Lompat ke isi

G.A. Siwabessy: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hahndyto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(143 revisi perantara oleh 61 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Nama Maluku|[[Suku Ambon|Ambon]]|[[Siwabessy]]}}
{{wikify|date=Oktober 2010}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox officeholder
| honorific_prefix = [[Profesor|Prof.]] [[Dokter|dr.]]
|name = Gerrit Augustinus Siwabessy
|image = Gerrit Siwabessy.JPG
| image = G. A. Siwabessy, Menkes - Anggota Kabinet Pembangunan II.jpg
|imagesize =
| image_size = 200px
|caption =
| alt = Portret Resmi pada tahun 1973
| caption = Portret Resmi, 1973
|office = Daftar Menteri Kesehatan Indonesia{{!}}Menteri Kesehatan Republik Indonesia
|order = 11
| order = ke-9
| office = Kementerian Kesehatan Indonesia{{!}}Menteri Kesehatan
|term_start = [[25 Juli]] [[1966]]
|term_end = [[17 Oktober]] [[1967]]
| term_start = 25 Juli 1966
|president = [[Soekarno]]
| term_end = 29 Maret 1978
|predecessor = [[Satrio]]
| president = [[Soekarno]]<br>[[Soeharto]]
|term_start2 = [[17 Oktober]] [[1967]]
| predecessor = [[Satrio]]
|term_end2 = [[29 Maret]] [[1978]]
| successor = [[Suwardjono Surjaningrat]]
|president2 = [[Soeharto]]
| birth_date = {{Birth date|1914|8|19|df=yes}}
| birth_place = [[Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|successor2 = [[Suwardjono Surjaningrat]]
|birth_date = {{Birth date|1914|8|19}}
| death_date = {{Death date and age|1982|11|11|1914|8|19|df=yes}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Saparua]], [[Maluku]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Indonesia
|death_date = [[11 November]] [[1982]]
| party = [[Independen (politikus)|Independen]]
| alma_mater =
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
| occupation = Ilmuwan, dokter, Politikus
|party =
| religion = [[Kristen Protestan]]
|spouse =
| father = Enoch Siwabessy
|relations =
| mother = Naatje Manuhutu
|children =
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion =
|signature =
|website =
|footnotes =
}}
}}
[[Profesor|Prof.]] [[Dokter|dr.]] '''Gerrit Augustinus Siwabessy''' ({{lahirmati||19|8|1914||11|11|1982}}) adalah seorang ilmuwan dan politikus Indonesia yang menjabat Menteri Badan Tenaga Atom Nasional pada 1964 dan [[Menteri Kesehatan Republik Indonesia]] pada tahun 1966 hingga 1978 pada masa pemerintahan Presiden [[Soekarno]] hingga Presiden [[Soeharto]].


== Riwayat Hidup ==
'''Gerrit A. Siwabessy''' (lahir di [[Saparua]], [[Maluku]], [[19 Agustus]] [[1914]] - [[Jakarta]] [[11 November]] [[1982]]) adalah [[Menteri Kesehatan Republik Indonesia|Menteri Kesehatan]] [[Indonesia]] pada tahun 1966 hingga 1978 pada masa pemerintahan Presiden [[Soekarno]] hingga Presiden [[Soeharto]].
=== Masa kecil ===
Gerrit Augustinus Siwabessy terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara pada 19 Agustus 1914 di Negeri [[Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ullath]], Pulau [[Saparua]], Kabupaten [[Maluku Tengah]]. Ia adalah keturunan keluarga besar fam atau marga [[Siwabessy]] dari [[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ullath]]. Enoch Siwabessy, ayahnya adalah seorang petani [[Cengkih]] yang meninggal dunia ketika Gerrit baru berusia satu tahun.


Ibundanya Naatje (baca: Nace) Manuhutu, merupakan seorang putri keluarga petani cengkih dari Negeri [[Haria, Saparua, Maluku Tengah|Haria]]. Naatje Manuhutu merupakan keturunan keluarga besar fam atau marga Manuhutu yang merupakan fam pemangku jabatan raja (matarumah parentah) di Haria.
== Riwayat ==


Terlahir sebagai bungsu dari 4 bersaudara pada 19 Agustus 1914 di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Gerrit Augustinus Siwabessy hanya sempat bercengkrama mesra sebentar saja dengan ayahanda tercinta, Enoch Siwabessy. Sang ayah yang adalah petani cengkeh meninggal dunia ketika si bungsu baru berusia satu tahun. Ibunda Naatje Manuhutu, kemudian menikah lagi dengan Yakub Leuwol seorang guru sekolah dasar terpandang. Beruntung bagi Siwabessy muda, karena itulah saat terbaik bisa menjalani pendidikan dasar dan menengah dengan baik. "Beta selalu menyertai tuan guru Leuwol yang berturut-turut ditempatkan sebagai guru di Larike, Tawiri dan Lateri" tulis Siwabessy dalam memoarnya.
Setelah ayahnya meninggal, ibu Gerrit kemudian menikah lagi dengan seorang guru sekolah dasar dari [[Ambon]] yang terpandang, Yakub Leuwol. Hal ini memungkinkan Gerrit menjalani pendidikan dasar dan menengah dengan baik. "Beta selalu menyertai tuan guru Leuwol yang berturut-turut ditempatkan sebagai guru di [[Larike, Leihitu Barat, Maluku Tengah|Larike]], [[Tawiri, Teluk Ambon, Ambon|Tawiri]], dan [[Lateri, Baguala, Ambon|Lateri]]," begitu tulis Siwabessy dalam memoarnya.


=== Masa Pendidikan dan Upuleru ===
=== Pendidikan ===
Siwabessy kecil harus menempuh perjalanan yang cukup jauh ke sekolah. Karena itu Yonathan Siwabessy dan Obed Siwabessy, kedua kakaknya, sering bergantian menggendong kakak perempuannya, Mien Siwabessy, dan Siwabessy kecil untuk menempuh perjalanan jauh ke sekolah. Begitu juga dengan keempat adik perempuan dari pernikahan kedua ibunya dengan Yakub Leuwol, yaitu Lien, Mengky, Teddy dan Enny, semuanya memperoleh pendidikan yang baik.
[[Berkas:Menkes.JPG|thumb|]]
Masa bersekolah adalah masa penuh kegembiraan. Bahkan Yonathan Siwabessy dan Obed Siwabessy, kedua kakak yang berbadan tegap sering bergantian menggendong kakak perempuan Mien Siwabessy dan si bungsu ketika dengan berjalan kaki harus melewati perjalanan panjang ke sekolah. Begitu juga dengan 4 adik perempuan hasil pernikahan Ibunda dengan Yakub Leuwol, Lien, Mengky, Teddy dan Enny, mengalami pula masa bersekolah penuh ceria itu dan semuanya menikmati pendidikan yang baik.


Pada 1931, Gerrit Augustinus Siwabessy berhasil menyelesaikan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di kota Ambon kemudian menerima beasiswa untuk meneruskan pendidikan kedokteran ke NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School), Surabaya. Siwabessy muda memang sangat menonjol dalam bidang akademik. Tetapi pendidikan tinggi bagi banyak pemuda pada masa penjajahan tidak mungkin diikuti tanpa beasiswa.
Pada 1931, Siwabessy berhasil menyelesaikan pendidikannya di ([[MULO]]) (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di kota Ambon. Kemudian Siwabessy menerima beasiswa untuk meneruskan pendidikan kedokteran ke NIAS [[Nederlandsch Indische Artsen School]], Surabaya. Siwabessy muda memang sangat menonjol dalam bidang akademik. Tetapi pendidikan tinggi bagi banyak pemuda pada masa penjajahan tidak mungkin diikuti tanpa beasiswa.


Di NIAS Siwabessy banyak bersahabat dengan pemuda dari pelbagai suku bangsa, antara lain Ibnu Sutowo, Rubiono Kertopati, Mohammad Imam, Jan Usmany, Karel Staa, Syuurt Latupeirissa, Chris Mailoa. Pergaulannya dengan teman-teman barunya itulah yang membuka cakrawala Siwabessy tentang Indonesia. Selain serius dalam studi, Siwabessy juga aktif dalam organisasi mahasiswa Maluku.
Di NIAS ([[Nederlandsch Indische Artsen School]]) Siwabessy banyak bersahabat dengan pemuda dari berbagai suku bangsa, antara lain [[Ibnu Sutowo]], Rubiono Kertopati, Mohammad Imam di samping sahabat-sahabatnya dari Maluku seperti Jan Usmany, Karel Staa, Syuurt Latupeirissa, Chris Mailoa. Pergaulannya dengan teman-teman barunya itulah yang membuka cakrawala Siwabessy tentang Indonesia. Selain serius dalam studi, Siwabessy juga aktif dalam organisasi mahasiswa Maluku.


Di NIAS inilah Siwabessy dipanggil dengan julukan Upuleru, yang dalam bahasa tana (tanah, asli) Maluku Tengah artinya “dewa” atau ”pelindung”. Sebutan ini terus dipakai oleh teman-temannya semasa perjuangan 1945. Itu sebabnya ketika Siwabessy menulis memoarnya yang diterbitkan oleh Gunung Agung pada 1979, disepakati judul memoar tersebut ”Upuleru”.
Di NIAS [[Nederlandsch Indische Artsen School]] inilah Siwabessy dipanggil dengan julukan Upuleru, yang dalam bahasa tana (tanah, asli) Maluku Tengah artinya ''“dewa”'' atau ''”pelindung”''. Sebutan ini terus dipakai oleh teman-temannya semasa perjuangan 1945. Itu sebabnya ketika Siwabessy menulis memoarnya yang diterbitkan oleh [http://www.tokogunungagung.co.id Gunung Agung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060118055929/http://www.tokogunungagung.co.id/ |date=2006-01-18 }} pada 1979, disepakati judul memoar tersebut ''”Upuleru”''.


=== Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ===
== Jalan Terhormat ==
Pada akhir 1941 diberlakukan Keadaan Darurat Perang akibat ekspansi Jepang ke Asia Tenggara dan Pasifik. Pemerintah Hindia Belanda tiba-tiba sangat membutuhkan tenaga-tenaga dokter. Para mahasiswa NIAS [[Nederlandsch Indische Artsen School]] yang telah lulus ujian ''”Semi Arts”'' (setara drs. med. atau sekarang Sarjana Kedokteran) dan telah menyelesaikan co-schaap (praktik kepaniteraan klinik) sebelum maju untuk ujian ''”Arts”'' (dokter), dikerahkan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan sangat tergesa-gesa mereka diberangkatkan.
[[Berkas:Soekarnoo.JPG|thumb|]]
Sioh... Tuhan rupanya punya rencana penting bagi Siwabessy. Pada akhir 1941 diberlakukan SOB (Staat van Oorlog en Beleg; Keadaan Darurat Perang) akibat ekspansi Jepang ke seluruh dunia. Pemerintah Hindia Belanda tiba-tiba sangat membutuhkan tenaga-tenaga dokter. Para mahasiswa NIAS yang telah lulus ujian ”Semi Arts” (setara drs. med. atau sekarang S.Ked/Sarjana Kedokteran) dan telah menyelesaikan co-schaap (praktik kepaniteraan klinik) sebelum maju untuk ujian ”Arts” (dokter), dikerahkan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan sangat tergesa-gesa mereka diberangkatkan.


Siwabessy mendapat tugas istimewa di pusat pengeboran perusahaan minyak Belanda BPM (Bataavishe Petroleum Maatshapij), Cepu, Jawa Tengah. Di sana bahkan dipekerjakan sebagai seorang dokter penuh dengan fasilitas sangat memadai. Dr. Smit, direktur rumah sakit, memperlakukan Siwabessy sebagai kolega terhormat. Rupanya hal ini tidak terlalu disukai oleh Zuster (Suster) den Helder, seorang Belanda berperawakan tinggi besar. Ia tidak bisa menerima bahwa seorang inlander berkulit hitam, berambut keriting dan berperawakan kecil menjadi pimpinannya. Setiap perintah Siwabessy selalu mendapatkan komentarnya sampai akhirnya timbul pertengkaran terbuka. Hanya dengan perantaraan Dr Smit saja maka persoalan ini dapat diatasi. Zuster den Helder diperingatkan bahwa Siwabessy adalah seorang dokter yang kompeten dan diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda maupun BPM. Sejak peristiwa itu Siwabessy bisa bekerja dengan tenang.
Siwabessy mendapat tugas istimewa di pusat pengeboran perusahaan minyak Belanda [[Bataafsche Petroleum Maatschappij|BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij)]] di Cepu, Jawa Tengah. Di sana Siwabessy bahkan dipekerjakan sebagai seorang dokter penuh dengan fasilitas sangat memadai. Dr. Smit, direktur rumah sakit, memperlakukan Siwabessy sebagai kolega terhormat. Rupanya hal ini tidak terlalu disukai oleh Zuster den Helder, seorang Belanda berperawakan tinggi besar. Ia tidak bisa menerima bahwa seorang inlander berkulit hitam, berambut keriting dan berperawakan kecil menjadi pimpinannya. Setiap perintah Siwabessy selalu mendapatkan komentarnya sampai akhirnya timbul pertengkaran terbuka. Hanya dengan perantaraan Dr Smit saja maka persoalan ini dapat diatasi. Zuster den Helder diperingatkan bahwa Siwabessy adalah seorang dokter yang kompeten dan diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda maupun [[Bataafsche Petroleum Maatschappij|BPM]]. Sejak peristiwa itu Siwabessy bisa bekerja dengan tenang.


Keadaan politik rupanya tetap tegang. Pada Maret 1942 tentara Jepang memasuki Indonesia sehingga timbullah kekacauan. Semua orang Eropa dan para dokter yang berdinas di BPM Cepu harus mengungsi ke Surabaya. Di kota itu Siwabessy bertemu dengan Dr Sutjahyo, kawan lamanya di NIAS yang memegang kedudukan penting di Bagian Radiologi dan Bagian Paru-paru Rumah Sakit Simpang, Surabaya. Beliau meminta bantuan Siwabessy untuk memimpin bagian radiologi. Keahlian Siwabessy pada bidang radiologi di kemudian hari juga terasah oleh para seniornya, Dr RM Notokworo dan Dr Abdul Rachman Saleh.
Pada Maret 1942 tentara Jepang memasuki Indonesia sehingga timbullah kekacauan. Semua orang Eropa dan para dokter yang berdinas di BPM Cepu harus mengungsi ke Surabaya. Di kota itu Siwabessy bertemu dengan Dr. Sutjahyo, kawan lamanya di NIAS yang memegang kedudukan penting di Bagian Radiologi dan Bagian Paru-paru Rumah Sakit Simpang, Surabaya. Ia meminta bantuan Siwabessy untuk memimpin bagian radiologi. Keahlian Siwabessy pada bidang radiologi di kemudian hari juga terasah oleh para seniornya, Dr RM Notokworo dan Dr [[Abdulrachman Saleh]].


Sebetulnya beta tidak terlalu tertarik pada radiologi.Semasa mahasiswa beta lebih banyak tertarik pada bidang Fisika, dan karena hubunganku dengan dr.Latumeten, kepala Rumah Sakit Jiwa Lawang, beta tertarik pula pada bidang psikiatri (ilmu jiwa klinis). Namun demikian demi kelangsungan hidup,beta rela bekerja dalam bidang radiologi. Dengan demikian beta masuk ke bidang yang sama sekali baru bagiku. Tidak kuduga ketika itu, bahwa keputusan yang kuambil secara terpaksa ini akan menentukan jalan hidup kemudian, baik di masa krisis pada pendudukan Jepang maupun dalam masa revolusi dan masa merdeka,tulis Siwabessy masih dalam memoarnya.
"Sebetulnya beta tidak terlalu tertarik pada radiologi. Semasa mahasiswa beta lebih banyak tertarik pada bidang fisika, dan karena hubunganku dengan dr. Latumeten, kepala Rumah Sakit Jiwa Lawang, beta tertarik pula pada bidang psikiatri (ilmu jiwa klinis). Namun demi kelangsungan hidup, beta rela bekerja dalam bidang radiologi. Dengan demikian beta masuk ke bidang yang sama sekali baru bagiku. Tidak kuduga ketika itu, bahwa keputusan yang kuambil secara terpaksa ini akan menentukan jalan hidup kemudian, baik pada masa krisis pada pendudukan Jepang maupun dalam masa revolusi dan masa merdeka," tulis Siwabessy dalam memoarnya "Upuleru".


== Bapak Atom Indonesia ==
=== Bapak Atom Indonesia ===
Sementara itu atas informasi Dr. [[Abdul Azis Saleh|Aziz Saleh]], Siwabessy mengetahui bahwa di Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas Indonesia di Batavia akan diadakan ujian Arts. Siwabessy bersama beberapa rekan dari NIAS yang sudah lulus Semi Arts, segera berangkat ke Batavia. Siwabessy lulus sebagai dokter penuh pada 15 Desember 1942.
[[Berkas:Batann.JPG|thumb|]]
Sementara itu atas informasi Dr Aziz Saleh, bahwa di GH (Geneeskundige Hoogeschool), Batavia akan diadakan ujian Arts, Siwabessy bersama beberapa rekan dari NIAS yang sudah lulus Semi Arts, segera berangkat ke Batavia. Gerrit Augustinus Siwabessy lulus sebagai dokter penuh pada 15 Desember 1942.


Keadaan pesimis dan apatis yang terjadi beberapa tahun akibat tekanan Jepang, mendadak sontak berubah pada 15 Agustus 1945. Tiba-tiba lampu-lampu jalan menyala, rakyat berbondong-bondong turun ke jalan sambil bersorak-sorai. Rupanya mereka merayakan kekalahan Jepang karena dua kota industrinya, Hiroshima dan Nagasaki, dihancurkan bom atom tentara sekutu. Semangat kebangsaan berkobar-kobar di mana-mana. Begitu juga dengan Siwabessy, makin giat lagi dalam kegiatan organisasi kebangsaan dan di tahun-tahun inilah dipertemukan dengan banyak tokoh penting nasional.
Setelah kemerdekaan RI, Siwabessy makin giat lagi dalam kegiatan organisasi kebangsaan dan pada tahun-tahun inilah ia dipertemukan dengan banyak tokoh penting nasional.


Pada 1949 Dr Leimena, Menteri Kesehatan saat itu, menganjurkan, disertai rekomendasi, agar Siwabessy melanjutkan pendidikan di bidang radiologi. Sebelumnya Dr Johanes telah memberikan brevet (surat tanda bukti keahlian) sebagai ahli radiologi. Dengan rekomendasi kedua dokter ini, Siwabessy berhasil mendapatkan beasiswa dari British Council untuk studi lanjutan di London University. Termasuk study trip ke pusat radiologi dan pusat kedokteran nuklir berbagai kota di Inggris: Manchester, Leeds, Edinburg dan Glasgow.
Pada 1949 [[Leimena|dr. Leimena]], Menteri kesehatan RI saat itu, merekomendasikan agar Siwabessy melanjutkan pendidikan di bidang radiologi. Sebelumnya dr. Johanes telah memberikan kepadanya brevet (surat tanda bukti keahlian) sebagai ahli radiologi. Dengan rekomendasi kedua dokter ini, Siwabessy berhasil mendapatkan beasiswa dari [[British Council]] untuk studi lanjutan di [[Universitas London]]. Termasuk study trip ke pusat radiologi dan pusat kedokteran nuklir berbagai kota di Inggris: [[Manchester]], [[Leeds]], [[Edinburgh]] dan [[Glasgow]].


Hal-hal pokok yang dipelajari mencakup radiologi, radioterapi, dan pengetahuan dasar bidang atom. Lagi-lagi Siwabessy menonjol. Baru tiga bulan mengikuti studi, telah diangkat menjadi asisten. Ini berarti, Siwabessy dibebaskan dari tugas-tugas rutin perkuliahan seperti mahasiswa lain pada umumnya. Bahkan diberi kepercayaan memegang sebuah bangsal (zaal) di Hammersmith Hospital, London. Tak hanya itu, seorang sekretaris Inggris juga ditugaskan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Suatu prestasi amat luar biasa bagi seorang Asia saat itu.
Hal-hal pokok yang dipelajari mencakup radiologi, radioterapi, dan pengetahuan dasar bidang atom. Lagi-lagi Siwabessy menonjol. Baru tiga bulan mengikuti studi, ia diangkat menjadi asisten. Ini berarti, Siwabessy dibebaskan dari tugas-tugas rutin perkuliahan seperti mahasiswa lain pada umumnya. Bahkan diberi kepercayaan memegang sebuah bangsal di [[Rumah Sakit Hammersmith]], London. Tak hanya itu, seorang sekretaris Inggris juga ditugaskan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Suatu prestasi yang sangat luar biasa bagi seorang Asia pada saat itu.


Pengalaman penting lainnya selama berada di Inggris, ketika Siwabessy mempelajari sistem kesejahteraan di bidang kesehatan. Ide inilah yang ia kembangkan di Indonesia dengan nama Asuransi Kesehatan (Askes) saat menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Pengalaman penting lainnya selama berada di Inggris, ketika Siwabessy mempelajari sistem kesejahteraan di bidang kesehatan. Ide inilah yang ia kembangkan di Indonesia dengan nama Asuransi Kesehatan ([[Askes]]) saat menjabat [[Daftar Menteri Kesehatan Indonesia|Menteri Kesehatan]].


Saat memperdalam bidang radiologi itu, Siwabessy banyak berkenalan dengan para ahli atom dari bidang terkait, seperti : nuclearphysics, chemistry, biology, radiation-physics, radiation-chemistry, radiation-biology, dan radio-therapy. Selain itu Siwabessy juga melihat bahwa pengobatan kanker di London sudah banyak menggunakan hasil penemuan dan penyinaran atom. Hal-hal inilah banyak memberi wawasan baru yang kelak kemudian hari diterapkan di Indonesia. Tak heran bila saat ini karya Siwabessy terukir di Radiotherapy Department Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta (bagian dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, RSCM, Jakarta). Sebuah rumah sakit berstandar internasional dengan peralatan sangat modern yang telah terbukti banyak menolong para penderita kanker—termasuk kaum papa sekalipun. Demikian juga pengobatan dengan tenaga nuklir yang ada di RSPAD Gatot Subroto, semuanya dirintis oleh Siwabessy.
Saat memperdalam bidang radiologi itu, Siwabessy banyak berkenalan dengan para ahli atom dari bidang terkait, seperti fisika nuklir, kimia, biologi, fisika-radiasi, kimia-radiasi, biologi radiasi, dan radioterapi. Selain itu Siwabessy juga melihat bahwa pengobatan kanker di London sudah banyak menggunakan hasil penemuan dan penyinaran atom. Hal-hal inilah banyak memberi wawasan baru yang kelak kemudian hari diterapkan di Indonesia. Karya Siwabessy kini juga terukir di Departemen Radioterapi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sebuah rumah sakit berstandar internasional dengan peralatan sangat modern yang telah terbukti banyak menolong para penderita kanker—termasuk kaum papa sekalipun. Demikian juga pengobatan dengan tenaga nuklir yang ada di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Gatot Subroto]], semuanya dirintis oleh Siwabessy.


Sekembalinya dari London, Siwabessy langsung dipercayai memegang berbagai tugas penting, antara lain: Guru Besar Luar Biasa Fakultas Kedokteran [[Universitas Indonesia]]; Konsultan [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto]], Jakarta; Direktur [[Rumah Sakit St. Carolus]], Jakarta. Ia juga mendirikan Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pengalaman penting lainnya selama berada di Inggris, ketika Siwabessy mempelajari sistem kesejahteraan di bidang kesehatan. Ide inilah yang dikembangkan di Indonesia dengan nama Asuransi Kesehatan (Askes) saat menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Sekembalinya dari London, Siwabessy langsung dipercayai memegang berbagai tugas penting, antara lain: Guru Besar Luar Biasa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Konsultan RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta; Direktur Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, serta mendirikan Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


Sejarah terus bergulir. Pada 1952 Amerika Serikat berhasil meledakkan bom hidrogen pertama berkode “Ivy Mike” di Atol Eniwetok (sekarang Enewetak), Kepulauan Marshal, Samudera Pasifik. Bagian dari rangkaian percobaan bom nuklir yang sudah dimulai sejak 1948 (berakhir 1958; total 43 percobaan) di kepulauan tersebut. Khawatir terhadap dampak percobaan bom nuklir tersebut bagi Indonesia, Presiden Sukarno mencari-cari siapa di kalangan ahli-ahli bangsa Indonesia yang dapat mengukur kadar radioaktifitas di laut, udara dan daratan Indonesia. Jawabannya: Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan. Lalu pada 1954, dibentuklah Panitia Penyelidikan Radioaktifitas dan Tenaga Atom yang diketuai Siwabessy dengan para anggotanya terdiri dari elemen-elemen Angkatan Darat (TNI-AD), Angkatan Udara (TNI-AU), Badan Metereologi, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan RSPAD Gatot Subroto.
Pada 1952 Amerika Serikat berhasil meledakkan bom hidrogen pertama berkode [[Ivy Mike]] di [[Enewetak|Atol Eniwetok]], Kepulauan Marshall, Samudera Pasifik. Bagian dari rangkaian percobaan bom nuklir yang sudah dimulai sejak 1948 (berakhir 1958; total 43 percobaan) di kepulauan tersebut. Khawatir terhadap dampak percobaan bom nuklir tersebut bagi Indonesia, [[Soekarno|Presiden Sukarno]] menunjuk Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan yang dipimpin oleh Siwabessy untuk mengatasi masalah ini. Pada 1954, dibentuklah Panitia Penyelidikan Radioaktivitas dan Tenaga Atom yang diketuai Siwabessy dengan para anggotanya terdiri dari elemen-elemen Angkatan Darat, Angkatan Udara, [[Badan Metereologi]], (UI), [[Universitas Gadjah Mada]], [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB), dan RSPAD Gatot Subroto.


Kegiatan panitia ini dianggap sangat penting oleh pemerintah. Segala rencana untuk meningkatkan kemampuan panitia selalu diterima baik sementara Siwabessy terus memikirkan langkah-langkah konkret yang berhubungan dengan tenaga atom. Sehingga, masih pada tahun yang sama, Siwabessy membentuk Lembaga Tenaga Atom yang berada di bawah Sekretariat Negara dan Siwabessy sebagai direkturnya. Masa itu, banyak tenaga muda dikirim studi ke luar negeri guna mempersiapkan sumber daya manusia pendukung rencana akbar pengembangan tenaga atom untuk maksud damai di Indonesia. Negara pada waktu itu juga menganggap sangat perlu mengembangkan pendidikan terkait di dalam negeri. Maka pada 1961 di Universitas Indonesia didirikan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA, sekarang FMIPA / Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI). Lagi-lagi Siwabessy pendirinya, sekaligus ditunjuk sebagai Dekan FIPIA UI pertama (1963-1965).
Pada 1954 itu juga Siwabessy membentuk Lembaga Tenaga Atom yang berada di bawah Sekretariat Negara dan Siwabessy sebagai direkturnya. Selain itu negara juga memandang perlu agar didirikan fakultas yang mempelajari ilmu dasar di bidang fisika, kimia dan matematika untuk menghasilkan tanaga ahli. Lagi-lagi Siwabessy ditunjuk pemerintah untuk mewujudkannya. Sebagai pendiri Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia, Siwabessy ditunjuk sebagai Dekan FIPIA UI pertama (1963-1965).


Tahun 1962 Presiden Sukarno meresmikan berdirinya Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), berada langsung di bawah presiden, dan Siwabessy sebagai Direktur Jenderal BATAN pertama. Kemudian diangkat sebagai Menteri Badan Tenaga Atom Nasional pada 1965.
Tahun 1962 Presiden Sukarno meresmikan berdirinya Badan Tenaga Atom Nasional ([[BATAN]]), berada langsung di bawah( presiden, dan Siwabessy sebagai Direktur Jenderal BATAN pertama. Pada 1965 ia diangkat sebagai Menteri Badan Tenaga Atom Nasional.


Atas jasa-jasanya memajukan tenaga atom di Indonesia, seperti membangun reaktor nuklir dan banyak penelitian penting lainnya, Siwabessy yang sering disebut sebagai Bapak Atom Indonesia, menerima Bintang Mahaputera III pada 1976. Dan namanya juga diabadikan oleh negara pada sebuah reaktor nuklir terbesar di Asia Tenggara berkekuatan 30 MW yaitu Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG GAS), berlokasi di Serpong, Tangerang, Jawa Barat, yang diresmikan Presiden Soeharto pada 20 Agustus 1987.
Atas jasa-jasanya yang sangat besar dalam memajukan tenaga atom di Indonesia, seperti membangun [[reaktor nuklir]] dan banyak penelitian penting lainnya, Siwabessy yang adalah juga Bapak Atom Indonesia, menerima [[Bintang Mahaputera|Bintang Mahaputera III]] pada 1976. Namanya juga diabadikan oleh negara pada sebuah reaktor nuklir terbesar di Asia Tenggara berkekuatan 30 MW yaitu Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy, berlokasi di [[Serpong, Tangerang Selatan|Serpong, Tangerang]], Jawa Barat, yang diresmikan [[Soeharto|Presiden Soeharto]] pada 20 Agustus 1987.


== Menteri Kesehatan ==
== Menteri Kesehatan ==
Pada 1966 Siwabessy diangkat Presiden Soekarno menjadi Menteri Kesehatan. Tugas ini diembannya hingga 29 Maret 1978 semasa pemerintahan Presiden Soeharto. Selama masa jabatannya itu, Siwabessy merangkap sebagai Ketua Tim Dokter Pribadi Presiden. Pada masa itu banyak sekali program yang telah Siwabessy lakukan dalam lingkup kesehatan. Mulai dari program [[Keluarga Berencana]] (KB), [[Puskesmas]], [[Askes]], Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), penanggulangan penyakit menular seperti malaria, TBC, cacingan, kolera, tifus, disentri, sampai dengan upaya penanggulangan penyakit kanker. Siwabessy sendiri tercatat sebagai salah seorang pendiri [[Yayasan Kanker Indonesia]]. Kerja keras ini tidak terlepas dari keluwesan diplomasi Siwabessy dengan para sahabatnya yang berada di luar negeri dan juga dengan berbagai organisasi internasional, antara lain badan-badan [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB) seperti [[World Health Organization]], [[UNICEF]], United Nations Development Programme([[UNDP]]), maupun lembaga-lembaga lainnya seperti United States Agency for International Development ([[USAID]]) dan Medicare (menyangkut perawatan kesehatan). Siwabessy juga tercatat sebagai pelopor kerjasama di bidang kesehatan dengan Amaerika Serikat. Lembaga-lembaga yang banyak memberikan bantuan teknis maupun keuangan. Untuk jasa-jasanya di bidang kesehatan, Siwabessy dianugerahi Bintang Mahaputera II pada tahun 1978.
[[Berkas:Bintang Mahaputra II.jpg|thumb|Bintang Mahaputra II]]
Selanjutnya atas permintaan Presiden Sukarno, Siwabessy menjabat Menteri Kesehatan pada 1966 dan tugas ini diembannya hingga 29 Maret 1978 semasa pemerintahan Presiden Soeharto. Selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan di era Presiden Suharto itu pulalah merangkap sebagai Ketua Tim Dokter Pribadi Presiden. Dan pada masa itu banyak sekali program konkret yang telah Siwabessy lakukan dalam lingkup kesehatan. Mulai dari program Keluarga Berencana (KB), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Asuransi Kesehatan (Askes), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), penanggulangan penyakit menular (yang dahulu tidak mungkin diberantas seperti malaria, TBC, cacingan, kolera, tifus, disentri) sampai dengan upaya penanggulangan penyakit kanker. Siwabessy sendiri tercatat sebagai salah seorang pendiri Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Kerja keras ini tentunya tidak terlepas dari keluwesan diplomasi Siwabessy dengan para sahabatnya yang berada di luar negeri dan juga dengan berbagai organisasi internasional. Baik organisasi yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti World Health Organization (WHO), United Nations Children’s Fund (UNICEF), United Nations Development Programme (UNDP), maupun yang lainnya seperti United States Agency for International Development (USAID) dan Medicare (menyangkut perawatan kesehatan). Lembaga-lembaga yang banyak memberikan bantuan teknis maupun keuangan. Untuk jasa-jasanya di bidang kesehatan, Siwabessy dianugerahi Bintang Mahaputera II pada tahun 1978.


== Mengabdi hingga akhir hayat ==
[[Berkas:WHOO.jpg|thumb|]]
[[Berkas:G. A. Siwabessy - TMP Kalibata.jpeg|jmpl|Makam G. A. Siwabessy di Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
Selepas tugas sebagai anggota kabinet, Siwabessy diminta menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang bertugas sebagai Penasehat Presiden. Kepercayaan ini dijalani sejak 1978 sampai akhirnya Gerrit Augustinus Siwabessy, Upuleru, menutup mata selamanya di suatu malam yang tenang, 11 November 1982, Jakarta.
Selepas tugas sebagai anggota kabinet, Siwabessy diminta menjadi anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] yang bertugas sebagai Penasehat Presiden. Kepercayaan ini dijalani sejak 1978 sampai akhirnya Siwabessy meninggal di suatu malam yang tenang pada 11 November 1982, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di TMP Kalibata.


Terlalu banyak penghargaan yang telah Siwabessy terima, baik dari dalam maupun luar negeri. Bahkan 27 tahun setelah Siwabessy mengakhiri semua tugasnya di dunia, Universitas Indonesia pada Juni 2009 memberikan sebuah kehormatan dalam rangka pemberian nama baru 19 jalan di lingkungan kampus megah UI, Depok. Salah satunya diberi nama Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy; yang bersama 18 tokoh lainnya dengan berbagai katagori: pahlawan, perintis, penemu, begawan ilmu; dinilai telah mendedikasikan hidupnya bukan hanya untuk UI tapi juga Indonesia.
27 tahun setelah Siwabessy berpulang, Universitas Indonesia pada Juni 2009 memberikan menamai salah satu jalan di kompleks kampus itu di Depok, Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy sebagai salah satu begawan ilmu yang telah mengabdi bagi Universitas Indonesia dan Indonesia.


== Catatan ==
Siwabessy adalah pribadi yang selalu bekerja konkret. Selalu memikirkan kepentingan orang banyak namun tetap mengedepankan integritas diri: kejujuran, ketulusan, kredibilitas, satu kata dan perbuatan. Warisan Upuleru saat ini bukan hanya dimiliki oleh keluarga besar Gerrit Augustinus Siwabessy: 6 anak, 12 cucu dan 9 cicit, tetapi juga dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia.


* Sumber: "Upuleru", Memoar G.A. Siwabessy, Penerbit Gunung Agung, Tahun 1979.
Siwabessy sangat mencintai Indonesia, sama seperti Siwabessy sangat mencintai Maluku. "Banyak orang Ambon, khususnya di Jakarta, senang berkomentar tentang pembangunan di Maluku. Beta kira sebaiknya jangan kita bicarakan soal ini dari jauh. Bila orang ingin berpartisipasi sebaiknya mereka pulang ke Ambon dan mengadakan penelitian atau survai tentang bidang apa saja," tulis Siwabessy yang mengingatkan agar kita datang ke Maluku membawa suatu kontribusi nyata, bukan hanya sekadar pengamatan.

Pada akhir memoarnya Siwabessy juga sangat menekankan pada pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangan kewirausahaan di Maluku. Tak lupa Siwabessy menitip pesan menyentuh bagi yang akan pulang itu seperti kutipan berikut : ".... setiap saat orang bisa pulang ke Ambon tapi janganlah sampai menjadi sumber kesulitan bagi famili di sana ...."

===Notes===
{{Reflist|colwidth=30em}}

-Artikel ini telah diterbitkan di majalah Tabaos, Media Informasi & Komunikasi, bagi masyarakat yang terbatas, Maluku Foundation Scholarship Fund (YDBM), Volume 7, No 3, Oktober 2010, Jakarta.

-Ditulis khusus untuk Wikipedia dengan UPULERU sumber tetap dengan Mutiara Siwabessy, cucu dari [[GA Siwabessy.]]
-Lihat juga versi bahasa Inggris "[[http://en.wiki-indonesia.club/wiki/GA_Siwabessy]]

== Pranala luar ==
* [http://balagu.50webs.com/pahlawan/phmaluku/gerits_siwabessy.html Berita]


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|pendahulu=[[Satrio]]|tahun=1966–1978|pengganti=[[Suwardjono Surjaningrat]]|jabatan=[[Daftar Menteri Kesehatan Indonesia|Menteri Kesehatan Republik Indonesia]]}}
{{kotak suksesi|pendahulu=[[Satrio]]|tahun=1966–1978|pengganti=[[Suwardjono Surjaningrat]]|jabatan=[[Daftar Menteri Kesehatan Indonesia|Menteri Kesehatan Republik Indonesia]]}}
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}


{{lifetime|1914|1982|Siwabessy, Gerrit A.}}
{{lifetime|1914|1982|Siwabessy, Gerrit A.}}


{{Kabinet Pembangunan II}}{{Kabinet Pembangunan I}}{{Kabinet Ampera II}}{{Kabinet Ampera I}}{{Menteri Kesehatan Indonesia}}

[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Maluku]]
[[Kategori:Tokoh dari Maluku Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Saparua]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kesehatan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Matarumah Siwabessy]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]

Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 22.25

G.A. Siwabessy
Portret Resmi pada tahun 1973
Portret Resmi, 1973
Menteri Kesehatan ke-9
Masa jabatan
25 Juli 1966 – 29 Maret 1978
PresidenSoekarno
Soeharto
Informasi pribadi
Lahir(1914-08-19)19 Agustus 1914
Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah, Hindia Belanda
Meninggal11 November 1982(1982-11-11) (umur 68)
Jakarta, Indonesia
Partai politikIndependen
Orang tua
  • Enoch Siwabessy (ayah)
  • Naatje Manuhutu (ibu)
PekerjaanIlmuwan, dokter, Politikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. dr. Gerrit Augustinus Siwabessy (19 Agustus 1914 – 11 November 1982) adalah seorang ilmuwan dan politikus Indonesia yang menjabat Menteri Badan Tenaga Atom Nasional pada 1964 dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1966 hingga 1978 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Masa kecil

[sunting | sunting sumber]

Gerrit Augustinus Siwabessy terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara pada 19 Agustus 1914 di Negeri Ullath, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Ia adalah keturunan keluarga besar fam atau marga Siwabessy dari Ullath. Enoch Siwabessy, ayahnya adalah seorang petani Cengkih yang meninggal dunia ketika Gerrit baru berusia satu tahun.

Ibundanya Naatje (baca: Nace) Manuhutu, merupakan seorang putri keluarga petani cengkih dari Negeri Haria. Naatje Manuhutu merupakan keturunan keluarga besar fam atau marga Manuhutu yang merupakan fam pemangku jabatan raja (matarumah parentah) di Haria.

Setelah ayahnya meninggal, ibu Gerrit kemudian menikah lagi dengan seorang guru sekolah dasar dari Ambon yang terpandang, Yakub Leuwol. Hal ini memungkinkan Gerrit menjalani pendidikan dasar dan menengah dengan baik. "Beta selalu menyertai tuan guru Leuwol yang berturut-turut ditempatkan sebagai guru di Larike, Tawiri, dan Lateri," begitu tulis Siwabessy dalam memoarnya.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Siwabessy kecil harus menempuh perjalanan yang cukup jauh ke sekolah. Karena itu Yonathan Siwabessy dan Obed Siwabessy, kedua kakaknya, sering bergantian menggendong kakak perempuannya, Mien Siwabessy, dan Siwabessy kecil untuk menempuh perjalanan jauh ke sekolah. Begitu juga dengan keempat adik perempuan dari pernikahan kedua ibunya dengan Yakub Leuwol, yaitu Lien, Mengky, Teddy dan Enny, semuanya memperoleh pendidikan yang baik.

Pada 1931, Siwabessy berhasil menyelesaikan pendidikannya di (MULO) (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di kota Ambon. Kemudian Siwabessy menerima beasiswa untuk meneruskan pendidikan kedokteran ke NIAS Nederlandsch Indische Artsen School, Surabaya. Siwabessy muda memang sangat menonjol dalam bidang akademik. Tetapi pendidikan tinggi bagi banyak pemuda pada masa penjajahan tidak mungkin diikuti tanpa beasiswa.

Di NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) Siwabessy banyak bersahabat dengan pemuda dari berbagai suku bangsa, antara lain Ibnu Sutowo, Rubiono Kertopati, Mohammad Imam di samping sahabat-sahabatnya dari Maluku seperti Jan Usmany, Karel Staa, Syuurt Latupeirissa, Chris Mailoa. Pergaulannya dengan teman-teman barunya itulah yang membuka cakrawala Siwabessy tentang Indonesia. Selain serius dalam studi, Siwabessy juga aktif dalam organisasi mahasiswa Maluku.

Di NIAS Nederlandsch Indische Artsen School inilah Siwabessy dipanggil dengan julukan Upuleru, yang dalam bahasa tana (tanah, asli) Maluku Tengah artinya “dewa” atau ”pelindung”. Sebutan ini terus dipakai oleh teman-temannya semasa perjuangan 1945. Itu sebabnya ketika Siwabessy menulis memoarnya yang diterbitkan oleh Gunung Agung Diarsipkan 2006-01-18 di Wayback Machine. pada 1979, disepakati judul memoar tersebut ”Upuleru”.

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Pada akhir 1941 diberlakukan Keadaan Darurat Perang akibat ekspansi Jepang ke Asia Tenggara dan Pasifik. Pemerintah Hindia Belanda tiba-tiba sangat membutuhkan tenaga-tenaga dokter. Para mahasiswa NIAS Nederlandsch Indische Artsen School yang telah lulus ujian ”Semi Arts” (setara drs. med. atau sekarang Sarjana Kedokteran) dan telah menyelesaikan co-schaap (praktik kepaniteraan klinik) sebelum maju untuk ujian ”Arts” (dokter), dikerahkan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan sangat tergesa-gesa mereka diberangkatkan.

Siwabessy mendapat tugas istimewa di pusat pengeboran perusahaan minyak Belanda BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) di Cepu, Jawa Tengah. Di sana Siwabessy bahkan dipekerjakan sebagai seorang dokter penuh dengan fasilitas sangat memadai. Dr. Smit, direktur rumah sakit, memperlakukan Siwabessy sebagai kolega terhormat. Rupanya hal ini tidak terlalu disukai oleh Zuster den Helder, seorang Belanda berperawakan tinggi besar. Ia tidak bisa menerima bahwa seorang inlander berkulit hitam, berambut keriting dan berperawakan kecil menjadi pimpinannya. Setiap perintah Siwabessy selalu mendapatkan komentarnya sampai akhirnya timbul pertengkaran terbuka. Hanya dengan perantaraan Dr Smit saja maka persoalan ini dapat diatasi. Zuster den Helder diperingatkan bahwa Siwabessy adalah seorang dokter yang kompeten dan diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda maupun BPM. Sejak peristiwa itu Siwabessy bisa bekerja dengan tenang.

Pada Maret 1942 tentara Jepang memasuki Indonesia sehingga timbullah kekacauan. Semua orang Eropa dan para dokter yang berdinas di BPM Cepu harus mengungsi ke Surabaya. Di kota itu Siwabessy bertemu dengan Dr. Sutjahyo, kawan lamanya di NIAS yang memegang kedudukan penting di Bagian Radiologi dan Bagian Paru-paru Rumah Sakit Simpang, Surabaya. Ia meminta bantuan Siwabessy untuk memimpin bagian radiologi. Keahlian Siwabessy pada bidang radiologi di kemudian hari juga terasah oleh para seniornya, Dr RM Notokworo dan Dr Abdulrachman Saleh.

"Sebetulnya beta tidak terlalu tertarik pada radiologi. Semasa mahasiswa beta lebih banyak tertarik pada bidang fisika, dan karena hubunganku dengan dr. Latumeten, kepala Rumah Sakit Jiwa Lawang, beta tertarik pula pada bidang psikiatri (ilmu jiwa klinis). Namun demi kelangsungan hidup, beta rela bekerja dalam bidang radiologi. Dengan demikian beta masuk ke bidang yang sama sekali baru bagiku. Tidak kuduga ketika itu, bahwa keputusan yang kuambil secara terpaksa ini akan menentukan jalan hidup kemudian, baik pada masa krisis pada pendudukan Jepang maupun dalam masa revolusi dan masa merdeka," tulis Siwabessy dalam memoarnya "Upuleru".

Bapak Atom Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Sementara itu atas informasi Dr. Aziz Saleh, Siwabessy mengetahui bahwa di Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas Indonesia di Batavia akan diadakan ujian Arts. Siwabessy bersama beberapa rekan dari NIAS yang sudah lulus Semi Arts, segera berangkat ke Batavia. Siwabessy lulus sebagai dokter penuh pada 15 Desember 1942.

Setelah kemerdekaan RI, Siwabessy makin giat lagi dalam kegiatan organisasi kebangsaan dan pada tahun-tahun inilah ia dipertemukan dengan banyak tokoh penting nasional.

Pada 1949 dr. Leimena, Menteri kesehatan RI saat itu, merekomendasikan agar Siwabessy melanjutkan pendidikan di bidang radiologi. Sebelumnya dr. Johanes telah memberikan kepadanya brevet (surat tanda bukti keahlian) sebagai ahli radiologi. Dengan rekomendasi kedua dokter ini, Siwabessy berhasil mendapatkan beasiswa dari British Council untuk studi lanjutan di Universitas London. Termasuk study trip ke pusat radiologi dan pusat kedokteran nuklir berbagai kota di Inggris: Manchester, Leeds, Edinburgh dan Glasgow.

Hal-hal pokok yang dipelajari mencakup radiologi, radioterapi, dan pengetahuan dasar bidang atom. Lagi-lagi Siwabessy menonjol. Baru tiga bulan mengikuti studi, ia diangkat menjadi asisten. Ini berarti, Siwabessy dibebaskan dari tugas-tugas rutin perkuliahan seperti mahasiswa lain pada umumnya. Bahkan diberi kepercayaan memegang sebuah bangsal di Rumah Sakit Hammersmith, London. Tak hanya itu, seorang sekretaris Inggris juga ditugaskan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Suatu prestasi yang sangat luar biasa bagi seorang Asia pada saat itu.

Pengalaman penting lainnya selama berada di Inggris, ketika Siwabessy mempelajari sistem kesejahteraan di bidang kesehatan. Ide inilah yang ia kembangkan di Indonesia dengan nama Asuransi Kesehatan (Askes) saat menjabat Menteri Kesehatan.

Saat memperdalam bidang radiologi itu, Siwabessy banyak berkenalan dengan para ahli atom dari bidang terkait, seperti fisika nuklir, kimia, biologi, fisika-radiasi, kimia-radiasi, biologi radiasi, dan radioterapi. Selain itu Siwabessy juga melihat bahwa pengobatan kanker di London sudah banyak menggunakan hasil penemuan dan penyinaran atom. Hal-hal inilah banyak memberi wawasan baru yang kelak kemudian hari diterapkan di Indonesia. Karya Siwabessy kini juga terukir di Departemen Radioterapi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sebuah rumah sakit berstandar internasional dengan peralatan sangat modern yang telah terbukti banyak menolong para penderita kanker—termasuk kaum papa sekalipun. Demikian juga pengobatan dengan tenaga nuklir yang ada di RSPAD Gatot Subroto, semuanya dirintis oleh Siwabessy.

Sekembalinya dari London, Siwabessy langsung dipercayai memegang berbagai tugas penting, antara lain: Guru Besar Luar Biasa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Konsultan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta; Direktur Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta. Ia juga mendirikan Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pada 1952 Amerika Serikat berhasil meledakkan bom hidrogen pertama berkode Ivy Mike di Atol Eniwetok, Kepulauan Marshall, Samudera Pasifik. Bagian dari rangkaian percobaan bom nuklir yang sudah dimulai sejak 1948 (berakhir 1958; total 43 percobaan) di kepulauan tersebut. Khawatir terhadap dampak percobaan bom nuklir tersebut bagi Indonesia, Presiden Sukarno menunjuk Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan yang dipimpin oleh Siwabessy untuk mengatasi masalah ini. Pada 1954, dibentuklah Panitia Penyelidikan Radioaktivitas dan Tenaga Atom yang diketuai Siwabessy dengan para anggotanya terdiri dari elemen-elemen Angkatan Darat, Angkatan Udara, Badan Metereologi, (UI), Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan RSPAD Gatot Subroto.

Pada 1954 itu juga Siwabessy membentuk Lembaga Tenaga Atom yang berada di bawah Sekretariat Negara dan Siwabessy sebagai direkturnya. Selain itu negara juga memandang perlu agar didirikan fakultas yang mempelajari ilmu dasar di bidang fisika, kimia dan matematika untuk menghasilkan tanaga ahli. Lagi-lagi Siwabessy ditunjuk pemerintah untuk mewujudkannya. Sebagai pendiri Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia, Siwabessy ditunjuk sebagai Dekan FIPIA UI pertama (1963-1965).

Tahun 1962 Presiden Sukarno meresmikan berdirinya Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), berada langsung di bawah( presiden, dan Siwabessy sebagai Direktur Jenderal BATAN pertama. Pada 1965 ia diangkat sebagai Menteri Badan Tenaga Atom Nasional.

Atas jasa-jasanya yang sangat besar dalam memajukan tenaga atom di Indonesia, seperti membangun reaktor nuklir dan banyak penelitian penting lainnya, Siwabessy yang adalah juga Bapak Atom Indonesia, menerima Bintang Mahaputera III pada 1976. Namanya juga diabadikan oleh negara pada sebuah reaktor nuklir terbesar di Asia Tenggara berkekuatan 30 MW yaitu Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy, berlokasi di Serpong, Tangerang, Jawa Barat, yang diresmikan Presiden Soeharto pada 20 Agustus 1987.

Menteri Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Pada 1966 Siwabessy diangkat Presiden Soekarno menjadi Menteri Kesehatan. Tugas ini diembannya hingga 29 Maret 1978 semasa pemerintahan Presiden Soeharto. Selama masa jabatannya itu, Siwabessy merangkap sebagai Ketua Tim Dokter Pribadi Presiden. Pada masa itu banyak sekali program yang telah Siwabessy lakukan dalam lingkup kesehatan. Mulai dari program Keluarga Berencana (KB), Puskesmas, Askes, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), penanggulangan penyakit menular seperti malaria, TBC, cacingan, kolera, tifus, disentri, sampai dengan upaya penanggulangan penyakit kanker. Siwabessy sendiri tercatat sebagai salah seorang pendiri Yayasan Kanker Indonesia. Kerja keras ini tidak terlepas dari keluwesan diplomasi Siwabessy dengan para sahabatnya yang berada di luar negeri dan juga dengan berbagai organisasi internasional, antara lain badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti World Health Organization, UNICEF, United Nations Development Programme(UNDP), maupun lembaga-lembaga lainnya seperti United States Agency for International Development (USAID) dan Medicare (menyangkut perawatan kesehatan). Siwabessy juga tercatat sebagai pelopor kerjasama di bidang kesehatan dengan Amaerika Serikat. Lembaga-lembaga yang banyak memberikan bantuan teknis maupun keuangan. Untuk jasa-jasanya di bidang kesehatan, Siwabessy dianugerahi Bintang Mahaputera II pada tahun 1978.

Mengabdi hingga akhir hayat

[sunting | sunting sumber]
Makam G. A. Siwabessy di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Selepas tugas sebagai anggota kabinet, Siwabessy diminta menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung yang bertugas sebagai Penasehat Presiden. Kepercayaan ini dijalani sejak 1978 sampai akhirnya Siwabessy meninggal di suatu malam yang tenang pada 11 November 1982, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di TMP Kalibata.

27 tahun setelah Siwabessy berpulang, Universitas Indonesia pada Juni 2009 memberikan menamai salah satu jalan di kompleks kampus itu di Depok, Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy sebagai salah satu begawan ilmu yang telah mengabdi bagi Universitas Indonesia dan Indonesia.

  • Sumber: "Upuleru", Memoar G.A. Siwabessy, Penerbit Gunung Agung, Tahun 1979.
Didahului oleh:
Satrio
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1966–1978
Diteruskan oleh:
Suwardjono Surjaningrat