Kerak kerbau: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Deskripsi: pembersihan kosmetika dasar |
||
(78 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Redirect|jalak ungu}} |
|||
{{Taxobox |
|||
{{Untuk|spesies lain dari genus yang sama yang juga disebut jalak ungu|kerak sulawesi}} |
|||
| name = Jalak hitam |
|||
{{Infobox spesies}} |
|||
| status = DD |
|||
| status_system = IUCN3.1 |
|||
| image = Javan Myna (Acridotheres javanicus).jpg |
|||
| image_width = |
|||
| image_caption = ''Acridotheres javanicus'' |
|||
| regnum = [[Animalia]] |
|||
| phylum = [[Chordata]] |
|||
| classis = [[burung|Aves]] |
|||
| ordo = [[Passeriformes]] |
|||
| familia = [[Sturnidae]] |
|||
| genus = ''[[Acridotheres]]'' |
|||
| species = '''''A. javanicus''''' |
|||
| binomial = ''Acridotheres javanicus'' |
|||
| binomial_authority = ([[Jean Cabanis|Cabanis]], [[1850]]) |
|||
}} |
|||
'''Jalak hitam''' (''Acridotheres javanicus''), atau juga diketahui ''jalak kebo'' atau ''kerak kerbau'', adalah spesies [[beo]] yang merupakan termasuk familia [[jalak]]. Ia ditemukan terutama di [[Jawa]]. |
|||
'''Kerak kerbau''' (''Acridotheres javanicus'') atau juga dikenal sebagai '''jalak kebo''', '''jalak hitam''', '''jalak ungu''', dan '''jalak penyu''' adalah spesies [[burung]] yang merupakan termasuk familia [[jalak]].{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} Burung ini menyebar luas di [[Asia Timur]], [[Asia Tenggara]] dan Kepulauan Indonesia bagian barat. |
|||
{{burung-stub}} |
|||
== Deskripsi == |
|||
Berukuran sedang (25 cm). Diselimuti [[bulu]] berwarna abu-abu tua (hampir hitam)/ungu kehitaman (hampir hitam) pada kepala, sayap, dan ekor,{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} kecuali bercak putih pada bulu primer (yang terlihat mencolok sewaktu terbang), serta [[tunggir]] dan ujung [[ekor]] yang berwarna putih.{{sfn|Kutilang Indonesia, Kerak kerbau}} Jambulnya pendek. Mirip kerak jambul, perbedaan terletak pada lebar warna putih pada ujung ekor, yang mana kalau jalak hitam memiliki warna putih lebih lebar daripada kerak jambul,{{sfn|Brazil|2009|p=392}} warna [[paruh]] yang kuning, dan tunggir yang putih.{{sfn|FOBI, Acridotheres javanicus}} Burung remaja berwarna lebih coklat. Iris jingga; paruh dan kaki kuning.{{sfn|Kutilang Indonesia, Kerak kerbau}}{{sfn|SBW, Javan Myna}} |
|||
Postur tubuh burung jalak hitam jantan lebih panjang ketimbang betina. Tatapan matanya pun lebih tajam. Betina juga bisa berkicau sebagaimana pejantan.{{sfn|ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak}} |
|||
Kicauannya berbunyi parau dengan nada berkeriut “ciriktetowi“; juga berbagai siulan dan nada berderik “criuk, criuk” yang khas, terutama sewaktu terbang.{{sfn|Kutilang Indonesia, Kerak kerbau}} Kadang meniru kicauan burung lain. Belum tersedia rekaman suara yang diambil di wilayah Indonesia.{{sfn|SBW, Javan Myna}} |
|||
Karena kicauannya yang bagus inilah, jalak hitam banyak dicari. Apalagi spesies ber[[mata]] dan [[kaki]] putih, mentalnya amatlah berani dan jalak hitam pun termasuk hewan yang rajin berkicau dengan variasi yang harmonis.{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} |
|||
== Persebaran dan habitat == |
|||
[[Berkas:Sturnus ex albo et fusco varius Bengalensis.jpg|jmpl|lurus|kiri|Karena spesies [[jalak suren]] lebih sedikit daripada jalak hitam, maka harga jalak hitam lebih murah.]] |
|||
Burung ini menyebar luas di [[Asia]] bagian timur, mulai dari [[Bangladesh]] hingga ke [[Tiongkok]] selatan, [[Pulau Jawa]], dan [[Sulawesi]].<ref>{{aut|King, B., M. Woodcock, E.C. Dickinson}}. 1975. ''A Field Guide to the Birds of South-East Asia''. Collins, London. p. 410-411</ref> Merupakan jenis jalak yang paling umum di sekitar kota dan lahan garapan di Jawa dan [[Bali]].<ref>{{aut|MacKinnon, J.}} 1993. ''Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali''. Gadjah Mada Univ. Press. hal. 353-354</ref> Tersebar di [[Asia Tenggara]] kecuali di [[Semenanjung Malaya]]; diintroduksi ke [[Sumatra]].<ref>{{aut|MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen}} 2000. ''Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan''. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. hal. 396</ref> |
|||
Diintroduksi ke [[Taiwan]], [[Thailand]] tenggara, [[Singapura]], Puerto Rico, serta juga ke [[Pulau Honshu]], [[Jepang]].{{sfn|Brazil|2009|p=392}} Kadang diperlakukan sebagai ras dari [[kerak india]] (''Acridotheres fuscus''), ada juga yang memasukkannya sebagai ras dari [[kerak besar]] (''Acridotheres grandis'').{{sfn|Kutilang Indonesia, Kerak kerbau}} Introduksi ke [[Singapura]] bermula pada tahun [[1925]], semenjak itu jalak hitam termasuk [[spesies]] [[jalak]] yang paling banyak di Singapura selain kerak ungu.{{sfn|RMBR, Acridotheres javanicus:Cabanis, 1851}}{{sfn|Edumall.sg, Introduction}} |
|||
Populasi di Sumatra, kemungkinan besar terbentuk dari burung peliharaan yang terlepas, terutama dari daerah [[Medan]], dan saat ini telah tersebar di seluruh pulau Sumatra.{{sfn|Kutilang Indonesia, Kerak kerbau}} |
|||
Dikarenakan spesies ini lebih banyak daripada [[jalak suren]], maka harga jalak hitam lebih murah daripada jalak suren.{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} Habitatnya di [[padang rumput]], [[sawah]], [[kebun]], [[mangrove]], pe[[desa]]an, per[[kota]]an. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl.{{sfn|SBW, Javan Myna}} Jalak hitam ber[[habitat]] asli di lubang-lubang [[pohon]] besar.{{sfn|Hermawan|2012|p=99}} |
|||
== Kebiasaan == |
|||
Jalak hitam hidup dalam kelompok besar atau kecil. Sebagian besar mencari makan di padang rumput, pemukiman, lahan pertanian, dan di kota.{{sfn|Ayat|2011|p=93}} Di alam bebas, jalak hitam sering mendatangi areal yang menjadi ladang penggembalaan kerbau. la senang bertengger di punggung kerbau, sambil mencari kutu yang menempel di tubuh kerbau tersebut.{{sfn|Hermawan|2012|p=100}} Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai jalak kerbau.{{sfn|ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak}}{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} la juga senang mencari makanan di tanah. Makanan apapun yang ditemukannya di tanah langsung disantap.{{sfn|ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak}} |
|||
Apabila hewan ini dalam pemeliharaan kita, hendaknya diberi makan berupa [[voer]] dan [[serangga]] seperti [[jangkrik]], [[ulat hongkong]], atau [[ulat bambu]].{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} Lubang atau pelepah [[pohon]] dijadikannya tempat untuk kawin di musim kawin. Apabila hendak tidur, ia mengeluarkan suara khusus.{{sfn|Turut|2010|p=80}} Selain memakan kutu, ia juga memakan buah-buahan, seperti [[pisang]] dan pepaya, {{sfn|Turut|2010|p=81}} serangga seperti [[belalang]], [[jangkrik]] dan [[cacing tanah]].{{sfn|ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak}}{{sfn|Hermawan|2012|p=100}} Sarangnya terdapat di lubang pohon. Telur berwarna hijau biru pucat, jumlahnya 2-3 butir. Berkembang-biak pada bulan [[Mei]]-[[November]].{{sfn|SBW, Javan Myna}} |
|||
== Dalam kebudayaan dan pemanfaatan == |
|||
Sebelum banyak dipelihara penggemar burung, ia biasa dijual di restoran sebagai menu burung goreng seperti halnya burung [[tekukur]]. Umumnya, jalak hitam digemari penggemar burung kelas bawah. Orang [[Suku Sunda|Sunda]] menyebut ini sebagai kerak,{{sfn|Turut|2010|p=80}} tapi orang Jawa menyebut burung ini jalak kaleng karena bunyi teriakannya seperti bunyi kaleng yang dipukul-pukul.{{sfn|Sudrajat|1997|p=34}} |
|||
Untuk penyakit [[sesak nafas]], bakarlah daging burung ini hingga benar-benar masak. Lalu tambahkan dengan sedikit asam, [[garam]], lombok, merica/[[lada]], serta [[gula jawa]] yang telah ditumbuk halus. Makanlah secara rutin ramuan daging jalak bakar ini 3 kali sehari.{{sfn|Artikel Kesehatan, Jalak hitam}} |
|||
[[Jalak]] yang paling pintar adalah jalak hitam, ia dapat meniru suara manusia, suaranya tidak jauh beda dengan [[beo]]. Dikarenakan populasinya yang berkurang di [[Pulau Jawa]], pedagang burung di Jawa mengandalkan populasi di [[Sumatra]].{{sfn|Suara Merdeka, Jalak Hitam Bisa}} Penggemar burung menjadikannya sebagai burung rumahan. Tetapi ada juga yang memeliharanya untuk dijadikan burung master, atau pengisi suara burung-burung ocehan lainnya.{{sfn|Suara Merdeka, Jalak Hitam Bisa}}{{sfn|ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak}} |
|||
Bahkan, pada tahun baru [[2012]] yang lalu, di sebuah kota kecil di [[Arkansas]], Kota [[Beebe, Arkansas|Beebe]] diketahui sebanyak 5000 ekor burung jalak hitam secara tiba-tiba jatuh dari langit. Kejadian ini merupakan kedua kalinya setiap kali pergantian tahun baru.{{sfn|Ribuan jalak hitam, Bisnis Indonesia}} |
|||
Pada tahun [[2011]] yang lalu, [[Kantor Berita Antara|''Antara'']] menulis penyebabnya adalah kembang api. Adapaun, penyebab lainnya adalah sambaran [[petir]]. Namun, pada saat itu tidak ada petir. Padahal, [[polisi]] telah berulang-ulang mengingatkan masyarakat supaya tidak menyalakan [[kembang api]] sewaktu tahun baru.{{sfn|Ribuan jalak hitam, Bisnis Indonesia}} |
|||
== Bahasa lain == |
|||
* [[Bahasa Ceko]]:majna jávská{{sfn|Avibase, Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus)}} |
|||
* [[Bahasa Jerman]]:Javamaina{{sfn|Avibase, Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus)}} |
|||
* [[Bahasa Norwegia]]:Javastær{{sfn|Avibase, Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus)}} |
|||
* [[Bahasa Spanyol]]: Miná de Java{{sfn|Avibase, Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus)}} |
|||
== Referensi == |
|||
''' Catatan bawah ''' |
|||
{{reflist|30em}} |
|||
''' Bibliografi ''' |
|||
{{refbegin|colwidth=30em}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = 16 November 2011 |
|||
| title = Kerak kerbau |
|||
| publisher = Kutilang Indonesia |
|||
| url = http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/kerak-kerbau/ |
|||
| ref = {{sfnRef|Kutilang Indonesia, Kerak kerbau}} |
|||
| accessdate = 5 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BBjH623e?url=http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/kerak-kerbau/ |
|||
| archivedate = 2012-10-05 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = |
|||
| title = Kerak kerbau (Acridotheres javanicus);Javan Myna;Sturnidae |
|||
| publisher = Semarang Bird Web |
|||
| url = http://www.bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_kerak_kerbau.htm |
|||
| ref = {{sfnRef|Undip, Javan Myna}} |
|||
| accessdate = 5 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BBjH623e?url=http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/kerak-kerbau/ |
|||
| archivedate = 2012-10-05 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = 23 November 2009 |
|||
| title = Acridotheres javanicus |
|||
| publisher = Foto Biodiversitas Indonesia |
|||
| url = http://www.fobi.web.id/v/aves/f-stu/acr-jav |
|||
| ref = {{sfnRef|FOBI, Acridotheres javanicus}} |
|||
| accessdate = 5 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BBkDlSQ2?url=http://www.fobi.web.id/v/aves/f-stu/acr-jav |
|||
| archivedate = 2012-10-05 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite book |
|||
|author=Sudrajat |
|||
|url=http://books.google.co.id/books?id=T3PLAtj0t4gC |
|||
|title=Petunjuk memilih burung ocehan bakalan |
|||
|language=Indonesia |
|||
|year=1997 |
|||
|publisher=Niaga Swadaya |
|||
|location= |
|||
|isbn=979-489-358-7 |
|||
|ref=harv |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = |
|||
| title = JENIS-JENIS JALAK DI INDONESIA |
|||
| publisher = ANF Bird Farm |
|||
| url = http://www.anfbirdfarm.com/index.php/jalak-suren/jenis-jenis-jalak |
|||
| ref = {{sfnRef|ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak}} |
|||
| accessdate = 5 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BBmaS95K?url=http://www.anfbirdfarm.com/index.php/jalak-suren/jenis-jenis-jalak |
|||
| archivedate = 2012-10-05 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite book |
|||
|author=Ayat, A. |
|||
|url=http://books.google.co.id/books?id=dC9zF_qaHGwC |
|||
|title=Burung-burung Agroforest di Sumatra |
|||
|language=Indonesia |
|||
|year=2011 |
|||
|publisher=World Agroforestry Centre |
|||
|location= |
|||
|isbn=978-979-3198-60-6 |
|||
|ref=harv |
|||
}} |
|||
* {{cite book |
|||
|first=Rusli |
|||
|last=Turut |
|||
|title=Memelihara 42 Burung Ocehan Populer |
|||
|language=Indonesia |
|||
|year=2010 |
|||
|publisher=Penebar Swadaya |
|||
|location=Jakarta |
|||
|isbn=979-002-442-8 |
|||
|ref=harv |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = |
|||
| title = Jalak hitam /jalak kebo /jalak jawa Untuk Sesak Nafas dan Lemah Syahwat |
|||
| publisher = Artikel Kesehatan |
|||
| url = http://www.artikelkesehatan.co/kesehatan-tradisional/jalak-hitam-jalak-kebo-jalak-jawa-untuk-sesak-nafas-dan-lemah-syahwat.html |
|||
| ref = {{sfnRef|Artikel Kesehatan, Jalak hitam}} |
|||
| accessdate = 6 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BCgvzlmQ?url=http://www.artikelkesehatan.co/kesehatan-tradisional/jalak-hitam-jalak-kebo-jalak-jawa-untuk-sesak-nafas-dan-lemah-syahwat.html |
|||
| archivedate = 2012-10-06 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite book |
|||
|last=Brazil |
|||
|first=Mark |
|||
|authorlink=Mark Brazil |
|||
|title=Birds of East Asia; Eastern China, Taiwan, Korea, Japan, Eastern Russia |
|||
|trans_title=Burung Asia Timur; China Timur, Taiwan, Korea, Jepang, Rusia Timur |
|||
|publisher=Cristopher Helm |
|||
|language=Inggris |
|||
|year=2009 |
|||
|ref=harv |
|||
|isbn=978-0-7136-7040-0 |
|||
|url=http://books.google.co.id/books?id=7-GgBoivL70C |
|||
}} |
|||
* {{cite news |
|||
|last = |
|||
|first = |
|||
|title = Jalak Hitam Bisa Menghafal Kata |
|||
|url = http://www.suaramerdeka.com/harian/0704/23/ragam02.htm |
|||
|work = Suara Merdeka |
|||
|location = Jakarta |
|||
|accessdate = 6 September 2012 |
|||
|archiveurl = https://www.webcitation.org/6BCidYfrM?url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0704/23/ragam02.htm |
|||
|archivedate = 2012-10-06 |
|||
|date = 23 April 2007 |
|||
|ref = {{sfnRef|Suara Merdeka, Jalak Hitam Bisa}} |
|||
|dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = |
|||
| title = Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus) Cabanis, 1851 |
|||
| publisher = Avibase |
|||
| url = http://avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?lang=ID&avibaseid=D70B61EE7870070D |
|||
| ref = {{sfnRef|Avibase, Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus)}} |
|||
| accessdate = 6 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BCjhOzwL?url=http://avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?lang=ID |
|||
| archivedate = 2012-10-06 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = |
|||
| title = Acridotheres javanicus;Cabanis, 1851 |
|||
| publisher = Raffles Museum of Biodiversity Research |
|||
| url = http://rmbr.nus.edu.sg/dna/organisms/details/470 |
|||
| ref = {{sfnRef|RMBR, Acridotheres javanicus:Cabanis, 1851}} |
|||
| accessdate = 6 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BDHLHtId?url=http://rmbr.nus.edu.sg/dna/organisms/details/470 |
|||
| archivedate = 2012-10-06 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite web |
|||
| date = 16 November 2011 |
|||
| title = Kerak kerbau |
|||
| publisher = Edumall.sg |
|||
| url = http://learnat.edumall.sg/learnat/slot/u101/quest/winners/primary/princess_elizabeth_nc/pages/javan.htm |
|||
| ref = {{sfnRef|Edumall.sg, Introduction}} |
|||
| accessdate = 6 September 2012 |
|||
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6BDHv6Rxh?url=http://learnat.edumall.sg/learnat/slot/u101/quest/winners/primary/princess_elizabeth_nc/pages/javan.htm |
|||
| archivedate = 2012-10-06 |
|||
| dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite news |
|||
|last = Adlin |
|||
|first = Sutan Eries |
|||
|title = Ribuan jalak hitam mati di malam tahun baru, tanda bencana kah? |
|||
|url = http://www.bisnis.com/articles/ribuan-jalak-hitam-mati-di-malam-tahun-baru-tanda-bencana-kah |
|||
|work = Bisnis Indonesia |
|||
|location = Jakarta |
|||
|accessdate = 22 Oktober 2011 |
|||
|archiveurl = https://www.webcitation.org/6BcshJxwd?url=http://www.bisnis.com/articles/ribuan-jalak-hitam-mati-di-malam-tahun-baru-tanda-bencana-kah |
|||
|archivedate = 2012-10-23 |
|||
|date = 23 April 2012 |
|||
|ref = {{sfnRef|Suara Merdeka, Jalak Hitam Bisa}} |
|||
|dead-url = no |
|||
}} |
|||
* {{cite book |
|||
|last=Hermawan |
|||
|first=Rudi |
|||
|title=Rahasia Sukses Mencetak 50 Jenis Burung Kicau |
|||
|publisher=Pustaka Baru Press |
|||
|location=[[Yogyakarta]] |
|||
|language=Indonesia |
|||
|year=2012 |
|||
|pages= |
|||
|ref=harv |
|||
|isbn=978-602-99884-8-4 |
|||
}} |
|||
{{refend}} |
|||
{{Taxonbar|from=Q74017}} |
|||
[[Kategori:Burung Indonesia]] |
[[Kategori:Burung Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 23 Februari 2023 13.35
Kerak kerbau
| |
---|---|
Acridotheres javanicus | |
Status konservasi | |
Rentan | |
IUCN | 103871334 |
Taksonomi | |
Kelas | Aves |
Ordo | Passeriformes |
Famili | Sturnidae |
Genus | Acridotheres |
Spesies | Acridotheres javanicus Cabanis, 1850 |
Tipe taksonomi | Acridotheres |
Distribusi | |
Endemik | Pani Dihing Wildlife Sanctuary (en) dan Indonesia |
Kerak kerbau (Acridotheres javanicus) atau juga dikenal sebagai jalak kebo, jalak hitam, jalak ungu, dan jalak penyu adalah spesies burung yang merupakan termasuk familia jalak.[1] Burung ini menyebar luas di Asia Timur, Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia bagian barat.
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Berukuran sedang (25 cm). Diselimuti bulu berwarna abu-abu tua (hampir hitam)/ungu kehitaman (hampir hitam) pada kepala, sayap, dan ekor,[1] kecuali bercak putih pada bulu primer (yang terlihat mencolok sewaktu terbang), serta tunggir dan ujung ekor yang berwarna putih.[2] Jambulnya pendek. Mirip kerak jambul, perbedaan terletak pada lebar warna putih pada ujung ekor, yang mana kalau jalak hitam memiliki warna putih lebih lebar daripada kerak jambul,[3] warna paruh yang kuning, dan tunggir yang putih.[4] Burung remaja berwarna lebih coklat. Iris jingga; paruh dan kaki kuning.[2][5]
Postur tubuh burung jalak hitam jantan lebih panjang ketimbang betina. Tatapan matanya pun lebih tajam. Betina juga bisa berkicau sebagaimana pejantan.[6]
Kicauannya berbunyi parau dengan nada berkeriut “ciriktetowi“; juga berbagai siulan dan nada berderik “criuk, criuk” yang khas, terutama sewaktu terbang.[2] Kadang meniru kicauan burung lain. Belum tersedia rekaman suara yang diambil di wilayah Indonesia.[5]
Karena kicauannya yang bagus inilah, jalak hitam banyak dicari. Apalagi spesies bermata dan kaki putih, mentalnya amatlah berani dan jalak hitam pun termasuk hewan yang rajin berkicau dengan variasi yang harmonis.[1]
Persebaran dan habitat
[sunting | sunting sumber]Burung ini menyebar luas di Asia bagian timur, mulai dari Bangladesh hingga ke Tiongkok selatan, Pulau Jawa, dan Sulawesi.[7] Merupakan jenis jalak yang paling umum di sekitar kota dan lahan garapan di Jawa dan Bali.[8] Tersebar di Asia Tenggara kecuali di Semenanjung Malaya; diintroduksi ke Sumatra.[9]
Diintroduksi ke Taiwan, Thailand tenggara, Singapura, Puerto Rico, serta juga ke Pulau Honshu, Jepang.[3] Kadang diperlakukan sebagai ras dari kerak india (Acridotheres fuscus), ada juga yang memasukkannya sebagai ras dari kerak besar (Acridotheres grandis).[2] Introduksi ke Singapura bermula pada tahun 1925, semenjak itu jalak hitam termasuk spesies jalak yang paling banyak di Singapura selain kerak ungu.[10][11]
Populasi di Sumatra, kemungkinan besar terbentuk dari burung peliharaan yang terlepas, terutama dari daerah Medan, dan saat ini telah tersebar di seluruh pulau Sumatra.[2]
Dikarenakan spesies ini lebih banyak daripada jalak suren, maka harga jalak hitam lebih murah daripada jalak suren.[1] Habitatnya di padang rumput, sawah, kebun, mangrove, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl.[5] Jalak hitam berhabitat asli di lubang-lubang pohon besar.[12]
Kebiasaan
[sunting | sunting sumber]Jalak hitam hidup dalam kelompok besar atau kecil. Sebagian besar mencari makan di padang rumput, pemukiman, lahan pertanian, dan di kota.[13] Di alam bebas, jalak hitam sering mendatangi areal yang menjadi ladang penggembalaan kerbau. la senang bertengger di punggung kerbau, sambil mencari kutu yang menempel di tubuh kerbau tersebut.[14] Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai jalak kerbau.[6][1] la juga senang mencari makanan di tanah. Makanan apapun yang ditemukannya di tanah langsung disantap.[6]
Apabila hewan ini dalam pemeliharaan kita, hendaknya diberi makan berupa voer dan serangga seperti jangkrik, ulat hongkong, atau ulat bambu.[1] Lubang atau pelepah pohon dijadikannya tempat untuk kawin di musim kawin. Apabila hendak tidur, ia mengeluarkan suara khusus.[15] Selain memakan kutu, ia juga memakan buah-buahan, seperti pisang dan pepaya, [16] serangga seperti belalang, jangkrik dan cacing tanah.[6][14] Sarangnya terdapat di lubang pohon. Telur berwarna hijau biru pucat, jumlahnya 2-3 butir. Berkembang-biak pada bulan Mei-November.[5]
Dalam kebudayaan dan pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Sebelum banyak dipelihara penggemar burung, ia biasa dijual di restoran sebagai menu burung goreng seperti halnya burung tekukur. Umumnya, jalak hitam digemari penggemar burung kelas bawah. Orang Sunda menyebut ini sebagai kerak,[15] tapi orang Jawa menyebut burung ini jalak kaleng karena bunyi teriakannya seperti bunyi kaleng yang dipukul-pukul.[1]
Untuk penyakit sesak nafas, bakarlah daging burung ini hingga benar-benar masak. Lalu tambahkan dengan sedikit asam, garam, lombok, merica/lada, serta gula jawa yang telah ditumbuk halus. Makanlah secara rutin ramuan daging jalak bakar ini 3 kali sehari.[17]
Jalak yang paling pintar adalah jalak hitam, ia dapat meniru suara manusia, suaranya tidak jauh beda dengan beo. Dikarenakan populasinya yang berkurang di Pulau Jawa, pedagang burung di Jawa mengandalkan populasi di Sumatra.[18] Penggemar burung menjadikannya sebagai burung rumahan. Tetapi ada juga yang memeliharanya untuk dijadikan burung master, atau pengisi suara burung-burung ocehan lainnya.[18][6]
Bahkan, pada tahun baru 2012 yang lalu, di sebuah kota kecil di Arkansas, Kota Beebe diketahui sebanyak 5000 ekor burung jalak hitam secara tiba-tiba jatuh dari langit. Kejadian ini merupakan kedua kalinya setiap kali pergantian tahun baru.[19]
Pada tahun 2011 yang lalu, Antara menulis penyebabnya adalah kembang api. Adapaun, penyebab lainnya adalah sambaran petir. Namun, pada saat itu tidak ada petir. Padahal, polisi telah berulang-ulang mengingatkan masyarakat supaya tidak menyalakan kembang api sewaktu tahun baru.[19]
Bahasa lain
[sunting | sunting sumber]- Bahasa Ceko:majna jávská[20]
- Bahasa Jerman:Javamaina[20]
- Bahasa Norwegia:Javastær[20]
- Bahasa Spanyol: Miná de Java[20]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan bawah
- ^ a b c d e f g Sudrajat 1997, hlm. 34.
- ^ a b c d e Kutilang Indonesia, Kerak kerbau.
- ^ a b Brazil 2009, hlm. 392.
- ^ FOBI, Acridotheres javanicus.
- ^ a b c d SBW, Javan Myna.
- ^ a b c d e ANF Bird Farm, Jenis-jenis Jalak.
- ^ King, B., M. Woodcock, E.C. Dickinson. 1975. A Field Guide to the Birds of South-East Asia. Collins, London. p. 410-411
- ^ MacKinnon, J. 1993. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada Univ. Press. hal. 353-354
- ^ MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. hal. 396
- ^ RMBR, Acridotheres javanicus:Cabanis, 1851.
- ^ Edumall.sg, Introduction.
- ^ Hermawan 2012, hlm. 99.
- ^ Ayat 2011, hlm. 93.
- ^ a b Hermawan 2012, hlm. 100.
- ^ a b Turut 2010, hlm. 80.
- ^ Turut 2010, hlm. 81.
- ^ Artikel Kesehatan, Jalak hitam.
- ^ a b Suara Merdeka, Jalak Hitam Bisa.
- ^ a b Ribuan jalak hitam, Bisnis Indonesia.
- ^ a b c d Avibase, Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus).
Bibliografi
- "Kerak kerbau". Kutilang Indonesia. 16 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-05. Diakses tanggal 5 September 2012.
- "Kerak kerbau (Acridotheres javanicus);Javan Myna;Sturnidae". Semarang Bird Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-05. Diakses tanggal 5 September 2012.
- "Acridotheres javanicus". Foto Biodiversitas Indonesia. 23 November 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-05. Diakses tanggal 5 September 2012.
- Sudrajat (1997). Petunjuk memilih burung ocehan bakalan (dalam bahasa Indonesia). Niaga Swadaya. ISBN 979-489-358-7.
- "JENIS-JENIS JALAK DI INDONESIA". ANF Bird Farm. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-05. Diakses tanggal 5 September 2012.
- Ayat, A. (2011). Burung-burung Agroforest di Sumatra (dalam bahasa Indonesia). World Agroforestry Centre. ISBN 978-979-3198-60-6.
- Turut, Rusli (2010). Memelihara 42 Burung Ocehan Populer (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 979-002-442-8.
- "Jalak hitam /jalak kebo /jalak jawa Untuk Sesak Nafas dan Lemah Syahwat". Artikel Kesehatan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 6 September 2012.
- Brazil, Mark (2009). Birds of East Asia; Eastern China, Taiwan, Korea, Japan, Eastern Russia (dalam bahasa Inggris). Cristopher Helm. ISBN 978-0-7136-7040-0.
- "Jalak Hitam Bisa Menghafal Kata". Suara Merdeka. Jakarta. 23 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 6 September 2012.
- "Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus) Cabanis, 1851". Avibase. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 6 September 2012.
- "Acridotheres javanicus;Cabanis, 1851". Raffles Museum of Biodiversity Research. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 6 September 2012.
- "Kerak kerbau". Edumall.sg. 16 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 6 September 2012.
- Adlin, Sutan Eries (23 April 2012). "Ribuan jalak hitam mati di malam tahun baru, tanda bencana kah?". Bisnis Indonesia. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-23. Diakses tanggal 22 Oktober 2011.
- Hermawan, Rudi (2012). Rahasia Sukses Mencetak 50 Jenis Burung Kicau (dalam bahasa Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Baru Press. ISBN 978-602-99884-8-4 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan).