Lompat ke isi

Peristiwa Rengasdengklok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 25604232 oleh Fazily (bicara) (🦏)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Mengembalikan suntingan oleh 120.188.4.67 (bicara) ke revisi terakhir oleh Zanizambuana
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Kamar Bung Karno.jpg|ka|jmpl|250px|Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah [[Djiaw Kie Siong]].]]
[[Berkas:Kamar Bung Karno.jpg|ka|jmpl|250px|Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah [[Djiaw Kie Siong]].]]


'''Peristiwa Rengasdengklok''' adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain [[Soekarni]], [[Wikana]], [[D.N. Aidit|Aidit]], dan [[Chaerul Saleh]] dari perkumpulan "''[[Menteng 31]]''" terhadap [[Soekarno]] dan [[Hatta]].<ref>{{Cite web |last= |first= |date=2021-02-08 |editor-last=Gischa |editor-first=Serafica |title=Peristiwa Rengasdengklok: Tujuan dan Hasil Kesepakatan |url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/163206669/peristiwa-rengasdengklok-tujuan-dan-hasil-kesepakatan |access-date=2021-06-20 |website=[[KOMPAS]].com}}</ref>
'''Peristiwa Rengasdengklok''' adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain [[Soekarni]], [[Wikana]], [[D.N. Aidit|Aidit]], dan [[Chaerul Saleh]] dari perkumpulan ''"[[Menteng 31]]"'' terhadap [[Soekarno]] dan [[Hatta]].<ref>{{Cite web |last= |first= |date=2021-02-08 |editor-last=Gischa |editor-first=Serafica |title=Peristiwa Rengasdengklok: Tujuan dan Hasil Kesepakatan |url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/163206669/peristiwa-rengasdengklok-tujuan-dan-hasil-kesepakatan |access-date=2021-06-20 |website=[[KOMPAS]].com}}</ref>
[[Berkas:Rumah persembunyian.jpg|thumb|250px|Tempat persembunyian [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]], berlokasi di [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]], [[Karawang]]]]
[[Berkas:Rumah persembunyian.jpg|thumb|250px|Tempat persembunyian [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]], berlokasi di [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]], [[Karawang]]]]


Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke [[Rengasdengklok]], [[Karawang]], untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan [[Republik Indonesia]], sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. [[Achmad Subardjo]] dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah [[Jepang]] mengalami kekalahan dalam [[Perang Pasifik]].<ref>{{Cite book|last=Adams, Cindy.|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/230895721|title=Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Bung Karno|isbn=979-96573-2-6|edition=Ed. rev|others=Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta).|oclc=230895721}}</ref><ref>{{Cite web|title=Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol|url=https://www.republika.co.id/berita/na390j/ketika-sukarno-ditodong-pisau-pedang-dan-pistol|website=Republika Online|access-date=2020-12-01}}</ref>
Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke [[Rengasdengklok]], [[Karawang]], untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan [[Republik Indonesia]], sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. [[Achmad Subardjo]] dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah [[Jepang]] mengalami kekalahan dalam [[Perang Pasifik]].<ref>{{Cite book|last=Adams, Cindy.|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/230895721|title=Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Bung Karno|isbn=979-96573-2-6|edition=Ed. rev|others=Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta).|oclc=230895721}}</ref><ref>{{Cite web|title=Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol|url=https://www.republika.co.id/berita/na390j/ketika-sukarno-ditodong-pisau-pedang-dan-pistol|website=Republika Online|access-date=2020-12-01}}</ref>


Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota [[PETA]] mendukung rencana tersebut.<ref>{{Cite web|last=Gitiyarko|first=Vincentius|date=2020-08-14|title=Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/peristiwa-rengasdengklok-kisah-perjuangan-kaum-muda-memproklamasikan-kemerdekaan/|access-date=2021-06-20|website=Kompaspedia|language=id}}</ref>
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota [[PETA]] mendukung rencana tersebut.<ref>{{Cite web|last=Gitiyarko|first=Vincentius|date=2020-08-14|title=Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/peristiwa-rengasdengklok-kisah-perjuangan-kaum-muda-memproklamasikan-kemerdekaan/|access-date=2021-06-20|website=Kompaspedia|language=id}}</ref>
Baris 13: Baris 13:
Karena tidak mendapat berita dari [[Jakarta]], maka [[Jusuf Kunto]] dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui [[Wikana]] dan Mr. [[Achmad Soebardjo]], kemudian Kunto dan Subardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]]. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal [[16 Agustus]] tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Karena tidak mendapat berita dari [[Jakarta]], maka [[Jusuf Kunto]] dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui [[Wikana]] dan Mr. [[Achmad Soebardjo]], kemudian Kunto dan Subardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]]. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal [[16 Agustus]] tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.


Keesokan harinya, tepatnya tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan [[teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang diketik oleh [[Sayuti Melik]] menggunakan mesin ketik yang "''dipinjam''" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan [[Kriegsmarine]], Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.<ref>{{Cite web|title=Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman|url=https://majalah.tempo.co/iqra/148132/proklamasi-dan-kisah-mesin-tik-jerman|website=Majalah Tempo|access-date=02 Mei 2021}}</ref>
Keesokan harinya, tepatnya tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan [[teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang diketik oleh [[Sayuti Melik]] menggunakan mesin tik yang "''dipinjam''" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan [[Kriegsmarine]], Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.<ref>{{Cite web|title=Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman|url=https://majalah.tempo.co/iqra/148132/proklamasi-dan-kisah-mesin-tik-jerman|website=Majalah Tempo|access-date=02 Mei 2021}}</ref>


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Baris 20: Baris 20:


Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di [[Pegangsaan Timur]] [[Jakarta]], pada tanggal [[15 Agustus]]. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di [[Pegangsaan Timur]] [[Jakarta]], pada tanggal [[15 Agustus]]. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

== Rujukan ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 26: Baris 29:
* {{id}} [http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-3.html Sekitar Proklamasi 3 oleh Rushdy Hoesein]
* {{id}} [http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-3.html Sekitar Proklamasi 3 oleh Rushdy Hoesein]
* {{id}} [http://www.youtube.com/watch?v=kHnrElCZe6U 16 Agustus 1945 - Film Pendek di Televisi Nasional menjelang 17 Agustus 2008]
* {{id}} [http://www.youtube.com/watch?v=kHnrElCZe6U 16 Agustus 1945 - Film Pendek di Televisi Nasional menjelang 17 Agustus 2008]

== Rujukan ==
{{reflist}}


[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]

Revisi terkini sejak 5 November 2024 06.03

Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah Djiaw Kie Siong.

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta.[1]

Tempat persembunyian Bung Karno dan Hatta, berlokasi di Rengasdengklok, Karawang

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.[2][3]

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.[4]

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945. Ada dua lokasi pilihan untuk pembacaan teks proklamasi, yaitu Lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Rumah Bung Karno akhirnya dipilih untuk menghindari kericuhan antara penduduk dan tentara Jepang karena tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga di Lapangan IKADA setelah mendapat informasi ada sebuah acara yang akan diselenggarakan di lokasi tersebut. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok. Awalnya, Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di sebuah gubuk tua, pinggir kali dekat sawah yang tak layak kondisinya. Atas usulan KH. Darip pejuang dari Klender kepada Soekarni dan kawan-kawan, agar Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di tempat yang layak, maka dipilih lah rumah saudagar Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Subardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin tik yang "dipinjam" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Kriegsmarine, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[5]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]
Altar ruang tamu

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

  1. ^ Gischa, Serafica, ed. (2021-02-08). "Peristiwa Rengasdengklok: Tujuan dan Hasil Kesepakatan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  2. ^ Adams, Cindy. (2007). Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia. Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta). (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Yayasan Bung Karno. ISBN 979-96573-2-6. OCLC 230895721. 
  3. ^ "Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-01. 
  4. ^ Gitiyarko, Vincentius (2020-08-14). "Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan". Kompaspedia. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  5. ^ "Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman". Majalah Tempo. Diakses tanggal 02 Mei 2021. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]