Lompat ke isi

Etiologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Istilah kedokteran menggunakan HotCat
k →‎Deskripsi: clean up
 
(14 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Etiologi''' merupakan studi yang mempelajari tentang [[kausalitas]] (penyebab) dan asal-muasal sesuatu.<ref>{{cite book|last1=Rothman|first1=Kenneth J.|last2=Greenland|first2=Sander|last3=Poole|first3=Charles|last4=Lash|first4=Timothy L.|year=2008|title=Modern Epidemiology|location=Philadelphia|publisher=Lippincott Williams & Wilkins|isbn=978-0-7817-5564-1|edition=Third|pages=6–7|chapter=Causation and Causal Inference|author-link=Kenneth Rothman (epidemiologist)|author-link2=Sander Greenland|chapter-url=https://books.google.com/books?id=Z3vjT9ALxHUC&pg=PA6}}</ref> Kata ini berasal dari [[bahasa Yunani]] αἰτιολογία, ''aitiologia'', yang artinya "memberi alasan untuk" ({{lang|grc|αἰτία}}, ''aitia'', "penyebab"; dan {{lang|grc|-λογία}}, ''-logia'').<ref>{{cite book|year=2002|title=Aetiology|work=Oxford English Dictionary|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-521942-2|edition=2nd}}</ref>
Etiologi merupakan studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani αἰτιολογία, aitiologia, yang artinya "menyebabkan".


==Deskripsi==
== Deskripsi ==
Di bidang [[kedokteran]], etiologi mengacu pada penyebab dari suatu [[penyakit]] atau gangguan kesehatan.<ref>{{cite web|author=Greene J|year=1996|title=The three C's of etiology|url=http://www.widesmiles.org/cleftlinks/WS-364.html|work=Wide Smiles|archive-url=https://web.archive.org/web/20070630061038/http://www.widesmiles.org/cleftlinks/WS-364.html <!-- Bot retrieved archive -->|archive-date=2007-06-30|access-date=2007-08-20}} Discusses several examples of the medical usage of the term ''etiology'' in the context of [[cleft lip]]s and explains methods used to study causation.</ref> Ketika suatu etiologi suatu penyakit tidak dapat ditentukan atau diketahui secara pasti, penyakit tersebut dianggap [[idiopatik]]. Pada masa lampau, penyakit diduga disebabkan oleh hal-hal mistis dan supranatural, ketidakseimbangan cairan tubuh ([[humoralisme]]), pendekatan [[Teori miasma|miasma]], hingga akhirnya muncul [[teori kuman penyakit]].<ref>{{Cite book|last=Brimblecombe|first=Peter|last2=Nicholas|first2=Frances M.|date=1993|url=http://link.springer.com/10.1007/978-0-585-36577-0_5|title=Case study: the history and ethics of clean air|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-0-412-39800-1|editor-last=Berry|editor-first=R.J.|pages=72–85|doi=10.1007/978-0-585-36577-0_5|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hernandez Botero|first=Johan Sebastian|last2=Florian Perez|first2=Maria Cristina|date=2012|url=http://www.intechopen.com/books/sepsis-an-ongoing-and-significant-challenge/the-history-of-sepsis-from-ancient-egypt-to-the-xix-century|title=The History of Sepsis from Ancient Egypt to the XIX Century|publisher=InTech|isbn=978-953-51-0780-4|editor-last=Azevedo|editor-first=Luciano|doi=10.5772/51484|url-status=live}}</ref>
Di bidang kedokteran, istilah ini mengacu pada penyebab dari suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Ketika suatu etiologi suatu penyakit tidak dapat ditentukan atau diketahui secara pasti, penyebab penyakit tersebut disebut [[idiopatik]].


Dalam bidang [[epidemiologi]], dibutuhkan sejumlah bukti yang dikumpulkan secara bersama-sama untuk menyimpulkan suatu penyebab; hal ini disebut [[inferensi kausal]]. [[Austin Bradford Hill]] menunjukkan hubungan sebab-akibat antara [[pengisapan tembakau]] dan [[kanker paru-paru]], lalu merangkum garis penalaran yang ia lakukan dalam [[kriteria Bradford Hill]], yaitu sembilan prinsip untuk menetapkan penyebab epidemiologis. Gagasan tentang kausalitas ini kemudian digunakan dalam proposal untuk konsep sebab-akibat yang terpadu.<ref name="Evans">{{cite book|last1=Evans|first1=Alfred S.|last2=Evans|first2=Terry|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=KdJeGM4iS9sC&dq=unified&pg=PA1|title=Causation and Disease: A Chronological Journey|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=9780306442834|access-date=7 December 2021|url-status=live}}</ref>
Dalam bidang [[epidemiologi]], dibutuhkan sejumlah bukti yang dikumpulkan secara bersama-sama untuk menyimpulkan suatu penyebab. Selain itu, juga perlu dibedakan antara penyebab dan asosiasi atau korelasi statistis. Untuk membedakan kedua hal tersebut, perlu dilakukan suatu studi epidemiologi lebih lanjut.


== Rantai kausalitas dan korelasi ==
Beberapa kejadian bisa terjadi secara bersama, tidak selalu karena adanya hubungan sebab-akibat, tapi dapat terjadi karena adanya chance, bias, atau confounding. Selain itu juga perlu ditentukan kejadian mana yang merupakan penyebab, dan mana yang menjadi akibat. Proses sampling dan pengukuran yang teliti lebih penting daripada analisis statistis yang rumit dalam menentukan suatu penyebab. Penelitian eksperimental dengan intervensi merupakan bukti yang paling memenuhi syarat dalam menegakkan suatu penyebab.
Studi epidemiologi lebih lanjut diperlukan untuk membedakan antara [[Korelasi tidak berarti sebab-akibat|''penyebab'' dengan ''asosiasi'' atau ''korelasi'' statistik]]. Beberapa kejadian bisa terjadi secara bersamaan dan tidak selalu karena adanya hubungan sebab-akibat, tetapi dapat terjadi karena adanya peluang, bias, atau pembaur. Selain itu, perlu ditentukan kejadian mana yang merupakan penyebab, dan mana yang menjadi akibat. Proses pengambilan sampel dan pengukuran yang teliti lebih penting dibandingkan analisis statistik yang rumit dalam menentukan suatu kausalitas. Penelitian eksperimental dengan intervensi (menyediakan atau menghilangkan penyebab yang diduga) merupakan bukti yang paling memenuhi syarat dalam menegakkan suatu penyebab.


Terkait dengan ini, terkadang beberapa gejala selalu muncul bersamaan atau lebih sering dari yang diperkirakan, meskipun diketahui bahwa gejala yang satu tidak dapat menyebabkan gejala yang lain. Situasi ini disebut [[sindrom]] dan biasanya diasumsikan bahwa harus ada kondisi spesifik yang mendasarinya yang menjelaskan munculnya semua gejala.
Etiologi kadang-kadang merupakan suatu bagian dari serangkaian sebab-akibat. Suatu agen etiologis mungkin membutuhkan suatu kofaktor independen yang mendukung untuk menjadi suatu penyebab. Salah satu contoh untuk kasus ini misalnya, [[penyakit ulkus peptik]] dapat dipicu oleh stres, membutuhkan adanya sekresi [[asam lambung]], dan memiliki etiologi primer infeksi [[Helicobacter pylori]]. Kerangka kerja seperti di atas dapat digunakan untuk mencari etiologi yang sebenarnya dari banyak penyakit kronis yang masih belum diketahui penyebabnya.


Pada kasus lain, tidak ada penyebab tunggal untuk suatu penyakit. Ada kalanya, suatu pemicu awal memungkinkan terjadinya serangkaian peristiwa sebab-akibat, hingga penyakit berkembang secara klinis. Suatu agen etiologis mungkin memerlukan suatu kofaktor independen dan menjadi subjek suatu promotor yang mendukungnya untuk menjadi penyebab penyakit. Salah satu contoh kasus ini adalah bahwa penyakit [[tukak lambung]] dapat dipicu oleh stres dan memerlukan adanya sekresi [[asam lambung]], serta memiliki etiologi primer berupa infeksi bakteri ''[[Helicobacter pylori]]''. Banyak penyakit kronis yang tidak diketahui penyebabnya dapat dipelajari dengan menggunakan kerangka ini untuk menjelaskan beberapa asosiasi epidemiologis atau faktor risiko yang mungkin atau mungkin tidak terkait secara kausal, dan untuk mencari etiologi yang sebenarnya.
Sejumlah penyakit, seperti [[diabetes]] atau [[hepatitis]] yang didefinisikan berdasarkan tanda dan gejalanya, mencakup berbagai kondisi berbeda yang masing-masing disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Sebaliknya, etiologi tunggal seperti [[virus Epstein-Barr]], dalam kondisi berbeda dapat menyebabkan penyakit yang berbeda, misalnya [[mononukleosis]], [[karsinoma nasofaring]], atau [[limfoma Burkitt]].

== Heterogenitas etiologi ==
Sejumlah penyakit, seperti [[diabetes melitus]] atau [[hepatitis]], didefinisikan berdasarkan [[Tanda klinis|tanda dan gejalanya]], tetapi mereka juga mencakup berbagai kondisi berbeda yang masing-masing disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Sebaliknya, etiologi tunggal seperti [[virus Epstein-Barr]], dalam kondisi berbeda dapat menyebabkan penyakit yang berbeda, misalnya [[mononukleosis]], [[karsinoma nasofaring]], atau [[limfoma Burkitt]].

== Referensi ==
{{reflist}}

{{Penyakit}}


[[Kategori:Istilah kedokteran]]
[[Kategori:Istilah kedokteran]]
[[Kategori:Epidemiologi]]
[[Kategori:Patologi]]
[[Kategori:Etiologi]]

Revisi terkini sejak 21 Desember 2022 23.15

Etiologi merupakan studi yang mempelajari tentang kausalitas (penyebab) dan asal-muasal sesuatu.[1] Kata ini berasal dari bahasa Yunani αἰτιολογία, aitiologia, yang artinya "memberi alasan untuk" (αἰτία, aitia, "penyebab"; dan -λογία, -logia).[2]

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Di bidang kedokteran, etiologi mengacu pada penyebab dari suatu penyakit atau gangguan kesehatan.[3] Ketika suatu etiologi suatu penyakit tidak dapat ditentukan atau diketahui secara pasti, penyakit tersebut dianggap idiopatik. Pada masa lampau, penyakit diduga disebabkan oleh hal-hal mistis dan supranatural, ketidakseimbangan cairan tubuh (humoralisme), pendekatan miasma, hingga akhirnya muncul teori kuman penyakit.[4][5]

Dalam bidang epidemiologi, dibutuhkan sejumlah bukti yang dikumpulkan secara bersama-sama untuk menyimpulkan suatu penyebab; hal ini disebut inferensi kausal. Austin Bradford Hill menunjukkan hubungan sebab-akibat antara pengisapan tembakau dan kanker paru-paru, lalu merangkum garis penalaran yang ia lakukan dalam kriteria Bradford Hill, yaitu sembilan prinsip untuk menetapkan penyebab epidemiologis. Gagasan tentang kausalitas ini kemudian digunakan dalam proposal untuk konsep sebab-akibat yang terpadu.[6]

Rantai kausalitas dan korelasi

[sunting | sunting sumber]

Studi epidemiologi lebih lanjut diperlukan untuk membedakan antara penyebab dengan asosiasi atau korelasi statistik. Beberapa kejadian bisa terjadi secara bersamaan dan tidak selalu karena adanya hubungan sebab-akibat, tetapi dapat terjadi karena adanya peluang, bias, atau pembaur. Selain itu, perlu ditentukan kejadian mana yang merupakan penyebab, dan mana yang menjadi akibat. Proses pengambilan sampel dan pengukuran yang teliti lebih penting dibandingkan analisis statistik yang rumit dalam menentukan suatu kausalitas. Penelitian eksperimental dengan intervensi (menyediakan atau menghilangkan penyebab yang diduga) merupakan bukti yang paling memenuhi syarat dalam menegakkan suatu penyebab.

Terkait dengan ini, terkadang beberapa gejala selalu muncul bersamaan atau lebih sering dari yang diperkirakan, meskipun diketahui bahwa gejala yang satu tidak dapat menyebabkan gejala yang lain. Situasi ini disebut sindrom dan biasanya diasumsikan bahwa harus ada kondisi spesifik yang mendasarinya yang menjelaskan munculnya semua gejala.

Pada kasus lain, tidak ada penyebab tunggal untuk suatu penyakit. Ada kalanya, suatu pemicu awal memungkinkan terjadinya serangkaian peristiwa sebab-akibat, hingga penyakit berkembang secara klinis. Suatu agen etiologis mungkin memerlukan suatu kofaktor independen dan menjadi subjek suatu promotor yang mendukungnya untuk menjadi penyebab penyakit. Salah satu contoh kasus ini adalah bahwa penyakit tukak lambung dapat dipicu oleh stres dan memerlukan adanya sekresi asam lambung, serta memiliki etiologi primer berupa infeksi bakteri Helicobacter pylori. Banyak penyakit kronis yang tidak diketahui penyebabnya dapat dipelajari dengan menggunakan kerangka ini untuk menjelaskan beberapa asosiasi epidemiologis atau faktor risiko yang mungkin atau mungkin tidak terkait secara kausal, dan untuk mencari etiologi yang sebenarnya.

Heterogenitas etiologi

[sunting | sunting sumber]

Sejumlah penyakit, seperti diabetes melitus atau hepatitis, didefinisikan berdasarkan tanda dan gejalanya, tetapi mereka juga mencakup berbagai kondisi berbeda yang masing-masing disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Sebaliknya, etiologi tunggal seperti virus Epstein-Barr, dalam kondisi berbeda dapat menyebabkan penyakit yang berbeda, misalnya mononukleosis, karsinoma nasofaring, atau limfoma Burkitt.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Rothman, Kenneth J.; Greenland, Sander; Poole, Charles; Lash, Timothy L. (2008). "Causation and Causal Inference". Modern Epidemiology (edisi ke-Third). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 6–7. ISBN 978-0-7817-5564-1. 
  2. ^ Aetiology. Oxford English Dictionary (edisi ke-2nd). Oxford University Press. 2002. ISBN 0-19-521942-2. 
  3. ^ Greene J (1996). "The three C's of etiology". Wide Smiles. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-30. Diakses tanggal 2007-08-20.  Discusses several examples of the medical usage of the term etiology in the context of cleft lips and explains methods used to study causation.
  4. ^ Brimblecombe, Peter; Nicholas, Frances M. (1993). Berry, R.J., ed. Case study: the history and ethics of clean air. Dordrecht: Springer Netherlands. hlm. 72–85. doi:10.1007/978-0-585-36577-0_5. ISBN 978-0-412-39800-1. 
  5. ^ Hernandez Botero, Johan Sebastian; Florian Perez, Maria Cristina (2012). Azevedo, Luciano, ed. The History of Sepsis from Ancient Egypt to the XIX Century. InTech. doi:10.5772/51484. ISBN 978-953-51-0780-4. 
  6. ^ Evans, Alfred S.; Evans, Terry (1993). Causation and Disease: A Chronological Journey. Springer Science & Business Media. ISBN 9780306442834. Diakses tanggal 7 December 2021.