Topografi
Topografi atau rupabumi adalah studi mengenai bentuk dan unsur permukaan tanah. Rupabumi umumnya mengenai permukaan Bumi, tetapi dapat pula mengenai permukaan planet lain, satelit alami (Bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal (Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.
Objek pengamatan dalam ilmu topografi ialah posisi suatu tempat dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.[1]
Kata "topografi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata topos yang berarti tempat dan graphia yang berarti tulisan.
Teknik
[sunting | sunting sumber]Survei lapangan
[sunting | sunting sumber]Survei lapangan membantu dalam memetakan topografi secara lebih akurat dalam suatu permukaan tiga dimensi, terutama dalam menentukan jarak, ketinggian, dan sudut permukaan Bumi dengan memanfaatkan berbagai instrumen topografi. Meski teknologi pengindraan jauh telah semakin maju, survei lapangan masih menjadi cara untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai keadaan suatu lahan.
Pengindraan jauh
[sunting | sunting sumber]Pengindraan jauh adalah studi mengenai pengumpulan data bumi dari jarak yang jauh dari area yang dipelajari. Penginderaan jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan satelit, radar, seismogram, sonar, dan lain-lain.
Metode sensor aktif
[sunting | sunting sumber]Pemetaan RADAR satelit adalah salah satu teknik utama untuk menghasilkan Model Elevasi Digital (DEM). Teknik serupa diterapkan dalam survei batimetri menggunakan sonar untuk menentukan topografi dasar laut. Dalam beberapa tahun terakhir, teknik LIDAR (Light Detection And Ranging) digunakan sebagai pengganti gelombang radio untuk kebutuhan pemetaan yang kompleks.
Fotogrametri adalah teknik pengukuran di mana koordinat titik-titik dalam 3D suatu objek ditentukan oleh pengukuran yang dilakukan dalam dua gambar fotografi (atau lebih) yang diambil mulai dari posisi yang berbeda, biasanya dari lintasan yang berbeda dari penerbangan fotografi udara. Kualitas data topografi dari fotogrametri tergantung dari algoritma perangkat lunak pengolah data mentahnya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Pattinaja, Yvonne Indrajati (2019). Ensiklopedia Kelautan dan Perikanan. Sidoarjo: Zifatama Jawara. hlm. 357. ISBN 9786025815645.