Lompat ke isi

Konoe Fumimaro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
isi? nanti diperbaiki
 
(36 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove|date=February 2008}}
{{Infobox Prime Minister
{{Infobox Prime Minister
|name = Fumimaro Konoe
|name = Fumimaro Konoe
|native_name = 近衞 文麿
|native_name = 近衞 文麿
|image = Fumimaro Konoe clear background.jpg
|image = Fumimaro Konoe(cropped).jpg
|caption = Konoe pada tahun 1938
|imagesize = 200px
|imagesize = 250px
|office = [[Perdana Menteri Jepang]] ke-34, 38 dan 39
|office = [[Perdana Menteri Jepang]] ke-34, 38 dan 39
|monarch = [[Hirohito|Shōwa]]
|monarch = [[Hirohito|Shōwa]]
Baris 14: Baris 14:
|term_start2 = 4 Juni 1937
|term_start2 = 4 Juni 1937
|term_end2 = 5 Januari 1939
|term_end2 = 5 Januari 1939
|predecessor2 = [[Senjūrō Hayashi]]
|predecessor2 = [[Senjuro Hayashi]]
|successor2 = [[Hiranuma Kiichirō|Kiichirō Hiranuma]]
|successor2 = [[Hiranuma Kiichirō|Kiichirō Hiranuma]]
|office3 = Pemimpin [[Taisei Yokusankai]]
|office3 = Pemimpin [[Taisei Yokusankai]]
Baris 21: Baris 21:
|successor3 = [[Hideki Tōjō]]
|successor3 = [[Hideki Tōjō]]
|birth_date = {{birth date|1891|10|12|df=y}}
|birth_date = {{birth date|1891|10|12|df=y}}
|birth_place = [[Tokyo]], [[Kekaisaran Jepang | Jepang]]
|birth_place = [[Tokyo]], [[Kekaisaran Jepang|Jepang]]
|death_date = {{death date and age|1945|12|16|1891|10|12|df=y}}
|death_date = {{death date and age|1945|12|16|1891|10|12|df=y}}
|death_place = [[Tokyo]], [[Pekerjaan Jepang| Jepang]]
|death_place = [[Tokyo]], [[Pekerjaan Jepang|Jepang]]
|resting place= [[Daitoku-ji]], [[Kyoto]]
|resting place= [[Daitoku-ji]], [[Kyoto]]
|signature=KonoeF kao.png
|signature=KonoeF kao.png
|party = [[Taisei Yokusankai|Imperial Aturan Bantuan Asosiasi]] <small>(1940–1945)</small>
|party = [[Asosiasi Asistensi untuk Pemerintahan Kekaisaran]] <small>(1940–1945)</small>
|otherparty = [[Independen (politisi) | Independent]] <small>(Sebelum 1940)</small>
|otherparty = [[Independen (politisi)|Independent]] <small>(Sebelum 1940)</small>
}}
}}


[[Berkas:Fumimaro Konoe 6.jpg|thumb|right|Konoe Fumimaro (April 1939)]]
[[Berkas:Fumimaro Konoe 6.jpg|jmpl|ka|Konoe Fumimaro (April 1939)]]
[[Berkas:Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|Konoe Fumimaro (1938)]]
[[Berkas:Fumimaro Konoe.jpg|jmpl|ka|Konoe Fumimaro (1938)]]
[[Berkas:Second Cabinet of Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|Konoe dengan menteri kabinetnya, termasuk Perang Menteri Hideki Tojo, baris kedua, kedua dari kiri (22 Juli 1940)]]
[[Berkas:Fumimaro Konoe Cabinet 19400722.jpg|jmpl|ka|Konoe dengan menteri kabinetnya, termasuk Perang Menteri Hideki Tojo, baris kedua, kedua dari kiri (22 Juli 1940)]]
[[Berkas:Corpse of Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|Sebuah koroner SCAP melakukan postmortem pada Konoe (17 Desember 1945)]]
[[Berkas:Corpse of Fumimaro Konoe.jpg|jmpl|ka|Sebuah koroner SCAP melakukan postmortem pada Konoe (17 Desember 1945)]]

{{nihongo|'''Pangeran Fumimaro Konoe'''| 文麿|Konoe Fumimaro; Konoe juga dieja Konoye|{{lahirmati|Tokyo|12|10|1891|Tokyo|16|12|1945}}}} adalah seorang politisi Jepang dalam pemerintahan [[Kekaisaran Jepang]] yang menjabat [[Perdana Menteri Jepang]] ke-34, ke-38, dan ke-39. Ia adalah pendiri/ketua [[Taisei Yokusankai]], dan menjabat perdana menteri ketika Jepang melibatkan diri dalam [[Perang Dunia II]].


Pangeran Fumimaro Konoe ( 麿 Konoe Fumimaro, sering Konoye, 12 Oktober 1891 -? 16 Desember 1945) adalah seorang politisi Jepang di Kekaisaran Jepang yang menjabat sebagai Menteri, 34th Perdana ke-38 dan ke-39 Jepang dan pendiri / pemimpin Taisei Yokusankai. Dia adalah Perdana Menteri dalam memimpin-up ke Jepang Memasuki Perang Dunia II.
== Masa muda ==
== Masa muda ==
Pangeran Fumimaro Konoe dilahirkan ke kuno [[Fujiwara klan]], dan adalah pewaris dari [[Konoe keluarga]] di [[Tokyo]]. Ayah Konoe itu, [[Konoe Atsumaro | Atsumaro]], telah aktif secara politik, setelah menyelenggarakan Anti-Rusia Masyarakat pada tahun 1903. Kematian Atsumaro yang meninggalkan Konoe dengan gelar Pangeran, uang banyak status sosial tapi tidak banyak.
Pangeran Fumimaro Konoe dilahirkan di [[Tokyo]] sebagai pewaris [[keluarga Konoe]] yang merupakan bagian dari [[klan Fujiwara]]. Ayahnya yang bernama [[Konoe Atsumaro]] telah lama aktif secara politik, dan pernah mendirikan Ikatan Anti-Rusia pada tahun 1903. Setelah ayahnya meninggal, Fumimaro Konoe mewarisi gelar pangeran, status sosial yang banyak, tetapi ayahnya tidak mewariskan cukup banyak uang.


Pangeran Konoe berhasil melobi untuk dimasukkan dalam delegasi Jepang ke [Perdamaian [Paris Conference, 1919]]. Pada tahun 1918, sebelum [[Versailles]], ia menerbitkan sebuah esai berjudul'' Tolak'' Perdamaian Anglo-Amerika-Centered. Setelah terjemahan oleh wartawan Amerika [[Thomas Franklin Fairfax Millard]], Jepang penasihat politik [[Saionji Kinmochi]] menulis bantahan dalam jurnalnya,'' Ulasan Millard ini''. <ref> Kazuo Yagami, Konoe Fumimaro dan Kegagalan perdamaian di Jepang, 1937-1941: Kajian Kritis dari tiga kali Perdana Menteri (McFarland, 2006):. 19 </ref>
Pangeran Konoe berhasil melobi agar dirinya diikutsertakan dalam delegasi Jepang yang dikirim ke [[Konferensi Perdamaian Paris 1919]]. Pada tahun 1918, sebelum berangkat ke [[Istana Versailles|Versailles]], ia menerbitkan sebuah esai berjudul ''Reject the Anglo-American-Centered Peace'' (''Tolak Perdamaian Inggris-Amerika Sentris''). Setelah diterjemahkan oleh wartawan Amerika [[Thomas Franklin Fairfax Millard]], penasihat politik Jepang [[Saionji Kinmochi]] menulis bantahan dalam jurnal ''Millard's Review''.<ref>Kazuo Yagami, Konoe Fumimaro and the Failure of Peace in Japan, 1937–1941: A Critical Appraisal of the Three-time Prime Minister (McFarland, 2006):19.</ref>


Pada tahun 1925, Konoe mendapat perhatian publik yang menguntungkan dengan mendukung [[UU Pemilu | kedewasaan tagihan hak pilih universal]]. Judul Konoe yang memberinya kursi di [House [dari Peer (Jepang) | Chamber Atas]] dari [[Diet Jepang]], dan pada tahun 1933, ia terpilih menjadi Presiden Dewan Peers. Dia dianugerahi Cordon Grand tombol [[Orde Harta Suci]] tahun 1934 | date = Desember 2012}}.
Pada tahun 1925, Konoe mendapat perhatian publik yang menguntungkan dirinya setelah mendukung [[Undang-Undang Pemilihan Umum Jepang]]. Gelar pangeran yang disandangnya membuatnya mendapat kursi di [[Dewan Bangsawan Jepang|Dewan Bangsawan]] [[Parlemen Jepang]]. Pada tahun 1933, ia terpilih menjadi Ketua Dewan Bangsawan. Anugerah Grand Cordon [[Orde Harta Suci]] diterimanya pada tahun 1934.


== Sebagai perdana menteri ==
== Sebagai perdana menteri ==
Pada bulan Juni 1937, Pangeran Fumimaro Konoe menjadi Perdana Menteri Jepang. Satu bulan setelah ia datang ke kantor, pasukan Jepang bentrok dengan pasukan Cina dekat Peking di [[Jembatan Marco Polo Peristiwa]]. Konoe mengirim tiga divisi tentara, mengingatkan militer untuk memastikan tidak meningkatkan konflik. Dalam waktu tiga minggu militer melancarkan serangan umum. Konoe dan kabinetnya takut bahwa tentara Jepang tidak akan menghormati perjanjian damai. Dia juga yakin bahwa Chiang bisa mengendalikan kekuatan sendiri. Pada bulan Agustus, tentara Cina membunuh dua marinir Jepang di [[Shanghai]]. Konoe setuju dengan Angkatan Darat Jenderal Menteri [[Hajime Sugiyama]] untuk mengirim dua divisi untuk membela kehormatan Jepang. Kabinetnya kemudian mengeluarkan pernyataan, menuduh baik nasionalis dan komunis China perilaku "semakin provokatif dan menghina" terhadap Jepang.
Pada bulan Juni 1937, Pangeran Fumimaro Konoe terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebulan setelah menjabat perdana menteri, pasukan Jepang bentrok dengan pasukan Tiongkok dekat Peking dalam peristiwa yang disebut [[Insiden Jembatan Marco Polo]]. Konoe mengirim tiga divisi tentara, mengingatkan militer untuk tidak memperburuk konflik. Dalam waktu tiga minggu militer melancarkan serangan umum. Konoe dan kabinetnya takut tentara Jepang tidak akan menghormati segala perjanjian damai. Dia juga tidak yakin bahwa Chiang dapat mengendalikan tentaranya sendiri. Pada bulan Agustus, tentara Tiongkok membunuh dua marinir Jepang di [[Shanghai]]. Konoe setuju dengan Menteri Angkatan Darat Jenderal [[Hajime Sugiyama]] untuk mengirim dua divisi demi membela kehormatan Jepang. Kabinetnya kemudian mengeluarkan pernyataan, menuduh baik pihak nasionalis dan komunis Tiongkok berperilaku "semakin provokatif dan menghina" Jepang.


Pada bulan Desember 1937, [[Markas Besar Kekaisaran]] yang otonom secara struktur dari pemerintah terpilih, memerintahkan tentara Jepang di Tiongkok untuk bergerak menuju ibu kota [[Nanking]]. Dalam beberapa minggu Nanking berhasil direbut setelah tentara Angkatan Darat Jepang terlibat dalam [[Pembantaian Nanking]].
==Lain-lain ==
Konoe dipanggil kembali pada [[22 Juli]] 1940. Bersama [[Menteri Luar Negeri Jepang|MenLunya]], [[Yosuke Matsuoka]], Konoe mencoba mencapai persetujuan dengan [[Amerika Serikat]]. Saat hal itu gagal, Konoe digantikan [[Jenderal]] [[Tōjō Hideki]].


Pada bulan Januari 1938, Pemerintah Konoe mengumumkan bahwa Jepang tidak lagi akan berurusan dengan Pemerintah Chiang Kai-shek, dan akan menunggu perkembangan rezim baru. Ketika diminta klarifikasi lebih lanjut, Konoe berkata bahwa maksudnya lebih dari sekadar tidak mengakui rezim Chiang, tetapi "menolaknya" dan akan "menghancurkannya".<ref>Wakabayashi, Bob Tadashi (1991). "[http://chinajapan.org/articles/04.1/04.1wakabayashi4-27.pdf Emperor Hirohito on Localized Aggression in China]". ''Sino-Japanese Studies'' '''4''' (1), p. 15.</ref>
Pada [[1944]] Konoe mulai berpendapat bahwa pemerintah Jepang harus memulai perundingan untuk menentukan akhir [[Perang Dunia II]]. Ia juga memimpin delegasi perdamaian ke [[Moskwa]] namun [[Vyacheslav Molotov]] menolak menemuinya.
Sementara itu, Konoe dan pihak militer memaksakan [[Undang-Undang Mobilisasi Nasional]] melalui Diet.{{cn|date=December 2012}} Undang-undang ini memungkinkan pemerintah pusat untuk menguasai semua sumber daya manusia dan bahan-bahan.

Tentara Jepang memperoleh kemenangan di Hsuchow, Hankow, Kanton, Wuchang, dan Hanyang, tetapi tentara Tiongkok tetap terus melakukan perlawanan. Setelah menyatakan dirinya sudah lelah dijadikan "robot" oleh pihak militer, Konoe mengundurkan diri pada bulan Januari 1939, dan ditunjuk sebagai ketua [[Dewan Penasihat Kekaisaran Jepang]]. [[Kiichirō Hiranuma]] menggantikannya sebagai perdana menteri. Konoe mendapat penghargaan [[Orde Matahari Terbit]] pada tahun 1939.

== Masa jabatan kedua Konoe dan kebijakan luar negeri Matsuoka ==
Ketidakpuasan terhadap Perdana Menteri [[Mitsumasa Yonai]] membuat Angkatan Darat Jepang memanggil kembali Konoe sebagai perdana menteri. Pada 23 Juni, Konoe mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Penasihat Kaisar,<ref>The Ambassador in Japan (Joseph C. Grew) to the Secretary of State, 24 June 1940, ''Foreign Relations of the United States, 1940'', vol. IV, p. 962</ref> dan kabinet Yonai bubar pada 16 Juli 1940. Konoe kembali ditunjuk sebagai perdana menteri. Salah satu dari tindakan pertamanya adalah membentuk [[Liga Anggota Parlemen Realisasi Perang Suci]] untuk mengimbangi oposisi dari politikus seperti [[Saitō Takao]] yang telah menentang [[Perang Tiongkok-Jepang Kedua]] di parlemen pada 2 Februari 1940.

Bertentangan dengan saran sekutu politiknya dan juga Kaisar, {{citation needed|date=December 2012}} Konoe menunjuk [[Yosuke Matsuoka]] sebagai menteri luar negeri. Matsuoka populer di mata angkatan darat dan publik Jepang setelah menjadikan dirinya tokoh yang membuat Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1933. Kebijakan luar negeri Konoe dan Matsuoka dibuat berdasarkan sebuah dokumen yang ditulis oleh angkatan darat. Sebagai hasil dari kebijakannya, Jepang akan berusaha mengamankan posisinya di Tiongkok, meredam konflik dengan Uni Soviet, memindahkan pasukannya ke Indochina, dan bersiap-siap terhadap respon militer dari Britania dan kemungkinan dari Amerika Serikat.

[[Berkas:Fumimaro Konoe Cabinet 19400722.jpg|jmpl|ka|250px|Konoe bersama menteri kabinetnya, termasuk Menteri Perang [[Hideki Tōjō]] (baris kedua, nomor dua dari kiri), 22 Juli 1940)]]

Setelah jatuhnya Pemerintah Prancis, Jepang menempatkan pasukannya di [[Indochina Prancis]] pada September 1940. Pada September 1940, [[Pakta Tripartit]] ditandatangani, menjadikan Jepang, [[Jerman]], dan [[Italia]] dalam satu poros.

Matsuoka mencoba untuk mengamankan posisi Jepang dengan membuat perjanjian netralitas antara Jepang dan Uni Soviet (dengan Molotov dan Stalin). Jepang setuju untuk melepas hak menambang mineral di bagian utara [[Sakhalin]], tetapi tidak memberi konsesi apa pun. Bagi Jepang, pakta itu membuat Amerika Serikat dan Uni Soviet makin sulit untuk bersekutu melawan Jepang. Perjanjian netralitas ini dihormati oleh kedua pihak hingga tahun 1945.

Pada [[1944]] Konoe mulai berpendapat bahwa pemerintah Jepang harus memulai perundingan untuk menentukan akhir [[Perang Dunia II]]. Ia juga memimpin delegasi perdamaian ke [[Moskwa]] namun [[Vyacheslav Molotov]] menolak menemuinya.


Konoe menjabat sebagai wakil pimpinan dalam pemerintahan penyerahan pasca perang Jepang. Fumimaro Konoe [[bunuh diri]] pada 16 Desember 1945 setelah Jenderal [[Douglas MacArthur]] mengumumkan bahwa ia akan diadili karena [[kejahatan perang]].
Konoe menjabat sebagai wakil pimpinan dalam pemerintahan penyerahan pasca perang Jepang. Fumimaro Konoe [[bunuh diri]] pada 16 Desember 1945 setelah Jenderal [[Douglas MacArthur]] mengumumkan bahwa ia akan diadili karena [[kejahatan perang]].


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

* [http://www.spartacus.schoolnet.co.uk/2WWkondo.htm Biografi Konoe]
* [http://www.spartacus.schoolnet.co.uk/2WWkondo.htm Biografi Konoe] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081017143522/http://www.spartacus.schoolnet.co.uk/2WWkondo.htm |date=2008-10-17 }}


{{lifetime|1891|1945|}}
{{lifetime|1891|1945|}}
{{Perdana Menteri Jepang}}


[[Kategori:Perdana Menteri Jepang]]
[[Kategori:Perdana Menteri Jepang]]
[[Kategori:Tokoh yang bunuh diri]]
[[Kategori:Tokoh yang bunuh diri]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kyoto]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kyoto]]
[[Kategori:Meninggal usia 54]]

[[ar:فوميمارو كونويه]]
[[de:Konoe Fumimaro]]
[[en:Fumimaro Konoe]]
[[es:Fumimaro Konoe]]
[[et:Fumimaro Konoe]]
[[fi:Fumimaro Konoe]]
[[fr:Fumimaro Konoe]]
[[he:פומימרו קונואה]]
[[hu:Konoe Fumimaro]]
[[it:Fumimaro Konoe]]
[[ja:近衛文麿]]
[[ko:고노에 후미마로]]
[[la:Fumimaro Konoe]]
[[nl:Fumimaro Konoe]]
[[no:Fumimaro Konoe]]
[[pl:Fumimaro Konoe]]
[[pt:Fumimaro Konoe]]
[[ru:Коноэ, Фумимаро]]
[[su:Fumimaro Konoe]]
[[sv:Fumimaro Konoe]]
[[th:เจ้าชายฟุมิมะโระ โคะโนะเอะ]]
[[tr:Fumimaro Konoe]]
[[yo:Fumimaro Konoe]]
[[zh:近衛文麿]]

Revisi terkini sejak 9 Oktober 2022 17.51

Fumimaro Konoe
近衞 文麿
Konoe pada tahun 1938
Perdana Menteri Jepang ke-34, 38 dan 39
Masa jabatan
22 Juli 1940 – 18 Oktober 1941
Penguasa monarkiShōwa
Masa jabatan
4 Juni 1937 – 5 Januari 1939
Penguasa monarkiShōwa
Pemimpin Taisei Yokusankai
Masa jabatan
12 Oktober 1940 – 18 Oktober 1941
Pengganti
Hideki Tōjō
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1891-10-12)12 Oktober 1891
Tokyo, Jepang
Meninggal16 Desember 1945(1945-12-16) (umur 54)
Tokyo, Jepang
Partai politikAsosiasi Asistensi untuk Pemerintahan Kekaisaran (1940–1945)
Afiliasi politik
lainnya
Independent (Sebelum 1940)
Tanda tangan
Find a Grave: 45436221 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Konoe Fumimaro (April 1939)
Konoe Fumimaro (1938)
Konoe dengan menteri kabinetnya, termasuk Perang Menteri Hideki Tojo, baris kedua, kedua dari kiri (22 Juli 1940)
Sebuah koroner SCAP melakukan postmortem pada Konoe (17 Desember 1945)

Pangeran Fumimaro Konoe (近衛 文麿, Konoe Fumimaro; Konoe juga dieja Konoye, 12 Oktober 1891 – 16 Desember 1945) adalah seorang politisi Jepang dalam pemerintahan Kekaisaran Jepang yang menjabat Perdana Menteri Jepang ke-34, ke-38, dan ke-39. Ia adalah pendiri/ketua Taisei Yokusankai, dan menjabat perdana menteri ketika Jepang melibatkan diri dalam Perang Dunia II.

Masa muda

[sunting | sunting sumber]

Pangeran Fumimaro Konoe dilahirkan di Tokyo sebagai pewaris keluarga Konoe yang merupakan bagian dari klan Fujiwara. Ayahnya yang bernama Konoe Atsumaro telah lama aktif secara politik, dan pernah mendirikan Ikatan Anti-Rusia pada tahun 1903. Setelah ayahnya meninggal, Fumimaro Konoe mewarisi gelar pangeran, status sosial yang banyak, tetapi ayahnya tidak mewariskan cukup banyak uang.

Pangeran Konoe berhasil melobi agar dirinya diikutsertakan dalam delegasi Jepang yang dikirim ke Konferensi Perdamaian Paris 1919. Pada tahun 1918, sebelum berangkat ke Versailles, ia menerbitkan sebuah esai berjudul Reject the Anglo-American-Centered Peace (Tolak Perdamaian Inggris-Amerika Sentris). Setelah diterjemahkan oleh wartawan Amerika Thomas Franklin Fairfax Millard, penasihat politik Jepang Saionji Kinmochi menulis bantahan dalam jurnal Millard's Review.[1]

Pada tahun 1925, Konoe mendapat perhatian publik yang menguntungkan dirinya setelah mendukung Undang-Undang Pemilihan Umum Jepang. Gelar pangeran yang disandangnya membuatnya mendapat kursi di Dewan Bangsawan Parlemen Jepang. Pada tahun 1933, ia terpilih menjadi Ketua Dewan Bangsawan. Anugerah Grand Cordon Orde Harta Suci diterimanya pada tahun 1934.

Sebagai perdana menteri

[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Juni 1937, Pangeran Fumimaro Konoe terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebulan setelah menjabat perdana menteri, pasukan Jepang bentrok dengan pasukan Tiongkok dekat Peking dalam peristiwa yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo. Konoe mengirim tiga divisi tentara, mengingatkan militer untuk tidak memperburuk konflik. Dalam waktu tiga minggu militer melancarkan serangan umum. Konoe dan kabinetnya takut tentara Jepang tidak akan menghormati segala perjanjian damai. Dia juga tidak yakin bahwa Chiang dapat mengendalikan tentaranya sendiri. Pada bulan Agustus, tentara Tiongkok membunuh dua marinir Jepang di Shanghai. Konoe setuju dengan Menteri Angkatan Darat Jenderal Hajime Sugiyama untuk mengirim dua divisi demi membela kehormatan Jepang. Kabinetnya kemudian mengeluarkan pernyataan, menuduh baik pihak nasionalis dan komunis Tiongkok berperilaku "semakin provokatif dan menghina" Jepang.

Pada bulan Desember 1937, Markas Besar Kekaisaran yang otonom secara struktur dari pemerintah terpilih, memerintahkan tentara Jepang di Tiongkok untuk bergerak menuju ibu kota Nanking. Dalam beberapa minggu Nanking berhasil direbut setelah tentara Angkatan Darat Jepang terlibat dalam Pembantaian Nanking.

Pada bulan Januari 1938, Pemerintah Konoe mengumumkan bahwa Jepang tidak lagi akan berurusan dengan Pemerintah Chiang Kai-shek, dan akan menunggu perkembangan rezim baru. Ketika diminta klarifikasi lebih lanjut, Konoe berkata bahwa maksudnya lebih dari sekadar tidak mengakui rezim Chiang, tetapi "menolaknya" dan akan "menghancurkannya".[2] Sementara itu, Konoe dan pihak militer memaksakan Undang-Undang Mobilisasi Nasional melalui Diet.[butuh rujukan] Undang-undang ini memungkinkan pemerintah pusat untuk menguasai semua sumber daya manusia dan bahan-bahan.

Tentara Jepang memperoleh kemenangan di Hsuchow, Hankow, Kanton, Wuchang, dan Hanyang, tetapi tentara Tiongkok tetap terus melakukan perlawanan. Setelah menyatakan dirinya sudah lelah dijadikan "robot" oleh pihak militer, Konoe mengundurkan diri pada bulan Januari 1939, dan ditunjuk sebagai ketua Dewan Penasihat Kekaisaran Jepang. Kiichirō Hiranuma menggantikannya sebagai perdana menteri. Konoe mendapat penghargaan Orde Matahari Terbit pada tahun 1939.

Masa jabatan kedua Konoe dan kebijakan luar negeri Matsuoka

[sunting | sunting sumber]

Ketidakpuasan terhadap Perdana Menteri Mitsumasa Yonai membuat Angkatan Darat Jepang memanggil kembali Konoe sebagai perdana menteri. Pada 23 Juni, Konoe mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Penasihat Kaisar,[3] dan kabinet Yonai bubar pada 16 Juli 1940. Konoe kembali ditunjuk sebagai perdana menteri. Salah satu dari tindakan pertamanya adalah membentuk Liga Anggota Parlemen Realisasi Perang Suci untuk mengimbangi oposisi dari politikus seperti Saitō Takao yang telah menentang Perang Tiongkok-Jepang Kedua di parlemen pada 2 Februari 1940.

Bertentangan dengan saran sekutu politiknya dan juga Kaisar, [butuh rujukan] Konoe menunjuk Yosuke Matsuoka sebagai menteri luar negeri. Matsuoka populer di mata angkatan darat dan publik Jepang setelah menjadikan dirinya tokoh yang membuat Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1933. Kebijakan luar negeri Konoe dan Matsuoka dibuat berdasarkan sebuah dokumen yang ditulis oleh angkatan darat. Sebagai hasil dari kebijakannya, Jepang akan berusaha mengamankan posisinya di Tiongkok, meredam konflik dengan Uni Soviet, memindahkan pasukannya ke Indochina, dan bersiap-siap terhadap respon militer dari Britania dan kemungkinan dari Amerika Serikat.

Konoe bersama menteri kabinetnya, termasuk Menteri Perang Hideki Tōjō (baris kedua, nomor dua dari kiri), 22 Juli 1940)

Setelah jatuhnya Pemerintah Prancis, Jepang menempatkan pasukannya di Indochina Prancis pada September 1940. Pada September 1940, Pakta Tripartit ditandatangani, menjadikan Jepang, Jerman, dan Italia dalam satu poros.

Matsuoka mencoba untuk mengamankan posisi Jepang dengan membuat perjanjian netralitas antara Jepang dan Uni Soviet (dengan Molotov dan Stalin). Jepang setuju untuk melepas hak menambang mineral di bagian utara Sakhalin, tetapi tidak memberi konsesi apa pun. Bagi Jepang, pakta itu membuat Amerika Serikat dan Uni Soviet makin sulit untuk bersekutu melawan Jepang. Perjanjian netralitas ini dihormati oleh kedua pihak hingga tahun 1945.

Pada 1944 Konoe mulai berpendapat bahwa pemerintah Jepang harus memulai perundingan untuk menentukan akhir Perang Dunia II. Ia juga memimpin delegasi perdamaian ke Moskwa namun Vyacheslav Molotov menolak menemuinya.

Konoe menjabat sebagai wakil pimpinan dalam pemerintahan penyerahan pasca perang Jepang. Fumimaro Konoe bunuh diri pada 16 Desember 1945 setelah Jenderal Douglas MacArthur mengumumkan bahwa ia akan diadili karena kejahatan perang.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kazuo Yagami, Konoe Fumimaro and the Failure of Peace in Japan, 1937–1941: A Critical Appraisal of the Three-time Prime Minister (McFarland, 2006):19.
  2. ^ Wakabayashi, Bob Tadashi (1991). "Emperor Hirohito on Localized Aggression in China". Sino-Japanese Studies 4 (1), p. 15.
  3. ^ The Ambassador in Japan (Joseph C. Grew) to the Secretary of State, 24 June 1940, Foreign Relations of the United States, 1940, vol. IV, p. 962

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]