Lompat ke isi

Tenggelamnya KMP Tampomas II: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 5°18′00″S 114°15′22″E / 5.300°S 114.2560°E / -5.300; 114.2560
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adnan bogi (bicara | kontrib)
Reno-Sifana (bicara | kontrib)
k Membuang pranala merah
 
(45 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox public transit accident
[[Berkas:KMP-tampomas2-terbakar2.jpg|thumb|right|200px|'''KMP Tampomas II''' yang terbakar (diambil melalui atas laut di [[helikopter]]).]]
| name = Musibah KMP Tampomas II
'''KMP Tampomas II''' adalah kapal penumpang milik [[Pelni]] (Pelayaran Nasional Indonesia) yang mengalami kebakaran dan tenggelam di sekitar [[Kepulauan Masalembo]] di (114°25′60″BT — 5°30′0″LS) [[Laut Jawa]] (termasuk ke dalam wilayah administratif Provinsi [[Jawa Timur]]). KMP merupakan singkatan dari Kapal Motor Penumpang.
| image = KMP-tampomas2-terbakar2.jpg
Kapal yang dinakhodai oleh Kapten [[Abdul Rivai]] kelahiran Bengkulu 23 Agustus 1936 ini, sedang menempuh perjalanan dari [[Jakarta]] menuju [[Sulawesi]] dan karam pada tanggal [[27 Januari]] [[1981]]. Musibah ini menyebabkan tewasnya ratusan penumpang kapal tersebut.
| image_size = 200
| image_alt =
| caption = Foto dari helikopter yang menunjukkan terbakarnya KMP Tampomas di [[Laut Jawa]].
| image_map =
| image_map_alt =
| image_map_caption =
| pushpin_map = Jawa Timur#Jawa
| pushpin_map_alt =
| pushpin_map_caption = Lokasi di Jawa Timur##Lokasi di Pulau Jawa
| coordinates = {{Coord|-5.300|114.2560|display=title,inline}}
| date = {{Start date and age|1981|01|27|}}
| time = 12.45 WIB
| location = [[Kepulauan Masalembo]], [[Laut Jawa]]
| location_city = [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]
| location_dist_km = 275
| country = [[Indonesia]]
| line = [[Padang]]-[[Jakarta]]-[[Ujung Pandang]]
| operator = [[Pelayaran Nasional Indonesia|PT Pelni]]
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| service = [[Transportasi umum]] [[Kapal laut]]
| type = [[Tenggelam]]
| cause = Mesin terbakar
| vehicles = 191 mobil & 200 motor
| passengers = 2.174
| crew = 107
| pedestrians =
| deaths = 1.217
| injuries =
| damage =
| property =
| route_map =
| route_map_state =
| route_map_name = <!-- Footnotes -->
| footnotes =
}}

'''KMP Tampomas II''' adalah kapal penumpang milik [[Pelni]] (Pelayaran Nasional Indonesia) yang Dikenal Sebagai '''Tragedi Tampomas 1981''' mengalami kebakaran dan tenggelam di sekitar [[Kepulauan Masalembo]] di 114°25′60″BT — 5°30′0″LS [[Laut Jawa]] (termasuk ke dalam wilayah administratif Provinsi [[Jawa Timur]]). KMP merupakan singkatan dari Kapal Motor Penumpang.
Kapal yang dinakhodai oleh Kapten Abdul Rivai sedang menempuh perjalanan dari [[Jakarta]] menuju [[Sulawesi]] dan karam pada tanggal [[27 Januari]] [[1981]]. Musibah ini menyebabkan tewasnya Ribuan penumpang kapal tersebut.


== Selayang pandang ==
== Selayang pandang ==
KMP Tampomas II yang semula bernama MV Great Emerald diproduksi tahun [[1956]] oleh Mitsubishi Heavy Industries di Shimonoseki, Jepang, tergolong jenis Kapal RoRo (Roll On-Roll Off) dengan tipe Screw Steamer berukuran 6139 GRT (Gross Registered Tonnage) dan berbobot mati 2.419.690 DWT (Dead-Weight Tonnage). Dimodifikasi ulang (Retrofit) tahun 1971 di [[Taiwan]]. Kapal ini berkapasitas 1250-1500 orang penumpang, dengan kecepatan maksimum 19.5 [[knot]]. Memiliki lebar 22 [[meter]] dan Panjang 125,6 [[meter]].
KMP Tampomas II yang semula bernama MV Great Emerald diproduksi tahun [[1956]] oleh [[Mitsubishi Heavy Industries]] di Shimonoseki, Jepang, tergolong jenis Kapal RoRo (''Roll On-Roll Off'') dengan tipe Screw Steamer berukuran 6139 GRT (''Gross Registered Tonnage'') dan berbobot mati 2.419.690 DWT (''Dead-Weight Tonnage''). Dimodifikasi ulang ([[retrofit]]) pada tahun 1971 di [[Taiwan]]. Kapal ini berkapasitas 1250-1500 orang penumpang, dengan kecepatan maksimum 19.5 [[knot]]. Memiliki lebar 22 [[meter]] dan Panjang 125,6 [[meter]].


Kapal ini dibeli oleh PT. PANN (Pengembangan Armada Niaga Nasional) dari Pihak [[Jepang]], Comodo Marine Co. SA seharga US$ 8.3 Juta. Kemudian PT. PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia) membeli secara mengangsur selama sepuluh tahun kepada PT. PANN. Berbagai pihak telah heran akan mahalnya harga kapal ini, mengingat pernah ditawarkan ke Perushaan Pelayaran Swasta lain hanya seharga US$ 3.6 Juta. Berbagai pihak, termasuk Jepang sendiri telah menyatakan kapal ini afkir karena telah berumur 25 tahun. Begitu dioperasikan, kapal penumpang ini langsung dipacu untuk melayani jalur [[Jakarta]]-[[Padang]] dan [[Jakarta]]-[[Ujungpandang]] yang memang padat. Setiap selesai pelayaran, kapal ini hanya diberi waktu istirahat selama 4 jam dan harus siap untuk melayani pelayaran selanjutnya. Perbaikan dan perawatan rutin terhadap mesin dan perlengkapan kapal pun hanya dapat dilaksanakan sekedarnya saja, padahal mengingat usianya yang sudah cukup berumur, seyogyanya kapal ini perlu mendapat perawatan yang jauh lebih cermat.
Kapal ini dibeli oleh [[Pengembangan Armada Niaga Nasional]] (PANN) dari pihak [[Jepang]], [[Comodo Marine]] Co. SA seharga US$ 8,3 Juta. Kemudian [[Pelayaran Nasional Indonesia]] (Pelni) membeli secara mengangsur selama sepuluh tahun kepada PPANN. Berbagai pihak telah heran akan mahalnya harga kapal ini, mengingat pernah ditawarkan ke perusahaan pelayaran swasta lain hanya seharga US$ 3,6 Juta. Berbagai pihak, termasuk Jepang sendiri telah menyatakan kapal ini afkir karena telah berumur 25 tahun. Begitu dioperasikan, kapal penumpang ini langsung dipacu untuk melayani jalur [[Jakarta]]-[[Padang]] dan [[Jakarta]]-[[Ujungpandang]] yang memang padat. Setiap selesai pelayaran, kapal ini hanya diberi waktu istirahat selama 4 jam dan harus siap untuk melayani pelayaran selanjutnya. Perbaikan dan perawatan rutin terhadap mesin dan perlengkapan kapal pun hanya dapat dilaksanakan sekadarnya saja, padahal mengingat usianya yang sudah cukup berumur, seyogianya kapal ini perlu mendapat perawatan yang jauh lebih cermat.


Namun di balik semua kejanggalan itu, Pelayaran perdana Tampomas II dilakukan pada 2 Juni sampai dengan 13 Juni 1980. Rute yang ditempuh ialah Padang-Jakarta-Ujungpandang. Pelayaran tersebut mengajak serta sejumlah wartawan dan anggota DPR. Pada pelayaran ini pun, yang diikuti oleh beberapa anggota DPR, mereka sempat menyaksikan sendiri dan turut pula mempertanyakan perihal mesin yang sering mengalami kerusakan selama perjalanan. Anggota DPR dari Fraksi [[PDIP]], [[Ahmad Soebagyo]] menyebutkan berbagai kejanggalan selama perjalanan diantaranya kapal yang berputar-putar dalam radius yang sama dikarenakan rusaknya salah satu Knop Otomatis pengatur mesin kapal, dan dibatalkannya Acara Show Kapal karena matinya aliran listrik dalam waktu yang lama. Menurut seorang wartawan, enam kali mesin kapal rusak selama dalam perjalanan.
Namun di balik semua kejanggalan itu, Pelayaran perdana Tampomas II dilakukan pada 2 Juni sampai dengan 13 Juni 1980. Rute yang ditempuh ialah Padang-Jakarta-Ujungpandang. Pelayaran tersebut mengajak serta sejumlah wartawan dan anggota DPR. Pada pelayaran ini pun, yang diikuti oleh beberapa anggota DPR, mereka sempat menyaksikan sendiri dan turut pula mempertanyakan perihal mesin yang sering mengalami kerusakan selama perjalanan. Anggota DPR dari Fraksi [[PDIP]], [[Ahmad Soebagyo]] menyebutkan berbagai kejanggalan selama perjalanan diantaranya kapal yang berputar-putar dalam radius yang sama dikarenakan rusaknya salah satu Knop Otomatis pengatur mesin kapal, dan dibatalkannya Acara Show Kapal karena matinya aliran listrik dalam waktu yang lama. Menurut seorang wartawan, enam kali mesin kapal rusak selama dalam perjalanan.


== Musibah ==
== Musibah ==
[[Berkas:KMP-tampomas2-terbakar1.jpg|thumb|right|200px|[[Kapal Tampomas II]] yang terbakar.]]
[[Berkas:KMP-tampomas2-terbakar1.jpg|jmpl|ka|200px|Kapal Tampomas II yang terbakar.]]
KMP Tampomas II bertolak dari Dermaga [[Tanjung Priok]] hari Sabtu, [[24 Januari]] [[1981]] Pukul 19.00 WIB dengan tujuan Ujungpandang, perjalanan seyogyanya memakan waktu 2 hari 2 malam di atas laut, sehingga diperkirakan hari Senin, [[26 Januari]] [[1981]] Pukul 10.00 WIB akan tiba.
KMP Tampomas II bertolak dari Dermaga [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]] hari Sabtu, [[24 Januari]] [[1981]] Pukul 19.00 WIB dengan tujuan Ujungpandang, perjalanan seyogianya memakan waktu 2 hari 2 malam di atas laut, sehingga diperkirakan hari Senin, [[26 Januari]] [[1981]] Pukul 10.00 WIB akan tiba.
Seorang pemandu kapal menyebutkan bahwa salah satu mesin kapal telah mengalami kerusakan sebelum bertolak.
Seorang pemandu kapal menyebutkan bahwa salah satu mesin kapal telah mengalami kerusakan sebelum bertolak.


Kapal membawa Puluhan Kendaraan Bermotor termasuk Mesin Giling SAKAI, Skuter Vespa, dll yang diletakkan di Cardeck. Berdasarkan Data Manifest Kapal menyebutkan, terdapat 191 Mobil dan 200 Motor di atas kapal. Dalam Pelayaran tersebut, sebanyak 1055 Penumpang Terdaftar dan 82 Awak Kapal berada di atas kapal. Estimasi Total Penumpang adalah 1442 termasuk penumpang gelap.
Kapal membawa Puluhan Kendaraan Bermotor termasuk Mesin Giling SAKAI, Skuter Vespa, dll yang diletakkan di Cardeck. Berdasarkan Data Manifest Kapal menyebutkan, terdapat 191 Mobil dan 200 Motor di atas kapal. Dalam Pelayaran tersebut, sebanyak 1055 Penumpang Terdaftar dan 82 Awak Kapal berada di atas kapal. Estimasi Total Penumpang adalah 1442 Penumpang, termasuk penumpang gelap.


[[24 Januari]] malam, tidak terjadi apa-apa. Yang terlihat hanyalah awan senja yang memukau dan pemandangan Laut Jawa yang datar. Namun diakui [[ombak]] [[Januari]] memang sangat besar dibandingkan di bulan-bulan lain, ombak setinggi 7-10 meter dengan kecepatan angin 15 knot sangat wajar terjadi. Di dalam kapal sendiri direncanakan sebuah Acara Show di Bar Kapal dengan Penyanyi [[Ida Farida]] dari Band Kapal. Namun berbagai tanda keanehan terjadi, diantaranya dibawakannya Lagu Salam Perpisahan oleh seorang yang bernama Ferry, yang kemudian tidak diketahui keberadaannya.
[[24 Januari]] malam, tidak terjadi apa-apa. Yang terlihat hanyalah awan senja yang memukau dan pemandangan Laut Jawa yang datar. Namun diakui [[ombak]] [[Januari]] memang sangat besar dibandingkan di bulan-bulan lain, ombak setinggi 7-10 meter dengan kecepatan angin 15 knot sangat wajar terjadi. Di dalam kapal sendiri direncanakan sebuah Acara Show di Bar Kapal dengan Penyanyi [[Ida Farida]] dari Band Kapal. Namun berbagai tanda keanehan terjadi, diantaranya dibawakannya Lagu Salam Perpisahan oleh seorang yang bernama Ferry, yang kemudian tidak diketahui keberadaannya.


[[25 Januari]] pagi, keadaan berlangsung seperti biasa. Namun, 25 Januari Malam, sekitar Pukul 20.00 WITA, dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api. Para kru melihat dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam portabel, namun gagal. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Akibatnya selama 2 jam tenaga utama mati, dan generator darurat pun gagal (Failure) dan usaha pemadaman pun dihentikan karena sudah tidak memungkinkan. Ditambah dengan bahan bakar yang ternyata masih terdapat disetiap kendaraan, menyebabkan api merambat dan membakar semua dek dengan cepat. 30 menit setelah api muncul, para penumpang diperintahkan menuju dek atas dan langsung menaiki sekoci. Namun hal ini berlangsung lambat, karena hanya ada 1 pintu menuju dek atas. Begitu berada di dek atas, para ABK dan Mualim Kapal tidak ada yang memberitahu arah dan lokasi sekoci. Beberapa ABK malah dengan egois menurunkan sekoci bagi dirinya sendiri. Dari 6 sekoci yang ada, masing-masing hanya berkapasitas 50 orang. Sebagian penumpang nekat terjun bebas ke Laut, dan sebagian lagi menunggu dengan panik pertolongan selanjutnya.
[[25 Januari]] pagi, keadaan berlangsung seperti biasa. Namun, 25 Januari Malam, sekitar Pukul 20.00 WITA, dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api. Para kru melihat dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam portabel, tetapi gagal. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Akibatnya selama 2 jam tenaga utama mati, dan generator darurat pun gagal (''Failure'') dan usaha pemadaman pun dihentikan karena sudah tidak memungkinkan. Ditambah dengan bahan bakar yang ternyata masih terdapat disetiap kendaraan, menyebabkan api merambat dan membakar semua dek dengan cepat. 30 menit setelah api muncul, para penumpang diperintahkan menuju dek atas dan langsung menaiki sekoci. Namun hal ini berlangsung lambat, karena hanya ada 1 pintu menuju dek atas. Begitu berada di dek atas, para ABK dan Mualim Kapal tidak ada yang memberitahu arah dan lokasi sekoci. Beberapa ABK malah dengan egois menurunkan sekoci bagi dirinya sendiri. Dari 6 sekoci yang ada, masing-masing hanya berkapasitas 50 orang. Sebagian penumpang nekat terjun bebas ke Laut, dan sebagian lagi menunggu dengan panik pertolongan selanjutnya.
[[Berkas:KMP-tampomas-tenggelam.JPG|thumb|right|200px|KMP Tampomas II yang tenggelam.]]
[[Berkas:KMP-tampomas-tenggelam.JPG|jmpl|ka|200px|KMP Tampomas II yang tenggelam.]]


Kapal lain yang pertama melakukan pertolongan adalah KM Sangihe dengan nakhoda kapal Kapten Agus K. Sumirat, Sumirat merupakan teman satu angkatan Abdul Rivai di Akademi Ilmu Pelayaran lulusan tahun 1959. KM Sangihe sendiri dalam perjalanan dari Pare-pare menuju Surabaya untuk melakukan perbaikan kerusakan mesinnya. Mualim I KM Sangihe, J. Bilalu yang pertama melihat kepulan asap dari arah barat dan mengira kepulan asap berasal dari sumur minyak lepas pantai [[Pertamina]]. Markonis KM Sangihe Abubakar mengirimkan pesan morse [[SOS]] pada pukul 08.15.
Kapal lain yang pertama melakukan pertolongan adalah KM Sangihe dengan nakhoda kapal Kapten Agus K. Sumirat, Sumirat merupakan teman satu angkatan Abdul Rivai di Akademi Ilmu Pelayaran lulusan tahun 1959. KM Sangihe sendiri dalam perjalanan dari Pare-pare menuju Surabaya untuk melakukan perbaikan kerusakan mesinnya. Mualim I KM Sangihe, J. Bilalu yang pertama melihat kepulan asap dari arah barat dan mengira kepulan asap berasal dari sumur minyak lepas pantai [[Pertamina]]. Markonis KM Sangihe Abubakar mengirimkan pesan morse [[SOS]] pada pukul 08.15.
KM Ilmamui menyusul untuk melakukan pertolongan dan tiba pada pukul 21.00 disusul empat jam kemudian kapal tangker Istana VI dan masih berdatangan kapal lain yaitu kapal Adhiguna Karunia dan KM Sengata milik PT Porodisa Lines.
KM Ilmamui menyusul untuk melakukan pertolongan dan tiba pada pukul 21.00 disusul empat jam kemudian kapal tangker Istana VI dan masih berdatangan kapal lain yaitu kapal Adhiguna Karunia dan KM Sengata milik PT Porodisa Lines.


Baris 29: Baris 67:
Akhirnya pada siang hari tanggal [[27 Januari]] [[1981]] Pukul 12.45 WIB atau Pukul 13.45 WITA (sekitar 30 jam setelah percikan api pertama), KMP Tampomas II tenggelam ke dasar Laut Jawa untuk selamanya, bersama 288 korban tewas di Dek Bawah.
Akhirnya pada siang hari tanggal [[27 Januari]] [[1981]] Pukul 12.45 WIB atau Pukul 13.45 WITA (sekitar 30 jam setelah percikan api pertama), KMP Tampomas II tenggelam ke dasar Laut Jawa untuk selamanya, bersama 288 korban tewas di Dek Bawah.


Kapten Abdul Rivai termasuk yang terakhir meninggalkan kapal, sebelumnya ia sempat mengirimkan pesan kepada nakhoda KM Sangihe "Tolong kirimi saya air dan makanan, karena saya akan tetap berada di kapal sampai detik terakhir". Pesan tersebut disampaikan melalui awak kapal Tampomas II yang berhasil menyeberang ke KM Sangihe yang bernama Bakaila. Tetapi permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Agus K. Sumirat nakhoda KM Sangihe.
Kapten Abdul Rivai termasuk yang terakhir meninggalkan kapal, sebelumnya ia sempat mengirimkan pesan kepada nakhoda KM Sangihe "Tolong kirimi saya air dan makanan, karena saya akan tetap berada di kapal sampai detik terakhir". Pesan tersebut disampaikan melalui awak kapal Tampomas II yang berhasil menyeberang ke KM Sangihe yang bernama Bakaila. Tetapi permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Agus K. Sumirat nakhoda KM Sangihe.


== Korban ==
== Korban ==
Seluruh penumpang yang terdaftar berjumlah 1054 orang, ditambah dengan 82 awak kapal. Namun diperkirakan keseluruhan penumpang berjumlah 1442 orang, termasuk sejumlah penumpang gelap. Sebuah sumber menyebutkan angka taksiran jumlah penumpang gelap sekitar 300 orang.
Seluruh penumpang yang terdaftar berjumlah 2.174 orang, ditambah dengan 107 awak kapal. Namun diperkirakan keseluruhan penumpang berjumlah 812 orang, termasuk sejumlah penumpang gelap. Sebuah sumber menyebutkan angka taksiran jumlah penumpang gelap sekitar 307 orang.
Tim penyelamat memperkirakan 431 orang tewas (143 mayat ditemukan dan 288 orang hilang bersama kapal), sementara 753 orang berhasil diselamatkan. Sumber lain menyebutkan angka korban yang jauh lebih besar, hingga 666 orang tewas.
Tim penyelamat memperkirakan 1.217 orang tewas (612 mayat ditemukan dan 411 orang hilang bersama kapal), sementara 703 orang berhasil diselamatkan. Sumber lain menyebutkan angka korban yang jauh lebih besar, hingga 822 orang tewas.
Dari catatan kapal tangker Istana VI berhasil menyelamatkan 144 penumpang Tampomas dan 4 jenazah, sementara KM Sengata menyelamatkan 169 orang dan 2 jenazah, kapal lain KM Sonne tercatat menemukan 29 Mayat termasuk mayat Nakhoda KMP Tampomas II Kapten Abdul Rivai.
Dari catatan kapal tangker Istana VI berhasil menyelamatkan 144 penumpang Tampomas dan 4 jenazah, sementara KM Sengata menyelamatkan 169 orang dan 2 jenazah, kapal lain KM Sonne tercatat menemukan 29 Mayat termasuk mayat Nakhoda KMP Tampomas II Kapten Abdul Rivai.
[[Odang Kusdinar]] Markonis KM Tampomas II selamat, ia ditemukan bersama 62 penumpang dalam sekoci di dekat Pulau Duang-Duang Besar, 240 km sebelah timur tempat Tampomas tenggelam pada hari Jumat 30 Januari 1981 pukul 05.00
[[Odang Kusdinar]] Markonis KM Tampomas II selamat, ia ditemukan bersama 62 penumpang dalam sekoci di dekat Pulau Duang-Duang Besar, 240&nbsp;km sebelah timur tempat Tampomas tenggelam pada hari Jumat 30 Januari 1981 pukul 05.00


== Hasil penyelidikan ==
== Hasil penyelidikan ==
Menteri Perhubungan [[Roesmin Nurjadin]] dalam penjelasannya pada pers di kantor Departemen Perhubungan, mengatakan tidak terjadi hal yang abnormal di ruang mesin. Kelainan terjadi pada ruang geladak kendaraan, khususnya pada kendaraan roda dua yang terletak di sebelah belakang. Karena guncangan gelombang laut yang cukup kuat memungkinkan untuk timbul percikan api dan menyebar. Masinis III Tampomas II [[Wishardi Hamzah]] mengatakan bahwa Tampomas II tidak memiliki sistem pendeteksi asap.
Menteri Perhubungan [[Roesmin Nurjadin]] dalam penjelasannya pada pers di kantor Departemen Perhubungan, mengatakan tidak terjadi hal yang abnormal di ruang mesin. Kelainan terjadi pada ruang geladak kendaraan, khususnya pada kendaraan roda dua yang terletak di sebelah belakang. Karena guncangan gelombang laut yang cukup kuat memungkinkan untuk timbul percikan api dan menyebar. Masinis III Tampomas II [[Wishardi Hamzah]] mengatakan bahwa Tampomas II tidak memiliki sistem pendeteksi asap.


Penyelidikan yang dipimpin oleh Jaksa [[Bob Rusli Efendi Nasution]] sebagai kepala Tim Perkara tidak memberikan hasil yang berarti, sebab semua kesalahan ditudingkan kepada para awak kapal. Ada kesan bahwa kasus ini dengan sengaja ditutup-tutupi oleh pemerintah saat itu, meskipun banyak suara dari parlemen yang menuntut pengusutan yang lebih serius.
Penyelidikan yang dipimpin oleh Jaksa [[Bob Rusli Efendi Nasution]] sebagai kepala Tim Perkara tidak memberikan hasil yang berarti, sebab semua kesalahan ditudingkan kepada para awak kapal. Ada kesan bahwa kasus ini dengan sengaja ditutup-tutupi oleh pemerintah saat itu, meskipun banyak suara dari parlemen yang menuntut pengusutan yang lebih serius.


== Pada budaya populer ==
== Pada budaya populer ==
* [[Iwan Fals]] menciptakan lagu mengenai musibah KMP Tampomas II yang berjudul [[Celoteh Camar Tolol dan Cemar]]<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA286|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=286–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* [[Iwan Fals]] menciptakan lagu mengenai musibah KMP Tampomas II yang berjudul [[Celoteh Camar Tolol dan Cemar]]<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA286|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=286–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* [[Ebiet G. Ade]] menciptakan lagu tentang Tampomas II yang berjudul [[Sebuah Tragedi 1981]], terdapat pada album [[Langkah Berikutnya]] yang diluncurkan pada 1982<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA246|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=246–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* [[Ebiet G. Ade]] menciptakan lagu tentang Tampomas II yang berjudul [[Sebuah Tragedi 1981]], terdapat pada album [[Langkah Berikutnya]] yang diluncurkan pada 1982<ref name="Ginting2007"/>
* Doel Sumbang menciptakan lagu tentang tragedi Tampomas II yang berjudul Bencana-Bencana, terdapat pada album volume 5 : Aku, Gembrot dan Kopral Gareng yang diluncurkan pada 1984 oleh Sokha Records


==Catatan kaki==
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
{{reflist}}


==Pranala luar==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://sejarah.kompasiana.com/2012/09/16/27-januari-1981-laut-masalembo-tampomas-ii-terbakar/ 27 januari 1981 laut masalembo ” Tampomas II Terbakar”]
* {{id}} [http://sejarah.kompasiana.com/2012/09/16/27-januari-1981-laut-masalembo-tampomas-ii-terbakar/ 27 januari 1981 laut masalembo ” Tampomas II Terbakar”] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130128105837/http://sejarah.kompasiana.com/2012/09/16/27-januari-1981-laut-masalembo-tampomas-ii-terbakar |date=2013-01-28 }}
* {{id}} [http://lapanpuluhan.blogspot.com/2007/01/tenggelamnya-kapal-tampomas-ii.html Tenggelamnya Kapal Tampomas II]
* {{id}} [http://lapanpuluhan.blogspot.com/2007/01/tenggelamnya-kapal-tampomas-ii.html Tenggelamnya Kapal Tampomas II]
* {{id}} [http://regional.kompasiana.com/2012/01/27/tragedi-kmp-tampomas-ii-hari-ini-31-tahun-lalu-di-masalembo/ Tragedi KMP Tampomas II Hari Ini 31 Tahun Lalu di Masalembo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120629211221/http://regional.kompasiana.com/2012/01/27/tragedi-kmp-tampomas-ii-hari-ini-31-tahun-lalu-di-masalembo |date=2012-06-29 }}
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48902.id.html - Mereka 40 Jam di Tengah Laut], Majalah Tempo
* {{id}} [http://indocropcircles.wordpress.com/2011/12/01/misteri-segitiga-masalembo-segitiga-bermuda-versi-indonesia/ Misteri Segitiga Masalembo, Segitiga Bermudanya Indonesia]
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48906.id.html - Di Sekoci Sang Markonis], Majalah Tempo
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48907.id.html - Anatomi Kapal Bekas], Majalah Tempo
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48902.id.html - Mereka 40 Jam di Tengah Laut] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120424170848/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48902.id.html |date=2012-04-24 }}, Majalah Tempo
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48909.id.html - Rivai, atau Sebuah Tanggung Jawab], Majalah Tempo
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48906.id.html - Di Sekoci Sang Markonis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110514034318/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48906.id.html |date=2011-05-14 }}, Majalah Tempo
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48907.id.html - Anatomi Kapal Bekas] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110514040137/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48907.id.html |date=2011-05-14 }}, Majalah Tempo
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48909.id.html - Rivai, atau Sebuah Tanggung Jawab] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110514034323/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/02/07/NAS/mbm.19810207.NAS48909.id.html |date=2011-05-14 }}, Majalah Tempo

{{Bencana di Indonesia tahun 1980an}}


[[Kategori:Musibah kapal]]
[[Kategori:Insiden maritim di Indonesia]]
[[Kategori:Kapal Indonesia|Tampomas II]]
[[Kategori:Kapal Indonesia|Tampomas II]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1981]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1981]]

Revisi terkini sejak 17 Oktober 2024 13.44

Musibah KMP Tampomas II
Foto dari helikopter yang menunjukkan terbakarnya KMP Tampomas di Laut Jawa.
Rincian
Tanggal27 Januari 1981; 43 tahun lalu (1981-01-27)
Waktu12.45 WIB
LetakKepulauan Masalembo, Laut Jawa
275 km (171 mi) dari Surabaya, Jawa Timur
Koordinat5°18′00″S 114°15′22″E / 5.300°S 114.2560°E / -5.300; 114.2560
NegaraIndonesia
JalurPadang-Jakarta-Ujung Pandang
OperatorPT Pelni
PemilikPemerintah Indonesia
LayananTransportasi umum Kapal laut
Jenis kecelakaanTenggelam
PenyebabMesin terbakar
Statistik
Kendaraan191 mobil & 200 motor
Penumpang2.174
Kru107
Meninggal dunia1.217

KMP Tampomas II adalah kapal penumpang milik Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia) yang Dikenal Sebagai Tragedi Tampomas 1981 mengalami kebakaran dan tenggelam di sekitar Kepulauan Masalembo di 114°25′60″BT — 5°30′0″LS Laut Jawa (termasuk ke dalam wilayah administratif Provinsi Jawa Timur). KMP merupakan singkatan dari Kapal Motor Penumpang. Kapal yang dinakhodai oleh Kapten Abdul Rivai sedang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi dan karam pada tanggal 27 Januari 1981. Musibah ini menyebabkan tewasnya Ribuan penumpang kapal tersebut.

Selayang pandang

[sunting | sunting sumber]

KMP Tampomas II yang semula bernama MV Great Emerald diproduksi tahun 1956 oleh Mitsubishi Heavy Industries di Shimonoseki, Jepang, tergolong jenis Kapal RoRo (Roll On-Roll Off) dengan tipe Screw Steamer berukuran 6139 GRT (Gross Registered Tonnage) dan berbobot mati 2.419.690 DWT (Dead-Weight Tonnage). Dimodifikasi ulang (retrofit) pada tahun 1971 di Taiwan. Kapal ini berkapasitas 1250-1500 orang penumpang, dengan kecepatan maksimum 19.5 knot. Memiliki lebar 22 meter dan Panjang 125,6 meter.

Kapal ini dibeli oleh Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) dari pihak Jepang, Comodo Marine Co. SA seharga US$ 8,3 Juta. Kemudian Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) membeli secara mengangsur selama sepuluh tahun kepada PPANN. Berbagai pihak telah heran akan mahalnya harga kapal ini, mengingat pernah ditawarkan ke perusahaan pelayaran swasta lain hanya seharga US$ 3,6 Juta. Berbagai pihak, termasuk Jepang sendiri telah menyatakan kapal ini afkir karena telah berumur 25 tahun. Begitu dioperasikan, kapal penumpang ini langsung dipacu untuk melayani jalur Jakarta-Padang dan Jakarta-Ujungpandang yang memang padat. Setiap selesai pelayaran, kapal ini hanya diberi waktu istirahat selama 4 jam dan harus siap untuk melayani pelayaran selanjutnya. Perbaikan dan perawatan rutin terhadap mesin dan perlengkapan kapal pun hanya dapat dilaksanakan sekadarnya saja, padahal mengingat usianya yang sudah cukup berumur, seyogianya kapal ini perlu mendapat perawatan yang jauh lebih cermat.

Namun di balik semua kejanggalan itu, Pelayaran perdana Tampomas II dilakukan pada 2 Juni sampai dengan 13 Juni 1980. Rute yang ditempuh ialah Padang-Jakarta-Ujungpandang. Pelayaran tersebut mengajak serta sejumlah wartawan dan anggota DPR. Pada pelayaran ini pun, yang diikuti oleh beberapa anggota DPR, mereka sempat menyaksikan sendiri dan turut pula mempertanyakan perihal mesin yang sering mengalami kerusakan selama perjalanan. Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Ahmad Soebagyo menyebutkan berbagai kejanggalan selama perjalanan diantaranya kapal yang berputar-putar dalam radius yang sama dikarenakan rusaknya salah satu Knop Otomatis pengatur mesin kapal, dan dibatalkannya Acara Show Kapal karena matinya aliran listrik dalam waktu yang lama. Menurut seorang wartawan, enam kali mesin kapal rusak selama dalam perjalanan.

Kapal Tampomas II yang terbakar.

KMP Tampomas II bertolak dari Dermaga Tanjung Priok hari Sabtu, 24 Januari 1981 Pukul 19.00 WIB dengan tujuan Ujungpandang, perjalanan seyogianya memakan waktu 2 hari 2 malam di atas laut, sehingga diperkirakan hari Senin, 26 Januari 1981 Pukul 10.00 WIB akan tiba. Seorang pemandu kapal menyebutkan bahwa salah satu mesin kapal telah mengalami kerusakan sebelum bertolak.

Kapal membawa Puluhan Kendaraan Bermotor termasuk Mesin Giling SAKAI, Skuter Vespa, dll yang diletakkan di Cardeck. Berdasarkan Data Manifest Kapal menyebutkan, terdapat 191 Mobil dan 200 Motor di atas kapal. Dalam Pelayaran tersebut, sebanyak 1055 Penumpang Terdaftar dan 82 Awak Kapal berada di atas kapal. Estimasi Total Penumpang adalah 1442 Penumpang, termasuk penumpang gelap.

24 Januari malam, tidak terjadi apa-apa. Yang terlihat hanyalah awan senja yang memukau dan pemandangan Laut Jawa yang datar. Namun diakui ombak Januari memang sangat besar dibandingkan di bulan-bulan lain, ombak setinggi 7-10 meter dengan kecepatan angin 15 knot sangat wajar terjadi. Di dalam kapal sendiri direncanakan sebuah Acara Show di Bar Kapal dengan Penyanyi Ida Farida dari Band Kapal. Namun berbagai tanda keanehan terjadi, diantaranya dibawakannya Lagu Salam Perpisahan oleh seorang yang bernama Ferry, yang kemudian tidak diketahui keberadaannya.

25 Januari pagi, keadaan berlangsung seperti biasa. Namun, 25 Januari Malam, sekitar Pukul 20.00 WITA, dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api. Para kru melihat dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam portabel, tetapi gagal. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Akibatnya selama 2 jam tenaga utama mati, dan generator darurat pun gagal (Failure) dan usaha pemadaman pun dihentikan karena sudah tidak memungkinkan. Ditambah dengan bahan bakar yang ternyata masih terdapat disetiap kendaraan, menyebabkan api merambat dan membakar semua dek dengan cepat. 30 menit setelah api muncul, para penumpang diperintahkan menuju dek atas dan langsung menaiki sekoci. Namun hal ini berlangsung lambat, karena hanya ada 1 pintu menuju dek atas. Begitu berada di dek atas, para ABK dan Mualim Kapal tidak ada yang memberitahu arah dan lokasi sekoci. Beberapa ABK malah dengan egois menurunkan sekoci bagi dirinya sendiri. Dari 6 sekoci yang ada, masing-masing hanya berkapasitas 50 orang. Sebagian penumpang nekat terjun bebas ke Laut, dan sebagian lagi menunggu dengan panik pertolongan selanjutnya.

KMP Tampomas II yang tenggelam.

Kapal lain yang pertama melakukan pertolongan adalah KM Sangihe dengan nakhoda kapal Kapten Agus K. Sumirat, Sumirat merupakan teman satu angkatan Abdul Rivai di Akademi Ilmu Pelayaran lulusan tahun 1959. KM Sangihe sendiri dalam perjalanan dari Pare-pare menuju Surabaya untuk melakukan perbaikan kerusakan mesinnya. Mualim I KM Sangihe, J. Bilalu yang pertama melihat kepulan asap dari arah barat dan mengira kepulan asap berasal dari sumur minyak lepas pantai Pertamina. Markonis KM Sangihe Abubakar mengirimkan pesan morse SOS pada pukul 08.15. KM Ilmamui menyusul untuk melakukan pertolongan dan tiba pada pukul 21.00 disusul empat jam kemudian kapal tangker Istana VI dan masih berdatangan kapal lain yaitu kapal Adhiguna Karunia dan KM Sengata milik PT Porodisa Lines.

Tanggal 26 Januari pagi, Laut Jawa dilanda hujan yang sangat deras. Api mulai menjalar ke ruang mesin di mana terdapat bahan bakar yang tidak terisolasi. Akibatnya pagi hari tanggal 27 Januari, terjadi ledakan di ruang mesin dan membuatnya penuh oleh air laut. Ruang Propeller dan Ruang Generator turut pula terisi air laut, yang mengakibatkan Kapal miring 45 derajat.

Akhirnya pada siang hari tanggal 27 Januari 1981 Pukul 12.45 WIB atau Pukul 13.45 WITA (sekitar 30 jam setelah percikan api pertama), KMP Tampomas II tenggelam ke dasar Laut Jawa untuk selamanya, bersama 288 korban tewas di Dek Bawah.

Kapten Abdul Rivai termasuk yang terakhir meninggalkan kapal, sebelumnya ia sempat mengirimkan pesan kepada nakhoda KM Sangihe "Tolong kirimi saya air dan makanan, karena saya akan tetap berada di kapal sampai detik terakhir". Pesan tersebut disampaikan melalui awak kapal Tampomas II yang berhasil menyeberang ke KM Sangihe yang bernama Bakaila. Tetapi permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Agus K. Sumirat nakhoda KM Sangihe.

Seluruh penumpang yang terdaftar berjumlah 2.174 orang, ditambah dengan 107 awak kapal. Namun diperkirakan keseluruhan penumpang berjumlah 812 orang, termasuk sejumlah penumpang gelap. Sebuah sumber menyebutkan angka taksiran jumlah penumpang gelap sekitar 307 orang. Tim penyelamat memperkirakan 1.217 orang tewas (612 mayat ditemukan dan 411 orang hilang bersama kapal), sementara 703 orang berhasil diselamatkan. Sumber lain menyebutkan angka korban yang jauh lebih besar, hingga 822 orang tewas. Dari catatan kapal tangker Istana VI berhasil menyelamatkan 144 penumpang Tampomas dan 4 jenazah, sementara KM Sengata menyelamatkan 169 orang dan 2 jenazah, kapal lain KM Sonne tercatat menemukan 29 Mayat termasuk mayat Nakhoda KMP Tampomas II Kapten Abdul Rivai. Odang Kusdinar Markonis KM Tampomas II selamat, ia ditemukan bersama 62 penumpang dalam sekoci di dekat Pulau Duang-Duang Besar, 240 km sebelah timur tempat Tampomas tenggelam pada hari Jumat 30 Januari 1981 pukul 05.00

Hasil penyelidikan

[sunting | sunting sumber]

Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin dalam penjelasannya pada pers di kantor Departemen Perhubungan, mengatakan tidak terjadi hal yang abnormal di ruang mesin. Kelainan terjadi pada ruang geladak kendaraan, khususnya pada kendaraan roda dua yang terletak di sebelah belakang. Karena guncangan gelombang laut yang cukup kuat memungkinkan untuk timbul percikan api dan menyebar. Masinis III Tampomas II Wishardi Hamzah mengatakan bahwa Tampomas II tidak memiliki sistem pendeteksi asap.

Penyelidikan yang dipimpin oleh Jaksa Bob Rusli Efendi Nasution sebagai kepala Tim Perkara tidak memberikan hasil yang berarti, sebab semua kesalahan ditudingkan kepada para awak kapal. Ada kesan bahwa kasus ini dengan sengaja ditutup-tutupi oleh pemerintah saat itu, meskipun banyak suara dari parlemen yang menuntut pengusutan yang lebih serius.

Pada budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Asriat Ginting (2007). Musisiku. Penerbit Republika. hlm. 286–. GGKEY:6YZ5LLBTK8Q. Diakses tanggal 22 May 2012. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]