Lompat ke isi

Titiek Puspa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Titiek Puspa
Titiek Puspa, sampul Varia (1963)
LahirSumarti binti Jatin Toegeno Poespowidjojo
(1937-11-01)1 November 1937
Tanjung, Tabalong, Hindia Belanda
Meninggal10 April 2025(2025-04-10) (umur 87)
Jakarta, Indonesia
Sebab meninggalPecah pembuluh darah bagian otak
MakamTaman Pemakaman Umum Tanah Kusir
Nama lain
  • Kadarwati
  • Sudarwati
  • Titiek Puspa
Pekerjaan
Tahun aktif1950—2025
Suami/istri
Zainal Ardi
(m. 1959; c. 1961)
(m. 1970; meninggal 1991)
Anak2
Tanda tangan
IMDB: nm2698053 X: titiekpuspa Spotify: 3xNnuifrhhASrcBsxQb5G1 iTunes: 284032150 Musicbrainz: a1ad0276-aa91-4749-9fa5-2ba2952c4ee9 Songkick: 5302308 Discogs: 1805439 Allmusic: mn0000604214 Modifica els identificadors a Wikidata

Sumarti (1 November 1937 – 10 April 2025), yang lebih dikenal dengan nama panggung Titiek Puspa, adalah pemeran dan penyanyi Indonesia yang telah berkarir lebih dari 70 tahun sejak debutnya pada tahun 1954 di RRI.[2] Rolling Stone Indonesia telah memilih dua lagu Titiek Puspa sebagai salah satu lagu Indonesia terbaik sepanjang masa.[3][4] Beliau berasal dari keluarga campuran Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah dan Trenggalek, Jawa Timur, menghabiskan masa pendidikannya di Temanggung, Magelang, hingga Semarang, Jawa Tengah, sebelum hijrah ke Jakarta setelah lulus sekolah.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Titiek terlahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada 1 November 1937,[5] dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam, yang berdarah Jawa. Keluarganya kemudian mengganti namanya menjadi Kadarwati dan akhirnya menjadi Sumarti.[6] Saat kecil, ia bercita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, setelah memenangkan beberapa kompetisi menyanyi, ia memutuskan untuk menjadi seorang penghibur, membuat keputusan tersebut sekitar usia 14 tahun. Namun, kedua orang tuanya menentang keputusannya tersebut.[7][8]

Dalam suatu kesempatan, Sumarti terpaksa mengikuti lomba tanpa sepengetahuan orang tuanya. Untuk itu, seorang teman menyarankannya untuk menggunakan nama samaran "Titiek Puspo", yang diambil dari Titiek, nama panggilannya sehari-hari, dan "Puspo", nama ayahnya. Sumarti setuju dan mengganti "Puspo" menjadi "Puspa". Sejak itulah ia dikenal sebagai Titiek Puspa. Nama ini pula yang diambilnya sebagai nama orkes pengiringnya, "PUSPA SARI", yang dipimpinnya sendiri dan mengiringinya menyanyi di awal kariernya.[9]

Titiek dan Bing Slamet.

Awal kariernya di dunia tarik suara dimulai di Semarang saat ia mengikuti kontes menyanyi Bintang Radio di RRI. Tidak hanya di bidang menyanyi, Titiek juga menunjukkan totalitasnya dalam menggarap beberapa operet bersama grup Papiko yang sempat sangat disukai pemirsa TVRI, seperti operet Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi, dan Ronce-ronce.

Rekaman piringan hitam pertama Titiek yang berlabel GEMBIRA berisi lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, dan duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton, dengan iringan musik Empat Sekawan Sariman. Pada pertengahan 1960, Titiek sempat menjadi penyanyi tetap pada Orkes Studio Jakarta. Saat itu ia banyak mendapat bimbingan dari Iskandar (pencipta lagu dan pemimpin orkes) dan Zainal Ardi (suaminya sendiri seorang penyiar RRI Jakarta).[6] Sebagai penyanyi yang mulai menanjak popularitasnya, Titiek belum menciptakan banyak lagu dalam albumnya. Lagu-lagunya banyak diciptakan oleh Iskandar, Mus Mualim, dan Wedasmara. Barulah pada album "Si Hitam" dan "Pita" (1963), yang masing-masing berisi 12 lagu, semuanya adalah karyanya sendiri dan menjadi populer saat itu. Selain itu, 11 lagu di album "Doa Ibu" adalah ciptaannya dan hanya satu lagu ciptaan Mus Mualim. Di album "Si Hitam", lagu yang semakin memopulerkan namanya adalah Si Hitam, Tinggalkan, Aku dan Asmara. Bisa juga dikatakan bahwa bersama album "Si Hitam", album "Doa Ibu" adalah album yang legendaris karena berisi lagu-lagu seperti "Minah Gadis Dusun" dan "Pantang Mundur", yang semakin melambungkan karier Titiek Puspa sebagai penyanyi dan pencipta lagu Indonesia yang baik. Titiek meninggalkan Orkes Studio Jakarta pada 1962.[8] Nama panggungnya dipilih oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950—an.[7]

Pada 1957, Titiek menikah dengan Zainal Ardi, seorang karyawan RRI. Pada 1963 mereka memiliki dua anak perempuan. Selama periode ini Titiek mulai belajar menulis lagu, belajar dari suaminya.[8] Selain menyanyi dan menulis lagu, Titiek juga berakting dalam beberapa film seperti Karminem, Inem Pelayan Sexy, dan Apanya Dong.[6]

Ia pernah disidang untuk kasus pemberian mobil oleh mantan Gubernur Bank Indonesia Teuku Jusuf Muda Dalam yang disangkutpautkan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965. Di dalam persidangan, Ia mengaku hanya membayar setengah dari harga mobil yang ditawarkan oleh Jusuf Muda Dalam.[10]

Selain itu, di era Orde Baru, Ia pernah menjadi juru kampanye Golongan Karya pada Pemilu 1987 bahkan namanya termasuk ke dalam daftar calon anggota legislatif di dalam Pemilu 1987 untuk daerah pemilihan Jawa Tengah. Meskipun demikian, namanya tidak lolos sebagai anggota DPR terpilih. Ia mengaku di dalam kampanye hanya untuk sekedar bertemu dengan penggemarnya saja dan dibuat bergembira. Tidak lebih dari itu.[10]

Titiek memiliki kepedulian besar pada dunia anak-anak. Hal ini diwujudkannya dengan menciptakan beberapa lagu anak. Pada 1990—an, ia dikenal saat membawakan lagu ciptaannya, "Menabung" dan "Aku Suka Musik" bersama Saskia dan Geofanny.

Pada 2009, Titiek didiagnosis kanker serviks. Setelah beberapa bulan pengobatan, termasuk dua bulan kemoterapi di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura (di mana dia menulis 61 lagu),[11] dia dinyatakan bebas dari kanker. Dia mengungkapkan bahwa doa yang ia panjatkan serta terapinya di rumah sakit menjadi faktor keberhasilannya melawan kanker.[12]

Berangkat dari keprihatinannya pada menurunnya tren lagu anak, pada 2014, Titiek membentuk sebuah grup vokal yang beranggotakan 10 orang anak dari berbagai latar belakang etnis bernama Duta Cinta.[13] Pada 2017, grup vokal ini juga hadir di sejumlah episode Pesta Sahabat dari episode 3 (Aku Anak Sehat) sampai episode 6 (Kasih Ibu). Namun, pada 25 Juli 2018, Duta Cinta juga hadir kembali dalam Pesta Sahabat Anak Indonesia bersama dengan Titiek.

Sejak 2017 hingga 2019, Titiek tampil di episode drama musikal Pesta Sahabat yang tayang di RTV mulai dari Pesta Sahabat Cinta Indonesia (kecuali Pesta Sahabat Lebaran Sebentar Lagi dan 17-an di Kampung Halaman).

Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke 70, Titiek menggelar konser bertajuk Karya Abadi Sang Legenda: 70 Tahun Titiek Puspa. Konser ini adalah perwujudan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang pernah bekerja sama dengannya dalam mendedikasikan diri kepada negeri ini, khususnya terima kasih tak terhingga kepada para penonton dan penggemarnya. Konser yang diriingi musisi Dian HP Orchestra dengan melibatkan Ari Lasso, Andi /rif, 3 Diva (KD, Titi DJ, Ruth Sahanaya), Melly Goeslaw, Vina Panduwinata, Pinkan Mambo, Yovie Widianto, Hedi Yunus, Kevin Aprilio, Rio Febrian, Delon Thamrin, Bob Tutupoly, Dewi Sandra, Emilia Contessa, Marini, Euis Darliah, Elvy Sukaesih, Inul Daratista, Warna, Project Pop, Gita Gutawa, artis Mamma Mia, dan Host Ringgo Agus Rahman, Daniel Mananta, dan Tamara Bleszynski ini turut pula disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta menteri, pejabat negara, dan mantan pejabat negara.[14]

Dalam Budaya Populer

[sunting | sunting sumber]

Pada film Srimulat (baik bagian I dan II), dirinya diperankan oleh aktris Inayma.

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1959, Titiek menikah dengan Zainal Ardi, seorang penyiar RRI, dan dikaruniai dua orang putri, yaitu Petty Tunjungsari (lahir pada 12 Januari 1960) dan Ella Puspasari (lahir pada 23 September 1961). Namun, Titiek dan Zainal kemudian bercerai pada 1968. Pada 1970, Titiek menikah lagi dengan musisi Mus Mualim. [6] Hingga 2008, Titiek tinggal di Jakarta Selatan.[7]

Titiek Puspa meninggal dunia pada 10 April 2025 pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra,[15] setelah menjalani perawatan selama 15 hari akibat pendarahan otak, sebelumnya ia sempat mengeluh sakit kepala. Serangan stroke terjadi pada Rabu, 26 Maret 2025 malam. Titiek jatuh pingsan saat tengah menjalani proses pengambilan acara realitas di salah satu stasiun televisi swasta. Saat itu, Titiek langsung dilarikan untuk dirawat di RS Medistra, Jakarta, hingga akhir hayatnya.[16]

Titiek Puspa dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir pada Jumat, 11 April 2025, siang. Dalam prosesi pemakaman tersebut turut hadir sejumlah tokoh seperti Inul Daratista, Vina Panduwinata, Slamet Rahardjo, Indrawati Widjaja (Acin), Dwiki Dharmawan, Agus Wisman, Yana Julio, Dhea Ananda dan suami, Denny Chasmala, Netta Kusumah Dewi, Jan Djuhana, Dewi Motik dan Itang Yunasz.[17]

Filmografi

[sunting | sunting sumber]
Peran akting
Tahun Judul Peran Catatan
1966 Di Balik Tjahaja Gemerlapan
Minah Gadis Dusun
1972 Pemburu Mayat
Bing Slamet Setan Djalanan
1973 Rio Anakku
1974 Bawang Putih Mak Bakung
Ateng Minta Kawin Emak Ateng
1975 Tiga Cewek Badung Titiek
1976 Inem Pelayan Sexy Nyonya Cokro
1977 Karminem Karminem
Inem Pelayan Sexy II Nyonya Cokro
Inem Pelayan Sexy III
1979 Tuyul Perempuan Tuyul Puspa
Rojali dan Zuleha Pemilik warung
1980 Gadis Bu Titik
Putri Giok
1981 Koboi Sutra Ungu Nyonya Barkali
1983 Apanya Dong Pei-Pei
2008 Cinta Setaman
2016 Ini Kisah Tiga Dara Oma
2017 Musik untuk Cinta
Peran non-akting
Tahun Judul Peran Catatan
1974 Bawang Putih Sebagai penulis Debut dalam penulisan
1980 Gadis

Serial televisi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Judul Peran Catatan Ref.
2004 Gara-Gara Inul
Titiek Puspa pada seri perangko Indonesia pada 2020.

Diskografi

[sunting | sunting sumber]

Album solo

[sunting | sunting sumber]
  • Kisah Hidup (1963)
  • Puspa Dewi (Bali. ARN-1001)
  • Tinggi Gunung Seribu Janji (Irama. EP-03)
  • Daun Yang Gugur (Irama. EP-27)
  • Ditinggal Kekasih (Extended Play / Irama. EP-85)
  • Selamat Jalan, Selamat Berpisah (Extended Play /Irama. EP-86)
  • Buka Pintu (Single Play /Irama. SP-50)
  • Si Hitam (Irama. LPI 175116)
  • Sampul Surat (Single Play /Irama. SP-61)
  • Doa Ibu (Irama. LPI-17580)
  • Sok Teu (J&B. JBL-28837)
  • Aneka Gaya Titiek Puspa (Irama. LPI-175126)
  • Pita (Irama. LPI 175138) (1963)

Album bersama

[sunting | sunting sumber]
  • Mari Bersukaria dengan Irama Lenso (Irama. LPI-17588) (1965)
  • Gajah Dungkul - Titiek Puspa, Bing Slamet dan Indonesia Tiga (Bali Rec. BLP-7005)
  • Duta Cinta & Titiek Puspa (Musica Studio's) (2015)[19]

Album kumpulan

[sunting | sunting sumber]
  • Papaya, Mangga, Pisang, Jambu (Bisikan Alam Maya - Irama. LPI—17522)
  • Ini dan Itu volume 2 (Mata Sapi; Dulu dan Kini - Mesra. LP—19)
  • Kroncong Parade (Bubuy Bulan; Bengawan Solo. - Pop Sound. 6417—001)

Lain-lain

[sunting | sunting sumber]

Prestasi dan pengakuan

[sunting | sunting sumber]
  • Juara Bintang Radio Jenis Hiburan tingkat Jawa Tengah (1954)
  • BASF Award ke-10 untuk kategori "Pengabdian Panjang di Dunia Musik" (1994)
  • Satyalancana Wira Karya (1997)[21]
  • Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
2001 SCTV Awards
Lifetime Achievement Award
Penerima
2016 Anugerah Musik Indonesia Penerima
Festival Film Indonesia Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Ini Kisah Tiga Dara Nominasi
Piala Maya Aktris Pendukung Terpilih Nominasi
2017 Usmar Ismail Awards Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Nominasi
2018 Indonesian Choice Awards
Lifetime Achievement Award
Penerima
Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia
Pengabdian Seumur Hidup
Penerima
2021 Anugerah Musik Indonesia
Dedikasi untuk Musik Indonesia
Penerima

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki
  1. ^ "Titiek Puspa dan Panggung Pohon Jambu di Pekarangan Rumah". CNN Indonesia. Diakses tanggal 28 November 2017. 
  2. ^ Azizah, Ulvia Nur. "Profil Titiek Puspa dan Perjalanan Kariernya hingga Meninggal di Usia 87 Tahun". detikjateng. Diakses tanggal 2025-04-24. 
  3. ^ "Titiek Puspa: [Bercerita Lewat Lagu]". Tokoh Indonesia. 21 Desember 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-26. Diakses tanggal 5 Juli 2022. 
  4. ^ Administrator. "Titiek Puspa"Perlu langganan berbayar. Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-27. Diakses tanggal 5 Juli 2022. 
  5. ^ Endah 2008, hlm. 18.
  6. ^ a b c d KapanLagi.com, Titiek Puspa.
  7. ^ a b c Edmond 2008, Titiek Puspa: 'Don't.
  8. ^ a b c Varia 1963, Biduanita.
  9. ^ "Berita Titiek Puspa Terkini dan Terbaru Hari Ini - SINDOnews". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2025-04-10. 
  10. ^ a b Harian Kompas (2025-04-10), Mengenang Titiek Puspa: dari Tarik Suara hingga Juru Kampanye, diakses tanggal 2025-04-11 
  11. ^ Jakarta Post 2010, Titiek Standing Tall.
  12. ^ Jakarta Post 2010, Doctors give Titiek.
  13. ^ "Duta Cinta: Persembahan Titiek Puspa untuk Anak Indonesia". CNN Indonesia. 
  14. ^ Titiek Puspa Rayakan Ultah 70 Dengan Konser diakses 23 November 2007
  15. ^ Pratama, Febryantino Nur. "Titiek Puspa Meninggal Dunia". detikpop. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10-04-2025. Diakses tanggal 2025-04-10. 
  16. ^ SKA/DWA (11 April 2025) "Sang Pengiring Zaman Itu Telah Pergi..." Kompas. hal 1
  17. ^ PDS/HEI/NCA (12 April 2025) "Cinta hingga Akhir Perjalanan" Kompas. hal 15
  18. ^ Drama Musikal ”SEMUT” Titiek Puspa Memang Luar Biasa ! diakses 6 Agustus 2012
  19. ^ "Duta Cinta & Titiek Puspa". Musica Studio's. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-02. Diakses tanggal 2017-12-19. 
  20. ^ "7 Lagu-Lagu Legendaris Titiek Puspa Paling Terkenal dan Masih Enak Didengarkan di 2025". KapanLagi. 10 April 2025. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2025-04-11. Diakses tanggal 11 April 2025. 
  21. ^ "SESNEG ANUGERAH ONE LENCANA WIRA KARYA TO TITIEK PUS | ANTARA Foto". antarafoto.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-04-11. 
Daftar pustaka

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]