Lompat ke isi

Viktimologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
90Siska (bicara | kontrib)
sedikit koreksi
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Viktimologi''' merupakan suatu ilmu atau studi yang mempelajari tentang [[korban]], (''victim''= korban). Dalam pembahasanya adalah mengenai bagaimana peranan dan kedudukan korban dalam suatu tindakan kejahatan di [[masyarakat]], serta bagaimana reaksi masyarakat terhadap korban [[kejahatan]].
'''Viktimologi''' adalah ilmu yang mempelajari tentang [[korban]] (''victim'' = korban) termasuk hubungan antara korban dan [[pelaku]], serta interaksi antara korban dan sistem peradilan - yaitu, [[polisi]], [[pengadilan]], dan hubungan antara pihak-pihak yang terkait - serta didalamnya juga menyangkut hubungan korban dengan kelompok-[[kelompok sosial]] lainnya dan institusi lain seperti [[media]], kalangan bisnis, dan [[gerakan sosial]].<ref name="Andrew"> {{en}} Andrew Karmen, 2003, Crime Victims: An Introduction to Victimology, Wadsworth Publishing,ISBN 978-0-534-61632-8.</ref>


Proses dimana seseorang menjadi korban kejahatan disebut dengan "viktimisasi".
Viktimologi juga membahas peranan dan kedudukan korban dalam suatu tindakan kejahatan di [[masyarakat]], serta bagaimana reaksi masyarakat terhadap korban [[kejahatan]].{{fact}} Proses dimana seseorang menjadi korban kejahatan disebut dengan "[[viktimisasi]]".{{fact}}


'''==Tipologi korban=='''
== Macam-macam tipologi korban ==
=== Berdasarkan ? ===
Menurut M.E. Wolfgang, tipologi korban meliputi:<ref name="a">Mustafa M. 2007. Kriminologi Vol 41. Depok: FISIP UI PRESS.</ref>
# Viktimisasi Primer <!--jelaskan-->
# Viktimisasi Sekunder <!--jelaskan-->
# Viktimisasi Tersier <!--jelaskan-->
# Viktimisasi Mutual <!--jelaskan-->
# Tidak ada Viktimisasi <!--jelaskan-->


=== Berdasarkan peran ===
Menurut M.E. Wolfgang<ref name="a">Mustafa M. 2007. Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS.</ref>, tipologi korban meliputi:
E.A. Fattah (1967)<ref name="a"/> merumuskan [[tipologi]] berdasarkan peran korban:
# Korban tidak ikut berpartisipasi <!--jelaskan-->
# Korban berperan secara tidak langsung <!--jelaskan-->
# Korban sebagai [[provokator]] <!--jelaskan-->
# Korban terlibat dalam kejahatan <!--jelaskan-->
# Korban dianggap sebagai sasaran yang keliru <!--jelaskan-->


=== Berdasarkan tingkat kesalahan ===
# Viktimisasi Primer
Selain itu, B. Mendelsohn merumuskan tipologi berdasarkan tingkat kesalahan korban{{fact}}:
# Viktimisasi Sekunder
# Viktimisasi Tersier
# Viktimisasi Mutual
# Tidak ada Viktimisasi

E.A. Fattah (1967)<ref name="a">Mustafa. 2007. Kriminologi Vol. 41.</ref> merumuskan [[tipologi]] berdasarkan peran korban :
# Korban tidak ikut berpartisipasi
# Korban berperan secara tidak langsung
# Korban sebagai [[provokator]]
# Korban terlibat dalam kejahatan
# Korban dianggap sebagai sasaran yang keliru

Selain itu, B. Mendelsohn merumuskan tipologi berdasarkan tingkat kesalahan korban :
# Korban yang benar-benar tidak bersalah
# Korban yang benar-benar tidak bersalah
# Koban memiliki sedikit kesalahan akibat ketidaktahuan
# Koban memiliki sedikit kesalahan akibat ketidaktahuan
Baris 28: Baris 29:
# Korban imajinatif
# Korban imajinatif


== Teori ==


=== Teori Terpaan Gaya Hidup ===
'''Teori dalam Viktimologi'''
Hindelang, Gottfredson, dan Garofalo menjelaskan mengenai bagaimana antara satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya memiliki perbedaan dalam risiko untuk menjadi korban kejahatan akibat perbedaan gaya hidup dari status sosial yang dimiliki.<!--jelaskan--> {{fact}}


== Referensi ==
Meskipun pada dasarnya terdapat banyak teori yang digunakan, namun kali ini pembahsan mengenai viktimologi dijelaskan dengan menggunakan dua buah teori antara lain :
{{reflist}}


{{kriminal-stub}}
1. Teori Terpaan Gaya Hidup


[[Kategori:Korban kejahatan]]
Tokoh dalam teori ini adalah Hindelang, Gottfredson, dan Garofalo. Teori ini menjelaskan mengenai bagaimana antara satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya memiliki perbedaan dalam resiko untuk menjadi korban kejahatan. Hal tersebut dijelaskan sebagai akibat dari adanya perbedaan gaya hidup dari status sosial yang dimiliki.
[[Kategori:Cabang sosiologi (interdisiplin)]]

[[Kategori:Psikologi sosial]]
2. Teori Aktivitas Rutin
[[Kategori:Kriminologi]]

Tokoh dalam teori ini adalah Cohen dan Felson. Teori ini berusaha menjelaskan mengenai perbedaan resiko viktimisasi yang dialami oleh seseorang yang disebabkan karena adanya perbedaan aktivitas sehari-hari. Teori aktivitas rutin menekankan pada dimensi waktu. Seseorang yang lebih sering berada di luar rumah diindikasikan bahwa ia akan lebih besar kemungkinannya untuk menjadi korban kejahatan dibandingkan dengan orang yang sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam rumah.



==Referensi==
<references/>

{{kriminal-stub}}

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2021 12.26

Viktimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang korban (victim = korban) termasuk hubungan antara korban dan pelaku, serta interaksi antara korban dan sistem peradilan - yaitu, polisi, pengadilan, dan hubungan antara pihak-pihak yang terkait - serta didalamnya juga menyangkut hubungan korban dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dan institusi lain seperti media, kalangan bisnis, dan gerakan sosial.[1]

Viktimologi juga membahas peranan dan kedudukan korban dalam suatu tindakan kejahatan di masyarakat, serta bagaimana reaksi masyarakat terhadap korban kejahatan.[butuh rujukan] Proses dimana seseorang menjadi korban kejahatan disebut dengan "viktimisasi".[butuh rujukan]

Macam-macam tipologi korban

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan ?

[sunting | sunting sumber]

Menurut M.E. Wolfgang, tipologi korban meliputi:[2]

  1. Viktimisasi Primer
  2. Viktimisasi Sekunder
  3. Viktimisasi Tersier
  4. Viktimisasi Mutual
  5. Tidak ada Viktimisasi

Berdasarkan peran

[sunting | sunting sumber]

E.A. Fattah (1967)[2] merumuskan tipologi berdasarkan peran korban:

  1. Korban tidak ikut berpartisipasi
  2. Korban berperan secara tidak langsung
  3. Korban sebagai provokator
  4. Korban terlibat dalam kejahatan
  5. Korban dianggap sebagai sasaran yang keliru

Berdasarkan tingkat kesalahan

[sunting | sunting sumber]

Selain itu, B. Mendelsohn merumuskan tipologi berdasarkan tingkat kesalahan korban[butuh rujukan]:

  1. Korban yang benar-benar tidak bersalah
  2. Koban memiliki sedikit kesalahan akibat ketidaktahuan
  3. Kesalahan korban sama dengan pelaku
  4. Korban lebih bersalah dari pelaku
  5. Korban sendiri yang memiliki kesalahan/paling bersalah
  6. Korban imajinatif

Teori Terpaan Gaya Hidup

[sunting | sunting sumber]

Hindelang, Gottfredson, dan Garofalo menjelaskan mengenai bagaimana antara satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya memiliki perbedaan dalam risiko untuk menjadi korban kejahatan akibat perbedaan gaya hidup dari status sosial yang dimiliki. [butuh rujukan]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Inggris) Andrew Karmen, 2003, Crime Victims: An Introduction to Victimology, Wadsworth Publishing,ISBN 978-0-534-61632-8.
  2. ^ a b Mustafa M. 2007. Kriminologi Vol 41. Depok: FISIP UI PRESS.