Lompat ke isi

Eritromisin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 27 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q213511
Kategori:Makrolida; + 6 Kategori; ± 3 Kategori menggunakan HotCat
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox drug
{{rapikan}}
| Watchedfields = changed
Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid. Antibiotika golongan makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya.
| verifiedrevid = 464189839
| image = Erythromycin A skeletal.svg
| width = 200
| alt =
| image2 = Erythromycin_3d_structure.png
| width2 =
| alt2 =
| caption =


<!-- Clinical data -->
1. ASAL DAN KIMIA
| pronounce =
Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik.
| tradename = Eryc, Erythrocin, dll<ref name=AHFS2015/>
Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.
| Drugs.com = {{drugs.com|monograph|erythromycin}}
| MedlinePlus = a682381
| DailyMedID = Erythromycin
| pregnancy_AU = A
| pregnancy_AU_comment = <ref name=AG2015/>
| pregnancy_category =
| routes_of_administration = Oral intravena, [[Penyuntikan intraotot|intramuskular]], [[topikal]], [[tetes mata]]
| class = [[Macrolide antibiotic]]
| ATC_prefix = D10
| ATC_suffix = AF02
| ATC_supplemental = {{ATC|J01|FA01}} {{ATC|S01|AA17}} {{ATCvet|J51|FA01}}


<!-- Legal status -->
2. AKTIVITAS MIKROBA
| legal_AU = S4
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya.
| legal_AU_comment =
Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin serin dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial).
| legal_BR = <!-- OTC, A1, A2, A3, B1, B2, C1, C2, C3, C4, C5, D1, D2, E, F -->
Batang gram positif yang pka terhadap eritromisin ialah Cl. Perfringens, C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes.
| legal_BR_comment =
Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. Pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.
| legal_CA = <!-- OTC, Rx-only, Schedule I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII -->
| legal_CA_comment =
| legal_DE = <!-- Anlage I, II, III or Unscheduled -->
| legal_DE_comment =
| legal_NZ = <!-- Class A, B, C -->
| legal_NZ_comment =
| legal_UK = POM
| legal_UK_comment =
| legal_US = Rx-only
| legal_US_comment =
| legal_EU =
| legal_EU_comment =
| legal_UN = <!-- N I, II, III, IV / P I, II, III, IV -->
| legal_UN_comment =
| legal_status = <!-- For countries not listed above -->


<!-- Pharmacokinetic data -->
3. RESISTENSI
| bioavailability = Tergantung pada jenis ester; antara 30% dan 65%
Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu :
| protein_bound = 90%
1.Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman,
| metabolism = Hati (di bawah 5% diekskresikan tidak berubah)
2.Berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan
| metabolites =
3.Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu (Enterobacteriaceae)
| onset =
| elimination_half-life = 1.5 jam
| duration_of_action =
| excretion = Empedu


<!-- Identifiers -->
4.FARMAKOKINETIK
| CAS_number_Ref = {{cascite|correct|??}}
1.Pemberian
| CAS_number = 114-07-8
| CAS_supplemental =
| PubChem = 12560
| IUPHAR_ligand = 1456
| DrugBank_Ref = {{drugbankcite|correct|drugbank}}
| DrugBank = DB00199
| ChemSpiderID_Ref = {{chemspidercite|correct|chemspider}}
| ChemSpiderID = 12041
| UNII_Ref = {{fdacite|correct|FDA}}
| UNII = 63937KV33D
| KEGG_Ref = {{keggcite|correct|kegg}}
| KEGG = D00140
| ChEBI_Ref = {{ebicite|correct|EBI}}
| ChEBI = 42355
| ChEMBL_Ref = {{ebicite|correct|EBI}}
| ChEMBL = 532
| NIAID_ChemDB =
| PDB_ligand = ERY
| synonyms =

<!-- Chemical and physical data -->
| IUPAC_name = (3''R'',4''S'',5''S'',6''R'',7''R'',9''R'',11''R'',12''R'',13''S'',14''R'')-6-{[(2''S'',3''R'',4''S'',6''R'')-4-(Dimetilamino)-3-hidroksi-6-metiloksan-2-il]oksi}-14-etil-7,12,13-trihidroksi-4-{[(2''R'',4''R'',5''S'',6''S'')-5-hidroksi-4-metoksi-4,6-dimetiloksan-2-il]oksi}-3,5,7,9,11,13-heksametil-1-oksasiklotetradekana-2,10-diona
| C=37 | H=67 | N=1 | O=13
| SMILES = CC[C@@H]1[C@@]([C@@H]([C@H](C(=O)[C@@H](C[C@@]([C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H](C(=O)O1)C)O[C@H]2C[C@@]([C@H]([C@@H](O2)C)O)(C)OC)C)O[C@H]3[C@@H]([C@H](C[C@H](O3)C)N(C)C)O)(C)O)C)C)O)(C)O
| Jmol = none <!-- SMILES renders as flat -->
| StdInChI_Ref = {{stdinchicite|correct|chemspider}}
| StdInChI = 1S/C37H67NO13/c1-14-25-37(10,45)30(41)20(4)27(39)18(2)16-35(8,44)32(51-34-28(40)24(38(11)12)15-19(3)47-34)21(5)29(22(6)33(43)49-25)50-26-17-36(9,46-13)31(42)23(7)48-26/h18-26,28-32,34,40-42,44-45H,14-17H2,1-13H3/t18-,19-,20+,21+,22-,23+,24+,25-,26+,28-,29+,30-,31+,32-,34+,35-,36-,37-/m1/s1
| StdInChI_comment =
| StdInChIKey_Ref = {{stdinchicite|correct|chemspider}}
| StdInChIKey = ULGZDMOVFRHVEP-RWJQBGPGSA-N
| density =
| density_notes =
| melting_point =
| melting_high =
| melting_notes =
| boiling_point =
| boiling_notes =
| solubility =
| sol_units =
| specific_rotation =
}}

'''Eritromisin''' merupakan antibiotik golongan [[makrolida]]. Sebagaimana [[antibiotik]] golongan makrolida pada umumnya, obat ini juga mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya.

==Asal dan kimia==
Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain ''Streptomyces erythreus''. Zat ini berupa kristal<ref name=":0">{{Cite book|last=Parker|first=Sybil, P|date=1984|title=McGraw-Hill Dictionary of Biology|publisher=McGraw-Hill Company|pages=125|url-status=live}}</ref> berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2&nbsp;mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik.
Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada [[suhu kamar]] tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas [[in vitro]] paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.

==Aktivitas antimikroba==
Golongan makrolida menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara ''reversible'' dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya.
Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus [[Gram-positif|gram positif]]<ref name=":0" />, seperti ''[[Streptococcus pyogenes|Str. pyogenes]] dan [[Streptococcus pneumoniae|Str. pneumoniae]]. Str. viridans'' mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. ''[[Staphylococcus aureus|S. aureus]]'' yang resisten terhadap eritromisin sering dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial).
Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin ialah ''Cl. perfringens, C. diphtheriae, dan L. monocytogenes''.
Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu ''[[Neisseria gonorrhoeae|N. gonorrhoeae]], Campylobacter jejuni, M. pneumoniae, Legionella pneumophila,'' dan ''C. trachomatis. [[Haemophilus influenzae|H. influenzae]]'' mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.

==Resistensi==
Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh [[plasmid]] yaitu:
*1. Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman,
*2. Berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan
*3. Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu (Enterobacteriaceae)

==Farmakonitetik==
*1. Pemberian
Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-oral.
Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-oral.
2.Distribusi
*2. Distribusi
Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan sebrospinal. Obat ini merupakan satu di antara sedikit antibiotika yang bedifusi ke dalam cairan prostat da mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam makrofag. Obat ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih baik.
Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan sebrospinal. Obat ini merupakan satu di antara sedikit antibiotik yang berdifusi ke dalam cairan prostat dan mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam makrofaga. Obat ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih baik.
3.Metabolisme
*3. Metabolisme
Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistemsitokrom P-450.
Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistem [[Sitokrom P450|sitokrom P-450.]]
4.Ekskresi
*4. Ekskresi
Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk aktif dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik.
Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk aktif dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik.


==Efek Samping==
5.EFEK SAMPING
1.Gangguan epigastrik
*1. Gangguan epigastrik
Efek samping ini paling sering dan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin.
Efek samping ini paling sering dan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin.
2.Ikterus Kolestatik
*2. Ikterus Kolestatik
Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin estolat. Reaksi ini timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya terapi. Gejalanya berupa nyeri perut yang menyerupai nyeri pada kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul ikterus, demam, leukositosis dan eosinofilia; transaminase serum dan kadar bilirubin meninggi; kolesitogram tidak menunjukkan kelainan.
Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin estolat. Reaksi ini timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya terapi. Gejalanya berupa nyeri perut yang menyerupai nyeri pada kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul ikterus, demam, leukositosis dan [[eosinofilia]]; transaminase serum dan kadar bilirubin meninggi; kolesitogram tidak menunjukkan kelainan.
3.Ototoksisitas
*3. Ototoksisitas
Ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam dosis tinggi.
Ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam dosis tinggi.
4.Reaksi Alergi
*4. Reaksi Alergi
Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.
Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.


==Interaksi Obat==
6.INTERAKSI OBAT
1.Eritromisin dengan obat asma (turunan teofilin)
*1. Eritromisin dengan obat asma (turunan teofilin)
Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya : terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dlaporkan : mual, salit kepala, pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan kemungkinan kejang.
Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya: terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dlaporkan: mual, salit kepala, pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan kemungkinan kejang.
2.Eritromisin dengan Karbamazepin
*2. Eritromisin dengan Karbamazepin
Efek karbamazepin dapat meningkat. Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada gangguan seperti ayan. Akibatnya : terjadi efek samping merugikan yang disebabkan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala yang dilaporkan : pusing, mual, nyeri perut, dan nanar.
Efek karbamazepin dapat meningkat. Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada gangguan seperti ayan. Akibatnya: terjadi efek samping merugikan yang disebabkan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala yang dilaporkan: pusing, mual, nyeri perut, dan nanar.
3.Eritromisin dengan Digoksin
*3. Eritromisin dengan Digoksin
Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan untuk layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya : terjadi fek samping merugikan karena terlalu banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan : mual, kehilangan nafsu makan, aritmia jantung, takhikardia atau bradikardia.
Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan untuk layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya: terjadi fek samping merugikan karena terlalu banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan: mual, kehilangan nafsu makan, aritmia jantung, takhikardia atau bradikardia.
4.Erirtromisin dengan Klindamisin atau Linkomisin
*4. Erirtromisin dengan Klindamisin atau Linkomisin
Efek antibiotika klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh seperti yang diharapkan.
Efek antibiotik klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya: infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh seperti yang diharapkan.
5.Erirtromisin dengan Antibiotika penisilin
*5. Erirtromisin dengan Antibiotik penisilin
Efek masing-masing antibiotika dapat meningkat atau berkurang. Karena akibatnya sulit diramalkan, sebaiknya kombinasi ini dihindari.
Efek masing-masing antibiotik dapat meningkat atau berkurang. Karena akibatnya sulit diramalkan, sebaiknya kombinasi ini dihindari.


==Sediaan dan Posologi==
7.SEDIAAN DAN POSOLOGI
Tabel Posologi eritromisin
Tabel Posologi eritromisin
Preparat Kemasan Posologi/
Preparat Kemasan Posologi/
cara pemberian Keterangan
cara pemberian Keterangan
Eritromisin Kapsul/tablet 250 mg dan 500 mg Dewasa : 1-2 g/hari, dibagi dalam 4 dosis
Eritromisin Kapsul/tablet 250&nbsp;mg dan 500&nbsp;mg Dewasa: 1-2 g/hari, dibagi dalam 4 dosis
Anak : 30-50 mg/kg berat badan sehari dibagi dalam 4 dosis Dosis dapat ditingkatkan 2x lipat pada infeksi berat
Anak: 30–50&nbsp;mg/kg berat badan sehari dibagi dalam 4 dosis Dosis dapat ditingkatkan 2x lipat pada infeksi berat
Obat diberikan sebelum makan
Obat diberikan sebelum makan
Eritromisin stearat Kapsul 250 mg dan tablet 500 mg
Eritromisin stearat Kapsul 250&nbsp;mg dan tablet 500&nbsp;mg
Suspensi oral mengandung 250 mg/5 ml Dewasa : 250-500 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam
Suspensi oral mengandung 250&nbsp;mg/5 ml Dewasa: 250–500&nbsp;mg tiap 6 jam atau 500&nbsp;mg tiap 12 jam
Anak : 30-50 mg/kg berat badn sehari dibagi dalam beberapa dosis Idem
Anak: 30–50&nbsp;mg/kg berat badn sehari dibagi dalam beberapa dosis Idem
Eritromisin etilsuksinat Tablet kunyah 200 mg
Eritromisin etilsuksinat Tablet kunyah 200&nbsp;mg
Suspensi oral mengandung 200 mg/5 ml dalam botol 60 ml
Suspensi oral mengandung 200&nbsp;mg/5 ml dalam botol 60 ml
Tetes oral mengandung 100 mg/2,5 ml dalam botol 30 ml Dewasa : 400-800 mg tiap 6 jam atau 800 m tiap 12 jam
Tetes oral mengandung 100&nbsp;mg/2,5 ml dalam botol 30 ml Dewasa: 400–800&nbsp;mg tiap 6 jam atau 800 m tiap 12 jam
Anak: 30-50 mg/kg berat badan sehari dibagi dalam beberapa dosis Obat tidak perlu diberikan sebelum makan
Anak: 30–50&nbsp;mg/kg berat badan sehari dibagi dalam beberapa dosis Obat tidak perlu diberikan sebelum makan


==Penggunaan Klinik==

*1. Infeksi ''[[Mycoplasma pneumoniae]]''
8.PENGGUNAAN KLINIK
Eritromisin yang diberikan 4 kali 500&nbsp;mg sehari per oral mempercepat turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.
1.Infeksi Mycoplasma pneumoniae
*2. Penyakit Legionnaire
Eritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per oral mempercepat turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.
Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh ''Legionella pneumophila.'' Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.
2.Penyakit Legionnaire
*3. Infeksi Klamidia
Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.
Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Dosisnya ialah 4 kali sehari 500&nbsp;mg per oral yang diberikan selama 7 hari. Eritromisin merupakan obat terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan infeksi klamidia.
3.Infeksi Klamidia
*4. Difteri
Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per oral yang diberikan selama 7 hari. Eritromisin merupakan obat terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan infeksi klamidia.
Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada infeksi akut maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotik lain tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut dan komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.
4.Difteri
*5. Infeksi streptokokus
Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada infeksi akut maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotika lain tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut dan komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.
Faringitis, ''scarlet fever'' dan erisipelas oleh ''Str. pyogenes'' dapat diatasi dengan pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30&nbsp;mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan dosis 4 kali sehari 250–500&nbsp;mg.
5.Infeksi streptokokus
*6. Infeksi stapilokokus
Faringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str. Pyogenes dapat diatasi dengan pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan dosis 4 kali sehari 250-500 mg.
Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh ''S. aureus'' (termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan [[penisilin]] yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka ialah 4 kali 500&nbsp;mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.
6.Infeksi stapilokokus
*7. Infeksi ''[[Campylobacter]]''
Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S. Aureus (termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan penisilin yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.
Gastroenteritis oleh ''Campylobacter jejuni'' dapat diobati dengan eritromisin per oral 4 kali 250&nbsp;mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk infeksi ini.
7.Infeksi Campylobacter
*8. Tetanus
Gastroenteritis oleh Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin per oral 4 kali 250 mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk infeksi ini.
Eritromisin per oral 4 kali 500&nbsp;mg sehari selama 10 hari dapat membasmi ''Cl. tetani'' pada penderita tetanus yang alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
8.Tetanus
*9. Sifilis
Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl. tetani pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
Untuk penderita sifilis stadium dini yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
9.Sifilis
*10. Gonore
Untuk penderita sifilis stadium diniyang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk [[gonore]] diseminata pada wanita hamil yang alergi terhadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500&nbsp;mg sehari yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %
10.Gonore
*11.Penggunaan profilaksis
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin. Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan dosis tunggal 500&nbsp;mg yang diberikan 6 jam kemudian.
11.Penggunaan profilaksis
*12. Pertusis
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin. Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam kemudian.
12.Pertusis
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat penyembuhan.
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat penyembuhan.


==Nama Dagang Dipasaran==
9.NAMA DAGANG DIPASARAN
1.Aknemycin
*1. Aknemycin
2.Arsitrosin
*2. Arsitrosin
3.Bannthrocin
*3. Bannthrocin
4.Cetathrocin
*4. Cetathrocin
5.Corsatrocin
*5. Corsatrocin
6.Decathrocin
*6. Decathrocin
7.Erira
*7. Erira
8.Eritromec
*8. Eritromec
9.Erphatrocine
*9. Erphatrocine
10.Erybiotic
*10. Erybiotic
11.Erycoat forte
*11. Erycoat forte
12.Eryderm
*12. Eryderm
13.Erymed
*13. Erymed
14.Erymed plus
*14. Erymed plus
15.Eryprima
*15. Eryprima
16.Erysanbe
*16. Erysanbe
17.Erythrin
*17. Erythrin
18.Erythrocin
*18. Erythrocin
19.Erythrocin E.E.S
*19. Erythrocin E.E.S
20.Hoprin
*20. Hoprin
21.Jeracin
*21. Jeracin
22.Kemothrocin
*22. Kemothrocin
23.Konithrocin
*23. Konithrocin
24.Medoxin
*24. Medoxin
25.Opithrocin
*25. Opithrocin
26.Pharothrocin
*26. Pharothrocin
27.Rythron
*27. Rythron
28.Tamaret
*28. Tamaret
29.Throcidan
*29. Throcidan
30.Tromilin
*30. Tromilin
31.Zapphire
*31. Zapphire



==Daftar Pustaka==
DAFTAR PUSTAKA


1. Ganiswara, G, Suliatia, dkk., 1995., Farmakologi Dan Terapi Edisi ke-4., Fakultas Kedokteran UI., Jakarta., 675-678
*1. Ganiswara, G, Suliatia, dkk., 1995., Farmakologi Dan Terapi Edisi ke-4., Fakultas Kedokteran UI., Jakarta., 675-678
2. J. Mycek, Mary, dkk., 2001., Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi ke-2., Widya Medika., Jakarta., 321-323
*2. J. Mycek, Mary, dkk., 2001., Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi ke-2., Widya Medika., Jakarta., 321-323
3. Harkness, Richard., 1984., Interaksi Obat., ITB., Bandung., 210-211
*3. Harkness, Richard., 1984., Interaksi Obat., ITB., Bandung., 210-211
4. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia., ISO., Jakarta., 501
*4. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia., ISO., Jakarta., 501


== Rujukan ==
[[Kategori:Alkohol]]
<references />
[[Kategori:Antibiotik Makrolida]]
[[Kategori:Alkohol tersier]]
[[Kategori:Antibiotik makrolida]]
[[Kategori:Penghambat CYP3A4]]
[[Kategori:Senyawa dimetilamino]]
[[Kategori:Obat Esensial Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Sikloheksanol]]
[[Kategori:Eter]]
[[Kategori:Hepatotoksin]]
[[Kategori:Lakton]]
[[Kategori:Obat yang dikembangkan oleh Eli Lilly and Company]]
[[Kategori:Obat yang dikembangkan oleh Pfizer]]

Revisi terkini sejak 10 Juni 2024 18.09

Eritromisin
Nama sistematis (IUPAC)
(3R,4S,5S,6R,7R,9R,11R,12R,13S,14R)-6-{[(2S,3R,4S,6R)-4-(Dimetilamino)-3-hidroksi-6-metiloksan-2-il]oksi}-14-etil-7,12,13-trihidroksi-4-{[(2R,4R,5S,6S)-5-hidroksi-4-metoksi-4,6-dimetiloksan-2-il]oksi}-3,5,7,9,11,13-heksametil-1-oksasiklotetradekana-2,10-diona
Data klinis
Nama dagang Eryc, Erythrocin, dll[1]
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a682381
Data lisensi US Daily Med:pranala
Kat. kehamilan A(AU)
Status hukum Harus dengan resep dokter (S4) (AU) POM (UK) -only (US)
Rute Oral intravena, intramuskular, topikal, tetes mata
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas Tergantung pada jenis ester; antara 30% dan 65%
Ikatan protein 90%
Metabolisme Hati (di bawah 5% diekskresikan tidak berubah)
Waktu paruh 1.5 jam
Ekskresi Empedu
Pengenal
Nomor CAS 114-07-8 YaY
Kode ATC D10AF02 J01FA01 S01AA17 QJ51FA01
PubChem CID 12560
Ligan IUPHAR 1456
DrugBank DB00199
ChemSpider 12041 YaY
UNII 63937KV33D YaY
KEGG D00140 YaY
ChEBI CHEBI:42355 YaY
ChEMBL CHEMBL532 YaY
Data kimia
Rumus C37H67NO13 
  • InChI=1S/C37H67NO13/c1-14-25-37(10,45)30(41)20(4)27(39)18(2)16-35(8,44)32(51-34-28(40)24(38(11)12)15-19(3)47-34)21(5)29(22(6)33(43)49-25)50-26-17-36(9,46-13)31(42)23(7)48-26/h18-26,28-32,34,40-42,44-45H,14-17H2,1-13H3/t18-,19-,20+,21+,22-,23+,24+,25-,26+,28-,29+,30-,31+,32-,34+,35-,36-,37-/m1/s1 YaY
    Key:ULGZDMOVFRHVEP-RWJQBGPGSA-N YaY

Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolida. Sebagaimana antibiotik golongan makrolida pada umumnya, obat ini juga mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya.

Asal dan kimia

[sunting | sunting sumber]

Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal[2] berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.

Aktivitas antimikroba

[sunting | sunting sumber]

Golongan makrolida menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya. Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif[2], seperti Str. pyogenes dan Str. pneumoniae. Str. viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin sering dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial). Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin ialah Cl. perfringens, C. diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. trachomatis. H. influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.

Resistensi

[sunting | sunting sumber]

Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu:

  • 1. Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman,
  • 2. Berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan
  • 3. Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu (Enterobacteriaceae)

Farmakonitetik

[sunting | sunting sumber]
  • 1. Pemberian

Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-oral.

  • 2. Distribusi

Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan sebrospinal. Obat ini merupakan satu di antara sedikit antibiotik yang berdifusi ke dalam cairan prostat dan mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam makrofaga. Obat ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih baik.

  • 3. Metabolisme

Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistem sitokrom P-450.

  • 4. Ekskresi

Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk aktif dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik.

Efek Samping

[sunting | sunting sumber]
  • 1. Gangguan epigastrik

Efek samping ini paling sering dan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin.

  • 2. Ikterus Kolestatik

Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin estolat. Reaksi ini timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya terapi. Gejalanya berupa nyeri perut yang menyerupai nyeri pada kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul ikterus, demam, leukositosis dan eosinofilia; transaminase serum dan kadar bilirubin meninggi; kolesitogram tidak menunjukkan kelainan.

  • 3. Ototoksisitas

Ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam dosis tinggi.

  • 4. Reaksi Alergi

Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.

Interaksi Obat

[sunting | sunting sumber]
  • 1. Eritromisin dengan obat asma (turunan teofilin)

Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya: terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dlaporkan: mual, salit kepala, pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan kemungkinan kejang.

  • 2. Eritromisin dengan Karbamazepin

Efek karbamazepin dapat meningkat. Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada gangguan seperti ayan. Akibatnya: terjadi efek samping merugikan yang disebabkan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala yang dilaporkan: pusing, mual, nyeri perut, dan nanar.

  • 3. Eritromisin dengan Digoksin

Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan untuk layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya: terjadi fek samping merugikan karena terlalu banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan: mual, kehilangan nafsu makan, aritmia jantung, takhikardia atau bradikardia.

  • 4. Erirtromisin dengan Klindamisin atau Linkomisin

Efek antibiotik klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya: infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh seperti yang diharapkan.

  • 5. Erirtromisin dengan Antibiotik penisilin

Efek masing-masing antibiotik dapat meningkat atau berkurang. Karena akibatnya sulit diramalkan, sebaiknya kombinasi ini dihindari.

Sediaan dan Posologi

[sunting | sunting sumber]

Tabel Posologi eritromisin Preparat Kemasan Posologi/ cara pemberian Keterangan Eritromisin Kapsul/tablet 250 mg dan 500 mg Dewasa: 1-2 g/hari, dibagi dalam 4 dosis Anak: 30–50 mg/kg berat badan sehari dibagi dalam 4 dosis Dosis dapat ditingkatkan 2x lipat pada infeksi berat Obat diberikan sebelum makan Eritromisin stearat Kapsul 250 mg dan tablet 500 mg Suspensi oral mengandung 250 mg/5 ml Dewasa: 250–500 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam Anak: 30–50 mg/kg berat badn sehari dibagi dalam beberapa dosis Idem Eritromisin etilsuksinat Tablet kunyah 200 mg Suspensi oral mengandung 200 mg/5 ml dalam botol 60 ml Tetes oral mengandung 100 mg/2,5 ml dalam botol 30 ml Dewasa: 400–800 mg tiap 6 jam atau 800 m tiap 12 jam Anak: 30–50 mg/kg berat badan sehari dibagi dalam beberapa dosis Obat tidak perlu diberikan sebelum makan

Penggunaan Klinik

[sunting | sunting sumber]

Eritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per oral mempercepat turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.

  • 2. Penyakit Legionnaire

Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.

  • 3. Infeksi Klamidia

Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per oral yang diberikan selama 7 hari. Eritromisin merupakan obat terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan infeksi klamidia.

  • 4. Difteri

Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada infeksi akut maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotik lain tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut dan komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.

  • 5. Infeksi streptokokus

Faringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str. pyogenes dapat diatasi dengan pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan dosis 4 kali sehari 250–500 mg.

  • 6. Infeksi stapilokokus

Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S. aureus (termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan penisilin yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.

Gastroenteritis oleh Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin per oral 4 kali 250 mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk infeksi ini.

  • 8. Tetanus

Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl. tetani pada penderita tetanus yang alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.

  • 9. Sifilis

Untuk penderita sifilis stadium dini yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.

  • 10. Gonore

Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil yang alergi terhadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %

  • 11.Penggunaan profilaksis

Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin. Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam kemudian.

  • 12. Pertusis

Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat penyembuhan.

Nama Dagang Dipasaran

[sunting | sunting sumber]
  • 1. Aknemycin
  • 2. Arsitrosin
  • 3. Bannthrocin
  • 4. Cetathrocin
  • 5. Corsatrocin
  • 6. Decathrocin
  • 7. Erira
  • 8. Eritromec
  • 9. Erphatrocine
  • 10. Erybiotic
  • 11. Erycoat forte
  • 12. Eryderm
  • 13. Erymed
  • 14. Erymed plus
  • 15. Eryprima
  • 16. Erysanbe
  • 17. Erythrin
  • 18. Erythrocin
  • 19. Erythrocin E.E.S
  • 20. Hoprin
  • 21. Jeracin
  • 22. Kemothrocin
  • 23. Konithrocin
  • 24. Medoxin
  • 25. Opithrocin
  • 26. Pharothrocin
  • 27. Rythron
  • 28. Tamaret
  • 29. Throcidan
  • 30. Tromilin
  • 31. Zapphire

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • 1. Ganiswara, G, Suliatia, dkk., 1995., Farmakologi Dan Terapi Edisi ke-4., Fakultas Kedokteran UI., Jakarta., 675-678
  • 2. J. Mycek, Mary, dkk., 2001., Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi ke-2., Widya Medika., Jakarta., 321-323
  • 3. Harkness, Richard., 1984., Interaksi Obat., ITB., Bandung., 210-211
  • 4. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia., ISO., Jakarta., 501
  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AHFS2015
  2. ^ a b Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. hlm. 125.