Lompat ke isi

Sejarah Mesir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Vedolique (bicara | kontrib)
Menghapus pengalihan ke Mesir
Tag: Menghapus pengalihan kemungkinan perlu dirapikan VisualEditor
Lina Sellin (bicara | kontrib)
k huruf j pada kata jenderal ditulis kapital, karena ada nama di belakangnya yang menyertai.
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
'''Sejarah''' '''Mesir''' begitu panjang dan kaya, karena aliran Sungai Nil dengan tepian dan delta yang subur , serta pencapaian penduduk asli Mesir dan pengaruh luar. Sebagian besar sejarah kuno Mesir merupakan misteri sampai hieroglif Mesir diuraikan dengan penemuan dan bantuan Batu Rosetta . Di antara Tujuh Keajaiban Dunia Kuno adalah Piramida Agung Giza .
{{Sejarah Mesir}}


'''Sejarah Mesir''' begitu panjang dan kaya, karena aliran [[Sungai Nil]] dengan tepian dan [[delta]] yang subur, serta pencapaian penduduk asli [[Mesir]] dan pengaruh luar. Sebagian besar sejarah kuno Mesir merupakan misteri sampai [[hieroglif Mesir]] diuraikan dengan penemuan dan bantuan [[Batu Rosetta]]. Mesir juga menyimpan salah satu dari [[Tujuh Keajaiban Dunia Kuno]], yaitu [[Piramida Agung Giza]].
Peradaban Mesir Kuno bersatu sekitar 3150 SM dengan penyatuan politik Mesir Hulu dan Hilir di bawah raja pertama Dinasti Pertama , Narmer . Kekuasaan penduduk asli Mesir berlangsung sampai penaklukan oleh Kekaisaran Achaemenid pada abad keenam SM.


[[Mesir Kuno|Peradaban Mesir Kuno]] bersatu sekitar 3150 SM dengan penyatuan politik [[Mesir Hulu dan Hilir]] di bawah raja pertama [[Dinasti pertama Mesir|Dinasti Pertama]], [[Narmer]]. Kekuasaan penduduk asli Mesir berlangsung sampai penaklukan oleh [[Kekaisaran Akhemeniyah]] pada abad keenam SM.
Pada tahun 332 SM, penguasa Makedonia Aleksander Agung menaklukkan Mesir saat ia menggulingkan Achaemenids dan mendirikan Kekaisaran Makedonia yang berumur pendek , yang melahirkan Kerajaan Ptolemeus Helenistik , yang didirikan pada tahun 305 SM oleh salah satu mantan jenderal Aleksander, Ptolemy I Soter . Ptolemeus harus melawan pemberontakan pribumi dan terlibat dalam perang asing dan sipil yang menyebabkan kemunduran kerajaan dan aneksasi terakhirnya oleh Roma . Kematian Cleopatra mengakhiri kemerdekaan nominal Mesir, mengakibatkan Mesir menjadi salah satu provinsi Kekaisaran Romawi.


Pada tahun 332 SM, penguasa [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]], [[Aleksander Agung]] menaklukkan Mesir saat ia menggulingkan Akhemeniyah dan mendirikan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Kekaisaran Makedonia]] yang berumur pendek, yang kekuasaan di Mesir diwariskan kepada [[Kerajaan Ptolemaik]] pada [[periode Helenistik]], yang didirikan pada tahun 305 SM oleh salah satu mantan Jenderal Aleksander, [[Ptolemaios I Soter|Ptolemaois I Soter]]. Selama kekuasaan kerajaan itu, Ptolemaois dan [[Dinasti Ptolemaik|dinastinya]] menghadapi banyak pemberontakan pribumi dan berperang dengan kerajaan lainnya, yang menyebabkan kemunduran kerajaan dan pada akhirnya dianeksasi oleh [[Kekaisaran Romawi]]. Kematian [[Kleopatra]] mengakhiri kemerdekaan nominal Mesir, mengakibatkan Mesir menjadi salah satu provinsi Kekaisaran Romawi.
Kekuasaan Romawi di Mesir (termasuk Bizantium ) berlangsung dari 30 SM hingga 641 M, dengan jeda singkat kendali oleh Kekaisaran Sasan antara 619 dan 629, yang dikenal sebagai Mesir Sasan .  Setelah penaklukan Muslim di Mesir , sebagian Mesir menjadi provinsi Kekhalifahan berturut-turut dan dinasti Muslim lainnya: Kekhalifahan Rashidun (632-661), Kekhalifahan Umayyah (661–750), Kekhalifahan Abbasiyah (750–935), Kekhalifahan Fatimiyah ( 909–1171), Kesultanan Ayyubiyah (1171–1260), dan Kesultanan Mamluk (1250–1517). Pada 1517, Ottomansultan Selim I merebut Kairo, menyerap Mesir ke dalam Kekaisaran Ottoman.


[[Aigiptos|Kekuasaan Romawi di Mesir]] (termasuk [[Kekaisaran Romawi Timur|penerusnya]]) berlangsung dari 30 SM hingga 641 M, dengan jeda singkat kendali oleh [[Kekaisaran Sasaniyah]] antara 619 dan 629, yang dikenal sebagai [[Mesir Sasaniyah]]. Setelah [[penaklukan Mesir oleh Muslim]], sebagian dari tanah Mesir menjadi provinsi [[Kekhalifahan Rasyidin]] dan dinasti Muslim lainnya seperti [[Kekhalifahan Umayyah|Umayyah]], [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]], [[Kekhalifahan Fathimiyah|Fathimiyah]], [[Dinasti Ayyubiyah|Ayyubiyah]], dan [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk]]. Pada tahun 1517, [[Selim I|Sultan Selim I]] dari [[Kesultanan Utsmaniyah]] merebut [[Kairo]], menyerap Mesir ke dalam Kekaisaran Utsmaniyah.
Mesir sepenuhnya tetap menjadi Utsmaniyah hingga tahun 1805, kecuali selama pendudukan Prancis dari tahun 1798 hingga 1801.  Mulai tahun 1867, Mesir menjadi negara bawahan otonom yang disebut Khedivat Mesir . Namun, Mesir Khedivate jatuh di bawah kendali Inggris pada tahun 1882 setelah Perang Anglo-Mesir . Setelah berakhirnya Perang Dunia I dan mengikuti revolusi Mesir tahun 1919 , Kerajaan Mesir didirikan. Sementara negara merdeka ''de jure'' , Britania Raya mempertahankan kontrol atas urusan luar negeri, pertahanan, dan hal-hal lain. Pendudukan Inggris berlangsung hingga tahun 1954, denganPerjanjian Anglo-Mesir tahun 1954 .


[[Eyalet Mesir|Mesir sepenuhnya tetap menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah]] hingga tahun 1805, ketika [[Kampanye Prancis di Mesir dan Suriah|diduduki oleh Prancis dari tahun 1798 hingga 1801]]. Sejak tahun 1867, Mesir kembali bagian dari Utsmaniyah dan menjadi negara bawahan otonom yang dikenal sebagai [[Kewalirajaan Mesir]]. Namun, Kewalirajaan itu kemudian jatuh di bawah kendali Inggris pada tahun 1882 setelah Perang Anglo-Mesir. Setelah berakhirnya [[Perang Dunia I]] dan [[Revolusi Mesir 1919|revolusi Mesir]] yang terjadi setelahnya, [[Kerajaan Mesir]] didirikan. Meski demikian, Britania Raya tetap menjadi penguasa ''de jure'' atas Mesir, terutama mengenai kontrol atas urusan luar negeri, pertahanan, dan hal-hal lain. Pendudukan Inggris berlangsung hingga tahun 1954, dengan ditandatangannya Perjanjian Anglo-Mesir setelah [[Krisis Suez]].
Republik Mesir modern didirikan pada tahun 1953, dan dengan penarikan penuh pasukan Inggris dari Terusan Suez pada tahun 1956, Presiden Gamal Abdel Nasser (presiden dari tahun 1956 hingga 1970) memperkenalkan banyak reformasi dan menciptakan Republik Persatuan Arab yang berumur pendek (dengan Suriah ). Istilahnya juga melihat Perang Enam Hari dan pembentukan Gerakan Non-Blok internasional . Penggantinya, Anwar Sadat (presiden dari 1970 hingga 1981) mengubah lintasan Mesir, berangkat dari banyak prinsip politik dan ekonomi Nasserisme, melembagakan kembali sistem multi-partai dan meluncurkan Infitah .kebijakan ekonomi. Dia memimpin Mesir dalam Perang Yom Kippur tahun 1973 untuk mendapatkan kembali Semenanjung Sinai Mesir, yang telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967. Hal ini kemudian mengarah pada perjanjian perdamaian Mesir–Israel .


Republik Mesir modern didirikan pada tahun 1953, dan dengan penarikan penuh pasukan Inggris dari Terusan Suez pada tahun 1956, Presiden Gamal Abdel Nasser (presiden dari tahun 1956 hingga 1970) memperkenalkan banyak reformasi dan menciptakan Republik Persatuan Arab yang berumur pendek (dengan Suriah). Istilahnya juga melihat Perang Enam Hari dan pembentukan Gerakan Non-Blok internasional. Penggantinya, Anwar Sadat (presiden dari 1970 hingga 1981) mengubah lintasan Mesir, berangkat dari banyak prinsip politik dan ekonomi Nasserisme, melembagakan kembali sistem multi-partai dan meluncurkan Infitah kebijakan ekonomi. Dia memimpin Mesir dalam Perang Yom Kippur tahun 1973 untuk mendapatkan kembali Semenanjung Sinai Mesir, yang telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967. Hal ini kemudian mengarah pada perjanjian perdamaian Mesir–Israel.
Sejarah Mesir baru-baru ini didominasi oleh peristiwa-peristiwa setelah hampir tiga puluh tahun pemerintahan mantan presiden Hosni Mubarak . Revolusi Mesir tahun 2011 menggulingkan Mubarak dan menghasilkan presiden pertama yang terpilih secara demokratis dalam sejarah Mesir, Mohamed Morsi . Kerusuhan setelah revolusi 2011 dan perselisihan terkait menyebabkan kudeta Mesir 2013 , pemenjaraan Morsi, dan pemilihan Abdel Fattah al-Sisi sebagai presiden pada 2014.

Sejarah Mesir baru-baru ini didominasi oleh peristiwa-peristiwa setelah hampir tiga puluh tahun pemerintahan mantan presiden Hosni Mubarak. Revolusi Mesir tahun 2011 menggulingkan Mubarak dan menghasilkan presiden pertama yang terpilih secara demokratis dalam sejarah Mesir, Mohamed Morsi. Kerusuhan setelah revolusi 2011 dan perselisihan terkait menyebabkan kudeta Mesir 2013, pemenjaraan Morsi, dan pemilihan Abdel Fattah al-Sisi sebagai presiden pada 2014.

{{Sejarah-stub}}

Revisi terkini sejak 30 September 2024 07.29

Sejarah Mesir begitu panjang dan kaya, karena aliran Sungai Nil dengan tepian dan delta yang subur, serta pencapaian penduduk asli Mesir dan pengaruh luar. Sebagian besar sejarah kuno Mesir merupakan misteri sampai hieroglif Mesir diuraikan dengan penemuan dan bantuan Batu Rosetta. Mesir juga menyimpan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, yaitu Piramida Agung Giza.

Peradaban Mesir Kuno bersatu sekitar 3150 SM dengan penyatuan politik Mesir Hulu dan Hilir di bawah raja pertama Dinasti Pertama, Narmer. Kekuasaan penduduk asli Mesir berlangsung sampai penaklukan oleh Kekaisaran Akhemeniyah pada abad keenam SM.

Pada tahun 332 SM, penguasa Makedonia, Aleksander Agung menaklukkan Mesir saat ia menggulingkan Akhemeniyah dan mendirikan Kekaisaran Makedonia yang berumur pendek, yang kekuasaan di Mesir diwariskan kepada Kerajaan Ptolemaik pada periode Helenistik, yang didirikan pada tahun 305 SM oleh salah satu mantan Jenderal Aleksander, Ptolemaois I Soter. Selama kekuasaan kerajaan itu, Ptolemaois dan dinastinya menghadapi banyak pemberontakan pribumi dan berperang dengan kerajaan lainnya, yang menyebabkan kemunduran kerajaan dan pada akhirnya dianeksasi oleh Kekaisaran Romawi. Kematian Kleopatra mengakhiri kemerdekaan nominal Mesir, mengakibatkan Mesir menjadi salah satu provinsi Kekaisaran Romawi.

Kekuasaan Romawi di Mesir (termasuk penerusnya) berlangsung dari 30 SM hingga 641 M, dengan jeda singkat kendali oleh Kekaisaran Sasaniyah antara 619 dan 629, yang dikenal sebagai Mesir Sasaniyah. Setelah penaklukan Mesir oleh Muslim, sebagian dari tanah Mesir menjadi provinsi Kekhalifahan Rasyidin dan dinasti Muslim lainnya seperti Umayyah, Abbasiyah, Fathimiyah, Ayyubiyah, dan Mamluk. Pada tahun 1517, Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah merebut Kairo, menyerap Mesir ke dalam Kekaisaran Utsmaniyah.

Mesir sepenuhnya tetap menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah hingga tahun 1805, ketika diduduki oleh Prancis dari tahun 1798 hingga 1801. Sejak tahun 1867, Mesir kembali bagian dari Utsmaniyah dan menjadi negara bawahan otonom yang dikenal sebagai Kewalirajaan Mesir. Namun, Kewalirajaan itu kemudian jatuh di bawah kendali Inggris pada tahun 1882 setelah Perang Anglo-Mesir. Setelah berakhirnya Perang Dunia I dan revolusi Mesir yang terjadi setelahnya, Kerajaan Mesir didirikan. Meski demikian, Britania Raya tetap menjadi penguasa de jure atas Mesir, terutama mengenai kontrol atas urusan luar negeri, pertahanan, dan hal-hal lain. Pendudukan Inggris berlangsung hingga tahun 1954, dengan ditandatangannya Perjanjian Anglo-Mesir setelah Krisis Suez.

Republik Mesir modern didirikan pada tahun 1953, dan dengan penarikan penuh pasukan Inggris dari Terusan Suez pada tahun 1956, Presiden Gamal Abdel Nasser (presiden dari tahun 1956 hingga 1970) memperkenalkan banyak reformasi dan menciptakan Republik Persatuan Arab yang berumur pendek (dengan Suriah). Istilahnya juga melihat Perang Enam Hari dan pembentukan Gerakan Non-Blok internasional. Penggantinya, Anwar Sadat (presiden dari 1970 hingga 1981) mengubah lintasan Mesir, berangkat dari banyak prinsip politik dan ekonomi Nasserisme, melembagakan kembali sistem multi-partai dan meluncurkan Infitah kebijakan ekonomi. Dia memimpin Mesir dalam Perang Yom Kippur tahun 1973 untuk mendapatkan kembali Semenanjung Sinai Mesir, yang telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967. Hal ini kemudian mengarah pada perjanjian perdamaian Mesir–Israel.

Sejarah Mesir baru-baru ini didominasi oleh peristiwa-peristiwa setelah hampir tiga puluh tahun pemerintahan mantan presiden Hosni Mubarak. Revolusi Mesir tahun 2011 menggulingkan Mubarak dan menghasilkan presiden pertama yang terpilih secara demokratis dalam sejarah Mesir, Mohamed Morsi. Kerusuhan setelah revolusi 2011 dan perselisihan terkait menyebabkan kudeta Mesir 2013, pemenjaraan Morsi, dan pemilihan Abdel Fattah al-Sisi sebagai presiden pada 2014.