Lompat ke isi

Kesultanan Bacan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|kesultanan historis di pulau Bacan|lainnya|Bacan}}
{{Infobox former country
{{Infobox former country
| native_name = Kesultanan Bacan
| native_name = كسلطانن باچن <br> ''Dehe Ma-Kolano''
| common_name = Kesultanan Bacan
| common_name = Kesultanan Bacan
| conventional_long_name =
| conventional_long_name = Kesultanan Bacan
| image_flag = Ayyubid Flag.png
| image_flag = Ayyubid Flag.png
| image_map = Kaarten van de eilanden Makian en Bacan in de Molukken, 1616 Ins. Macjan Ins. Baetjan (titel op object) Afbeeldingen van de Eylanden Macjan, ende Bacjan, RP-P-OB-75.474.jpg
| continent = [[Asia]]
| full-name = Kesultanan Bacan
| image_map_alt =
| image_map_caption = Pulau Makian (kiri) dan Pulau Bacan (kanan atas) dan ibukota (sekitar tahun 1616)
| year_start = 1521
| year_end = 1945
| p1 = Kesultanan Ternate
| p1 = Kesultanan Ternate
| flag_p1 = Bendera-kesultanan-ternate.jpg
| flag_p1 = Bendera-kesultanan-ternate.jpg
| s1 = Indonesia
| s1 = Indonesia
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| government_type = Kesultanan
| government_type = Monarki
| title_leader = Sultan
| title_leader = Sultan, ''Dehe Ma-Kolano''
| common_languages = [[bahasa Melayu|Melayu]],
| event_start = Pendirian
| date_start =
| year_start = 1322?
| event_end =
| date_end =
| year_end =
| year_exile_start = <!-- Year of start of exile (if dealing with exiled government - status="Exile") -->
| year_exile_end = <!-- Year of end of exile (leave blank if still in exile) -->
| event1 = <!-- Optional: other events between "start" and "end" -->
| date_event1 =
| event2 = Mulai menganut [[Islam]]
| date_event2 = 1400-an
| event3 = Penaklukkan Belanda
| date_event3 = 1609
| event4 = Pemerintahan Swapraja diambil alih pemerintahan Kabupaten [[Indonesia]]
| date_event4 = 1965
| event5 = Dihidupkan kembali
| date_event5 = 1983
| event_pre =
| date_pre =
| event_post =
| date_post =
| common_languages = [[Bahasa Bacan|Bacan]]
| image_flag2 = Bendera Sultan Bacan.svg
| flag_caption = Kiri: Bendera kesultanan<br>Kanan: Bendera Sultan setelah menjadi protektorat [[Belanda]]
}}
}}
'''Kesultanan Bacan''' (كسلطانن باچن) adalah suatu [[kerajaan]] yang berpusat di [[Pulau Bacan]], [[Kepulauan Maluku]], Indonesia saat ini, yang muncul dengan perluasan [[Perdagangan rempah|perdagangan rempah-rempah]] di akhir abad pertengahan. Kesultanan ini berawal di [[Pulau Makian]] yang kemudian mengungsi ke [[Pulau Bacan]] akibat [[Gunung Kie Besi]] dan jangkauan kekuasaannya terdiri dari [[Kepulauan Bacan]] (Bacan, Kasiruta, Mandioli, dll) tetapi memiliki pengaruh berkala di [[Pulau Seram|Seram]] dan [[Kepulauan Raja Ampat]]. Kesultanan Bacan jatuh di bawah pengaruh kolonial Portugal pada abad ke-16 dan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) setelah 1609. Bacan adalah salah satu dari empat kerajaan Maluku (Maloko Kië Raha) bersama dengan Ternate, Tidore dan Jailolo, tetapi cenderung dibayangi oleh Ternate.<ref>{{Cite book|last=B.|first=Lapian, A.|url=http://worldcat.org/oclc/610792576|title=Bacan and the early history of North Maluku|oclc=610792576}}</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, fungsi pemerintahan sultan secara bertahap digantikan oleh struktur administrasi modern. Namun, kesultanan telah dihidupkan kembali sebagai entitas budaya di masa sekarang.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gouverneur van Sandick met de Sultan van Batjan TMnr 60014238.jpg|jmpl|[[Sultan Bacan]] (<span>[[Sultan Muhammad Usman Syah]])</span> bersama [[gubernur Maluku]] [[Tn. van Sandick ]] (tahun 1924)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Het 'paleis' van de sultan van Batjan' TMnr 10015301.jpg|jmpl|Istana Sultan Bacan]]


Raja Bacan pertama yang memeluk [[Islam]] adalah [[Raja Zainal Abidin]] yang [[syahadat|bersyahadat]] pada tahun [[1521]]. Sedangkan Raja Bacan pertama yang beragama [[Kristen]] adalah Dom João. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah [[Papua Barat]]. Banyak kepala suku di wilayah [[Pulau Waigeo|Waigeo]], [[Pulau Misool|Misool]] yang terletak di [[Raja Ampat]] dan beberapa daerah lain sempat berada di bawah administrasi pemerintahan Kesultanan Bacan.
'''Kesultanan Bacan''' (كسلطانن باچن) adalah suatu [[kerajaan]] yang berpusat di [[Pulau Bacan]], [[Kepulauan Maluku]], Indonesia saat ini, yang muncul dengan perluasan [[Perdagangan rempah|perdagangan rempah-rempah]] di akhir abad pertengahan. Kesultanan ini terdiri dari [[Kepulauan Bacan]] (Bacan, Kasiruta, Mandioli, dll.) tetapi memiliki pengaruh berkala di [[Pulau Seram|Seram]] dan [[Kepulauan Raja Ampat]]. Kesultanan Bacan jatuh di bawah pengaruh kolonial Portugal pada abad ke-16 dan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) setelah 1609. Bacan adalah salah satu dari empat kerajaan Maluku (Maloko Kië Raha) bersama dengan Ternate, Tidore dan Jailolo, tetapi cenderung dibayangi oleh Ternate.<ref>{{Cite book|last=B.|first=Lapian, A.|url=http://worldcat.org/oclc/610792576|title=Bacan and the early history of North Maluku|oclc=610792576}}</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, fungsi pemerintahan sultan secara bertahap digantikan oleh struktur administrasi modern. Namun, kesultanan telah dihidupkan kembali sebagai entitas budaya di masa sekarang.

Raja Bacan pertama yang memeluk [[Islam]] adalah [[Zainulabidin dari Bacan|Raja Zainulabidin]] yang [[syahadat|bersyahadat]] pada tahun [[1521]]. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah [[Papua Barat]]. Banyak kepala suku di wilayah [[Pulau Waigeo|Waigeo]], [[Pulau Misool|Misool]] yang terletak di [[Raja Ampat]] dan beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi pemerintahan Kesultanan Bacan.


== Sejarah Awal ==
== Sejarah Awal ==
[[File:Batjan map.jpg|thumb|Pulau Bacan (map dari abad ke-19)]]
Menurut legenda yang diketahui dari abad ke-16, raja-raja Bacan, Kepulauan Papua, Banggai dan Buton merupakan keturunan dari sekumpulan telur ular yang telah ditemukan di antara beberapa batu oleh pelaut Bacan Bikusigara. Karena itu, Bacan dapat mengklaim sebagai titik awal tatanan politik Maluku. Mitos itu juga menunjuk pada hubungan awal dengan orang Papua. Namun, ada legenda yang saling bertentangan yang menyatakan bahwa Jailolo di Halmahera adalah kerajaan tertua di Maluku. Legenda ketiga berangkat dari imigran Arab Jafar Sadik yang datang ke Maluku, pada tahun 1245, dan menikahi bidadari surga Nurus Safa. Dari pasangan ini lahirlah empat orang putra yang bernama Buka, Darajat, Sahajat dan Mashur-ma-lamo, yang menjadi nenek moyang para penguasa Bacan, Jailolo, Tidore, dan Ternate. Dalam cerita ini pun, Bacan memiliki posisi yang didahulukan. Penguasa itu tetap dikenal sebagai ''Kolano ma-dehe'', Penguasa Ujung Jauh (yaitu dalam kaitannya dengan Ternate dan Tidore).
Menurut legenda yang diketahui dari abad ke-16, raja-raja Bacan, Kepulauan Papua, Banggai dan Buton merupakan keturunan dari sekumpulan telur ular yang telah ditemukan di antara beberapa batu oleh pelaut Bacan Bikusigara. Karena itu, Bacan dapat mengklaim sebagai titik awal tatanan politik Maluku. Mitos itu juga menunjuk pada hubungan awal dengan orang Papua. Namun, ada legenda yang saling bertentangan yang menyatakan bahwa Jailolo di Halmahera adalah kerajaan tertua di Maluku. Legenda ketiga berangkat dari imigran Arab Jafar Sadik yang datang ke Maluku, pada tahun 1245, dan menikahi bidadari surga Nurus Safa. Dari pasangan ini lahirlah empat orang putra yang bernama Buka, Darajat, Sahajat dan Mashur-ma-lamo, yang menjadi nenek moyang para penguasa Bacan, [[Kesultanan Jailolo|Jailolo]], [[Kesultanan Tidore|Tidore]], dan [[Kesultanan Ternate|Ternate]]. Dalam cerita ini pun, Bacan memiliki posisi yang didahulukan. Penguasa itu tetap dikenal sebagai ''Kolano ma-dehe'', Penguasa Tanjung (yaitu dalam kaitannya dengan Ternate dan Tidore).


== Daftar sultan bacan ==
== Daftar sultan bacan ==

{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|-
|-
! Nama Sultan || Masa || Keterangan
! Nama || Masa || Keterangan
|-
|-
| Sultan Muhammad Bakir || –1465 || anak Jafar Sadik
| Buka || abad ke–13 || anak Jafar Sadik (legenda)
|-
|-
| Sultan Zainal Abidin || abad 15 ||
| Sidang Hasan || 1345 ||
|-
| Muhammad Bakir || –1465 ||
|-
| Sultan Zainal Abidin || 1512 ||
|-
|-
| Raja Yusuf || –1515 ||
| Raja Yusuf || –1515 ||
Baris 46: Baris 71:
| Sultan Alauddin II || 1581– 1609 || anak Dom João
| Sultan Alauddin II || 1581– 1609 || anak Dom João
|-
|-
| Kaicili Malito (regent) || 1609–1614 ||
| Kaicili Malito (wali penjabat) || 1609–1614 ||
|-
|-
| Sultan Nurusalat || 1609–1649 || anak
| Sultan Nurusalat || 1609–1649 || anak
Baris 71: Baris 96:
|-
|-
| Sultan Muhammad Sadik Syah || 1862–1889 || anak
| Sultan Muhammad Sadik Syah || 1862–1889 || anak
|-
| ''interregnum'' || 1889–1899 || diwakilkan oleh 3 wali
|-
|-
| Sultan Muhammad Usman Syah || 1899–1935 || anak
| Sultan Muhammad Usman Syah || 1899–1935 || anak
Baris 78: Baris 105:
| Sultan Alhaji Dede Muhammad Gahral Aydan Syah || 1983–2009 || anak
| Sultan Alhaji Dede Muhammad Gahral Aydan Syah || 1983–2009 || anak
|-
|-
| Sultan Abdurrahim Muhammad Gary Ridwan Syah || 2010–sekarang || anak
| Sultan Abdurrahim Muhammad Gary Ridwan Syah || 2010–2023 || anak, meninggal di Ohio, AS, 27 October 2023
|-
| Sultan Dede Irsyad Maulana Syah || 2024–sekarang || anak
|-
|-
|}
|}

== Galeri ==
<gallery heights="180" mode="packed">
File:Benteng Barneveld.jpg|Benteng Barneveld di Pulau Bacan (2020)
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Het 'paleis' van de sultan van Batjan' TMnr 10015301.jpg|Istana Sultan Bacan (1935)
File:Masjid Sultan Bacan.jpg|Masjid Sultan Bacan (2020)
</gallery>
<gallery heights="300" mode="packed">
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gouverneur van Sandick met de Sultan van Batjan TMnr 60014238.jpg|Sultan Muhammad Usman Syah bersama [[gubernur Maluku]] Tn. van Sandick (1924)
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de sultan van Batjan Bandoeng TMnr 60011846.jpg|Sultan Muhammad Usman (1899-1935)
</gallery>


==Referensi==
==Referensi==
{{reflist}}

==Pranala luar==
==Pranala luar==
* {{id}}[http://www.halselkab.go.id/?pilih=hal&id=18 Situs Pemerintah Halmahera Selatan]
* {{id}}[http://www.halselkab.go.id/?pilih=hal&id=18 Situs Pemerintah Halmahera Selatan]

Revisi terkini sejak 12 Juni 2024 04.28

Kesultanan Bacan

كسلطانن باچن
Dehe Ma-Kolano
1322?
Bendera Kesultanan Bacan
Kiri: Bendera kesultanan
Kanan: Bendera Sultan setelah menjadi protektorat Belanda
Pulau Makian (kiri) dan Pulau Bacan (kanan atas) dan ibukota (sekitar tahun 1616)
Pulau Makian (kiri) dan Pulau Bacan (kanan atas) dan ibukota (sekitar tahun 1616)
Bahasa yang umum digunakanBacan
PemerintahanMonarki
Sultan, Dehe Ma-Kolano 
Sejarah 
• Pendirian
1322?
• Mulai menganut Islam
1400-an
• Penaklukkan Belanda
1609
• Pemerintahan Swapraja diambil alih pemerintahan Kabupaten Indonesia
1965
• Dihidupkan kembali
1983
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Ternate
Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Bacan (كسلطانن باچن) adalah suatu kerajaan yang berpusat di Pulau Bacan, Kepulauan Maluku, Indonesia saat ini, yang muncul dengan perluasan perdagangan rempah-rempah di akhir abad pertengahan. Kesultanan ini berawal di Pulau Makian yang kemudian mengungsi ke Pulau Bacan akibat Gunung Kie Besi dan jangkauan kekuasaannya terdiri dari Kepulauan Bacan (Bacan, Kasiruta, Mandioli, dll) tetapi memiliki pengaruh berkala di Seram dan Kepulauan Raja Ampat. Kesultanan Bacan jatuh di bawah pengaruh kolonial Portugal pada abad ke-16 dan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) setelah 1609. Bacan adalah salah satu dari empat kerajaan Maluku (Maloko Kië Raha) bersama dengan Ternate, Tidore dan Jailolo, tetapi cenderung dibayangi oleh Ternate.[1] Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, fungsi pemerintahan sultan secara bertahap digantikan oleh struktur administrasi modern. Namun, kesultanan telah dihidupkan kembali sebagai entitas budaya di masa sekarang.

Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainal Abidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Sedangkan Raja Bacan pertama yang beragama Kristen adalah Dom João. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah Papua Barat. Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool yang terletak di Raja Ampat dan beberapa daerah lain sempat berada di bawah administrasi pemerintahan Kesultanan Bacan.

Sejarah Awal

[sunting | sunting sumber]
Pulau Bacan (map dari abad ke-19)

Menurut legenda yang diketahui dari abad ke-16, raja-raja Bacan, Kepulauan Papua, Banggai dan Buton merupakan keturunan dari sekumpulan telur ular yang telah ditemukan di antara beberapa batu oleh pelaut Bacan Bikusigara. Karena itu, Bacan dapat mengklaim sebagai titik awal tatanan politik Maluku. Mitos itu juga menunjuk pada hubungan awal dengan orang Papua. Namun, ada legenda yang saling bertentangan yang menyatakan bahwa Jailolo di Halmahera adalah kerajaan tertua di Maluku. Legenda ketiga berangkat dari imigran Arab Jafar Sadik yang datang ke Maluku, pada tahun 1245, dan menikahi bidadari surga Nurus Safa. Dari pasangan ini lahirlah empat orang putra yang bernama Buka, Darajat, Sahajat dan Mashur-ma-lamo, yang menjadi nenek moyang para penguasa Bacan, Jailolo, Tidore, dan Ternate. Dalam cerita ini pun, Bacan memiliki posisi yang didahulukan. Penguasa itu tetap dikenal sebagai Kolano ma-dehe, Penguasa Tanjung (yaitu dalam kaitannya dengan Ternate dan Tidore).

Daftar sultan bacan

[sunting | sunting sumber]
Nama Masa Keterangan
Buka abad ke–13 anak Jafar Sadik (legenda)
Sidang Hasan 1345
Muhammad Bakir –1465
Sultan Zainal Abidin 1512
Raja Yusuf –1515
Sultan Alauddin I 1520–1557
Dom João 1557–1577 anak
Dom Henrique 1577–1581 anak
Sultan Alauddin II 1581– 1609 anak Dom João
Kaicili Malito (wali penjabat) 1609–1614
Sultan Nurusalat 1609–1649 anak
Sultan Muhammad Ali 1649–1655 anak
Sultan Alauddin III 1655–1701 anak
Sultan Musa Malikuddin 1701–1715 saudara
Sultan Kie Nasiruddin 1715–1732 anak Alauddin III
Sultan Hamza Tarafan Nur 1732–1741 keponakan
Sultan Muhammad Sahadin 1741–1779 cucu Musa Malikuddin
Sultan Skandar Alam 1780–1788 keponakan
Sultan Muhammad Badaruddin, Ahmad 1788–1797 anak Kie Nasiruddin
Sultan Kamarullah 1797–1826 keponakan
Muhammad Hayatuddin Kornabei Syah 1826–1860 anak
Sultan Muhammad Sadik Syah 1862–1889 anak
interregnum 1889–1899 diwakilkan oleh 3 wali
Sultan Muhammad Usman Syah 1899–1935 anak
Sultan Muhammad Muhsin Syah 1935–1983 anak
Sultan Alhaji Dede Muhammad Gahral Aydan Syah 1983–2009 anak
Sultan Abdurrahim Muhammad Gary Ridwan Syah 2010–2023 anak, meninggal di Ohio, AS, 27 October 2023
Sultan Dede Irsyad Maulana Syah 2024–sekarang anak

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]