Lompat ke isi

Kebun Raya Purwodadi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k menambahkan pranala dalam
 
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox park|name=Kebun Raya Purwodadi|alt_name=|photo=Kebun Raya Purwodadi (Menara Pandang & Rumah Kaca).png|photo_width=300|photo_alt=|photo_caption=Rumah kaca dan menara pandang di Kebun Raya Purwodadi|map=Surabaya dan Malang|map_width=|map_caption=Lokasi di Jawa Timur|type=|location=[[Purwodadi, Pasuruan|Purwodadi]], [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] [[Jawa Timur]]|lat_d=-7.799278|long_d=112.739609|region=|source=|area={{convert|85|ha|acre km2}}|created={{start date|1941|1|30}}|operator=[[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]]|visitation=|open=|embedded=|website=http://www.krpurwodadi.lipi.go.id}}'''Kebun Raya Purwodadi''' adalah sebuah [[kebun botani|kebun]] penelitian besar yang terletak di [[Purwodadi, Pasuruan|Kecamatan Purwodadi]], [[Kabupaten Pasuruan]], [[Jawa Timur]]. Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya Indonesia ([[Kebun Raya Bogor]]) yang memiliki tugas dan fungsi mengoleksi tumbuhan yang hidup di [[dataran rendah]] yang kering. Kedua cabang lainnya adalah [[Kebun Raya Cibodas]] dan [[Kebun Raya Bali]]. Kebun Raya Purwodadi merupakan Balai Konservasi Tumbuhan yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI ([[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia]]).
[[Berkas:main_road.jpg|thumb|right|Jalan Utama Kebun Raya Purwodadi]]
'''Kebun Raya Purwodadi''' adalah sebuah [[kebun botani|kebun]] penelitian besar yang terletak di [[Purwodadi, Pasuruan]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Luasnya mencapai 85 hektar dan memiliki sekitar 10.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.


Luas Kebun Raya Purwodadi sekitar 85 ha, pada ketinggian 300 mdpl dengan [[topografi]] datar sampai bergelombang. Rata-rata curah hujan per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22° - 32 °C.


== Sejarah<ref>{{Cite web|url=http://www.krpurwodadi.lipi.go.id/tentang/sejarah/|title=Sejarah Kebun Raya Purwodadi|last=|first=|date=|website=krpurwodadi.lipi.go.id|access-date=|archive-date=2019-10-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20191001051353/http://krpurwodadi.lipi.go.id/tentang/sejarah/|dead-url=yes}}</ref> ==
kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal [[30 Januari]] [[1941]] oleh Dr. [[Lourens Gerhard Marinus Baas Becking]] atas prakarsa Dr. [[Dirk Fok van Slooten]] pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau [[Kebun Raya Bogor]]. Kebun ini merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalah [[Kebun Raya Cibodas]] dan [[Kebun Raya Eka Karya Bali]]. Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]].
Kebun Raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. [[Lourens Gerhard Marinus Baas Becking]] atas prakarsa Dr. [[Dirk Fok van Slooten]] pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor.

Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering di daerah tropis.


Johannes Viets adalah [[Bangsa Belanda|orang Belanda]] pertama yang memimpin Kebun Raya Purwodadi yaitu pada tahun 1941-1942, dengan pengangkatannya sebagai pimpinan pada tanggal 30 Januari 1941, Johannes Viets meletakkan pola-pola dasar pengembangan kebun raya. Hal penting yang dilakukannya yaitu areal Kebun Raya Purwodadi yang baru diperoleh dari masyarakat berupa tanah sawah dan pekarangan yang ditanami dengan tanaman penutup tanah serta [[lamtoro]] untuk menambah kesuburan tanah secara alami. Pada Tahun 1943, Kebun Raya Purwodadi dipimpin oleh [[bangsa Jepang]], yaitu Tanaka. Pada masa kepemimpinannya, Tanaka membangun jalan utama yang membelah kebun menjadi dua, serta jalan-jalan lain dari arah utara ke selatan. Setelah masa kemerdekaan sampai saat ini, Kebun Raya Purwodadi dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri kecualii pada tahun 1949-1954, yaitu oleh seorang Belanda H.O. van Leusen.


Moestopo (1945-1949) adalah orang Indonesia pertama yang memimpin Kebun Raya Purwodadi. Pada mulanya, kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Kebun Raya Purwodadi untuk pertama kalinya dibuka untuk umum pada masa kepemimpinan Sarwana. Peresmian pembukaan tersebut dilakukan pada tanggal 10 Maret 1963. Setelah pembukaan Kebun Raya untuk umum, pembangunan sarana fisik dan pembangunan sistem pengelolaan kebun semakin digalakkan. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut sistem klasifikasi Engler dan Prantl. Penyempurnaan koleksi, pembangunan gedung kantor, penambahan koleksi melalui eksplorasi, pertukaran biji menjadi program pimpinan Kebun Raya Purwodadi selanjutnya. Dalam perkembangannya, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi diharapkan akan menjadi pusat konservasi dan penelitian tumbuhan dataran rendah kering Indonesia.


== Koleksi Pohon dan Tumbuhan ==
== Koleksi Pohon dan Tumbuhan ==
[[Berkas:jogldry.jpg | thumb | Right | Pohon Janglot di musim kemarau]]
[[Berkas:jogldry.jpg |jmpl| Right | Pohon Janglot di musim kemarau]]
[[Berkas:joglwet.jpg | thumb | Right | Pohon Janglot di musim Hujan]]
[[Berkas:joglwet.jpg |jmpl| Right | Pohon Janglot di musim Hujan]]
=== Polong-polongan ===
=== Polong-polongan ===
Digolongkan menjadi 3 suku yaitu [[Mimosaceae]], [[Caesalpiniaceae]], dan [[Papilionaceae]]. Ada 157 jenis dari 70 marga yang termasuk dalam suku-suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti jenis-jenis dari marga ''Amherstia'', ''Brownea'', ''Cassia'', ''Senna'', dan ''Saraca''. Selain itu, beberapa jenis dimanfaatkan juga kayunya untuk bangunan seperti [[sonokeling]] (''Dalbergia latifolia'') dan [[wangkal]] (''Albizia procera''), tanaman penghijauan dan tepi jalan seperti [[Angsana]] (''Pterocarpus indicus''), [[Akasia]] (''Acacia auriculiformis'') dan [[Soga]] (''Peltophorum pterocarpum''). Ada pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat seperti [[Johar]] (''Senna siamea''), [[Kedawung]] (''Parkia timoriana''), [[Dadap srep]] (''Erythrina subumbrans''), dan [[Dadap|Dadap ayam]] (''Erythrina orientalis'').
Digolongkan menjadi 3 suku yaitu [[Mimosaceae]], [[Caesalpiniaceae]], dan [[Papilionaceae]]. Ada 157 jenis dari 70 marga yang termasuk dalam suku-suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti jenis-jenis dari marga ''Amherstia'', ''Brownea'', ''Cassia'', ''Senna'', dan ''Saraca''. Selain itu, beberapa jenis dimanfaatkan juga kayunya untuk bangunan seperti [[sonokeling]] (''Dalbergia latifolia'') dan [[wangkal]] (''Albizia procera''), tanaman penghijauan dan tepi jalan seperti [[Angsana]] (''Pterocarpus indicus''), [[Akasia]] (''Acacia auriculiformis'') dan [[Soga]] (''Peltophorum pterocarpum''). Ada pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat seperti [[Johar]] (''Senna siamea''), [[Kedawung]] (''Parkia timoriana''), [[Dadap srep]] (''Erythrina subumbrans''), dan [[Dadap|Dadap ayam]] (''Erythrina orientalis'').
Baris 24: Baris 25:


=== Bambu ===
=== Bambu ===
Sekitar 30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun Raya Purwodadi, 16 jenis berasal dari [[Jawa]], 2 jenis dari [[Maluku]], 2 jenis dari [[Sulawesi]], dan 10 jenis dari beberapa negara Asia ([[Cina]], [[Jepang]], [[Thailand]], [[India]], dan [[Birma]]). Gigantochloa manggong (Bambu Manggong) merupakan bambu endemik Jawa Timur , ''Gigantochloa apus'' (pring apus) sering dipergunakan untuk mebel, kerajinan atau atap rumah, ''Dendrocalamus asper'' (pring petung) rebungnya untuk dimakan, dan ''Schizostachyum silicatum'' ([[bambu wuluh]]) untuk seruling.
Sekitar 30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun Raya Purwodadi, 16 jenis berasal dari [[Jawa]], 2 jenis dari [[Maluku]], 2 jenis dari [[Sulawesi]], dan 10 jenis dari beberapa negara Asia ([[Cina]], [[Jepang]], [[Thailand]], [[India]], dan [[Birma]]). Gigantochloa manggong (Bambu Manggong) merupakan bambu endemik Jawa Timur, ''Gigantochloa apus'' (pring apus) sering dipergunakan untuk mebel, kerajinan atau atap rumah, ''Dendrocalamus asper'' (pring petung) rebungnya untuk dimakan, dan ''Schizostachyum silicatum'' ([[bambu wuluh]]) untuk seruling.


=== Paku ===
=== Paku ===
Baris 32: Baris 33:
Terletak di petak XIV G dan V A, ditata sedemikian rupa hingga berfungsi sebagai taman yang menarik untuk dinikmati. Di antara koleksinya adalah Pace (''Morinda citrifolia''), buahnya untuk obat batuk dan tekanan darah tinggi, [[daun ungu]] (''Graptophyllum pictum''), daunnya untuk obat [[wasir]], Widoro upas (''Merremia mammosa''), umbinya untuk obat [[kencing manis]], Sembung (''Blumea balsamifera'') daunnya untuk obat [[asma]], [[sakit jantung]], [[Wudani]] (''Quisqualis indica'') daunnya untuk obat cacing dan lain-lainnya.
Terletak di petak XIV G dan V A, ditata sedemikian rupa hingga berfungsi sebagai taman yang menarik untuk dinikmati. Di antara koleksinya adalah Pace (''Morinda citrifolia''), buahnya untuk obat batuk dan tekanan darah tinggi, [[daun ungu]] (''Graptophyllum pictum''), daunnya untuk obat [[wasir]], Widoro upas (''Merremia mammosa''), umbinya untuk obat [[kencing manis]], Sembung (''Blumea balsamifera'') daunnya untuk obat [[asma]], [[sakit jantung]], [[Wudani]] (''Quisqualis indica'') daunnya untuk obat cacing dan lain-lainnya.


== Referensi ==
{{DEFAULTSORT:Kebun raya Purwodadi]]
{{reflist}}

== Wisata ==
Selain tempat wisata, kini Kebun Raya Purwodadi merupakan salah satu objek wisata di Jawa Timur, Untuk mengelilingi kebun raya ini wisatawan dapat melewati jalan setapak, dengan sepeda sewaan, atau jalan aspal dengan naik mobil pribadi. Bila penat berjalan kaki, wisatawan dapat meneruskan dengan naik kereta kancil mirip kereta api mini. Berjalan ke arah timur harus berhati hati karena jalannya menurun tajam. Memang di luar sebelah timur wilayah Kebon Raya Purwodadi terdapat tempat wisata lain yang juga menarik yaitu [[Coban Baung]], air terjun yang cukup tinggi dan segar hawa di sekitarnya.

== Keterangan Lanjut ==
official website [http://www.krpurwodadi.lipi.go.id www.krpurwodadi.lipi.go.id]
fanpage Facebook [http://Kebun%20Raya%20Purwodadi http://www.facebook.com/pages/Kebun-Raya-Purwodadi-Purwodadi-Botanic-Garden/375471255841523?ref=ts&fref=ts]


[[Kategori:Kebun raya di Indonesia|Purwodadi]]
[[Kategori:Purwodadi, Pasuruan]]
[[Kategori:Tempat wisata di Jawa Timur]]
[[Kategori:Tempat wisata di Jawa Timur]]
[[Kategori:Koservasi tumbuhan ex-situ]]
[[Kategori:Kebun botani di Indonesia|Purwodadi]]

Revisi terkini sejak 29 Juli 2023 09.45

Kebun Raya Purwodadi
Rumah kaca dan menara pandang di Kebun Raya Purwodadi
Kebun Raya Purwodadi di Surabaya dan Malang
Kebun Raya Purwodadi
Lokasi di Jawa Timur
LokasiPurwodadi, Pasuruan Jawa Timur
Area85 hektare (210 ekar; 0,85 km2)
Dibuat30 Januari 1941 (1941-01-30)
Dioperasikan olehLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Situs webhttp://www.krpurwodadi.lipi.go.id

Kebun Raya Purwodadi adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang memiliki tugas dan fungsi mengoleksi tumbuhan yang hidup di dataran rendah yang kering. Kedua cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Bali. Kebun Raya Purwodadi merupakan Balai Konservasi Tumbuhan yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI (Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia).

Luas Kebun Raya Purwodadi sekitar 85 ha, pada ketinggian 300 mdpl dengan topografi datar sampai bergelombang. Rata-rata curah hujan per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22° - 32 °C.

Kebun Raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor.

Johannes Viets adalah orang Belanda pertama yang memimpin Kebun Raya Purwodadi yaitu pada tahun 1941-1942, dengan pengangkatannya sebagai pimpinan pada tanggal 30 Januari 1941, Johannes Viets meletakkan pola-pola dasar pengembangan kebun raya. Hal penting yang dilakukannya yaitu areal Kebun Raya Purwodadi yang baru diperoleh dari masyarakat berupa tanah sawah dan pekarangan yang ditanami dengan tanaman penutup tanah serta lamtoro untuk menambah kesuburan tanah secara alami. Pada Tahun 1943, Kebun Raya Purwodadi dipimpin oleh bangsa Jepang, yaitu Tanaka. Pada masa kepemimpinannya, Tanaka membangun jalan utama yang membelah kebun menjadi dua, serta jalan-jalan lain dari arah utara ke selatan. Setelah masa kemerdekaan sampai saat ini, Kebun Raya Purwodadi dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri kecualii pada tahun 1949-1954, yaitu oleh seorang Belanda H.O. van Leusen.

Moestopo (1945-1949) adalah orang Indonesia pertama yang memimpin Kebun Raya Purwodadi. Pada mulanya, kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Kebun Raya Purwodadi untuk pertama kalinya dibuka untuk umum pada masa kepemimpinan Sarwana. Peresmian pembukaan tersebut dilakukan pada tanggal 10 Maret 1963. Setelah pembukaan Kebun Raya untuk umum, pembangunan sarana fisik dan pembangunan sistem pengelolaan kebun semakin digalakkan. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut sistem klasifikasi Engler dan Prantl. Penyempurnaan koleksi, pembangunan gedung kantor, penambahan koleksi melalui eksplorasi, pertukaran biji menjadi program pimpinan Kebun Raya Purwodadi selanjutnya. Dalam perkembangannya, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi diharapkan akan menjadi pusat konservasi dan penelitian tumbuhan dataran rendah kering Indonesia.

Koleksi Pohon dan Tumbuhan

[sunting | sunting sumber]
Pohon Janglot di musim kemarau
Pohon Janglot di musim Hujan

Polong-polongan

[sunting | sunting sumber]

Digolongkan menjadi 3 suku yaitu Mimosaceae, Caesalpiniaceae, dan Papilionaceae. Ada 157 jenis dari 70 marga yang termasuk dalam suku-suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti jenis-jenis dari marga Amherstia, Brownea, Cassia, Senna, dan Saraca. Selain itu, beberapa jenis dimanfaatkan juga kayunya untuk bangunan seperti sonokeling (Dalbergia latifolia) dan wangkal (Albizia procera), tanaman penghijauan dan tepi jalan seperti Angsana (Pterocarpus indicus), Akasia (Acacia auriculiformis) dan Soga (Peltophorum pterocarpum). Ada pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat seperti Johar (Senna siamea), Kedawung (Parkia timoriana), Dadap srep (Erythrina subumbrans), dan Dadap ayam (Erythrina orientalis).

Ditempatkan di rumah kaca yang kondisinya disesuaikan dengan habitat alaminya. Ada sekitar 2.344 spesimen anggrek alam yang terdiri atas 319 jenis, 69 marga, dan 277 masih sp.. Sekitar 7 jenis merupakan anggrek endemik Jawa Timur seperti Appendicula imbricata, Dendrobium arcuatum, Paphiopedilum glaucophyllum (Anggrek Selop), dan lain-lain. Sedangkan yang terancam keberadaannya di alam antara lain Ascocentrum miniatum, Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Coelogyne pandurata (anggrek hitam) asal Kalimantan dan lain-lainnya.

Palem termasuk dalam famili Arecaceae dan merupakan jenis-jenis tertua yang telah dijumpai sejak zaman Cretaceus, kurang lebih 120 juta tahun yang lalu. Arecaceae sangat menarik dari segi botani, keindahan bentuknya, keanekaragaman jenis dan kegunaannya. Famili Arecaceae di dunia diperkirakan 200-300 genus dan sekitar 2000-3000 jenis tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Indonesia merupakan pusat keanekaragaman palem dunia, dari jumlah palem yang terdapat di dunia 46 genus di antaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan 29 genus merupakan palem endemik. (LBN-LIPI, 1978; Witono, 1998; Sharma, 2002; Chin, 2003).

Sebagai salah satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, Kebun Raya Purwodadi mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, penanaman koleksi dan pemeliharaan tumbuhan dataran rendah kering yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan berpotensi untuk dikoleksi (dikonservasi). Kebun Raya Purwodadi seluas 845.148 m2 memiliki 174 famili, 904 marga dan 1.896 jenis dengan koleksi Arecaceae sejumlah 60 marga 117 jenis dan 435 individu berdasarkan katalog 2006 (Suprapto et al., 2006).

Sekitar 30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun Raya Purwodadi, 16 jenis berasal dari Jawa, 2 jenis dari Maluku, 2 jenis dari Sulawesi, dan 10 jenis dari beberapa negara Asia (Cina, Jepang, Thailand, India, dan Birma). Gigantochloa manggong (Bambu Manggong) merupakan bambu endemik Jawa Timur, Gigantochloa apus (pring apus) sering dipergunakan untuk mebel, kerajinan atau atap rumah, Dendrocalamus asper (pring petung) rebungnya untuk dimakan, dan Schizostachyum silicatum (bambu wuluh) untuk seruling.

Koleksi tumbuhan paku ditata di bawah pepohonan besar dan rindang, karena kelompok tumbuhan ini menyukai tempat rindang dan lembap. Koleksinya mencapai 60 jenis dari 36 marga dan 21 suku. Di antaranya paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum spp.), hata (Lygodium circinnatum), dan paku tanduk rusa/simbar menjangan (Platycerium coronarium). Ada beberapa koleksi tumbuhan paku bermanfaat lainnya, seperti paku sayur (Athyrium esculentum) yang dapat dimakan tunasnya, Asplenium sp. dan Adiantum sp. sebagai tanaman hias, paku ekor kuda Equisetum debile sebagai bahan pengobatan, Cyathea contaminans sebagai bahan media tumbuh anggrek, dan hata Lygodium circinnatum sebagai bahan kerajinan.

Terletak di petak XIV G dan V A, ditata sedemikian rupa hingga berfungsi sebagai taman yang menarik untuk dinikmati. Di antara koleksinya adalah Pace (Morinda citrifolia), buahnya untuk obat batuk dan tekanan darah tinggi, daun ungu (Graptophyllum pictum), daunnya untuk obat wasir, Widoro upas (Merremia mammosa), umbinya untuk obat kencing manis, Sembung (Blumea balsamifera) daunnya untuk obat asma, sakit jantung, Wudani (Quisqualis indica) daunnya untuk obat cacing dan lain-lainnya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Sejarah Kebun Raya Purwodadi". krpurwodadi.lipi.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-01.