannya dengan Karsana hanya berlangsung singkat, meskipun mereka memiliki seorang putra bernama Agus Sutedja. Setelah bercerai, Connie tidak menyalahkan siapa pun, dan saat itu dia sudah terlibat dalam ajang Ratu Vespa. Setelah pernikahan pertamanya, Connie menjalin cinta dengan Moeslim Taher, seorang Rektor Universitas Jayabaya periode 1962—1988, yang telah lama menyimpan perasaan pada Connie. Meskipun awalnya tidak ingin menikah lagi, Connie akhirnya menyetujuinya pada tahun 1983. Namun, pernikahan kedua Connie hanya bertahan singkat dengan tidak memiliki keturunan. Dua tahun setelahnya, Connie bercerai lagi karena ketidaksetujuan untuk kembali aktif dalam dunia film, yang merupakan puncak karirnya saat itu. Pasca perceraian keduanya, Connie merasa dapat kembali fokus pada karirnya.[4]
Karier
[sunting | sunting sumber]Connie turut bermain film di usianya yang ke-21 tahun dalam film Madju Tak Gentar pada tahun 1965 garapan sutradara Turino Djunaedy dan Sri Redjeki. Pada tahun yang sama ia juga bermain di film Langkah-Langkah di Persimpangan Sejak saat itu, Connie semakin dikenal atas kontribusinya dalam berbagai produksi film, serial televisi, dan teater di Indonesia. Connie Sutedja dikenal di kalangan pemerhati film sebagai Si Mirah karakter utama dalam film Singa Betina dari Marunda film yang disutradarai oleh Sofia W.D pada tahun 1971. Karirnya melintasi berbagai genre film, di mana ia menikmati berbagai peran dengan berbagai karakter. Dia memiliki ketertarikan pada berbagai genre, termasuk horor, drama, dan komedi, meskipun ketertarikannya adalah pada genre komedi.
Di luar dunia film, Connie juga pernah terlibat dalam pertunjukan lenong di TVRI, ia mengagumi kemampuan improvisasi para seniman lenong. Connie juga merasakan dampak positif dari mentornya, Usmar Ismail, yang terlibat dalam lebih dari 50 produksi film. Keberadaannya masih terasa dalam berbagai drama serial, serial televisi, dan film televisi. Usmar Ismail diyakini memiliki kemampuan unik untuk mengangkat karier para aktor dan aktris yang bekerja dengannya, dan Connie mengakui bahwa Usmar Ismail adalah orang yang paling berjasa baginya dalam karir peran, karena Usmar Ismail merupakan salah satu tokoh sineas yang menemukan bakatnya.[3]
Nama Connie Sutedja kembali ramai dibicarakan pada tahun 1990—an tepatnya ketika ia membintangi sebuah iklan dan serial televisi yang memiliki slogan "Hebring". Sejak saat itu Connie sempat mendapat julukan Bu Hebring.[5] Julukan ini muncul dari serial televisi Pondokan yang disiarkan di TVRI pada akhir tahun 1980—an. Dalam serial ini, Connie sering disebut sebagai Bu Hebring atau Tante Hebring karena perannya sebagai Ibu Entin, yang kerap menggunakan kata "Hebring" dalam setiap dialognya. Frasa tersebut menjadi semacam slogan yang melekat pada karakter Ibu Entin dalam serial tersebut dan mencitrakan sosok Connie di dunia nyata.[6]
Selain berperan dalam serial televisi, Connie Sutedja sering kali memerankan karakter-karakter yang kuat dan berkesan, peran tersebut membuatnya dikenal atas kemampuan yang mendalam dalam memerankan setiap karakter, khususnya pada peran yang sering memerankan karakter antagonis. Peran tersebut membuatnya dikenal dalam dunia hiburan Indonesia sehingga menginspirasi generasi setelahnya dan membuatnya menjadi salah satu ikon dalam industri perfilman. Meskipun telah lama berkarir, Connie Sutedja tetap aktif hingga kini, dalam berbagai proyek seni dan terus menunjukkan dedikasi dan semangatnya dalam berkarya. Keberadaannya masih dianggap memberikan pengaruh besar dalam perkembangan perfilman Indonesia dilihat dari sejumlah pemberitaan atas karya-karyanya di media.
Pada tahun 2000—an, Connie sempat mengalami kasus penipuan yang cukup besar oleh rekannya, hal tersebut membuat kondisi finansialnya cukup terpuruk dengan kerugian 2,6 miliar karena ditipu oleh temannya, Syukriani Yunus, yang mengaku sebagai seorang pengusaha batubara. Dunia seni peran menjadi penyelamat baginya setelah mengalami keterpurukan finansial akibat penipuan senilai miliaran rupiah. Beberapa serial televisi populer yang dibintanginya dalam beberapa tahun terakhir antara lain Tukang Bubur Naik Haji the Series, 7 Manusia Harimau, dan Samudra Cinta. Pada proses syuting serial Tukang Bubur Naik Haji the Series, Connie dipertemukan lagi dengan sahabatnya Nani Wijaya karena selama masa syuting mereka berbagi kamar. Ini menjadi pertemuan terakhir mereka dalam lingkungan syuting. Keduanya, Connie Sutedja dan Nani Wijaya, sudah bersahabat sejak tahun 1970—an, bahkan sebelumnya mereka tergabung dalam Golden Girls Indonesia bersama Rina Hasyim dan mendiang Ida Kusumah. Golden Girls merupakan nama dari grup yang dibentuk oleh Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio, atau lebih dikenal dengan nama Sys NS. Hingga saat ini, Connie tetap aktif muncul di televisi dalam berbagai sinetron dan film televisi, sambil kadang-kadang terlibat dalam bisnis barang antik.[6]
Peran dalam film 1970—an hingga 1990—an
[sunting | sunting sumber]Connie Sutedja dikenal melalui peran utamanya dalam film Singa Betina dari Marunda sebagai peran utama Si Mirah, film ini bercerita tentang pendekar wanita asal Betawi sehingga menjadikan film ini populer juga di kalangan masyarakat Betawi. Sebagian pemerhati budaya telah mementaskan kembali film ini seperti Sanggar Margasari dan Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta. Keunikan film ini terletak pada jalan ceritanya yang mengangkat tokoh perempuan muda sebagai jagoan cantik seperti Si Pitung, sosok jawara silat yang dikenal berhasil memberantas kesewenang-wenangan serta berperan di tengah masyarakat Betawi. Film ini menjadikan nama Connie Sutedja mengorbit pada dunia perfilman nasional sehingga inilah mengapa Connie dikenal pada masa 1970-an. Meski demikian, Connie sudah berperan dalam karakter serupa pada film Si Pitung tahun 1970 dan Banteng Betawi tahun 1971 dengan menjadi peran pembantu.[7]
Pada era 1970—an, Connie Sutedja terkenal melalui berbagai film seperti Benyamin Biang Kerok, Benyamin Brengsek, Biang Kerok Beruntung, Ratu Amplop, Benyamin Tukang Ngibul, Benyamin Koboi Ngungsi, dan banyak lagi. Selanjutnya, pada era 1980-an dan 1990—an, Connie juga aktif dalam film-film dengan tema mistik yang populer pada masanya. Beberapa di antaranya termasuk Tumbal Iblis (1981), Nenek Grondong (1982), Nini Towok (1982), Putri Ular (1984), Nenek Lampir (1984), dan Misteri Dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang (1990).[8]
Filmografi
[sunting | sunting sumber]Film
[sunting | sunting sumber]Tahun | Judul | Peran | Catatan | Ref. |
---|---|---|---|---|
1965 | Madju Tak Gentar | Karya debut | ||
Langkah-Langkah di Persimpangan | ||||
1966 | Bunga Putih | |||
Di Balik Tjahaja Gemerlapan | ||||
1967 | 2 x 24 Djam | |||
1968 | Manusia dan Peristiwa | Wanita muda | ||
1969 | Apa jang Kau Tjari, Palupi? | |||
1970 | Honey, Money and Djakarta Fair | |||
Si Bego Menumpas Kutjing Hitam | Winarsih | |||
Si Pitung | ||||
1971 | Banteng Betawi | |||
Singa Betina dari Marunda | Mirah | |||
1972 | Benyamin Biang Kerok | Norma | ||
Deru Campur Debu | ||||
1973 | Benyamin Brengsek | |||
Biang Kerok Beruntung | ||||
Gara-Gara | ||||
1974 | Bajingan Tengik | Istri Karto | ||
Ratu Amplop | Kakak Ida | |||
Pilih Menantu | Bu Lurah | |||
1975 | Benyamin Tukang Ngibul | |||
Benyamin Koboi Ngungsi | Penghuni rumah | |||
1976 | Ingin Cepat Kaya | |||
1977 | Guna-Guna Isteri Muda | Mbah Darsih | ||
Kemelut Hidup | ||||
Ali Topan Anak Jalanan | ||||
Kekasih | Rita | |||
1978 | Kekasih Binal | |||
1980 | Kemilau Kemuning Senja | |||
Darna Ajaib | Bintang tamu | |||
1981 | Tumbal Iblis | |||
Lembah Duka | Wanita malam | |||
1982 | Sebuah Pengorbanan | |||
Nini Towok | Dukun santet | |||
Nenek Grondong | Sumiyati | |||
1983 | Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran | |||
Seruling Sakti | ||||
1984 | Anita | |||
Putri Ular | ||||
1985 | Tari Kejang Muda-Mudi | Ria | ||
1987 | Nenek Lampir | Rusmini | ||
1988 | Nenek Lampir di Rumah Angker | |||
Akibat Terlalu Genit | Hartini | |||
1989 | Janin Ajaib | Ningsih | ||
Gadis Foto Model | Tante Budi | |||
1990 | Jangan Renggut Cintaku | |||
Misteri dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang | ||||
1991 | Bujang Jelihin | Istri Dipati Pulau Panggung | ||
Penumpas Ajaran Sesat | ||||
Ojek | Bu RT | |||
Catatan Si Emon | ||||
1995 | Gairah & Dosa | Ibu mertua | ||
2008 | 40 Hari Bangkitnya Pocong | Tante Alice | ||
Tarzan ke Kota | Bu Hajat | |||
2009 | Kuntilanak Beranak |
Televisi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Judul | Peran | Catatan | Ref. |
---|---|---|---|---|
1988 | Pondokan | Bu Hebring | ||
1992—1997 | Ada Ada Saja | |||
1994 | Saling Silang | Episode 17 | ||
2005 | Bajaj Bajuri | Bu Yayuk | Bintang tamu; Episode: "Dunia Perlu Akhirat Perlu" | |
2005—2006 | Putri Cahaya | Oma Lia | ||
2008 | Diva | Nenek Wening | ||
2009 | Nikita | Nenek Sumi | ||
2010—2011 | Titip Rindu | Nenek Dewi | ||
2014—2017 | Tukang Bubur Naik Haji the Series | Nyai Hajjah Iroh | ||
2014 | 7 Manusia Harimau | Nenek Gumara | ||
2017 | Orang-Orang Kampung Duku | |||
Berkah Cinta | Nenek Fatma | |||
Gali Lobang Tutup Lobang | Imas | |||
2018 | Cinta Misteri | Eyang Murti | ||
Mahluk Manis dalam Bis | Oma Luna | |||
2019 | Calon Presiden | Nyai Rupi'ah | ||
Jangan Panggil Gue Pak Haji | Eyang | |||
2020 | Samudra Cinta | Rina Tanoto | ||
Indah pada Waktunya | Oma Sandra |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Apa Kabar Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Akrab Disapa Tante Hebring". iNews.ID. 2021-08-18. Diakses tanggal 2022-04-14.
- ^ Sari, Siska Permata (2021-08-18). "Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Begini Kehidupannya Sekarang". iNews.ID. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ a b "Connie Sutedja Si Ratu Vespa". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-04-14. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ "Peran Connie Sutedja di Dunia Nyata". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-04-22. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ Media, Kompas Cyber (2023-03-16). "Connie Sutedja Kenang Momen Sekamar dengan Nani Wijaya Selama Syuting Tukang Bubur Naik Haji". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ a b PRMN 12, Tim. "Profil 'Ibu Hebring' Connie Sutedja yang Eksis hingga Kini". www.Pikiran-Rakyat.com. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ "Connie Sutedja Si Singa Betina dari Marunda". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-04-16. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ Sari, Siska Permata (2021-08-18). "Connie Sutedja Artis Tercantik Era 1970-an, Begini Kehidupannya Sekarang". iNews.ID. Diakses tanggal 2024-03-09.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]