Lompat ke isi

Alalabang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiqnur (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Alalabang adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisi di Kabupaten Sumenep yang memadukan antara seni macapat, wayang, dan topeng dhalang. == Asal Kata == Alala...'
 
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Reformat 1 URL (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(12 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
Alalabang adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisi di Kabupaten Sumenep yang memadukan antara seni macapat, wayang, dan topeng dhalang.
'''Alalabang''' adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisi di Kabupaten Sumenep yang memadukan antara seni macapat, wayang, dan topeng dhalang.


== Asal Kata ==
== Asal Kata ==
Alalabang (bahasa Madura) berasal dari kata labang yang artinya pintu. Alalabang maksudnya datang dari pintu ke pintu. Jenis kesenian yang menyajikan sastra lisan dari satu rumah ke rumah yang lain. Bentuk keseniannya bermacam-macam ada yang menyanyi tanpa iring-iringan musik, ada juga melantunkan syair-syair agama dengan pukulan 3 buah gendhang rebana, dan ada berupa rombongan anak-anak kecil, 2 anak di depan berpakaian pengantin sedang yang lainnya bertindak sebagai penyanyi cilik. Masing-masing wilayah mempunyai bentuk alalabang yang berbeda. Lebih-lebih rombongan alalabang, akan banyak menyedot penonton, ketika para rombongan itu membawakan sebuah kesenian topeng dhalang.<ref>http://mediamadura.wordpress.com/2011/03/15/menilik-kembali-kesenian-alalabang/</ref>
Alalabang (bahasa Madura) berasal dari kata labang yang artinya pintu. Alalabang maksudnya datang dari pintu ke pintu. Jenis kesenian yang menyajikan sastra lisan dari satu rumah ke rumah yang lain. Bentuk keseniannya bermacam-macam ada yang menyanyi tanpa iring-iringan musik, ada juga melantunkan syair-syair agama dengan pukulan 3 buah gendhang rebana, dan ada berupa rombongan anak-anak kecil, 2 anak di depan berpakaian pengantin sedang yang lainnya bertindak sebagai penyanyi cilik. Masing-masing wilayah mempunyai bentuk alalabang yang berbeda. Lebih-lebih rombongan alalabang, akan banyak menyedot penonton, ketika para rombongan itu membawakan sebuah kesenian topeng dhalang.<ref>{{cite web |url=http://mediamadura.wordpress.com/2011/03/15/menilik-kembali-kesenian-alalabang/ |title=Menilik Kembali Kesenian Alalabang « Media Madura |publisher=Archive.is |date=2011-03-15 |accessdate=2014-06-15 |archive-date=2012-12-11 |archive-url=https://archive.today/20121211052245/mediamadura.wordpress.com/2011/03/15/menilik-kembali-kesenian-alalabang/ |dead-url=unfit }}</ref>


== Waktu Kegiatan==
== Waktu Kegiatan ==
Pada musim panen kesenian ini akan ramai mendapat undangan untuk unjuk kebolehannya, karena saat itu masyarakat pedesaan bersuka ria atas nikmat yang dikarunia Tuhan. Biasanya jauh sebelum kesenian alalabang ini didatangkan, masyarakat menyelenggarakan acara tasyakuran, dengan mendatangkan beberapa tokoh masyarakat dan agama, untuk turut berdoa serta bersyukur atas hasil penen yang melimpah, dan dalam hal ini mereka menyebutnya along-polong hingga beberapa hari berselang, didatangkanlah jenis kesenian alalabang.
Pada musim panen kesenian ini akan ramai mendapat undangan untuk unjuk kebolehannya, karena saat itu masyarakat pedesaan bersuka ria atas nikmat yang dikarunia Tuhan. Biasanya jauh sebelum kesenian alalabang ini didatangkan, masyarakat menyelenggarakan acara tasyakuran, dengan mendatangkan beberapa tokoh masyarakat dan agama, untuk turut berdoa serta bersyukur atas hasil penen yang melimpah, dan dalam hal ini mereka menyebutnya along-polong hingga beberapa hari berselang, didatangkanlah jenis kesenian alalabang.


Konsep panggungnya menggunakan layar topeng dalang diiringi musik saronen, siter, saron, gender, dan seperangkat gamelan. Salenthem, gendang, siak (kecrek). Jenis Gending: kennnong tello’, sarama’an, giroan (gending kasar), dan kejungan. Sementara tokoh topeng yang ditampilkan Anoman, pasusukan anoman, Indrajit dan pasukan Indrajit, serta Trijata. Nayaga dan para pemain termasuk dalang dan apneges tidak langsung berada di panggung. Saat musik gamelan dan saronen mulai dibunyikan rombongan musik diiringi dengan bacaan tembang , para pemain berjalan menuju ke arena pementasan.<ref>http://hidayatraharja.blogspot.com/2008/04/alalabang-reaktualisasi-tradisi-lisan.html</ref>
Konsep panggungnya menggunakan layar topeng dalang diiringi musik saronen, siter, saron, gender, dan seperangkat gamelan. Salenthem, gendang, siak (kecrek). Jenis Gending: kennnong tello’, sarama’an, giroan (gending kasar), dan kejungan. Sementara tokoh topeng yang ditampilkan Anoman, pasusukan anoman, Indrajit dan pasukan Indrajit, serta Trijata. Nayaga dan para pemain termasuk dalang dan apneges tidak langsung berada di panggung. Saat musik gamelan dan saronen mulai dibunyikan rombongan musik diiringi dengan bacaan tembang, para pemain berjalan menuju ke arena pementasan.<ref>{{cite web|author=Hidayat Raharja |url=http://hidayatraharja.blogspot.com/2008/04/alalabang-reaktualisasi-tradisi-lisan.html |title=TULISAN-TULISANKOE: Alalabang, Reaktualisasi Tradisi Lisan Ditengah Gempuran Kesenian Populer |publisher=Hidayatraharja.blogspot.com |date=2008-04-24 |accessdate=2014-06-15}}</ref>


== Refrensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


{{Kesenian-stub}}
{{Topik Sumenep}}
{{Topik Sumenep}}


[[Kategori : Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori : Budaya Sumenep]]
[[Kategori:Budaya Sumenep]]

[[Kategori : Kabupaten Sumenep]]

{{budaya-stub}}

Revisi terkini sejak 16 September 2023 11.58

Alalabang adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisi di Kabupaten Sumenep yang memadukan antara seni macapat, wayang, dan topeng dhalang.

Asal Kata

[sunting | sunting sumber]

Alalabang (bahasa Madura) berasal dari kata labang yang artinya pintu. Alalabang maksudnya datang dari pintu ke pintu. Jenis kesenian yang menyajikan sastra lisan dari satu rumah ke rumah yang lain. Bentuk keseniannya bermacam-macam ada yang menyanyi tanpa iring-iringan musik, ada juga melantunkan syair-syair agama dengan pukulan 3 buah gendhang rebana, dan ada berupa rombongan anak-anak kecil, 2 anak di depan berpakaian pengantin sedang yang lainnya bertindak sebagai penyanyi cilik. Masing-masing wilayah mempunyai bentuk alalabang yang berbeda. Lebih-lebih rombongan alalabang, akan banyak menyedot penonton, ketika para rombongan itu membawakan sebuah kesenian topeng dhalang.[1]

Waktu Kegiatan

[sunting | sunting sumber]

Pada musim panen kesenian ini akan ramai mendapat undangan untuk unjuk kebolehannya, karena saat itu masyarakat pedesaan bersuka ria atas nikmat yang dikarunia Tuhan. Biasanya jauh sebelum kesenian alalabang ini didatangkan, masyarakat menyelenggarakan acara tasyakuran, dengan mendatangkan beberapa tokoh masyarakat dan agama, untuk turut berdoa serta bersyukur atas hasil penen yang melimpah, dan dalam hal ini mereka menyebutnya along-polong hingga beberapa hari berselang, didatangkanlah jenis kesenian alalabang.

Konsep panggungnya menggunakan layar topeng dalang diiringi musik saronen, siter, saron, gender, dan seperangkat gamelan. Salenthem, gendang, siak (kecrek). Jenis Gending: kennnong tello’, sarama’an, giroan (gending kasar), dan kejungan. Sementara tokoh topeng yang ditampilkan Anoman, pasusukan anoman, Indrajit dan pasukan Indrajit, serta Trijata. Nayaga dan para pemain termasuk dalang dan apneges tidak langsung berada di panggung. Saat musik gamelan dan saronen mulai dibunyikan rombongan musik diiringi dengan bacaan tembang, para pemain berjalan menuju ke arena pementasan.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Menilik Kembali Kesenian Alalabang « Media Madura". Archive.is. 2011-03-15. Archived from the original on 2012-12-11. Diakses tanggal 2014-06-15. 
  2. ^ Hidayat Raharja (2008-04-24). "TULISAN-TULISANKOE: Alalabang, Reaktualisasi Tradisi Lisan Ditengah Gempuran Kesenian Populer". Hidayatraharja.blogspot.com. Diakses tanggal 2014-06-15.