Lompat ke isi

Indekos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tambah gambar kos
 
(27 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Unreferenced|date=April 2022}}
'''Kost''' atau '''''indekost''''' adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah [[kamar]] atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per [[bulan]]). Kata "''kost''" sebenarnya adalah turunan dari frase [[bahasa Belanda]] "''In de kost''". Definisi "''In de kost''" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frase tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal.
[[Berkas:Rumah Kos Bunga Mas, Jatinangor - panoramio.jpg|jmpl|Rumah Kos Bunga Mas, [[Jatinangor, Sumedang|Jatinangor]]]]
'''Indekos''' atau '''kos'''/'''kost''' adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah [[kamar]] atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per [[bulan]]). Kata ini diserap dari frasa [[bahasa Belanda]] "''in de kost''". Definisi "''in de kost''" sebenarnya adalah "makan di dalam", tetapi dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal.


== Etimologi dan kegunaan kata ==
== Etimologi dan kegunaan kata ==
Pada zaman [[kolonial]] / [[penjajahan]] [[Belanda]] di [[Indonesia]], "''in de kost''" adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-agungkan budaya [[dunia Barat|barat / Eropa]] khususnya adat Belanda, dengan trend ini mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu.
Pada zaman [[kolonial]] [[Belanda]] di [[Indonesia]], "''in de kost''" adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-agungkan budaya [[dunia Barat|barat / Eropa]] khususnya adat Belanda, dengan trend ini mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu.


Dalam masa penjajahan, bangsa [[Belanda]] ataupun bangsa [[Eropa]] pada umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan tinggi dalam [[strata sosial]] di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan berpandangan [[non-tradisional]] menganggap perlunya anak mereka bersikap "seperti layaknya" orang Belanda. Dengan membayar sejumlah [[uang]] tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda tersebut.
Dalam masa penjajahan, bangsa [[Belanda]] ataupun bangsa [[Eropa]] pada umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan tinggi dalam [[strata sosial]] di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan berpandangan [[non-tradisional]] menganggap perlunya anak mereka bersikap "seperti layaknya" orang Belanda. Dengan membayar sejumlah [[uang]] tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda tersebut.


Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain diperbolehkan [[makan]] dan [[tidur]] di rumah tersebut, si anak tetap dapat ber[[sekolah]] dan [[belajar]] menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari konsep "''in de kost''" zaman dulu, yaitu meng[[adaptasi]] dan meniru budaya hidup, bukan sekedar hanya makan dan tidur saja, namun diharapkan setelah berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat dimana ia pernah tinggal. Hal ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "''Home stay''" ([[bahasa Inggris]]) di zaman sekarang.
Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain diperbolehkan [[makan]] dan [[tidur]] di rumah tersebut, si anak tetap dapat ber[[sekolah]] dan [[belajar]] menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari konsep "''in de kost''" zaman dulu, yaitu meng[[adaptasi]] dan meniru budaya hidup, bukan sekadar hanya makan dan tidur saja, tetapi diharapkan setelah berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat di mana ia pernah tinggal. Hal ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "''Home stay''" ([[bahasa Inggris]]) pada zaman sekarang.


== Kegunaan sekarang ==
== Kegunaan sekarang ==
Seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, sekarang khalayak umum di Indonesia menyebut istilah "''in de kost''" dengan menyingkatnya menjadi "kost" saja. Dimana-mana, terutama di berbagai daerah di Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama [[akademi]] dan [[universitas]] swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kost" bagi para [[pelajar]]/[[mahasiswa]] yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang biasanya dihitung per bulan atau per minggu. Hal ini berbeda dengan [[kontrak rumah]], karena umumnya "kost" hanya menawarkan sebuah [[kamar]] untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan.
Seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, sekarang khalayak umum di Indonesia menyebut istilah "''in de kost''" dengan menyingkatnya menjadi "kost" saja. Di mana-mana, terutama di berbagai daerah di Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama [[akademi]] dan [[universitas]] swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kost" bagi para [[pelajar]]/[[mahasiswa]] yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang biasanya dihitung per bulan atau per minggu. Hal ini berbeda dengan [[kontrak rumah]], karena umumnya "kost" hanya menawarkan sebuah [[kamar]] untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan.


== Dampak sosial ==
== Dampak sosial ==
Baris 19: Baris 21:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Kontrak rumah]]
* [[Kontrak rumah]]

== Pranala luar ==
* http://jk70.wordpress.com/2011/07/31/tempat-kospaviliun/
* http://id.88db.com/Perumahan-Properti/Sewa-Kost/ad-709828/
* http://www.facebook.com/groups/kospaviliun/
* http://www.infokost.net


[[Kategori:Rumah]]
[[Kategori:Rumah]]

Revisi terkini sejak 27 April 2022 20.14

Rumah Kos Bunga Mas, Jatinangor

Indekos atau kos/kost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per bulan). Kata ini diserap dari frasa bahasa Belanda "in de kost". Definisi "in de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam", tetapi dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal.

Etimologi dan kegunaan kata

[sunting | sunting sumber]

Pada zaman kolonial Belanda di Indonesia, "in de kost" adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-agungkan budaya barat / Eropa khususnya adat Belanda, dengan trend ini mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu.

Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan tinggi dalam strata sosial di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan berpandangan non-tradisional menganggap perlunya anak mereka bersikap "seperti layaknya" orang Belanda. Dengan membayar sejumlah uang tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda tersebut.

Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain diperbolehkan makan dan tidur di rumah tersebut, si anak tetap dapat bersekolah dan belajar menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari konsep "in de kost" zaman dulu, yaitu mengadaptasi dan meniru budaya hidup, bukan sekadar hanya makan dan tidur saja, tetapi diharapkan setelah berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat di mana ia pernah tinggal. Hal ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "Home stay" (bahasa Inggris) pada zaman sekarang.

Kegunaan sekarang

[sunting | sunting sumber]

Seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, sekarang khalayak umum di Indonesia menyebut istilah "in de kost" dengan menyingkatnya menjadi "kost" saja. Di mana-mana, terutama di berbagai daerah di Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama akademi dan universitas swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kost" bagi para pelajar/mahasiswa yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang biasanya dihitung per bulan atau per minggu. Hal ini berbeda dengan kontrak rumah, karena umumnya "kost" hanya menawarkan sebuah kamar untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan.

Dampak sosial

[sunting | sunting sumber]

Pergeseran trend "in de kost" lambat laun diikuti pula oleh evolusi nilai sosial dan budaya dalam interaksi kehidupan di masing-masing pihak penyedia jasa kost dan orang yang membutuhkan jasa tersebut. Tak jarang dalam evolusinya, interaksi sosial kedua belah pihak semakin renggang.

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]