Ishak dalam Islam: Perbedaan antara revisi
k Bot: Migrasi 10 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1642480 |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(62 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Hatnote|Ini adalah artikel yang membahas tentang Ishak dalam perpektif [[Islam]]. Untuk tokoh ini dalam sudut pandang Kristen dan Yahudi, lihat [[Ishak]]}} |
|||
{{Untuk|Nabi yang sama dari sudut pandang Agama [[Yahudi]] & [[Kristen]]|Ishak}} |
|||
{{Infobox person |
|||
| honorific_prefix = Nabi |
|||
| name = Isḥāq<br/>إِسْحَاقَ<br/>[[Ishak]] |
|||
| other_names = |
|||
| post-nominals = 'alaihissalam |
|||
| image = Isaac.png |
|||
| image_size = 150px |
|||
| alt = |
|||
| caption = Kaligrafi Ishaq '''alaihis-salam'' |
|||
| birth_name = |
|||
| birth_date = |
|||
| birth_place = [[Palestina (wilayah)|Palestina]] |
|||
| residence = [[Palestina (wilayah)|Palestina]] |
|||
| disappeared_date = |
|||
| disappeared_place = |
|||
| disappeared_status = |
|||
| death_date = |
|||
| death_place = [[Palestina (wilayah)|Palestina]] |
|||
| death_cause = |
|||
| resting_place = [[Masjid Ibrahimi]], [[Hebron]] |
|||
| resting_place_coordinates = {{coord|31.524744|35.110726|type:landmark|display=inline|format=dms}} |
|||
| years_active = |
|||
| known_for = |
|||
| notable_works = |
|||
| style = |
|||
| influences = |
|||
| influenced = |
|||
| predecessor = [[Ismail]] |
|||
| successor = [[Ya'qub]] |
|||
| opponents = |
|||
| spouse = [[Ribka]] |
|||
| children = {{unbulleted list |
|||
|[[Esau]] |
|||
|[[Ya'qub]] |
|||
}} |
|||
| parents = |
|||
| father = [[Ibrahim]] |
|||
| mother = [[Sarah]] |
|||
| relatives = {{unbulleted list |
|||
|[[Ismail]] (saudara) |
|||
|[[Lut]] (sepupu) |
|||
}} |
|||
| module = |
|||
| module2 = |
|||
| footnotes = |
|||
| box_width = |
|||
}} |
|||
{{Ibrahim}} |
|||
{{Nabi Islam}} |
|||
Dalam sudut pandang agama [[Islam]], '''Ishaq''' atau '''Ishak''' ({{lang-ar|إِسْحَاقَ|Isḥāq}})<ref>{{Cite web |url=http://www.thetruthoflife.org/messengers_isaac.htm |title=Nabi Ishaq |access-date=2008-01-18 |archive-date=2008-04-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080402053417/http://www.thetruthoflife.org/messengers_isaac.htm |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.zainab.org/commonpages/ebooks/english/short/prophets.htm |title=Nabi-Nabi di Semenanjung Arab |access-date=2007-12-19 |archive-date=2011-06-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110629084540/http://www.zainab.org/commonpages/ebooks/english/short/prophets.htm |dead-url=yes }}</ref> adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dia adalah putra [[Ibrahim]] dengan [[Sarah]] dan merupakan ayah dari [[Ya'qub]].<ref>Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141</ref> |
|||
== Ayat == |
|||
'''Ishaq''' ([[Bahasa Yahudi|Yahudi]]: '''יִצְחָק''', <small>[[Bahasa Yahudi|Standar]]</small> ''{{Unicode|Yiẓḥaq}}'' <small>[[Vokalisasi Tiberian|Tiberian]]</small> ''{{Unicode|Yiṣḥāq}}'' ; [[Bahasa Arab|Arab]]: '''إِسْحَاقَ''', ''{{Unicode|ʾIsḥāq}}'') (sekitar 1761 SM - 1638 SM)<ref>[http://www.thetruthoflife.org/messengers_isaac.htm Nabi Ishaq]</ref><ref>[http://www.zainab.org/commonpages/ebooks/english/short/prophets.htm Nabi-Nabi di Semenanjung Arab]</ref> adalah putra kedua [[Nabi Ibrahim]] setelah [[Nabi Ismail|Ismail]] yang beribu [[Sarah]] dan merupakan orang tua dari [[Nabi Yaqub]].<ref>Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141</ref> |
|||
{{quote|Katakanlah (Muhammad), "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri."|{{cite quran|3|84|style=inline}}}} |
|||
== Nama == |
|||
Ishaq diutus untuk masyarakat [[Kana'an]] di wilayah Al-Khalil [[Palestina]]. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit diceritakan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq disebutkan dalam [[Al-Qur'an]] sebanyak 15 kali.<ref> Penilaian terhadap Ishaq: {{cite quran|6|84|style=ref}}, {{cite quran|12|6|style=ref}}, {{cite quran|19|50|style=ref}}, {{cite quran|21|72|end=73|style=ref}}, {{cite quran|37|113|style=ref}}, {{cite quran|38|45|end=47|style=ref}} - Kenabian Ishaq: {{cite quran|2|133|style=ref}}, {{cite quran|2|136|style=ref}}, {{cite quran|2|140|style=ref}}, {{cite quran|3|84|style=ref}}, {{cite quran|4|163|style=ref}}, {{cite quran|6|84|style=ref}}, {{cite quran|12|6|style=ref}}, {{cite quran|19|49|style=ref}}, {{cite quran|21|73|style=ref}}, {{cite quran|37|112|style=ref}}</ref> Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq disebutkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.<ref>[http://geocities.com/alquran_indo Al-Qur'an dan Terjemahannya]</ref> Dikatakan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Alkhalil Hebron Palestina. |
|||
Nama Ishaq berasal dari [[bahasa Ibrani]] ''{{Unicode|Yiṣḥāq}}'' yang berarti tertawa/tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, [[Sarah]] yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat.<ref name=Ginzberg>Ginzberg, Louis (1909). ''[https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf The Legends of the Jews]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref> |
|||
Dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 71 dijelaskan, |
|||
== Etimologi == |
|||
{{quote|Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan setelah Ishak (akan lahir) Yakub.|{{cite quran|11|71|style=inline}}}} |
|||
Nama Ishaq berasal dari [[bahasa Yahudi]] ''{{Unicode|Yiṣḥāq}}'' yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, [[Sarah]] yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari [[malaikat Jibril]]. |
|||
== |
== Kisah == |
||
Dalam [[Al-Qur'an]] (kitab suci Islam), nama Ishaq disebutkan tujuh belas kali.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Ishaq disebutkan tujuh belas kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan ---> |
|||
Ishak bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin [[Syam]] bin [[Nuh]]. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 [[SM]]. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar [[Yaqub]] dan [[Esau]] ('Aysu). |
|||
{{colbegin|2}} |
|||
# Al-Baqarah (02): 133, 136, 140 |
|||
# Ali 'Imran (03): 84 |
|||
# An-Nisa' (04): 163 |
|||
# Al-An'am (06): 84 |
|||
# Hud (11): 71 {{small|(2 kali)}} |
|||
# Yusuf (12): 6, 38 |
|||
# Ibrahim (14): 39 |
|||
# Maryam (19): 49 |
|||
# Al-Anbiya' (21): 72 |
|||
# Al-'Ankabut (29): 27 |
|||
# Ash-Shaffat (37): 112, 113 |
|||
# Shad (38): 45 |
|||
{{colend}} |
|||
}} Kisahnya yang disebutkan dalam Al-Qur'an hanya berkisar mengenai berita kelahirannya yang disebutkan pada surah Hud (11): 69-73, Al-Hijr (15): 51-56, dan Adz-Dzariyat (51): 24-30, sedangkan kisah mengenai kehidupannya biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen. Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan pada [[Kitab Kejadian]] pasal 17, 18, 21, 22, 24-28. |
|||
== |
=== Latar belakang === |
||
Ishaq adalah anak kedua [[Ibrahim]] (disebut Abraham dalam Yahudi dan Kristen). Ibunya adalah [[Sarah]] yang merupakan istri pertama Ibrahim. Ishaq memiliki kakak tiri, [[Isma'il]], yang merupakan putra Ibrahim dan Hajar, juga adik-adik tiri, yang merupakan putra Ibrahim dan Ketura<ref>https://www.haibunda.com/parenting/20201203161934-61-178886/kisah-nabi-ishaq-anak-nabi-ibrahim-yang-lahir-saat-istrinya-berusia-90-tahun</ref>. |
|||
Sebelum kelahiran Ishaq, [[Sarah]] dan suaminya, [[Nabi Ibrahim|Ibrahim]] mendapat kabar gembira dari [[Allah]] melalui [[malaikat Jibril]].<ref>[[Surah Hud|QS.Hud]][11]:69-74</ref> Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang [[nabi]]<ref> lihat {{cite quran|37|112|style=ref}}</ref>. Namun, Sarah tersenyum karena merasa heran dan aneh. Dia merasa aneh karena tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim 100 tahun.<ref>lihat {{cite quran|11|70|end=74|style=ref}}</ref> Ishaq pun akhirnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM. |
|||
=== Tamu Ibrahim === |
|||
Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita [[Kana'an]] karena masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Karena itu, Ibrahim memerintah seorang pelayan untuk pergi ke [[Harran, Irak]] dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah [[Rafqah binti Batuwael bin Nahur]], saudara Ibrahim yang kemudian dinikahkan dengan Ishaq.<ref>[http://islam.elvini.net/rasul.cgi?nabi4 Nabi Islam- Ishaq]</ref> |
|||
Al-Qur'an menjelaskan bahwa suatu hari Ibrahim kedatangan tamu-tamu asing, jumlahnya tiga orang menurut sebagian tafsir ulama, kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi panggang. Namun mereka sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Ibrahim takut. Para tamu tersebut kemudian menenangkan Ibrahim dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus untuk membinasakan kaum Luth. Selain itu, mereka juga datang untuk mengabarkan bahwa Ibrahim dan Sarah akan dikaruniai anak laki-laki yang bernama Ishaq. Mendengar hal tersebut, Sarah tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua. Ibrahim juga merasa keheranan dan bertanya, "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku, padahal usiaku telah lanjut? Maka dengan cara bagaimanakah terlaksananya berita gembira yang kamu kabarkan ini?" Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Ibrahim menjawab, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat."<ref>Hud (11): 69-73</ref><ref>Al-Hijr (15): 51-56</ref><ref>Adz-Dzariyat (51): 24-30</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=237-240}} |
|||
Dalam versi Alkitab disebutkan bahwa saat Ibrahim sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Ibrahim bersujud pada mereka sebagaimana tradisi penghormatan pada zaman itu. Ibrahim kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Ibrahim dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sarah tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sarah tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sarah kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.<ref>{{Alkitab|Kejadian 18: 1-15}}</ref> Alkitab menyebutkan bahwa saat Ishaq lahir, Ibrahim berusia seratus tahun<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 5}}</ref> dan Sarah berusia sekitar 91 tahun.{{efn|Dari {{Alkitab|Kejadian 17:17}} dan {{Alkitab|Kejadian 17:24}} diketahui bahwa Sarah berusia sembilan puluh tahun ketika Ibrahim berusia 99 tahun. Jadi usia mereka selisih 9 tahun.}} |
|||
Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rafqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua [[Nabi Yaqub|Yaqub]] yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah kemudian terlahir nabi-nabi [[Bani Israil]]. |
|||
=== Pengorbanan === |
|||
Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 180 tahun. |
|||
Dalam surah Ash-Shaffat disebutkan bahwa dalam mimpi, Ibrahim melihat dirinya menyembelih putranya dan hal ini ditafsirkan sebagai wahyu. Ibrahim bertanya pada anaknya, "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu." Anaknya menjawab, "Wahai bapakku, kerjakanlah yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Maka keduanya kemudian melaksanakan mimpi tersebut. Saat Ibrahim membaringkan putranya tersebut dan siap menyembelihnya, ada sebuah suara menyeru, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu." Kemudian putranya tersebut diganti dengan hewan sembelihan yang besar.<ref>Ash-Shaffat (37): 101-107</ref> |
|||
Al-Qur'an tidak menyebutkan mengenai nama anak yang disembelih dan para ulama berbeda pendapat terkait masalah tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa anak tersebut adalah Isma'il dan ini juga menjadi keyakinan umat Muslim pada umumnya, sedangkan sebagian ulama lain berpendapat bahwa Ishaq adalah anak yang dimaksud dalam Al-Qur'an. |
|||
== Referensi == |
|||
Ibnu Katsir berpendapat bahwa anak tersebut adalah Isma'il berdasarkan redaksi Al-Qur'an bahwa setelah mengisahkan mengenai penyembelihan, baru disebutkan bahwa Allah kemudian memberi kabar gembira dengan kelahiran Ishaq. Pendapat ini sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, Said, Asy-Sya'bi, Yusuf bin Mihran, Atha', dan ulama lain yang meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas. |
|||
Sedangkan ulama yang berpandangan bahwa anak yang dimaksud adalah Ishaq di antaranya adalah As-Suhaili, Ibnu Qutaibah, dan Ath-Thabari. As-Suhaili berpendapat bahwa dalam Al-Qur'an disebutkan "maka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim," padahal Isma'il sudah diungsikan ke gurun sejak kecil bersama Hajar sehingga tidak mungkin dia hidup berdampingan dan berusaha bersama-sama Ibrahim.<ref>At-Ta'rif wal I'lam, hlm. 274-275</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=233-236}} |
|||
Sumber Yahudi dan Kristen pada umumnya sepakat bahwa Ishaq adalah putra yang hendak disembelih Ibrahim. Disebutkan dalam Alkitab bahwa Allah berfirman kepada Ibrahim, "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Namun saat hendak disembelih, malaikat menyerunya dan Allah berfirman, "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Allah memberikan seekor domba jantan sebagai kurban.<ref>{{Alkitab|Kejadian 22: 1-19}}</ref> |
|||
Akan tetapi, para penafsir modern memandang identitas putra Ibrahim yang hendak disembelih ini tidak begitu penting bila dibandingkan pelajaran moral yang termuat dalam kisah tersebut.<ref>Glasse, C., "Ishmael", ''Concise Encyclopedia of Islam''</ref> Narasi Al-Qur'an terkait penyembelihan ini menjadikan putra Ibrahim yang bersangkutan sebagai percontohan bagi tindakan keikhlasan dan kepatuhan, karena sang anak sepenuhnya sadar akan upaya Ibrahim untuk mengorbankannya dan tetap menyetujuinya. Persetujuannya menjadi keteladanan terkait penyerahan diri pada kehendak Allah yang merupakan karakteristik penting dalam Islam.<ref name="Academic Search Premier">{{cite journal|last=Akpinar|first=Snjezana|title=I. Hospitality in Islam|journal=Religion East & West|year=2007|volume=7|pages=23–27}}</ref> |
|||
=== Keluarga === |
|||
Alkitab menyebutkan bahwa Ishaq tidak juga menikah meski Sarah sudah wafat dan Ibrahim berusia lanjut lantaran masyarakat Palestina saat itu tidak beriman kepada Allah, juga asing dengan keluarga Ibrahim. Ibrahim kemudian memerintahkan kepala pelayannya untuk pergi ke tanah kelahiran Ibrahim di Iraq agar mencarikan gadis dari keluarga Ibrahim di sana untuk diperistri Ishaq. Pelayan Ibrahim tersebut kemudian pergi ke kediaman keluarga Ibrahim dan meminangkan [[Ribka]] (Rifqah, Rafiqah) untuk Ishaq. Ribka adalah putri Betuel bin Nahor. Nahor sendiri adalah saudara Ibrahim, sehingga Ribka adalah anak dari sepupunya Ishaq secara silsilah. Ribka dan keluarga besarnya menerima pinangan tersebut dan akhirnya dia ikut ke Palestina bersama pelayan Ibrahim dan menikah dengan Ishaq.<ref>{{Alkitab|Kejadian 24: 1-67}}</ref> Saat itu Ishaq berusia empat puluh tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 20}}</ref> |
|||
Disebutkan bahwa ternyata Ribka adalah seorang wanita mandul. Maka Ishaq berdoa pada Allah agar dikaruniai anak sehingga Ribka dapat mengandung. Ribka kemudian melahirkan dua putra kembar. Putra pertama dinamai [[Esau]] (Aishu), tubuhnya berwarna merah dan seperti jubah berbulu. Putra kedua dinamai [[Ya'qub]] dan saat lahir memegang tumit kakaknya. Mereka lahir saat Ishaq berusia enam puluh tahun. Saat besar, Esau menjadi pemburu handal dan suka tinggal di padang, sedangkan Ya'qub lebih suka tinggal di kemah. Ishaq lebih menyayangi Esau, sementara Ribka lebih menyayangi Ya'qub. Ibnu Katsir juga menuliskan kisah ini dalam karyanya, menyadur dari Alkitab.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 21-28}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=323-324}} |
|||
Pada saat Ishaq berusia 75 tahun, Ibrahim meninggal. Isma'il dan Ishaq kemudian bersama-sama mengebumikan jasad ayah mereka di Gua Makhpela di [[Hebron]], tempat Sarah dimakamkan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 7-9}}</ref> |
|||
=== Hari tua === |
|||
Setelah tua, pandangan Ishaq mulai melemah. Takut bahwa dia dapat meninggal sewaktu-waktu, Ishaq kemudian memerintahkan Esau berburu dan membuatkan makanan kesukaannya dari buruan itu, sehingga Ishaq dapat mendoakan keberkahan bagi putra sulungnya tersebut. Ribka yang mengetahui niatan Ishaq kemudian memerintahkan Ya'qub agar menghidangkan makanan tersebut kepada Ishaq sebelum Esau pulang berburu. Ribka kemudian memakaikan pakaian Esau pada Ya'qub, juga membalutkan kulit domba pada tangan dan leher Ya'qub karena Esau adalah orang yang berburu lebat. Saat Ya'qub menghidangkan makanan tersebut, Ishaq meraba tubuh Ya'qub dan berkata, "Kalau suara, suara Yakub, kalau tangan, tangan Esau." Setelah menyantap hidangan tersebut, Ishaq mendoakan Ya'qub, yang dia kira adalah Esau, agar dia dikaruniai kebaikan, rezeki yang banyak, dan dia menjadi tuan bagi saudaranya, dan begitu juga keturunannya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 27: 1-29}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=324}} |
|||
Setelah Ya'qub keluar, Esau mendatangi Ishaq, menghidangkan makanan yang ayahnya minta. Namun Ishaq mengatakan kalau tadi telah menyantap hidangannya dan telah mendoakannya. Ishaq dan Esau kemudian tahu bahwa tadi yang datang adalah Ya'qub. Esau meraung-raung pada ayahnya, tapi Ishaq mengatakan kalau doanya tidak bisa ditarik kembali. Esau kemudian berjanji untuk membunuh Ya'qub bila Ishaq telah meninggal. Mengetahui ancaman Esau, Ribka memerintahkan agar Ya'qub pergi menuju rumah saudara Ribka, Laban, yang ada di [[Mesopotamia]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 27: 30-45}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=324-325}} Sebelum pergi, Ishaq mendoakan Ya'qub dan melarang Ya'qub memperistri wanita-wanita Palestina karena penduduk kawasan tersebut kebanyakan tidak beriman, sehingga Ishaq memerintahkan Ya'qub mencari istri dari keluarga besar Ibrahim yang ada di Mesopotamia. Setelahnya, Ya'qub pergi meninggalkan Palestina. Esau mendengar bahwa ayahnya tidak menyukai perempuan Palestina, padahal dia sendiri sudah memperistri dua orang perempuan Palestina, sehingga dia mencari istri lagi. Istri ketiganya adalah Mahalat, putri Isma'il.<ref>{{Alkitab|Kejadian 28: 1-9}}</ref> |
|||
=== Wafat === |
|||
[[Berkas:Tomb of Isaac.jpg|jmpl|Foto [[tugu makam]] Ishaq di dalam Masjid Ibrahimi, sekitar 1911]] |
|||
Terlepas dari perselisihan Esau dan Ya'qub, mereka pada akhirnya berdamai. Setelah tinggal di Mesopotamia selama beberapa belas tahun, Ya'qub kembali ke Palestina dan memiliki dua belas putra dan seorang putri dari dua istri dan dua selirnya. Setelahnya, Ishaq wafat pada usia 180 tahun. Esau dan Ya'qub memakamkannya di Gua Makhpela bersama Ibrahim, Sarah, dan Ribka.<ref>{{Alkitab|Kejadian 35: 28-29}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=330}} Setelah menjadi wilayah [[khalifah|kekhalifahan]], didirikanlah sebuah masjid di tempat itu yang bernama [[Masjid Ibrahimi]].<ref>{{cite web|url=https://books.google.com/books?id=ws4uAQAAIAAJ|title=This is Israel: pictorial guide & souvenir|first=Sylvia|last=Mann|date=January 1, 1983|publisher=Palphot Ltd.|via=Google Books}}</ref> |
|||
== Kedudukan == |
|||
=== Islam === |
|||
Ishaq dipandang sebagai nabi dalam Islam. Meski namanya cukup banyak disebutkan bila dibandingkan nabi yang lain, kisahnya yang termaktub dalam Al-Qur'an hanyalah berita mengenai kelahirannya atau dan penyembelihannya menurut sebagian ulama. Bagian kehidupannya yang lain biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Al-Qur'an tidak dikisahkan mengenai Ishaq yang berdakwah kepada kaum tertentu, tetapi disebutkan bahwa dia selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat.<ref>Shad (38): 46</ref> |
|||
Namanya dalam Al-Qur'an kerap dirangkaikan bersama Ibrahim dan Ya'qub, juga dengan beberapa nabi yang lain, menegaskan kedudukannya sebagai nabi, orang saleh, dan sosok beriman yang diberi wahyu dan petunjuk oleh Allah.<ref>Al-Baqarah (02): 133</ref><ref>Al-Baqarah (02): 140</ref><ref>An-Nisa' (04): 163</ref><ref>Al-An'am (06): 84</ref><ref>Maryam (19): 49</ref><ref>Al-Anbiya' (21): 72</ref><ref>Ash-Shaffat (37): 112</ref> Ishaq juga dinyatakan memiliki kekuatan yang besar dan ilmu yang tinggi.<ref>Shad (38): 45</ref> Disebutkan pula bahwa Allah menganugerahi kitab dan kenabian pada keturunannya.<ref>Al-'Ankabut (29): 27</ref> Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Ishaq, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.<ref>Al-Baqarah (02): 136</ref><ref>Ali 'Imran (03): 84</ref> |
|||
=== Yahudi === |
|||
Umat Yahudi memandang Ishaq sebagai nabi. Bersama Ibrahim dan Ya'qub, nama Ishaq juga disebutkan bersama dengan Tuhan, sebagaimana Tuhan dalam Yahudi disebut ''Elohei Abraham, Elohei Yitzchaq ve Elohei Ya`aqob'' (Tuhannya Abraham, Tuhannya Ishaq, dan Tuhannya Ya'qub) dan tidak pernah disebut Tuhannya yang lain.{{sfn|Ginzberg|1909|loc=Vol. I: Joy and Sorrow in the House of Jacob}} Kesediaan Ishaq untuk dikorbankan menjadi teladan bagi banyak Yahudi untuk lebih memilih [[Martir|kemartiran]] daripada harus melanggar [[Halakha|hukum Yahudi]].<ref name="New EoJ">''The New Encyclopedia of Judaism'', ''Isaac''.</ref> |
|||
Dalam Tanakh disebutkan beberapa kali bahwa Allah menjanjikan Ibrahim akan menjadi ayah bagi banyak bangsa dan keturunannya melalui Ishaq akan dikaruniai seluruh tanah [[Kanaan|Kan'an]] (Palestina). Perjanjian ini dilangsungkan bahkan sejak sebelum Ishaq dilahirkan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 17: 2-8}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 26: 3-4}}</ref> |
|||
=== Kristen === |
|||
[[Sejarah Kekristenan#Gereja mula-mula|Gereja Kristen awal]] melanjutkan dan mengembangkan tema Perjanjian Baru tentang Ishaq yang menjadi perumpaan bagi Kristus dan Gereja sebagai "putra yang dijanjikan" dan "bapa orang beriman". [[Tertulianus]] menyamakan antara Ishaq yang membawa kayu untuk api pengorbanan dengan Yesus yang memikul salibnya.<ref>Cross and Livingstone, ''Oxford Dictionary of the Christian Church'', 1974, art '''Isaac'''</ref> |
|||
Ishaq dinyatakan sebagai [[santo]] dalam [[Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Katolik]].<ref>''The patriarchs, prophets and certain other Old Testament figures have been and always will be honored as saints in all the Church's liturgical traditions.'' – Catechism of the Catholic Church 61</ref> Perayaan liturginya dilangsungkan pada hari ahad kedua sebelum natal.<ref>{{Cite web | url=http://orthodoxwiki.org/Sunday_of_the_Forefathers | title=Sunday of the Forefathers - OrthodoxWiki}}</ref><ref>[http://www.metropolitancantorinstitute.org/liturgy/Christmas_Fast.html Liturgy > Liturgical year >The Christmas Fast] – Byzantine Catholic Archeparchy of Pittsburgh</ref> |
|||
== Lihat pula == |
|||
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya: |
|||
** [[Ibrahim]] |
|||
** [[Luth]] |
|||
** [[Isma'il]] |
|||
** [[Ya'qub]] |
|||
* [[Sarah]] |
|||
* [[Ishak (Alkitab)]] |
|||
== Catatan == |
|||
{{notelist}} |
|||
== Rujukan == |
|||
{{reflist|2}} |
{{reflist|2}} |
||
* [http://www.scribd.com/doc/5360425/My-Shajrafamily-tree- Silsilah Para Nabi] |
|||
=== Daftar pustaka === |
|||
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://kisahmuslim.com/kisah-nabi-ishaq-alaihissalam/ Kisahmuslim: Kisah Nabi Ishaq] |
|||
* {{id}} [http://www.dzikir.org/b_ceri07.htm dzikir.org] |
|||
{{Nabi Islam}} |
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}} |
||
{{islam-bio-stub}} |
|||
[[Kategori:Tokoh Al-Qur'an]] |
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
||
[[Kategori:Nabi]] |
Revisi terkini sejak 5 Juli 2024 02.17
Nabi Isḥāq إِسْحَاقَ Ishak 'alaihissalam | |
---|---|
Lahir | Palestina |
Meninggal | Palestina |
Makam | Masjid Ibrahimi, Hebron 31°31′29″N 35°06′39″E / 31.524744°N 35.110726°E |
Tempat tinggal | Palestina |
Pendahulu | Ismail |
Pengganti | Ya'qub |
Suami/istri | Ribka |
Anak | |
Orang tua | |
Kerabat | |
Nabi Ibrahim |
---|
Nabi dan Rasul dalam Islam |
---|
Portal Islam |
Dalam sudut pandang agama Islam, Ishaq atau Ishak (bahasa Arab: إِسْحَاقَ, translit. Isḥāq)[1][2] adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dia adalah putra Ibrahim dengan Sarah dan merupakan ayah dari Ya'qub.[3]
Ayat
[sunting | sunting sumber]Katakanlah (Muhammad), "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri."
Nama
[sunting | sunting sumber]Nama Ishaq berasal dari bahasa Ibrani Yiṣḥāq yang berarti tertawa/tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat.[4]
Dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 71 dijelaskan,
Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan setelah Ishak (akan lahir) Yakub.
Kisah
[sunting | sunting sumber]Dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam), nama Ishaq disebutkan tujuh belas kali.[a] Kisahnya yang disebutkan dalam Al-Qur'an hanya berkisar mengenai berita kelahirannya yang disebutkan pada surah Hud (11): 69-73, Al-Hijr (15): 51-56, dan Adz-Dzariyat (51): 24-30, sedangkan kisah mengenai kehidupannya biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan pada Kitab Kejadian pasal 17, 18, 21, 22, 24-28.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Ishaq adalah anak kedua Ibrahim (disebut Abraham dalam Yahudi dan Kristen). Ibunya adalah Sarah yang merupakan istri pertama Ibrahim. Ishaq memiliki kakak tiri, Isma'il, yang merupakan putra Ibrahim dan Hajar, juga adik-adik tiri, yang merupakan putra Ibrahim dan Ketura[5].
Tamu Ibrahim
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an menjelaskan bahwa suatu hari Ibrahim kedatangan tamu-tamu asing, jumlahnya tiga orang menurut sebagian tafsir ulama, kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi panggang. Namun mereka sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Ibrahim takut. Para tamu tersebut kemudian menenangkan Ibrahim dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus untuk membinasakan kaum Luth. Selain itu, mereka juga datang untuk mengabarkan bahwa Ibrahim dan Sarah akan dikaruniai anak laki-laki yang bernama Ishaq. Mendengar hal tersebut, Sarah tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua. Ibrahim juga merasa keheranan dan bertanya, "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku, padahal usiaku telah lanjut? Maka dengan cara bagaimanakah terlaksananya berita gembira yang kamu kabarkan ini?" Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Ibrahim menjawab, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat."[6][7][8][9]
Dalam versi Alkitab disebutkan bahwa saat Ibrahim sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Ibrahim bersujud pada mereka sebagaimana tradisi penghormatan pada zaman itu. Ibrahim kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Ibrahim dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sarah tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sarah tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sarah kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.[10] Alkitab menyebutkan bahwa saat Ishaq lahir, Ibrahim berusia seratus tahun[11] dan Sarah berusia sekitar 91 tahun.[b]
Pengorbanan
[sunting | sunting sumber]Dalam surah Ash-Shaffat disebutkan bahwa dalam mimpi, Ibrahim melihat dirinya menyembelih putranya dan hal ini ditafsirkan sebagai wahyu. Ibrahim bertanya pada anaknya, "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu." Anaknya menjawab, "Wahai bapakku, kerjakanlah yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Maka keduanya kemudian melaksanakan mimpi tersebut. Saat Ibrahim membaringkan putranya tersebut dan siap menyembelihnya, ada sebuah suara menyeru, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu." Kemudian putranya tersebut diganti dengan hewan sembelihan yang besar.[12]
Al-Qur'an tidak menyebutkan mengenai nama anak yang disembelih dan para ulama berbeda pendapat terkait masalah tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa anak tersebut adalah Isma'il dan ini juga menjadi keyakinan umat Muslim pada umumnya, sedangkan sebagian ulama lain berpendapat bahwa Ishaq adalah anak yang dimaksud dalam Al-Qur'an.
Ibnu Katsir berpendapat bahwa anak tersebut adalah Isma'il berdasarkan redaksi Al-Qur'an bahwa setelah mengisahkan mengenai penyembelihan, baru disebutkan bahwa Allah kemudian memberi kabar gembira dengan kelahiran Ishaq. Pendapat ini sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, Said, Asy-Sya'bi, Yusuf bin Mihran, Atha', dan ulama lain yang meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas.
Sedangkan ulama yang berpandangan bahwa anak yang dimaksud adalah Ishaq di antaranya adalah As-Suhaili, Ibnu Qutaibah, dan Ath-Thabari. As-Suhaili berpendapat bahwa dalam Al-Qur'an disebutkan "maka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim," padahal Isma'il sudah diungsikan ke gurun sejak kecil bersama Hajar sehingga tidak mungkin dia hidup berdampingan dan berusaha bersama-sama Ibrahim.[13][14]
Sumber Yahudi dan Kristen pada umumnya sepakat bahwa Ishaq adalah putra yang hendak disembelih Ibrahim. Disebutkan dalam Alkitab bahwa Allah berfirman kepada Ibrahim, "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Namun saat hendak disembelih, malaikat menyerunya dan Allah berfirman, "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Allah memberikan seekor domba jantan sebagai kurban.[15]
Akan tetapi, para penafsir modern memandang identitas putra Ibrahim yang hendak disembelih ini tidak begitu penting bila dibandingkan pelajaran moral yang termuat dalam kisah tersebut.[16] Narasi Al-Qur'an terkait penyembelihan ini menjadikan putra Ibrahim yang bersangkutan sebagai percontohan bagi tindakan keikhlasan dan kepatuhan, karena sang anak sepenuhnya sadar akan upaya Ibrahim untuk mengorbankannya dan tetap menyetujuinya. Persetujuannya menjadi keteladanan terkait penyerahan diri pada kehendak Allah yang merupakan karakteristik penting dalam Islam.[17]
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Alkitab menyebutkan bahwa Ishaq tidak juga menikah meski Sarah sudah wafat dan Ibrahim berusia lanjut lantaran masyarakat Palestina saat itu tidak beriman kepada Allah, juga asing dengan keluarga Ibrahim. Ibrahim kemudian memerintahkan kepala pelayannya untuk pergi ke tanah kelahiran Ibrahim di Iraq agar mencarikan gadis dari keluarga Ibrahim di sana untuk diperistri Ishaq. Pelayan Ibrahim tersebut kemudian pergi ke kediaman keluarga Ibrahim dan meminangkan Ribka (Rifqah, Rafiqah) untuk Ishaq. Ribka adalah putri Betuel bin Nahor. Nahor sendiri adalah saudara Ibrahim, sehingga Ribka adalah anak dari sepupunya Ishaq secara silsilah. Ribka dan keluarga besarnya menerima pinangan tersebut dan akhirnya dia ikut ke Palestina bersama pelayan Ibrahim dan menikah dengan Ishaq.[18] Saat itu Ishaq berusia empat puluh tahun.[19]
Disebutkan bahwa ternyata Ribka adalah seorang wanita mandul. Maka Ishaq berdoa pada Allah agar dikaruniai anak sehingga Ribka dapat mengandung. Ribka kemudian melahirkan dua putra kembar. Putra pertama dinamai Esau (Aishu), tubuhnya berwarna merah dan seperti jubah berbulu. Putra kedua dinamai Ya'qub dan saat lahir memegang tumit kakaknya. Mereka lahir saat Ishaq berusia enam puluh tahun. Saat besar, Esau menjadi pemburu handal dan suka tinggal di padang, sedangkan Ya'qub lebih suka tinggal di kemah. Ishaq lebih menyayangi Esau, sementara Ribka lebih menyayangi Ya'qub. Ibnu Katsir juga menuliskan kisah ini dalam karyanya, menyadur dari Alkitab.[20][21]
Pada saat Ishaq berusia 75 tahun, Ibrahim meninggal. Isma'il dan Ishaq kemudian bersama-sama mengebumikan jasad ayah mereka di Gua Makhpela di Hebron, tempat Sarah dimakamkan.[22]
Hari tua
[sunting | sunting sumber]Setelah tua, pandangan Ishaq mulai melemah. Takut bahwa dia dapat meninggal sewaktu-waktu, Ishaq kemudian memerintahkan Esau berburu dan membuatkan makanan kesukaannya dari buruan itu, sehingga Ishaq dapat mendoakan keberkahan bagi putra sulungnya tersebut. Ribka yang mengetahui niatan Ishaq kemudian memerintahkan Ya'qub agar menghidangkan makanan tersebut kepada Ishaq sebelum Esau pulang berburu. Ribka kemudian memakaikan pakaian Esau pada Ya'qub, juga membalutkan kulit domba pada tangan dan leher Ya'qub karena Esau adalah orang yang berburu lebat. Saat Ya'qub menghidangkan makanan tersebut, Ishaq meraba tubuh Ya'qub dan berkata, "Kalau suara, suara Yakub, kalau tangan, tangan Esau." Setelah menyantap hidangan tersebut, Ishaq mendoakan Ya'qub, yang dia kira adalah Esau, agar dia dikaruniai kebaikan, rezeki yang banyak, dan dia menjadi tuan bagi saudaranya, dan begitu juga keturunannya.[23][24]
Setelah Ya'qub keluar, Esau mendatangi Ishaq, menghidangkan makanan yang ayahnya minta. Namun Ishaq mengatakan kalau tadi telah menyantap hidangannya dan telah mendoakannya. Ishaq dan Esau kemudian tahu bahwa tadi yang datang adalah Ya'qub. Esau meraung-raung pada ayahnya, tapi Ishaq mengatakan kalau doanya tidak bisa ditarik kembali. Esau kemudian berjanji untuk membunuh Ya'qub bila Ishaq telah meninggal. Mengetahui ancaman Esau, Ribka memerintahkan agar Ya'qub pergi menuju rumah saudara Ribka, Laban, yang ada di Mesopotamia.[25][26] Sebelum pergi, Ishaq mendoakan Ya'qub dan melarang Ya'qub memperistri wanita-wanita Palestina karena penduduk kawasan tersebut kebanyakan tidak beriman, sehingga Ishaq memerintahkan Ya'qub mencari istri dari keluarga besar Ibrahim yang ada di Mesopotamia. Setelahnya, Ya'qub pergi meninggalkan Palestina. Esau mendengar bahwa ayahnya tidak menyukai perempuan Palestina, padahal dia sendiri sudah memperistri dua orang perempuan Palestina, sehingga dia mencari istri lagi. Istri ketiganya adalah Mahalat, putri Isma'il.[27]
Wafat
[sunting | sunting sumber]Terlepas dari perselisihan Esau dan Ya'qub, mereka pada akhirnya berdamai. Setelah tinggal di Mesopotamia selama beberapa belas tahun, Ya'qub kembali ke Palestina dan memiliki dua belas putra dan seorang putri dari dua istri dan dua selirnya. Setelahnya, Ishaq wafat pada usia 180 tahun. Esau dan Ya'qub memakamkannya di Gua Makhpela bersama Ibrahim, Sarah, dan Ribka.[28][29] Setelah menjadi wilayah kekhalifahan, didirikanlah sebuah masjid di tempat itu yang bernama Masjid Ibrahimi.[30]
Kedudukan
[sunting | sunting sumber]Islam
[sunting | sunting sumber]Ishaq dipandang sebagai nabi dalam Islam. Meski namanya cukup banyak disebutkan bila dibandingkan nabi yang lain, kisahnya yang termaktub dalam Al-Qur'an hanyalah berita mengenai kelahirannya atau dan penyembelihannya menurut sebagian ulama. Bagian kehidupannya yang lain biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Al-Qur'an tidak dikisahkan mengenai Ishaq yang berdakwah kepada kaum tertentu, tetapi disebutkan bahwa dia selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat.[31]
Namanya dalam Al-Qur'an kerap dirangkaikan bersama Ibrahim dan Ya'qub, juga dengan beberapa nabi yang lain, menegaskan kedudukannya sebagai nabi, orang saleh, dan sosok beriman yang diberi wahyu dan petunjuk oleh Allah.[32][33][34][35][36][37][38] Ishaq juga dinyatakan memiliki kekuatan yang besar dan ilmu yang tinggi.[39] Disebutkan pula bahwa Allah menganugerahi kitab dan kenabian pada keturunannya.[40] Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Ishaq, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.[41][42]
Yahudi
[sunting | sunting sumber]Umat Yahudi memandang Ishaq sebagai nabi. Bersama Ibrahim dan Ya'qub, nama Ishaq juga disebutkan bersama dengan Tuhan, sebagaimana Tuhan dalam Yahudi disebut Elohei Abraham, Elohei Yitzchaq ve Elohei Ya`aqob (Tuhannya Abraham, Tuhannya Ishaq, dan Tuhannya Ya'qub) dan tidak pernah disebut Tuhannya yang lain.[43] Kesediaan Ishaq untuk dikorbankan menjadi teladan bagi banyak Yahudi untuk lebih memilih kemartiran daripada harus melanggar hukum Yahudi.[44]
Dalam Tanakh disebutkan beberapa kali bahwa Allah menjanjikan Ibrahim akan menjadi ayah bagi banyak bangsa dan keturunannya melalui Ishaq akan dikaruniai seluruh tanah Kan'an (Palestina). Perjanjian ini dilangsungkan bahkan sejak sebelum Ishaq dilahirkan.[45][46]
Kristen
[sunting | sunting sumber]Gereja Kristen awal melanjutkan dan mengembangkan tema Perjanjian Baru tentang Ishaq yang menjadi perumpaan bagi Kristus dan Gereja sebagai "putra yang dijanjikan" dan "bapa orang beriman". Tertulianus menyamakan antara Ishaq yang membawa kayu untuk api pengorbanan dengan Yesus yang memikul salibnya.[47]
Ishaq dinyatakan sebagai santo dalam Gereja Ortodoks Timur dan Katolik.[48] Perayaan liturginya dilangsungkan pada hari ahad kedua sebelum natal.[49][50]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Dalam Al-Qur'an, nama Ishaq disebutkan tujuh belas kali, yakni pada surah:
- Al-Baqarah (02): 133, 136, 140
- Ali 'Imran (03): 84
- An-Nisa' (04): 163
- Al-An'am (06): 84
- Hud (11): 71 (2 kali)
- Yusuf (12): 6, 38
- Ibrahim (14): 39
- Maryam (19): 49
- Al-Anbiya' (21): 72
- Al-'Ankabut (29): 27
- Ash-Shaffat (37): 112, 113
- Shad (38): 45
- ^ Dari Kejadian 17:17 dan Kejadian 17:24 diketahui bahwa Sarah berusia sembilan puluh tahun ketika Ibrahim berusia 99 tahun. Jadi usia mereka selisih 9 tahun.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Nabi Ishaq". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-02. Diakses tanggal 2008-01-18.
- ^ "Nabi-Nabi di Semenanjung Arab". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-29. Diakses tanggal 2007-12-19.
- ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
- ^ Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
- ^ https://www.haibunda.com/parenting/20201203161934-61-178886/kisah-nabi-ishaq-anak-nabi-ibrahim-yang-lahir-saat-istrinya-berusia-90-tahun
- ^ Hud (11): 69-73
- ^ Al-Hijr (15): 51-56
- ^ Adz-Dzariyat (51): 24-30
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 237-240.
- ^ Kejadian 18: 1–15
- ^ Kejadian 21: 5
- ^ Ash-Shaffat (37): 101-107
- ^ At-Ta'rif wal I'lam, hlm. 274-275
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 233-236.
- ^ Kejadian 22: 1–19
- ^ Glasse, C., "Ishmael", Concise Encyclopedia of Islam
- ^ Akpinar, Snjezana (2007). "I. Hospitality in Islam". Religion East & West. 7: 23–27.
- ^ Kejadian 24: 1–67
- ^ Kejadian 25: 20
- ^ Kejadian 25: 21–28
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 323-324.
- ^ Kejadian 25: 7–9
- ^ Kejadian 27: 1–29
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 324.
- ^ Kejadian 27: 30–45
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 324-325.
- ^ Kejadian 28: 1–9
- ^ Kejadian 35: 28–29
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 330.
- ^ Mann, Sylvia (January 1, 1983). "This is Israel: pictorial guide & souvenir". Palphot Ltd. – via Google Books.
- ^ Shad (38): 46
- ^ Al-Baqarah (02): 133
- ^ Al-Baqarah (02): 140
- ^ An-Nisa' (04): 163
- ^ Al-An'am (06): 84
- ^ Maryam (19): 49
- ^ Al-Anbiya' (21): 72
- ^ Ash-Shaffat (37): 112
- ^ Shad (38): 45
- ^ Al-'Ankabut (29): 27
- ^ Al-Baqarah (02): 136
- ^ Ali 'Imran (03): 84
- ^ Ginzberg 1909, Vol. I: Joy and Sorrow in the House of Jacob.
- ^ The New Encyclopedia of Judaism, Isaac.
- ^ Kejadian 17: 2–8
- ^ Kejadian 26: 3–4
- ^ Cross and Livingstone, Oxford Dictionary of the Christian Church, 1974, art Isaac
- ^ The patriarchs, prophets and certain other Old Testament figures have been and always will be honored as saints in all the Church's liturgical traditions. – Catechism of the Catholic Church 61
- ^ "Sunday of the Forefathers - OrthodoxWiki".
- ^ Liturgy > Liturgical year >The Christmas Fast – Byzantine Catholic Archeparchy of Pittsburgh
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.