Lompat ke isi

William Soerjadjaja: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
baru
 
 
(83 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{current}}
|honorific-prefix =
|birth_name = Tjia Kian Liong
|name = William Soerjadjaja
|image = William-soerjadjaja.jpg
|imagesize = 145px
|caption = William Soerjadjaja
|order =
|office1 =
|president1 =
|term_start1 =
|term_end1 =
|predecessor1 =
|successor1 =
|birth_date = {{birth date|1922|12|20}}
|birth_place = [[Majalengka]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2010|4|2|1922|12|20}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party =
|spouse = Lily Anwar Soeryadjaya
|children = Edward Soeryadjaya (Tjia Han-Sek) <br /> [[Edwin Soeryadjaya]] (Tjia Han-Pun) <br /> Joyce Soeryadjaya (Tjia May-Ling) <br /> Judith Soeryadjaya (Tjia May-Lan)
|residence =
|alma_mater =
|occupation = Pengusaha
}}


'''William Soerjadjaja''' ({{lahirmati|[[Majalengka]]|23|12|1923|[[Jakarta]]|2|4|2010}}) adalah seorang [[pengusaha]] Indonesia yang menjadi terkenal karena suksesnya membangun [[Astra Internasional|PT Astra Internasional]], sebuah perusahaan besar di Indonesia.
'''William Soerjadjaja''' ({{lahirmati|[[Majalengka]]|20|12|1922|[[Jakarta]]|2|4|2010}}) adalah seorang [[pengusaha]] Indonesia yang menjadi terkenal karena suksesnya membangun [[Astra Internasional|PT Astra Internasional]], sebuah perusahaan besar di Indonesia. William dikenal dengan sebutan "Oom William".<ref name="TI1">{{cite web|url=http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/william-soerjadjaja/biografi/02.shtml|title=William Soerjadjaja, Andalkan Resep Memberi - Biografi Tokoh Indonesia|accessdate=2010-04-04|archive-date=2010-04-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20100407055018/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/william-soerjadjaja/biografi/02.shtml|dead-url=yes}}</ref>


== Masa kecil ==
== Masa kecil ==
William dilahirkan dengan nama ''Tjia Kian Liong'', sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Namun di antara saudara-saudaranya, ia adalah anak laki-laki yang pertama.
William dilahirkan dengan nama '''Tjia Kian Liong''', sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Namun di antara saudara-saudaranya, ia adalah anak laki-laki yang pertama.


Kedua orangtuanya meninggal pada waktu ia masih kecil. Ayahnya berpulang pada Oktober 1934, disusul oleh ibunya pada Desember tahun yang sama. William, dalam usia yang masih sangat muda, melanjutkan usaha ayahnya, berjualan hasil bumi. Ia tampaknya mewarisi bakat dagang ayahnya.
Kedua orangtuanya meninggal pada waktu ia berusia 12 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada Oktober [[1934]], disusul oleh ibunya pada Desember [[193]]4. William, dalam usia yang masih sangat muda, melanjutkan usaha ayahnya, berjualan hasil bumi. Ia tampaknya mewarisi bakat dagang ayahnya.


Sewaktu bersekolah di HCZS (Hollands Chinesche Zendingsschool) di [[Kadipaten]], pada masa penjajahan Belanda, ia sempat tidak naik kecil. Namun karena ketekunannya, ia berhasil melanjutkan pendidikannya ke [[MULO]] di [[Cirebon]]. Namun kembali ia tinggal kelas. Dari pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah, William paling menyukai pelajaran [[ekonomi]] dan [[tata buku]]. Dengan kedua pelajaran inilah ia membangun seluruh usahanya.
Sewaktu bersekolah di HCZS (Hollands Chinesche Zendingsschool) di [[Kadipaten]] [[Majalengka]], pada masa penjajahan Belanda, ia sempat tidak naik kelas. Namun karena ketekunannya, ia berhasil melanjutkan pendidikannya ke [[MULO]] di [[Cirebon]]. Namun kembali ia tinggal kelas. Dari pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah, William paling menyukai pelajaran [[ekonomi]] dan tata buku. Dengan kedua pelajaran inilah ia membangun seluruh usahanya.


== Menikah dan berkeluarga ==
== Menikah dan berkeluarga ==
William kemudian pindah ke [[Kota Bandung]], Di sana ia bertemu dengan jodohnya, Lily Anwar, dan mereka menikah pada [[15 Januari]] [[1947]]. Pernikahan mereka berlangsung dengan sangat sederhana.
William kemudian pindah ke [[Kota Bandung]], disana ia bertemu dengan jodohnya, Lily Anwar (1924–2021) dan mereka menikah pada [[15 Januari]] [[1945]].<ref name="TI1" /> Pernikahan mereka berlangsung dengan sangat sederhana.<ref name="TI1" />


"Kami ke kantor catatan sipil naik becak. Kami menikah tanpa dihadiri tamu undangan. Kami pun hanya mengenakan baju biasa saja. Benar-benar sangat sederhana. Tidak ada tukang potret yang hadir, itu sebabnya kami tidak punya potret pernikahan. Setelah selesai nikah, kami pulang ke Jalan Merdeka naik becak lagi," begitu kisah William yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan "Oom Willem".
"Kami ke kantor catatan sipil naik becak. Kami menikah tanpa dihadiri tamu undangan. Kami pun hanya mengenakan baju biasa saja. Benar-benar sangat sederhana. Tidak ada tukang potret yang hadir, itu sebabnya kami tidak punya potret pernikahan. Setelah selesai nikah, kami pulang ke Jalan Merdeka naik becak lagi," begitu kisah William.<ref name="TI1" />


Pernikahan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu [[Edward Soerjadjaja|Edward]] ([[21 Mei]] [[1948]]), [[Edwin Soerjadjaja|Edwin]] ([[17 Juli]] [[1942]]), Joyce ([[14 Agustus]] [[1950]]), dan Judith ([[14 Februari]] [[1952]]).
Pernikahan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu Edward Soeryadjaja (22 Mei [[1947]]), [[Edwin Soeryadjaya]] (17 Juli [[1949]]), Joyce ([[14 Agustus]] [[1951]]), dan Judith ([[14 Februari]] [[1953]]).<ref name="TI1" />


Belum dua minggu menikah, William berangkat untuk belajar di [[Belanda]] sendirian. Untunglah, tak lama kemudian Lily bisa bergabung. Tahun [[1948]], ketika Edward lahir, kedua pasangan ini hidup dengan berjualan kacang dan rokok yang dikirim dari Bandung. Mereka hidup dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan doa. Dalam kehidupan yang sangat sederhana, mereka masih dapat menyewa satu kamar di sebuah hotel di [[Amsterdam]].
Belum dua minggu menikah, William berangkat untuk belajar di [[Belanda]] untuk mempelajari ilmu penyamakan kulit.<ref name="Kompas" /> Ia lalu mendirikan pabrik penyamakan kulit pada tahun 1949.<ref name="Kompas" /> Tahun [[1948]], ketika Edward lahir, kedua pasangan ini hidup dengan berjualan kacang dan rokok yang dikirim dari [[Kota Bandung|Bandung]].<ref name="TI1" /> Mereka hidup dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan doa. Dalam kehidupan yang sangat sederhana, mereka masih dapat menyewa satu kamar di sebuah hotel di [[Amsterdam]].<ref name="TI1" />


Pola hidup hemat ini tampak jelas ketika pada suatu kali keluarga muda ini pergi ke [[Basel]], [[Swiss]]. Dalam perjalanan yang berlangsung satu minggu itu mereka hanya hidup dengan [[roti]], [[bubur]], dan [[susu]] untuk berhemat.
Pola hidup hemat ini tampak jelas ketika pada suatu kali keluarga muda ini pergi ke [[Basel]], [[Swiss]]. Dalam perjalanan yang berlangsung satu minggu itu mereka hanya hidup dengan [[roti]], [[bubur]], dan [[susu]] untuk berhemat.<ref name="TI1" />


Bulan Februari 1949 keluarga ini kembali ke Indonesia.
Bulan Februari 1949 keluarga William kembali ke Indonesia.<ref name="TI1" />


== Mendirikan Astra ==
== Mendirikan Astra ==
Pada tahun 1957, Oom Willem mendirikan PT Astra yang belakangan berkembang menjadi PT Astra Internasional. Dalam waktu 13 tahun saja, sudah 72 perusahaan yang bernaung di bawah bendera grup itu. Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.
Pada tahun 1957, William bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong serta Teddy Thohir, mendirikan PT Astra yang belakangan berkembang menjadi PT Astra Internasional. Astra awalnya memasarkan minuman ringan dan mengekspor hasil bumi. Usaha otomotif dimulai pada tahun 1968-1969. Saat itu Astra mulai mengimpor truk dan dalam waktu 13 tahun saja, sudah 72 perusahaan yang bernaung di bawah bendera grup itu. Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.


Oom Willem selalu mengutamakan pengembangan kemammpuan dan peningkatan pendidikan sumber daya manusia. Hal ini dijalankannya dalam berbagai program pelatihan dan beasiswa untuk karyawan. Pada tahun 1970-an, banyak karyawannya yang dikirimnya ke [[Amerika Serikat]], [[Eropa]], dan [[Jepang]] untuk belajar.
William selalu mengutamakan pengembangan kemampuan dan peningkatan pendidikan sumber daya manusia. Hal ini dijalankannya dalam berbagai program pelatihan dan beasiswa untuk karyawan. Pada tahun 1970-an, banyak karyawannya yang dikirimnya ke [[Amerika Serikat]], [[Eropa]], dan [[Jepang]] untuk belajar.


Oom Willem pun tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan. Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia. "Saya cinta Indonesia, saya lahir, hidup dan berkarya di Indonesia," kata Oom Willem.
William tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan. Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia.


Oom Willem juga sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan. Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.
William sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan. Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.


Pada [[1992]]-[[1993]] Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. Oom Willem pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya dan pengorbanannya demi anaknya. Oom Willem menjalani semuanya dengan pasrah dan penyerahan karena ia percaya, manusia hanya bisa berusaha, namun akhirnya Tuhanlah yang menentukan segalanya. Karena itulah, belakangan Oom Willem berhasil bangkit lagi. Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.
Pada [[1992]]-[[1993]] Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. William pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya dan pengorbanannya demi anaknya. William menjalani semuanya dengan pasrah dan penyerahan. Belakangan William berhasil bangkit lagi. Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.


Sebagai pengusaha sukses, Oom Willem mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai pengusaha sukses, William mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari dalam maupun luar negeri.


== Akhir hayat ==
== Akhir hayat ==
{{sect-stub|date=April 2010}}
Oom Willem meninggal dunia pada [[2 April]] [[2010]] di RS Medistra, [[Jakarta]] setelah sakit beberapa lama.
William meninggal dunia pada tanggal [[2 April]] [[2010]] pukul 22.43 di RS Medistra, [[Jakarta Selatan]], [[Indonesia]] setelah sebelumnya beberapa kali dirawat karena sakit.<ref name="Kompas" /><ref>{{cite web|url=http://www.detiknews.com/read/2010/04/03/000429/1330972/10/pendiri-pt-astra-internasional-william-soerjadjaja-tutup-usia|title=detikNews : Pendiri PT ASTRA Internasional, William Soerjadjaja Tutup Usia|accessdate=2010-04-04}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.primaironline.com/berita/ekonomi/william-soerjadjaja-meninggal-dunia|title=.: Primair Online - Portal Berita Hukum dan Politik :. William Soerjadjaja Meninggal Dunia|accessdate=2010-04-04}}</ref> William terakhir dirawat pada tanggal 10 Maret dan sejak 1 April dia dirawat di Unit Rawat Intensif (''ICU'').<ref name="Kompas">{{Cite news|url=http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/03/05201788/william.soeryadjaya.meninggal.dunia|title=KOMPAS cetak - William Soeryadjaya Meninggal Dunia|accessdate=2010-04-04|archive-date=2010-04-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20100406152022/http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/03/05201788/william.soeryadjaya.meninggal.dunia|dead-url=yes|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Sedangkan istrinya, Lily Anwar, meninggal dunia pada tanggal [[29 Juni]] [[2021]] pukul 01.40 di usia 97 tahun.<ref>https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5623750/kabar-duka-istri-pendiri-astra-lily-soeryadjaya-meninggal-dunia</ref>


== Referensi ==


{{reflist}}
== Pranala luar ==

* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/william-soerjadjaja/biografi/02.shtml Tokohindonesia.com Andalkan Resep Memberi]
== Pranala luar ==
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/william-soerjadjaja/biografi/01.shtml Tokohindonesia.com Ketulusan Taipan Panutan]

* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/W/ads,20030620-45,W.html Profil di PDAT] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100408140912/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/W/ads,20030620-45,W.html |date=2010-04-08 }} (memerlukan pendaftaran)

{{lifetime|1922|2010|}}

{{DEFAULTSORT:Soerjadaja, William}}
[[Kategori:Wirausahawan perdagangan Indonesia]]
[[Kategori:Filantropis Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Majalengka]]
[[Kategori:Miliarder Indonesia]]

Revisi terkini sejak 21 Juni 2024 00.44

William Soerjadjaja
William Soerjadjaja
Informasi pribadi
Lahir
Tjia Kian Liong

(1922-12-20)20 Desember 1922
Majalengka, Jawa Barat, Hindia Belanda
Meninggal2 April 2010(2010-04-02) (umur 87)
Jakarta, Indonesia
Suami/istriLily Anwar Soeryadjaya
AnakEdward Soeryadjaya (Tjia Han-Sek)
Edwin Soeryadjaya (Tjia Han-Pun)
Joyce Soeryadjaya (Tjia May-Ling)
Judith Soeryadjaya (Tjia May-Lan)
PekerjaanPengusaha
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

William Soerjadjaja (20 Desember 1922 – 2 April 2010) adalah seorang pengusaha Indonesia yang menjadi terkenal karena suksesnya membangun PT Astra Internasional, sebuah perusahaan besar di Indonesia. William dikenal dengan sebutan "Oom William".[1]

Masa kecil[sunting | sunting sumber]

William dilahirkan dengan nama Tjia Kian Liong, sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Namun di antara saudara-saudaranya, ia adalah anak laki-laki yang pertama.

Kedua orangtuanya meninggal pada waktu ia berusia 12 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada Oktober 1934, disusul oleh ibunya pada Desember 1934. William, dalam usia yang masih sangat muda, melanjutkan usaha ayahnya, berjualan hasil bumi. Ia tampaknya mewarisi bakat dagang ayahnya.

Sewaktu bersekolah di HCZS (Hollands Chinesche Zendingsschool) di Kadipaten Majalengka, pada masa penjajahan Belanda, ia sempat tidak naik kelas. Namun karena ketekunannya, ia berhasil melanjutkan pendidikannya ke MULO di Cirebon. Namun kembali ia tinggal kelas. Dari pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah, William paling menyukai pelajaran ekonomi dan tata buku. Dengan kedua pelajaran inilah ia membangun seluruh usahanya.

Menikah dan berkeluarga[sunting | sunting sumber]

William kemudian pindah ke Kota Bandung, disana ia bertemu dengan jodohnya, Lily Anwar (1924–2021) dan mereka menikah pada 15 Januari 1945.[1] Pernikahan mereka berlangsung dengan sangat sederhana.[1]

"Kami ke kantor catatan sipil naik becak. Kami menikah tanpa dihadiri tamu undangan. Kami pun hanya mengenakan baju biasa saja. Benar-benar sangat sederhana. Tidak ada tukang potret yang hadir, itu sebabnya kami tidak punya potret pernikahan. Setelah selesai nikah, kami pulang ke Jalan Merdeka naik becak lagi," begitu kisah William.[1]

Pernikahan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu Edward Soeryadjaja (22 Mei 1947), Edwin Soeryadjaya (17 Juli 1949), Joyce (14 Agustus 1951), dan Judith (14 Februari 1953).[1]

Belum dua minggu menikah, William berangkat untuk belajar di Belanda untuk mempelajari ilmu penyamakan kulit.[2] Ia lalu mendirikan pabrik penyamakan kulit pada tahun 1949.[2] Tahun 1948, ketika Edward lahir, kedua pasangan ini hidup dengan berjualan kacang dan rokok yang dikirim dari Bandung.[1] Mereka hidup dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan doa. Dalam kehidupan yang sangat sederhana, mereka masih dapat menyewa satu kamar di sebuah hotel di Amsterdam.[1]

Pola hidup hemat ini tampak jelas ketika pada suatu kali keluarga muda ini pergi ke Basel, Swiss. Dalam perjalanan yang berlangsung satu minggu itu mereka hanya hidup dengan roti, bubur, dan susu untuk berhemat.[1]

Bulan Februari 1949 keluarga William kembali ke Indonesia.[1]

Mendirikan Astra[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1957, William bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong serta Teddy Thohir, mendirikan PT Astra yang belakangan berkembang menjadi PT Astra Internasional. Astra awalnya memasarkan minuman ringan dan mengekspor hasil bumi. Usaha otomotif dimulai pada tahun 1968-1969. Saat itu Astra mulai mengimpor truk dan dalam waktu 13 tahun saja, sudah 72 perusahaan yang bernaung di bawah bendera grup itu. Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.

William selalu mengutamakan pengembangan kemampuan dan peningkatan pendidikan sumber daya manusia. Hal ini dijalankannya dalam berbagai program pelatihan dan beasiswa untuk karyawan. Pada tahun 1970-an, banyak karyawannya yang dikirimnya ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang untuk belajar.

William tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan. Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia.

William sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan. Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.

Pada 1992-1993 Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. William pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya dan pengorbanannya demi anaknya. William menjalani semuanya dengan pasrah dan penyerahan. Belakangan William berhasil bangkit lagi. Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.

Sebagai pengusaha sukses, William mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari dalam maupun luar negeri.

Akhir hayat[sunting | sunting sumber]

William meninggal dunia pada tanggal 2 April 2010 pukul 22.43 di RS Medistra, Jakarta Selatan, Indonesia setelah sebelumnya beberapa kali dirawat karena sakit.[2][3][4] William terakhir dirawat pada tanggal 10 Maret dan sejak 1 April dia dirawat di Unit Rawat Intensif (ICU).[2] Sedangkan istrinya, Lily Anwar, meninggal dunia pada tanggal 29 Juni 2021 pukul 01.40 di usia 97 tahun.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]