Lompat ke isi

Jam kanonis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Judistian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.7
 
(43 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|jam-jam tertentu untuk sembahyang dalam agama Kristen|kegiatan sembahyang pada jam-jam tertentu dalam Gereja Katolik ritus Romawi|ibadat harian}}
{{rapikan}}
[[Berkas:Patriarchate Constantinopolis.jpg|jmpl|Para [[kantor (gereja)|kantor]] bernyanyi di atas [[kliros]] [[Katedral Santo Georgius, Istanbul]]]]
'''Ibadah''' adalah wujud nyata ketundukan manusia selaku makhluk di hadapan Penciptanya . Ibadah memiliki dua segi arti yang sejajar dan sama pentingnya, bahkan tidak dapat dipisahkan, yaitu segi selebrasi dan segi aksi. Segi selebrasi disebut perayaan yang kita kenal dengan kebaktian sekarang ini, sedangkan segi aksi atau praksis yaitu tindak lanjut menjalankan apa yang telah diselebrasi ke dalam kehidupan sehari-hari di mana umat telah mengalami pengutusan, itte missa est , pada puncak atau akhir ibadah. Contoh menjalankan segi aksi adalah tidak mau disogok, tidak korupsi, dan tidak mencontek yang merupakan salah satu bentuk pewujudnyataan dari [[Kitab Roma]] 12:1, yaitu apa yang disebut dengan “ibadah yang sejati”.
'''Jam kanonis''' adalah saat-saat ibadat yang telah ditetapkan dalam kerangka [[ibadat harian]].<ref name="kamusliturgi">{{cite book
|last = Maryanto
|first = E.
|title = Kamus Liturgi Sederhana
|publisher = [[Kanisius]]|location = Yogyakarta
|year = 2004
|pages = 93
|isbn = 9792103244 }}</ref> Kebiasaan sembahyang sehari-hari dalam agama Kristen berasal dari praktik mendaraskan doa-doa pada jam-jam tertentu dalam agama Yahudi. Jam-jam tertentu sepanjang satu hari penuh ini disebut ''[[zmanim]]'' dalam [[halakha|hukum agama Yahudi]]. Sebagai contoh, dalam kitab {{Alkitab|Kisah Para Rasul}}, [[Petrus]] dan [[Yohanes]] diriwayatkan pergi ke [[Bait Allah (Yerusalem)|Bait Allah]] untuk menunaikan sembahyang sore.<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 3:1}}</ref> {{Alkitab|Mazmur 119:164}} berbunyi: "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil" ([[Simeon dari Tesalonika]] mengulas ayat ini sebagai berikut: "Waktu untuk sembahyang dan beribadat itu ada tujuh jumlahnya, sebanyak jumlah karunia Roh Kudus, karena sembahyang-sembahyang suci itu berasal dari Roh Kudus").<ref>Santo Simeon, hlm. 18</ref>


Kebiasaan sembahyang semacam ini dipercaya sebagai adat warisan [[para rasul]] yang telah dilestarikan selama berabad-abad, meskipun tata cara pelaksanaannya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Seiring dengan menyebarnya [[Monastisisme Kristiani|gaya hidup zuhud Kristen]], praktik sembahyang pada jam-jam tertentu dengan tata cara tertentu ikut berkembang dan akhirnya dibakukan. Sekitar tahun 484, rahib Yunani-Kapadokia, [[Sabas|Sabas Yang Dikuduskan]], mulai mencatat praktik-praktik [[liturgi|peribadatan]] di sekitar [[Yerusalem]], sementara tata cara peribadatan katedral dan paroki di Konstantinopel secara perlahan-lahan berkembang sendiri.<ref>Taft, Mount Athos:, hlmn. 180-182, 187, 189</ref>
Sementara itu menurut tata waktu ibadah, ada tiga jenis waktu perayaan ibadah [[gereja]], yaitu ibadah harian, mingguan, dan tahunan


Pada tahun 525, [[Benediktus dari Nursia]] menyusun garis-garis besar yang pertama dari pendarasan ayat-ayat Mazmur dalam pelaksanaan ibadat harian.
==Ibadah Harian==


Pada abad ke-9, jam kanonik sudah dibakukan di [[Kekristenan Barat|Gereja Barat]], dan sudah terdiri atas delapan waktu sembahyang sehari-hari, yakni laudes, prima, tersia, seksta, nona, vesper, kompletorium, dan sembahyang malam hari yang kadang-kadang disebut vigil. Sembahyang malam ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang disebut nokturna.
Tujuan [[ibadah]] harian adalah untuk menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia. Supaya seluruh hari benar-benar disucikan, dan ibadah harian dapat didaras dengan penuh buah [[rohani]], maka paling baiklah kalau setiap ibadah dilaksanakan pada saat yang sesuai. Ibadah harian telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di [[Kitab Daniel]] 6 ayat 11 yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” . Sementara itu di bagian yang lain, Pemazmur berkata bahwa ia memuji-muji [[Tuhan]] tujuh kali dalam sehari seperti terulis dalam [[Kitab Mazmur]] 119:164. Penulis hendak membahas ibadah harian mengacu kepada Pemazmur, yang melakukan ibadah harian sebanyak tujuh kali sehari dan relevansinya dengan kehidupan masa kini sehari-hari dengan melakukan beberapa penyesuaian.


== Maksud dan tujuan ==
Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan hal waktu doa tujuh kalinya Pemazmur secara kristosentris berdasarkan Markus secara dominan sebagai berikut :
Ibadat harian dimaksudkan menjadi sarana bagi umat untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Hal itu dilaksanakan dengan menyisihkan waktu dan berdoa di dalam keheningan.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Praktik Ibadah harian atau doa individual telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di dalam Alkitab “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” ({{Alkitab|Daniel 6:11}}).<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"> Rasid Rachman, Pengantar Sejarah Liturgi. Tangerang: Bintang Fajar, 1999.</ref>


== Praktik ==
A.Doa saat ayam berkokok, galli cantu, hal ini mengingat Petrus menyangkal [[Yesus]]
Hingga awal abad ke-3 waktu doa yang lazim adalah sebagai berikut:<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"/>


* Doa pagi dilakukan pada jam pertama, pukul 06.00, untuk mengingat Tuhan telah bangkit.
B.Doa pagi dulu biasa disebut [[Laudes]]. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing , sesaat setelah bangun tidur, atau yang biasa kita sebut saat teduh pagi
* Doa jam ke-3 (Kisah Para Rasul 2:15) dan doa jam ke-6 (Kisah Para Rasul 10:9), sebab Ia adalah matahari dan terang yang benar.
* Doa jam ke-9 (Kisah Para Rasul 3:1), sebab Tuhan telah menanggung sengsara yang hebat.
* Doa Malam (Kisah Para Rasul 16:25), dilakukan pada pukul 17.00-18.00 atau pada malam hari sebab bagi anak-anak terang, malam adalah sama dengan siang.


== Tradisi Hipolitus ==
C.Doa jam ketiga (tertia) dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, hal ini mengingat [[Kristus]] dipaku di [[salib]].
Tradisi Rasuli dari [[Hipolitus]] (tahun 215) menguraikan waktu doa 7 kali sehari:


# Doa pembuka saat ayam berkokok, ''galli cantu'', hal ini mengingat Petrus menyangkal [[Yesus]]
D.Doa jam keenam (sextia) hal ini mengingat saat penyaliban, maka berdoa dengan kuasa yang besar.
# Doa pagi dulu biasa disebut [[Laudes]]. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing, sesaat setelah bangun tidur dan biasa disebut saat teduh pagi
# Doa jam ketiga (tertia) setelah fajar dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, untuk mengingat datangnya [[Roh Kudus]].
# Doa jam keenam (sextia) setelah fajar atau pada tengah hari; hal ini mengingat saat penyaliban.
# Doa jam kesembilan (nona) setelah fajar atau jam tiga sore; hal ini mengingat air dan darah yang mengucur dari tubuh [[Kristus]] dan saat wafatNya.
# Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut [[Vesper]]. Maksud [[doa]] ini adalah untuk menyesali dan mengakui dosa-dosa serta bersyukur atas anugerah yang telah diterima pada hari tersebut. Hal ini mengingatkan saat [[Yesus]] dikubur.
# Doa [[completorium]], doa penutup hari.


== Ritus Bizantin ==
E.Doa jam kesembilan (nona) hal ini mengingat air dan darah mengucur dari tubuh Kristus.
'''[[Horologion]]''' ({{lang|grc|῾Ωρολόγιον}}; [[Church Slavonic language|Church Slavonic]]: ''Chasoslov'', ''Часocлoвъ'', ''Book of Hours'') menyediakan [[Acolouthia|bagian yang tetap]] dari ibadat Siklus Harian ({{lang-el|akolouthies}}, {{lang|grc|ἀκολουθίες}}) sebagaimana digunakan oleh [[Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Gereja Katolik Timur|Katolik Timur]].


=== Siklus liturgi ===
F.Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut [[Vesper]]. Maksud [[doa]] ini adalah menyesal dan mengakui dosa-dosa kita serta bersyukur atas anugrah yang telah kita terima pada hari tersebut. Hal ini mengingat saat [[Yesus]] dikubur.
Pelbagai siklus tahun liturgi memengaruhi cara materi buku-buku liturgi dimasukkan ke dalam peribadatan sehari-hari.


==== Siklus mingguan ====
G.Doa completorium, doa penutup hari.
Tiap-tiap hari dalam satu pekan memiliki makna peringatan, yaitu:
* ''Minggu'' — [[Kebangkitan Yesus|Kebangkitan Kristus]]
* ''Senin'' — [[Malaikat|Para Malaikat]] kudus dan kuasa surgawi tak berjasmani
* ''Selasa'' — [[Yohanes Pembaptis|St. Yohanes Pembaptis]]
* ''Rabu'' — [[Salib kristen|Salib]] kudus dan Sang [[Theotokos]]
* ''Kamis'' — [[Para rasul]] dan [[Nikolas dari Myra|St. Nikolas]]
* ''Jumat'' — [[Penyaliban dan kematian Yesus|Penyaliban Kristus]]
* ''Sabtu'' — [[Hari Raya Semua Orang Kudus|Para Janasuci]] dan mereka yang telah tiada


==== Siklus ibadat harian ====
[[Martin Luther]] berkata:
Siklus harian dimulai dengan ibadat [[Vesper]] dan berlangsung sepanjang malam dan siang menurut tabel di bawah
{|class="wikitable"
!Nama ibadat dalam bahasa Yunani
!Nama lain ibadat
!Waktu pelaksanaan
!Tema<ref>Sokolof, pp 36–38</ref>
|-
|{{lang|el-Latn|Esperinos|italic=no}} ({{lang|el|Ἑσπερινός}}) || [[Vesper]] || Saat matahari terbenam || Pemuliaan Tuhan, Sang Pencipta dan Pelindung dunia.
|-
|{{lang|el-Latn|Apodepnon}} ({{lang|el|Ἀπόδειπνον}})||[[Completorium]]|| Menjelang waktu tidur || Tidur sebagai penggambaran kematian, yang diterangkan oleh [[Turunnya Kristus ke neraka]] setelah kematian-Nya.
|-
|{{lang|el-Latn|Mesonyktikon}} ({{lang|el|Μεσονυκτικόν}}) || Ibadat tengah malam || Tengah malam hingga dini hari || Ibadat tengah malam Kristus pada tengah malam di taman Getsemani; pengingat untuk bersiap menyambut kedatangan [[Pengadilan Terakhir]]
|-
|{{lang|el-Latn|Orthros}} ({{lang|el|Ὄρθρος}}) || [[Matin]] atau {{lang|el-Latn|Orthros}} || Fajar pertama hingga fajar menyingsing || Tuhan tidak hanya memberikan kita terangnya hari, tetapi juga memberikan kita penerang batin dan spiritual yakni [[Yesus|Sang Juruselamat]].
|-
|{{lang|el-Latn|Prote Ora}} ({{lang|el|Πρῶτη Ὥρα}}) || [[Laudes]] (Prime)|| Pukul ~6 pagi || Kristus dibawa ke [[Pengadilan Pilatus]].
|-
|{{lang|el-Latn|Trite Ora}} ({{lang|el|Τρίτη Ὥρα}}) || [[Tertia]] || Pukul ~9 pagi || Pengadilan Pilatus terhadap Kristus dan turunnya [[Roh Kudus]] pada hari [[Pentakosta]].
|-
|{{lang|el-Latn|Ekte Ora}} ({{lang|el|Ἕκτη Ὥρα}}) || [[Sextia]] || Tengah hari || [[Penyaliban Yesus|Penyaliban Kristus]]
|-
|{{lang|el-Latn|Ennate Ora}} ({{lang|el|Ἐννάτη Ὥρα}}) || [[Nona (liturgi)|Nona]] || Pukul ~3 sore || [[Kematian Yesus|Kematian Kristus]].
|-
|{{lang|el-Latn|Typika}} ({{lang|el|τυπικά}})<ref name="Sokolof, p 93">Sokolof, p 93</ref>|| [[Tipika]] || setelah ibadat sextia atau ibadat nona|| .
|}


== Lihat juga ==
Doa adalah hal pertama yang kita lakukan pada pagi hari dan hal terakhir pada malam hari. Dan hati kita jangan tergoda pikiran salah yang suka menipu seperti itu: Tunggu sedikit, setelah satu jam aku mulai berdoa; sebelumnya aku masih harus membereskan ini atau itu dulu. Sebab, dengan pikiran seperti ini kita pindah dari doa kepada urusan yang tidak akan melepaskan kita lagi, sehingga sepanjang hari kita tidak jadi berdoa. Bisa jadi, ada perbuatan yang sama baiknya atau malah lebih baik daripada berdoa, khususnya dalam keadaan darurat. Rupanya S. Hieronimus pernah berkata: Semua karya orang beriman adalah doa. Dan sebuah pepatah berbunyi: Orang yang tekun bekerja, doanya berlipatganda. Maka hal ini harus kita katakan tentang seorang beriman yang waktu bekerja menghormati Allah dan mengindahkan hukum-Nya, supaya jangan merugikan orang lain dan jangan mencuri, merugikan atau menipunya, tentu saja pikiran dan iman seperti ini membuat kerja menjadi doa dan pujian (bagi [[Allah]])... Tentang doa tanpa henti, Yesus berkata (Luk 11:9-13):”Berdoalah tanpa henti” Maka, tanpa berhenti kita harus menghindari berbuat dosa dan ketidakadilan. Hal ini mustahil, kalau orang tidak takut kepada Allah dan tidak memperhatikan perintah-Nya, seperti dikatakan dalam [[Mazmur]] 1,2:”Berbahagialah orang yang siang-malam suka melakukan perintah Tuhan dan merenungkannya...” Kalau hati menjadi hangat karena kita berkata demikian dan sudah menjadi tenang, maka berlututlah atau berdirilah dengan tangan terkatup, mata terarah ke atas dan berkata atau berpikir dengan singkat: Bapa di [[surga]], [[Allah]] terkasih, aku ini seorang yang kurang pantas, orang berdosa yang malang dan tidak layak mengangkat mata dan tangan ke ke hadirat-Mu atau pun berdoa. Tetapi karena Engkau menyuruh kita semua untuk berdoa dan karena berjanji akan mengindahkan doa kita dan pula karena kata-kata serta caranya yang telah dianjurkan Yesus, Putra-Mu yang tercinta dan Tuhan kami, maka aku datang karena disuruh dan taat. Aku percaya pada janji-janji-Mu dan atas Nama Yesus Kristusku. Dan aku berdoa bersama semua orang Kristen yang kudus di atas bumi ini, seperti diajarkan oleh Kristus: “Bapa kami yang ada di surga...” Kata demi kata! Lalu, ulangilah bagian-bagiannya sebanyak kamu suka.”
* [[Ibadat harian]]
* [[Buku ibadat harian]]

== Menurut Martin Luther ==
Ibadah harian di [[Gereja]]-gereja [[Reformasi]], terutama Lutheran tetap diperhatikan. [[Martin Luther]] (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Ibadah pagi (''matutinum'') dengan pembacaan [[Perjanjian Lama]], menyanyikan hymne [[Jerman]] dan hymne [[Misa Latin|Latin]]. Ibadah senja (''verpera'') dengan pembacaan [[Perjanjian Baru]] dan menyanyikan [[Magnificat]].<ref name="Hari Raya Liturgi"/>

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* [http://medievalist.net/hourstxt/home.htm Hiperteks Buku Ibadat Harian] – Edisi Daring Ibadat Harian Abad Pertengahan.
* [http://www.allmercifulsavior.com/Liturgy/SarumPsalter.html Brevir Sarum] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311033209/http://www.allmercifulsavior.com/Liturgy/SarumPsalter.html |date=2007-03-11 }} ([[Ritus Sarum|Tata Ibadat Sarum]] adalah salah satu cabang dari Ritus Romawi)
* [http://www.serfes.org/orthodox/cycleofservices.htm Siklus Kebaktian Gereja Ortodoks Timur] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080609194857/http://www.serfes.org/orthodox/cycleofservices.htm |date=2008-06-09 }} oleh Arkimandrit Nektarios Serfes
* [http://sor.cua.edu/Liturgy/SimplePrayer/index.html Ibadat Harian Menurut Ritus Gereja Ortodoks Suryani]

[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Doa Kristen]]
[[Kategori:Bagian hari]]

[[de:Liturgia horarum]]

Revisi terkini sejak 28 Mei 2022 17.04

Para kantor bernyanyi di atas kliros Katedral Santo Georgius, Istanbul

Jam kanonis adalah saat-saat ibadat yang telah ditetapkan dalam kerangka ibadat harian.[1] Kebiasaan sembahyang sehari-hari dalam agama Kristen berasal dari praktik mendaraskan doa-doa pada jam-jam tertentu dalam agama Yahudi. Jam-jam tertentu sepanjang satu hari penuh ini disebut zmanim dalam hukum agama Yahudi. Sebagai contoh, dalam kitab Kisah Para Rasul, Petrus dan Yohanes diriwayatkan pergi ke Bait Allah untuk menunaikan sembahyang sore.[2] Mazmur 119:164 berbunyi: "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil" (Simeon dari Tesalonika mengulas ayat ini sebagai berikut: "Waktu untuk sembahyang dan beribadat itu ada tujuh jumlahnya, sebanyak jumlah karunia Roh Kudus, karena sembahyang-sembahyang suci itu berasal dari Roh Kudus").[3]

Kebiasaan sembahyang semacam ini dipercaya sebagai adat warisan para rasul yang telah dilestarikan selama berabad-abad, meskipun tata cara pelaksanaannya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Seiring dengan menyebarnya gaya hidup zuhud Kristen, praktik sembahyang pada jam-jam tertentu dengan tata cara tertentu ikut berkembang dan akhirnya dibakukan. Sekitar tahun 484, rahib Yunani-Kapadokia, Sabas Yang Dikuduskan, mulai mencatat praktik-praktik peribadatan di sekitar Yerusalem, sementara tata cara peribadatan katedral dan paroki di Konstantinopel secara perlahan-lahan berkembang sendiri.[4]

Pada tahun 525, Benediktus dari Nursia menyusun garis-garis besar yang pertama dari pendarasan ayat-ayat Mazmur dalam pelaksanaan ibadat harian.

Pada abad ke-9, jam kanonik sudah dibakukan di Gereja Barat, dan sudah terdiri atas delapan waktu sembahyang sehari-hari, yakni laudes, prima, tersia, seksta, nona, vesper, kompletorium, dan sembahyang malam hari yang kadang-kadang disebut vigil. Sembahyang malam ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang disebut nokturna.

Maksud dan tujuan

[sunting | sunting sumber]

Ibadat harian dimaksudkan menjadi sarana bagi umat untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Hal itu dilaksanakan dengan menyisihkan waktu dan berdoa di dalam keheningan.[5] Praktik Ibadah harian atau doa individual telah dilakukan sejak zaman Perjanjian Lama antara lain tertulis di dalam Alkitab “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” (Daniel 6:11).[6]

Hingga awal abad ke-3 waktu doa yang lazim adalah sebagai berikut:[6]

  • Doa pagi dilakukan pada jam pertama, pukul 06.00, untuk mengingat Tuhan telah bangkit.
  • Doa jam ke-3 (Kisah Para Rasul 2:15) dan doa jam ke-6 (Kisah Para Rasul 10:9), sebab Ia adalah matahari dan terang yang benar.
  • Doa jam ke-9 (Kisah Para Rasul 3:1), sebab Tuhan telah menanggung sengsara yang hebat.
  • Doa Malam (Kisah Para Rasul 16:25), dilakukan pada pukul 17.00-18.00 atau pada malam hari sebab bagi anak-anak terang, malam adalah sama dengan siang.

Tradisi Hipolitus

[sunting | sunting sumber]

Tradisi Rasuli dari Hipolitus (tahun 215) menguraikan waktu doa 7 kali sehari:

  1. Doa pembuka saat ayam berkokok, galli cantu, hal ini mengingat Petrus menyangkal Yesus
  2. Doa pagi dulu biasa disebut Laudes. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing, sesaat setelah bangun tidur dan biasa disebut saat teduh pagi
  3. Doa jam ketiga (tertia) setelah fajar dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, untuk mengingat datangnya Roh Kudus.
  4. Doa jam keenam (sextia) setelah fajar atau pada tengah hari; hal ini mengingat saat penyaliban.
  5. Doa jam kesembilan (nona) setelah fajar atau jam tiga sore; hal ini mengingat air dan darah yang mengucur dari tubuh Kristus dan saat wafatNya.
  6. Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut Vesper. Maksud doa ini adalah untuk menyesali dan mengakui dosa-dosa serta bersyukur atas anugerah yang telah diterima pada hari tersebut. Hal ini mengingatkan saat Yesus dikubur.
  7. Doa completorium, doa penutup hari.

Ritus Bizantin

[sunting | sunting sumber]

Horologion (῾Ωρολόγιον; Church Slavonic: Chasoslov, Часocлoвъ, Book of Hours) menyediakan bagian yang tetap dari ibadat Siklus Harian (bahasa Yunani: akolouthies, ἀκολουθίες) sebagaimana digunakan oleh Gereja Ortodoks Timur dan Katolik Timur.

Siklus liturgi

[sunting | sunting sumber]

Pelbagai siklus tahun liturgi memengaruhi cara materi buku-buku liturgi dimasukkan ke dalam peribadatan sehari-hari.

Siklus mingguan

[sunting | sunting sumber]

Tiap-tiap hari dalam satu pekan memiliki makna peringatan, yaitu:

Siklus ibadat harian

[sunting | sunting sumber]

Siklus harian dimulai dengan ibadat Vesper dan berlangsung sepanjang malam dan siang menurut tabel di bawah

Nama ibadat dalam bahasa Yunani Nama lain ibadat Waktu pelaksanaan Tema[7]
Esperinos (Ἑσπερινός) Vesper Saat matahari terbenam Pemuliaan Tuhan, Sang Pencipta dan Pelindung dunia.
Apodepnon (Ἀπόδειπνον) Completorium Menjelang waktu tidur Tidur sebagai penggambaran kematian, yang diterangkan oleh Turunnya Kristus ke neraka setelah kematian-Nya.
Mesonyktikon (Μεσονυκτικόν) Ibadat tengah malam Tengah malam hingga dini hari Ibadat tengah malam Kristus pada tengah malam di taman Getsemani; pengingat untuk bersiap menyambut kedatangan Pengadilan Terakhir
Orthros (Ὄρθρος) Matin atau Orthros Fajar pertama hingga fajar menyingsing Tuhan tidak hanya memberikan kita terangnya hari, tetapi juga memberikan kita penerang batin dan spiritual yakni Sang Juruselamat.
Prote Ora (Πρῶτη Ὥρα) Laudes (Prime) Pukul ~6 pagi Kristus dibawa ke Pengadilan Pilatus.
Trite Ora (Τρίτη Ὥρα) Tertia Pukul ~9 pagi Pengadilan Pilatus terhadap Kristus dan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta.
Ekte Ora (Ἕκτη Ὥρα) Sextia Tengah hari Penyaliban Kristus
Ennate Ora (Ἐννάτη Ὥρα) Nona Pukul ~3 sore Kematian Kristus.
Typika (τυπικά)[8] Tipika setelah ibadat sextia atau ibadat nona .

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
[sunting | sunting sumber]

Ibadah harian di Gereja-gereja Reformasi, terutama Lutheran tetap diperhatikan. Martin Luther (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari.[5] Ibadah pagi (matutinum) dengan pembacaan Perjanjian Lama, menyanyikan hymne Jerman dan hymne Latin. Ibadah senja (verpera) dengan pembacaan Perjanjian Baru dan menyanyikan Magnificat.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Maryanto, E. (2004). Kamus Liturgi Sederhana. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 93. ISBN 9792103244. 
  2. ^ Kisah Para Rasul 3:1
  3. ^ Santo Simeon, hlm. 18
  4. ^ Taft, Mount Athos:, hlmn. 180-182, 187, 189
  5. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Hari Raya Liturgi
  6. ^ a b Rasid Rachman, Pengantar Sejarah Liturgi. Tangerang: Bintang Fajar, 1999.
  7. ^ Sokolof, pp 36–38
  8. ^ Sokolof, p 93

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]