Lompat ke isi

Abdoel Rivai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nadiruski (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7: Baris 7:
| birth_name =
| birth_name =
| birth_date = {{Birth date|1871|8|13}}
| birth_date = {{Birth date|1871|8|13}}
| birth_place = [[Agam]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]].
| birth_place = [[Agam]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1937|10|16|1871|8|13}}
| death_date = {{Death date and age|1937|10|16|1871|8|13}}
| death_place = [[Bandung]]
| death_place = [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
| nationality = [[Hindia Belanda]]
| nationality = [[Hindia Belanda]]
| alma_mater = {{unbulleted list|School tot Opleiding van Inlandsche Artsen ([[STOVIA]])|[[Universitas Gent]]}}
| alma_mater = {{unbulleted list|School tot Opleiding van Inlandsche Artsen ([[STOVIA]])|[[Universitas Gent]]}}
| Other-Name =
| occupation = Dokter, wartawan
| occupation = Dokter
| years_active =
| years_active =
| known_for = Orang Indonesia pertama yang menerima gelar doktor dari [[Universitas Gent]], [[Belgia]]
| known_for = Orang Indonesia pertama yang menerima gelar doktor dari [[Universitas Gent]], [[Belgia]]
Baris 20: Baris 19:
}}
}}


'''Abdoel Rivai''' ({{lahirmati|[[Palembayan, Agam|Palembayan, Agam, Sumatera Barat]]|13|8|1871|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|16|10|1937}}) adalah seorang dokter dan wartawan Indonesia. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu dari luar negeri ([[Eropa]]), serta pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dari [[Universitas Gent]], [[Belgia]].<ref>{{Cite news|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Abdul Rivai, Agen Ganda Pribumi-Belanda|url=https://tirto.id/abdul-rivai-agen-ganda-pribumi-belanda-cyEZ|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-11-30}}</ref> Rivai dianugerahi gelar sebagai '''Perintis Pers Indonesia''' pada tahun [[1974]] oleh [[Pemerintah Indonesia]].

'''Abdoel Rivai''' ({{lahirmati|[[Palembayan, Agam|Palembayan, Agam, Sumatra Barat]]|13|8|1871|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|16|10|1937}}) adalah dokter dan wartawan Indonesia. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu dari luar negeri ([[Eropa]]), juga pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dari [[Universitas Gent]], [[Belgia]].<ref>{{Cite news|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Abdul Rivai, Agen Ganda Pribumi-Belanda|url=https://tirto.id/abdul-rivai-agen-ganda-pribumi-belanda-cyEZ|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-11-30}}</ref> Rivai dianugerahi gelar sebagai '''Perintis Pers Indonesia''' pada tahun [[1974]] oleh [[Pemerintah Indonesia]].


== Riwayat hidup ==
== Riwayat hidup ==
Abdoel Rivai lahir dari pasangan Abdul Karim dan Siti Kemala Ria. Ayahnya bekerja sebagai guru di sekolah Melayu. Rivai memiliki watak yang keras, ulet, serta otak yang cemerlang. Pada tahun [[1886]], di saat masih berusia 15 tahun dia diterima bersekolah di [[STOVIA]]. Setamat dari STOVIA pada tahun [[1894]], ia ditugaskan menjadi dokter di [[Kota Medan|Medan]]. Penghujung tahun [[1899]], Rivai melanjutkan pendidikan ke [[Belanda]] sambil membantu berbagai surat kabar di [[Indonesia]].
Abdoel Rivai lahir dari pasangan Abdul Karim dan Siti Kemala Ria. Ayahnya bekerja sebagai guru di sekolah Melayu. Rivai memiliki watak yang keras, ulet, serta otak yang cemerlang. Pada tahun [[1886]], di saat masih berusia 15 tahun dia diterima bersekolah di [[STOVIA]]. Setamat dari STOVIA pada tahun [[1894]], ia ditugaskan menjadi dokter di [[Kota Medan|Medan]]. September 1899, Rivai melanjutkan pendidikan ke [[Belanda]] sambil membantu berbagai surat kabar di [[Indonesia]].


Rivai merupakan orang [[Hindia Belanda]] pertama yang bersekolah kedokteran di [[Belanda]], dan berhasil menyelesaikan pendidikan kedokterannya pada tahun [[1907]]. Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di [[Universitas Gent]], [[Belgia]], melalui ujian terbuka dan dinyatakan lulus pada 23 Juli [[1908]], sekaligus mencatatkan namanya sebagai pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di [[Eropa]].<ref>{{Cite web|date=2018-05-25|title=Abdul Rivai: Wartawan dan Doktor Bumiputra Pertama - senandika.web.id Tokoh|url=http://senandika.web.id/abdul-rivai-wartawan-dan-doktor-bumiputra-pertama/|website=senandika.web.id|language=id-ID|access-date=2021-11-30|archive-date=2021-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20211130012257/http://senandika.web.id/abdul-rivai-wartawan-dan-doktor-bumiputra-pertama/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|date=2019-03-26|title=Dokter Indonesia Pertama Lulusan Belanda|url=https://historia.id/sains/articles/dokter-indonesia-pertama-lulusan-belanda-PzjkG|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2021-11-30}}</ref>
Rivai merupakan orang [[Hindia Belanda]] pertama yang bersekolah kedokteran di [[Belanda]], dan berhasil menyelesaikan pendidikan kedokterannya pada tahun [[1907]]. Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di [[Universitas Gent]], [[Belgia]], melalui ujian terbuka dan dinyatakan lulus pada 23 Juli [[1908]], sekaligus mencatatkan namanya sebagai pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di [[Eropa]].<ref>{{Cite web|date=2018-05-25|title=Abdul Rivai: Wartawan dan Doktor Bumiputra Pertama - senandika.web.id Tokoh|url=http://senandika.web.id/abdul-rivai-wartawan-dan-doktor-bumiputra-pertama/|website=senandika.web.id|language=id-ID|access-date=2021-11-30|archive-date=2021-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20211130012257/http://senandika.web.id/abdul-rivai-wartawan-dan-doktor-bumiputra-pertama/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|date=2019-03-26|title=Dokter Indonesia Pertama Lulusan Belanda|url=https://historia.id/sains/articles/dokter-indonesia-pertama-lulusan-belanda-PzjkG|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2021-11-30}}</ref>
Baris 31: Baris 29:


== Wartawan ==
== Wartawan ==
Pada tahun 1900 Rivai memprakarsai surat kabar ''Pewarta Wolanda''. Kendati terbit dari [[Amsterdam]], ''Pewarta Wolanda'' hadir dalam [[bahasa Melayu]]. Selain mengurusi ''Pewarta Wolanda,'' Rivai sering mengirimkan tulisannya ke berbagai media massa yang terbit di Belanda maupun Hindia. Berkat ketajaman tulisannya, Rivai lebih dikenal sebagai seorang wartawan dibanding dokter.


Pada tahun 1 Juli [[1900]], Rivai (bekerja sama dengan Y Strikwerda) memprakarsai surat kabar [[Pewarta Wolanda]]. Kendati terbit dari [[Amsterdam]], Pewarta Wolanda hadir dalam [[bahasa Melayu]]. Selain mengurusi Pewarta Wolanda, Rivai sering mengirimkan tulisannya ke berbagai media massa yang terbit di Belanda maupun Hindia. Berkat ketajaman tulisannya, Rivai lebih dikenal sebagai seorang wartawan dibanding dokter.
Bersama Henri Constant Claude Clockener Brousson, Rivai menerbitkan ''Bendera Wolanda'' pada 15 April 1901. Juga bersama Brousson, ia mendirikan usaha penerbitan ''[[Bintang Hindia]]'' pada Juli 1902. Pada tahun 1904 Dr Rivai pernah menulis sebuah sajak-puja yang ditujukan khusus untuk Ratu Emma. Berikut sajak yang dibuat Dr Rivai:


Bersama Henri, Constant, Claude, Clockener, Brousson, Rivai menerbitkan ''Bendera Wolanda'' pada 15 April [[1901]]. Juga bersama Brousson, ia mendirikan usaha penerbitan [[Bintang Hindia]] pada Juli [[1902]]. Pada tahun [[1904]], Rivai pernah menulis sebuah sajak-puja yang ditujukan khusus untuk Ratu Emma. Berikut sajak yang dibuat Dr. Rivai:
''Sembah didjundjunglah kami''

{{cquote2|''Sembah didjundjunglah kami''


''Seru Mengundjung Berami-rami''
''Seru Mengundjung Berami-rami''
Baris 57: Baris 56:
''Di Insulinda bagai disini''
''Di Insulinda bagai disini''


''Satu icapan: Soeri Ihsani''
''Satu icapan: Soeri Ihsani''}}


Selanjutnya, Rivai memutuskan untuk keluar dari ''Bintang Hindia'' pada tahun 1907, hingga akhirnya ''Bintang Hindia'' meredup dan akhirnya pada tahun 1910 media yang pernah menggebrak dunia pers Belanda dan Hindia itu berakhir. Ia juga membantu di ''Bintang Hinen West'' dan ''Alegemeen Handelsblad'' di [[Amsterdam]]. Sewaktu mengadakan perjalanan ke berbagai negara di [[Eropa]] dan [[Amerika]] pada kurun 1919-1921, ia mengirimkan karangannya ke berbagai surat kabar di Indonesia.
Selanjutnya, Rivai memutuskan untuk keluar dari [[Bintang Hindia]] pada tahun [[1907]]. Hingga akhirnya Bintang Hindia meredup, dan pada tahun [[1910]], media yang pernah menggebrak dunia pers Belanda dan Hindia itu berakhir. Ia juga membantu di [[Bintang Hinen West]] dan [[Alegemeen Handelsblad]] di [[Amsterdam]]. Sewaktu mengadakan perjalanan ke berbagai negara di [[Eropa]] dan [[Amerika]] pada kurun ([[1919]]-[[1921]]), ia mengirimkan karangannya ke berbagai surat kabar di [[Indonesia]].


== Aktivitas Politik ==
== Aktivitas Politik ==
Setibanya dari Belanda pada tahun 1911, Rivai turut mendukung pembentukan [[Indische Partij]] (IP) di Sumatra. Tahun 1913 IP dibubarkan karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial. Mantan aktivisnya kemudian mendirikan [[Insulinde (organisasi)|Insulinde]]. Pada tahun 1918, ia diangkat sebagai anggota [[Volksraad]] (Dewan Rakyat) mewakili Insulinde.<ref>{{cite book|last =Setiono|first =Benny. G|authorlink =|coauthors =|title =Tionghoa dalam Pusaran Politik|publisher =TransMedia|date =2002|location =Jakarta|url =|doi =|isbn =|page =355}}</ref> Ia kemudian menetap di Jakarta, sebagai pembantu utama surat kabar ''Bintang Timur''. Sementara itu surat kabar Pewarta Deli, [[Medan]] menyebutnya Sebagai "Bapak dalam golongan Jurnalistik".
Setibanya dari Belanda pada tahun [[1911]], Rivai turut mendukung pembentukan [[Indische Partij]] (IP) di [[Sumatera]]. Tahun [[1913]], IP dibubarkan karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial. Mantan aktivisnya kemudian mendirikan [[Insulinde (organisasi)|Insulinde]]. Pada tahun [[1918]], ia diangkat sebagai anggota [[Volksraad]] (Dewan Rakyat) mewakili Insulinde.<ref>{{cite book|last =Setiono|first =Benny. G|authorlink =|coauthors =|title =Tionghoa dalam Pusaran Politik|publisher =TransMedia|date =2002|location =Jakarta|url =|doi =|isbn =|page =355}}</ref> Ia kemudian menetap di [[Jakarta]], sebagai pembantu utama surat kabar [[Bintang Timur]]. Sementara itu surat kabar [[Pewarta Deli]], [[Medan]] menyebutnya Sebagai "Bapak dalam golongan Jurnalistik".

==Lihat pula==

*[[Mas Asmaoen]]
*[[Mas Boenjamin]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 75: Baris 79:
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Jurnalis Minangkabau]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]

Revisi terkini sejak 7 September 2024 12.19

Abdoel Rivai
Lahir(1871-08-13)13 Agustus 1871
Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal16 Oktober 1937(1937-10-16) (umur 66)
Bandung, Jawa Barat, Hindia Belanda
KebangsaanHindia Belanda
Almamater
PekerjaanDokter, wartawan
Dikenal atasOrang Indonesia pertama yang menerima gelar doktor dari Universitas Gent, Belgia

Abdoel Rivai (13 Agustus 1871 – 16 Oktober 1937) adalah seorang dokter dan wartawan Indonesia. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu dari luar negeri (Eropa), serta pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dari Universitas Gent, Belgia.[1] Rivai dianugerahi gelar sebagai Perintis Pers Indonesia pada tahun 1974 oleh Pemerintah Indonesia.

Riwayat hidup

[sunting | sunting sumber]

Abdoel Rivai lahir dari pasangan Abdul Karim dan Siti Kemala Ria. Ayahnya bekerja sebagai guru di sekolah Melayu. Rivai memiliki watak yang keras, ulet, serta otak yang cemerlang. Pada tahun 1886, di saat masih berusia 15 tahun dia diterima bersekolah di STOVIA. Setamat dari STOVIA pada tahun 1894, ia ditugaskan menjadi dokter di Medan. September 1899, Rivai melanjutkan pendidikan ke Belanda sambil membantu berbagai surat kabar di Indonesia.

Rivai merupakan orang Hindia Belanda pertama yang bersekolah kedokteran di Belanda, dan berhasil menyelesaikan pendidikan kedokterannya pada tahun 1907. Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Universitas Gent, Belgia, melalui ujian terbuka dan dinyatakan lulus pada 23 Juli 1908, sekaligus mencatatkan namanya sebagai pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di Eropa.[2][3]

Pada awal abad ke-20 Rivai terlibat perdebatan dengan A.A Fokker, pejabat Belanda yang mengklaim lebih fasih berbahasa Melayu ketimbang orang Melayu itu sendiri. Dalam perdebatan ini, Fokker berang karena ada orang inlander yang berani menantangnya. Akibat kegemilangannya dalam berdebat, Rivai diperbolehkan sekolah di Utrecht.

Pada tahun 1 Juli 1900, Rivai (bekerja sama dengan Y Strikwerda) memprakarsai surat kabar Pewarta Wolanda. Kendati terbit dari Amsterdam, Pewarta Wolanda hadir dalam bahasa Melayu. Selain mengurusi Pewarta Wolanda, Rivai sering mengirimkan tulisannya ke berbagai media massa yang terbit di Belanda maupun Hindia. Berkat ketajaman tulisannya, Rivai lebih dikenal sebagai seorang wartawan dibanding dokter.

Bersama Henri, Constant, Claude, Clockener, Brousson, Rivai menerbitkan Bendera Wolanda pada 15 April 1901. Juga bersama Brousson, ia mendirikan usaha penerbitan Bintang Hindia pada Juli 1902. Pada tahun 1904, Rivai pernah menulis sebuah sajak-puja yang ditujukan khusus untuk Ratu Emma. Berikut sajak yang dibuat Dr. Rivai:

Sembah didjundjunglah kami

Seru Mengundjung Berami-rami

Ke-arasj Allah, Tuhan yang sami

Terhampar Oetjap alami

Koningin EMMA, Baginda Soeri

Sep'rampat abat tachta di-Puri

Wangi-harumi bagai kasturi

Bani ihatat asoeh-atoeri

Soeri hadlirkan Mustika Bani

Kan jadi radja Nagra insani

Di Insulinda bagai disini

Satu icapan: Soeri Ihsani

Selanjutnya, Rivai memutuskan untuk keluar dari Bintang Hindia pada tahun 1907. Hingga akhirnya Bintang Hindia meredup, dan pada tahun 1910, media yang pernah menggebrak dunia pers Belanda dan Hindia itu berakhir. Ia juga membantu di Bintang Hinen West dan Alegemeen Handelsblad di Amsterdam. Sewaktu mengadakan perjalanan ke berbagai negara di Eropa dan Amerika pada kurun (1919-1921), ia mengirimkan karangannya ke berbagai surat kabar di Indonesia.

Aktivitas Politik

[sunting | sunting sumber]

Setibanya dari Belanda pada tahun 1911, Rivai turut mendukung pembentukan Indische Partij (IP) di Sumatera. Tahun 1913, IP dibubarkan karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial. Mantan aktivisnya kemudian mendirikan Insulinde. Pada tahun 1918, ia diangkat sebagai anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili Insulinde.[4] Ia kemudian menetap di Jakarta, sebagai pembantu utama surat kabar Bintang Timur. Sementara itu surat kabar Pewarta Deli, Medan menyebutnya Sebagai "Bapak dalam golongan Jurnalistik".

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ahsan, Ivan Aulia. "Abdul Rivai, Agen Ganda Pribumi-Belanda". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-11-30. 
  2. ^ "Abdul Rivai: Wartawan dan Doktor Bumiputra Pertama - senandika.web.id Tokoh". senandika.web.id. 2018-05-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-30. Diakses tanggal 2021-11-30. 
  3. ^ "Dokter Indonesia Pertama Lulusan Belanda". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-03-26. Diakses tanggal 2021-11-30. 
  4. ^ Setiono, Benny. G (2002). Tionghoa dalam Pusaran Politik. Jakarta: TransMedia. hlm. 355. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]