Lompat ke isi

Perang Yom Kippur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zaini Suherly (bicara | kontrib)
Yehezkiel73 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(201 revisi perantara oleh 100 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Military Conflict
'''Perang Yom Kippur''' terjadi pada tahun [[1973]], ketika [[Mesir]] dan [[Suriah]] bersama-sama menyerbu [[Israel]].
|conflict=Perang Yom Kippur
|image=[[Berkas:Climbing infantry.jpg|288px|Tentara Mesir menyebrangi Terusan Suez.]]
|caption= Tentara Mesir menyebrangi Terusan Suez.
|date=6 Oktober — 26 Oktober 1973{{br}}(2 minggu, 6 hari)
|place=[[Semenanjung Sinai]], [[Dataran Tinggi Golan]], dan daerah sekitarnya.
|casus=[[Israel]] menolak mengembalikan wilayah yang mereka rebut dari [[Suriah]] dan [[Mesir]] selama [[Perang Enam Hari]].
|result=* Kemenangan Israel dan kekalahan telak Mesir, serta diikuti dengan genjatan senjata secara politik [[Resolusi PBB 338|UNSC Res. 338]]: Keputusan genjatan senjata dan diadakannya konferensi Jenewa dan hasil akhir konferensi Camp David, dengan hasil konferensi perdamaian selamanya antara Koalisi Arab dan Israel
|combatant1={{flagcountry|Israel}}{{br}}'''Didukung Oleh :'''{{br}}{{Flag|Amerika Serikat}}{{br}}
|combatant2=[[Berkas:Flag of Egypt (1972-1984).svg|24px]] [[Mesir]]{{br}}{{Flagdeco|Libya|1977}} [[Libya]]{{br}}{{flagdeco|Syria}} [[Suriah]]{{br}}{{flagdeco|Yordania}} [[Yordania]]{{br}}[[Berkas:Flag of Iraq (1963-1991); Flag of Syria (1963-1972).svg|24px]] [[Irak]]{{br}}'''Didukung Oleh :'''{{br}}{{Flagdeco|Palestina}} [[PLO]]{{br}}{{flag|Uni Soviet}}{{br}}{{flag|Kuba}}{{br}}{{flag|Algeria}}{{br}}{{flag|Arab Saudi}}{{br}}{{flag|Kuwait}}{{br}}{{flag|Maroko}}{{br}}{{flag|Pakistan}}
|commander1=[[Golda Meir]]{{br}} [[Moshe Dayan]]{{br}} [[David Elazar]]{{br}} [[Ariel Sharon]]{{br}} [[Shmuel Gonen]]{{br}} [[Benjamin Peled]]{{br}}[[Israel Tal]]{{br}}[[Rehavam Zeevi]]{{br}}[[Aharon Yariv]]{{br}}[[Yitzhak Hofi]]{{br}}[[Rafael Eitan]]{{br}}[[Abraham Adan]]{{br}}[[Yanush Ben Gal]]
|commander2= [[Saad El Shazly]]{{br}} [[Ahmad Ismail Ali]]{{br}}[[Muammar al-Qaddafi]]{{br}}[[Hosni Mubarak]]{{br}} [[Mohammed Aly Fahmy]]{{br}} [[Anwar Sadat]]{{br}} [[Hafez Assad]]{{br}} [[Abdel Ghani el-Gammasy]]{{br}} [[Abdul Munim Wassel]]{{br}} [[Abd-Al-Minaam Khaleel]]{{br}} [[Abu Zikry]] {{br}} [[Nurkholis Muzakkir]]
|strength1=415.000 tentara;{{br}}1.500 tank,{{br}}3.000 pengangkut lapis baja;{{br}}945 artileri;<ref name=100mm>The number reflects artillery units of caliber 100 mm and up</ref>{{br}}561 pesawat, 84 helikopter;{{br}}38 kapal perang.<ref name="strength1">[http://www.sem40.ru/warandpeace/military/15706/index.shtml?&print=1 Yom Kippur War] at sem40.ru</ref>
|strength2='''Mesir''': 800.000 tentara; 2.400 tank, 2.400 pengangkut lapis baja; 1.120 artileri;<ref name=100mm/>'''Libya''': 200.000 tentara; 1.700 tank, 2.400 pengangkut lapis baja; 1.090 artileri;<ref name=100mm/> 690 pesawat, 161 helikopter; 104 kapal pperang{{br}}'''Suriah''': 150.000 tentara; 1.400 tank, 800-900 pengangkut lapis baja; 600 artileri;<ref name=100mm/> 350 pesawat, 36 helikopter; 21 kapal perang{{br}}'''Irak''': 60.000 tentara; 700 tank; 500 pengangkut lapis baa; 200 artileri;<ref name=100mm/> 73 pesawat<ref name="strength1"/>


Arab Saudi:
==Perang Yom Kippur==
23.000 tentara (3.000 melintasi)
Pada tanggal [[6 Oktober]] [[1973]], pada hari [[Yom Kippur]], hari raya [[Yahudi]] yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan [[Ramadhan]] bagi ummat [[Islam]] sehingga dinamakan "'''[[Perang Ramadhan 1973]]'''", [[Suriah]] dan [[Mesir]] menyerbu Israel secara tiba-tiba. Jumlah tentara invasi sungguh besar. Di dataran tinggi [[Golan]], garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 [[tank]] harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan [[Suez]], kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.


Maroko:
Mesir mengambil pelajaran pada [[Perang Enam Hari]] pada tahun [[1967]] tentang lemahnya pertahanan udara sehingga saat itu 3/4 kekuatan udara mesir hancur total sementara Syria masih dapat memberikan perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama dibandingkan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara dengan menggunakan rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Walhasil strategi ini ampuh karena angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha menembus "''jaring-jaring''" pertahanan udara itu.
5.500 tentara
30 tank yang disediakan oleh Suriah
52 pesawat tempur


Kuba:
Pada kedua hari pertama, Israel harus banyak mengundurkan diri, tetapi setelah memobilisasi tentara cadangan, mereka bisa memukul tentara invasi sampai jauh di Mesir dan Suriah. Israel berhasil "''menjinakkan''" payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam mengiringi gerak maju pasukkannya, dengan langsung mengisi celah "gap" antara payung udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh di depan. Akibatnya beberapa divisi Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front timur, Israel berhasil menahan serangan lapis baja Syria.
500–1.000 tentara


Total:
Melihat situasi berbahaya bagi Mesir, [[Uni Sovyet]] tidak tinggal diam, melihat tindakan Uni Sovyet, Amerika Serikat segera mempersiapkan kekuatannya. Dunia kembali diamcam perang besar pasca [[perang Dunia II]]. Kemudian, Raja [[Faisal bin Abdul Aziz]] dari [[Arab Saudi]] mengumumkan pembatasan peroduksi minyak. Krisis energi muncul dan negara negara Industri kewalahan lantaran harga minyak dunia membumbung tinggi.
914.000–1.067.500 tentara
Dua minggu setelah perang dimulai, [[Dewan Keamanan]] [[PBB]] mengadakan rapat dan mengeluarkan resolusi 339 serta gencatan senjata dan dengan ini mencegah kekalahan total Mesir.
3.430–3.600 tank
3.900–4.000 kendaraan lapis baja
1.720 unit artileri
452 pesawat tempur
140 helikopter
104 kapal laut
150 baterai peluru kendali darat-ke-udara
|casualties1=2.521–2.800 tewas
7.250–8.800 terluka
293 ditangkap
400 tank dihancurkan, 663 rusak atau ditangkap
407 kendaraan lapis baja dihancurkan atau ditangkap
102–387 pesawat dihancurkan
|casualties2=Mesir: 5.000–15.000 tewas
8.372 ditawan


Suriah:
Secara total 2688 tentara Israel tewas dan kurang lebih 7000 orang cedera, 314 tentara Israel dijadikan tawanan perang dan puluhan tentara Israel hilang (17 di antaranya bahkan sampai tahun 2003 belum ditemukan). [[IDF|Tentara Israel]] kehilangan 102 pesawat tempur dan kurang lebih 800 tank. Di sisi Mesir dan Suriah 35.000 tentara tewas dan lebih dari 15.000 cedera. 8300 tentara ditawan.
3.000–3.500 tewas
392 ditawan


Maroko:
Angkatan Udara Mesir kehilangan 235 pesawat tempur dan Suriah 135. Kendati militer Israel berhasil memukul kembali tentara Mesir dan Suriah, perang ini dianggap sebuah kekalahan militer Israel.
6 ditawan


Irak:
==Akhir Perang: Israel==
278 tewas
898 terluka
13 ditawan


Kuba:
Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di Israel sampai-sampai [[Perdana Menteri]] [[Golda Meir]] dan Menteri Pertahanan [[Moshe Dayan]] dari [[Partai Buruh]] harus mengundurkan diri. Panglima Angkatan Bersenjata [[David Eliazar]] juga dipaksa mengundurkan diri.
180 tewas
250 terluka


Yordania:
Israel mengambil pelajaran secara teknologi dan strategi pasca Perang Yom Kippur tersebut. Secara teratur Israel memodernkan angkatan bersenjatanya baik dengan bantuan [[Amerika Serikat]] maupun swadaya. Insiden peledakkan pesawat sipil di bandar udara [[Libanon]] yang dilakukan oleh agen [[Mossad]] pada akhir [[1970]]-an sebagai pembalasan peristiwa "''[[Black September]]''", dimana atlet [[Olympiade]] Israel dibunuh oleh "''gerilyawan PLO''" di [[Munich]], [[Jerman Barat]], menyebabkan [[Perancis]] mengembargo persenjataan ke Israel. Karena khawatir Amerika Serikat melakukan hal yang sama. Israel berupaya keras melakukan upaya swasembada persenjataan. Diantaranya memproduksi pesawat tempur [[Mirage III]] tanpa izin yang dikenal dengan tipe [[Dagger]] yang digunakan [[Argentina]] dalam [[Perang Malvinas]], mengadakan riset pengacau [[radar]] dan [[gelombang]] [[radio]], memproduksi pesawat tempur rancangan sendiri [[Kfir]] dan [[Lavi]], serta memproduksi tank [[Merkava]] yang didesain berdasarkan pengalaman Israel mengoperasikan tank [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]] serta [[tank]] lawan yang rusak atau dirampas.
23 tewas
77 terluka


Total korban:
Kesiapan Israel ini terbukti dalam [[Invasi ke Libanon Selatan]] pada tahun [[1982]] yang berhasil menduduki kawasan Libanon Selatan serta menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Suriah dalam [[Insiden Lembah Beka'a]]
8.000–18.500 tewas
18.000–35.000 terluka
8.783 ditawan
2.250–2.300 tank hancur
341–514 pesawat hancur
19 kapal tenggelam
||Tujuan=Pemulihan harga diri mesir setelah kalah perang 6 hari|partof=[[Konflik Arab-Israel]] dan [[Perang Dingin]]}}


'''Perang Yom Kippur''', dikenal juga dengan nama '''Perang Ramadan''' atau '''Perang Oktober''' ({{Lang-he|מלחמת יום הכיפורים}} ''{{transl|he|Milẖemet Yom HaKipurim}}'' atau מלחמת יום כיפור ''{{transl|he|Milẖemet Yom Kipur}}''; {{Lang-ar|حرب أكتوبر}} ''{{transl|ar|DIN|ḥarb ʾUktōbar}}'' atau {{lang|ar|حرب تشرين}} ''{{transl|ar|DIN|ḥarb Tišrīn}}'') adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober [[1973]] antara negara [[Israel]] melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh [[Mesir]] dan [[Suriah]].
== Akhir Perang: Mesir dan Timur Tengah ==


Perang ini berakhir dengan kemenangan Israel dan kekalahan telak Mesir, serta diadakannya gencatan senjata pada Konferensi Camp David.
Meskipun Mesir mengalami kekalahan besar-besaran, perang ini memulihkan kehormatan dan rasa percaya diri mereka setelah kalah dalam [[Perang Enam Hari]] pada tahun [[1967]]. Ketika tentara Israel mengundurkan diri dari [[Port Sa’id]], penduduk Mesir dengan pawai dan arak-arakan besar-besaran serta pesta memasuki kota ini. Israel lalu mengundurkan diri dari seluruh daerah [[Sinai]] setelah Mesir sepakat akan membuat ''[[bufferzones]]''. Mesir dan dunia [[Arab]] memperoleh kemenangan di mata Internasional meskipun hasil perang masih diperdebatkan.


== Jalannya perang ==
Pada tahun [[1978]] di [[Camp David]], Amerika Serikat, disepakati perjanjian yang dikenal dengan [[Perjanjian Camp David]] di mana Israel berjanji akan mengundurkan diri sampai ke perbatasan internasional dan di mana seluruh daerah [[Sinai]] menjadi daerah demilitarisasi dan diserahkan kepada Mesir. Perjanjian kedua yang akan disepakati hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak bangsa [[Palestina]], tetapi ditolak para pemimpin Palestina ([[PLO]]). Setahun kemudian sebuah kesepakatan perdamaian ditanda tangani oleh [[Menachem Begin]], [[Jimmy Carter]] dan [[Anwar Sadat]] yang bersama-sama mendapat penghargaan Nobel untuk perdamaian. Perjanjian ini disponsori oleh [[Amerika Serikat]].
Pada tanggal [[6 Oktober]] [[1973]], pada hari [[Yom Kippur]], hari raya [[Yahudi]] yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan [[Ramadan]] bagi ummat [[Islam]] sehingga dinamakan "'''Perang Ramadan 1973'''", [[Suriah]], [[Libya]] dan [[Mesir]] menyerbu Israel secara tiba-tiba. Di [[Dataran Tinggi Golan]], garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 [[tank]] harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di [[terusan Suez]], kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.


Mesir mengambil pelajaran pada [[Perang Enam Hari]] pada tahun [[1967]] tentang lemahnya pertahanan udara sehingga saat itu 3/4 kekuatan udara Mesir hancur total sementara Suriah masih dapat memberikan perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama dibandingkan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara dengan menggunakan rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha menembus "''jaring-jaring''" pertahanan udara itu.
Akibat penandatanganan perjanjian ini, Anwar Sadat mendapat tekanan dari dalam negeri khususnya dari kelompok fundamentalis Islam dan para pelajar Mesir yang menyebabkan Anwar Sadat mengambil tindakan represif yang mendapat kecaman karena terdapat banyak pelanggaran [[HAM]]. Akibat tindakan ini pula, Anwar Sadat akhirnya terbunuh dalam parade Militer.


Pada permulaan perang, Israel terpaksa menarik mundur pasukannya. Tetapi setelah memobilisasi tentara cadangan, mereka bisa memukul tentara invasi sampai jauh di Mesir dan Suriah. Israel berhasil "''menjinakkan''" payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam mengiringi gerak maju pasukkannya, dengan langsung mengisi celah (''gap'') antara payung udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh di depan. Akibatnya beberapa divisi Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front timur, Israel berhasil menahan serangan lapis baja Suriah.
Posisi Palestina setelah perang Yom Kippur 1973 ini semakin tidak jelas. Terlebih setelah [[Yordania]], negeri yang ditempati sebagian besar bangsa Palestina mengambil sikap netral akibat kekalahannya pada [[Perang Enam Hari]] 1967 yang menyebabkan Yordania kehilangan [[Tepi Barat]] dan Jerussalem Timur. Sikap Yordania ini, menyebabkan kemarahan dikalangan Palestina terutama dari PLO yang saat itu berkedudukan di sana. Karena PLO bertindak sebagai ''negara dalam negara'' di Yordania dan menghindari ketidakstabilan keamanan, Raja [[Hussein bin Talal]] akhirnya mengambil sikap represif dengan mengusir PLO dari negaranya. PLO akhirnya pindah ke Libanon dan [[Tunisia]].


Melihat Mesir mengalami kekalahan, [[Uni Soviet]] tidak tinggal diam. Melihat tindakan Uni Soviet, Amerika Serikat segera mempersiapkan kekuatannya. Kemudian, Raja [[Faisal bin Abdul Aziz]] dari [[Arab Saudi]] mengumumkan pembatasan produksi minyak. [[Krisis minyak 1973|Krisis energi muncul]] dan negara negara industri kewalahan lantaran harga minyak dunia membumbung tinggi. Dua minggu setelah perang dimulai, [[Dewan Keamanan]] [[PBB]] mengadakan rapat dan mengeluarkan resolusi 339 serta gencatan senjata dan dengan ini mencegah kekalahan total Mesir.
Syria sendiri mengalami kerugian yang cukup besar, namun akhirnya Syria menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Israel namun tidak mengadakan perjanjian perdamaian, terutama sebelum wilayah [[Dataran Tinggi Golan]] dikembalikan oleh Israel dalam perang tahun [[1967]]. Dataran tinggi Golan sendiri akhirnya ditetapkan secara sepihak oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat. Namun demikian, sikap Syria terhadap Palestina yang kurang lebih sama dengan sikap Yordania menyebabkan terjadi pergolakan-pergolakan terutama dengan kalangan fundamentalis Islam terutama yang berkedudukan di kota [[Hama]]. Pergolakan ini berlanjut ketika [[Hafez Al Assad]] mengambil tindakan [[peristiwa Hama]] diakhir dekade [[1970]]-an.


Secara total 2.688 tentara Israel tewas dan kurang lebih 7.000 orang cedera, 314 tentara Israel dijadikan tawanan perang dan puluhan tentara Israel hilang (17 di antaranya bahkan sampai tahun 2003 belum ditemukan). [[IDF|Tentara Israel]] kehilangan 102 pesawat tempur dan kurang lebih 800 tank. Di sisi Mesir dan Suriah 35.000 tentara tewas dan lebih dari 15.000 cedera. 8300 tentara ditawan. Angkatan Udara Mesir kehilangan 235 pesawat tempur dan Suriah 135.
==Lihat pula==
* [[Israel]]


== Akhir Perang ==
[[category:Yahudi]]
=== Israel ===
[[kategori:Perang|Yom Kippur, Perang]]
Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di Israel sampai-sampai [[Perdana Menteri]] [[Golda Meir]] dan Menteri Pertahanan [[Moshe Dayan]] dari [[Partai Buruh]] serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, [[David Eliazar]], harus mengundurkan diri.


Israel mengambil pelajaran secara teknologi dan strategi pasca Perang Yom Kippur tersebut. Secara teratur Israel memodernkan angkatan bersenjatanya baik dengan bantuan [[Amerika Serikat]] maupun swadaya. Insiden peledakkan pesawat sipil di bandar udara [[Lebanon]] yang dilakukan oleh agen [[Mossad]] pada akhir [[1970]]-an sebagai pembalasan peristiwa "''[[Black September]]''", dimana atlet [[Olympiade]] Israel dibunuh oleh "''gerilyawan PLO''" di [[München]], [[Jerman Barat]], menyebabkan [[Prancis]] mengembargo persenjataan ke Israel. Karena khawatir Amerika Serikat melakukan hal yang sama. Israel berupaya keras melakukan upaya swasembada persenjataan. Diantaranya memproduksi pesawat tempur [[Mirage III]] tanpa izin yang dikenal dengan tipe [[Dagger]] yang digunakan [[Argentina]] dalam [[Perang Falkland]], mengadakan riset pengacau [[radar]] dan [[gelombang]] [[radio]], memproduksi pesawat tempur rancangan sendiri [[Kfir]] dan [[Lavi]], serta memproduksi tank [[Merkava]] yang didesain berdasarkan pengalaman Israel mengoperasikan tank [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]] serta [[tank]] lawan yang rusak atau dirampas.
[[ar:حرب أكتوبر]]

[[cs:Válka Jom Kippur]]
Kesiapan Israel ini terbukti dalam [[Invasi ke Lebanon Selatan]] pada tahun [[1982]] yang berhasil menduduki kawasan Lebanon Selatan serta menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Suriah dalam [[Insiden Lembah Beka'a]]
[[da:Yom Kippur-krigen]]

[[de:Jom-Kippur-Krieg]]
=== Mesir dan Timur Tengah ===
[[en:Yom Kippur War]]

[[fr:Guerre du Kippour]]
Meskipun Mesir mengalami kalah perang lagi tetapi perang ini setidaknya bisa sedikit menghibur dan mengobati sedikit kehormatan dan rasa percaya diri mereka setelah kalah dalam [[Perang Enam Hari]] pada tahun [[1967]]. Mesir sempat berhasil memasuki wilayah israel walaupun akhirnya kalah dalam pertempuran berikutnya yang berakhir dengan kekalahan Mesir dan negara-negara Arab. Ketika tentara Israel mengundurkan diri dari [[Port Sa’id]], penduduk Mesir dengan pawai dan arak-arakan besar-besaran serta pesta memasuki kota ini. Israel lalu mengundurkan diri dari seluruh daerah [[Sinai]] setelah Mesir sepakat akan membuat ''[[bufferzones]]''.
[[he:מלחמת יום הכיפורים]]

[[ja:第四次中東戦争]]
Negara-negara Pro Arab tetap mengklaim Mesir dan dunia [[Bangsa Arab|Arab]] sebagai pemenang dengan alasan pada hari pertama perang, pasukan Arab berhasil menerobos garis pertahanan Israel yang minim penjagaan.
[[ms:Perang Yom Kippur]]

[[nl:Jom-kippoeroorlog]]
Pada tahun [[1978]] di [[Camp David]], Amerika Serikat, disepakati perjanjian yang dikenal dengan [[Perjanjian Camp David]] di mana Israel berjanji akan mengundurkan diri sampai ke perbatasan internasional dan di mana seluruh daerah [[Sinai]] menjadi daerah demilitarisasi dan diserahkan kepada Mesir. Perjanjian kedua yang akan disepakati hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak bangsa [[Palestina]], tetapi ditolak para pemimpin Palestina ([[PLO]]). Setahun kemudian sebuah kesepakatan perdamaian ditanda tangani oleh [[Menachem Begin]], [[Jimmy Carter]] dan [[Anwar Sadat]] yang bersama-sama mendapat penghargaan Nobel untuk perdamaian. Perjanjian ini disponsori oleh [[Amerika Serikat]].
[[pl:Wojna Jom Kippur]]

[[pt:Guerra do Yom Kippur]]
Akibat penandatanganan perjanjian ini, Anwar Sadat mendapat tekanan dari dalam negeri khususnya dari kelompok fundamentalis Islam dan para pelajar Mesir yang menyebabkan Anwar Sadat mengambil tindakan represif yang mendapat kecaman karena terdapat banyak pelanggaran [[HAM]]. Akibat tindakan ini pula, Anwar Sadat akhirnya terbunuh dalam parade Militer pada ulang tahun ke-8 perang Yom Kippur.
[[sk:Jomkippurská vojna]]

[[sl:Jomkipurska vojna]]
Sesudah perang usai, Anwar Sadat mengakui bahwa ia sengaja melancarkan perang terhadap Israel dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian rakyat Mesir dari beban kesulitan ekonomi dan mengalihkan kemarahan rakyat akibat merajalelanya korupsi & nepotisme di kalangan para pejabat Mesir.

Posisi Palestina setelah perang Yom Kippur 1973 ini semakin tidak jelas. Terlebih setelah [[Yordania]], negeri yang ditempati sebagian besar bangsa Palestina mengambil sikap netral akibat kekalahannya pada [[Perang Enam Hari]] 1967 yang menyebabkan Yordania kehilangan [[Tepi Barat]] dan Jerussalem Timur. Sikap Yordania ini, menyebabkan kemarahan dikalangan Palestina terutama dari PLO yang saat itu berkedudukan di sana. Karena PLO bertindak sebagai ''negara dalam negara'' di Yordania dan berencana untuk mengkudeta Raja Yordania maka untuk menghindari ketidakstabilan keamanan, Raja [[Hussein bin Talal]] akhirnya mengambil sikap represif dengan mengusir PLO dari negaranya. PLO akhirnya pindah ke Libanon dan [[Tunisia]].

Syria sendiri mengalami kerugian yang cukup besar, tetapi akhirnya Suriah menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Israel namun tidak mengadakan perjanjian perdamaian, terutama sebelum wilayah [[Dataran Tinggi Golan]] dikembalikan oleh Israel dalam perang tahun [[1967]]. Dataran tinggi Golan sendiri akhirnya ditetapkan secara sepihak oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat. Namun, sikap Suriah terhadap Palestina yang kurang lebih sama dengan sikap Yordania menyebabkan terjadinya pergolakan-pergolakan terutama dengan kalangan fundamentalis Islam terutama yang berkedudukan di kota [[Hama]]. Pergolakan ini berlanjut ketika [[Hafez Al Assad]] mengambil tindakan represif semakin keras yang memuncak pada [[peristiwa pembantaian Hama]] di akhir dekade [[1970]]-an.'''

== Referensi ==
<div style="font-size:90%">
{{reflist}}
</div>

[[Kategori:Sejarah Israel]]
[[Kategori:konflik Arab–Israel|Yom Kippur]]

Revisi terkini sejak 23 Januari 2024 17.20

Perang Yom Kippur
Bagian dari Konflik Arab-Israel dan Perang Dingin
Tentara Mesir menyebrangi Terusan Suez.
Tentara Mesir menyebrangi Terusan Suez.
Tanggal6 Oktober — 26 Oktober 1973
(2 minggu, 6 hari)
LokasiSemenanjung Sinai, Dataran Tinggi Golan, dan daerah sekitarnya.
Hasil
  • Kemenangan Israel dan kekalahan telak Mesir, serta diikuti dengan genjatan senjata secara politik UNSC Res. 338: Keputusan genjatan senjata dan diadakannya konferensi Jenewa dan hasil akhir konferensi Camp David, dengan hasil konferensi perdamaian selamanya antara Koalisi Arab dan Israel
Pihak terlibat
 Israel
Didukung Oleh :
 Amerika Serikat
Mesir
Libya
Suriah
Yordania
Irak
Didukung Oleh :
PLO
 Uni Soviet
 Kuba
 Algeria
 Arab Saudi
 Kuwait
 Maroko
 Pakistan
Tokoh dan pemimpin
Golda Meir
Moshe Dayan
David Elazar
Ariel Sharon
Shmuel Gonen
Benjamin Peled
Israel Tal
Rehavam Zeevi
Aharon Yariv
Yitzhak Hofi
Rafael Eitan
Abraham Adan
Yanush Ben Gal
Saad El Shazly
Ahmad Ismail Ali
Muammar al-Qaddafi
Hosni Mubarak
Mohammed Aly Fahmy
Anwar Sadat
Hafez Assad
Abdel Ghani el-Gammasy
Abdul Munim Wassel
Abd-Al-Minaam Khaleel
Abu Zikry
Nurkholis Muzakkir
Kekuatan
415.000 tentara;
1.500 tank,
3.000 pengangkut lapis baja;
945 artileri;[1]
561 pesawat, 84 helikopter;
38 kapal perang.[2]

Mesir: 800.000 tentara; 2.400 tank, 2.400 pengangkut lapis baja; 1.120 artileri;[1]Libya: 200.000 tentara; 1.700 tank, 2.400 pengangkut lapis baja; 1.090 artileri;[1] 690 pesawat, 161 helikopter; 104 kapal pperang
Suriah: 150.000 tentara; 1.400 tank, 800-900 pengangkut lapis baja; 600 artileri;[1] 350 pesawat, 36 helikopter; 21 kapal perang
Irak: 60.000 tentara; 700 tank; 500 pengangkut lapis baa; 200 artileri;[1] 73 pesawat[2]

Arab Saudi: 23.000 tentara (3.000 melintasi)

Maroko: 5.500 tentara 30 tank yang disediakan oleh Suriah 52 pesawat tempur

Kuba: 500–1.000 tentara

Total: 914.000–1.067.500 tentara 3.430–3.600 tank 3.900–4.000 kendaraan lapis baja 1.720 unit artileri 452 pesawat tempur 140 helikopter 104 kapal laut

150 baterai peluru kendali darat-ke-udara
Korban

2.521–2.800 tewas 7.250–8.800 terluka 293 ditangkap 400 tank dihancurkan, 663 rusak atau ditangkap 407 kendaraan lapis baja dihancurkan atau ditangkap

102–387 pesawat dihancurkan

Mesir: 5.000–15.000 tewas 8.372 ditawan

Suriah: 3.000–3.500 tewas 392 ditawan

Maroko: 6 ditawan

Irak: 278 tewas 898 terluka 13 ditawan

Kuba: 180 tewas 250 terluka

Yordania: 23 tewas 77 terluka

Total korban: 8.000–18.500 tewas 18.000–35.000 terluka 8.783 ditawan 2.250–2.300 tank hancur 341–514 pesawat hancur

19 kapal tenggelam

Perang Yom Kippur, dikenal juga dengan nama Perang Ramadan atau Perang Oktober (bahasa Ibrani: מלחמת יום הכיפוריםMilẖemet Yom HaKipurim atau מלחמת יום כיפור Milẖemet Yom Kipur; bahasa Arab: حرب أكتوبر ḥarb ʾUktōbar atau حرب تشرين ḥarb Tišrīn) adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara negara Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Perang ini berakhir dengan kemenangan Israel dan kekalahan telak Mesir, serta diadakannya gencatan senjata pada Konferensi Camp David.

Jalannya perang

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 6 Oktober 1973, pada hari Yom Kippur, hari raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan bagi ummat Islam sehingga dinamakan "Perang Ramadan 1973", Suriah, Libya dan Mesir menyerbu Israel secara tiba-tiba. Di Dataran Tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.

Mesir mengambil pelajaran pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 tentang lemahnya pertahanan udara sehingga saat itu 3/4 kekuatan udara Mesir hancur total sementara Suriah masih dapat memberikan perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama dibandingkan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara dengan menggunakan rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha menembus "jaring-jaring" pertahanan udara itu.

Pada permulaan perang, Israel terpaksa menarik mundur pasukannya. Tetapi setelah memobilisasi tentara cadangan, mereka bisa memukul tentara invasi sampai jauh di Mesir dan Suriah. Israel berhasil "menjinakkan" payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam mengiringi gerak maju pasukkannya, dengan langsung mengisi celah (gap) antara payung udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh di depan. Akibatnya beberapa divisi Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front timur, Israel berhasil menahan serangan lapis baja Suriah.

Melihat Mesir mengalami kekalahan, Uni Soviet tidak tinggal diam. Melihat tindakan Uni Soviet, Amerika Serikat segera mempersiapkan kekuatannya. Kemudian, Raja Faisal bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengumumkan pembatasan produksi minyak. Krisis energi muncul dan negara negara industri kewalahan lantaran harga minyak dunia membumbung tinggi. Dua minggu setelah perang dimulai, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat dan mengeluarkan resolusi 339 serta gencatan senjata dan dengan ini mencegah kekalahan total Mesir.

Secara total 2.688 tentara Israel tewas dan kurang lebih 7.000 orang cedera, 314 tentara Israel dijadikan tawanan perang dan puluhan tentara Israel hilang (17 di antaranya bahkan sampai tahun 2003 belum ditemukan). Tentara Israel kehilangan 102 pesawat tempur dan kurang lebih 800 tank. Di sisi Mesir dan Suriah 35.000 tentara tewas dan lebih dari 15.000 cedera. 8300 tentara ditawan. Angkatan Udara Mesir kehilangan 235 pesawat tempur dan Suriah 135.

Akhir Perang

[sunting | sunting sumber]

Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di Israel sampai-sampai Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar, harus mengundurkan diri.

Israel mengambil pelajaran secara teknologi dan strategi pasca Perang Yom Kippur tersebut. Secara teratur Israel memodernkan angkatan bersenjatanya baik dengan bantuan Amerika Serikat maupun swadaya. Insiden peledakkan pesawat sipil di bandar udara Lebanon yang dilakukan oleh agen Mossad pada akhir 1970-an sebagai pembalasan peristiwa "Black September", dimana atlet Olympiade Israel dibunuh oleh "gerilyawan PLO" di München, Jerman Barat, menyebabkan Prancis mengembargo persenjataan ke Israel. Karena khawatir Amerika Serikat melakukan hal yang sama. Israel berupaya keras melakukan upaya swasembada persenjataan. Diantaranya memproduksi pesawat tempur Mirage III tanpa izin yang dikenal dengan tipe Dagger yang digunakan Argentina dalam Perang Falkland, mengadakan riset pengacau radar dan gelombang radio, memproduksi pesawat tempur rancangan sendiri Kfir dan Lavi, serta memproduksi tank Merkava yang didesain berdasarkan pengalaman Israel mengoperasikan tank Amerika Serikat dan Inggris serta tank lawan yang rusak atau dirampas.

Kesiapan Israel ini terbukti dalam Invasi ke Lebanon Selatan pada tahun 1982 yang berhasil menduduki kawasan Lebanon Selatan serta menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Suriah dalam Insiden Lembah Beka'a

Mesir dan Timur Tengah

[sunting | sunting sumber]

Meskipun Mesir mengalami kalah perang lagi tetapi perang ini setidaknya bisa sedikit menghibur dan mengobati sedikit kehormatan dan rasa percaya diri mereka setelah kalah dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Mesir sempat berhasil memasuki wilayah israel walaupun akhirnya kalah dalam pertempuran berikutnya yang berakhir dengan kekalahan Mesir dan negara-negara Arab. Ketika tentara Israel mengundurkan diri dari Port Sa’id, penduduk Mesir dengan pawai dan arak-arakan besar-besaran serta pesta memasuki kota ini. Israel lalu mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones.

Negara-negara Pro Arab tetap mengklaim Mesir dan dunia Arab sebagai pemenang dengan alasan pada hari pertama perang, pasukan Arab berhasil menerobos garis pertahanan Israel yang minim penjagaan.

Pada tahun 1978 di Camp David, Amerika Serikat, disepakati perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Camp David di mana Israel berjanji akan mengundurkan diri sampai ke perbatasan internasional dan di mana seluruh daerah Sinai menjadi daerah demilitarisasi dan diserahkan kepada Mesir. Perjanjian kedua yang akan disepakati hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak bangsa Palestina, tetapi ditolak para pemimpin Palestina (PLO). Setahun kemudian sebuah kesepakatan perdamaian ditanda tangani oleh Menachem Begin, Jimmy Carter dan Anwar Sadat yang bersama-sama mendapat penghargaan Nobel untuk perdamaian. Perjanjian ini disponsori oleh Amerika Serikat.

Akibat penandatanganan perjanjian ini, Anwar Sadat mendapat tekanan dari dalam negeri khususnya dari kelompok fundamentalis Islam dan para pelajar Mesir yang menyebabkan Anwar Sadat mengambil tindakan represif yang mendapat kecaman karena terdapat banyak pelanggaran HAM. Akibat tindakan ini pula, Anwar Sadat akhirnya terbunuh dalam parade Militer pada ulang tahun ke-8 perang Yom Kippur.

Sesudah perang usai, Anwar Sadat mengakui bahwa ia sengaja melancarkan perang terhadap Israel dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian rakyat Mesir dari beban kesulitan ekonomi dan mengalihkan kemarahan rakyat akibat merajalelanya korupsi & nepotisme di kalangan para pejabat Mesir.

Posisi Palestina setelah perang Yom Kippur 1973 ini semakin tidak jelas. Terlebih setelah Yordania, negeri yang ditempati sebagian besar bangsa Palestina mengambil sikap netral akibat kekalahannya pada Perang Enam Hari 1967 yang menyebabkan Yordania kehilangan Tepi Barat dan Jerussalem Timur. Sikap Yordania ini, menyebabkan kemarahan dikalangan Palestina terutama dari PLO yang saat itu berkedudukan di sana. Karena PLO bertindak sebagai negara dalam negara di Yordania dan berencana untuk mengkudeta Raja Yordania maka untuk menghindari ketidakstabilan keamanan, Raja Hussein bin Talal akhirnya mengambil sikap represif dengan mengusir PLO dari negaranya. PLO akhirnya pindah ke Libanon dan Tunisia.

Syria sendiri mengalami kerugian yang cukup besar, tetapi akhirnya Suriah menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Israel namun tidak mengadakan perjanjian perdamaian, terutama sebelum wilayah Dataran Tinggi Golan dikembalikan oleh Israel dalam perang tahun 1967. Dataran tinggi Golan sendiri akhirnya ditetapkan secara sepihak oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat. Namun, sikap Suriah terhadap Palestina yang kurang lebih sama dengan sikap Yordania menyebabkan terjadinya pergolakan-pergolakan terutama dengan kalangan fundamentalis Islam terutama yang berkedudukan di kota Hama. Pergolakan ini berlanjut ketika Hafez Al Assad mengambil tindakan represif semakin keras yang memuncak pada peristiwa pembantaian Hama di akhir dekade 1970-an.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e The number reflects artillery units of caliber 100 mm and up
  2. ^ a b Yom Kippur War at sem40.ru