Lompat ke isi

Kremasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Bukan Kaos Kaki (2) (bicara) ke revisi terakhir oleh Fazily
Tag: Pengembalian
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8: Baris 8:
Di [[dunia Barat]] kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab [[Perjanjian Lama]] dan banyak dilakukan di peradaban [[Yunani]] kuno dan [[Romawi]].
Di [[dunia Barat]] kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab [[Perjanjian Lama]] dan banyak dilakukan di peradaban [[Yunani]] kuno dan [[Romawi]].


Proses kremasi meninggalkan rata-rata 2,4 kg sisa-sisa mayat yang dikenal sebagai "abu".<ref name = Carlson80>"Cremains" is a blend of "cremated" and "remains". See Carlson, p. 80</ref><ref name=Sublette>{{cite book| last = Sublette| first = Kathleen| author2 = Flagg, Martin| title = Final Celebrations: A Guide for Personal and Family Funeral Planning| year = 1992| publisher = Pathfinder Publishing| isbn = 0-934793-43-3| pages = [https://archive.org/details/finalcelebration0000subl/page/52 52]| url = https://archive.org/details/finalcelebration0000subl/page/52}}</ref> Tidak semua bagian tubuh mayat menjadi abu, karena terdapat fragmen mineral [[tulang]] yang tidak terbakar, yang biasanya digiling menjadi bubuk. Mereka tidak menimbulkan risiko kesehatan dan dapat dikubur, dikebumikan di situs peringatan, disimpan oleh kerabat atau tersebar dengan berbagai cara.
Proses kremasi meninggalkan rata-rata 2,4&nbsp;kg sisa-sisa mayat yang dikenal sebagai "abu".<ref name = Carlson80>"Cremains" is a blend of "cremated" and "remains". See Carlson, p. 80</ref><ref name=Sublette>{{cite book| last = Sublette| first = Kathleen| author2 = Flagg, Martin| title = Final Celebrations: A Guide for Personal and Family Funeral Planning| year = 1992| publisher = Pathfinder Publishing| isbn = 0-934793-43-3| pages = [https://archive.org/details/finalcelebration0000subl/page/52 52]| url = https://archive.org/details/finalcelebration0000subl/page/52}}</ref> Tidak semua bagian tubuh mayat menjadi abu, karena terdapat fragmen mineral [[tulang]] yang tidak terbakar, yang biasanya digiling menjadi bubuk. Mereka tidak menimbulkan risiko kesehatan dan dapat dikubur, dikebumikan di situs peringatan, disimpan oleh kerabat atau tersebar dengan berbagai cara.


== Pengabuan di dunia barat ==
== Pengabuan di dunia barat ==
Baris 27: Baris 27:
** [[Gereja Anglikan]]
** [[Gereja Anglikan]]
** [[Gereja Baptis]]
** [[Gereja Baptis]]
** [[Gereja Lutheran]]
** [[Christian Science]]
** [[Christian Science]]
** [[Gereja Katolik]]
** [[Gereja Katolik]]
Baris 33: Baris 34:
** [[Gereja Mormon]]
** [[Gereja Mormon]]
** [[Gereja Presbyterian]]
** [[Gereja Presbyterian]]
** [[Gereja Bala Keselamatan]]
** [[Saksi Yehuwa]]
** [[Saksi Yehuwa]]
* [[Agama Yahudi|Yahudi]] Liberal
* [[Agama Yahudi|Yahudi]] Liberal
Baris 47: Baris 49:
** [[Gereja Pentakosta]]
** [[Gereja Pentakosta]]
** [[Gerakan Karismatik|Gereja Karismatik]]
** [[Gerakan Karismatik|Gereja Karismatik]]
** [[Gereja Bala Keselamatan]]
** [[Gereja Lutheran]]
* [[Agama Yahudi|Yahudi]] Ortodoks
* [[Agama Yahudi|Yahudi]] Ortodoks
* [[Zoroastrianisme]]
* [[Zoroastrianisme]]

Revisi terkini sejak 9 Mei 2024 07.59

Pawai pengabuan di Ubud, Bali
Ubud

Kremasi atau pengabuan adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya. Biasanya hal ini dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di sebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran.

Apabila dilakukan di sebuah pancaka, biasanya jenazah ditaruh di sebuah peti kayu dan dibakar pada suhu 760 – 1150°C.[1] Abu pembakaran kira-kira beratnya sekitar 5% berat jenazah.

Di dunia Barat kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab Perjanjian Lama dan banyak dilakukan di peradaban Yunani kuno dan Romawi.

Proses kremasi meninggalkan rata-rata 2,4 kg sisa-sisa mayat yang dikenal sebagai "abu".[2][3] Tidak semua bagian tubuh mayat menjadi abu, karena terdapat fragmen mineral tulang yang tidak terbakar, yang biasanya digiling menjadi bubuk. Mereka tidak menimbulkan risiko kesehatan dan dapat dikubur, dikebumikan di situs peringatan, disimpan oleh kerabat atau tersebar dengan berbagai cara.

Pengabuan di dunia barat

[sunting | sunting sumber]

Setelah masuknya agama Kristen di Dunia Barat, penunuan mayat dilarang karena Gereja Kristen percaya akan kebangkitan pada Hari Kiamat. Tetapi semenjak abad ke-19, praktik ini sering dilakukan lagi. Pada tahun 1963, Paus memperbolehkan praktik pembakaran mayat lagi untuk umat Katolik dan sejak tahun 1966, para pastor diperbolehkan orang mengiringi tata cara pengabuan.[butuh rujukan]

Selain alasan-alasan teologis, praktik penunuan mayat sering kali dilakukan berdasarkan pertimbangan praktis: lahan pekuburan yang semakin terbatas di kota-kota besar membuat orang memilih pengabuan daripada penguburan.

Pandangan agama

[sunting | sunting sumber]


Agama/aliran yang menganjurkan atau memperbolehkan pengabuan

[sunting | sunting sumber]

Agama/aliran yang melarang pengabuan

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Super Panas, Ini yang Terjadi pada Tubuh Manusia Saat Dikremasi
  2. ^ "Cremains" is a blend of "cremated" and "remains". See Carlson, p. 80
  3. ^ Sublette, Kathleen; Flagg, Martin (1992). Final Celebrations: A Guide for Personal and Family Funeral Planning. Pathfinder Publishing. hlm. 52. ISBN 0-934793-43-3. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]