Lompat ke isi

Antraks: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k typo
 
(184 revisi perantara oleh 66 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{penyangkalan medis}}
[[Gambar:AnthraxBacteria.jpg|thumb|right|250px|Bakteria Antraks.]]
{{redirect|Anthrax|band metal|Anthrax (band)}}
{{Infobox medical condition (new)
| name = Antraks
| image = Anthrax PHIL 2033.png
| caption = [[Lesi]] kulit berupa [[eskar]] hitam yang merupakan karakteristik antraks
| field = Penyakit infeksi
| symptoms = '''Bentuk kulit''': lepuh kecil dengan pembengkakan di sekitarnya<br>'''Bentuk inhalasi''': demam, nyeri dada, [[dispnea]]<br>'''Bentuk intestinal''': mual, muntah, diare, sakit perut<br>'''Bentuk injeksi''': demam, [[abses]]<ref name=CDC2014Sym>{{cite web|title=Symptoms|url=https://www.cdc.gov/anthrax/basics/symptoms.html|website=CDC|access-date=14 Mei 2016|date=23 Juli 2014|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160511071331/http://www.cdc.gov/anthrax/basics/symptoms.html|archive-date=11 May 2016}}</ref>
| complications =
| onset = 1 hari sampai 2 bulan setelah paparan<ref name=CDC2014Sym/>
| duration =
| causes = ''[[Bacillus anthracis]]''<ref name=CDC2015Bas>{{cite web|title=Basic Information What is anthrax?|url=https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html|website=CDC|access-date=14 Mei 2016|date=1 September 2015|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160517175036/http://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html|archive-date=17 Mei 2016}}</ref>
| risks = Bekerja dengan hewan, bepergian ke daerah endemis<ref name=CDC2015Risk>{{cite web|title=Who Is at Risk|url=https://www.cdc.gov/anthrax/risk/index.html|website=CDC|access-date=14 Mei 2016|date=1 September 2015|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160511091534/http://www.cdc.gov/anthrax/risk/index.html|archive-date=11 Mei 2016}}</ref>
| diagnosis = Deteksi [[antibodi]] atau toksin di darah, [[kultur mikrobiologi]]<ref name=CDC2015Diag>{{cite web |title=Diagnosis |url=https://www.cdc.gov/anthrax/basics/diagnosis.html |website=CDC |access-date=14 Mei 2016 |date=1 September 2015 |url-status=live |archive-url=https://web.archive.org/web/20160511091531/http://www.cdc.gov/anthrax/basics/diagnosis.html |archive-date=11 Mei 2016 }}</ref>
| differential =
| prevention = [[Vaksin antraks|Vaksinasi antraks]], [[antibiotik]]<ref name=CDC2015Risk/><ref name=Hend2014>{{cite journal | vauthors = Hendricks KA, Wright ME, Shadomy SV, Bradley JS, Morrow MG, Pavia AT, Rubinstein E, Holty JE, Messonnier NE, Smith TL, Pesik N, Treadwell TA, Bower WA | display-authors = 6 | title = Centers for Disease Control and Prevention expert panel meetings on prevention and treatment of anthrax in adults | journal = Emerging Infectious Diseases | volume = 20 | issue = 2 | date = February 2014 | pmid = 24447897 | pmc = 3901462 | doi = 10.3201/eid2002.130687 }}</ref>
| treatment = Antibiotik, [[antitoksin]]<ref name=CDC2016Tx>{{cite web |title=Treatment |url=https://www.cdc.gov/anthrax/medical-care/treatment.html |publisher=CDC|access-date=14 May 2016|date=14 January 2016|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160511232958/http://www.cdc.gov/anthrax/medical-care/treatment.html|archive-date=11 May 2016}}</ref>
| medication =
| prognosis = Kematian 20–80% jika tanpa perlakuan<ref name=Hend2014/><ref name=FDA2015>{{cite web|title=Anthrax|url=https://www.fda.gov/BiologicsBloodVaccines/Vaccines/ucm061751.htm|website=FDA|access-date=14 May 2016|date=17 June 2015|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160507025037/https://www.fda.gov/BiologicsBloodVaccines/Vaccines/ucm061751.htm|archive-date=7 May 2016}}</ref>
| frequency = >2,000 kasus per tahun<ref name=Glob2016>{{cite book |title=Anthrax: Global Status |date=2016 |publisher=GIDEON Informatics Inc |isbn=9781498808613 |page=12 |url=https://books.google.com/books?id=ZmmwCwAAQBAJ&pg=PA12 |url-status=live |archive-url=https://web.archive.org/web/20170910162238/https://books.google.com/books?id=ZmmwCwAAQBAJ&pg=PA12 |archive-date=10 September 2017 }}</ref>
| deaths =
}}


'''Antraks''' atau '''anthrax''' adalah [[penyakit menular]] akut yang disebabkan bakteria ''[[Bacillus anthracis]]'' dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering terjadi kepada herbivora-herbivora yang liar dan yang telah dijinakkan, namun juga dapat dijangkiti manusia saat mereka terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, tisu dari hewan yang tertular, atau spora-spora antraks dalam kadar tinggi. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus di mana manusia memperoleh penyakit tersebut melalui senuthan atau kontak dengan orang yang tertular. ''Antraks'' bermakna "[[batubara]]" dalam [[bahasa Yunani]], dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.
'''Antraks''' adalah [[penyakit menular]] yang disebabkan bakteri ''[[Bacillus anthracis]]''. Antraks bermakna "arang" dalam [[bahasa Yunani]], dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerang [[herbivora|herbivor]]-herbivor liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat [[zoonosis]] yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, tetapi tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.<ref name="tod">{{en}} Todar K. 2005. Bacillus anthracis and anthrax. [terhubung berkala]. http://www.textbookofbacteriology.net/Anthrax.html [31 Mei 2008].</ref>


== Etimologi ==
Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia ([[Amerika Selatan]] dan [[Amerika Tengah|Tengah]], [[Eropa]] Selatan dan Timur, [[Asia]], [[Afrika]], Karibia dan [[Timur Tengah]]) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Antraks berasal dari ''anthrax'' ({{lang|grc|ἄνθραξ}}), kata [[bahasa Yunani]] untuk arang.{{sfn|Liddell|Scott|1940}}{{sfn|Harper|2001}} Istilah ini digunakan karena munculnya [[lesi]] kulit berwarna hitam akibat infeksi antraks bentuk kutaneus. Adanya [[eskar]] hitam dikelilingi oleh kulit berwarna merah cerah telah lama dikenal sebagai ciri khas penyakit ini. Antraks diduga telah ada sejak [[Zaman Perunggu]], ketika penyakit ini menjadi masalah pada peternakan domba yang memproduksi wol.{{sfn|Nosch|2014|p=397}}


Secara historis, antraks dikenal dengan berbagai nama yang menunjukkan gejala, lokasi, dan kelompok yang dianggap paling rentan terhadap infeksi. Nama-nama tersebut di antaranya penyakit arang, [[karbunkel]] [[maligna|ganas]], demam limpa atau radang limpa, penyakit [[Bradford]], penyakit [[Cumberland County, New South Wales|Cumberland]], penyakit penyortir wol, dan penyakit portir [[jangat]].{{sfn|Witkowski|Parish|2002|pp=336–337}}{{sfn|Spear|1882}}
== Jenis-jenis ==
Ada 4 jenis antraks yaitu:
*antraks kulit
*antraks pada saluran pencernaan
*antraks pada paru-paru
*antraks meningitis.


== Penularan ==
== Gejala dan tanda ==
=== Kutaneus ===
Antraks biasa ditularkan kepada manusia karena disebabkan pengeksposan pekerjaan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup [[spora]] dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular ''B. anthracis'', dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di [[Amerika Serikat]]. Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom.
{{Multiple image
| direction = vertical
| align = right
| header =
| width1 =
| image1 = Cutaneous anthrax lesion on the neck. PHIL 1934 lores.jpg
| caption1 =
| width2 =
| image2 = Skin reaction to anthrax.jpg
| caption2 = Antraks kutaneus dengan lesi kulit di leher (atas) dan lengan (bawah)}}
Antraks kutaneus terjadi saat spora ''B. anthracis'' masuk ke dalam kulit, umumnya melalui kulit yang tergores atau tersayat. Ini merupakan bentuk antraks yang paling banyak ditemukan dan paling tidak berbahaya. Seseorang memperoleh antraks kutaneus setelah kulitnya bersentuhan dengan hewan atau produk hewan yang terkontaminasi spora bakteri, seperti jangat, rambut, atau wol.{{sfn|CDC|2020}} Meskipun demikian, spora tersebut juga dapat terbawa oleh serangga yang kemudian menggigit kulit dan menyebabkan antraks kutaneus.{{sfn|Bradaric|Punda-Polic|1992}}{{sfn|Fasanella dkk.|2013}} Lesi kulit primer umumnya muncul dalam tiga hingga lima hari setelah paparan berupa [[papula]] yang gatal dan tidak menimbulkan nyeri. Dalam 24 hingga 36 jam, terbentuk [[Kondisi kulit|vesikula]] yang mengalami [[nekrosis]] di bagian tengahnya dan kemudian mengering hingga membentuk [[eskar]] hitam (karakteristik penyakit ini) yang dikelilingi [[edema]] dan sejumlah vesikula keunguan. Meskipun spora yang menyebabkan antraks kutaneus dapat menjangkiti semua bagian tubuh, area yang paling sering terkena adalah kepala, leher, dan [[ekstremitas]].{{sfn|Dixon dkk.|1999}}


Infeksi yang bersifat lokal akan mereda dalam tujuh hingga sepuluh hari setelah pemberian antibiotik. Kulit akan pulih dalam beberapa pekan, tergantung ukuran, lokasi, tingkat keparahan lesi. Proses penyembuhan ini tidak dapat dipercepat oleh pemberian obat-obatan. Komplikasi dapat terjadi pada sejumlah kasus. Demam serta eskar yang nyeri dan bernanah merupakan ciri terjadinya infeksi sekunder, sedangkan edema dan [[eritema]] yang meluas merupakan tanda antraks kutaneus yang berat.{{sfn|Dixon dkk.|1999}}{{sfn|Doganay dkk.|2010}}
== Cara penjangkitan ==
Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus kecil, [[paru-paru]] (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.


=== Injeksi ===
Beberapa gejala-gejala antraks (tipe pencernaan) adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit) atau (untuk tipe kulit) seperti borok setelah mengkonsumsi atau mengolah daging asal hewan sakit antraks.
Pada Desember 2009, terjadi kasus antraks di [[Skotlandia]] yang melibatkan 14 pengguna [[heroin]], menyebabkan kematian tujuh dari mereka.. Heroin yang disuntikkan ke dalam tubuh mereka, baik secara [[infus|intravena]] maupun [[penyuntikan intraotot|intraotot]], terkontaminasi spora ''B. antracis''. Manifestasi antraks akibat injeksi ini di antaranya infeksi jaringan lunak yang serius, [[radang]] dan [[abses]] pada area penyuntikan, [[fasciitis nekrotikan]], [[selulitis]] yang disertai edema, dan [[sepsis]] sistemik yang berujung pada kematian dalam beberapa jam.{{sfn|Ramsay dkk.|2010}}{{sfn|NPS|2011}}

== Faktor virulensi ==
Faktor [[virulensi]] dari penyakit ini disebabkan oleh ''B. anthracis'' yang berasal dari kapsul dan [[toksin]].<ref name=dix>{{en}} Dixon TC, Meselson M, Guillemin J, Hanna PC. 1999. Anthrax. ''N Engl J Med''. 341(11):815-26</ref> Kapsul dari ''B. anthracis'' terdiri dari ''poly D-glutamic acid'' yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri.<ref name=dix/> Kapsul ini dihasilkan oleh [[plasmid]] pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari [[fagositosis]] dan [[lisis]].<ref name=dix/> Toksin yang dihasilkan oleh ''B. anthracis'' berasal dari [[plasmid]] pX01 yang memiliki AB ''model'' (''activating'' dan ''binding''). Toksin dari ''B. anthracis'' terdiri dari tiga jenis, yaitu ''protective antigen'' (PA) yang berasal dari kapsul ''poly D- glutamic acid'', ''edema factor'' (EF), dan ''lethal factor'' (LF).<ref name=dix/> Ketiga toksin ini tidak bersifat [[racun]] secara [[individual]], tetapi dapat bersifat toksik bahkan [[letal]] jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit [[edema]] (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, [[nekrosis]] dan pada akhirnya mengakibatkan kematian (letal).<ref name=dix/>

Bila spora antraks masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran darah, akan tercipta suatu [[mekanisme]] [[pertahanan]] dari [[sel darah putih]], tetapi sifatnya hanya sementara.<ref name=Brock/> Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam sistem limpa, maka [[infeksi]] akan mulai terjadi.<ref name=Brock/> Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan mengakibatkan perdarahan internal (''internal bleeding'') sehingga mengakibatkan kerusakan pada beberapa [[jaringan]] bahkan [[organ]] utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka [[antibiotik]] apa pun tidak akan berguna lagi.<ref name="Brock">{{Cite book|author=Madigan M; Martinko J (editors).|title=Brock Biology of Microorganisms|edition=11th|publisher=Prentice Hall|year=2005|isbn=0-13-144329-1 }}</ref>

== Penularan dan gejala ==
Manusia dapat terinfeksi bila [[kontak]] dengan hewan yang terkena antraks, dapat melalui [[daging]], [[tulang]], [[kulit]], maupun [[kotoran]]. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang [[mengidap]] antraks

[[Infeksi]] antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivor-herbivor seperti [[ternak]], [[kambing]], [[unta]], dan [[antelop]]. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara [[berkembang]] atau [[negara]]-negara tanpa program [[kesehatan]] umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti ([[Amerika Selatan]] dan [[Amerika Tengah|Tengah]], [[Eropa Selatan]] dan [[Eropa Timur|Timur]], [[Asia]], [[Afrika]], [[Kepulauan Karibia|Karibia]], dan [[Timur Tengah]]) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.

Antraks biasa ditularkan kepada [[manusia]] disebabkan pengeksposan kepada [[hewan]] yang [[sakit]] atau hasil ternakan seperti [[kulit]] dan [[daging]], atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup [[spora]] dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau [[bulu]] yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular ''B. anthracis'', dan antraks dalam ternakan [[liar]] dapat ditemukan di [[Amerika Serikat]]. Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah [[spora]] antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan [[simptom]].

=== Penjangkitan ===
Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui [[usus]], [[paru-paru]] (dihirup), atau kulit (melalui [[luka]]). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.

Bakteri ''B. anthracis'' ini termasuk [[bakteri]] gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk [[spora]]. [[Endospora]] yang dibentuk oleh ''B. anthracis'' akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di [[tanah]]. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi [[sel]] [[vegatatif]] dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu:
# ''inhaled anthrax'', di mana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam [[saluran pernapasan]].
# ''cutaneous anthrax'', di mana spora anthrax masuk melalui kulit yang [[terluka]]. Proses pemasukkannya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan ''cutaneous anthrax'' (95% kasus).
# ''gastrointestinal anthrax'', di mana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih mengandung [[spora]] dan termakan.

=== Gejala ===
Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah [[mual]], [[pusing]], muntah, tidak [[nafsu]] makan, [[suhu]] badan meningkat, [[muntah]] berwarna [[Cokelat (warna)|cokelat]] atau [[hitam]], [[buang air besar]] berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi [[borok]], pecah dan menjadi sebuah [[luka]]. Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.

== Penanganan ==
Secara umum, perawatan untuk penyakit antraks dapat dilakukan dengan pemberian [[antibiotik]], biasanya [[penisilin]], yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin.<ref name=sam>{{en}} Santamaria J, Toranzos GA. 2003. Enteric pathogens and soil. ''Int Microbiol'' 6:5-9.</ref> Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel.<ref name=sam/> Terapi tambahan, seperti ''sedation'' (pemberian obat penenang).<ref name=sam/> Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada [[jaringan]] maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apa pun.<ref name=sam/> Walaupun dengan pemberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.<ref name=sam/>

== Lihat pula ==
* [[Antraks di Indonesia]]

== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}

=== Daftar pustaka ===
{{refbegin}}
;Buku
* {{citation|last=Health Protection Scotland|url=http://www.documents.hps.scot.nhs.uk/giz/anthrax-outbreak/anthrax-outbreak-report-2011-12.pdf |title=An Outbreak of Anthrax Among Drug Users in Scotland, December 2009 to December 2010 |publisher= Health Protection Scotland, NHS National Services Scotland|year=2011 |access-date=14 Desember 2013 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20131020040629/http://www.documents.hps.scot.nhs.uk/giz/anthrax-outbreak/anthrax-outbreak-report-2011-12.pdf |archive-date=20 Oktober 2013|ref={{sfnref|NPS|2011}}}}

;Bab buku
* {{citation|last=Nosch|first=Marie-Louise|year=2014|chapter=Mycenaean Wool Economies in the Latter Part of the 2nd Millenium BC Aegean|title=Wool Economy in the Ancient Near East and The Aegean: From the Beginnings of Sheep Husbandry to Institutional Textile Industry|url=https://books.google.co.id/books?id=fV3dCQAAQBAJ|publisher=Oxbow Books|location=Oxford & Philadelphia|isbn=9781782976349}}

;Jurnal
* {{Citation|last=Bradaric|first=Nikola|last2=Punda-Polic|first2=Volga|date=1992|title=Cutaneous anthrax due to penicillin-resistant Bacillus anthracis transmitted by an insect bite|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/014067369292395V|journal=The Lancet|volume=340|issue=8814|pages=306–307|doi=10.1016/0140-6736(92)92395-V}}
* {{Cite journal|last=Dixon|first=Terry C.|last2=Meselson|first2=Matthew|last3=Guillemin|first3=Jeanne|last4=Hanna|first4=Philip C.|date=1999|title=Anthrax|url=http://www.nejm.org/doi/abs/10.1056/NEJM199909093411107|journal=New England Journal of Medicine|volume=341|issue=11|pages=815–826|doi=10.1056/NEJM199909093411107|issn=0028-4793|ref={{sfnref|Dixon dkk.|1999}}}}
* {{Citation|last=Fasanella|first=Antonio|last2=Garofolo|first2=Giuliano|last3=Galella|first3=Michelangelo|last4=Troiano|first4=Pasquale|last5=De Stefano|first5=Carlo|last6=Pace|first6=Lorenzo|last7=Aceti|first7=Angela|last8=Serrecchia|first8=Luigina|last9=Adone|first9=Rosanna|date=2013|title=Suspect Vector Transmission of Human Cutaneous Anthrax During an Animal Outbreak in Southern Italy|url=https://www.liebertpub.com/doi/10.1089/vbz.2013.1302|journal=Vector-Borne and Zoonotic Diseases|volume=13|issue=10|pages=769–771|doi=10.1089/vbz.2013.1302|issn=1530-3667|ref={{sfnref|Fasanella dkk.|2013}}}}
* {{Cite journal|last=Doganay|first=Mehmet|last2=Metan|first2=Gokhan|last3=Alp|first3=Emine|date=2010|title=A review of cutaneous anthrax and its outcome|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1876034110000493|journal=Journal of Infection and Public Health|volume=3|issue=3|pages=98–105|doi=10.1016/j.jiph.2010.07.004|ref={{sfnref|Doganay dkk.|2010}}}}
* {{Citation|last=Ramsay|first=C.N.|last2=Stirling|first2=A.|last3=Smith|first3=J.|last4=Hawkins|first4=G.|last5=Brooks|first5=T.|last6=Hood|first6=J.|last7=Penrice|first7=G.|last8=Browning|first8=L.M.|last9=Ahmed|first9=S.|date=2010|title=An outbreak of infection with Bacillus anthracis in injecting drug users in Scotland|url=https://www.eurosurveillance.org/content/10.2807/ese.15.02.19465-en|journal=Eurosurveillance|volume=15|issue=2|pages=19465|doi=10.2807/ese.15.02.19465-en|issn=1560-7917|ref={{sfnref|Ramsay dkk.|2010}}}}
* {{Citation|last=Spear|first=John|date=1882|title=The "Woolsorters' Disease", or Anthrax Fever|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29419008|journal=Transactions. Epidemiological Society of London|volume=4|issue=Pt 4|pages=610–630|pmc=5526422|pmid=29419008}}
* {{Citation|last=Witkowski|first=Joseph A.|last2=Parish|first2=Lawrence Charles|date=2002|title=The story of anthrax from antiquity to the present: a biological weapon of nature and humans|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0738081X0200250X|journal=Clinics in Dermatology|volume=20|issue=4|pages=336–342|doi=10.1016/S0738-081X(02)00250-X}}

;Sumber daring
* {{citation|last=Harper|first=Douglas|year=2001|title=Anthrax|url=https://www.etymonline.com/word/anthrax|website=[[Online Etymology Dictionary]]|accessdate=10 April 2022|archive-date=25 Maret 2022|archive-url=https://web.archive.org/web/20220325131305/https://www.etymonline.com/word/anthrax}}
* {{citation|last=Liddell|first=Henry George|last2=Scott|first2=Robert|year=1940|title=ἄνθραξ|url=http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:1999.04.0057:entry=a)/nqrac|website=Greek-English Lexicon di [[Perseus Project]]|accessdate=10 April 2022|archive-date=18 Maret 2022|archive-url=https://web.archive.org/web/20220318154424/http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:1999.04.0057:entry=a)/nqrac}}
* {{citation|last=Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat|year=2020|title=Types of Anthrax|url=https://www.cdc.gov/anthrax/basics/types/index.html|website=Centers for Disease Control and Prevention|accessdate=11 April 2022|archive-date=7 April 2022|archive-url=https://web.archive.org/web/20220407091109/https://www.cdc.gov/anthrax/basics/types/index.html|ref={{sfnref|CDC|2020}}}}
{{refend}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=666 Artikel di situs depkes.go.id]
*[http://w3.spancity.com/yosri/PenyakitAntrax.htm Lebih lanjut mengenai Antrax.] (dalam bahasa Melayu)


* {{id}} [http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=666 Artikel di situs depkes.go.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927031420/http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=666 |date=2007-09-27 }}
[[kategori:Penyakit menular]]
* {{bm}} [http://yosri.cwahi.net/PenyakitAntrax.htm Lebih lanjut mengenai Antrax.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110217053510/http://yosri.cwahi.net/PenyakitAntrax.htm |date=2011-02-17 }} (dalam bahasa Melayu)
* {{id}} [http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=202 ''Antraks - medicastore.com'']

{{Penyakit hewan menular strategis}}
{{Hama dan penyakit hewan karantina}}


[[cs:Anthrax]]
[[Kategori:Antraks| ]]
[[Kategori:Penyakit menular]]
[[de:Milzbrand]]
[[en:Anthrax disease]]
[[Kategori:Penyakit hewan]]
[[eo:Antrakso]]
[[Kategori:Zoonosis]]
[[es:Carbunco]]
[[fr:Anthrax (maladie)]]
[[he:&#1490;&#1495;&#1500;&#1514;]]
[[ms:Penyakit Antraks]]
[[nl:Miltvuur]]
[[ja:&#28845;&#30141;&#30151;]]
[[pl:W&#261;glik]]
[[pt:Carbúnculo]]
[[sv:Mjältbrand]]

Revisi terkini sejak 25 Maret 2024 02.17

Antraks
Lesi kulit berupa eskar hitam yang merupakan karakteristik antraks
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit infeksi
PenyebabBacillus anthracis[1]
Faktor risikoBekerja dengan hewan, bepergian ke daerah endemis[2]
Aspek klinis
Gejala dan tandaBentuk kulit: lepuh kecil dengan pembengkakan di sekitarnya
Bentuk inhalasi: demam, nyeri dada, dispnea
Bentuk intestinal: mual, muntah, diare, sakit perut
Bentuk injeksi: demam, abses[3]
Awal muncul1 hari sampai 2 bulan setelah paparan[3]
DiagnosisDeteksi antibodi atau toksin di darah, kultur mikrobiologi[4]
Tata laksana
PencegahanVaksinasi antraks, antibiotik[2][5]
PerawatanAntibiotik, antitoksin[6]
PrognosisKematian 20–80% jika tanpa perlakuan[5][7]
Prevalensi>2,000 kasus per tahun[8]

Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis. Antraks bermakna "arang" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerang herbivor-herbivor liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, tetapi tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.[9]

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Antraks berasal dari anthrax (ἄνθραξ), kata bahasa Yunani untuk arang.[10][11] Istilah ini digunakan karena munculnya lesi kulit berwarna hitam akibat infeksi antraks bentuk kutaneus. Adanya eskar hitam dikelilingi oleh kulit berwarna merah cerah telah lama dikenal sebagai ciri khas penyakit ini. Antraks diduga telah ada sejak Zaman Perunggu, ketika penyakit ini menjadi masalah pada peternakan domba yang memproduksi wol.[12]

Secara historis, antraks dikenal dengan berbagai nama yang menunjukkan gejala, lokasi, dan kelompok yang dianggap paling rentan terhadap infeksi. Nama-nama tersebut di antaranya penyakit arang, karbunkel ganas, demam limpa atau radang limpa, penyakit Bradford, penyakit Cumberland, penyakit penyortir wol, dan penyakit portir jangat.[13][14]

Gejala dan tanda

[sunting | sunting sumber]
Antraks kutaneus dengan lesi kulit di leher (atas) dan lengan (bawah)

Antraks kutaneus terjadi saat spora B. anthracis masuk ke dalam kulit, umumnya melalui kulit yang tergores atau tersayat. Ini merupakan bentuk antraks yang paling banyak ditemukan dan paling tidak berbahaya. Seseorang memperoleh antraks kutaneus setelah kulitnya bersentuhan dengan hewan atau produk hewan yang terkontaminasi spora bakteri, seperti jangat, rambut, atau wol.[15] Meskipun demikian, spora tersebut juga dapat terbawa oleh serangga yang kemudian menggigit kulit dan menyebabkan antraks kutaneus.[16][17] Lesi kulit primer umumnya muncul dalam tiga hingga lima hari setelah paparan berupa papula yang gatal dan tidak menimbulkan nyeri. Dalam 24 hingga 36 jam, terbentuk vesikula yang mengalami nekrosis di bagian tengahnya dan kemudian mengering hingga membentuk eskar hitam (karakteristik penyakit ini) yang dikelilingi edema dan sejumlah vesikula keunguan. Meskipun spora yang menyebabkan antraks kutaneus dapat menjangkiti semua bagian tubuh, area yang paling sering terkena adalah kepala, leher, dan ekstremitas.[18]

Infeksi yang bersifat lokal akan mereda dalam tujuh hingga sepuluh hari setelah pemberian antibiotik. Kulit akan pulih dalam beberapa pekan, tergantung ukuran, lokasi, tingkat keparahan lesi. Proses penyembuhan ini tidak dapat dipercepat oleh pemberian obat-obatan. Komplikasi dapat terjadi pada sejumlah kasus. Demam serta eskar yang nyeri dan bernanah merupakan ciri terjadinya infeksi sekunder, sedangkan edema dan eritema yang meluas merupakan tanda antraks kutaneus yang berat.[18][19]

Pada Desember 2009, terjadi kasus antraks di Skotlandia yang melibatkan 14 pengguna heroin, menyebabkan kematian tujuh dari mereka.. Heroin yang disuntikkan ke dalam tubuh mereka, baik secara intravena maupun intraotot, terkontaminasi spora B. antracis. Manifestasi antraks akibat injeksi ini di antaranya infeksi jaringan lunak yang serius, radang dan abses pada area penyuntikan, fasciitis nekrotikan, selulitis yang disertai edema, dan sepsis sistemik yang berujung pada kematian dalam beberapa jam.[20][21]

Faktor virulensi

[sunting | sunting sumber]

Faktor virulensi dari penyakit ini disebabkan oleh B. anthracis yang berasal dari kapsul dan toksin.[22] Kapsul dari B. anthracis terdiri dari poly D-glutamic acid yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri.[22] Kapsul ini dihasilkan oleh plasmid pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari fagositosis dan lisis.[22] Toksin yang dihasilkan oleh B. anthracis berasal dari plasmid pX01 yang memiliki AB model (activating dan binding). Toksin dari B. anthracis terdiri dari tiga jenis, yaitu protective antigen (PA) yang berasal dari kapsul poly D- glutamic acid, edema factor (EF), dan lethal factor (LF).[22] Ketiga toksin ini tidak bersifat racun secara individual, tetapi dapat bersifat toksik bahkan letal jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit edema (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, nekrosis dan pada akhirnya mengakibatkan kematian (letal).[22]

Bila spora antraks masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran darah, akan tercipta suatu mekanisme pertahanan dari sel darah putih, tetapi sifatnya hanya sementara.[23] Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam sistem limpa, maka infeksi akan mulai terjadi.[23] Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan mengakibatkan perdarahan internal (internal bleeding) sehingga mengakibatkan kerusakan pada beberapa jaringan bahkan organ utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka antibiotik apa pun tidak akan berguna lagi.[23]

Penularan dan gejala

[sunting | sunting sumber]

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena antraks, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks

Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivor-herbivor seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia, dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.

Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat. Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom.

Penjangkitan

[sunting | sunting sumber]

Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.

Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk spora. Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu:

  1. inhaled anthrax, di mana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
  2. cutaneous anthrax, di mana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses pemasukkannya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).
  3. gastrointestinal anthrax, di mana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih mengandung spora dan termakan.

Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah berwarna cokelat atau hitam, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka. Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.

Penanganan

[sunting | sunting sumber]

Secara umum, perawatan untuk penyakit antraks dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin.[24] Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel.[24] Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang).[24] Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apa pun.[24] Walaupun dengan pemberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.[24]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Basic Information What is anthrax?". CDC. 1 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Mei 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2016. 
  2. ^ a b "Who Is at Risk". CDC. 1 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2016. 
  3. ^ a b "Symptoms". CDC. 23 Juli 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2016. 
  4. ^ "Diagnosis". CDC. 1 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2016. 
  5. ^ a b Hendricks KA, Wright ME, Shadomy SV, Bradley JS, Morrow MG, Pavia AT, et al. (February 2014). "Centers for Disease Control and Prevention expert panel meetings on prevention and treatment of anthrax in adults". Emerging Infectious Diseases. 20 (2). doi:10.3201/eid2002.130687. PMC 3901462alt=Dapat diakses gratis. PMID 24447897. 
  6. ^ "Treatment". CDC. 14 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2016. Diakses tanggal 14 May 2016. 
  7. ^ "Anthrax". FDA. 17 June 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 May 2016. Diakses tanggal 14 May 2016. 
  8. ^ Anthrax: Global Status. GIDEON Informatics Inc. 2016. hlm. 12. ISBN 9781498808613. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 September 2017. 
  9. ^ (Inggris) Todar K. 2005. Bacillus anthracis and anthrax. [terhubung berkala]. http://www.textbookofbacteriology.net/Anthrax.html [31 Mei 2008].
  10. ^ Liddell & Scott 1940.
  11. ^ Harper 2001.
  12. ^ Nosch 2014, hlm. 397.
  13. ^ Witkowski & Parish 2002, hlm. 336–337.
  14. ^ Spear 1882.
  15. ^ CDC 2020.
  16. ^ Bradaric & Punda-Polic 1992.
  17. ^ Fasanella dkk. 2013.
  18. ^ a b Dixon dkk. 1999.
  19. ^ Doganay dkk. 2010.
  20. ^ Ramsay dkk. 2010.
  21. ^ NPS 2011.
  22. ^ a b c d e (Inggris) Dixon TC, Meselson M, Guillemin J, Hanna PC. 1999. Anthrax. N Engl J Med. 341(11):815-26
  23. ^ a b c Madigan M; Martinko J (editors). (2005). Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-11th). Prentice Hall. ISBN 0-13-144329-1. 
  24. ^ a b c d e (Inggris) Santamaria J, Toranzos GA. 2003. Enteric pathogens and soil. Int Microbiol 6:5-9.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
Buku
Bab buku
Jurnal
Sumber daring

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]