Lompat ke isi

Palagan Ambarawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pembatalan
Mengganti Royal_Coat_of_Arms_of_the_United_Kingdom_(1952-2022).svg dengan Royal_Coat_of_Arms_of_the_United_Kingdom_(St_Edward's_Crown).svg (berkas dipindahkan oleh [[commons:User:Co
ย 
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:

{{unreferenced|date=Desember 2017}}
{{Infobox Military Conflict
{{Infobox Military Conflict
|conflict = Palagan Ambarawa
| conflict = Palagan Ambarawa
|partof=[[Revolusi Nasional Indonesia]]
| partof = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
|image=The British Occupation of Java SE5896.jpg
| image = The British Occupation of Java SE5896.jpg
| image_size = 300px
| image_size = 300px
| caption = Tentara Inggris di Ambarawa, 1945.
|caption=
|date= [[20 Oktober]] - [[15 Desember]] [[1945]]
| date = 20 Oktober โ€“ 15 Desember 1945{{br}}(1 bulan, 3 minggu, 4 hari)
|place=[[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], [[Indonesia]]
| place = [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], [[Indonesia]]
|casus=
| casus =
|territory= Ambarawa direbut kembali oleh pasukan Indonesia
| territory = Ambarawa direbut kembali oleh pasukan Indonesia
|result= Kemenangan Indonesia
| result = Kemenangan Indonesia
*Penarikan pasukan Inggris dari Ambarawa dan Magelang
*Penarikan pasukan Inggris dari Ambarawa dan Magelang
|combatant1={{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[Indonesia]]
| combatant1 = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|combatant2='''[[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]]''' <br>{{flagicon|Inggris Raya }}[[File:Royal Coat of Arms of the United Kingdom.svg|20px]][[Britania Raya|Kekaisaran Britania]]<br>'''Didukung oleh:'''<br>{{flagicon|Belanda}}[[File:Royal coat of arms of the Netherlands.svg|20px]][[NICA]]
| combatant2 = '''[[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]]''' <br>{{flagicon|Inggris Raya }} [[Britania Raya|Kekaisaran Britania]]<br>'''Didukung oleh:'''<br>{{flagicon|Belanda}} [[NICA]]
| commander1 = {{flagicon|Indonesia}} Kol. [[Soedirman]]<br>{{flagicon|Indonesia}} Letkol. [[Isdiman]]{{KIA}}<br>{{flagicon|Indonesia}} Letkol. [[Gatot Soebroto]]<br>{{flagicon|Indonesia}} Letkol. [[M. Sarbini]]
|commander1={{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[File:Kolonel pdh ad.png|15px]][[Soedirman|Kol. Soedirman]] <small>(Kepala Tentara Keamanan Rakyat Divisi V/Banyumas)</small><br>{{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[File:Letkol pdh ad.png|15px]][[Isdiman|LetKol. Isdiman]]<br>{{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[File:Letkol pdh ad.png|15px]][[Gatot Soebroto|LetKol.Gatot Soebroto]]<small>(Divisi V/Purwokerto)</small><br>{{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[File:Letkol pdh ad.png|15px]][[M. Sarbini|LetKol.M. Sarbini]]<br>{{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[File:mayor pdh ad.png|15px]][[Sarjono|May.Sarjono]]<small>(Batalyon VIII Divisi III/Surabaya)</small><br>{{flagicon|Indonesia}}[[File:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg|20px]][[File:Mayor pdh ad.png|15px]][[Soeharto|May.Soeharto]]<small>(Batalyon X Divisi IX/Yogyakarta)</small>
| commander2 = {{flagicon|Inggris Raya}}[[File:Royal Coat of Arms of the United Kingdom (St Edward's Crown).svg|20px]] Brigadir R. G. Bethell

| units1 = [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]]
|commander2={{flagicon|Inggris Raya}}[[File:Royal Coat of Arms of the United Kingdom.svg|20px]][[File:Brigjen pdh ad.png|15px]][[Bethell|Brig.Bethell]]
| units2 = divisi infanteri 23 india
|units1 =[[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]]
| casualties1 = 2,000 tewas{{br}}<small>(termasuk rakyat sipil)
|units2 =[[Tentara Inggris selama Perang Dunia Kedua|Tentara Inggris]]
|casualties1= 2,000 tewas
| casualties2 = 100 tewas
| strength1 = 10,000+ pasukan
|casualties2= 100+ tewas<br>75 dieksekusi}}
| strength2 = tidak diketahui
}}
{{Campaignbox Revolusi Nasional Indonesia}}
{{Campaignbox Revolusi Nasional Indonesia}}


'''Palagan Ambarawa''' adalah sebuah peristiwa perlawanan [[Tentara Nasional Indonesia |Tentara Indonesia]] terhadap [[Blok Poros|Tentara Inggris]] yang terjadi di [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], sebelah selatan [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]].
'''Palagan Ambarawa''' adalah pertempuran antara [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) yang baru saja dibentuk dan [[Angkatan Darat Britania Raya|Angkatan Darat Inggris]] yang terjadi antara 20 Oktober hingga 15 Desember 1945 di [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], [[Indonesia]].


== Kronologi peristiwa ==
== Latar belakang ==
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[1945]], tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diwakili dari pihak Tentara Inggris. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah [[Wongsonegoro|Mr Wongsonegoro]] menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]] di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diwakili dari pihak Tentara Inggris. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah [[Wongsonegoro]] menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.


Namun, ketika pasukan Tentara Inggris telah sampai di [[Ambarawa]] dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota [[Magelang]], hingga terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti [[Tentara Keamanan Rakyat]] dan membuat kekacauan. TKR Resimen I Kedu pimpinan Letkol. [[M. Sarbini]] membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden [[Soekarno]] yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan Kota Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan [[Oni Sastrodihardjo]] yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta.
Namun, ketika pasukan Tentara Inggris telah sampai di [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]] dan [[Kabupaten Magelang|Magelang]] untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di Magelang, hingga terjadi pertempuran.


== Pertempuran ==
Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I [[Soerjosoempeno]] di Ngipik. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. [[Isdiman]] berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kol. [[Soedirman]] merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol. Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], Salatiga, [[Purwokerto]], Magelang, [[Semarang]], dan lain-lain.
Di [[Kabupaten Magelang|Magelang]], tentara [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]] bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) dan membuat kekacauan. TKR Resimen I Kedu pimpinan Letkol. [[M. Sarbini]] membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]] yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di [[Jambu, Semarang|Desa Jambu]] karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], [[Suruh, Semarang|Suruh]], dan [[Kota Surakarta|Surakarta]].


Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno di [[Ngipik, Pringsurat, Temanggung|Ngipik]]. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. [[Isdiman]] berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kol. [[Soedirman]] merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol. Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Kota Salatiga|Salatiga]], [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kota Semarang|Semarang]], dan lain-lain.
Tanggal [[23 November]] [[1945]] ketika matahari mulai terbit, mulailah tembak-menembak dengan pasukan Sekutu yang bertahan di kompleks gereja dan kerkhop Belanda di Jl. Margo Agoeng. Pasukan Indonesia terdiri dari Yon. [[Imam Adrongi]], Yon. [[Soeharto]] dan Yon. [[Soegeng]]. Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat tanknya, menyusup ke tempat kedudukan Indonesia dari arah belakang, karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{Cite book|title=Java in a time of revolution: occupation and resistance,1944-1946|last=Anderson|first=Benedict R. O'G|author-link=Benedict Anderson|publisher=Cornell University Press|year=1972|location=Ithaca, N.Y.}}
* {{cite book | last = MacMillan | first = Richard | title = The British Occupation of Indonesia 1945-1946: Britain, The Netherlands and the Indonesian Revolution | publisher = Routledge | year = 2006 | location = New York | isbn = 0-415-35551-6}}
* {{cite book | last = G. | first=Dwipayana | title = Soeharto : Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya | url = https://archive.org/details/soehartomythough0000soeh | publisher = Citra Kharisma Bunda | location = Jakarta | year = 1989 | isbn = 979-8085-01-9}}
{{indo-sejarah-stub}}
{{indo-sejarah-stub}}
{{Commonscat|Battle of Ambarawa}}
{{Commonscat|Battle of Ambarawa}}


[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan Indonesia]]

Revisi terkini sejak 4 Mei 2024 22.41

Palagan Ambarawa
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Tentara Inggris di Ambarawa, 1945.
Tanggal20 Oktober โ€“ 15 Desember 1945
(1 bulan, 3 minggu, 4 hari)
LokasiAmbarawa, Indonesia
Hasil

Kemenangan Indonesia

  • Penarikan pasukan Inggris dari Ambarawa dan Magelang
Perubahan
wilayah
Ambarawa direbut kembali oleh pasukan Indonesia
Pihak terlibat
Indonesia Indonesia Sekutu
Britania Raya Kekaisaran Britania
Didukung oleh:
Belanda NICA
Tokoh dan pemimpin
Indonesia Kol. Soedirman
Indonesia Letkol. Isdiman โ€ 
Indonesia Letkol. Gatot Soebroto
Indonesia Letkol. M. Sarbini
Britania Raya Brigadir R. G. Bethell
Pasukan
Tentara Indonesia divisi infanteri 23 india
Kekuatan
10,000+ pasukan tidak diketahui
Korban
2,000 tewas
(termasuk rakyat sipil)
100 tewas

Palagan Ambarawa adalah pertempuran antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang baru saja dibentuk dan Angkatan Darat Inggris yang terjadi antara 20 Oktober hingga 15 Desember 1945 di Ambarawa, Indonesia.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diwakili dari pihak Tentara Inggris. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Namun, ketika pasukan Tentara Inggris telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di Magelang, hingga terjadi pertempuran.

Pertempuran

[sunting | sunting sumber]

Di Magelang, tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan. TKR Resimen I Kedu pimpinan Letkol. M. Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden Soekarno yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh, dan Surakarta.

Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno di Ngipik. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kol. Soedirman merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol. Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]