Sirajuddin Abbas: Perbedaan antara revisi
Rahmatdenas (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(67 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox orang}} |
|||
'''K.H. Sirajuddin Abbas''' ({{lahirmati|Bengkawas, kabupaten [[Agam]], kota [[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]|20|5|1905||5|8|1980}}) adalah salah seorang [[ulama]] syafi'iyah dan [[politisi]] di [[Indonesia]]. Ia merupakan anak sulung dari Syekh Haji Abbas Qadli atau yang lebih dikenal Syekh Abbas bin Abdi Wahab bin Abdul Hakim Ladang Lawas, dengan Ibu bernama Ramalat binti Jai Bengkawas. |
|||
'''[[Kiai]] [[Haji]] Sirajuddin Abbas''' '''[[Datuk Bandaharo]]''' ({{lahirmati|Bangkaweh, [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Laweh]], [[Banuhampu, Agam|Banuhampu]], kabupaten [[Agam]], [[Sumatera Barat]]|20|5|1905|[[Jakarta]]|5|8|1980}}) adalah seorang [[ulama]], [[politisi]] dan [[menteri]] [[Indonesia]].<ref name=republika>{{harvnb|Afriza|2013}}.</ref><ref name=republika.co.id>[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/26/mtptbm-sirajuddin-abbas-ulama-dan-politikus-besar-dari-minang "Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang"] ''[[Republika]]''. Diakses 31 Juli 2015.</ref> |
|||
Sirajuddin Abbas dikenal sebagai seorang ulama Syafi'iyah dan tokoh utama [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Perti]]. Ia juga pernah diserahi amanah sebagai Menteri Kesejahteraan Umum dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo I]] dengan masa bakti dari tanggal 30 Juli 1953 sampai 12 Agustus 1955.<ref>{{Cite web|last=Ruslan|first=Heri|date=2013-09-26|title=Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/26/mtptbm-sirajuddin-abbas-ulama-dan-politikus-besar-dari-minang|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-01-15}}</ref> Ia menggantikan [[Sudibjo]] yang mengundurkan diri.<ref>{{Cite web|last=Setiawan|first=Muhammad|date=2022-11-30|title=Kedaulatan Irian Barat Tak Dibahas di Swiss, Menteri Sosial Sudibjo Pilih Mundur|url=https://www.merdeka.com/histori/kedaulatan-irian-barat-tak-dibahas-di-belanda-menteri-sosial-sudibjo-pilih-mundur.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-01-15}}</ref> |
|||
Selain seorang ulama, ia adalah seorang yang sangat gigih dalam mempertahankan [[mazhab]] Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya [[mazhab Syafi'i]] dalam bidang [[Fikih|ilmu fikih]]. |
|||
==Kehidupan == |
|||
Sebagai seorang ulama, ia sangat gigih dalam mempertahankan [[mazhab]] Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya [[mazhab Syafi'i]] dalam bidang [[Fikih|ilmu fikih]]. |
|||
=== Masa kecil === |
|||
Ia pertama kali mempelajari ilmu [[agama]] dari ayahnya, kemudian meneruskan belajar kepada ulama-ulama lain yang ada di wilayah [[Minangkabau]]. |
|||
== Kehidupan == |
|||
Sirajuddin Abbas adalah anak suluang dari Syekh Haji Abbas Qadli atau Syekh Abbas bin Abdi Wahab bin Abdul Hakim Ladang Lawas, dan Ramalat binti Jai Bengkawas.<ref>https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/ibda/article/view/35/13</ref> Ia memiliki tiga adik yaitu Saidah, Rasuna, dan [[Syamsiyah Abbas]]. |
|||
=== Pendidikan awal === |
|||
[[Berkas:Ulama Minangkabau Guru Ummat.jpg|jmpl|260x260px|Sirajuddin Abbas (berdiri nomor 2 dari kiri) bersama ulama-ulama dan tokoh Minangkabau]] |
|||
Sirajuddin Abbas, memulai [[pendidikan]] dari orangtuanya sendiri, dalam [[buku]] ia dituliskan bahwa di [[tahun]] 1910-1913 M ia memulai belajar membaca [[Al-Qur'an]] kepada ibunya, yang kemudian dilanjutkan belajar [[kitab]] ber[[bahasa arab]] dengan [[bapak]] ia, Syeikh Haji Abbas di Ladang Lawas, juga dituturkan bahwa di antara tahun itu, ia juga pernah [[belajar]] di [[pesantren]]-[[pesantren]] Syeikh Haji Husein Pakan Senayan, Tuanku Imran Limbukan Pajakumbuh, [[Sumatera Barat]], namun tidak berlangsung lama.<ref name=sirajuddinp441>{{harvnb|Sirajuddin Abbas|2011|p=441}}.</ref> |
|||
Pada tahun 1920 M hingga 1923 M, ia belajar dalam pesantren Syeikh Haji Abdul malik, Gobah Ladang Lawas, Bukit Tinggi.<ref name=sirajuddinp441/> |
|||
=== Merantau === |
=== Merantau === |
||
Masih belum puas juga dengan ilmu yang didapatkan dari ulama-ulama yang ada di [[Minangkabau]], ia memperdalam ilmunya dengan pergi merantau ke kota [[Mekkah]]. |
Masih belum puas juga dengan [[ilmu]] yang didapatkan dari [[ulama]]-[[ulama]] yang ada di [[Minangkabau]], ia memperdalam ilmunya dengan pergi merantau ke [[kota]] [[Mekkah]], dimulai tahun 1927 M hingga 1933 M.<ref name=sirajuddinp441/> |
||
Selama enam tahun ia belajar di [[Mekkah]], sekaligus menunaikan ibadah [[haji]] setiap tahunnya (7 kali) di sela-sela waktu belajarnya. Pada tahun 1930 ia diangkat menjadi staf sekretariat pada |
Selama enam tahun ia belajar di [[Mekkah]], sekaligus menunaikan [[ibadah]] [[haji]] setiap tahunnya (7 kali) di sela-sela [[waktu]] belajarnya.<ref name=sirajuddinp442>{{harvnb|Sirajuddin Abbas|2011|p=442}}.</ref> Pada tahun 1930 ia diangkat menjadi staf sekretariat pada [[konsulat]] [[Belanda]] di [[Mekkah]].<ref name=sirajuddinp442/> Kegiatan menuntut [[ilmu]] di [[Masjid]] [[Mekkah]] Al Mukarromah dengan ulama sebagai berikut: |
||
# Syeikh Sa'id Yamani, [[Mufti]] [[Mazhab Syafi'i]] ketika itu, [[kitab]] yang dipelajari adalah '''[[Kitab]] Mahalli''', merupakan [[kitab]] [[fiqih]] [[Mazhab Syafi'i]].<ref name=sirajuddinp441/> |
|||
# Syeikh Husein al Hanafi, [[Mufti]] [[Mazhab Hanafi]] ketika itu, [[kitab]] yang dipelajari adalah '''[[Kitab]] [[Shahih Bukhari]]''' ([[Hadits]]).<ref name=sirajuddinp441/> |
|||
# Syeikh Ali al Maliki, [[Mufti]] [[Mazhab Maliki]] ketika itu, [[kitab]] yang dipelajari adalah '''[[Kitab]] Al Furuq''', merupakan kitab ([[Ushul Fiqih]]).<ref name=sirajuddinp441/> |
|||
# Syeikh Umar Hamdan, seorang [[ulama]] [[Mazhab Maliki]], dengan ia mempelajari '''[[Kitab]] Al [[Muwatta Malik]] ''', karya [[Imam Malik]].<ref name=sirajuddinp441/> |
|||
# Belajar [[Bahasa Inggris]] dengan [[guru]] asal [[Tapanuli]] bernama Ali Basya.<ref name=sirajuddinp441/> |
|||
=== Kembali ke kampung halaman === |
==== Kembali ke kampung halaman ==== |
||
Setelah pulang dari menuntut ilmu di [[Mekkah]] pada tahun 1933, ia pulang ke kampung halamannya di [[Minangkabau]] untuk meneruskan perjuangan ayahnya, mengajar di pesantren-pesantren yang ada di Minangkabau, walau kemudian ia lebih melebarkan sayapnya berkiprah di dunia yang lebih luas, yakni dunia pendidikan, keagamaan, juga dunia [[politik]]. |
Setelah pulang dari menuntut ilmu di [[Mekkah]] pada tahun 1933, ia mengambil bermacam-macam ilmu kepada Guru Besar, Maulana [[Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli]], Candung, Bukit Tinggi, dan mendapat ijazah dari ia,<ref name=sirajuddinp441/> kemudian ia pulang ke kampung halamannya di [[Minangkabau]] untuk meneruskan perjuangan ayahnya, mengajar di pesantren-pesantren yang ada di Minangkabau, walau kemudian ia lebih melebarkan sayapnya berkiprah di dunia yang lebih luas, yakni dunia pendidikan, keagamaan, juga dunia [[politik]]. |
||
Tiga tahun setelah kepulangannya dari Mekkah ia mulai dikenal sebagai muballigh muda yang potensial sehingga menarik minat para ulama-ulama Tarbiyah Indonesia, organisasi keagamaan yang ada di [[Bukittinggi]]. Tak lama kemudian, ia terpilih sebagai ketua umum [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)]] ketika berlangsungnya konferensi di Bukittinggi tahun 1938. Ditangannya, PERTI kian berkembang dan mulai merambah ke dunia [[politik]]. |
|||
==== Meninggal dunia ==== |
|||
<!--Tahun 1940 Tarbiyah mulai mengajukan usul kepada pemerintah kolonial agar [[Indonesia]] mempunyai [[parlemen]]. Usul tersebut diajukan melalui komisi Visman yang dibuka pemerintah kolonial untuk menjaring suara-suara kalangan bawah.-->Selain sebagi kutua umum Tarbiyah ia juga mendirikan [[organisasi]] [[politik]] "Liga Muslim Indonesia" bersama dengan [[KH.Wahid Hasyim|K.H. Wahid Hasyim]].<!--Sebagaimana telah di ketahui, Syeikh Abbas Ladang Lawas adalah pendiri Jam'iyah Perti (Perhimpunan Tarbiyah Islamiyah) 20 Mei 1930 bersam-sama Syeikh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Jamil Jaho (Trio Pendiri Perti).Sebagai putra pendiri organisasi Islam ini wajar sekali apabila Kiai Sirajuddin Abbas meneruskan perjuangan mereka, bahkan sempat tampil sebagai Ketua Umum Perti (1935). Jabatan ini di pertahankan terus sampai Perti menjadi sebuah partai politik (Partai Islam Perti) 1951. Ia pernah pula menjadi anggota parlemen mewakili Perti dan pernah menjabat Menteri Negara mewakili partainya. Jabatan ini dipegangnya hingga awal Orde Baru, ketika menjadi perpecahan dalam tubuh partai Perti, karena sebagian Pengurus Pusat Perti termasuk KH. Sirajuddin Abbas dianggap terlalu dekat dengan kelompok kiri. |
|||
Ia menghembuskan napas terkahirnya di usia 75 tahun pada tanggal [[5 Agustus]] [[1980]] setelah beberapa hari dirawat di [[Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo|rumah sakit Cipto Mangunkusumo]] akibat serangan jantung yang ia derita. Saat pemakaman tampak perhatian warga Tarbiyah yang begitu besar. Jasadnya dimakamkan di pemakaman [[Tanah Kusir]] [[Jakarta Selatan]], yang dihadiri wakil presiden Republik Indonesia [[Adam Malik]]. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak; Sofyan (almarhum) dan Fuadi. |
|||
<!--Tahun 1940 Tarbiyah mulai mengajukan usul kepada pemerintah kolonial agar [[Indonesia]] mempunyai [[parlemen]]. Usul tersebut diajukan melalui komisi Visman yang dibuka pemerintah kolonial untuk menjaring suara-suara kalangan bawah.-->Selain sebagi ketua umum [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]] ia juga mendirikan [[Liga Muslimin Indonesia]] bersama dengan [[KH.Wahid Hasyim|K.H. Wahid Hasyim]]. |
|||
[[File:Pendiri Liga Muslimin Indonesia.jpg|thumb|Sirajuddin Abbas dari PERTI, Wahid Hasyim dari NU dan Abikusno Tjokrosujoso dari PSII usai menandatangani Piagam Liga Muslimin Indonesia]] |
|||
<!--Sebagaimana telah di ketahui, Syeikh Abbas Ladang Lawas adalah pendiri Jam'iyah Perti (Perhimpunan Tarbiyah Islamiyah) 20 Mei 1930 bersam-sama Syeikh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Jamil Jaho (Trio Pendiri Perti).Sebagai putra pendiri organisasi Islam ini wajar sekali apabila Kiai Sirajuddin Abbas meneruskan perjuangan mereka, bahkan sempat tampil sebagai Ketua Umum Perti (1935). Jabatan ini di pertahankan terus sampai Perti menjadi sebuah partai politik (Partai Islam Perti) 1951. Ia pernah pula menjadi anggota parlemen mewakili Perti dan pernah menjabat Menteri Negara mewakili partainya. Jabatan ini dipegangnya hingga awal Orde Baru, ketika menjadi perpecahan dalam tubuh partai Perti, karena sebagian Pengurus Pusat Perti termasuk KH. Sirajuddin Abbas dianggap terlalu dekat dengan kelompok kiri. |
|||
Pikiran keagamaan Siradjuddin Abbas banyak diikuti orang, baik yang menyangkut segi-segi [[akidah]] maupun [[syariah]]. Buku-buku karya [[ulama]] ini bukan saja dibaca oleh kelompok kecil di kalangan masyarakat [[Minangkabau]] di mana ia dilahirkan, bukan pula hanya oleh warga Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang pernah dipimpinnya, tetapi juga tersebar luas di kalangan [[umat Islam]]. Bisa dikatakan, orang Islam [[Indonesia]], khususnya kelompok tradisional, menyatakan Siradjuddin Abbas sebagai pembela [[mazhab Syafi'i]] di Indonesia yang argumentatif dan menguasai bidangnya lewat buku-buku yang disusunnya. Kalangan tradisional di Indonesia, termasuk di dalamnya [[Nahdlatul Ulama]], mengakui kealiman ulama ini. Ini terbukti dari banyaknya warga NU yang membaca karya-karya Siradjuddin Abbas, terutama warga NU dari kalangan pelajar dan [[mahasiswa]]. |
Pikiran keagamaan Siradjuddin Abbas banyak diikuti orang, baik yang menyangkut segi-segi [[akidah]] maupun [[syariah]]. Buku-buku karya [[ulama]] ini bukan saja dibaca oleh kelompok kecil di kalangan masyarakat [[Minangkabau]] di mana ia dilahirkan, bukan pula hanya oleh warga Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang pernah dipimpinnya, tetapi juga tersebar luas di kalangan [[umat Islam]]. Bisa dikatakan, orang Islam [[Indonesia]], khususnya kelompok tradisional, menyatakan Siradjuddin Abbas sebagai pembela [[mazhab Syafi'i]] di Indonesia yang argumentatif dan menguasai bidangnya lewat buku-buku yang disusunnya. Kalangan tradisional di Indonesia, termasuk di dalamnya [[Nahdlatul Ulama]], mengakui kealiman ulama ini. Ini terbukti dari banyaknya warga NU yang membaca karya-karya Siradjuddin Abbas, terutama warga NU dari kalangan pelajar dan [[mahasiswa]]. |
||
Baris 34: | Baris 54: | ||
Ia pertama kali mempelajari [[agama]] kepada ayahandanya sendiri, kemudian meneruskan mengaji kepada ulama-ulama lain yang ada di wilayah [[Minangkabau]]. Sejak umur 7 hingga 9 tahun (1912-1924) ia menjelajahi beberapa [[pondok pesantren]] atau ''[[surau]]'' yang ada untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Masih belum puas juga dengan ilmu yang didapatkan dari ulama-ulama tersebut, ia memperdalam ilmunya dengan pergi merantau ke kota [[Mekkah]]. Selama enam tahun ia belajar di Mekkah (1927-1933), sekaligus menunaikan ibadah [[haji]] setiap tahunnya (7 kali) di sela-sela belajarnya. Di sana ia banyak berkenalan dengan para pelajar dari kalangan [[melayu]] maupun dari belahan dunia lainnya. Ia berteman dengan Syekh Muhammad As'ad (ulama Bone), Haji Abdurrahman Sjihab (tokoh Al Wasliyah) dan lain-lain yang kala itu bersama-sama belajar di Mekah, di bawah asuhan ulama-ulama terkenal baik dari kalangan al-Jawi (Melayu) maupun dari kawasan lain.--> |
Ia pertama kali mempelajari [[agama]] kepada ayahandanya sendiri, kemudian meneruskan mengaji kepada ulama-ulama lain yang ada di wilayah [[Minangkabau]]. Sejak umur 7 hingga 9 tahun (1912-1924) ia menjelajahi beberapa [[pondok pesantren]] atau ''[[surau]]'' yang ada untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Masih belum puas juga dengan ilmu yang didapatkan dari ulama-ulama tersebut, ia memperdalam ilmunya dengan pergi merantau ke kota [[Mekkah]]. Selama enam tahun ia belajar di Mekkah (1927-1933), sekaligus menunaikan ibadah [[haji]] setiap tahunnya (7 kali) di sela-sela belajarnya. Di sana ia banyak berkenalan dengan para pelajar dari kalangan [[melayu]] maupun dari belahan dunia lainnya. Ia berteman dengan Syekh Muhammad As'ad (ulama Bone), Haji Abdurrahman Sjihab (tokoh Al Wasliyah) dan lain-lain yang kala itu bersama-sama belajar di Mekah, di bawah asuhan ulama-ulama terkenal baik dari kalangan al-Jawi (Melayu) maupun dari kawasan lain.--> |
||
== |
== Kitab & buku karangan == |
||
Kiai Sirajuddin lebih banyak aktif menulis, banyak judul buku yang telah ia hasilkan.<ref name=republika/> Karyanya yang paling terkenal ialah I'itiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan 40 Masalah Agama yang terdiri dari empat jilid.<ref name=republika/> Hingga kini, keduanya menjadi rujukan utama [[mazhab Syafi'i]] di kalangan ulama dan santri Indonesia.<ref name=republika/> |
|||
Ia menghembuskan nafas terkahirnya di usia 75 tahun pada tanggal [[5 Agustus]] [[1980]] setelah beberapa hari dirawat di [[Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo|rumah sakit Cipto Mangunkusumo]] akibat serangan jantung yang ia derita. Saat pemakaman tampak perhatian warga Tarbiyah yang begitu besar. Jasadnya dimakamkan dipemakman [[Tanah Kusir]] [[Jakarta Selatan]], yang dihadiri wakil presiden Republik Indonesia [[Adam Malik]]. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak; Sofyan (almarhum) dan Fuadi. |
|||
Sebahagian karya ilmiah Sirajuddin Abbas ditulis dalam [[bahasa Arab]] dan sebagian lagi dalam [[bahasa Indonesia]]. |
|||
;Dalam bahasa 'arab antara lain: |
|||
# Sirajul Munir, ([[Fiqih]] 2 jilid.<ref name=sirajuddinp443>{{harvnb|Sirajuddin Abbas|2011|p=443}}.</ref> |
|||
# Bidayatul Balaghah, ([[Bayan]]) 1 jilid.<ref name=sirajuddinp443/> |
|||
# Khulasah Tarikh Islami, ([[Sejarah Islam]]) 1 jilid.<ref name=sirajuddinp443/> |
|||
# Ilmul Insya', 1 jilid.<ref name=sirajuddinp443/> |
|||
# Sirajul Bayan fi Fihrasati Ayatil Qur'an, 1 jilid.<ref name=sirajuddinp444>{{harvnb|Sirajuddin Abbas|2011|p=444}}.</ref> |
|||
# Ilmun Nafs, 1 Jilid <ref name=sirajuddinp444/> |
|||
Buku-buku tersebut dikarang oleh ia dari tahun 1933-1937, buku No.2 dan No.3 sudah dicetak berulang-ulang sampai dengan 7 dan 6 kali cetakan.<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
;Dalam bahasa Indonesia antara lain: |
|||
# I'tiqad Ahlussunnah Wal Jama'ah, tebal 422 halaman.<ref name="sirajuddinp444" /> |
|||
# Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi'i, tebal 272 halaman.<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# 40 masalah agama-Jilid I, tebal 353 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# 40 masalah agama-Jilid II, tebal 324 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# 40 masalah agama-Jilid III, tebal 395 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# 40 masalah agama-Jilid IV, tebal 495 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# Kumpulan soal jawab keagamaan, tebal 328 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# Kitab fiqih ringkas, tebal 217 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, tebal 60 halaman<ref name=sirajuddinp444/> |
|||
# Thabaqatus Syafi'iyah, tebal 504 halaman |
|||
== Catatan kaki == |
|||
{{reflist |
|||
|colwidth = 30em |
|||
|refs = |
|||
}} |
|||
== Daftar pustaka == |
|||
{{refbegin|1}} |
|||
; Website |
|||
* {{cite web |
|||
|url = http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/26/mtptbm-sirajuddin-abbas-ulama-dan-politikus-besar-dari-minang |
|||
|title = Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang |
|||
|last = Afriza |
|||
|first = Hanifa |
|||
|date = 2013-09-26 |
|||
|year = 2013 |
|||
|publisher = republika.co.id |
|||
|accessdate = 2014-04-10 |
|||
|ref = harv |
|||
}} |
|||
;Sumber buku bacaan |
|||
* {{cite book |
|||
|title = Ulama Syafi'i dan kitab-kitabnya dari abad ke abad |
|||
|last1 = Sirajuddin Abbas |
|||
|first1 = K.H |
|||
|year = 2011 |
|||
|publisher = Pustaka Tarbiyah Baru |
|||
|location = Jakarta, Indonesia |
|||
|isbn = 978-979-26-4317-6 |
|||
|ref = harv |
|||
}} |
|||
{{refend}} |
|||
== |
== Pranala luar == |
||
Di antara karya ilmiah Sirajuddin Abbas yang banyak dibaca orang adalah "I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah" yang mengupas tentang firqah-firqah paham dalam bidang [[akidah]] keislaman yang 73 aliran. Begitu pula halnya dengan buku "40 Masalah Agama" yang banyak mengupas persoalan-persoalan [[fikih]] yang dibahasnya secara argumentatif menurut faham [[mazhab Syafi'i]]. Buku ini banyak dipergunakan, baik di kalangan intelektual maupun orang awam. |
|||
* {{en}} [http://books.google.co.id/books?id=58WI5WNrcIEC&pg=PA63&lpg=PA63&dq=Sirajuddin+Abbas&source=bl&ots=F_D-48V9QU&sig=i_4N3YOKCz8X2yvsa2-nnHaLriA&hl=en&sa=X&ei=eR8hUtnRAom3rAfnn4CoAw&ved=0CE0Q6AEwBjge#v=onepage&q=Sirajuddin%20Abbas&f=false ''Indonesian Muslim Intellectuals of the 20th Century''] Howard M. Federspiel, Institute of Southeast Asian Studies. Diakses 31 Agustus 2013. |
|||
Sebahagian karya ilmiah Sirajuddin Abbas ditulis dalam [[bahasa Arab]] dan sebagian lagi dalam [[bahasa Indonesia]]. Buku-buku berbahasa Arab yang ditulisnya antara lain: |
|||
* {{en}} [http://books.google.co.id/books?id=mvWTNEXku34C&pg=PA53&lpg=PA53&dq=Sirajuddin+Abbas&source=bl&ots=RN-9a131sW&sig=_WzxHNPeUdd0v0BzHw4uFXPRaq0&hl=en&sa=X&ei=eR8hUtnRAom3rAfnn4CoAw&ved=0CDsQ6AEwAzge#v=onepage&q=Sirajuddin%20Abba ''Muslims Through Discourse: Religion and Ritual in Gayo Society''] John Richard Bowen, Princeton University Press. Diakses 31 Agustus 2013 |
|||
*Siraj al-Munir, berisi fikih Syafi'i yang terdiri 2 jilid. |
|||
*Jawahir Ilm an-Nafs, berisi ilmu jiwa yang ditinjau dari ajaran Islam. |
|||
*Siraj al-Bayan fi Fihrasati Ayat al-Qur'an, berisi tentang pembahasan ayat-ayat [[Al-Qur'an]]. |
|||
*Bidayah al-Balaghah, tentang ilmu balaghah dan bayan (retorika). |
|||
*Khulashah Tarikh al-Islam, tentang sejarah [[Islam]]. |
|||
*Ta'limul Insya' dan lainnya |
|||
Karya-karyanya dalam bahasa Indonesia antara lain: |
|||
* I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah |
|||
* 40 Masalah Agama, yang terdiri dari 4 jilid. |
|||
* Thabaqatus Syafi'iyah, yang berisi untaian ulama-ulama Syafi'iyah dari waktu ke waktu. |
|||
{{Kotak_mulai}} |
|||
{{s-islam}} |
|||
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum PERTI]]|tahun=1938-1950|pendahulu=[[Hasan Basri Maninjau]]|pengganti=[[Rusli Abdul Wahid]]}} |
|||
{{Kotak_selesai}} |
|||
{{DEFAULTSORT:Abbas, Sirajuddin}} |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Agam]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]] |
[[Kategori:Tokoh Minangkabau|Sirajuddin Abbas]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Agam|Sirajuddin Abbas]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] |
|||
[[Kategori:Ulama Indonesia|Sirajuddin Abbas]] |
|||
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Sirajuddin Abbas]] |
|||
[[Kategori:Politikus Indonesia|Sirajuddin Abbas]] |
|||
[[Kategori:Menteri Indonesia|Sirajuddin Abbas]] |
|||
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]] |
|||
[[Kategori:Anggota DPR-GR 1960–1965]] |
Revisi terkini sejak 30 Oktober 2024 11.58
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 20 Mei 1905 Ladang Laweh |
Kematian | 5 Agustus 1980 (75 tahun) Jakarta Pusat |
Data pribadi | |
Kelompok etnik | Orang Minangkabau |
Kegiatan | |
Pekerjaan | politikus |
Partai politik | Persatuan Tarbiyah Islamiyah |
Keluarga | |
Ayah | Abbas Qadhi Ladang Laweh |
Kiai Haji Sirajuddin Abbas Datuk Bandaharo (20 Mei 1905 – 5 Agustus 1980) adalah seorang ulama, politisi dan menteri Indonesia.[1][2]
Sirajuddin Abbas dikenal sebagai seorang ulama Syafi'iyah dan tokoh utama Perti. Ia juga pernah diserahi amanah sebagai Menteri Kesejahteraan Umum dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I dengan masa bakti dari tanggal 30 Juli 1953 sampai 12 Agustus 1955.[3] Ia menggantikan Sudibjo yang mengundurkan diri.[4]
Sebagai seorang ulama, ia sangat gigih dalam mempertahankan mazhab Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya mazhab Syafi'i dalam bidang ilmu fikih.
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Sirajuddin Abbas adalah anak suluang dari Syekh Haji Abbas Qadli atau Syekh Abbas bin Abdi Wahab bin Abdul Hakim Ladang Lawas, dan Ramalat binti Jai Bengkawas.[5] Ia memiliki tiga adik yaitu Saidah, Rasuna, dan Syamsiyah Abbas.
Pendidikan awal
[sunting | sunting sumber]Sirajuddin Abbas, memulai pendidikan dari orangtuanya sendiri, dalam buku ia dituliskan bahwa di tahun 1910-1913 M ia memulai belajar membaca Al-Qur'an kepada ibunya, yang kemudian dilanjutkan belajar kitab berbahasa arab dengan bapak ia, Syeikh Haji Abbas di Ladang Lawas, juga dituturkan bahwa di antara tahun itu, ia juga pernah belajar di pesantren-pesantren Syeikh Haji Husein Pakan Senayan, Tuanku Imran Limbukan Pajakumbuh, Sumatera Barat, namun tidak berlangsung lama.[6]
Pada tahun 1920 M hingga 1923 M, ia belajar dalam pesantren Syeikh Haji Abdul malik, Gobah Ladang Lawas, Bukit Tinggi.[6]
Merantau
[sunting | sunting sumber]Masih belum puas juga dengan ilmu yang didapatkan dari ulama-ulama yang ada di Minangkabau, ia memperdalam ilmunya dengan pergi merantau ke kota Mekkah, dimulai tahun 1927 M hingga 1933 M.[6]
Selama enam tahun ia belajar di Mekkah, sekaligus menunaikan ibadah haji setiap tahunnya (7 kali) di sela-sela waktu belajarnya.[7] Pada tahun 1930 ia diangkat menjadi staf sekretariat pada konsulat Belanda di Mekkah.[7] Kegiatan menuntut ilmu di Masjid Mekkah Al Mukarromah dengan ulama sebagai berikut:
- Syeikh Sa'id Yamani, Mufti Mazhab Syafi'i ketika itu, kitab yang dipelajari adalah Kitab Mahalli, merupakan kitab fiqih Mazhab Syafi'i.[6]
- Syeikh Husein al Hanafi, Mufti Mazhab Hanafi ketika itu, kitab yang dipelajari adalah Kitab Shahih Bukhari (Hadits).[6]
- Syeikh Ali al Maliki, Mufti Mazhab Maliki ketika itu, kitab yang dipelajari adalah Kitab Al Furuq, merupakan kitab (Ushul Fiqih).[6]
- Syeikh Umar Hamdan, seorang ulama Mazhab Maliki, dengan ia mempelajari Kitab Al Muwatta Malik , karya Imam Malik.[6]
- Belajar Bahasa Inggris dengan guru asal Tapanuli bernama Ali Basya.[6]
Kembali ke kampung halaman
[sunting | sunting sumber]Setelah pulang dari menuntut ilmu di Mekkah pada tahun 1933, ia mengambil bermacam-macam ilmu kepada Guru Besar, Maulana Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli, Candung, Bukit Tinggi, dan mendapat ijazah dari ia,[6] kemudian ia pulang ke kampung halamannya di Minangkabau untuk meneruskan perjuangan ayahnya, mengajar di pesantren-pesantren yang ada di Minangkabau, walau kemudian ia lebih melebarkan sayapnya berkiprah di dunia yang lebih luas, yakni dunia pendidikan, keagamaan, juga dunia politik.
Tiga tahun setelah kepulangannya dari Mekkah ia mulai dikenal sebagai muballigh muda yang potensial sehingga menarik minat para ulama-ulama Tarbiyah Indonesia, organisasi keagamaan yang ada di Bukittinggi. Tak lama kemudian, ia terpilih sebagai ketua umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) ketika berlangsungnya konferensi di Bukittinggi tahun 1938. Ditangannya, PERTI kian berkembang dan mulai merambah ke dunia politik.
Meninggal dunia
[sunting | sunting sumber]Ia menghembuskan napas terkahirnya di usia 75 tahun pada tanggal 5 Agustus 1980 setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit Cipto Mangunkusumo akibat serangan jantung yang ia derita. Saat pemakaman tampak perhatian warga Tarbiyah yang begitu besar. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Tanah Kusir Jakarta Selatan, yang dihadiri wakil presiden Republik Indonesia Adam Malik. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak; Sofyan (almarhum) dan Fuadi.
Selain sebagi ketua umum PERTI ia juga mendirikan Liga Muslimin Indonesia bersama dengan K.H. Wahid Hasyim.
Kitab & buku karangan
[sunting | sunting sumber]Kiai Sirajuddin lebih banyak aktif menulis, banyak judul buku yang telah ia hasilkan.[1] Karyanya yang paling terkenal ialah I'itiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan 40 Masalah Agama yang terdiri dari empat jilid.[1] Hingga kini, keduanya menjadi rujukan utama mazhab Syafi'i di kalangan ulama dan santri Indonesia.[1]
Sebahagian karya ilmiah Sirajuddin Abbas ditulis dalam bahasa Arab dan sebagian lagi dalam bahasa Indonesia.
- Dalam bahasa 'arab antara lain
- Sirajul Munir, (Fiqih 2 jilid.[8]
- Bidayatul Balaghah, (Bayan) 1 jilid.[8]
- Khulasah Tarikh Islami, (Sejarah Islam) 1 jilid.[8]
- Ilmul Insya', 1 jilid.[8]
- Sirajul Bayan fi Fihrasati Ayatil Qur'an, 1 jilid.[9]
- Ilmun Nafs, 1 Jilid [9]
Buku-buku tersebut dikarang oleh ia dari tahun 1933-1937, buku No.2 dan No.3 sudah dicetak berulang-ulang sampai dengan 7 dan 6 kali cetakan.[9]
- Dalam bahasa Indonesia antara lain
- I'tiqad Ahlussunnah Wal Jama'ah, tebal 422 halaman.[9]
- Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi'i, tebal 272 halaman.[9]
- 40 masalah agama-Jilid I, tebal 353 halaman[9]
- 40 masalah agama-Jilid II, tebal 324 halaman[9]
- 40 masalah agama-Jilid III, tebal 395 halaman[9]
- 40 masalah agama-Jilid IV, tebal 495 halaman[9]
- Kumpulan soal jawab keagamaan, tebal 328 halaman[9]
- Kitab fiqih ringkas, tebal 217 halaman[9]
- Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, tebal 60 halaman[9]
- Thabaqatus Syafi'iyah, tebal 504 halaman
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Afriza 2013.
- ^ "Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang" Republika. Diakses 31 Juli 2015.
- ^ Ruslan, Heri (2013-09-26). "Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang". Republika Online. Diakses tanggal 2023-01-15.
- ^ Setiawan, Muhammad (2022-11-30). "Kedaulatan Irian Barat Tak Dibahas di Swiss, Menteri Sosial Sudibjo Pilih Mundur". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-15.
- ^ https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/ibda/article/view/35/13
- ^ a b c d e f g h i Sirajuddin Abbas 2011, hlm. 441.
- ^ a b Sirajuddin Abbas 2011, hlm. 442.
- ^ a b c d Sirajuddin Abbas 2011, hlm. 443.
- ^ a b c d e f g h i j k l Sirajuddin Abbas 2011, hlm. 444.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Website
- Afriza, Hanifa (2013-09-26). "Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang". republika.co.id. Diakses tanggal 2014-04-10.
- Sumber buku bacaan
- Sirajuddin Abbas, K.H (2011). Ulama Syafi'i dan kitab-kitabnya dari abad ke abad. Jakarta, Indonesia: Pustaka Tarbiyah Baru. ISBN 978-979-26-4317-6.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Indonesian Muslim Intellectuals of the 20th Century Howard M. Federspiel, Institute of Southeast Asian Studies. Diakses 31 Agustus 2013.
- (Inggris) Muslims Through Discourse: Religion and Ritual in Gayo Society John Richard Bowen, Princeton University Press. Diakses 31 Agustus 2013
Jabatan organisasi Islam | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Hasan Basri Maninjau |
Ketua Umum PERTI 1938-1950 |
Diteruskan oleh: Rusli Abdul Wahid |