Sejarah Mesir di bawah kekuasaan Inggris berlangsung dari tahun 1882, saat wilayah tersebut diduduki oleh pasukan Inggris saat Perang Inggris-Mesir, sampai tahun 1956, saat pasukan Inggris terakhir menarik diri sejalan dengan perjanjian Inggris-Mesir tahun 1954 setelah Krisis Suez. Periode kekuasaan Inggris pertama (1882–1914) sering kali disebut "protektorat bercadar". Pada masa itu, Kekhediwatan Mesir masih menjadi provinsi otonomi Kekaisaran Ottoman, dan pendudukan Inggris tak memiliki dasar hukum namun menghimpun sebuah protektorat de facto atas negara tersebut. Keadaan dari urusan tersebut berlangsung sampai Kekaisaran Ottoman bergabung dalam Perang Dunia Pertama di pihak Blok Sentral pada November 1914 dan Inggris secara unilateral mendeklarasikan sebuah protektorat atas Mesir. Khedive yang memerintah dilengserkan dan penerusnya, Hussein Kamel, diminta mendeklarasikan dirinya sendiri menjadi Sultan Mesir yang independen dari Ottoman pada Desember 1914.[1]