Amorphophallus
Amorphophallus | |
---|---|
Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Ordo: | Alismatales |
Famili: | Araceae |
Subfamili: | Aroideae |
Tribus: | Thomsonieae |
Genus: | Amorphophallus Blume ex Decne.[1] |
Spesies | |
Lihat pada teks. | |
Sinonim | |
|
Amorphophallus adalah nama genus tumbuhan dari famili talas-talasan (Araceae). Bunga dan tumbuhan vegetatifnya (daun) tumbuh bergantian. Bunganya pada waktu-waktu tertentu mengeluarkan bau bangkai yang keras, sehingga umum dinamai sebagai bunga bangkai. Beranggotakan sekitar 200 spesies, herba berumbi ini menyebar di wilayah tropika dan ugahari. Nama ilmiahnya berasal dari bentuk bunganya yang menyerupai penis rusak (Gr.: amorphos, bentuk yang rusak; phallos, alat kelamin lelaki).[2]
Umbi dan bagian-bagian lain dari tanaman mengeluarkan getah yang gatal. Namun umbi dari beberapa jenisnya dapat dimakan setelah diproses dengan cara tertentu, atau diolah lebih lanjut menjadi tepung bahan kue-kue dan makanan lain.[3]
Pemerian
[sunting | sunting sumber]Tumbuhan berupa terna atau herba, dengan umbi di bawah tanah. Fase vegetatif (daun) tumbuh bergantian dengan fase generatif (bunga dan buah). Beberapa jenis berukuran kecil, tetapi beberapa yang lain tumbuh meraksasa. Umbi bulat gepeng atau agak gepeng, ada pula yang agak silindris memanjang tak beraturan, hingga serupa wortel. Daun biasanya soliter pada tumbuhan dewasa, jarang-jarang 2-3, meskipun kadang-kadang 2-3 helai pada yang muda. Tangkai daun biasanya panjang, halus, jarang-jarang kasar berbintil, biasanya dengan pola-pola loreng dari pelbagai warna dan bentuk. Helaian daun kurang lebih membundar pada garis besarnya, majemuk, terbagi dalam 3 poros utama yang kurang lebih sama besarnya, masing-masing terbagi-bagi lagi dalam anak-anak daun bentuk jorong-lonjong hingga bentuk garis, dengan ujung meruncing atau berekor, anak daun yang ujung paling besar.[4]
Perbungaan dalam tongkol soliter, jarang-jarang tumbuh bersama daun; ketika muda terlindungi oleh seludang bentuk perahu; tongkol duduk, lebih pendek atau jauh lebih panjang dari seludang. Tongkol kurang lebih terbagi atas bagian betina, di mana bunga-bunga betina duduk berjejal-jejal; bagian jantan; dan bagian steril yang disebut apendiks, di bagian paling atas. Buah berupa buah buni berbiji-1 hingga banyak; jingga-merah jika masak, jarang biru atau putih; biji bentuk elipsoid.[4]
Agihan dan ekologi
[sunting | sunting sumber]Bunga bangkai merupakan tumbuhan dataran rendah dari wilayah tropika dan ugahari, menyebar dari Afrika barat ke timur hingga kepulauan di Samudra Pasifik. Jenis-jenisnya tidak ditemukan di Amerika, walaupun ada sejenis kerabatnya yang tumbuh di sana, yakni Dracontium.
Terna ini kebanyakan didapati tumbuh di hutan-hutan hujan dataran rendah, hutan musim, termasuk pula di hutan-hutan yang terganggu, hutan sekunder dan lahan-lahan pertanian. Jarang didapati di tanah kapur, bunga bangkai kadang-kadang ditemukan tumbuh di lapangan-lapangan yang terbengkalai.
Banyak jenisnya yang bersifat endemik. Dari sekitar 25 spesies yang tumbuh di Indonesia, 18 di antaranya endemik: delapan spesies menyebar terbatas di Sumatra, lima di Jawa, tiga di Kalimantan, dan satu spesies endemik Sulawesi.[5]
Bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum terkenal karena memiliki bunga terbesar, yang ukurannya mencapai tinggi 2,5 meter dan lebar 1,5 m. Bunga Amorphophallus gigas tingginya dapat melebihi bunga A. titanum, tetapi dengan tangkai bunga yang panjang; ‘kuntum’ bunganya sendiri relatif lebih pendek. Keduanya tumbuhan endemik dari hutan-hutan Sumatra.
Spesies
[sunting | sunting sumber]Diperkirakan sejumlah 170[4] hingga 200 spesies yang menjadi anggota marga Amorphophallus. Berikut ini daftar spesies menurut International Aroid Society:[6]
- A. aberrans Hett.; Thailand
- A. abyssinicus (Rich.) N.E. Br.; Afrika
- A. abyssinicus subsp. abyssinicus
- A. abyssinicus subsp. akeassii
- A. abyssinicus subsp. unyikae
- A. adamsensis L.M. Magtoto et al.; Filipina
- A. albispathus Hett.; Thailand
- A. albus Liu & Wei; Tiongkok
- A. amygdaloides Hett. & M. Sizemore; Thailand
- A. andranogidroensis Hett. & Mangelsdorff; Madagaskar
- A. angolensis (Welw. ex Schott) N.E. Br.; Afrika (Angola, Gabon, Zaire)
- A. angolensis subsp. angolensis
- A. angolensis subsp. maculatus
- A. angulatus Hett. & A. Vogel; Sarawak
- A. angustispathus Hett.; Burma
- A. ankarana Hett.; Madagascar
- A. annulifer Hett.; Jawa Barat
- A. antsingyensis Bogner, Hett. & Ittenb.; Madagaskar
- A. aphyllus (Hook.) Hutch.; Afrika (Senegal, Guinea Bissau, Sierra Leone, ? Gambia)
- A. arcuspadix A. Galloway, A. Ongsakul, & P. Schmidt; Laos
- A. asper Engl.; Sumatra
- A. asterostigmatus Bogn. & Hett.; Thailand
- A. atrorubens Hett. & M. Sizemore; Thailand
- A. atroviridis Hett.; Thailand
- A. bangkokensis Gagn.; Thailand
- A. barthlottii Ittenb. & Lobin; Afrika (Pantai Gading, Liberia)
- A. baumannii (Engl.) N.E. Br.; Afrika (Ghana, Sierra Leone, Nigeria, Togo)
- A. beccarii Engl.; Sumatra
- A. becqaertii DeWildeman; Afrika (Zaire)
- A. bolikhamxayensis A. Galloway, A. Ongsakul, & P. Schmidt; Laos
- A. bonaccordensis Sivadasan, Mohanan & Rajkumar; India
- A. borneensis (Engl.) Engl. & Gehrm.; Kalimantan Selatan
- A. boyceanus Hett.; Thailand (Semenanjung)
- A. brachyphyllus Hett.; Sarawak
- A. brevipetiolatus A. Galloway, A. Ongsakul, & P. Schmidt; Laos
- A. brevispathus Gagn.; Thailand
- A. bufo Ridl.; Semenanjung Malaya
- A. bulbifer (Roxb.) Bl.; India
- A. calabaricus N.E. Br.; Afrika (Nigeria, Kamerun)
- A. calabaricus subsp. calabaricus
- A. calabaricus subsp. mayoi
- A. canaliculatus Ittenb., Hett. & Lobin; Gabon
- A. carneus Ridl.; Semenanjung Malaya
- A. chlorospathus Kurz ex Hook.f.; Burma
- A. cicatricifer Hett.; Thailand
- A. cirrifer Stapf; Thailand
- A. coaetaneus Liu & Wei; Tiongkok selatan
- A.commutatus (Schott) Engl.; India
- A. consimilis Bl.
- A. corrugatus N.E. Br.; Thailand, Myanmar
- A. costatus Hett.; Kalimantan Selatan
- A. coudercii (Bogn.) Bogn.; Vietnam, Kamboja
- A. croatii Hett. & A. Galloway; Laos
- A. cruddasianus Prain ex Engl.; Thailand, Myanmar, Laos
- A. crispifolius A. Galloway, A. Ongsakul, & P. Schmidt; Laos
- A. curvistylis Hett.; Thailand
- A. dactylifer Hett.; Filipina
- A. declinatus Hett.; endemik Palawan
- A. decus-silvae Backer & Alderw.; endemik Jawa Barat.
- A. discophorus Backer & Alderw.; endemik Jawa Timur (G. Wilis)
- A. dracontioides (Engl.) N.E. Br.; Benin, Pantai Gading, Ghana, Niger, Nigeria, Togo, Rep. Afrika Tengah
- A. dunnii Tutch.; Tiongkok
- A. dzui Hett.; Vietnam
- A. eburneus Bogn.; Sarawak
- A. echinatus Bogn. & Mayo; Thailand
- A. eichleri (Engl.) Hook.f.; Zaire, ?Angola
- A. elatus Ridl.; Semenanjung Thailand, Kalimantan
- A. elegans Ridl.; Semenanjung Thailand, Kalimantan
- A. elliottii Hook.f.; Sierra Leone
- A. erythrorrhachis Hett., O. Pronk & R. Kaufmann; Madagaskar
- A. excentricus Hett.; Thailand
- A. fallax (Serebryanyi) Hett. & C. Claudel;
- A. ferruginosus A. Galloway; Laos
- A. forbesii Engl.; Sumatra
- A. fuscus Hett.; Thailand
- A. galbra F.M. Bail.; Australia (Queensland), Papua Nugini
- A. gallaensis (Engl.) N.E. Br.; Ethiopia, Somalia, Kenya
- A. gallowayi Hett.; Laos
- A. gigas Teijsm. & Binnend.; endemik Sumatra.
- A. glaucophyllus Hett. & Serebr.; Thailand
- A. gliruroides Engl.; Myanmar
- A. glossophyllus Hett.; Vietnam
- A. goetzei (Engl.) N.E. Br.; Tanzania, Mozambik
- A. gomboczianus Pic. Serm.; Ethiopia
- A. gracilior Hutch.; Nigeria
- A. gracilis Engl.; endemik Sumatra
- A. haematospadix Hook.f.; Semenanjung Thailand, Kalimantan, ?Sumatra
- A. harmandii Engl. & Gehrm.; Kamboja
- A. hayi Hett.; Vietnam, China [Yunnan]
- A. hemicryptus Hett. & Maxw.; Kamboja
- A. henryi N.E. Br., bunga bangkai taiwan; endemik Taiwan.
- A. hetterscheidii Ittenb. & Lobin; Gabon, Zaire, Rep. Afrika Tengah
- A. hewittii Alderw.; Sarawak
- A. hildebrandtii (Engl.) Engl. & Gehrm.; Madagaskar
- A. hirsutus Teijsm. and Binn. & Binnend.; Sumatra], India (Kep. Nikobar)
- A. hirtus N.E. Br.; endemik Taiwan.
- A. hohenackeri (Schott) Engl. & Gehrm.; India
- A. hottae Bogn. & Hett.; Sabah
- A. impressus Ittenb.; Tanzania, Malawi
- A. infundibuliformis Hett., Dearden & A. Vogel; Sarawak
- A. interruptus Engl. & Gehrm.; Vietnam
- A. johnsonii N.E. Br.; Pantai Gading, Burkina Fasso, Ghana, Guinea, Liberia, Mali
- A. josefbogneri Hett.; Thailand
- A. julaihii Ipor, Tawan & P.C. Boyce; Sarawak
- A. juliae P.C. Boyce & Hett.
- A. kachinensis Engl. & Gehrm.; Thailand, Laos, Tiongkok [Yunnan]
- A. kiusianus (Makino) Makino; Jepang, Tiongkok, Taiwan
- A. konjac K. Koch; Tiongkok, Vietnam, ?Sabah
- A. konkanensis Hett., Yadav & Patil; India
- A. koratensis Gagn.; Thailand, Laos
- A. krausei Engl.; Burma, Thailand, Tiongkok [Yunnan])
- A. kuznetsovii (Serebryanyi) Hett. & C. Claudel
- A. lacourii Linden & Andre;
- A. lambii Mayo & Widj.; Sabah, Indonesia [Kalimantan]
- A. lanceolatus (Serebryanyi) Hett. & C. Claudel;
- A. lanuginosus Hett.; Vietnam
- A. laoticus Hett.; Laos
- A. latifolius (Serebryanyi) Hett. & C. Claudel;
- A. lewallei Malaisse & Bamps; Burundi
- A. linearis Gagn.; Thailand
- A. linguiformis Hett.; Indonesia [Kalimantan]
- A. longicomus Hett. & M. Serebryanyi; Vietnam
- A. longiconnectivus Bogn.; India
- A. longispathaceus Engl. & Gehrm.; Filipina
- A. longistylus Kurz ex Hook.f.; India Andaman
- A. longituberosus (Engl.) Engl. & Gehrm.; Semenanjung Malaya
- A. lunatus Hett. & M. Sizemore; Thailand
- A. luzoniensis Merr.; Filipina
- A. lyratus
- A. macrophyllus (Gagn. ex Serebryanyi) Hett. & C. Claudel;
- A. macrorhizus Craib; (N. Thailand)
- A. mangelsdorffii Bogn.; (Madagascar)
- A. manta Hett. & Ittenb.; Sumatra
- A. margaritifer (Roxb.) Kunth; India, Nepal
- A. margretii Ittenb.; Zaire
- A. maximus (Engl.) N.E. Br.; Tanzania, Kenya, Zambia, Zimbabwe, Somalia
- A. maximus subsp. fischeri
- A. maximus subsp. maximus
- A. maxwellii Hett.; Thailand
- A. mekongensis Engl. & Gehrm.; Vietnam
- A. merrillii Krause; Filipina
- A. mildbraedii Krause; Kamerun
- A. minor Ridl.; Semenanjung Malaya
- A. mossambicensis (Schott ex Garcke) N.E. Br.; Mozambik, Tanzania, Zimbabwe, Zambia
- A. muelleri Bl., porang; Thailand, Kep. Andaman, Sumatra, Jawa, Flores, Timor, Sulawesi
- A. mullendersii Malaisse & Bamps; Zaire, Angola
- A. myosuroides Hett. & A. Galloway; Laos
- A. mysorensis Barnes & Fischer; India
- A. nanus H. Li & C.L. Long; Tiongkok [Yunnan]
- A. napalensis (Wall.) Bogn. & Mayo; India, Nepal, Bhutan
- A. napiger Gagn.; Thailand
- A. natolii Hett., A.Wistuba, V.B.Amoroso, M. Medecilo & C.Claudel;
- A. niahensis P.C. Boyce & Hett.;
- A. nicolaii Hett.; Vietnam
- A. nicolsonianus Sivad.; India
- A. obscurus Hett. & M. Sizemore; Thailand
- A. ochroleucus Hett. & V.D. Nguyen; Vietnam
- A. ongsakulii Hett. & A. Galloway; Laos
- A. operculatus; Thailand
- A. opertus Hett.; Vietnam
- A. paeoniifolius (Dennst.) Nicolson, Suweg atau Porang; Madagaskar s/d Australia
- A. palawanensis Bogn. & Hett.; endemik Palawan
- A. pendulus Bogn. & Mayo, bunga bangkai brunei; Sarawak, Kalimantan Utara
- A. perakensis Engl.; Semenanjung Malaya
- A. perrieri Hett. & Wahlert; Madagaskar
- A. pilosus Hett.; Vietnam
- A. plicatus Bok & Lam; endemik Sulawesi
- A. polyanthus Hett. & M. Sizemore; Thailand
- A. prainii Hook.f.; Thailand, Malaysia, Indonesia (Sumatra, ?Kalimantan)
- A. preussii (Engl.) N.E. Br.; Kamerun
- A. prolificus Hett. & A. Galloway; Thailand
- A. pseudoharmandii Hett. & C. Claudel;
- A. pulchellus Hett. & Schuit.; Laos
- A. purpurascens Kurz ex Hook.f.; Burma
- A. pusillus Hett. & Serebr.; Vietnam
- A. putii Gagn.; Thailand
- A. pygmaeus Hett.; Thailand
- A. ranchanensis Ipor, Tawan, Simon, Meekiong & Fuad; Sarawak
- A. reflexus Hett. & A. Galloway; Thailand
- A. rhizomatosus Hett.; Vietnam, Laos
- A. richardsiae Ittenb.; Zambia
- A. rostratus Hett.; Filipina
- A. rugosus Hett. & A. Lamb; Sabah
- A. sagittarius Steenis, endemik Jawa.
- A. salmoneus Hett.; Palawan
- A. saraburiensis Gagn.; Thailand
- A. saururus Hett.; Thailand
- A. scaber Serebr. & Hett.; Vietnam
- A. schmidtiae Hett. & A. Galloway; Laos
- A. scutatus Hett. & T.C. Chapman; Thailand
- A. serrulatus Hett. & A. Galloway; Thailand
- A. sinuatus Hett. & V.D. Nguyen;
- A. sizemoreae Hett.; Thailand
- A. smithsonianus Sivad.; India
- A. sparsiflorus Hook. f.; Malaysia)]]
- A. spectabilis (Miq.) Engl., endemik Jawa Barat.
- A. staudtii (Engl.) N.E. Br.; Kamerun
- A. stipitatus Engl.; Tiongkok
- A. stuhlmannii (Engl.) Engl. & Gehrm.; Tanzania, Kenya
- A. subpedatus Nguyen V.D. & Hett.; Vietnam
- A. sumawongii (Bogn.) Bogn.; Thailand
- A. sylvaticus (Roxb.) Kunth; India, Sri Lanka
- A. symonianus Hett. & M. Sizemore; Thailand
- A. synandrifer Hett. & V.D. Nguyen; Vietnam
- A. taurostigma Ittenb. & Hett.; Madagascar
- A. tenuispadix Hett.; Thailand
- A. tenuistylis Hett.; Thailand
- A. terrestris Hett. & C. Claudel;
- A. teuszii (Engl.) N.E. Br.; Zaire, Angola
- A. thaiensis S.-Y. Hu; Thailand
- A. tinekeae Hett. & A. Vogel; Sabah
- A. titanum (Becc.) Becc. ex Arcang., bunga bangkai raksasa; endemik Sumatra
- A. tonkinensis Engl. & Gehrm.; Vietnam
- A. tuberculatus Hett. & V.D. Nguyen; Vietnam
- A. variabilis Bl., kembang bangkai; Jawa, Madura, Kangean.
- A. venustus Hett., A. Hay & J. Mood; Sabah
- A. verticillatus Hett.; Vietnam
- A. vogelianus Hett. & H. Billensteiner;
- A. xiei Li & Dao; Tiongkok [Yunnan]
- A. yuloensis H. Li; Tiongkok [Yunnan]
- A. yunnanensis Engl.; Thailand, Laos, N. Vietnam, Tiongkok [Yunnan]
- A. zengianus C.I. Long & H. Li; Tiongkok
- A. zenkeri (Engl.) N.E. Br.; Kamerun, Nigeria, Guinea Khatulistiwa
- A. zenkeri subsp. mannii
- A. zenkeri subsp. zenkeri
Catatan taksonomis
[sunting | sunting sumber]Nama marga "Amorphophallus" pertama kali dicetuskan oleh Carl Ludwig Blume, seorang ahli botani bangsa Belanda, dan diterbitkan oleh Decaisne dalam tulisannya mengenai herbarium dari Pulau Timor pada tahun 1834.[1] Spesies tipe adalah Amorphophallus campanulatus (=A. paeoniifolius), yang dipertelakan oleh Hendrik van Rheede tot Drakenstein hampir satu setengah abad sebelumnya sebagai bagian dari kekayaan tumbuhan dari Malabar, India.[7] Revisi menyeluruh terhadap marga ini dibuat pertama kali oleh Engler pada tahun 1911.[8]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Decaisne, M.J. 1834. Description d’un herbier de l’ile de Timor, faisant partie des collections botaniques du Muséum d’Histoire Naturelle. Nouvelles annales du Muséum d'Histoire Naturelle. III, 3: 366 (333–501). Paris :Roret.
- ^ Sedayu, A., C. M. Eurlings, Gravendeel, B., & Hetterscheid, W. 2010. Morphological character evolution of Amorphophallus (Araceae) based on a combined phylogenetic analysis of trnL, rbcL and LEAFY second intron sequences. Botanical Studies, 51: 473-490.
- ^ "Robert L. Freedman, The famine foods database". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-21. Diakses tanggal 2014-05-15.
- ^ a b c Yuzammi. 2009. The genus Amorphophallus Blume ex Decaisne (Araceae – Thomsonieae) in Java. Reinwardtia 13(1): 1 – 12 Diarsipkan 2018-01-12 di Wayback Machine..
- ^ Hetterscheid, W. & S. Ittenbach. 1990. Everything you always wanted to know about Amorphophallus but were afraid to stick your nose into! Aroideana, 19: 17-20.
- ^ Hetterscheid, W. The Amorphophallus Species; diakses 15/V/2014
- ^ Rheede. 1692. Hortus Indicus Malabaricus:continens regni Malabarici apud Indos cereberrimi onmis generis plantas rariores ... XI: 37, tab. 19. Amstelaedami:sumptibus Johannis van Someren, et Joannis van Dyck.
- ^ Engler, A. 1911. Araceae–Lasioideae. In Engler, A. Das Pflanzenreich:regni vegetabilis conspectus 48 (IV. 23C): 1–130. Leipzig:W. Engelmann.
- Hetterscheid, W.L.A. 1994. Preliminary taxonomy and morphology of Amorphophallus Blume ex Decaisne (Araceae). In: M.M. Serebreyanyi (ed.), Proc. Moscow Aroid Conference 1992: 35-48. Moscow.
- Hetterscheid, W.L.A. & G.J.C.M. v. Vliet. 1996. Amorphophallus, giant from the forest. CITES/C&M, 2(4): 86-96.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- List of Amorphophallus species with photos from the International Aroid Society
- CATE genus page Diarsipkan 2011-04-26 di Wayback Machine.
- Amorphophallus in Brunken, U., Schmidt, M., Dressler, S., Janssen, T., Thiombiano, A. & Zizka, G. 2008. West African plants - A Photo Guide. Forschungsinstitut Senckenberg, Frankfurt/Main.