Lompat ke isi

Kabupaten Kerinci: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Teh Jambi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(378 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Redirect|Kerinci (kabupaten)|Kerinci (gunung)|Gunung Kerinci|Kerinci (danau)|Danau Kerinci|Kerinci (taman nasional)|Taman Nasional Kerinci Seblat}}
'''Kabupaten Kerinci''' adalah salah satu [[Daerah Tingkat II]] di [[Provinsi]] [[Jambi]]. Luas wilayahnya 4.200 km² dengan populasi 300.000 jiwa. Ibu kotanya ialah [[Sungai Penuh, Kerinci|Sungai Penuh]].
{{disambiginfo|Kerinci}}
{{Dati2
|settlement_type = Kabupaten
|nama = Kabupaten Kerinci
|provinsi = [[Jambi]]
|translit_lang1_type = [[Jawi]]
|translit_lang1_info = كرينچي
|ibukota = [[Siulak, Kerinci|Siulak]]
|lambang = Kab.Kerinci.svg
|peta = Lokasi Jambi Kabupaten Kerinci.svg
|foto = Mount Kerinci from Kayuaro.jpg
|caption = [[Gunung Kerinci]]
|motto = Sakti alam Kerinci
|kecamatan = 18 [[kecamatan]]
|kelurahan = 2 [[kelurahan]]
|desa = 285<ref>{{Cite web |url=https://kerincikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/ab8ae116328cc609b7c5eb54/kabupaten-kerinci-dalam-angka-2021.html |title=Salinan arsip |access-date=2021-10-28 |archive-date=2021-10-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211028153523/https://kerincikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/ab8ae116328cc609b7c5eb54/kabupaten-kerinci-dalam-angka-2021.html |dead-url=no }}</ref> [[desa]]
|dasar hukum = UU No. 58 Tahun 1958
|tanggal = 10 November 1958
|kepala daerah = Bupati
|nama kepala daerah = Asraf (Pj.)
|wakil kepala daerah = Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = Zainal Efendi
|luas = 3807,28
|luasref = <ref>{{Cite web |url=http://www.jambiprov.go.id/index.php?letluaswil |title=Salinan arsip |access-date=2013-05-02 |archive-date=2013-06-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130609211837/http://www.jambiprov.go.id/index.php?letluaswil |dead-url=yes }}</ref>
|penduduk = 267169
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=2 April 2024|format=visual}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,77% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,22% [[Kekristenan]]
** 0,18% [[Protestan]]
** 0,04% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|IPM = {{increase}} 73,77 ([[2023]])<br>{{fontcolor|#00726a|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://jambi.bps.go.id/indicator/26/2132/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023|website=www.jambi.bps.go.id|accessdate=29 Desember 2023}}</ref>
|kodearea = 0748
|nomor_polisi = BH ''xxxx'' D*
|fauna = [[Harimau Sumatra]]
|flora = [[Amorphophallus|Bunga Bangkai]]
|dau = Rp 638.935.209.000,- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=29 Juli 2021|format=pdf}}</ref>
|web = {{url|http://www.kerincikab.go.id/}}
}}


'''Kabupaten Kerinci''' adalah [[kabupaten]] paling barat di provinsi [[Jambi]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan ''sekepal tanah dari surga''. Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di [[Siulak, Kerinci|Siulak]].<ref>Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci dari wilayah kota Sungai Penuh ke wilayah kecamatan Siulak</ref> Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di [[Kota Sungai Penuh|Sungai Penuh]], yang saat ini berstatus sebagai kota.
{{Kabupaten Kerinci}}
{{jambi}}


Nama Kerinci berasal dari [[bahasa Tamil]] yaitu Kurinji, yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah pegunungan di [[India Selatan]].
{{indo-geo-stub}}
[[Kategori:Kabupaten di Jambi|Kerinci]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Kerinci]]
[[Kategori:Kabupaten Kerinci| ]]


== Geografi ==
[[ms:Kerinci]]
=== Batas Wilayah ===
[[nl:Kerinci]]
Kabupaten Kerinci berada di ujung barat [[Jambi|Provinsi Jambi]] dengan memiliki batas wilayah sebagai berikut:
KEBUN TEH JAMBI


{{Batas USBT
Jambi - Demikian berartinya teh, minuman alami berwarna kecoklatan. Ia dapat merubah suasana. Ia bisa mengganti rasa hati.Teh siapapun mengenalnya, menurut legenda, teh diketahui digunakan Kaisar Shennong di Cina, 2737 tahun sebelum Masehi. Namun baru pada tahun 600 masehi, kata teh pertama kali ditemukan pada kesusastraan Cina.
|barat = [[Kabupaten Pesisir Selatan]], [[Sumatera Barat|Provinsi Sumatera Barat]] dan [[Kabupaten Muko-Muko]], [[Bengkulu|Provinsi Bengkulu]]
Teh yang diketahui berasal dari Cina, kemudian menyebar kebelahan dunia lainnya. Karena khasiatnya, ia menjadi incaran manusia. Dan menjadi minuman nasional dibeberapa negara. Bahkan di Jepang, membuat dan minum teh, dilakukan dengan pemaknaan tertentu, penuh dengan simbol.Upacara minum teh di Jepang, awalnya bersifat religius. Namun kemudian menjadi tradisi di kalangan bangsawan. Tidak heran, bila peralatan untuk membuat dan minum teh, terbuat dari bahan berkualitas, dan penuh sentuhan seni.
|selatan = [[Kabupaten Merangin]]
Seiring perkembangan jaman, dewasa ini semua lapisan masyarakat boleh melakukan upacara ini. Intinya, upacara minum teh dilakukan sebagai bentuk penghormatan tuan rumah kepada tamunya. Biasanya, menikmati minuman teh dilakukan disebuah ruang kecil, jauh dari keramaian dunia luar. Untuk menyambut tamunya, ruangan ini telah disiapkan sebelumnya. Tidak hanya bersih, ruangan inipun dihias dengan aneka tulisan.Sementara, segala peralatan untuk minum teh juga telah tertata rapi, mulai dari perapian untuk merebus air, mangkuk dan tak ketinggalan kue manis. Selama upacara ini berlangsung, terkesan kuat melekat filosofi masyarakat Jepang. Intinya hanya satu, sikap saling menghormati. Hal ini tercermin dari sikap tuan rumah dan para tamu.
|timur = [[Kabupaten Bungo]] dan [[Kabupaten Merangin]]
Pembuatan teh oleh tuan rumah dilakukan dengan gerakan yang serba takzim. Sementara tamu yang minum teh juga tidak kalah khidmat. Teh yang sudah siap, dituangkan kedalam sebuah mangkuk. Sebelum menyerahkan kepada tamu, tuan rumah memutar terlebih dahulu mangkok tersebut. Maksudnya, agar gambar pada mangkok tersebut menghadap tamu pada saat diberikan.Demikian pula sebaliknya, tamu memutar mangkok tersebut agar gambar pada mangkok menghadap tuan rumah pada saat dikembalikan. Ketika akan minum pun, tamu memutar mangkuknya agar gambar pada mangkok tidak tersentuh oleh mulutnya. Inilah salah satu wujud nyata sikap saling hormat tersebut.
|utara = [[Kabupaten Solok Selatan]], [[Sumatera Barat|Provinsi Sumatera Barat]]
Menutup rangkaian minum teh ini, tuan rumah tetap menunjukkan sikap hormatnya, dengan memperlihatkan peralatan minum dan teh yang baru saja disuguhkan. Ini untuk menyakinkan tamunya bahwa yang terbaiklah yang disuguhkan.Ritual minum teh di tanah air boleh dibilang tak sehebat seperti di Jepang atau Inggris. Ini dimungkinkan karena mudahnya mendapatkan teh di nusantara. Namun masyarakat cukup mengenal tradisi teh poci di tanah Jawa.
}}
Dalam tradisi ini, teh disajikan dalam poci yang terbuat dari tanah liat. Kekhususannya, bagian dalam poci tidak boleh dicuci, apalagi disentuh dengan sabun. Aroma sabun akan mempengaruhi aroma teh. Selain itu, endapan teh didalam poci, akan menambah harum teh yang baru dicelupkan.Dan untuk melengkapi kenikmatan sajian ini, teh harus dimimun dari cangkir porselen. Sebagai pemanis, tidak digunakan gula pasir biasa. Gula yang digunakan adalah gula batu. Paduan teh poci dengan gula batu, bagi pencinta teh, lebih nikmat. Apalagi ada teman ngobrol pelengkap minum teh poci.

Teh yang dinikmati diberbagai penjuru dunia, tidak tersaji begitu saja. Ia melewati serangkaian proses panjang, sejak di kebun di pabrik, hingga siap disajikan. Dan Indonesia, adalah salah satu produsen teh terbesar di dunia, bersama India, Cina, Srilangka dan Kenya.Dan inilah hamparan kebun teh terluas di Indonesia. Perkebunan ini berada di kaki Gunung Kerinci, di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Luasnya yang mencapai tiga ribu hektar, konon juga menjadi yang terbesar di dunia. Tahun 1925 adalah saat pertama teh ditanam di perkebunan ini. Saat itu, masih dalam masa penjajahan Belanda.
== Sejarah ==
Tiga tahun pertama hingga tahun 1928, adalah masa uji coba dan pengembangan tanaman teh diperkebunan ini. Hasilnya, baru dipetik tiga sampai empat tahun kemudian. Jari-jari tangan inilah yang memetik pucuk-pucuk teh muda. Hanya pucuk muda yang dipakai, sementara batang dan daun tua dibawahnya hanya menyediakan makanan bagi tumbuhnya tunas baru.
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_controleurswoning_van_H.H._Morison_en_P.A._Morison-Noordermeer_in_Kerintji_TMnr_60048866.jpg|jmpl|225px|Rumah ''[[controleur]]'' (pegawai kolonial di [[Hindia Belanda]]) Kerinci pada tahun 1931-1938]]
Pucuk teh muda berpindah ke keranjang melalui tangan-tangan trampil milik pemilik teh. Mereka tidak setahun dua tahun bekerja sebagai pemetik teh. Mereka seakan mengabdikan hidupnya di perkebunan tua ini. Entah sudah berapa kali, tanaman ini diremajakan, selama wanita ini bekerja sebagai pemetik teh. Setiap tiga atau tempat tahun tananam teh memang harus diremajakan, dengan dipangkas, agar tingginya tak lebih dari satu setengah meter.
Bukti kehadiran manusia modern (Homo sapiens) terawal di kawasan Kerinci ditemukan di Gua Ulu Tiangko (Merangin Sekarang). Indikasi tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Bennet Bronsot dan Teguh Asmar (1941). Mereka berhasil menemukan adanya serpihan batu obsidian dan sisa tulang hewan. Penanggalan menggunakan radiokarbon menunjukkan aktivitas manusia modern pada sekitar 15.000 tahun yang lalu.
Selain itu kemudahan memetik, ketinggian ini juga ideal untuk produksi yang maksimal. Menanam teh tidak sekedar memetik. Justru memetik adalah puncaknya. Merawatnya justru yang tidak mudah. Teh tergolong tanaman manja. Semakin tinggi curah hujan, semakin banyak persoalan, dan semakin lembab semakin banyak penyakit menghampiri.Tanaman teh di kaki Gunung Kerinci ini adalah tanaman yang ditanam sejak pertama kali, tahun 1920-an. Dan masih produktif. Entah sampai kapan. Yang pasti 12 sampai 14 hari setelah pucuk teh muda dipetik, segera muncul tunas baru. Dan begitu seterusnya.

Ini membuat pekerjaan pemetik teh seakan tak pernah selesai. Padahal, setiap harinya, puluhan kilogram pucuk teh muda dipetik oleh seorang pemetik teh. Dan seakan tidak dapat menunggu, pucuk-pucuk teh muda ini, segera diangkut dengan truk ke pabrik pengolahan. Mesin-mesin pengolah teh yang usianya tidak lagi muda, sudah menunggu disana.Setibanya di pabrik teh, pucuk-pucuk teh muda harus segera diolah. Ia tidak dapat menunggu waktu. Bak-bak pelayuan siap menampung pucuk-pucuk teh untuk dilayukan. Proses pelayunan dilakukan dengan menghembuskan angin melalui kompresor, selama 18 jam.
*MASA PRAAKSARA*
Proses pelayuan harus segerakan, karena bila pucuk-pucuk teh layu dengan sendirinya ia akan mengeluarkan aroma tak sedap. Untuk menjaga aroma teh ini, siapapun sejak masuk kelingkungan pabrik tidak dibenarkan untuk menggunakan wewangian, apalagi merokok. Dikhawatirkan teh akan menyerap aromanya.Sementara aroma teh, adalah salah satu kunci kualitas teh. Proses pelayuan ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air daun teh. Dengan kadar air yang tinggi kualitas teh menurun, sebab rasanya berkurang.

Teh yang telah layu akan dimasukan kedalam mesin penggulungan. 40 menit lamanya proses penggulungan ini, yang juga sekaligus proses awal sortasi. Masih dalam keadaan tergulung, daun teh disortir dengan diayak. Lepas dari itu segera dilakukan proses fermentasi, yang biasanya berlangsung selama 115 sampai 135 menit.Proses pengolahan teh belum berakhir, masih harus melalui proses pengeringan, selama 15 sampai 25 menit. Hingga proses ini, bobot teh, tersisa 22 atau 23 persenya dari pucuk saat dipetik.
Migrasi para penutur Austronesia ke wilayah Kerinci terjadi pada sekitar 3500 tahun yang lalu. Bukti kehadiran mereka terdapat di situs Bukit Arat, dan situs Koto Pekih dengan temuan alat-alat neolitik dan tembikar slip merah. Bukti paleoekologi di sekitar Danau Bento juga menunjukkan kehadiran Austronesia di sana berupa indikasi aktivitas pertanian padi dan pengembalaan kerbau.<ref>Setyaningsih, Christina dkk, 2019. "First Palaeoecological Evidence of Buffalo Husbandry and Rice Cultivation in the Kerinci Seblat National Park in Sumatra, Indonesia". Journal of vegetation history and archaeobotany, Springer, pp. 1-16</ref>
Teh kering disortir sesuai permintaan pasar, menurut bentuk, ukuran, berat dan warnanya. Yang amat menentukan dalam proses pengolahan teh adalah pengujiannya. Ini dilakukan secara manual oleh para penguji teh atau tea tester. Pengujian ini mencakup aroma, warna dan rasa. Akurasi tiga indera, mata, hidung dan lidah milik para penguji berperan besar.Teh yang telah teruji dan tersortir dalam berbagai kualitas, akhirnya tersaji diujung proses di pabrik ini. Bentuknya dikemas dalam kantong kertas, yang masing-masing beratnya 52 kilogram.

Teh ini siap untuk dikirim ke berbagai belahan dunia. Siap untuk dicampur dengan teh lain, untuk mendapatkan rasa dan aroma sesuai keinginan. Siap pula untuk dinikmati dan disajikan dalam berbagai bentuk. Aroma teh dari kaki Gunung Kerinci ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia.
Permukiman prasejarah yang lebih muda di Kerinci berlangsung pada abad ke-5 hingga abad ke-9 Masehi dengan tinggalan berupa megalitik Batu Silindrik, bekas rumah panggung, dan kubur tempayan yang berada satu lapisan budaya dengan temuan artefak perunggu dan besi.<ref>Bonatz, Dominik, 2015. 4000 Tahun Jejak Permukiman Manusia Sumatera: perspektif arkeologis di dataran tinggi pulau Sumatera. Medan: Unimed</ref>
(Chandra Dentana.red)

===Masa Kerajaan===

Pengaruh Hindu-Buddha di kawasan Kerinci belum terungkap sepenuhnya. Temuan lepas berupa arca perunggu Awalokisterwara dan Dipalaksmi pada zaman Kolonial menunjukkan adanya pengaruh Hindu-Buddha di wilayah ini. Pada Abad ke-14 M, Maharaja Dharmasraya dari Kerajaan Malayu di Hulu Batanghari menganugerahkan Kitab Undang-Undang kepada para Dipati di Silunjur Bhumi Kurinci. Kitab tersebut ditulis oleh Kuja Ali Dipati dan sekarang masih tersimpan sebagai pusaka Luhah Depati Talam, Dusun Tanjung Tanah.<ref>Kozok, Uli, 2006. Kitab Undang-undang Tanjung Tanah Naskah Melayu yang tertua tahun 2006, Yayasan obor Indonesia</ref>

Antara Abad 15-16 M, [[Kerajaan Jambi]] mulai menancapkan kekuasaan politiknya di wilayah Kerinci. Kerajaan Jambi mendudukkan pejabatnya sebagai wakil raja bergelar Pangeran Temenggung Mangku Negara di Muaro Masumai (Merangin, Sekarang). Pangeran Temengggung bertugas mengontrol dan menghubungkan para penguasa di wilayah Puncak Jambi yakni Serampas dan Kerinci dengan kekuasaan Kesultanan Jambi di hilir. Bukti hubungan antara Depati (kepala klan) di wilayah Kerinci berupa puluhan naskah surat piagam Raja yang masih disimpan sebagai pusaka hingga kini.<ref name="Sunliensyar, Hafiful Hadi 2019">Sunliensyar, Hafiful Hadi, 2019. Tanah, Kuasa, dan Niaga: Dinamika Relasi antara Orang Kerinci dan Kerajaan-Kerajaan Islam di Sekitarnya dari abad XVII hingga abad XIX. Jakarta: Perpusnas Press</ref> Di masa ini, terbentuk persekutuan para Depati di Kerinci seperti Depati IV dan Delapan Helai Kain dengan balai pertemuan berada di Sanggaran Agung.

Pada sekitar abad ke-17 M, para Depati di Kerinci mengadakan perjanjian dengan Kesultanan Inderapura di Pesisir Barat Sumatera. Perjanjian ini dikenal dengan nama Persumpahan Bukit Tinjau Laut karena dilaksanakan di Bukit tersebut. Perjanjian Bukit Tinjau Laut dihadiri oleh pihak [[Kesultanan Jambi]] yang diwakili Pangeran Temenggung, pihak [[Kesultanan Inderapura]] diwakili oleh Sultan Muhammadsyah atau dikenal dengan gelar Tuanku Berdarah Putih, dan pihak Kerinci yang diwakili oleh Depati Rencong Telang dari Pulau Sangkar dan Depati Rajo Mudo dari Kemantan. Isi perjanjian tersebut adalah untuk saling menjaga keamanan penduduk di tiga wilayah tersebut ketika mereka berniaga ke wilayah lain. Selain itu, perjanjian juga meliputi pemberlakuan mata uang yang berbeda di masing-masing wilayah tersebut “pitis sekeping dibagi tiga” serta aturan-aturan keringanan cukai bagi para peniaga Kerinci di Inderapura.<ref name="Sunliensyar, Hafiful Hadi 2019"/>

Pada abad ke-17 hingga abad ke-19 M,mulai terbentuk pemerintahan federasi lain di luar Depati IV dan VII Helai Kain di Kerinci. Seperti pemerintahan Siulak Tanah Sekudung pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Zainuddin, Kumun Tanah Kurnia pada masa Sultan Masud Badrudin, dan Tanah Pegawai Rajo Pegawai Jenang di Sungai Penuh pada masa Pangeran Sukarta Negara.

===Masa Kolonial===

Pada awal abad ke-19 M, orang-orang Eropa mulai mempelajari kawasan Kerinci dan penduduknya. Pada tahun 1800, Mr. Campbell seorang berkebangsaan Inggris yang berkedudukan di Muko-Muko masuk ke wilayah Kerinci secara diam-diam. Pada tahun 1901, utusan Belanda bernama Imam Marusa dari Muko-Muko terbunuh di Dusun Lolo dalam perjalanan pulang setelah menghadap Depati IV di Kerinci. Pembunuhan tersebut karena Imam Marusa dituduh memalsukan surat dari Depati IV yang berbunyi mengizinkan Belanda mendirikan loji di Kerinci.

Pada tahun 1903 M, Belanda berhasil membujuk Sultan Rusli, kepala Regent sekaligus Sultan Indrapura untuk untuk membawa pasukan ekspedisi Belanda ke Alam Kerinci. Pasukan Belanda masuk melalui Tapan menuju Koto Limau Sering turun di Sekungkung dan kemudian membuat markas di Rawang. Pasukan Belanda lalu melakukan menaklukkan dusun-dusun di Kerinci untuk tunduk kepada Belanda. Perlawanan keras dari penduduk Kerinci berlangsung di beberapa lokasi yakni Hiang, Pulau Tengah, dan Lolo. Di tiga tempat ini sejumlah pasukan Belanda berhasil dibunuh oleh hulubalang Kerinci. Pada September 1903, seluruh Dusun di Kerinci berhasil ditaklukkan. Untuk sementara waktu, Kerinci menjadi bagian Residentie Palembang sebagaimana wilayah bekas Kesultanan Jambi lainnya.

Pada tahun 1906, Pemerintah [[Hindia Belanda]] menjadikan Kerinci bagian dari Residentie Djambi atau [[Keresidenan Jambi]] setelah Djambi dipisahkan dari Residentie Palembang. Saat itu, Kerinci atau Korintji berstatus onderafdelling di bawah afdeeling Djambi Bovenlanden. Pada tahun 1912, status administratif Kerinci dinaikkan dari onderafdeeling menjadi afdeeling di bawah Residentie Djambi.

Pada tahun 1920-1, afdeeling Korintji dikeluarkan dari Residentie Djambi dan kemudian dimasukkan ke dalam Karesidenan Sumatra's Westkust (Keresidenan Sumatera Barat). Pada masa itu, Kerinci dijadikan wilayah setingkat ''onderafdeeling'' di bawah Afdeeling Painan. Pada akhir era [[Kolonial]], Kerinci berada dalam satu onderafdeeling dengan Inderapura.

===Masa Kemerdekaan===

Pada era Kemerdekaan, Kerinci merupakan wilayah setingkat kewedanan di bawah Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci. Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci berada di bawah Keresidenan Sumatera Barat, Subprovinsi Sumatera Tengah, Provinsi Sumatera.<ref>Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia</ref>

Kewedanan Kerinci terbagi menjadi tiga Kecamatan yaitu:
# Kecamatan Kerinci Hulu terdiri dari Kemendapoan Danau Bento, Kemendapoan Natasari, Kemendapoan Siulak (Wilayah Adat tanah Sekudung) serta Kemendapoan Semurup,
# Kecamatan Kerinci tengah terdiri dari Kemendapoan Depati Tujuh, Kemendapoan Kemantan, Kemendapoan Rawang, Kemendapoan Sungai Tutung, Kemendapoan Limo Dusun, Kemendapoan Penawar, Kemendapoan Hiang,dan Kemendapoan Keliling danau,
# Kecamatan Kerinci Hilir terdiri dari kemendapoan seleman,Kemendapoan 3 Helai Kain, kemendapoan Lempur, dan Kemendapoan Lolo.

Pada tahun 1954, ketika rakyat Jambi berjuang untuk mendirikan [[Provinsi Jambi]], salah seorang tokoh masyarakat Kerinci datang ke [[Bangko, Merangin|Bangko]] untuk menghadiri pertemuan dengan Front Pemuda Jambi. Kedatangan beliau dalam rangka untuk mendengarkan aspirasi masyarakat Kerinci terkait keinginan mereka untuk bergabung dengan Provinsi Jambi yang akan dibentuk. Salah satu tokoh Kerinci yang hadir yakni Sati Depati Anom mengatakan bahwa "Pucuk Jambi Sembilan Lurah", tidak lengkap kalau di dalamnya tidak termasuk Kerinci.<ref>Ajisman (2015) [http://repositori.kemdikbud.go.id/10255/ Orang Minangkabau di Kerinci: dari kemerdekaan sampai reformasi 1945-1998] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220217070928/http://repositori.kemdikbud.go.id/10255/|date=2022-02-17}}. BPNB Sumatera Barat, Padang, pp. 1-142. ISBN 9786028742900</ref>

Melalui UU No 61 tahun 1958, pada tahun 1958 Kerinci ditetapkan menjadi satu kabupaten yang berdiri sendiri, dan masuk ke dalam wilayah Provinsi Jambi.

=== Etimologi ===
Nama ''"Kerinci"'' berasal dari bahasa Tamil ''"Kurinci"''. Tanah Tamil dapat dibagi menjadi empat kawasan yang dinamakan menurut bunga yang khas untuk masing-masing daerah. Bunga yang khas untuk daerah pegunungan ialah bunga '''Kurinci''' (Latin ''Strobilanthus''. Dengan demikian Kurinci juga berarti 'kawasan pegunungan'.{{cn}}

Zaman dahulu, Sumatra dikenal dengan istilah Swarnadwipa atau Swarnabhumi (tanah atau pulau emas). Kala itu Kerinci, Lebong, dan Minangkabau menjadi wilayah penghasil [[emas]] utama di Indonesia (walaupun kebanyakan sumber emas terdapat di luar Kabupaten Kerinci di daerah Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin). Di daerah Kerinci banyak ditemukan batu-batuan [[Megalitik]] dari zaman Perunggu (Bronze Age) dengan pengaruh [[Budha]] termasuk keramik Tiongkok. Hal ini menunjukkan wilayah ini telah banyak berhubungan dengan dunia luar.

Awalnya ''Kerinci'' adalah nama sebuah gunung dan danau (''tasik''), tetapi kemudian wilayah yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama. Dengan begitu daerahnya disebut sebagai Kerinci (''Kinci'' atau ''Kince'' atau “Kincai” dalam bahasa setempat), dan penduduknya pun disebut sebagai orang Kerinci.

== Pemerintahan ==
[[File:KITLV A1132 - Bestuursambtenaren van Kerintji, KITLV 119862.tiff|jmpl|235px|Pejabat Pemerintahan Kerintji, Hindia Belanda sekitar tahun (1918-1923)]]

=== Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Kerinci}}

Saat ini, kabupaten Kerinci dipimpin oleh penjabat bupati, Asraf. Ia dilantik oleh gubernur [[Jambi]], [[Al Haris]], pada 4 November 2023. Asraf menggantikan jabatan bupati definitif, [[Adirozal]], bersama wakil bupati definitif, [[Ami Taher]].<ref>{{cite web|url=https://kerincikab.go.id/detilberita/444/departments.html|title=Pelantikan Penjabat Bupati Kerinci Asraf, S.Pt., M.Si oleh Gubernur Jambi Al Haris S.Sos, MH|website=kerincikab.go.id|accessdate=29 Desember 2023}}</ref>

{| class="wikitable"
|-
!colspan=2|Bupati
!Awal menjabat
!Akhir menjabat
!Wakil Bupati
|-
|[[Berkas:Asraf Kerinci.jpg|100px]]
|<center>Asraf<br> ([[Penjabat]])
|<center>4 November 2023
|<center>''Petahana''
|<center>''Lowong''
|}

=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerinci}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerinci}}

=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kerinci}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kerinci}}

=== Pemekaran ===
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari [[Kota Sungai Penuh]]. Kecamatan-kecamatan yang dimaksud adalah:
* [[Hamparan Rawang, Sungaipenuh|Hamparan Rawang]]
* [[Kumun Debai, Sungaipenuh|Kumun Debai]]
* [[Pesisir Bukit, Sungaipenuh|Pesisir Bukit]]
* [[Sungai Penuh, Sungaipenuh|Sungai Penuh]]
* [[Tanah Kampung, Sungaipenuh|Tanah Kampung]]

== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000]], sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci berasal dari suku [[Suku Kerinci|Kerinci]].<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jambi.bps.go.id/indicator/12/1107/1/penduduk-menurut-wilayah-administrasi-dan-suku-bangsa.html|title=Penduduk Menurut Administrasi dan Suku Bangsa|date=([[2000]])|website=jambi.bps.go.id|accessdate=16 Juni 2022|archive-date=2022-11-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20221128091218/https://jambi.bps.go.id/indicator/12/1107/1/penduduk-menurut-wilayah-administrasi-dan-suku-bangsa.html|dead-url=no}}</ref> Sementara suku lainnya, banyak berasal dari suku [[Suku Jawa|Jawa]], dan sebagian dari [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Jambi|Jambi]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan suku lainnya. Data ini masih termasuk untuk [[Kota Sungai Penuh]] sebelum dimekarkan pada tahun [[2008]].<ref name="SUKU"/> Berikut adalah banyaknya penduduk Kabupaten Kerinci berdasarkan suku bangsa:

{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah<br> ([[2000]])
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
| 1
| [[Suku Kerinci|Kerinci]]
! style="text-align: right;" | 238.455
! style="text-align: right;" | 80,82%
|-
| 2
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| style="text-align: right;" | 30.434
| style="text-align: right;" | 10,32%
|-
| 3
| [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| style="text-align: right;" | 18.900
| style="text-align: right;" | 6,41%
|-
| 4
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| style="text-align: right;" | 1.729
| style="text-align: right;" | 0,59%
|-
| 5
| [[Suku Batak|Batak]]
| style="text-align: right;" | 1.340
| style="text-align: right;" | 0,45%
|-
| 6
| [[Suku Jambi|Melayu Jambi]]
| style="text-align: right;" | 1.062
| style="text-align: right;" | 0,36%
|-
| 7
| [[Suku Melayu|Melayu Luar]]
| style="text-align: right;" | 1.002
| style="text-align: right;" | 0,34%
|-
| 8
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 209
| style="text-align: right;" | 0,07%
|-
| 9
| Suku lainnya
| style="text-align: right;" | 1.909
| style="text-align: right;" | 0,64%
|-
!
! Kabupaten Kerinci
! style="text-align: right;" | 295.040
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}

=== Budaya ===
Masyarakat Kerinci menganut sistem adat [[matrilineal]]. Rumah suku Kerinci disebut "Larik", yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung dan dihuni oleh beberapa keluarga yang masih satu keturunan. [[Suku Kerinci]] memiliki banyak tarian tradisional seperti Tarian Asyeik Naik Mahligai, Mandi Taman, Ngayun Luci tarian ini merupakan peninggalan dari tradisi [[Animisme]]. Setelah masuknya Islam, Berkembang Tarian yang lebih Islami seperti tari Rangguk, Sike Rebana, dan Iyo-iyo. [[Suku Kerinci]] juga memiliki sastra Lisan yang tertuang dalam bentuk Tale, Barendih, Mantau, Nyaho, Kunun dan K'ba. Selain itu,[[Suku Kerinci]] memiliki seni bela diridan permainan tradisional seperti Pencak Silat dan Ngadu Tanduk.

=== Bahasa ===
[[Bahasa Kerinci]] termasuk salah satu anak cabang [[Bahasa Austronesia]], yang dekat dengan [[Bahasa Melayu Jambi]] dan [[Bahasa Minangkabau]].<ref>Narendra S. Bisht, T. S. Bankoti, Encyclopaedia of the South East Asian Ethnography, Global Vision Publishing House, 2004</ref> Ada lebih dari 130 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci.
-->
[[Berkas:Kab.Kerinci.svg|jmpl|190x190px|Lambang Kabupaten Kerinci|pra=Special:FilePath/4lOGO.jpg]]

== Ekonomi ==
=== Agrobisnis ===
Sumber perekonomian utama masyarakat di kabupaten Kerinci adalah dari sektor agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Hasil pertanian & perkebunan meliputi:
* Sayur mayur: tomat, cabai, kubis, labu, wortel, sawi, kol, buncis, kacang panjang, mentimun, kentang, dll
* Padi
* Tebu
* Tanaman hias
* Kayu-kayuan: Sengon, Jabon
Hasil perikanan & peternakan meliputi:
* Daging & telur ayam kampung (Ayam Buras)
* Daging & telur ayam ras
* Daging Sapi
* Ikan Lele
* Ikan Nila

=== Industri ===
Industri di Kabupaten Kerinci banyak bergerak dibidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi meliputi:
* Industri teh
* Industri makanan olahan (dodol kentang, keripik kentang, aneka camilan, dll)
* Industri minuman olahan (Teh Kulit Kayu Manis/Teh Kayu Manis, Minuman Herbal dari rempahan, (seperti: Sari Kunyit Sirih, Sari Kunyit Putih, Sari Jahe Merah, Sari Temulawak), sirup kayu manis, dll)
* Industri pemotongan & pengolahan kayu
* Industri pengolahan daging ayam kampung

== Transportasi ==
=== Darat ===
Terminal Semurup, salah satu terminal bayangan. Ada 2 lagi Terminal namun masih tahap pembangunan.

Ada beberpa mobil travel yang bisa digunakan antara lain:

* Kerinci Wisata Express
* Safa Marwa
* Ayu Transport
* Kerinci Utama, dsb

=== Udara ===
[[Bandar Udara Depati Parbo]] yang terletak di [[Sitinjau Laut, Kerinci|Sitinjau Laut]] saat ini melayani jurusan penerbangan [[Kerinci]] - Muara Bungo - [[Kota Jambi|Jambi]] ( [[Wings Air]] ), rencana jurusan baru Kerinci - Pekanbaru, Kerinci - Jakarta, Kerinci - Palembang, Kerinci - Batam, Kerinci - Padang dan Kerinci - Kuala Lumpur.

== Pariwisata ==
{{utama|Daftar tempat wisata di Jambi}}
Kabupaten Kerinci dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama [[Jambi]]. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Kerinci.
[[Berkas:Gunung_Kerinci.jpg|jmpl|223x223px|Gunung Kerinci|pra=Special:FilePath/Gunung_Kerinci.jpg]]
[[Berkas:Landscape Rawa Bento.jpg|jmpl|225px|Rawa Bento]]

=== Wisata Gunung ===
* [[Gunung Kerinci]] lewat desa [[Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci]]
* [[Gunung Kunyit]] lewat desa [[Talang Kemuning, Bukit Kerman, Kerinci]]
* [[Danau Gunung Tujuh, Kerinci|Gunung Tujuh]] lewat desa Pelompek, Kayu Aro, Kerinci

=== Wisata Danau ===
* [[Danau Kerinci]] pesanggrahan desa [[Sanggaran Agung, Danau Kerinci, Kerinci]]
* [[Danau Gunung Tujuh]] lewat desa [[Pelompek, Gunung Tujuh, Kerinci]]
* [[Danau Kaco]] Lewat [[Gunung Raya, Kerinci]]
* Danau Lingkat lewat Gunung Raya, Kerinci
* Danau Duo lewat Gunung Raya, Kerinci
* Danau Nyalo lewat Gunung Raya, Kerinci
* Danau Kecik lewat Gunung Raya, Kerinci
* [[Rawa Bento]] lewat Desa Jernih Jaya, Kecamatan [[Gunung Tujuh, Kerinci]]
* Danau Belibis lewat desa [[Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci]]

=== Wisata Air Terjun ===
* [[Air Terjun Telun Berasap]] lewat kecamatan [[Kayu Aro, Kerinci]]
* Air Terjun Pancaro Rayo lewat [[Pulau Tengah, Keliling Danau, Kerinci]]
* Air Terjun Talang Kemulun lewat desa [[Talang Kemulun, Danau Kerinci, Kerinci]]
* Air Terjun Pendung lewat desa [[Pendung Hilir, Air Hangat, Kerinci]]
* Air Terjun Tri Kontra lewat desa [[Pauh Tinggi, Gunung Tujuh, Kerinci]]
* Air Terjun Sungai Medang lewat desa [[Sungai Medang, Air Hangat Timur, Kerinci]]

=== Wisata Perkemahan ===

* Bukit Tirai Embun lewat desa [[Danau Tinggi, Gunung Kerinci, Kerinci]]
* Negla lewat desa [[Sungai Tutung, Air Hangat Timur, Kerinci]]
* Bukit Panawa lewat Kecamatan [[Keliling Danau, Kerinci]]
* [[Bukit Villa Indah]] lewat desa [[Baru Sungai Tutung, Air Hangat Timur, Kerinci]]
* Bukit Casseavera lewat desa [[Talang Kemulun, Danau Kerinci, Kerinci]]

=== Wisata Pemandian ===

* [[Air Panas Semurup]] lewat kecamatan [[Air Hangat, Kerinci]]
* Air Panas Sungai Tutung lewat desa [[Baru Sungai Tutung, Air Hangat Timur, Kerinci]]
* Air Panas Sungai Medang lewat desa [[Sungai Medang, Air Hangat Timur, Kerinci]]

=== Wisata Sejarah ===
* Makam Keramat Koto payung semurup tinggi, batu lesung, batu bersurat, wisata budaya, sejarah dan religi semurup kerinci, jambi. Kampung Batu Megalitikum desa [[Muak, Bukit Kerman, Kerinci]]

=== Wisata Agro ===
* [[Kebun Teh Kayu Aro]] kecamatan [[Kayu Aro, Kerinci|Kayu Aro,]] [[Kayu Aro Barat, Kerinci|Kayu Aro Barat]] dan [[Gunung Tujuh, Kerinci|Gunung Tujuh]]
* Wisata Peternakan Lebah Madu lewat desa [[Pulau Tengah, Keliling Danau, Kerinci]]

=== Wisata Religi ===
* Masjid Keramat desa [[Pulau Tengah, Keliling Danau, Kerinci]]

=== Kuliner Khas ===
Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa masakan khas, di antaranya:
* Beras Padi Payo
* [[Gulai ikan semah]]
* [[Dendeng Batokok|Dendeng Batokok Kerinci]]
* Soto Semurup
* Lemang Kantung Semar

=== Makanan ringan ===
Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa makanan ringan yang khas, di antaranya:
* [[Dodol Kentang]]
* [[Galamai|Dadeah]]
* [[Godok-godok|Gudok]]

=== Minuman ===
Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa minuman khas, di antaranya:
* [[Kayu manis|Sirup Kayu Manis]]
* Jahe Merah

== Pendidikan ==
{{utama|Daftar perguruan tinggi swasta di Jambi}}
=== Perguruan Tinggi ===
Kerinci memiliki bebrepa perguruan tinggi diantaranya sebagai berikut.
{{Col|2}}
* [[Institut Agama Islam Negeri Kerinci]]
* [[STIE Sakti Alam Kerinci]]
* STIA Nusantara Sakti Sungai Penuh
* STKIP Muhamadiyah Sungai Penuh
* STIT YPI Kerinci
* [[AMIK Depati Parbo Kerinci]]{{EndDiv}}

=== Sekolah Menengah Atas ===
Saat Ini Kabupaten Kerinci memiliki 14 SMA Negeri yang tersebar di tiap daerah Kabupaten Kerinci.
{{Col|2}}
* SMA Negeri 1 Kerinci
* SMA Negeri 2 Kerinci
* SMA Negeri 3 Kerinci
* SMA Negeri 4 Kerinci
* SMA Negeri 5 Kerinci
* SMA Negeri 6 Kerinci
* SMA Negeri 7 Kerinci
* SMA Negeri 8 Kerinci
* SMA Negeri 9 Kerinci
* SMA Negeri 10 Kerinci
* [[SMA Negeri 11 Kerinci]]
* SMA Negeri 12 Kerinci
* [[SMA Negeri 13 Kerinci]]
* SMA Negeri 14 Kerinci
{{EndDiv}}

== Lihat pula ==
* [[Daftar tokoh Kota Sungaipenuh]]

== Referensi ==
{{reflist|2}}

== Pranala luar ==
* [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/01/19/IMZ/mbm.20090119.IMZ129295.id.html Tempo Interaktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090629052446/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/01/19/IMZ/mbm.20090119.IMZ129295.id.html |date=2009-06-29 }}
* [http://pusaka-kerinci.com Dokumentasi pusaka warisan nenek moyang suku Kerinci] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170820123132/http://www.pusaka-kerinci.com/ |date=2017-08-20 }}.

{{Kabupaten Kerinci}}
{{Jambi}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Kabupaten Kerinci| ]]
[[Kategori:Jambi|Jambi]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Jambi]]

Revisi terkini sejak 10 Agustus 2024 09.11

Kabupaten Kerinci
Transkripsi bahasa daerah
 • Jawiكرينچي
Gunung Kerinci
Lambang resmi Kabupaten Kerinci
Motto: 
Sakti alam Kerinci
Peta
Peta
Kabupaten Kerinci di Sumatra
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci
Peta
Kabupaten Kerinci di Indonesia
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci (Indonesia)
Koordinat: 2°05′02″S 101°28′48″E / 2.0839°S 101.48°E / -2.0839; 101.48
Negara Indonesia
ProvinsiJambi
Tanggal berdiri10 November 1958
Dasar hukumUU No. 58 Tahun 1958
Ibu kotaSiulak
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiAsraf (Pj.)
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahZainal Efendi
Luas
 • Total3.807,28 km2 (1,470,00 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[3]
 • Total267.169
 • Kepadatan70/km2 (180/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 99,77% Islam
  • 0,01% Lainnya[3]
 • IPMKenaikan 73,77 (2023)
tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1501 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0748
Pelat kendaraanBH xxxx D*
Kode Kemendagri15.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 638.935.209.000,- (2020)
Flora resmiBunga Bangkai
Fauna resmiHarimau Sumatra
Situs webwww.kerincikab.go.id


Kabupaten Kerinci adalah kabupaten paling barat di provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan sekepal tanah dari surga. Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di Siulak.[5] Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di Sungai Penuh, yang saat ini berstatus sebagai kota.

Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil yaitu Kurinji, yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah pegunungan di India Selatan.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi dengan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Timur Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin
Selatan Kabupaten Merangin
Barat Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu
Rumah controleur (pegawai kolonial di Hindia Belanda) Kerinci pada tahun 1931-1938

Bukti kehadiran manusia modern (Homo sapiens) terawal di kawasan Kerinci ditemukan di Gua Ulu Tiangko (Merangin Sekarang). Indikasi tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Bennet Bronsot dan Teguh Asmar (1941). Mereka berhasil menemukan adanya serpihan batu obsidian dan sisa tulang hewan. Penanggalan menggunakan radiokarbon menunjukkan aktivitas manusia modern pada sekitar 15.000 tahun yang lalu.

  • MASA PRAAKSARA*

Migrasi para penutur Austronesia ke wilayah Kerinci terjadi pada sekitar 3500 tahun yang lalu. Bukti kehadiran mereka terdapat di situs Bukit Arat, dan situs Koto Pekih dengan temuan alat-alat neolitik dan tembikar slip merah. Bukti paleoekologi di sekitar Danau Bento juga menunjukkan kehadiran Austronesia di sana berupa indikasi aktivitas pertanian padi dan pengembalaan kerbau.[6]

Permukiman prasejarah yang lebih muda di Kerinci berlangsung pada abad ke-5 hingga abad ke-9 Masehi dengan tinggalan berupa megalitik Batu Silindrik, bekas rumah panggung, dan kubur tempayan yang berada satu lapisan budaya dengan temuan artefak perunggu dan besi.[7]

Masa Kerajaan

[sunting | sunting sumber]

Pengaruh Hindu-Buddha di kawasan Kerinci belum terungkap sepenuhnya. Temuan lepas berupa arca perunggu Awalokisterwara dan Dipalaksmi pada zaman Kolonial menunjukkan adanya pengaruh Hindu-Buddha di wilayah ini. Pada Abad ke-14 M, Maharaja Dharmasraya dari Kerajaan Malayu di Hulu Batanghari menganugerahkan Kitab Undang-Undang kepada para Dipati di Silunjur Bhumi Kurinci. Kitab tersebut ditulis oleh Kuja Ali Dipati dan sekarang masih tersimpan sebagai pusaka Luhah Depati Talam, Dusun Tanjung Tanah.[8]

Antara Abad 15-16 M, Kerajaan Jambi mulai menancapkan kekuasaan politiknya di wilayah Kerinci. Kerajaan Jambi mendudukkan pejabatnya sebagai wakil raja bergelar Pangeran Temenggung Mangku Negara di Muaro Masumai (Merangin, Sekarang). Pangeran Temengggung bertugas mengontrol dan menghubungkan para penguasa di wilayah Puncak Jambi yakni Serampas dan Kerinci dengan kekuasaan Kesultanan Jambi di hilir. Bukti hubungan antara Depati (kepala klan) di wilayah Kerinci berupa puluhan naskah surat piagam Raja yang masih disimpan sebagai pusaka hingga kini.[9] Di masa ini, terbentuk persekutuan para Depati di Kerinci seperti Depati IV dan Delapan Helai Kain dengan balai pertemuan berada di Sanggaran Agung.

Pada sekitar abad ke-17 M, para Depati di Kerinci mengadakan perjanjian dengan Kesultanan Inderapura di Pesisir Barat Sumatera. Perjanjian ini dikenal dengan nama Persumpahan Bukit Tinjau Laut karena dilaksanakan di Bukit tersebut. Perjanjian Bukit Tinjau Laut dihadiri oleh pihak Kesultanan Jambi yang diwakili Pangeran Temenggung, pihak Kesultanan Inderapura diwakili oleh Sultan Muhammadsyah atau dikenal dengan gelar Tuanku Berdarah Putih, dan pihak Kerinci yang diwakili oleh Depati Rencong Telang dari Pulau Sangkar dan Depati Rajo Mudo dari Kemantan. Isi perjanjian tersebut adalah untuk saling menjaga keamanan penduduk di tiga wilayah tersebut ketika mereka berniaga ke wilayah lain. Selain itu, perjanjian juga meliputi pemberlakuan mata uang yang berbeda di masing-masing wilayah tersebut “pitis sekeping dibagi tiga” serta aturan-aturan keringanan cukai bagi para peniaga Kerinci di Inderapura.[9]

Pada abad ke-17 hingga abad ke-19 M,mulai terbentuk pemerintahan federasi lain di luar Depati IV dan VII Helai Kain di Kerinci. Seperti pemerintahan Siulak Tanah Sekudung pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Zainuddin, Kumun Tanah Kurnia pada masa Sultan Masud Badrudin, dan Tanah Pegawai Rajo Pegawai Jenang di Sungai Penuh pada masa Pangeran Sukarta Negara.

Masa Kolonial

[sunting | sunting sumber]

Pada awal abad ke-19 M, orang-orang Eropa mulai mempelajari kawasan Kerinci dan penduduknya. Pada tahun 1800, Mr. Campbell seorang berkebangsaan Inggris yang berkedudukan di Muko-Muko masuk ke wilayah Kerinci secara diam-diam. Pada tahun 1901, utusan Belanda bernama Imam Marusa dari Muko-Muko terbunuh di Dusun Lolo dalam perjalanan pulang setelah menghadap Depati IV di Kerinci. Pembunuhan tersebut karena Imam Marusa dituduh memalsukan surat dari Depati IV yang berbunyi mengizinkan Belanda mendirikan loji di Kerinci.

Pada tahun 1903 M, Belanda berhasil membujuk Sultan Rusli, kepala Regent sekaligus Sultan Indrapura untuk untuk membawa pasukan ekspedisi Belanda ke Alam Kerinci. Pasukan Belanda masuk melalui Tapan menuju Koto Limau Sering turun di Sekungkung dan kemudian membuat markas di Rawang. Pasukan Belanda lalu melakukan menaklukkan dusun-dusun di Kerinci untuk tunduk kepada Belanda. Perlawanan keras dari penduduk Kerinci berlangsung di beberapa lokasi yakni Hiang, Pulau Tengah, dan Lolo. Di tiga tempat ini sejumlah pasukan Belanda berhasil dibunuh oleh hulubalang Kerinci. Pada September 1903, seluruh Dusun di Kerinci berhasil ditaklukkan. Untuk sementara waktu, Kerinci menjadi bagian Residentie Palembang sebagaimana wilayah bekas Kesultanan Jambi lainnya.

Pada tahun 1906, Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Kerinci bagian dari Residentie Djambi atau Keresidenan Jambi setelah Djambi dipisahkan dari Residentie Palembang. Saat itu, Kerinci atau Korintji berstatus onderafdelling di bawah afdeeling Djambi Bovenlanden. Pada tahun 1912, status administratif Kerinci dinaikkan dari onderafdeeling menjadi afdeeling di bawah Residentie Djambi.

Pada tahun 1920-1, afdeeling Korintji dikeluarkan dari Residentie Djambi dan kemudian dimasukkan ke dalam Karesidenan Sumatra's Westkust (Keresidenan Sumatera Barat). Pada masa itu, Kerinci dijadikan wilayah setingkat onderafdeeling di bawah Afdeeling Painan. Pada akhir era Kolonial, Kerinci berada dalam satu onderafdeeling dengan Inderapura.

Masa Kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]

Pada era Kemerdekaan, Kerinci merupakan wilayah setingkat kewedanan di bawah Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci. Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci berada di bawah Keresidenan Sumatera Barat, Subprovinsi Sumatera Tengah, Provinsi Sumatera.[10]

Kewedanan Kerinci terbagi menjadi tiga Kecamatan yaitu:

  1. Kecamatan Kerinci Hulu terdiri dari Kemendapoan Danau Bento, Kemendapoan Natasari, Kemendapoan Siulak (Wilayah Adat tanah Sekudung) serta Kemendapoan Semurup,
  2. Kecamatan Kerinci tengah terdiri dari Kemendapoan Depati Tujuh, Kemendapoan Kemantan, Kemendapoan Rawang, Kemendapoan Sungai Tutung, Kemendapoan Limo Dusun, Kemendapoan Penawar, Kemendapoan Hiang,dan Kemendapoan Keliling danau,
  3. Kecamatan Kerinci Hilir terdiri dari kemendapoan seleman,Kemendapoan 3 Helai Kain, kemendapoan Lempur, dan Kemendapoan Lolo.

Pada tahun 1954, ketika rakyat Jambi berjuang untuk mendirikan Provinsi Jambi, salah seorang tokoh masyarakat Kerinci datang ke Bangko untuk menghadiri pertemuan dengan Front Pemuda Jambi. Kedatangan beliau dalam rangka untuk mendengarkan aspirasi masyarakat Kerinci terkait keinginan mereka untuk bergabung dengan Provinsi Jambi yang akan dibentuk. Salah satu tokoh Kerinci yang hadir yakni Sati Depati Anom mengatakan bahwa "Pucuk Jambi Sembilan Lurah", tidak lengkap kalau di dalamnya tidak termasuk Kerinci.[11]

Melalui UU No 61 tahun 1958, pada tahun 1958 Kerinci ditetapkan menjadi satu kabupaten yang berdiri sendiri, dan masuk ke dalam wilayah Provinsi Jambi.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama "Kerinci" berasal dari bahasa Tamil "Kurinci". Tanah Tamil dapat dibagi menjadi empat kawasan yang dinamakan menurut bunga yang khas untuk masing-masing daerah. Bunga yang khas untuk daerah pegunungan ialah bunga Kurinci (Latin Strobilanthus. Dengan demikian Kurinci juga berarti 'kawasan pegunungan'.[butuh rujukan]

Zaman dahulu, Sumatra dikenal dengan istilah Swarnadwipa atau Swarnabhumi (tanah atau pulau emas). Kala itu Kerinci, Lebong, dan Minangkabau menjadi wilayah penghasil emas utama di Indonesia (walaupun kebanyakan sumber emas terdapat di luar Kabupaten Kerinci di daerah Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin). Di daerah Kerinci banyak ditemukan batu-batuan Megalitik dari zaman Perunggu (Bronze Age) dengan pengaruh Budha termasuk keramik Tiongkok. Hal ini menunjukkan wilayah ini telah banyak berhubungan dengan dunia luar.

Awalnya Kerinci adalah nama sebuah gunung dan danau (tasik), tetapi kemudian wilayah yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama. Dengan begitu daerahnya disebut sebagai Kerinci (Kinci atau Kince atau “Kincai” dalam bahasa setempat), dan penduduknya pun disebut sebagai orang Kerinci.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
Pejabat Pemerintahan Kerintji, Hindia Belanda sekitar tahun (1918-1923)

Saat ini, kabupaten Kerinci dipimpin oleh penjabat bupati, Asraf. Ia dilantik oleh gubernur Jambi, Al Haris, pada 4 November 2023. Asraf menggantikan jabatan bupati definitif, Adirozal, bersama wakil bupati definitif, Ami Taher.[12]

Bupati Awal menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
Asraf
(Penjabat)
4 November 2023
Petahana
Lowong

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kerinci dalam dua periode terakhir.[13][14]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 2 Kenaikan 4
Gerindra 5 Steady 5
PDI-P 4 Penurunan 3
Golkar 5 Penurunan 4
NasDem 2 Steady 2
PKS 0 Kenaikan 3
Perindo (baru) 1
PPP 3 Penurunan 0
PAN 4 Kenaikan 5
Hanura 1 Penurunan 0
Demokrat 3 Steady 3
PBB 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 30 Steady 30
Jumlah Partai 10 Penurunan 9


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kerinci memiliki 18 kecamatan, 2 kelurahan dan 285 desa (dari total 141 kecamatan, 163 kelurahan dan 1.399 desa di seluruh Jambi). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 235.735 jiwa dengan luas wilayahnya 3.355,27 km² dan sebaran penduduk 70 jiwa/km².[15][16]

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri tahun 2013, jumlah penduduk di wilayah ini adalah 244.018 jiwa (dari penduduk seluruh Provinsi Jambi yang berjumlah 3.532.126 jiwa). Dengan luas daerah 3.355,27 km2 (dari luas Provinsi Jambi 50.058,16 km2), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 73 jiwa/km² (dibanding tingkat kepadatan Provinsi Jambi sebesar 71 jiwa/km²).[butuh rujukan]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kerinci, adalah sebagai berikut:

Kemendagri Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
15.01.05 Air Hangat 16 Desa
15.01.21 Air Hangat Barat 12 Desa
15.01.11 Air Hangat Timur 25 Desa
15.01.07 Batang Merangin 9 Desa
15.01.20 Bukit Kerman 15 Desa
15.01.02 Danau Kerinci 13 Desa
15.01.23 Danau Kerinci Barat 14 Desa
15.01.17 Depati Tujuh 20 Desa
15.01.06 Gunung Kerinci 1 15 Desa
Kelurahan
15.01.01 Gunung Raya 1 11 Desa
Kelurahan
15.01.15 Gunung Tujuh 13 Desa
15.01.09 Kayu Aro 21 Desa
15.01.19 Kayu Aro Barat 17 Desa
15.01.08 Keliling Danau 18 Desa
15.01.04 Sitinjau Laut 14 Desa
15.01.16 Siulak 26 Desa
15.01.18 Siulak Mukai 14 Desa
15.01.22 Tanah Cogok 12 Desa
TOTAL 2 287


Pemekaran

[sunting | sunting sumber]

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari Kota Sungai Penuh. Kecamatan-kecamatan yang dimaksud adalah:

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci berasal dari suku Kerinci.[17] Sementara suku lainnya, banyak berasal dari suku Jawa, dan sebagian dari Minangkabau, Sunda, Batak, Jambi, Tionghoa, dan suku lainnya. Data ini masih termasuk untuk Kota Sungai Penuh sebelum dimekarkan pada tahun 2008.[17] Berikut adalah banyaknya penduduk Kabupaten Kerinci berdasarkan suku bangsa:

No Suku Jumlah
(2000)
%
1 Kerinci 238.455 80,82%
2 Jawa 30.434 10,32%
3 Minangkabau 18.900 6,41%
4 Sunda 1.729 0,59%
5 Batak 1.340 0,45%
6 Melayu Jambi 1.062 0,36%
7 Melayu Luar 1.002 0,34%
8 Tionghoa 209 0,07%
9 Suku lainnya 1.909 0,64%
Kabupaten Kerinci 295.040 100%

Masyarakat Kerinci menganut sistem adat matrilineal. Rumah suku Kerinci disebut "Larik", yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung dan dihuni oleh beberapa keluarga yang masih satu keturunan. Suku Kerinci memiliki banyak tarian tradisional seperti Tarian Asyeik Naik Mahligai, Mandi Taman, Ngayun Luci tarian ini merupakan peninggalan dari tradisi Animisme. Setelah masuknya Islam, Berkembang Tarian yang lebih Islami seperti tari Rangguk, Sike Rebana, dan Iyo-iyo. Suku Kerinci juga memiliki sastra Lisan yang tertuang dalam bentuk Tale, Barendih, Mantau, Nyaho, Kunun dan K'ba. Selain itu,Suku Kerinci memiliki seni bela diridan permainan tradisional seperti Pencak Silat dan Ngadu Tanduk.

Bahasa Kerinci termasuk salah satu anak cabang Bahasa Austronesia, yang dekat dengan Bahasa Melayu Jambi dan Bahasa Minangkabau.[18] Ada lebih dari 130 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci. -->

Lambang Kabupaten Kerinci

Agrobisnis

[sunting | sunting sumber]

Sumber perekonomian utama masyarakat di kabupaten Kerinci adalah dari sektor agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Hasil pertanian & perkebunan meliputi:

  • Sayur mayur: tomat, cabai, kubis, labu, wortel, sawi, kol, buncis, kacang panjang, mentimun, kentang, dll
  • Padi
  • Tebu
  • Tanaman hias
  • Kayu-kayuan: Sengon, Jabon

Hasil perikanan & peternakan meliputi:

  • Daging & telur ayam kampung (Ayam Buras)
  • Daging & telur ayam ras
  • Daging Sapi
  • Ikan Lele
  • Ikan Nila

Industri di Kabupaten Kerinci banyak bergerak dibidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi meliputi:

  • Industri teh
  • Industri makanan olahan (dodol kentang, keripik kentang, aneka camilan, dll)
  • Industri minuman olahan (Teh Kulit Kayu Manis/Teh Kayu Manis, Minuman Herbal dari rempahan, (seperti: Sari Kunyit Sirih, Sari Kunyit Putih, Sari Jahe Merah, Sari Temulawak), sirup kayu manis, dll)
  • Industri pemotongan & pengolahan kayu
  • Industri pengolahan daging ayam kampung

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Terminal Semurup, salah satu terminal bayangan. Ada 2 lagi Terminal namun masih tahap pembangunan.

Ada beberpa mobil travel yang bisa digunakan antara lain:

  • Kerinci Wisata Express
  • Safa Marwa
  • Ayu Transport
  • Kerinci Utama, dsb

Bandar Udara Depati Parbo yang terletak di Sitinjau Laut saat ini melayani jurusan penerbangan Kerinci - Muara Bungo - Jambi ( Wings Air ), rencana jurusan baru Kerinci - Pekanbaru, Kerinci - Jakarta, Kerinci - Palembang, Kerinci - Batam, Kerinci - Padang dan Kerinci - Kuala Lumpur.

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kerinci dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama Jambi. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Kerinci.

Gunung Kerinci
Rawa Bento

Wisata Gunung

[sunting | sunting sumber]

Wisata Danau

[sunting | sunting sumber]

Wisata Air Terjun

[sunting | sunting sumber]

Wisata Perkemahan

[sunting | sunting sumber]

Wisata Pemandian

[sunting | sunting sumber]

Wisata Sejarah

[sunting | sunting sumber]
  • Makam Keramat Koto payung semurup tinggi, batu lesung, batu bersurat, wisata budaya, sejarah dan religi semurup kerinci, jambi. Kampung Batu Megalitikum desa Muak, Bukit Kerman, Kerinci

Wisata Agro

[sunting | sunting sumber]

Wisata Religi

[sunting | sunting sumber]

Kuliner Khas

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa masakan khas, di antaranya:

Makanan ringan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa makanan ringan yang khas, di antaranya:

Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa minuman khas, di antaranya:

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]

Kerinci memiliki bebrepa perguruan tinggi diantaranya sebagai berikut.

Sekolah Menengah Atas

[sunting | sunting sumber]

Saat Ini Kabupaten Kerinci memiliki 14 SMA Negeri yang tersebar di tiap daerah Kabupaten Kerinci.

  • SMA Negeri 1 Kerinci
  • SMA Negeri 2 Kerinci
  • SMA Negeri 3 Kerinci
  • SMA Negeri 4 Kerinci
  • SMA Negeri 5 Kerinci
  • SMA Negeri 6 Kerinci
  • SMA Negeri 7 Kerinci
  • SMA Negeri 8 Kerinci
  • SMA Negeri 9 Kerinci
  • SMA Negeri 10 Kerinci
  • SMA Negeri 11 Kerinci
  • SMA Negeri 12 Kerinci
  • SMA Negeri 13 Kerinci
  • SMA Negeri 14 Kerinci

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-28. Diakses tanggal 2021-10-28. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-09. Diakses tanggal 2013-05-02. 
  3. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2 April 2024. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.jambi.bps.go.id. Diakses tanggal 29 Desember 2023. 
  5. ^ Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci dari wilayah kota Sungai Penuh ke wilayah kecamatan Siulak
  6. ^ Setyaningsih, Christina dkk, 2019. "First Palaeoecological Evidence of Buffalo Husbandry and Rice Cultivation in the Kerinci Seblat National Park in Sumatra, Indonesia". Journal of vegetation history and archaeobotany, Springer, pp. 1-16
  7. ^ Bonatz, Dominik, 2015. 4000 Tahun Jejak Permukiman Manusia Sumatera: perspektif arkeologis di dataran tinggi pulau Sumatera. Medan: Unimed
  8. ^ Kozok, Uli, 2006. Kitab Undang-undang Tanjung Tanah Naskah Melayu yang tertua tahun 2006, Yayasan obor Indonesia
  9. ^ a b Sunliensyar, Hafiful Hadi, 2019. Tanah, Kuasa, dan Niaga: Dinamika Relasi antara Orang Kerinci dan Kerajaan-Kerajaan Islam di Sekitarnya dari abad XVII hingga abad XIX. Jakarta: Perpusnas Press
  10. ^ Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia
  11. ^ Ajisman (2015) Orang Minangkabau di Kerinci: dari kemerdekaan sampai reformasi 1945-1998 Diarsipkan 2022-02-17 di Wayback Machine.. BPNB Sumatera Barat, Padang, pp. 1-142. ISBN 9786028742900
  12. ^ "Pelantikan Penjabat Bupati Kerinci Asraf, S.Pt., M.Si oleh Gubernur Jambi Al Haris S.Sos, MH". kerincikab.go.id. Diakses tanggal 29 Desember 2023. 
  13. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kerinci Periode 2014-2019
  14. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kerinci 2019-2024
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  16. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  17. ^ a b "Penduduk Menurut Administrasi dan Suku Bangsa". jambi.bps.go.id. (2000). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-28. Diakses tanggal 16 Juni 2022. 
  18. ^ Narendra S. Bisht, T. S. Bankoti, Encyclopaedia of the South East Asian Ethnography, Global Vision Publishing House, 2004

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]