PSIS Semarang: Perbedaan antara revisi
k Menghapus Kategori:Klub sepak bola di Jawa Timur; Menambah Kategori:Klub sepak bola di Jawa Tengah menggunakan HotCat |
|||
(887 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox football club |
{{Infobox football club |
||
|clubname = PSIS Semarang |
|clubname = PSIS Semarang<br>ꦥꦱꦆꦱꦱꦼꦩꦫꦁ |
||
|image |
|image =PSIS logo.svg |
||
|image_size= 170px |
|||
|fullname = Persatuan Sepak Bola {{br}}Indonesia Semarang |
|||
|current = PSIS Semarang musim 2021 |
|||
|nickname = Laskar [[Mahesa Jenar|Mahesa jenar]]<br /> |
|||
|fullname = Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang |
|||
|founded = [[18 Mei]] [[1932]] |
|||
|nickname = ''Laskar Mahesa Jenar'' |
|||
|alamat = Ruko Tembalang Plaza Jl. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda [[Semarang]] |
|||
|founded = {{start date and age|1932|5|18}} |
|||
|ground = [[Stadion Jatidiri|Jatidiri]], [[Semarang]]. |
|||
|ground = [[Stadion Jatidiri]] |
|||
|capacity = 25.000 |
|||
|capacity = 25.000 |
|||
|direktur = Novel Albakrie |
|||
|owner = PT Mahesa Jenar Semarang |
|||
|manajer = [[Budi Santoso]] |
|||
|chrtitle = CEO |
|||
|panpel = [[John Sinaga]] |
|||
|chairman = [[Yoyok Sukawi]] |
|||
|pelatih = {{flagicon|Indonesia}} [[Edy Paryono]] |
|||
|manajer = |
|||
|asisten pelatih = [[Unggul Virgollo]] |
|||
| |
|pelatih = [[Gilbert Agius]] |
||
| |
|asisten pelatih = [[Eko Purdjianto]] |
||
|league = [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]] |
|||
|pattern_la1=|pattern_b1=_whitegreyrightshoulder|pattern_ra1= |
|||
|season = [[Liga 1 (Indonesia) 2023–2024|2023-24]] |
|||
|leftarm1=0000FF|body1=0000FF|rightarm1=0000FF|shorts1=0000FF|socks1=0000FF |
|||
| position = [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]], peringkat 6 dari 18 |
|||
|pattern_la2=|pattern_b2=_white_blue_right_shoulder|pattern_ra2= |
|||
| website = https://psis.co.id/ |
|||
|leftarm2=FFFFFF|body2=FFFFFF|rightarm2=FFFFFF|shorts2=FFFFFF|socks2=FFFFFF |
|||
| pattern_la1 = _psis2324h |
|||
| pattern_b1 = _psis2324h |
|||
| pattern_ra1 = _psis2324h |
|||
| pattern_sh1 = _psis2324h |
|||
| pattern_so1 = |
|||
| leftarm1 = 095DE4 |
|||
| body1 = 095DE4 |
|||
| rightarm1 = 095DE4 |
|||
| shorts1 = 095DE4 |
|||
| socks1 = 095DE4 |
|||
| pattern_la2 = _psis2324a |
|||
| pattern_b2 = _psis2324a |
|||
| pattern_ra2 = _psis2324a |
|||
| pattern_sh2 = _psis2324a |
|||
| pattern_so2 = |
|||
| leftarm2 = E1E1E1 |
|||
| body2 = E1E1E1 |
|||
| rightarm2 = E1E1E1 |
|||
| shorts2 = E1E1E1 |
|||
| socks2 = E1E1E1 |
|||
|pattern_la3 = |
|||
|pattern_b3 = |
|||
|pattern_sh3 = |
|||
|pattern_so3 = |
|||
|leftarm3 = |
|||
|body3 = |
|||
|rightarm3 = |
|||
|shorts3 = |
|||
|socks3 = |
|||
|fansgroup = |
|||
*[[Panser Biru]] |
|||
*[[SneX]] |
|||
}} |
}} |
||
'''Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang''' (biasa disebut sebagai '''PSIS Semarang''', atau hanya disingkat '''PSIS''' saja) adalah klub [[sepak bola]] profesional [[Indonesia]] yang berbasis di [[Semarang|Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]]. Klub ini bermarkas di [[Stadion Jatidiri]], yang terletak di Kota Semarang. Julukan klub ini adalah ''[[Mahesa Jenar|Laskar Mahesa Jenar]]''. |
|||
'''Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang''' atau '''PSIS Semarang''' adalah klub [[sepak bola]] yang bermarkas di kota [[Semarang]], [[Indonesia]] dengan markas [[Stadion Jatidiri]] [[Semarang]]. Julukan klub ini adalah "Laskar [[Mahesa Jenar]]". PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya (2000). PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi [[Divisi Utama Liga Indonesia]]. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai [[Perserikatan|Liga Perserikatan]] dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah [[Persib Bandung]] dan [[Persebaya Surabaya]]. |
|||
PSIS Semarang pernah dapat juara [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]] pada tahun 1999, namun kemudian terdegradasi ke [[Divisi Satu Liga Indonesia|Divisi Satu]] pada musim berikutnya pada tahun 2000. Kemudian, klub ini berhasil menjuarai kompetisi Divisi Satu Nasional pada tahun 2001, dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia (yang sekarang berganti nama menjadi [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]]). |
|||
{| class="infobox" style="font-size: 88%; width: 22em; text-align: center" |
|||
! colspan=4 style="font-size: 100%; background-color:#0000FF; color:#fff; text-align:center;"| |
|||
[[Berkas:PSIS logo.svg|30x30px]] PSIS Semarang |
|||
|- |
|||
|[[Image:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''''Tim utama''''' |
|||
|[[Image:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''[[PSIS Semarang Putri|Tim putri]]''' |
|||
|} |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Sejarah tim sepak bola kota [[Semarang]] telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama [[Tionghoa]] ''Hoa Yoe Hwee Koan''. Tim ini mendapatkan hak ''rechspersoon'' tahun 1917 dari pemerintah kolonial. |
Sejarah tim sepak bola kota [[Semarang]] telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama [[Tionghoa]] ''Hoa Yoe Hwee Koan''. Tim ini mendapatkan hak ''rechspersoon'' tahun 1917 dari pemerintah kolonial.{{fact}} |
||
Selanjutnya ada pula tim bernama ''Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH)'' dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi ''Hwa Nan Voetbalbond (HNV)''. Tercatat klub ''Hwa Nan'' ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, ''Loh Hua Team Voetbalbond''. |
Selanjutnya ada pula tim bernama ''Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH)'' dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi ''Hwa Nan Voetbalbond (HNV)''. Tercatat klub ''Hwa Nan'' ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, ''Loh Hua Team Voetbalbond''.{{fact}} |
||
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah ''Tots Ons Doel (TOD)'' yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya ''Tots Ons Doel'' berganti nama menjadi ''PS. Sport Stal Spieren (SSS).'' PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal |
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah ''Tots Ons Doel (TOD)'' yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya ''Tots Ons Doel'' berganti nama menjadi ''PS. Sport Stal Spieren (SSS).'' PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi ''Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS)'' yang berlatih di lapangan Karimata Timur.{{fact}} |
||
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, ''Voetbalbond Indonesia Semarang'' berganti nama penjadi [[Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang]] ([[PSIS]]) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang. |
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, ''Voetbalbond Indonesia Semarang'' berganti nama penjadi [[Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang]] ([[PSIS]]) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.{{fact}} |
||
== Prestasi . PSIS baru bisa mencicipi gelar juara pada tahun 1987. Kala itu PSIS Semarang yang diperkuat legenda besar, [[Ribut Waidi]], mengalahkan [[Persebaya Surabaya]] di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Syaiful Amri. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas [[SEA Games]] yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari [[Persipura Jayapura]]. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker. |
|||
Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih [[Sutan Harhara]] yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya [[Bonggo Pribadi]]. |
|||
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun [[1987]] dan Juara [[Divisi Utama Liga Indonesia 1998/1999|Liga Indonesia 1999]]. Pada musim 2006 PSIS menjadi ''runner-up'' Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan [[Persik Kediri]] di [[Stadion Manahan]], [[Kota Solo|Solo]] dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai ''runner-up'' Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006. |
|||
== Kiprah PSIS di Liga Indonesia == |
|||
== Prestasi == |
|||
=== Era Perserikatan === |
|||
Sebelum adanya [[Divisi Utama Liga Indonesia|Liga Indonesia]], kompetisi masih terbagi 2 yaitu Perserikatan dan Galatama dan PSIS ikut dalam Kompetisi [[Perserikatan]]. Dan tinta emas yang pernah diraih PSIS di [[Perserikatan|Era Perserikatan]] adalah Juara [[Perserikatan|Liga Perserikatan]] musim 1986/1987. Sepak terjang PSIS di [[Perserikatan|Liga Perserikatan]] musim 1986/1987, PSIS tergabung di Grup Wilayah Timur bersama [[Persipura Jayapura]], [[Persebaya Surabaya]], [[Perseman Manokwari]], [[PSM Makassar|PSM Ujungpandang]] dan [[Persiba Balikpapan]] di Babak Pertama. PSIS berhasil menjadi juara grup setelah mengumpulkan 14 poin hasil dari 5 kali kemenangan, 4 kali imbang dan sekali kalah, berjarak 2 poin dari runner up grup, [[Persebaya Surabaya]], yang juga meraih tiket ke babak 6 besar bersama PSIS dan peringkat tiga grup, [[Persipura Jayapura]].<ref name="rsssf.com">http://www.rsssf.com/tablesi/indo87.html#per</ref> |
|||
Di babak 6 besar, selain berjumpa dengan [[Persipura Jayapura]] dan [[Persebaya Surabaya]], PSIS juga berjumpa dengan tim dari grup wilayah barat, yakni [[Persib Bandung]], [[Persija Jakarta]], dan [[PSMS Medan]]. Kali ini dalam klasemen akhir, PSIS harus berada di posisi ke dua di bawah [[Persebaya Surabaya|Persebaya]]. Walaupun berada di posisi kedua, PSIS berhak melaju ke Partai Grand Final melawan posisi pertama, [[Persebaya Surabaya]] di [[Stadion Gelora Bung Karno|Stadion Utama Senayan]]. Di pertandingan final tanggal 11 Maret 1987, PSIS berhasil menobatkan diri sebagai juara [[Perserikatan|Liga Perserikatan]] musim 1986/1987 dengan kemenangan tipis 1-0 atas [[Persebaya Surabaya]] melalui sundulan Saiful Amri.<ref name="rsssf.com"/> |
|||
Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek. |
|||
Sebagai Juara [[Perserikatan|Liga Perserikatan]], PSIS pun dikirim ke Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987 di [[Brunei Darussalam]]. Prestasinya pun cukup membanggakan, yakni menjadi runner-up setelah dikalahkan Malaysia 1-4 di Final.<ref>http://www.jagobecek.com/category/juara-1987/</ref> |
|||
Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan [[Persebaya Surabaya]] di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal [[Syaiful Amri]]. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas [[SEA Games]] yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari [[Persipura Jayapura]]. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker. |
|||
=== Era Divisi Utama === |
|||
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun [[1987]] dan Juara [[Divisi Utama Liga Indonesia 1998/1999|Liga Indonesia 1999]]. Pada musim 2006 PSIS menjadi ''runner-up'' Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan [[Persik Kediri]] di [[Stadion Manahan]], [[Kota Solo|Solo]] dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai ''runner-up'' [[Piala Emas Bang Yos]] (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006. |
|||
Sebelum [[Liga Super Indonesia 2008–09|Musim Kompetisi 2008]] [[Liga Super Indonesia]], [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]] adalah liga kasta pertama. [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]] dibentuk pada tahun 1994 melalui peleburan 2 kompetisi yang ada pada saat itu, yaitu Perserikatan dan Galatama. Di [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]] edisi Pertama (Liga Indonesia I 1994-1995), PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur. |
|||
Di Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995, PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan [[Persebaya]] 8-0 di [[Stadion Gelora 10 November]] [[Surabaya]], tetapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan [[gubernur]] [[Jawa Tengah]] saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya, BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ''ngenes''. |
|||
Total pertandingan yang dijalani PSIS di Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995: 32 Pertandingan dengan 10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah serta Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan |
|||
Musim selanjutnya, (Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996) PSIS berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur. Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah [[Bandung Raya]] yang (juga) secara kontroversial mengalahkan [[PSM Makassar]] 2-0. |
|||
* Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan [[PSSI]]. vs Persebaya 1-0, gol oleh [[Syaiful Amri]]) |
|||
Total pertandingan yang dijalani PSIS di Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996 sebanyak 30 main dengan 10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah, serta Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan |
|||
* Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo) |
|||
* Juara I LI Divisi I 2000 |
|||
* Juara II Suratin Cup 2003 |
|||
* Juara I Suratin Cup 2004 |
|||
* Juara III LI XII 2005 |
|||
* Juara III PEBY 2005 |
|||
* Juara II LI XIII 2006 |
|||
* Juara II PEBY 2006 |
|||
Di Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996, Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir. [[Stadion Jatidiri]] (yang saat itu berkapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). |
|||
== Statistik di Divisi Utama Liga Indonesia hingga tahun 2006 == |
|||
Musim Liga Indonesia IV 1997-1998, terjadi peristiwa dihentikannya Kompetisi Liga Indonesia akibat kondisi politik di Indonesia yang tidak kondusif. Sebelum kompetisi dihentikan, PSIS berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah Liga Indonesia IV 1997-1998 bermain sebanyak 16 kali. Dari 16 kali bermain PSIS membukukan 4 kali kemenangan, 8 kali seri, dan 4 kali kalah. PSIS menyarangkan 17 gol ke gawang lawan dan kebobolan 24 gol. Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. |
|||
* Total musim: 11 |
|||
* Total pertandingan: 293 (107 kali menang, 79 kali seri, 107 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 319 gol memasukkan-331 gol kemasukan |
|||
=== Liga Indonesia |
=== Juara Liga Indonesia V (Musim Kompetisi 1998-1999) === |
||
Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian ''runner-up'' Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke [[Kota Manado|Manado]] dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di [[Manggarai]], PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol [[Tugiyo]] di ''injury time'' babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke [[Piala Champions Asia]] dan sayangnya langsung tunduk dari [[Suwon Samsung Bluewings]] dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang. |
|||
PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur. |
|||
PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan [[Persebaya]] 3-0 di [[Stadion Gelora 10 November]] [[Surabaya]], tapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan [[gubernur]] [[Jawa Tengah]] saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya, [[BPD Jateng]] juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ''ngenes''. Juara Liga Tahun ini adalah [[Persib Bandung]] yang secara kontroversial mengalahkan [[Petrokimia Putra]] dengan skor tipis 1-0. |
|||
* Total pertandingan: 32 (10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan |
|||
=== Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996 === |
|||
Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur. |
|||
Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah [[Bandung Raya]] yang (juga) secara kontroversial mengalahkan [[PSM Makassar]] 2-0. |
|||
* Total pertandingan: 30 (10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan |
|||
=== Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996 === |
|||
Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). Juara Liga adalah Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1. |
|||
=== Liga Indonesia IV 1997-1998 === |
|||
Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan). |
|||
Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. |
|||
* Total pertandingan: 16 (4 kali menang, 8 kali seri, 4 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 17 gol memasukkan-24 gol kemasukan |
|||
=== Liga Indonesia V 1998-1999 === |
|||
Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh [[Edi Paryono]], setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian ''runner-up'' Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke [[Kota Manado|Manado]] dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di [[Manggarai]], PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol [[Tugiyo]] di ''injury time'' babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke [[Piala Champions Asia]] dan sayangnya langsung tunduk dari [[Samsung Suwon Bluewings]] dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang. |
|||
* Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah) |
* Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah) |
||
* Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan |
* Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan |
||
[[Berkas:Psisjuara.jpg|350px]] |
|||
=== Liga Indonesia VI 1999-2000 === |
=== Degradasi yang Ironis di Liga Indonesia VI 1999-2000 === |
||
Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari [[Barito Putra]] 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya. PSIS hanya mampu bercokol di peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur. |
|||
Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur. |
|||
Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari [[Barito Putra]] 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya. |
|||
* Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah) |
* Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah) |
||
* Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan |
* Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan |
||
=== |
=== Berlaga di Divisi I === |
||
Di Liga Indonesia VII, musim kompetisi 2000-2001, PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama. |
|||
Dari 16 Total pertandingan di [[Divisi Satu Liga Indonesia|Divisi I]] PSIS meraih 12 kali kemenangan, 2 kali seri, dan 2 kali kekalahan, dengan selisih gol 24 gol memasukkan 9 gol kemasukan. |
|||
=== Kembali ke Divisi Utama === |
|||
Kembali ke [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]] di Liga Indonesia VIII (Liga Bank Mandiri 2002), PSIS berhasil menempati posisi papan tengah (Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur). Suatu hal yang patut disyukuri karena PSIS tidak terdegradasi ke [[Divisi Satu Liga Indonesia|Divisi I]]. PSIS nyaris terdegradasi, beruntung 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. PSIS menjalani 22 pertandingan dengan 8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah, sementara Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan |
|||
Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS bernama [[Panser Biru]]. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama. |
|||
=== Tahun 2003 - 2004 === |
|||
* Total pertandingan: 16 (12 kali menang, 2 kali seri, 2 kali kalah) |
|||
Sejak Liga Indonesia IX Tahun 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada [[Yoyok Sukawi]]. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih [[Daniel Roekito]], dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003. |
|||
* Selisih gol: 24 gol memasukkan-9 gol kemasukan |
|||
Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas [[Sutiyoso|Bang Yos]] (PEBY) I di [[Jakarta]], PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuat pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya. Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah dengan menempati peringkat 13 dari 20 tim. Hasil yang dicapai PSIS pada tahun 2003 adalah 38 kali bermain 14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah dengan Selisih gol -2 (43 memasukan dan 45 kemasukan). |
|||
=== Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002 === |
|||
Di Liga Indonesia X tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih [[Bonggo Pribadi]], PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada [[Herry Kiswanto]]. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim. PSIS Mencapai peringkat 10 dari 18 tim dengan hasil 12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah serta memasukan 35 gol dan kemasukan 34 gol kemasukan. |
|||
Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur''' |
|||
PSIS tetap menempati posisi papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang spesial, semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga [[Bank Mandiri]]), PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada final mengalahkan [[Persita Tangerang]] 2-1 melalui perpanjangan waktu. |
|||
[[Berkas:Mridwan.jpg|ka|jmpl|M. Ridwan, Bagian dari Era Emas tahun 2000'an]] |
|||
* Total pertandingan: 22 (8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan |
|||
=== |
=== Era Emas di Tahun 2000'an === |
||
Era Emas PSIS Semarang di Tahun 2000'an adalah pada Tahun [[Divisi Utama Liga Indonesia 2005|2005]] dan Tahun [[PSIS Semarang Musim 2006|2006]]. Pada tahun - tahun itu PSIS Semarang menjadi tim yang diperhitungkan di kancah Persepak bolaan Nasional dengan menduduki Peringkat III di [[Divisi Utama Liga Indonesia 2005|Divisi Utama musim kompetisi 2005]] dan Runner up di [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|Divisi Utama musim kompetisi 2006]]. Saat itu [[Divisi Utama Liga Indonesia]] masih merupakan kasta tertinggi kompetisi sepak bola tanah air. |
|||
[[Divisi Utama Liga Indonesia 2005|Liga Indonesia 2005]] dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, di bawah sentuhan coach [[Bambang Nurdiansyah]], PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar yang dilaksanakan di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005. PSIS Semarang menjalani Total pertandingan 30 dengan total 13 kali menang 12 kali seri serta 5 kali kalah. Sepanjang [[Divisi Utama Liga Indonesia 2005|musim 2005]], PSIS Semarang berhasil menjaringkan 41 gol dan kebobolan 23 gol. Pada [[Divisi Utama Liga Indonesia 2005|Musim Kompetisi 2005]] ini, ada sesuatu yang baru di mana [[Piala Indonesia]] (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh [[Persijap Jepara]]. |
|||
Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. |
|||
Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada [[Yoyok Sukawi]]. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih [[Daniel Roekito]], dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003. |
|||
Menjalani [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|Divisi Utama musim kompetisi 2006]] PSIS dinahkodai oleh pelatih [[Sutan Harhara]]. Kekuatan PSIS bertambah dengan masuknya [[Imral Usman]], [[Suwita Pata|Suwita Patha]], [[Yaris Riyadi]], [[Greg Nwokolo]],dan [[Gustavo Hernan Ortiz]]. PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|Divisi Utama musim kompetisi 2006]]. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3 PEBY. |
|||
Bersamaan dengan diadakannya [[Piala Emas Bang Yos]] (PEBY) I di [[Jakarta]], PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuat pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya. |
|||
Di pertengahan [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|musim kompetisi 2006]], PSIS mengganti pelatih [[Sutan Harhara]] dengan asistennya [[Bonggo Pribadi]]. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol [[Christian Gonzalez|Cristian Gonzalez]]. Sepanjang [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|musim kompetisi 2006]] PSIS Semarang menjalani Total pertandingan 31 dengan 16 kali kemenangan, 5 hasil kali seri, dan 10 kali kekalahan. 37 gol berhasil dimasukkan dan jalag gawang PSIS bergetar 31 kali. |
|||
Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah. Juara Liga tahun ini adalah [[Persik Kediri]] yang fenomenal karena pada tahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format satu wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya. Liga Indonesia XII ([[Liga Djarum Indonesia]]) tahun 2005, prestasi PSIS semakin membaik. Di tangan pelatih [[Bambang Nurdiansyah]], PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat PSIS jumpa dengan tuan rumah [[Persija Jakarta]] dan [[Persebaya Surabaya]] melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Pada tahun ini ada sesuatu yang baru di mana [[Piala Indonesia]] (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh [[Persijap Jepara]]. |
|||
=== Penurunan prestasi 2007 === |
|||
* Total pertandingan: 38 (14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah) |
|||
[[PSIS Semarang Musim 2007]] prestasinya menurun dibanding 2 musim sebelumnya. Menghadapi [[Divisi Utama Liga Indonesia 2007]] yang terdiri dari 36 tim untuk memperebutkan 18 tim yang berhak bermain di [[Liga Super Indonesia]] PSIS hanya menduduki peringkat 10 wilayah barat dengan mengumpulkan 13 menang, 10 seri, dan 11 kalah. Sedangkan klub yang berhak masuk [[Liga Super Indonesia]] adalah peringkat 9 dan sejatinya tidak berhak menikmati ketatnya persaingan [[Liga Super Indonesia 2008–09|LSI 2008]]. |
|||
* Selisih gol: 43 gol memasukkan-45 gol kemasukan |
|||
=== Liga Indonesia |
=== Liga Super Indonesia === |
||
Bersama [[Bontang FC|PKT Bontang]], Laskar Mahesa Jenar beruntung mengikuti [[Liga Super Indonesia 2008–09]] menggantikan [[Persmin Minahasa]] dan [[Persiter Ternate]] yang tidak memenuhi 5 aspek BLI. Tanpa adanya dukungan dana APBD Pemkot [[Semarang]] dan ditinggal oleh bintang - bintangnya seperti [[M. Ridwan]] dan [[Khusnul Yakin]] yang hengkang ke [[Pelita Bandung Raya|Pelita Jaya]], [[Emanuel De Porras]] yang memilih liga [[italia]], dan [[imral usman]], PSIS Semarang hanya mengandalkan para pemain muda. Akhirnya dengan sangat memalukan, [[PSIS]] menjadi juru kunci dengan menelan 21 kekalahan, 9 kali seri dan hanya sanggup menang 4 kali, dengan rekor kebobolan 62 gol. |
|||
=== Liga Indonesia 2009 sampai 2012 === |
|||
Mencapai peringkat 10 dari 18 tim. |
|||
Setelah terdegradasi ke [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]], Tim kebanggaan kota Lumpia selama musim [[PSIS Semarang Musim 2009–2010|2009–2010]],[[PSIS Semarang Musim 2010–2011|2010–2011]], dan [[PSIS Semarang Musim 2011–2012|2011–2012]] hanya bercokol di penyisihan grup / babak Pertama saja. Tidak pernah sanggup untuk lolos ke babak 8 besar. |
|||
Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih [[Cornelis Sutadi]] dan asisten pelatih [[Bonggo Pribadi]], PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada [[Herry Kiswanto]]. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim. |
|||
Bahkan [[PSIS Semarang Musim 2011–2012|Musim 2011–2012]], di tengah kisruhnya sepak bola Indonesia, [[PSIS Semarang Musim 2011–2012|PSIS Semarang di Musim 2011–2012]] mencoba peruntungan [[Divisi Utama Liga Indonesia 2011–12 (LPIS)]] di bawah bendera PT Liga Prima Indonesia Sportindo. Namun tetap saja PSIS Semarang hanya sanggup bercokol di Penyisihan grup. Parahnya [[PSIS Semarang Musim 2011–2012|PSIS Semarang di Musim 2011–2012]] hanya finish di peringkat 5 grup2 di bawah tim - tim [[jawa tengah]] lainya seperti [[PSIR Rembang]] dan [[PSCS Cilacap]]. |
|||
=== 2 Musim di 8 Besar Divisi Utama === |
|||
Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005. |
|||
[[PSIS Semarang Musim 2013]] hijrah ke [[Divisi Utama Liga Indonesia 2013]] yang dikelola PT. Liga Indonesia (LI). Kali ini ia menujukan prestasi yang lebih baik. Menghuni peringkat 3 grup 2, tim ini berhasil lolos ke babak ke dua. akan tetapi, cideranya [[Ronald Fagundez]] dan [[Addison Alves de Oliveira|Addison Alves]] dibabak kedua yang tidak diimbangi kematangan para pemain muda, membuat Mahesa jenar hanya menjadi juru kunci, kalah dengan sang juara, [[Persebaya Surabaya]], [[PSBS Biak Numfor]], dan [[PS Bangka]]. |
|||
Di [[PSIS Semarang Musim 2014|Musim 2014]] PSIS diperkuat dua pemain asing [[Julio Alcorsé]] dan [[Ronald Fagundez]]. PSIS memulai [[Divisi Utama Liga Indonesia 2014]] dengan luar biasa, memuncaki klasemen Grup 4, dengan hanya menantongi 1 kekalahan, hingga akhirnya lolos ke 8 besar. Di 8 Besar PSIS Semarang bermain luar biasa hingga belum selesai 8 besar pun, Tim asal kota [[Semarang]] ini sudah dipastikan melaju ke semifinal bersama [[PSS Sleman]], termasuk kemenangan telak melawan [[Persiwa Wamena]]. |
|||
* Total pertandingan: 34 (12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah) |
|||
juru gedor, [[Hari Nur Yulianto]] menjadi Pencetak gol Terbanyak ke-4 dengan 14 gol di bawah [[Abblode Yao Rudy]] ([[Persiwa Wamena]],17 gol), [[Brima Pepito Sanusie]] ([[Martapura FC]], 16 gol), dan [[Fernando Gaston Soler]] ([[Pusamania Borneo F.C.]],15 gol), sedangkan striker Mahesa Jenar lainnya [[Julio Alcorsé]] di peringkat 7 dengan 13 gol. |
|||
* Selisih gol: 35 gol memasukkan-34 gol kemasukan |
|||
=== |
=== Skandal Sepak Bola Gajah === |
||
Langkah yang susah payah dibangun sejak awal musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 2014|2014]] harus berakhir tragis di pertandingan akhir yang hanya memperebutkan posisi juara grup dan runner up dengan [[PSS Sleman]]. [[PSS Sleman]] dan PSIS Semarang terlibat sepak bola gajah dimana kedua klub sama-sama menginginkan kekalahan agar tidak bertemu dengan [[Pusamania Borneo F.C.]]. hingga terjadi peristiwa 5 gol bunuh diri dalam 7menit, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan score 2-3 untuk kemenangan [[PSS Sleman]]. Manajemen berdalih melakukan hal tersebut karena menghindari mafia persepak bolaan Indonesia, mereka menilai [[Pusamania Borneo F.C.]] sudah diset untuk menjuarai Divisi Utama sehingga mereka hindari.<ref>http://www.goal.com/id-ID/news/2281/divisi-utama/2014/10/28/5566351/pss-sleman-psis-semarang-klaim-tak-takut-pusamania-borneo-fc</ref><ref>http://www.sepak{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} bola.com/2014/10/faktor-pusamania-borneo-jadi-salah-satu-penyebab-sepak-bola-gajah-pss-vs-psis</ref> |
|||
Akibat dari Skandal ini, Laskar Mahesa Djenar didiskualifikasi dari babak 8 Besar. Sedangkan beberapa staf termasuk [[Eko Riyadi]] serta pemain - pemain mendapat hukuman dari sanksi ringan hingga hukuman seumur hidup tak boleh terlibat dalam persepak bolaan Indonesia. Baru Pada Tahun 2017, pada era kepemimpinan [[Edy Rahmayadi]], melalui Nomor 009/Kep/PK-PSSI/I/2017 tertanggal 10 Januari 2017, 10 pemain dan tiga ofisial memperoleh Pemulihan status. 10 pemain yaitu [[Saptono]], [[Eli Nasokha]], [[Taufik Hidayat]], [[Andik Rahmat]], [[Franky Mahendra]], [[Sunar Sulaiman]], [[Ronald Fagundez]], [[Julio Alcorsé]], [[Vidi Hasiholan]], dan [[Anam Syahrul Fitrianto]] sedangkan 3 official adalah pelatih [[Eko Riyadi]] dan dua asistennya Setiawan serta Budi Cipto.<ref>https://bola.tempo.co/read/news/2017/01/24/099839057/10-pemain-psis-dibebaskan-dari-sanksi-kasus-sepak-bola-gajah</ref> sedangkan [[Khomaidi]], [[Fadly Manna]] dan [[Catur Adi Nugraha]]. |
|||
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3. |
|||
Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005. |
|||
* Total pertandingan: 30 (13 kali menang, 12 kali seri, 5 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 41 gol memasukkan-23 gol kemasukan |
|||
=== Liga Indonesia 2006 === |
|||
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, ''runner-up'' Grup A (8 Besar), ''runner-up'' kompetisi. |
|||
[[Berkas:Mridwan.jpg|right|thumbnail|M. Ridwan]] |
|||
Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih [[Sutan Harhara]] untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti [[SEA Games]] [[Manila]], sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di [[Stadion Si Jalak Harupat]], [[Kabupaten Bandung|Bandung]]. |
|||
PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan uji coba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal. |
|||
Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol [[Christian Gonzalez|Cristian Gonzalez]]. |
|||
* Total pertandingan: 31 (16 kali menang, 5 kali seri, 10 kali kalah) |
|||
* Selisih gol: 37 gol memasukkan-31 gol kemasukan |
|||
== Pemain == |
== Pemain == |
||
{{updated|29 Agustus 2024}} |
|||
Pemain PSIS mayoritas adalah para pemain muda yang telah berkiprah di ajang terbesar di semarang yaitu '''[[Liga Semarang]]'''. |
|||
{{Fs start|nat=|pos=|name=|no=}} |
|||
{{Fs player|no=3|nat=IDN|pos=DF|name=[[Haykal Alhafiz]]}} |
|||
== Daftar pemain == |
|||
{{Fs player|no=4|nat=ESP|pos=DF|name=[[Ruxi]]}} |
|||
Berikut merupakan skuat PSIS Semarang untuk musim kompetisi 2011–2012.<ref>[http://www.goal.com/id-ID/teams/indonesia/1252/psis PSIS Semarang]. ''Goal.com Indonesia''. Diakses pada [[12 Februari]] [[2011]].</ref><br /> |
|||
{{Fs player|no=5|nat=BRA|pos=DF|name=[[João Ferrari]]}} |
|||
'''Pelatih''': {{flagicon|Indonesia}} [[Edy Paryono]] |
|||
{{Fs player|no=6|nat=BRA|pos=MF|name=[[Lucas Barreto]]}} |
|||
{{Fs player|no=7|nat=TLS|pos=FW|name=[[Gali Freitas]]}} |
|||
{{Fs player|no=10|nat=ANG|pos=FW|name=[[Evandro Brandão]]}} |
|||
{{Fs player|no=11|nat=BDI|pos=FW|name=[[Sudi Abdallah]]}} |
|||
{{Fs player|no=12|nat=IDN|pos=FW|name=[[Aulia Rahman (pemain sepak bola)|Aulia Rahman]]}} |
|||
{{Fs player|no=14|nat=IDN|pos=FW|name=[[Riyan Ardiansyah]]}} |
|||
{{Fs player|no=19|nat=IDN|pos=DF|name=[[Alfeandra Dewangga]]|other=[[Kapten (sepak bola)|wakil-kapten]]}} |
|||
{{Fs player|no=20|nat=IDN|pos=DF|name=[[Brandon Scheunemann]]}} |
|||
{{Fs player|no=21|nat=FRA|pos=MF|name=[[Boubakary Diarra]]}} |
|||
{{Fs player|no=23|nat=IDN|pos=DF|name=[[Habil Akbar]]}} |
|||
{{Fs player|no=24|nat=IDN|pos=FW|name=[[Wildan Ramdhani]]}} |
|||
{{Fs player|no=25|nat=IDN|pos=DF|name=[[Sandy Ferizal]]}} |
|||
{{Fs mid|nat=|pos=|name=|no=}} |
|||
{{Fs player|no=26|nat=IDN|pos=GK|name=[[Syahrul Fadil]]}} |
|||
{{Fs player|no=27|nat=IDN|pos=DF|name=[[Zalnando]]|other=dipinjam dari [[Persib Bandung]]}} |
|||
{{Fs player|no=29|nat=IDN|pos=MF|name=[[Septian David Maulana]]|other=[[Kapten (sepak bola)|kapten]]}} |
|||
{{Fs player|no=30|nat=IDN|pos=GK|name=[[Adi Satryo]]}} |
|||
{{Fs player|no=31|nat=IDN|pos=DF|name=[[Rahmat Syawal]]}} |
|||
{{Fs player|no=45|nat=IDN|pos=DF|name=[[Syiha Buddin]]}} |
|||
{{Fs player|no=52|nat=IDN|pos=GK|name=[[Rizky Darmawan]]}} |
|||
{{Fs player|no=56|nat=IDN|pos=MF|name=[[Ridho Syuhada]]}} |
|||
{{Fs player|no=57|nat=IDN|pos=MF|name=[[Azyah Madilesa]]}} |
|||
{{Fs player|no=68|nat=IDN|pos=MF|name=[[Tri Setiawan]]}} |
|||
{{Fs player|no=69|nat=IDN|pos=MF|name=[[Delvin Rumbino]]}} |
|||
{{Fs player|no=72|nat=IDN|pos=MF|name=[[Zico Uldha]]}} |
|||
{{Fs player|no=80|nat=AFG|natvar=2013|pos=MF|name=[[Taufee Skandari]]}} |
|||
{{Fs player|no=94|nat=BRA|pos=MF|name=[[Fernandinho (footballer, born 1994)|Fernandinho]]}} |
|||
{{Fs end|nat=|pos=|name=|no=}} |
|||
=== Keluar dengan status pinjaman === |
|||
{{Fs start}} |
{{Fs start}} |
||
{{Fs player|no= |
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=FW|name=[[Basajum Latuconsina]]|other=di [[Persipa Pati]]}} |
||
{{Fs player|no=18|name=[[I Komang Putra]]|nat=Indonesia|pos=GK}} |
|||
{{Fs player|no=23|name=[[Ghonny Yanuar]]|nat=Indonesia|pos=GK}} |
|||
{{Fs player|no=3|name=[[Sumardi]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=4|name=[[M. Taufan]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=6|name=[[Rommy Agustiawan]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=21|name=[[M. Arifin]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=24|name=[[Parjono]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=25|name=[[Ari Noviga]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=26|name=[[Simon Kujiro]]|nat=Indonesia|pos=DF}} |
|||
{{Fs player|no=49|name=[[Azmi Aswibi]]|nat=Indonesia|pos=MF}} |
|||
{{Fs player|no=10|name=[[Han Ji Ho]]|nat=Korea|pos=MF}} |
|||
{{Fs player|no=7|name=[[Iwan H.W]]|nat=Indonesia|pos=MF}} |
|||
{{Fs player|no=15|name=[[Iswandi Dai]]|nat=Indonesia|pos=MF}} |
|||
{{Fs player|no=28|name=[[Steven Anderson]]|nat=Indonesia|pos=MF}} |
|||
{{Fs player|no=15|name=[[Donny Fernando Siregar]]|nat=Indonesia|pos=MF}} |
|||
{{Fs player|no=16|name=[[Hasan Basri Lohy]]|nat=Indonesia|pos=MF}} |
|||
{{Fs mid}} |
|||
{{Fs player|no=9|name=[[Kurnanda Fajar]]|nat=Indonesia|pos=FW}} |
|||
{{Fs player|no=11|name=[[Khusnul Yakin]]|nat=Indonesia|pos=FW}} |
|||
{{Fs player|no=20|name=[[Vitor Borges de Sauza]]|nat=Brazil|pos=FW}} |
|||
{{Fs player|no=22|name=[[Kukuh Pramuyuda]]|nat=Indonesia|pos=FW}} |
|||
{{Fs player|no=32|name=[[Engkus Kuswaha]]|nat=Indonesia|pos=FW}} |
|||
{{Fs end}} |
{{Fs end}} |
||
== |
== Musim == |
||
=== Terbanyak per Musim === |
|||
=== Liga 1 2024/2025 === |
|||
* 2011: [[Vitor Borges de Souza]] 10 gol (kompetisi masih berlangsung) |
|||
{{main|PSIS Semarang musim 2024-2025}} |
|||
* 2007: [[Julio Lopez]] |
|||
{{Klasemen Liga 1 (Indonesia) 2024-2025|showteam=SMG}} |
|||
* 2006: [[Emmanuel De Porras]], [[Gustavo Hernan Ortiz]], [[Imral Usman]] |
|||
* 2005: Emmanuel De Porras, [[Indriyanto Nugroho]], [[Esaiah Pelle Benson]] |
|||
* 2004: Indriyanto Nugroho, [[Roberto Kwateh]], [[Abdoulaye Djibril]] |
|||
* 2003: Julio Lopez, [[German Osorio]], [[Bambang Harsoyo]], Abdoulaye Djibril |
|||
* 2002: [[Arliston De Oliveira]], [[Khusnul Yakin]], [[Gbeneme Friday]] |
|||
== Tata Kelola == |
|||
=== Terbanyak Sepanjang Karier di PSIS === |
|||
=== Staf ofisial === |
|||
* '''23''': Indriyanto Nugroho, Emmanuel De Porras |
|||
* '''18''': Julio Lopez |
|||
* '''10''': Roberto Kwateh, Abdouleye Djibril,Khusnul Yakin |
|||
* '''9''': Gustavo Hernan Ortiz |
|||
* '''8''': Harri Salisburi |
|||
* '''7''': Esiah Pelle Benson, Bambang Harsoyo, Arliston De Oliveira |
|||
* '''6''': Imral Usman |
|||
* '''5''': M Ridwan, German Osorio |
|||
* '''3''': Gbeneme Friday |
|||
* '''2''': Miguel A Dominguez, Darwin Perez, Purwanto, Khair Rifo, Nurul Huda, Otto Weah |
|||
* '''1''': Foffe Camara, Maman Abdurrahman, Zoubairou, Idrus Gunawan, Greg Nkowolo, A Jomma Ballah, M Irfan, Lilik Suheri, Sasi Kirono, Eko Purjianto, Louis Miranda, Alexander Pulalo, Yuniarto Budi, Iwan Suryanto |
|||
{| class="wikitable" |
|||
! style="background:#0000FF;"|<span style="color:white;">Posisi |
|||
! style="background:#0000FF"|<span style="color:white;">Nama |
|||
|- |
|||
| CEO |
|||
| {{Flagicon|IDN}} [[Yoyok Sukawi]] |
|||
|- |
|||
| Chief Operating Officer |
|||
| {{flagicon|IDN}} Cantya Saswita Sukawijaya |
|||
|- |
|||
| Manajer umum |
|||
|{{flagicon|IDN}} Wahyoe Winarto |
|||
|- |
|||
|Manajer tim |
|||
|{{flagicon|IDN}} [[Muhammad Ridwan (pemain sepak bola, lahir 1980)|Muhammad Ridwan]] |
|||
|- |
|||
|Asisten manajer tim |
|||
|{{flagicon|IDN}} Wisnu Adi Yoga Nugroho |
|||
|- |
|||
| Pelatih kepala |
|||
| {{flagicon|MLT}} [[Gilbert Agius]] |
|||
|- |
|||
|Asisten pelatih |
|||
|{{flagicon|IDN}} [[Eko Purdjianto]]<br>{{flagicon|IDN}} Khusnul Yaqien |
|||
|- |
|||
|Pelatih kiper |
|||
|{{flagicon|IDN}} [[I Komang Putra]] |
|||
|- |
|||
| Pelatih fisik |
|||
| {{Flagicon|ESP}} Alberto García Santamaría |
|||
|- |
|||
|Analis |
|||
|{{flagicon|IDN}} Arif Rachman |
|||
|- |
|||
|Dokter tim |
|||
|{{flagicon|IDN}} Radityo Haryo Yudhanto |
|||
|- |
|||
|Fisioterapis |
|||
|{{flagicon|IDN}} Dodi Okta Fiandanu |
|||
|} |
|||
'''Daftar pelatih''' |
|||
{| class="wikitable sortable" |
|||
|+ |
|||
!Nama |
|||
!Tahun |
|||
!Nama |
|||
!Tahun |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Edy Paryono]] |
|||
|1995-2001 |
|||
|{{Flag icon|ITA}} [[Vincenzo Alberto Annese|Vicenzo Alberto Annese]] |
|||
|2018 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Daniel Roekito]] |
|||
|2001-2002 |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Jafri Sastra]] |
|||
|2018-2019 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Herry Kiswanto]] |
|||
|2004-2005 |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Bambang Nurdiansyah]] |
|||
|2019 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Bonggo Pribadi]] |
|||
|2005-2007 |
|||
|{{Flag icon|SRB}} [[Dragan Đukanović|Dragan Dukanovic]] |
|||
|2020-2021 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Edy Paryono]] |
|||
|2007-2008 |
|||
|{{Flag icon|SCO}} Ian Andrew Gillan |
|||
(add interim) |
|||
|2021 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Sartono Anwar]] |
|||
|2008 |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Imran Nahumarury]] |
|||
(add interim) |
|||
|2021 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Bambang Nurdiansyah]] |
|||
|2008-2009 |
|||
|{{Flag icon|SRB}} [[Dragan Đukanović|Dragan Dukanovic']] |
|||
|2021 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} Muhammad Hanafing |
|||
|2009-2011 |
|||
|{{Flag icon|BRA}} Sergio Alexander |
|||
|2022 |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Bonggo Pribadi|Bonggo pribadi]] |
|||
|2010-2011 |
|||
|{{Flag icon|MLT}} [[Gilbert Agius]] |
|||
|2022- |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Edy Paryono]] |
|||
|2011-2013 |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Eko Riyadi]] |
|||
|2013-2014 |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Bambang Nurdiansyah]] |
|||
|2016-2017 |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|||
|{{Flag icon|IDN}} [[Subangkit]] |
|||
|2017 |
|||
| |
|||
| |
|||
|} |
|||
== |
== Supporter dan Rivalitas == |
||
'''Supporter''' |
|||
Sponsorship menjadi sesuatu yang lebih serius setelah keluarnya Permendagri no.13 tahun 2006 yang mengatur bahwa Pemda diharapkan tidak memberikan bantuan keuangan terus menerus dari APBD bagi sebuah organisasi seperti PSIS sebagai organisasi sepak bola di kota Semarang. Untuk itu tim sepak bola yang ingin bertahan hidup di Liga Indonesia harus mulai memikirkan kerjasama dengan para sponsor. Pada musim tahun 2007 PSIS Semarang menjalin beberapa kerja sama dengan [[Umbro]] (aparel) dan [[Suara Merdeka]] (tim). |
|||
Pendukung PSIS Semarang menyebut diri mereka [[Panser Biru]] (Pasukan Pendukung Semarang Biru) <ref>http://www.hooligans1932.com/2012/03/sejarah-panser-biru.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120413131629/http://www.hooligans1932.com/2012/03/sejarah-panser-biru.html |date=2012-04-13 }} Panser Biru</ref> dan Snex (pendukung Semarang Ekstrem) pendukung yang paling bersemangat dan fanatik di Indonesia. [[Panser Biru]] Blue Panzer lahir pada tanggal 25 Maret 2001 dan melalui proses yang panjang. Ketika PSIS menjadi juara pada tahun 1999, Sebenarnya sudah banyak penggemar Laskar Mahesa Jenar di Semarang dan sekitarnya yang memberi dukungan loyal, tetapi ketika belum terkoordinasi dengan baik.<ref>{{Cite web |url=http://www.hooligans1932.com/2012/03/sejarah-hooligans-1932.html |title=Salinan arsip |access-date=2015-01-02 |archive-date=2015-01-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150102043929/http://www.hooligans1932.com/2012/03/sejarah-hooligans-1932.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
Seiring dengan PSIS yang terdegradasi ke Divisi I, beberapa pendukung fans ingin membentuk sebuah organisasi yang terkoordinasi yang pertama di Semarang yang baik dan rapi. Oleh karena itu 22 Oktober 2000 di Gedung Berlian Semarang, sekitar 15 pendukung fanatik mengadakan konferensi pertama. |
|||
Akhirnya setuju pada hari itu untuk mendirikan Forum Peduli PSIS Semarang. Mereka kemudian melanjutkan dilanjutkan dengan konferensi pada 29 Oktober 2000 yang dihadiri oleh sekitar 35 orang. Sampai pada akhirnya pada 5 November 2000 di GOR Tri Lomba Juang, membentuk [[Panser Biru]]. Biru berarti Warna Biru (warna kebanggaan PSIS Semarang Jersey) dan panser berarti Panzer / Tank menunjukkan berjuang dari PSIS Suporter. Snex (Pendukung Semarang Ekstrem) sebenarnya merupakan bagian dari Panser Biru, namun 20 Maret 2005 mereka menjadi sebuah organisasi independen. |
|||
'''Rivalitas''' |
|||
* Liga Divisi Utama [[2011]]/[[2012]]: [[Mitre]] |
|||
Rivalitas yang paling utama adalah persaingan dengan [[Persijap Jepara]] dengan pendukung mereka disebut [[Banaspati]] dan The Jet Man, klub dari kota berbeda tetapi dari provinsi yang sama yaitu [[Jawa Tengah]]. [[derby]] antara keduanya disebut Derby Jawa Tengah, [[Derby]] itu adalah di [[derby]] yang paling panas dan emosional di Indonesia setelah [[Persija Jakarta]] dengan mereka The Jack vs [[Persib bandung]] dengan Bobotoh mereka. |
|||
Telah terjadi beberapa kasus kekerasan termasuk tahun 2009, ketika kelompok [[Persijap Jepara]] pendukung akan pergi ke Jakarta (karena akan melawan [[Persija Jakarta]]), mereka dicegat di Semarang, 3 bus yang mereka tumpangi dilempari batu, 2 bus melewati dan 1 bus berhenti di Semarang, semua fans yang berada di bus mengalami luka-luka serius.<ref>http://www.bola.net/indonesia/suporter-psis-sayangkan-aksi-pelemparan-fans-persijap.html</ref> |
|||
Beberapa pendukung PSIS Semarang juga pernah menyanyikan yel - yel pertandingan yang berisi ungkapan benci kepada warga [[Godong, Grobogan]] karena pernah dicegat di [[Purwodadi, Grobogan]] pada 5 Mei 2013. Sebenarnya masalah tersebut disebabkan oleh beberapa oknum supporter PSIS Semarang yang membuat beberapa keributan seperti mencuri dan menjarah warga ketika mereka hendak mengunjungi [[Purwodadi, Grobogan]] untuk mendukung kesebelasan kesayangannya, PSIS Semarang melawan [[Persipur Purwodadi]]. Ketika mereka pulang ke [[Semarang]], semua PSIS pendukung dicegat oleh warga [[Godong, Grobogan]] yang melampiaskan kemarahannya dan tidak dapat dievakuasi sampai 18 jam.<ref>{{Cite news|url=http://www.jpnn.com/read/2013/05/07/170796/Bentrok-Suporter-PSIS-Versus-Warga,-Godong-Mencekam- |title=Bentrok Suporter PSIS Versus Warga, Godong Mencekam |access-date=2015-01-02 |archive-date=2015-01-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150102044630/http://www.jpnn.com/read/2013/05/07/170796/Bentrok-Suporter-PSIS-Versus-Warga,-Godong-Mencekam- |dead-url=yes |work=[[Jawa Pos|JPNN.com]] |date=2013-05-07 }}</ref> |
|||
Rival lainnya adalah dengan suporter [[Persip Kota Pekalongan]].<ref>http://www.antaranews.com/berita/361062/suporter-psis-tertahan-di-depan-stadion-kraton-usai-bentrok</ref> |
|||
<references /> |
|||
== |
== Pranala luar == |
||
=== Supporter === |
|||
Seperti halnya klub sepak bola yang lain, PSIS mempunyai beberapa kelompok suporter, antara lain yang menamakan dirinya Panser Biru. |
|||
PANSER BIRU 12 |
|||
SALAM LOYAL TAPI PINTAR |
|||
* [https://www.flashscore.co.id/tim/psis-semarang/Uyp8Ytjl/hasil-pertandingan/ Hasil Pertandingan PSIS Semarang] - Hasil Pertandingan Terkini PSIS Semarang |
|||
== Referensi == |
|||
{{Reflist}} PANSER BIRU SAKMODARE !! |
|||
== Pranala luar == |
|||
* {{id icon}} [http://www.hooligans1932.com/ Panser Biru Hooligans] Supporter Website |
|||
* {{id icon}} [http://groups.yahoo.com/group/PSIS-Semarang/ Group Milis, PSIS-Semarang@yahoogroups.com] |
|||
* {{id icon}} [http://divisiutama.co.id/detil-klub/psis_semarang.htm] PSIS Semarang di Divisi Utama |
|||
{{Tim Divisi Utama LI}} |
|||
{{Sepak bola di Indonesia}} |
|||
{{Klub-sb-stub}} |
|||
{{Liga 1 (Indonesia)}} |
|||
{{DEFAULTSORT:PSIS Semarang}} |
|||
[[ca:Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang]] |
|||
[[Kategori:Tim sepak bola di Liga 1 Indonesia 2019]] |
|||
[[de:PSIS Semarang]] |
|||
[[Kategori:Klub sepak bola Indonesia]] |
|||
[[en:PSIS Semarang]] |
|||
[[Kategori:Klub sepak bola di Jawa Tengah]] |
|||
[[es:PSIS Semarang]] |
|||
[[Kategori:Persebaya|Persebaya Surabaya]] |
|||
[[fr:PSIS Semarang]] |
|||
[[ |
[[Kategori:PSIS Semarang| ]] |
||
[[Kategori:Klub sepak bola Indonesia]] |
|||
[[ms:PSIS Semarang]] |
|||
[[Kategori:Tim sepak bola di Liga 1 Indonesia 2019]] |
Revisi terkini sejak 24 September 2024 01.23
Nama lengkap | Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang | ||
---|---|---|---|
Julukan | Laskar Mahesa Jenar | ||
Berdiri | 18 Mei 1932 | ||
Stadion | Stadion Jatidiri (Kapasitas: 25.000) | ||
Pemilik | PT Mahesa Jenar Semarang | ||
CEO | Yoyok Sukawi | ||
Pelatih | Gilbert Agius | ||
Asisten Pelatih | Eko Purdjianto | ||
Liga | Liga 1 | ||
2023-24 | Liga 1, peringkat 6 dari 18 | ||
Situs web | Situs web resmi klub | ||
Kelompok suporter | |||
| |||
Musim ini |
Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (biasa disebut sebagai PSIS Semarang, atau hanya disingkat PSIS saja) adalah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kota Semarang, Jawa Tengah. Klub ini bermarkas di Stadion Jatidiri, yang terletak di Kota Semarang. Julukan klub ini adalah Laskar Mahesa Jenar.
PSIS Semarang pernah dapat juara Divisi Utama pada tahun 1999, namun kemudian terdegradasi ke Divisi Satu pada musim berikutnya pada tahun 2000. Kemudian, klub ini berhasil menjuarai kompetisi Divisi Satu Nasional pada tahun 2001, dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia (yang sekarang berganti nama menjadi Liga 1).
Tim utama |
Tim putri |
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.[butuh rujukan]
Selanjutnya ada pula tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.[butuh rujukan]
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.[butuh rujukan]
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.[butuh rujukan]
== Prestasi . PSIS baru bisa mencicipi gelar juara pada tahun 1987. Kala itu PSIS Semarang yang diperkuat legenda besar, Ribut Waidi, mengalahkan Persebaya Surabaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Syaiful Amri. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA Games yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura Jayapura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi runner-up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di Stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai runner-up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.
Kiprah PSIS di Liga Indonesia
[sunting | sunting sumber]Era Perserikatan
[sunting | sunting sumber]Sebelum adanya Liga Indonesia, kompetisi masih terbagi 2 yaitu Perserikatan dan Galatama dan PSIS ikut dalam Kompetisi Perserikatan. Dan tinta emas yang pernah diraih PSIS di Era Perserikatan adalah Juara Liga Perserikatan musim 1986/1987. Sepak terjang PSIS di Liga Perserikatan musim 1986/1987, PSIS tergabung di Grup Wilayah Timur bersama Persipura Jayapura, Persebaya Surabaya, Perseman Manokwari, PSM Ujungpandang dan Persiba Balikpapan di Babak Pertama. PSIS berhasil menjadi juara grup setelah mengumpulkan 14 poin hasil dari 5 kali kemenangan, 4 kali imbang dan sekali kalah, berjarak 2 poin dari runner up grup, Persebaya Surabaya, yang juga meraih tiket ke babak 6 besar bersama PSIS dan peringkat tiga grup, Persipura Jayapura.[1]
Di babak 6 besar, selain berjumpa dengan Persipura Jayapura dan Persebaya Surabaya, PSIS juga berjumpa dengan tim dari grup wilayah barat, yakni Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSMS Medan. Kali ini dalam klasemen akhir, PSIS harus berada di posisi ke dua di bawah Persebaya. Walaupun berada di posisi kedua, PSIS berhak melaju ke Partai Grand Final melawan posisi pertama, Persebaya Surabaya di Stadion Utama Senayan. Di pertandingan final tanggal 11 Maret 1987, PSIS berhasil menobatkan diri sebagai juara Liga Perserikatan musim 1986/1987 dengan kemenangan tipis 1-0 atas Persebaya Surabaya melalui sundulan Saiful Amri.[1]
Sebagai Juara Liga Perserikatan, PSIS pun dikirim ke Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987 di Brunei Darussalam. Prestasinya pun cukup membanggakan, yakni menjadi runner-up setelah dikalahkan Malaysia 1-4 di Final.[2]
Era Divisi Utama
[sunting | sunting sumber]Sebelum Musim Kompetisi 2008 Liga Super Indonesia, Divisi Utama adalah liga kasta pertama. Divisi Utama dibentuk pada tahun 1994 melalui peleburan 2 kompetisi yang ada pada saat itu, yaitu Perserikatan dan Galatama. Di Divisi Utama edisi Pertama (Liga Indonesia I 1994-1995), PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur. Di Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995, PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 8-0 di Stadion Gelora 10 November Surabaya, tetapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan gubernur Jawa Tengah saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya, BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Total pertandingan yang dijalani PSIS di Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995: 32 Pertandingan dengan 10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah serta Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan
Musim selanjutnya, (Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996) PSIS berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur. Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain PON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makassar 2-0. Total pertandingan yang dijalani PSIS di Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996 sebanyak 30 main dengan 10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah, serta Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan
Di Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996, Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (yang saat itu berkapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang).
Musim Liga Indonesia IV 1997-1998, terjadi peristiwa dihentikannya Kompetisi Liga Indonesia akibat kondisi politik di Indonesia yang tidak kondusif. Sebelum kompetisi dihentikan, PSIS berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah Liga Indonesia IV 1997-1998 bermain sebanyak 16 kali. Dari 16 kali bermain PSIS membukukan 4 kali kemenangan, 8 kali seri, dan 4 kali kalah. PSIS menyarangkan 17 gol ke gawang lawan dan kebobolan 24 gol. Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
Juara Liga Indonesia V (Musim Kompetisi 1998-1999)
[sunting | sunting sumber]Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian runner-up Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champions Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Suwon Samsung Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang.
- Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah)
- Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan
Degradasi yang Ironis di Liga Indonesia VI 1999-2000
[sunting | sunting sumber]Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya. PSIS hanya mampu bercokol di peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur.
- Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah)
- Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan
Berlaga di Divisi I
[sunting | sunting sumber]Di Liga Indonesia VII, musim kompetisi 2000-2001, PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama. Dari 16 Total pertandingan di Divisi I PSIS meraih 12 kali kemenangan, 2 kali seri, dan 2 kali kekalahan, dengan selisih gol 24 gol memasukkan 9 gol kemasukan.
Kembali ke Divisi Utama
[sunting | sunting sumber]Kembali ke Divisi Utama di Liga Indonesia VIII (Liga Bank Mandiri 2002), PSIS berhasil menempati posisi papan tengah (Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur). Suatu hal yang patut disyukuri karena PSIS tidak terdegradasi ke Divisi I. PSIS nyaris terdegradasi, beruntung 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. PSIS menjalani 22 pertandingan dengan 8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah, sementara Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan
Tahun 2003 - 2004
[sunting | sunting sumber]Sejak Liga Indonesia IX Tahun 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.
Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuat pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya. Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah dengan menempati peringkat 13 dari 20 tim. Hasil yang dicapai PSIS pada tahun 2003 adalah 38 kali bermain 14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah dengan Selisih gol -2 (43 memasukan dan 45 kemasukan).
Di Liga Indonesia X tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herry Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim. PSIS Mencapai peringkat 10 dari 18 tim dengan hasil 12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah serta memasukan 35 gol dan kemasukan 34 gol kemasukan.
Era Emas di Tahun 2000'an
[sunting | sunting sumber]Era Emas PSIS Semarang di Tahun 2000'an adalah pada Tahun 2005 dan Tahun 2006. Pada tahun - tahun itu PSIS Semarang menjadi tim yang diperhitungkan di kancah Persepak bolaan Nasional dengan menduduki Peringkat III di Divisi Utama musim kompetisi 2005 dan Runner up di Divisi Utama musim kompetisi 2006. Saat itu Divisi Utama Liga Indonesia masih merupakan kasta tertinggi kompetisi sepak bola tanah air.
Liga Indonesia 2005 dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, di bawah sentuhan coach Bambang Nurdiansyah, PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar yang dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005. PSIS Semarang menjalani Total pertandingan 30 dengan total 13 kali menang 12 kali seri serta 5 kali kalah. Sepanjang musim 2005, PSIS Semarang berhasil menjaringkan 41 gol dan kebobolan 23 gol. Pada Musim Kompetisi 2005 ini, ada sesuatu yang baru di mana Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh Persijap Jepara.
Menjalani Divisi Utama musim kompetisi 2006 PSIS dinahkodai oleh pelatih Sutan Harhara. Kekuatan PSIS bertambah dengan masuknya Imral Usman, Suwita Patha, Yaris Riyadi, Greg Nwokolo,dan Gustavo Hernan Ortiz. PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Divisi Utama musim kompetisi 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3 PEBY.
Di pertengahan musim kompetisi 2006, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol Cristian Gonzalez. Sepanjang musim kompetisi 2006 PSIS Semarang menjalani Total pertandingan 31 dengan 16 kali kemenangan, 5 hasil kali seri, dan 10 kali kekalahan. 37 gol berhasil dimasukkan dan jalag gawang PSIS bergetar 31 kali.
Penurunan prestasi 2007
[sunting | sunting sumber]PSIS Semarang Musim 2007 prestasinya menurun dibanding 2 musim sebelumnya. Menghadapi Divisi Utama Liga Indonesia 2007 yang terdiri dari 36 tim untuk memperebutkan 18 tim yang berhak bermain di Liga Super Indonesia PSIS hanya menduduki peringkat 10 wilayah barat dengan mengumpulkan 13 menang, 10 seri, dan 11 kalah. Sedangkan klub yang berhak masuk Liga Super Indonesia adalah peringkat 9 dan sejatinya tidak berhak menikmati ketatnya persaingan LSI 2008.
Liga Super Indonesia
[sunting | sunting sumber]Bersama PKT Bontang, Laskar Mahesa Jenar beruntung mengikuti Liga Super Indonesia 2008–09 menggantikan Persmin Minahasa dan Persiter Ternate yang tidak memenuhi 5 aspek BLI. Tanpa adanya dukungan dana APBD Pemkot Semarang dan ditinggal oleh bintang - bintangnya seperti M. Ridwan dan Khusnul Yakin yang hengkang ke Pelita Jaya, Emanuel De Porras yang memilih liga italia, dan imral usman, PSIS Semarang hanya mengandalkan para pemain muda. Akhirnya dengan sangat memalukan, PSIS menjadi juru kunci dengan menelan 21 kekalahan, 9 kali seri dan hanya sanggup menang 4 kali, dengan rekor kebobolan 62 gol.
Liga Indonesia 2009 sampai 2012
[sunting | sunting sumber]Setelah terdegradasi ke Divisi Utama, Tim kebanggaan kota Lumpia selama musim 2009–2010,2010–2011, dan 2011–2012 hanya bercokol di penyisihan grup / babak Pertama saja. Tidak pernah sanggup untuk lolos ke babak 8 besar. Bahkan Musim 2011–2012, di tengah kisruhnya sepak bola Indonesia, PSIS Semarang di Musim 2011–2012 mencoba peruntungan Divisi Utama Liga Indonesia 2011–12 (LPIS) di bawah bendera PT Liga Prima Indonesia Sportindo. Namun tetap saja PSIS Semarang hanya sanggup bercokol di Penyisihan grup. Parahnya PSIS Semarang di Musim 2011–2012 hanya finish di peringkat 5 grup2 di bawah tim - tim jawa tengah lainya seperti PSIR Rembang dan PSCS Cilacap.
2 Musim di 8 Besar Divisi Utama
[sunting | sunting sumber]PSIS Semarang Musim 2013 hijrah ke Divisi Utama Liga Indonesia 2013 yang dikelola PT. Liga Indonesia (LI). Kali ini ia menujukan prestasi yang lebih baik. Menghuni peringkat 3 grup 2, tim ini berhasil lolos ke babak ke dua. akan tetapi, cideranya Ronald Fagundez dan Addison Alves dibabak kedua yang tidak diimbangi kematangan para pemain muda, membuat Mahesa jenar hanya menjadi juru kunci, kalah dengan sang juara, Persebaya Surabaya, PSBS Biak Numfor, dan PS Bangka.
Di Musim 2014 PSIS diperkuat dua pemain asing Julio Alcorsé dan Ronald Fagundez. PSIS memulai Divisi Utama Liga Indonesia 2014 dengan luar biasa, memuncaki klasemen Grup 4, dengan hanya menantongi 1 kekalahan, hingga akhirnya lolos ke 8 besar. Di 8 Besar PSIS Semarang bermain luar biasa hingga belum selesai 8 besar pun, Tim asal kota Semarang ini sudah dipastikan melaju ke semifinal bersama PSS Sleman, termasuk kemenangan telak melawan Persiwa Wamena. juru gedor, Hari Nur Yulianto menjadi Pencetak gol Terbanyak ke-4 dengan 14 gol di bawah Abblode Yao Rudy (Persiwa Wamena,17 gol), Brima Pepito Sanusie (Martapura FC, 16 gol), dan Fernando Gaston Soler (Pusamania Borneo F.C.,15 gol), sedangkan striker Mahesa Jenar lainnya Julio Alcorsé di peringkat 7 dengan 13 gol.
Skandal Sepak Bola Gajah
[sunting | sunting sumber]Langkah yang susah payah dibangun sejak awal musim 2014 harus berakhir tragis di pertandingan akhir yang hanya memperebutkan posisi juara grup dan runner up dengan PSS Sleman. PSS Sleman dan PSIS Semarang terlibat sepak bola gajah dimana kedua klub sama-sama menginginkan kekalahan agar tidak bertemu dengan Pusamania Borneo F.C.. hingga terjadi peristiwa 5 gol bunuh diri dalam 7menit, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan score 2-3 untuk kemenangan PSS Sleman. Manajemen berdalih melakukan hal tersebut karena menghindari mafia persepak bolaan Indonesia, mereka menilai Pusamania Borneo F.C. sudah diset untuk menjuarai Divisi Utama sehingga mereka hindari.[3][4] Akibat dari Skandal ini, Laskar Mahesa Djenar didiskualifikasi dari babak 8 Besar. Sedangkan beberapa staf termasuk Eko Riyadi serta pemain - pemain mendapat hukuman dari sanksi ringan hingga hukuman seumur hidup tak boleh terlibat dalam persepak bolaan Indonesia. Baru Pada Tahun 2017, pada era kepemimpinan Edy Rahmayadi, melalui Nomor 009/Kep/PK-PSSI/I/2017 tertanggal 10 Januari 2017, 10 pemain dan tiga ofisial memperoleh Pemulihan status. 10 pemain yaitu Saptono, Eli Nasokha, Taufik Hidayat, Andik Rahmat, Franky Mahendra, Sunar Sulaiman, Ronald Fagundez, Julio Alcorsé, Vidi Hasiholan, dan Anam Syahrul Fitrianto sedangkan 3 official adalah pelatih Eko Riyadi dan dua asistennya Setiawan serta Budi Cipto.[5] sedangkan Khomaidi, Fadly Manna dan Catur Adi Nugraha.
Pemain
[sunting | sunting sumber]- Per 29 Agustus 2024.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Keluar dengan status pinjaman
[sunting | sunting sumber]Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
Musim
[sunting | sunting sumber]Liga 1 2024/2025
[sunting | sunting sumber]Pos | Tim | Main | M | S | K | MG | KG | SG | Poin | Kualifikasi atau degradasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
13 | Barito Putera | 8 | 2 | 2 | 4 | 9 | 15 | −6 | 8 | |
14 | Persis | 8 | 2 | 1 | 5 | 9 | 11 | −2 | 7 | |
15 | PSIS | 9 | 2 | 1 | 6 | 5 | 11 | −6 | 7 | |
16 | Madura United | 9 | 1 | 3 | 5 | 9 | 16 | −7 | 6 | Relegasi ke Liga 2 2025–26 |
17 | PSS[a] | 8 | 2 | 2 | 4 | 7 | 7 | 0 | 5 |
Kriteria penentuan peringkat: 1) Poin; 2) Poin head-to-head; 3) Selisih gol head-to-head; 4) Gol yang dicetak head-to-head; 5) Selisih gol; 6) Gol yang dicetak; 7) Poin fair-play; 8) Undian.
Catatan:
- ^ PSS mengalami pengurangan tiga poin oleh Komite Disiplin PSSI karena kasus pengaturan pertandingan di Liga 2 2018.[6]
Tata Kelola
[sunting | sunting sumber]Staf ofisial
[sunting | sunting sumber]Posisi | Nama |
---|---|
CEO | Yoyok Sukawi |
Chief Operating Officer | Cantya Saswita Sukawijaya |
Manajer umum | Wahyoe Winarto |
Manajer tim | Muhammad Ridwan |
Asisten manajer tim | Wisnu Adi Yoga Nugroho |
Pelatih kepala | Gilbert Agius |
Asisten pelatih | Eko Purdjianto Khusnul Yaqien |
Pelatih kiper | I Komang Putra |
Pelatih fisik | Alberto García Santamaría |
Analis | Arif Rachman |
Dokter tim | Radityo Haryo Yudhanto |
Fisioterapis | Dodi Okta Fiandanu |
Daftar pelatih
Nama | Tahun | Nama | Tahun |
---|---|---|---|
Edy Paryono | 1995-2001 | Vicenzo Alberto Annese | 2018 |
Daniel Roekito | 2001-2002 | Jafri Sastra | 2018-2019 |
Herry Kiswanto | 2004-2005 | Bambang Nurdiansyah | 2019 |
Bonggo Pribadi | 2005-2007 | Dragan Dukanovic | 2020-2021 |
Edy Paryono | 2007-2008 | Ian Andrew Gillan
(add interim) |
2021 |
Sartono Anwar | 2008 | Imran Nahumarury
(add interim) |
2021 |
Bambang Nurdiansyah | 2008-2009 | Dragan Dukanovic' | 2021 |
Muhammad Hanafing | 2009-2011 | Sergio Alexander | 2022 |
Bonggo pribadi | 2010-2011 | Gilbert Agius | 2022- |
Edy Paryono | 2011-2013 | ||
Eko Riyadi | 2013-2014 | ||
Bambang Nurdiansyah | 2016-2017 | ||
Subangkit | 2017 |
Supporter dan Rivalitas
[sunting | sunting sumber]Supporter Pendukung PSIS Semarang menyebut diri mereka Panser Biru (Pasukan Pendukung Semarang Biru) [7] dan Snex (pendukung Semarang Ekstrem) pendukung yang paling bersemangat dan fanatik di Indonesia. Panser Biru Blue Panzer lahir pada tanggal 25 Maret 2001 dan melalui proses yang panjang. Ketika PSIS menjadi juara pada tahun 1999, Sebenarnya sudah banyak penggemar Laskar Mahesa Jenar di Semarang dan sekitarnya yang memberi dukungan loyal, tetapi ketika belum terkoordinasi dengan baik.[8] Seiring dengan PSIS yang terdegradasi ke Divisi I, beberapa pendukung fans ingin membentuk sebuah organisasi yang terkoordinasi yang pertama di Semarang yang baik dan rapi. Oleh karena itu 22 Oktober 2000 di Gedung Berlian Semarang, sekitar 15 pendukung fanatik mengadakan konferensi pertama. Akhirnya setuju pada hari itu untuk mendirikan Forum Peduli PSIS Semarang. Mereka kemudian melanjutkan dilanjutkan dengan konferensi pada 29 Oktober 2000 yang dihadiri oleh sekitar 35 orang. Sampai pada akhirnya pada 5 November 2000 di GOR Tri Lomba Juang, membentuk Panser Biru. Biru berarti Warna Biru (warna kebanggaan PSIS Semarang Jersey) dan panser berarti Panzer / Tank menunjukkan berjuang dari PSIS Suporter. Snex (Pendukung Semarang Ekstrem) sebenarnya merupakan bagian dari Panser Biru, namun 20 Maret 2005 mereka menjadi sebuah organisasi independen.
Rivalitas
Rivalitas yang paling utama adalah persaingan dengan Persijap Jepara dengan pendukung mereka disebut Banaspati dan The Jet Man, klub dari kota berbeda tetapi dari provinsi yang sama yaitu Jawa Tengah. derby antara keduanya disebut Derby Jawa Tengah, Derby itu adalah di derby yang paling panas dan emosional di Indonesia setelah Persija Jakarta dengan mereka The Jack vs Persib bandung dengan Bobotoh mereka. Telah terjadi beberapa kasus kekerasan termasuk tahun 2009, ketika kelompok Persijap Jepara pendukung akan pergi ke Jakarta (karena akan melawan Persija Jakarta), mereka dicegat di Semarang, 3 bus yang mereka tumpangi dilempari batu, 2 bus melewati dan 1 bus berhenti di Semarang, semua fans yang berada di bus mengalami luka-luka serius.[9] Beberapa pendukung PSIS Semarang juga pernah menyanyikan yel - yel pertandingan yang berisi ungkapan benci kepada warga Godong, Grobogan karena pernah dicegat di Purwodadi, Grobogan pada 5 Mei 2013. Sebenarnya masalah tersebut disebabkan oleh beberapa oknum supporter PSIS Semarang yang membuat beberapa keributan seperti mencuri dan menjarah warga ketika mereka hendak mengunjungi Purwodadi, Grobogan untuk mendukung kesebelasan kesayangannya, PSIS Semarang melawan Persipur Purwodadi. Ketika mereka pulang ke Semarang, semua PSIS pendukung dicegat oleh warga Godong, Grobogan yang melampiaskan kemarahannya dan tidak dapat dievakuasi sampai 18 jam.[10] Rival lainnya adalah dengan suporter Persip Kota Pekalongan.[11]
- ^ a b http://www.rsssf.com/tablesi/indo87.html#per
- ^ http://www.jagobecek.com/category/juara-1987/
- ^ http://www.goal.com/id-ID/news/2281/divisi-utama/2014/10/28/5566351/pss-sleman-psis-semarang-klaim-tak-takut-pusamania-borneo-fc
- ^ http://www.sepak[pranala nonaktif permanen] bola.com/2014/10/faktor-pusamania-borneo-jadi-salah-satu-penyebab-sepak-bola-gajah-pss-vs-psis
- ^ https://bola.tempo.co/read/news/2017/01/24/099839057/10-pemain-psis-dibebaskan-dari-sanksi-kasus-sepak-bola-gajah
- ^ Nugraha, Ferdyan A., ed. (2024-08-12). "Ini Penjelasan Resmi LIB Soal Pengurangan Poin PSS Sleman di Liga 1 2024-2025". www.tvonenews.com. tvOne. Diakses tanggal 2024-08-12.
- ^ http://www.hooligans1932.com/2012/03/sejarah-panser-biru.html Diarsipkan 2012-04-13 di Wayback Machine. Panser Biru
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-02. Diakses tanggal 2015-01-02.
- ^ http://www.bola.net/indonesia/suporter-psis-sayangkan-aksi-pelemparan-fans-persijap.html
- ^ "Bentrok Suporter PSIS Versus Warga, Godong Mencekam". JPNN.com. 2013-05-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-02. Diakses tanggal 2015-01-02.
- ^ http://www.antaranews.com/berita/361062/suporter-psis-tertahan-di-depan-stadion-kraton-usai-bentrok
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Hasil Pertandingan PSIS Semarang - Hasil Pertandingan Terkini PSIS Semarang