Lompat ke isi

Musik trot: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Cun Cun (bicara | kontrib)
k Suntingan GoglepinkNew (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Cun Cun
Tag: Pengembalian
 
(23 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12: Baris 12:
|fusiongenres =
|fusiongenres =
}}
}}
'''''Trot''''' ([[bahasa Korea]]: {{lang|ko|트로트}}, ''teuroteu'') atau '''''ppongjjak''''' ('''''ppongtchak''''') adalah salah satu genre [[musik pop]] [[Korea Selatan]]. Genre musik ini disebut ''trot'' karena memiliki tempo 2/4 dan 3/4 yang diambil dari musik [[fox trot]] untuk pengiring [[dansa ballroom]].<ref name=robinson /> Trot berkembang di masa [[penjajahan Jepang atas Korea]], dan memiliki kemiripan dengan musik [[enka]] atau [[kayokyoku]] asal [[Jepang]].<ref name=paper /> Sebelumnya, musik ini dikenal sebagai ''yuhaengga'', dan populer dengan sebutan ''trot'' atau ''ppongjjak'' setelah dibentuknya negara [[Korea Selatan]].<ref>{{cite book |first=Howard |last=Keith |title=Perspectives on Korean Music: Creating Korean music : tradition, innovation and the discourse of identity |publisher=Ashgate Publishing |year=2006 |pages=104 |isbn=0-0754-6572-99}}</ref>
'''''Trot''''' ([[bahasa Korea]]: {{lang|ko|트로트}}, ''teuroteu'') atau '''''ppongjjak''''' ('''''ppongtchak''''') adalah salah satu genre [[musik pop]] [[Korea Selatan]]. Genre musik ini disebut ''trot'' karena memiliki tempo 2/4 dan 3/4 yang diambil dari musik [[fox trot]] untuk pengiring [[dansa ballroom]].<ref name=robinson /> Trot berkembang pada masa [[penjajahan Jepang atas Korea]], dan memiliki kemiripan dengan musik [[enka]] atau [[kayokyoku]] asal [[Jepang]].<ref name=paper /> Sebelumnya, musik ini dikenal sebagai ''yuhaengga'', dan populer dengan sebutan ''trot'' atau ''ppongjjak'' setelah dibentuknya negara [[Korea Selatan]].<ref>{{cite book|first=Howard|last=Keith|title=Perspectives on Korean Music: Creating Korean music : tradition, innovation and the discourse of identity|publisher=Ashgate Publishing|year=2006|pages=104|isbn=0-0754-6572-99}}</ref>


Lirik lagu trot umumnya tentang kesedihan atau penderitaan (''han'', {{lang|ko|한}}, 恨) yang diakibatkan perpisahan atau kemalangan. Di antara tema-tema lain yang populer adalah cinta antara pria dan wanita, cinta terhadap keluarga, serta pemandangan alam.
Lirik lagu trot umumnya tentang kesedihan atau penderitaan (''han'', {{lang|ko|한}}, 恨) yang diakibatkan perpisahan atau kemalangan. Di antara tema-tema lain yang populer adalah cinta antara pria dan wanita, cinta terhadap keluarga, serta pemandangan alam.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Semasa penjajahan Jepang atas Korea, lagu pop Korea yang disebut yuhaengga berkembang sebagai campuran musik rakyat Korea dan musik pop Jepang berirama ''torotto'' ([[foxtrot]]). Lagu-lagu ''yuhaengga'' memakai [[tangga nada]] dan teknik bernyanyi tradisional Korea, namun dinyanyikan dengan tempo 2/4 dan 3/4 yang merupakan ciri khas foxtrot asal Barat.<ref name=robinson>{{cite book |first=Michael E. |last=Robinson |editor-last=Minichiello |editor-first=Sharon |title=Japan's competing modernities: issues in culture and democracy, 1900-1930 |publisher=University of Hawaii Press |year=1998 |pages=371-372|chapter=Broadcasting in Korea, 1924-1937: Colonial Modernity and Cultural Hegemony |isbn=0-8248-2080-0}}</ref> Sejak pertengahan tahun 1920-an, industri rekaman Korea sudah memiliki pasar tersendiri untuk lagu-lagu berirama trot. Puncak kepopuleran trot terjadi pada awal tahun 1930-an setelah radio-radio makin sering memutar lagu berirama trot. Kepopulerannya juga didorong makin meluasnya kepemilikan [[fonograf]] dan meningkatnya angka penjualan [[piringan hitam]]. Pada pertengahan tahun 1930-an, kepopuleran musik pop di radio menimbulkan kontroversi di Korea. Kalangan menengah mengeluh bahwa musik pop tidak sesuai untuk ruang keluarga, dan hanya pantas dimainkan di bar-bar.<ref name=robinson />
Semasa penjajahan Jepang atas Korea, lagu pop Korea yang disebut yuhaengga berkembang sebagai campuran musik rakyat Korea dan musik pop Jepang berirama ''torotto'' ([[foxtrot]]). Lagu-lagu ''yuhaengga'' memakai [[tangga nada]] dan teknik bernyanyi tradisional Korea, namun dinyanyikan dengan tempo 2/4 dan 3/4 yang merupakan ciri khas foxtrot asal Barat.<ref name=robinson>{{cite book|first=Michael E.|last=Robinson|editor-last=Minichiello|editor-first=Sharon|title=Japan's competing modernities: issues in culture and democracy, 1900-1930|publisher=University of Hawaii Press|year=1998|pages=371-372|chapter=Broadcasting in Korea, 1924-1937: Colonial Modernity and Cultural Hegemony|isbn=0-8248-2080-0}}</ref> Sejak pertengahan tahun 1920-an, industri rekaman Korea sudah memiliki pasar tersendiri untuk lagu-lagu berirama trot. Puncak kepopuleran trot terjadi pada awal tahun 1930-an setelah radio-radio makin sering memutar lagu berirama trot. Kepopulerannya juga didorong makin meluasnya kepemilikan [[fonograf]] dan meningkatnya angka penjualan [[piringan hitam]]. Pada pertengahan tahun 1930-an, kepopuleran musik pop di radio menimbulkan kontroversi di Korea. Kalangan menengah mengeluh bahwa musik pop tidak sesuai untuk ruang keluarga, dan hanya pantas dimainkan di bar-bar.<ref name=robinson />


Pada masa penjajahan Jepang, kaum terpelajar di Korea menyukai musik trot, dan memandangnya sebagai musik yang tren dan bergaya.<ref name=paper>{{cite web | title="Korean Ppongjjak: Authenticity and the Politics of Representation" (paper abstract) | url=http://www.akmr.org/nwsltr15.htm | work= | publisher= | date= | accessdate=2009-06-02}}</ref> Namun pada tahun 1960-an, trot dikritik sebagai musik yang vulgar. Sebagian dari lagu-lagu trot bahkan secara terang-terangan merupakan imitasi dari lagu-lagu Jepang. Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengeluarkan pelarangan atas lagu-lagu trot.<ref name=paper /> Trot kembali menarik perhatian masyarakat Korea setelah terjadi "Debat Ppongjjak" di kalangan intelektual Korea pada tahun 1980-an. Mereka mulai menyebut trot sebagai lagu asli Korea atau "lagu pop tradisional".<ref name=paper />
Pada masa penjajahan Jepang, kaum terpelajar di Korea menyukai musik trot, dan memandangnya sebagai musik yang tren dan bergaya.<ref name=paper>{{cite web | title="Korean Ppongjjak: Authenticity and the Politics of Representation" (paper abstract) | url=http://www.akmr.org/nwsltr15.htm | work= | publisher= | date= | accessdate=2009-06-02}}</ref> Namun pada tahun 1960-an, trot dikritik sebagai musik yang vulgar. Sebagian dari lagu-lagu trot bahkan secara terang-terangan merupakan imitasi dari lagu-lagu Jepang. Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengeluarkan pelarangan atas lagu-lagu trot.<ref name=paper /> Trot kembali menarik perhatian masyarakat Korea setelah terjadi "Debat Ppongjjak" di kalangan intelektual Korea pada tahun 1980-an. Mereka mulai menyebut trot sebagai lagu asli Korea atau "lagu pop tradisional".<ref name=paper />


Walaupun umum diperdengarkan di tempat-tempat umum Korea Selatan, trot umumnya hanya digemari pendengar musik berusia lanjut. Di antara penyanyi trot legendaris terdapat bintang-bintang pop seperti [[Patti Kim]], [[Cho Yong Pil]], [[Shim Soo Bong]], [[Na Hoon-A]], dan [[Lee Mi Ja]]. Generasi muda Korea mulai menggemari trot setelah [[Jang Yoon-jeong]] menjadi populer pada tahun 2004 dengan lagu "Eomeona!"<ref>{{cite news | first=Yong-sung | last=Lee | title=Young trot music stars bridge generation gap | work=The Korea Herald |url=http://www.koreaherald.co.kr |date=2007-03-16 |accessdate=2009-06-01}}</ref> Sebelum beralih menjadi penyanyi berirama trot, Jang adalah penyanyi pop yang memenangi Festival Lagu Riverside 1999 dengan lagu berirama latin, "You Inside Me".
Walaupun umum diperdengarkan di tempat-tempat umum Korea Selatan, trot umumnya hanya digemari pendengar musik berusia lanjut. Di antara penyanyi trot legendaris terdapat bintang-bintang pop seperti [[Patti Kim]], [[Cho Yong Pil]], [[Shim Soo Bong]], [[Na Hoon-A]], dan [[Lee Mi Ja]]. Generasi muda Korea mulai menggemari trot setelah [[Jang Yoon-jeong]] menjadi populer pada tahun 2004 dengan lagu "Eomeona!"<ref>{{cite news|first=Yong-sung|last=Lee|title=Young trot music stars bridge generation gap|work=The Korea Herald|url=http://www.koreaherald.co.kr|date=2007-03-16|accessdate=2009-06-01}}</ref> Sebelum beralih menjadi penyanyi berirama trot, Jang adalah penyanyi pop yang memenangi Festival Lagu Riverside 1999 dengan lagu berirama latin, "You Inside Me".


Kesuksesan Yoon-jeong diikuti penyanyi-penyanyi muda seperti [[Park Hyun-Bin]], kelompok [[LPG (grup musik)|LPG]], dan unit dari [[boy band]] [[Super Junior]] yang diberi nama [[Super Junior T]]. Seo-hyun dari [[Girls' Generation]] bekerja sama dengan penyanyi trot [[Joo Hyun-mi]] merilis singel digital berjudul "Jjarajajja" ({{lang|ko|짜라자짜}}). Penyanyi lainnya seperti Daesung dari [[Big Bang (grup musik)|Big Bang]], [[Kim Sung-soo]] dari grup pop [[Cool (grup musik)|Cool]], [[Sung Jin-woo]], dan [[Kim Jong Kook]] juga mengeluarkan singel berisi lagu berirama trot. Film komedi ''[[Highway Star]]'' diproduksi pada tahun 2007 dengan bintang [[Cha Tae-hyun]]. Ceritanya tentang calon penyanyi [[rock]] yang beralih sebagai penyanyi trot. Film tersebut merupakan pembuatan ulang dari film Jepang tahun 1997, ''[[Sharam-Q no Enka no Hanamichi]]'' yang menceritakan penyanyi rock yang beralih menjadi penyanyi enka.
Kesuksesan Yoon-jeong diikuti penyanyi-penyanyi muda seperti [[Park Hyun-Bin]], kelompok [[LPG (grup musik)|LPG]], dan unit dari [[boy band]] [[Super Junior]] yang diberi nama [[Super Junior T]]. Seo-hyun dari [[Girls' Generation]] bekerja sama dengan penyanyi trot [[Joo Hyun-mi]] merilis singel digital berjudul "Jjarajajja" ({{lang|ko|짜라자짜}}). Penyanyi lainnya seperti Daesung dari [[Big Bang (grup musik)|Big Bang]], [[Kim Sung-soo]] dari grup pop [[Cool (grup musik)|Cool]], [[Sung Jin-woo]], dan [[Kim Jong Kook]] juga mengeluarkan singel berisi lagu berirama trot. Film komedi ''[[Highway Star]]'' diproduksi pada tahun 2007 dengan bintang [[Cha Tae-hyun]]. Ceritanya tentang calon penyanyi [[rock]] yang beralih sebagai penyanyi trot. Film tersebut merupakan pembuatan ulang dari film Jepang tahun 1997, ''[[Sharam-Q no Enka no Hanamichi]]'' yang menceritakan penyanyi rock yang beralih menjadi penyanyi enka.
Baris 28: Baris 28:
* [[Lee Aerisoo]] (李愛利秀, {{lang|ko|이애리수}})
* [[Lee Aerisoo]] (李愛利秀, {{lang|ko|이애리수}})
* [[Chae Kyu-yop]] (蔡奎燁, {{lang|ko|채규엽}})
* [[Chae Kyu-yop]] (蔡奎燁, {{lang|ko|채규엽}})
* [[Lee Nan Young]] (李蘭影, {{lang|ko|이난영}})
* [[Lee Nan-young]] (李蘭影, {{lang|ko|이난영}})
* [[Ko Bok-Soo]] (高福壽, {{lang|ko|고복수}})
* [[Ko Bok-soo]] (高福壽, {{lang|ko|고복수}})
* [[Lee Hwa-Ja]] (李花子, {{lang|ko|이화자}})
* [[Lee Hwa-ja]] (李花子, {{lang|ko|이화자}})
* [[Nam In-Soo]] (南仁樹, {{lang|ko|남인수}})
* [[Nam In-soo]] (南仁樹, {{lang|ko|남인수}})
* [[Hwang, Keum-Sim]] (黄琴心, {{lang|ko|황금심}})
* [[Hwang Geum-shim]] (黄琴心, {{lang|ko|황금심}})
* [[Chang Sae-Jung]] (張世貞, {{lang|ko|장세정}})
* [[Chang Sae-Jung]] (張世貞, {{lang|ko|장세정}})
* [[Kim Jeong-Gu]] (金貞九, {{lang|ko|김정구}})
* [[Kim Jung-goo]] (金貞九, {{lang|ko|김정구}})
* [[Baek Nyeon-Seol]] (白年雪, {{lang|ko|백년설}})
* [[Baek Nyeon-seol]] (白年雪, {{lang|ko|백년설}})
* [[Jin Bang-Nam]] (秦芳男, {{lang|ko|진방남}})
* [[Jin Bang-nam]] (秦芳男, {{lang|ko|진방남}})
* [[Hyon In]] (玄仁, {{lang|ko|현인}})
* [[Hyon In]] (玄仁, {{lang|ko|현인}})
* [[Lee Mi Ja]] (李美子, {{lang|ko|이미자}})
* [[Lee Mi-ja]] (李美子, {{lang|ko|이미자}})
* [[Nam Jin]] (南珍, {{lang|ko|남진}})
* [[Nam Jin]] (南珍, {{lang|ko|남진}})
* [[Tae Jin Ah]]
* [[Tae Jin-ah]]
* [[Na Hoon-a]]
* [[Na Hoon-a]]
* [[Kim Soo-Hui]]
* [[Kim Su-hee]]
* [[Cho Yong Pil]]
* [[Cho Yong-pil]]
* [[Patti Kim]]
* [[Patti Kim]]
* [[Shim Soo Bong]]
* [[Shim Soo-bong]]
* [[Kim Yeun-Ja]]
* [[Kim Yonja]]
* [[Jang Yoon-jeong]]
* [[Jang Yoon-jeong]]
* [[LPG (grup musik)|LPG]]
* [[LPG (grup musik)|LPG]]
* [[Kang Dae-sung]]
* [[Hong Jin-young]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 54: Baris 56:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://english.chosun.com/w21data/html/news/200702/200702160020.html Why Young Singers Love Korea's Oldest Pop Genre]
* {{en}} [http://english.chosun.com/w21data/html/news/200702/200702160020.html Why Young Singers Love Korea's Oldest Pop Genre] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080114064843/http://english.chosun.com/w21data/html/news/200702/200702160020.html |date=2008-01-14 }}


[[Kategori:Musik di Korea]]
[[Kategori:Musik di Korea]]
[[Kategori:Genre musik]]
[[Kategori:Genre musik]]

[[en:Trot (music)]]
[[it:Trot]]
[[ja:トロット]]
[[ko:트로트]]
[[zh:韓國演歌]]

Revisi terkini sejak 25 Agustus 2022 07.37

Trot (bahasa Korea: 트로트, teuroteu) atau ppongjjak (ppongtchak) adalah salah satu genre musik pop Korea Selatan. Genre musik ini disebut trot karena memiliki tempo 2/4 dan 3/4 yang diambil dari musik fox trot untuk pengiring dansa ballroom.[1] Trot berkembang pada masa penjajahan Jepang atas Korea, dan memiliki kemiripan dengan musik enka atau kayokyoku asal Jepang.[2] Sebelumnya, musik ini dikenal sebagai yuhaengga, dan populer dengan sebutan trot atau ppongjjak setelah dibentuknya negara Korea Selatan.[3]

Lirik lagu trot umumnya tentang kesedihan atau penderitaan (han, , 恨) yang diakibatkan perpisahan atau kemalangan. Di antara tema-tema lain yang populer adalah cinta antara pria dan wanita, cinta terhadap keluarga, serta pemandangan alam.

Semasa penjajahan Jepang atas Korea, lagu pop Korea yang disebut yuhaengga berkembang sebagai campuran musik rakyat Korea dan musik pop Jepang berirama torotto (foxtrot). Lagu-lagu yuhaengga memakai tangga nada dan teknik bernyanyi tradisional Korea, namun dinyanyikan dengan tempo 2/4 dan 3/4 yang merupakan ciri khas foxtrot asal Barat.[1] Sejak pertengahan tahun 1920-an, industri rekaman Korea sudah memiliki pasar tersendiri untuk lagu-lagu berirama trot. Puncak kepopuleran trot terjadi pada awal tahun 1930-an setelah radio-radio makin sering memutar lagu berirama trot. Kepopulerannya juga didorong makin meluasnya kepemilikan fonograf dan meningkatnya angka penjualan piringan hitam. Pada pertengahan tahun 1930-an, kepopuleran musik pop di radio menimbulkan kontroversi di Korea. Kalangan menengah mengeluh bahwa musik pop tidak sesuai untuk ruang keluarga, dan hanya pantas dimainkan di bar-bar.[1]

Pada masa penjajahan Jepang, kaum terpelajar di Korea menyukai musik trot, dan memandangnya sebagai musik yang tren dan bergaya.[2] Namun pada tahun 1960-an, trot dikritik sebagai musik yang vulgar. Sebagian dari lagu-lagu trot bahkan secara terang-terangan merupakan imitasi dari lagu-lagu Jepang. Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengeluarkan pelarangan atas lagu-lagu trot.[2] Trot kembali menarik perhatian masyarakat Korea setelah terjadi "Debat Ppongjjak" di kalangan intelektual Korea pada tahun 1980-an. Mereka mulai menyebut trot sebagai lagu asli Korea atau "lagu pop tradisional".[2]

Walaupun umum diperdengarkan di tempat-tempat umum Korea Selatan, trot umumnya hanya digemari pendengar musik berusia lanjut. Di antara penyanyi trot legendaris terdapat bintang-bintang pop seperti Patti Kim, Cho Yong Pil, Shim Soo Bong, Na Hoon-A, dan Lee Mi Ja. Generasi muda Korea mulai menggemari trot setelah Jang Yoon-jeong menjadi populer pada tahun 2004 dengan lagu "Eomeona!"[4] Sebelum beralih menjadi penyanyi berirama trot, Jang adalah penyanyi pop yang memenangi Festival Lagu Riverside 1999 dengan lagu berirama latin, "You Inside Me".

Kesuksesan Yoon-jeong diikuti penyanyi-penyanyi muda seperti Park Hyun-Bin, kelompok LPG, dan unit dari boy band Super Junior yang diberi nama Super Junior T. Seo-hyun dari Girls' Generation bekerja sama dengan penyanyi trot Joo Hyun-mi merilis singel digital berjudul "Jjarajajja" (짜라자짜). Penyanyi lainnya seperti Daesung dari Big Bang, Kim Sung-soo dari grup pop Cool, Sung Jin-woo, dan Kim Jong Kook juga mengeluarkan singel berisi lagu berirama trot. Film komedi Highway Star diproduksi pada tahun 2007 dengan bintang Cha Tae-hyun. Ceritanya tentang calon penyanyi rock yang beralih sebagai penyanyi trot. Film tersebut merupakan pembuatan ulang dari film Jepang tahun 1997, Sharam-Q no Enka no Hanamichi yang menceritakan penyanyi rock yang beralih menjadi penyanyi enka.

Daftar penyanyi trot

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Robinson, Michael E. (1998). "Broadcasting in Korea, 1924-1937: Colonial Modernity and Cultural Hegemony". Dalam Minichiello, Sharon. Japan's competing modernities: issues in culture and democracy, 1900-1930. University of Hawaii Press. hlm. 371–372. ISBN 0-8248-2080-0. 
  2. ^ a b c d ""Korean Ppongjjak: Authenticity and the Politics of Representation" (paper abstract)". Diakses tanggal 2009-06-02. 
  3. ^ Keith, Howard (2006). Perspectives on Korean Music: Creating Korean music : tradition, innovation and the discourse of identity. Ashgate Publishing. hlm. 104. ISBN 0-0754-6572-99 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 
  4. ^ Lee, Yong-sung (2007-03-16). "Young trot music stars bridge generation gap". The Korea Herald. Diakses tanggal 2009-06-01. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]