Lompat ke isi

Layang-layang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
MerlIwBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: scn:Cumerdia
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Penemuan Indonesia menjadi Reka cipta Indonesia
 
(53 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{for2|bangun datar|[[Layang-layang (geometri)]]|spesies burung|[[Layang-layang asia]]}}
{{kegunaanlain|Layang-layang}}


[[Berkas:US646375.png|Ilustrasi konstruksi sebuah layang-layang sederhana.|thumb]]
[[Berkas:US646375.png|Ilustrasi konstruksi sebuah layang-layang sederhana.|jmpl|]]
[[Berkas:Kitesflying.jpg|ka|jmpl|Layang-layang|]]
'''Layang-layang''', '''layangan''', atau '''wau''' (di sebagian wilayah [[Semenanjung Malaya]]) merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke [[udara]] dan terhubungkan dengan [[tali]] atau [[benang]] ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan [[angin]] sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat [[permainan]], layang-layang diketahui juga memiliki fungsi [[ritual]], alat bantu [[memancing]] atau men[[jerat]], menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.

'''Layang-layang''', atau biasa disebut sebagai '''layangan''' atau '''wau''', merupakan sebuah mainan tradisional yang berasal dari [[Indonesia]].

Seperti yang sudah dijelaskan di [[Layang-layang#Sejarah|bagian ini]], layang layang tertua di dunia adalah [[Kaghati|Kaghati Kolope]], dimana benda tersebut sudah ada sejak 4,000 tahun yang lalu, tepatnya di [[Kabupaten Muna]], [[Sulawesi Tenggara]].


== Fungsi ==
== Fungsi ==
Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam [[bahasa Betawi]] disebut '''koang''') dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi ''sendaringan'' yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan [[angin]]. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya kuatnya angin berhembus pada masa itu.
Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan (di Sunda dikenal istilah ''maen langlayangan''). Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam [[bahasa Betawi]] disebut '''koang''') dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi ''sendaringan'' yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan [[angin]]. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-[[anak]] pada masa pancaroba karena kuatnya angin berhembus pada saat itu.


Di beberapa daerah [[Nusantara]] layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya [[pertanian]]. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai [[daun]] yang diberi kerangka dari [[bambu]] dan diikat dengan serat [[rotan]]. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di [[Sulawesi]]. Diduga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.
Di beberapa daerah [[Nusantara]], layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya [[pertanian]]. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai [[daun]] yang diberi kerangka dari [[bambu]], kemudian diikat dengan serat [[rotan]]. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di [[Sulawesi]]. Diduga beberapa bentuk layang-layang tradisional asal Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.


Di [[Jawa Barat]], [[Lampung]], dan beberapa tempat di [[Indonesia]] ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis [[anggrek]] tertentu, dan dihubungkan dengan mata [[kail]]. Di [[Pangandaran]] dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap [[kalong]] atau [[kelelawar]].
Di [[Jawa Barat]], [[Lampung]], dan beberapa tempat lain di [[Indonesia]], layang-layang digunakan sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis [[anggrek]] tertentu dan dihubungkan dengan [[mata]] [[kail]]. Di [[Pangandaran]] dan beberapa tempat lain misalnya, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap [[kalong]] atau [[kelelawar]].


Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika [[Benjamin Franklin]] menggunakan layang-layang yang terhubung dengan [[kunci]] untuk menunjukkan bahwa [[petir]] membawa [[muatan listrik]].
Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian [[cuaca]] telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika [[Benjamin Franklin]] menggunakan layang-layang yang terhubung dengan [[kunci]] untuk menunjukkan bahwa [[petir]] membawa [[muatan listrik]].


Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar.
Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[File:Bermain Layang-layang.jpg|200px|ki|jmpl|Sekelompok orang bermain Layang-layang di pantai Mertasari, [[Denpasar]] - [[Bali]].]]
Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari [[Cina]] sekitar 2500 Sebelum Masehi.<ref>{{cite web

Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari [[Tiongkok]] sekitar 2500 Sebelum Masehi.<ref>{{cite web
|last = Dada
|last = Dada
|first =
|first =
Baris 23: Baris 29:
|year = 2012
|year = 2012
|url = http://web.budaya-tionghoa.net/iptek/sains-umum/1656-chinese-inventions-layang-layang-abad-4-5-masehi-
|url = http://web.budaya-tionghoa.net/iptek/sains-umum/1656-chinese-inventions-layang-layang-abad-4-5-masehi-
|title = Chinese Inventions - Layang Layang , Abad 4-5 SM
|title = Chinese Inventions - Layang Layang , Abad 4-5 SM
|format =
|format =
|work =
|work =
Baris 29: Baris 35:
|accessdate =
|accessdate =
|accessyear =
|accessyear =
|quote =
|quote =
|archive-date = 2012-02-06
}}</ref> Penemuan sebuah lukisan gua di [[Pulau Muna]], [[Sulawesi Tenggara]], pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan [[Nusantara]]. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari ''Sejarah Melayu ([[Sulalatus Salatin]])'' (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.
|archive-url = https://web.archive.org/web/20120206032730/http://web.budaya-tionghoa.net/iptek/sains-umum/1656-chinese-inventions-layang-layang-abad-4-5-masehi-
|dead-url = yes
}}</ref> Sedangkan penggambaran layang-layang tertua adalah dari lukisan gua periode [[Mesolitikum|mesolitik]] di [[pulau Muna]], [[Sulawesi Tenggara]], yang dipercaya telah ada sejak 4.000 tahun yang lalu.<ref>{{Cite web|url=http://en.gocelebes.com/kaghati-worlds-first-kite/|title=Kaghati, World’s First Kite|last=|first=|date=|website=Go Celebes!|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=24 July 2019}}</ref> Lukisan tersebut menggambarkan layang-layang yang disebut ''kaghati'', yang masih digunakan oleh orang-orang Muna modern.<ref>{{Cite web|url=http://wolfgangbieck.gmxhome.de/Der-erste-Drachenflieger.html|title="The First Kiteman" -Proof by a prehistoric cave-painting in Indonesia|last=Bieck|first=Wolfgang|date=July 2002|website=|archive-url=https://web.archive.org/web/20170908195650/http://wolfgangbieck.gmxhome.de/Der-erste-Drachenflieger.html|archive-date=2017-09-08|dead-url=yes|access-date=24 July 2019}}</ref> Layang-layang terbuat dari daun ''kolope'' (umbi hutan) untuk layar induk, kulit bambu sebagai bingkai, dan serat nanas hutan yang dililitkan sebagai tali, meskipun layang-layang modern menggunakan senar sebagai tali.<ref>{{Cite news|url=https://seasia.co/2018/06/02/the-top-10-must-know-facts-about-the-world-s-first-oldest-kite|title=The Top 10 Must-Know Facts About The World's First & Oldest Kite|last=Salikha|first=Adelaida|date=2 June 2018|work=Seasia|access-date=24 July 2019}}</ref> Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Tiongkok dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari ''Sejarah Melayu ([[Sulalatus Salatin]])'' (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.


Dari Cina, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di [[Eropa]].
Dari Tiongkok, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di [[Eropa]].


Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh [[Benjamin Franklin]] ketika ia tengah mempelajari [[petir]].
Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh [[Benjamin Franklin]] ketika ia tengah mempelajari [[petir]].


== Rujukan ==
== Rujukan ==
* Wagner, D. [http://www.asahi-net.or.jp/~ET3M-TKKW/scrap-11.html Kites and Culture: The Spirit of Indonesia]
* Wagner, D. [http://www.asahi-net.or.jp/~ET3M-TKKW/scrap-11.html Kites and Culture: The Spirit of Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151024183153/http://www.asahi-net.or.jp/~et3m-tkkw/scrap-11.html |date=2015-10-24 }}
* Ruhe B. [http://subvision.net/sky/planetkite/asia/indonesia/sulawesi-muna_drachenfoundation.htm Muna cave painting is hard to date.] Diakses 23 Januari 2009.
* Ruhe B. [http://subvision.net/sky/planetkite/asia/indonesia/sulawesi-muna_drachenfoundation.htm Muna cave painting is hard to date.] Diakses 23 Januari 2009.


Baris 46: Baris 55:
{{commonscat|Kite|Layang-layang}}
{{commonscat|Kite|Layang-layang}}
* [http://subvision.net/sky/planetkite/asia/indonesia/sulawesi-muna.htm subvision.net]
* [http://subvision.net/sky/planetkite/asia/indonesia/sulawesi-muna.htm subvision.net]
* [http://home.zonnet.nl/kitedude/CEN4.htm home.zonnet.nl]
* [http://home.zonnet.nl/kitedude/CEN4.htm home.zonnet.nl] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081207005052/http://home.zonnet.nl/kitedude/CEN4.htm |date=2008-12-07 }}
* [http://quirkyindonesia.blogspot.com/2008/10/kite-museum-museum-layang-layang.html Laporan mengenai museum Layang-layang di Jakarta]
* [http://quirkyindonesia.blogspot.com/2008/10/kite-museum-museum-layang-layang.html Laporan mengenai museum Layang-layo CC xk Indonesia yang bisaang di Jakarta]


{{permainan-stub}}
{{permainan-stub}}
Baris 53: Baris 62:
[[Kategori:Permainan]]
[[Kategori:Permainan]]
[[Kategori:Energi alternatif]]
[[Kategori:Energi alternatif]]
[[Kategori:Reka cipta Indonesia]]

[[an:Milorcha]]
[[ang:Cȳta]]
[[ar:طائرة ورقية]]
[[bg:Хвърчило]]
[[bjn:Kelayangan]]
[[bn:ঘুড়ি]]
[[bo:ཤོག་བྱ།]]
[[ca:Estel (màquina)]]
[[cs:Drak (předmět)]]
[[da:Drage (snorholdt)]]
[[de:Drachen]]
[[el:Χαρταετός]]
[[en:Kite]]
[[eo:Kajto]]
[[es:Cometa (juego)]]
[[fa:بادبادک]]
[[fi:Leija]]
[[fr:Cerf-volant]]
[[gl:Papaventos]]
[[he:עפיפון]]
[[hi:पतंग]]
[[hu:Papírsárkány]]
[[io:Kaito]]
[[is:Flugdreki]]
[[it:Aquilone]]
[[ja:凧]]
[[jv:Layangan]]
[[ko:연]]
[[la:Draco volans papyreus]]
[[lb:Fluchdraach]]
[[lt:Aitvaras]]
[[mr:पतंग]]
[[ms:Layang-layang]]
[[my:စွန်လွှတ်ကစားခြင်း]]
[[nl:Vliegeren]]
[[nn:Drake i snor]]
[[no:Drage (leketøy)]]
[[pl:Latawiec]]
[[pt:Pipa (brinquedo)]]
[[ro:Zmeu (dispozitiv de zbor)]]
[[ru:Воздушный змей]]
[[scn:Cumerdia]]
[[simple:Kite]]
[[sl:Spuščanje zmajev]]
[[su:Langlayangan]]
[[sv:Drake (leksak)]]
[[ta:பட்டம்]]
[[te:గాలిపటం]]
[[th:ว่าว]]
[[tl:Saranggola]]
[[tr:Uçurtma]]
[[uk:Повітряний змій]]
[[ur:پتنگ]]
[[vls:Plakwoaier]]
[[war:Manogbanog]]
[[za:Yiuhrumz]]
[[zea:Vliegere]]
[[zh:风筝]]
[[zh-classical:紙鳶]]
[[zh-yue:紙鷂]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2024 13.31

Layang-layang, atau biasa disebut sebagai layangan atau wau, merupakan sebuah mainan tradisional yang berasal dari Indonesia.

Seperti yang sudah dijelaskan di bagian ini, layang layang tertua di dunia adalah Kaghati Kolope, dimana benda tersebut sudah ada sejak 4,000 tahun yang lalu, tepatnya di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan (di Sunda dikenal istilah maen langlayangan). Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut koang) dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena kuatnya angin berhembus pada saat itu.

Di beberapa daerah Nusantara, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu, kemudian diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga beberapa bentuk layang-layang tradisional asal Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.

Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat lain di Indonesia, layang-layang digunakan sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain misalnya, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.

Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik.

Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar.

Sekelompok orang bermain Layang-layang di pantai Mertasari, Denpasar - Bali.

Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Tiongkok sekitar 2500 Sebelum Masehi.[1] Sedangkan penggambaran layang-layang tertua adalah dari lukisan gua periode mesolitik di pulau Muna, Sulawesi Tenggara, yang dipercaya telah ada sejak 4.000 tahun yang lalu.[2] Lukisan tersebut menggambarkan layang-layang yang disebut kaghati, yang masih digunakan oleh orang-orang Muna modern.[3] Layang-layang terbuat dari daun kolope (umbi hutan) untuk layar induk, kulit bambu sebagai bingkai, dan serat nanas hutan yang dililitkan sebagai tali, meskipun layang-layang modern menggunakan senar sebagai tali.[4] Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Tiongkok dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.

Dari Tiongkok, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di Eropa.

Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin ketika ia tengah mempelajari petir.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dada (2012). "Chinese Inventions - Layang Layang , Abad 4-5 SM". Budaya Tionghoa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-06. 
  2. ^ "Kaghati, World's First Kite". Go Celebes!. Diakses tanggal 24 July 2019. 
  3. ^ Bieck, Wolfgang (July 2002). ""The First Kiteman" -Proof by a prehistoric cave-painting in Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-08. Diakses tanggal 24 July 2019. 
  4. ^ Salikha, Adelaida (2 June 2018). "The Top 10 Must-Know Facts About The World's First & Oldest Kite". Seasia. Diakses tanggal 24 July 2019. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]