Haemophilus influenzae

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Haemophilus influenzae

Penyakitepiglottitis
Pewarnaan GramGram-negatif
Taksonomi
SuperdomainBiota
DomainBacteria
KerajaanPseudomonadati
FilumPseudomonadota
KelasGammaproteobacteria
OrdoPasteurellales
FamiliPasteurellaceae
GenusHaemophilus
SpesiesHaemophilus influenzae


Haemophilus influenzae merupakan bakteri gram negatif berbentuk kokobasil. Bakteri berkapsul ini memiliki sifat non-motil dan anaerob fakultatif[1]. Bakteri ini pertama kali diidentifikasi oleh Pfeiffer pada 1892 yang menduga bahwa bakteri ini adalah penyebab influenza. Penyebaran bakteri ini terjadi melalui tetesan udara maupun kontak dengan sekret. Virulensi bakteri H. influenzae terkait dengan polisakarida yang dimilikinya [2]. Strain H. influenzae yang tidak memiliki kapsul lebih relatif jinak, sedangkan strain yang memiliki kapsul atau lapisan polisakarida dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius [3].

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Haemophilus influenzae memerlukan nutrisi dan lingkungan khusus dalam pertumbuhannya. Bakteri ini tumbuh pada lingkungan dengan suhu 35-37° C dan konsentrasi CO2 5%-10% [4]. Faktor X berupa hemin dan faktor V berupa NAD (Nikotinamida adenina dinukleotida) juga dibutuhkan oleh Haemophilus influenzae dalam pertumbuhannya. Faktor X diperlukan oleh H, influenzae untuk pembentukan enzim yang mengandung heme (sitokrom, katalase, oksidase)[1]. Media berbasis agar darah (blood agar) yang berwarna coklat dapat digunakan untuk pertumbuhan bakteri ini, karena mengandung faktor X dan V[1][4].

Patogenitas[sunting | sunting sumber]

Haemophilus influenzae merupakan bakteri dengan rentang patogenitas yang luas. H. influenzae tipe b (Hib) diidentifikasi sebagai salah satu penyebab penyakit invasif seperti meningitis pada anak. Bakteri ini juga dapat membentuk kolonisasi yang komensal di saluran pernapasan dan memicu pneumonia [4]. Infeksi pada saluran pernapasan bawah dapat pula disebabkan oleh strain H. influenzae yang tidak berkapsul. Penyakit pernapasan lain seperti penyakit paru obstruktif kronis(PPOK) berupa bronkitis, bronkiektasis, dan fibrosis kistik dapat pula terjadi akibat Haemophilus influenzae [2]. Kemampuan bakteri ini dalam melakukan kolonisasi sebagai patogen berkaitan dengan kurangnya ketergantungan pada mekanisme perlekatan tunggal dan kemampuannya untuk memberi respon cepat terhadap mekanisme pertahanan inang melalui variasi antigen protein dan enzim [5].

Pencegahan[sunting | sunting sumber]

Vaksin ActHIB untuk pencegahan penyakit invasif akibat Haemophilus influenzae tipe b.

Pada pasal 6 Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 dinyatakan bahwa imunisasi dasar perlu diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun, yang terdiri atas imunisasi terhadap beberapa penyakit, termasuk pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b (Hib) [6] [7]. Vaksin Hib konjugat merupakan sediaan cari dari polisakarida kapsul poliribosilribitol fosfat (PRP) yang telah dimurnikan dari Hib. Vaksin Hib dapat diperoleh secara komersial dalam bentuk sediaan monovalen dan berupa vaksin kombinasi yang mengandung DTP (Difteri, Pertusis, Tetanus)[3].

Penanganan[sunting | sunting sumber]

Pemberian antibiotik oral seperti β-laktam merupakan terapi lini pertama terhadap pasien H. influenzae[2].

Daftar Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Prasasti, Azmi; Oktafiani, Devi; Kasiyati, Menik; Widiyastuti, Nurul Eko; Kawitantri, Orchidara Herning; Susilawati, Ni Made; Wulandari, Eka Yunita; Warella, Juen Carla; Apriyani (2023-03-28). Mikrobiologi & Parasitologi. Sada Kurnia Pustaka. ISBN 978-623-09-2658-7. 
  2. ^ a b c King, Paul (2012-06-14). "Haemophilus influenzae and the lung (Haemophilus and the lung)". Clinical and Translational Medicine. 1 (1): 10. doi:10.1186/2001-1326-1-10. ISSN 2001-1326. PMC 3567431alt=Dapat diakses gratis. PMID 23369277. 
  3. ^ a b "Haemophilus influenzae type b (Hib)". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-26. 
  4. ^ a b c Sulistyaningsih, Triyoga; Hapsari, Rebriarina; Farida, Helmia (2018). "PERBANDINGAN PERTUMBUHAN HAEMOPHILUS INFLUENZAE PADA AGAR COKLAT BERBASIS BLOOD AGAR, TRYPTIC SOY AGAR DAN COLUMBIA AGAR". Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) (dalam bahasa indo). 7 (2): 1622–1634. ISSN 2540-8844. 
  5. ^ Foxwell, A. Ruth; Kyd, Jennele M.; Cripps, Allan W. (1998). "Nontypeable Haemophilus influenzae: Pathogenesis and Prevention". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 62 (2): 294–308. doi:10.1128/mmbr.62.2.294-308.1998. 
  6. ^ Makarim, Fadhli Rizal (2019-04-19). "KEWAJIBAN IMUNISASI DASAR, MANFAAT DAN KEAMANAN". Jurnal Riptek (dalam bahasa Inggris). 11 (2): 87–96. ISSN 2716-3482. 
  7. ^ "Permenkes No. 12 Tahun 2017". Database Peraturan | JDIH BPK. Diakses tanggal 2023-11-26.