Lompat ke isi

Jalur kereta api Banjar–Cijulang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rafka Aditia (bicara | kontrib)
→‎Daftar stasiun: Menambahkan panjang Jembatan Cikacepit
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(74 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Kotak info jalur kereta api
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Spoorbrug op het traject Bandjar - Tjidjoelang TMnr 60016850.jpg|thumb|300px|Jembatan kereta api antara Banjar dan Cijulang di tahun 1920-an]]
| name = Jalur kereta api Banjar–Cijulang
'''Jalur Kereta api Banjar-Cijulang''' atau kadang-kadang dipanggil jalur BanCi merupakan jalur kereta api yang menghubungkan [[Stasiun Banjar]] dengan [[Stasiun Cijulang]]. Memiliki panjang jalur 82.160 KM. Jalur ini dulu merupakan jalur yang sibuk. Panorama jalur ini sangat indah mulai dari pegunungan hingga laut. Jalur Pangandaran-Cijulang ditutup pada 1981 akibat jalur yang sudah lanjut usia. Jalur Banjar-Pangandaran pun menyusul ditutup pada tahun 1984. Pada tahun 1997, jalur ini sempat diperbaiki dan berberapa lokomotif seperti [[BB300]] dan [[D301]] sempat lewat jalur banci ini. Namun jalur ini ditutup lagi saat krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia. Jalur dan bantalan yang baru pasang pun dibongkar. Jalur ini merupakan dibawah kendali oleh [[Daerah Operasi II Bandung]].
|image=COLLECTIE TROPENMUSEUM Spoorbrug op het traject Bandjar - Tjidjoelang TMnr 60016850.jpg
|caption=Jembatan Cikacepit, salah satu jembatan yang ada di lintas Banjar-Cijulang
| type = Lintas cabang
|system=Jalur kereta api rel berat
| status = Tidak beroperasi
| locale = [[Jawa Barat]]
| start = [[Stasiun Banjar|Banjar]]
| end = [[Stasiun Cijulang|Cijulang]]
| stations =
| routes =
| ridership =
| routenumber =
| linenumber =
| open = 1916-1921
| close =
| reopen =(Banjar - Pangandaran) ''TBA''
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia]] (pemilik aset jalur dan stasiun)
| operator = [[Daerah Operasi II Bandung|Wilayah Aset II Bandung]]
| character = Rel lintas pegunungan
| depot = Banjar (BJR)
| stock =
| linelength = 82 km
| tracklength =
| notrack = R33, R42
| gauge = 1.067 mm
| minradius =
| el = -
| speed = 40 s.d. 60 km/jam
| elevation =
| maxincline =
| racksystem =
| map =
}}
'''Jalur Kereta api Banjar–Cijulang''' adalah jalur kereta api yang menghubungkan [[Stasiun Banjar]] dengan [[Stasiun Cijulang]]. Jalur ini termasuk dalam [[Daerah Operasi II Bandung|Wilayah Aset II Bandung]] dan memiliki panjang jalur sekitar 82 km. Jalur ini dulu merupakan jalur yang sibuk. Panorama jalur ini sangat indah mulai dari pegunungan hingga laut.


Jalur [[Kereta Api]] ini mempunyai banyak jembatan dan 4 terowongan yakni [[Terowongan Batulawang]] (±281,5 meter), [[Terowongan Hendrik]] (±105 meter), [[Terowongan Juliana]] (±147,70 meter), dan Terowongan Sumber atau [[Terowongan Wilhelmina| Wilhelmina]] (±1.116,10 meter). Salah satu jembatan dan terowongan merupakan paling panjang di Indonesia yaitu [[Jembatan Cikacepit]] dengan panjang ±1.250 meter dan Terowongan Sumber atau [[Terowongan Wilhelmina|Wilhelmina]] dengan panjang ±1.116,10 meter.
Jalur [[kereta api]] ini mempunyai banyak jembatan dan 4 terowongan yakni [[Terowongan Batulawang]] (281,5 meter), [[Terowongan Hendrik]] (105 meter), [[Terowongan Juliana]] (147,70 meter), dan Terowongan Sumber atau [[Terowongan Wilhelmina|Wilhelmina]] (1.116,10 meter). Salah satu jembatan dan terowongan merupakan paling panjang di Indonesia yaitu [[Jembatan Cikacepit]] dengan panjang 290 meter dan Terowongan Sumber atau [[Terowongan Wilhelmina|Wilhelmina]] dengan panjang 1.116,10 meter.


== Sejarah ==
== Latar Belakang Pembangunan Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang ==
[[Berkas:KAARTEN SGD - Voorontwerp van een spoorweg van Bandjar naar Parigi.jpeg|jmpl|Peta pra-rencana tahun 1910 untuk pembangunan jalur kereta api Banjar-Parigi]]
Jalur kereta api ini, menghubungkan kota-kota kecamatan di kawasan Ciamis selatan yang sekarang masuk dalam administrasi [[Kabupaten Ciamis]] dan [[Kota Banjar]]. Adapun kota-kota yang dihubungkan dengan jalur kereta api ini yakni Banjar-[[Banjarsari]]-[[Padaherang]]-[[Kalipucang]]-[[Ciputrapinggan]]-[[Pangandaran]]-[[Parigi]] dan Berakhir di [[Cijulang]].
Pada tahun 1898, [[F.J Nellensteyn]] mengajukan konsesi pembangunan trem penghubung [[Pameungpeuk]]-[[Rancaherang]]-[[Klapagenep]]-Cijulang-Parigi-[[Cikembulan]]-Kalipucang-Padaherang-Banjar. Konsesi tersebut diterima pemerintah, tetapi Nellensteyn sendiri tak mengerjakan proyek yang diajukan itu. Pada tahun yang sama, usul datang dari [[H.J Stroband]]. Ia mengajukan konsesi pembangunan trem uap dengan jalur yang lebih pendek dari usulan Nellensteyn, yaitu Banjar-Banjarsari-Kalipucang-Cikembulan-Parigi-Cijulang. Namun, usulannya ditolak pemerintah. Kemudian [[Eekhout van Pabst]] dan [[Lawick van Pabst]]. Akan tetapi, seperti usul sebelumnya, usul Eekhout dan van Pabst pun tidak ditindaklanjuti.<ref>{{cite book|title=Titik balik historiografi di Indonesia|first1=Djoko|last1=Marihandono|first2=R. Z.|last2=Leirissa|publisher=Wedatama Widya Sastra dan Departemen Sejarah FIB UI|year=2008|place=Depok}}</ref><ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|
first=S. A.|last=Reitsma|publisher=Landsdrukkerij|place=Batavia|year=1920|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB02:100002593}}</ref>


Residen Priangan sendiri baru mengajukan pembangunan jalur kereta api Banjar-Parigi pada 1908. Pengajuan ini disertai nota Asisten Residen [[Sukapura]] dan Kontrolir [[Manonjaya]]. Alasan yang dikemukakan Residen Priangan tak jauh beda dengan yang dikemukakan kalangan swasta, yaitu untuk meningkatkan eksploitasi ekonomi dan pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara. Setelah melalui pertimbangan yang cukup lama, berdasarkan undang-undang tanggal [[18 Juli]] [[1911]], pemerintah kolonial memutuskan untuk membangun jalur kereta api Banjar-Kalipucang-Parigi. Pembangunan jalur ini sesuai dengan yang diusulkan Residen Priangan.<ref>{{cite book|title=Handel, nijverheid en industrie in Nederl. Oost-Indië, Volume 1|publisher=Obuz|year=1922}}</ref>
Pembangunan jalur kereta api ini diusulkan oleh pihak swasta pada masa pemerintah [[Hindia Belanda]]. Terdapat berbagai argumentasi tentang perlunya dibangun jalur kereta api ini, yakni sebagai berikut.


Jalur ini pun selesai dengan perincian segmen Banjar–Kalipucang pada tanggal 15 Desember 1916, dan selesai pada 1 Juni 1921.<ref name="verslag"/>
Pada tahun 1898, [[F.J Nellensteyn]] mengajukan konsesi pembangunan trem penghubung [[Pameungpeuk]]-[[Rancaherang]]-[[Klapagenep]]-Cijulang-Parigi-[[Cikembulan]]-Kalipucang-Padaherang-Banjar. Konsesi tersebut diterima pemerintah, tetapi Nellensteyn sendiri tak mengerjakan proyek yang diajukan itu.


=== Penutupan ===
Pada tahun yang sama, usul datang dari [[H.J Stroband]]. Ia mengajukan konsesi pembangunan trem uap dengan jalur yang lebih pendek dari usulan Nellensteyn, yaitu Banjar-Banjarsari-Kalipucang-Cikembulan-Parigi-Cijulang. Namun, usulannya ditolak pemerintah.
Jalur ini ditutup total pada 1 Februari 1982. Indonesian Railway Preservation Society (2007) pernah mencatat bahwa pada tahun 1997, petak Banjar-Banjarsari sempat diperbaiki dan berberapa lokomotif seperti [[BB300]] dan [[D301]] sempat berjalan di jalur ini. Namun jalur ini ditutup lagi saat krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia. Jalur dan bantalan yang baru pasang pun dibongkar.<ref>{{Cite web|url=http://irps.or.id/banjar-pangandaran-cijulang-tour/|title=Banjar-Pangandaran-Cijulang Tour {{!}} IRPS|website=irps.or.id|language=en-US|access-date=2018-04-28}}</ref>


Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan. Namun pada tahun 2018, Gubernur Jawa Barat [[Ridwan Kamil]] menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah [[jalur kereta api Cibatu–Cikajang]] direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan [[Jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari|Rancaekek–Tanjungsari]] dan [[Jalur kereta api Cikudapateuh–Ciwidey|Cikudapateuh–Ciwidey]]. Belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.
Kemudian [[Eekhout van Pabst]] dan [[Lawick van Pabst]]. Akan tetapi, seperti usul sebelumnya, usul Eekhout dan van Pabst pun tidak ditindaklanjuti.


== Jalur terhubung ==
Latar belakang dari pengajuan pembangunan jalur kereta-api tersebut dilatarbelakangi kepentingan ekonomi. Di sekitar Banjar terdapat banyak perkebunan yang sangat memerlukan sarana transportasi memadai untuk proses pengangkutan. Di antara perkebunan itu adalah perkebunan [[Lawang Blengbeng]], [[Leuweung Kolot I]], [[Leuweung Kolot II]], [[Bantardawa I]], [[Bantardawa II]], [[Cikaso I]], [[Cikaso II]], [[Banjarsari I]], dan [[Banjarsari II]]. Semua perkebunan itu milik kalangan swasta dari Eropa.


=== Lintas aktif ===
Di samping itu, hasil pertanian yang melimpah di Priangan tenggara dan lembah Parigi merupakan pertimbangan lain di balik usul pembangunan jalur tersebut. Di kawasan itu banyak padi hasil panen petani yang sudah disimpan lebih dari enam tahun karena kesulitan dalam pengangkutan ke luar daerah. Ditambah lagi, seperti dikemukakan van Pabst, di sepanjang jalur Banjar-Cijulang banyak tanah yang bisa dimanfaatkan sebagai sawah dan tegal.


* [[Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan|Padalarang–Kasugihan]].
Selama ini hasil perkebunan dan pertanian dari Banjar hingga Parigi itu diangkut melalui jalur darat (roda) atau sungai (perahu) menuju [[Cilacap]] (Jawa Tengah). Pengangkutan dengan cara ini membutuhkan waktu lama dan berbiaya tinggi. Dengan pembangunan jalur kereta di daerah tersebut, diharapkan hasil pertanian dan perkebunan bisa diangkut dengan cepat ke Banjar dan dari Banjar ke Cilacap.<ref> Agus Mulyana, “Ekonomi dan Pengembangan Wilayah: Latar Belakang Pembangungan Jalan Kereta Api pada Lajur Banjar-Kalipucang-Parigi 1911-1921</ref> <ref>[http://acepmuslim.wordpress.com "Titik Balik Historiografi Indonesia terbitan 2008"] , dikutip oleh Acep Muslim, 2010</ref>


== Layanan kereta api ==
Tidak ada layanan yang dijalankan di jalur ini.


== Daftar stasiun ==
Pada akhir abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20 Cilacap merupakan salah satu pelabuhan paling ramai di Pulau [[Jawa]] dan satu-satunya di pesisir selatan [[Pulau Jawa]]. Pada masa itu produk pertanian dan perkebunan dari beberapa daerah di [[Jawa Tengah]] dan [[Priangan]] dikapalkan ke luar negeri melalui pelabuhan ini.<ref>[http://acepmuslim.wordpress.com Susanto Zuhdi, "Cilacap 1830-1942: Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa"] , Dikutip oleh Acep Muslim, 2010</ref>
{{DaftarStasiun-start}}

{{DaftarStasiun-lintas|nomor=11|lintas=Banjar–Cijulang|segmen=Banjar–Kalipucang|dibuka=15 Desember 1916|operator=[[Staatsspoorwegen]] Westerlijnen|daop=D2}}
== Pembangunan Jalur Kereta Api Banjar Cijulang ==
{{DaftarStasiun|nomor=1640|nama=Banjar|kelas=I|singkatan=BJR|alamat=[[Hegarsari, Pataruman, Banjar]]|letak=km 310+969 lintas [[Stasiun Bogor|Bogor]]-[[Stasiun Bandung Hall|Bandung]]-'''Banjar'''-[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]-[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]<br>km 0+000 lintas '''Banjar'''-''[[Stasiun Pangandaran|Pangandaran]]''-''[[Stasiun Cijulang|Cijulang]]'' | ketinggian=+32 m|status=Beroperasi|gambar=Banjar_Train_Station,_inside.JPG}}
Residen Priangan sendiri baru mengajukan pembangunan jalur kereta api Banjar-Parigi pada 1908. Pengajuan ini disertai nota Asisten Residen [[Sukapura]] dan Kontrolir [[Manonjaya]]. Alasan yang dikemukakan Residen Priangan tak jauh beda dengan yang dikemukakan kalangan swasta, yaitu untuk meningkatkan eksploitasi ekonomi dan pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara.
|-

! colspan=4|BH -<br>[[Terowongan Batulawang (Philip)]] !! colspan=4|Panjang: 281,5 m<br>Dibangun pada tahun 1914
Setelah melalui pertimbangan yang cukup lama, berdasarkan undang-undang tanggal [[18 Juli]] [[1911]], pemerintah kolonial memutuskan untuk membangun jalur kereta api Banjar-Kalipucang-Parigi. Pembangunan jalur ini sesuai dengan yang diusulkan Residen Priangan.
|-

{{DaftarStasiun|nomor=1922|nama= Batulawang|singkatan=BTW|alamat=Jl. Desa Batulawang No.215, [[Sukamukti, Pataruman, Banjar]]|link=no|kelas=Halte|letak=km 6+257|status=Tidak beroperasi}}
Meski demikian, pembangunan jalur tersebut harus ditunda karena muncul kritik dari anggota [[Majelis Rendah]] Parlemen, [[Lambert de Ram]]. Ia mengkritik jalur yang akan dibangun itu terlalu panjang dan akan memakan biaya sangat mahal. Ia mengusulkan agar jalurnya diubah, yakni dari Banjar langsung ke Cilacap melalui [[Dayeuhluhur]]. Namun, usulannya dinilai tidak realistis karena Dayeuhluhur merupakan daerah berawa dan dikenal sebagai sarang [[nyamuk]] [[malaria]]. Pembangunan jalur kereta melalui daerah ini malah lebih sulit dan memerlukan biaya lebih besar.
{{DaftarStasiun|nomor=1921|nama= Gunung Cupu|link=[[Halte Gunung Cupu]] |singkatan=GNC|alamat=Jl. Raya Banjar-Pangandaran, [[Bangunsari, Pamarican, Ciamis]]|kelas=Halte|letak=km 8+003|status=Tidak beroperasi}}

{{DaftarStasiun|nomor=1919|nama= Cikotok|link=[[Halte Cikotok]] |singkatan=CKT|alamat=Jl. Raya Banjarsari, [[Kertahayu, Pamarican, Ciamis]]|kelas=Halte|letak=km 13+168|status=Tidak beroperasi}}
Pembangunan menurut rencana semula pun dilaksanakan. Ketika pembangunan jalur kereta sampai di Kalipucang, muncul usul lain. Usul ini disampaikan oleh Inspektur Sementara ''StaatSpoor'' (Kereta Api Negara) [[Radersma]]. Ia mengusulkan agar dari Kalipucang pembangunan tidak dilanjutkan ke Parigi, tetapi ke [[Kawunganten]]. Alasannya, jalur ini lebih dekat menuju Cilacap. Namun, pembangunan jalur ini harus melalui lereng gunung yang ditumbuhi hutan dan terdapat batuan andesit yang hanya bisa dihancurkan dengan [[dinamit]]. Akhirnya, usulan ini pun ditolak dan rencana semula diteruskan kembali.
{{DaftarStasiun|nomor=1918|nama=Sukajadi|singkatan=SKD|alamat=[[Sukajadi, Pamarican, Ciamis]]|kelas=Halte|letak=km 16+242|status=Tidak beroperasi}}

{{DaftarStasiun|nomor=1917|nama=Banjarsari (Ciamis)|singkatan=BJI|alamat=Jalan Raya, [[Banjarsari, Banjarsari, Ciamis]]|kelas=III|letak=km 18+357|status=Tidak beroperasi}}
Ketika pembangunan rel sudah sampai di Parigi, ternyata daerah itu dinilai kurang cocok sebagai ujung pemberhentian. Kemudian, pembangunan dilanjutkan 5 kilometer lagi hingga Cijulang. Cijulang dianggap cocok sebagai pemberhentian terakhir karena memiliki lembah unik yang dapat meneruskan jalur sampai [[Tasikmalaya]] atau sepanjang pantai selatan sampai [[Pameungpeuk]].Jalur Banjar-Kalipucang resmi dibuka pada tanggal [[15 Desember]] [[1916]] disusul dengan jalur Kalipucang-Cijulang yang dibuka pada tanggal [[1 Januari]] [[1921]]
{{DaftarStasiun|nomor=1916|nama=Cicapar|singkatan=CCP|alamat=[[Pasirgeulis, Padaherang, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 25+468|status=Tidak beroperasi}}

{{DaftarStasiun|nomor=1915|nama=Kedungwuluh|singkatan=KWL|alamat=[[Kedungwuluh, Padaherang, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 29+356|status=Tidak beroperasi}}
== Rencana Pengembangan Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang ==
{{DaftarStasiun|nomor=1914|nama=Padaherang Pasar|singkatan=PAHP|alamat=|kelas=Halte|letak=|status=Tidak beroperasi}}
Keberadaan jalur kereta api ini akhirnya menjadi tulang punggung sarana transportasi di wilayah Kabupaten Ciamis khususnya kawasan Banjar hingga Cijulang dan sekitarnya hingga dekade 1980-an. Hal ini dikarenakan [[jalan raya]] yang menghubungkan Banjar-Cijulang dan kawasan sekitarnya belum berkembang dengan baik dan sarana transportasi darat saat itu masih terbilang langka. Mundurnya jalur ini hingga dihentikannya pada dekade 1980-an disebabkan karena persaingan dengan moda transportasi jalan raya yang semakin tumbuh dan berkembang. Disisi lain, [[PJKA]] ([[PT. Kereta Api Indonesia]] sekarang) mengalami kerugian dalam mengoperasikan jalur ini dan biaya perawatan dan perbaikan sarana dan prasarananya cukup mahal.
{{DaftarStasiun|nomor=1913|nama=Padaherang|link=[[Stasiun Padaherang]] |singkatan=PAH|alamat=[[Padaherang, Padaherang, Pangandaran]]|kelas=III|letak=km 30+808|status=Tidak beroperasi}}

{{DaftarStasiun|nomor=1912|nama=Ciganjeng|singkatan=CGJ|alamat=[[Ciganjeng, Padaherang, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 35+486|status=Tidak beroperasi}}
Dalam berbagai rencana pembangunan sarana transportasi khususnya di bidang perkeretaapian, revitalisasi pembangunan jalur ini dimasukkan dalam rencana pengembangan perekeretaapian khususnya di wilayah provinsi [[Jawa Barat]]. Namun demikian, rencana ini terdapat kendala antara lain biaya investasi yang cukup tinggi.
{{DaftarStasiun|nomor=1911|nama=Tunggilis|singkatan=TUS|alamat=[[Tunggilis, Kalipucang, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 39+058|status=Tidak beroperasi}}

{{DaftarStasiun|nomor=1909|nama=Kalipucang|singkatan=KLC|alamat=Jl. Raya Kalipucang No.328, [[Kalipucang, Kalipucang, Pangandaran]]|kelas=III|letak=km 43+193|status=Tidak beroperasi|image=}}
Hal ini disebabkan karena masih banyak potensi dari kawasan ini yang belum dikelola secara optimal dikarenakan sarana dan prasarananya dianggap kurang memadai. Selain potensi Pariwisata di kawasan [[Pangandaran]] higga [[Cijulang]]. Kawasan ini menyimpan potensi di bidang Pertanian dan Perkebunan serta Pertambangan diantaranya [[fosfat]], [[kalsit]], [[batu kapur]] dan [[pasir besi]] khususnya di kawasan selatan Provinsi Jawa Barat.<ref>[http://balecijulang.blogspot.com ''Pileuleuyan Kareta Banjar-Cijulang''], diakses pada tanggal 15 April 2012.</ref>
{{DaftarStasiun-lintas|segmen=Kalipucang–Cijulang|dibuka=1 Juni 1921}}

|-
== Jalur Terhubung ==
! colspan=4|BH -<br>[[Terowongan Hendrik (Cikacepit)]] !! colspan=4|Panjang: 105 m<br>Dibangun pada tahun 1914
* [[Jalur kereta api Padalarang-Kasugihan]].
|-

! colspan=4|BH -<br>[[Jembatan Cikacepit]] !! colspan=4|Panjang: 310 m<br>Dibangun pada tahun 1914
== Daftar Stasiun dan Halte ==
|-
{{col|2}}
! colspan=4|BH -<br>[[Terowongan Juliana (Bengkok)]] !! colspan=4|Panjang: 147,70 m<br>Dibangun pada tahun 1914
* [[Stasiun Banjar]] (BJR)
|-
* [[Halte Batulawang]] (BTW)
{{DaftarStasiun|nomor=1908|nama=Sumber|singkatan=SUB|alamat=[[Pamotan, Kalipucang, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 47+370|status=Tidak beroperasi}}
* [[Halte Gunungcupa]] (GNC)
|-
* [[Halte Cikotok]] (CKT)
! colspan=4|BH -<br>[[Terowongan Wilhelmina]] (Sumber) !! colspan=4|Panjang: 1.116,10 m<br>Dibangun pada tahun 1914
* [[Halte Sukajadi]] (SKJ)
|-
* [[Stasiun Banjarsari (Jawa Barat)]] (BJS)
{{DaftarStasiun|nomor=1907|nama=Ciputrapinggan|singkatan=CPP|alamat=[[Babakan, Pangandaran, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 55+155|status=Tidak beroperasi}}
* [[Stasiun Banjarsari Pasar]] (BPS)
{{DaftarStasiun|nomor=1906|nama=Pangandaran|singkatan=PND|kelas=I|letak=km 60+010|status=Tidak beroperasi|alamat=[[Pananjung, Pangandaran, Pangandaran]]|ketinggian=+7 m|gambar=}}
* [[Halte Cangkring]] (CAN)
{{DaftarStasiun|nomor=1905|nama=Cikembulan|singkatan=CIK|alamat=[[Wonoharjo, Pangandaran, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 63+621|status=Tidak beroperasi}}
* [[Halte Cicapar]] (CCP)
{{DaftarStasiun|nomor=1904|nama=Cikalong|singkatan=CIA|alamat=[[Sukaresik, Sidamulih, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 68+116|status=Tidak beroperasi}}
* [[Halte Kedungwuluh]] (KWL)
{{DaftarStasiun|nomor=1903|nama=Cibenda|singkatan=CBA|alamat=[[Cibenda, Parigi, Pangandaran]]|kelas=Halte|letak=km 71+543|status=Tidak beroperasi}}
* [[Halte Padaherang Pasar]] (PAHP)
{{DaftarStasiun|nomor=1902|nama=Parigi|singkatan=PAR|kelas=III|letak=km 77+776|status=Tidak beroperasi|alamat=[[Parigi, Parigi, Pangandaran]]|gambar=}}
* [[Stasiun Padaherang]] (PAH)
{{DaftarStasiun|nomor=1901|nama=Cijulang|singkatan=CIJ|kelas=II|letak=km 82+160|status=Tidak beroperasi|alamat=[[Cijulang, Cijulang, Pangandaran]]|gambar=}}
* [[Halte Ciganjeng]] (CGJ)
{{DaftarStasiun-end}}
* [[Halte Tunggilis]] (TUS)
* [[Stasiun Kalipucang]] (KLC)
* [[Halte Sumber]] (SUB)
* [[Stasiun Ciputrapinggan]] (CPP)
* [[Stasiun Pangandaran]] (PND)
* [[Halte Cikembulan]] (CIK)
* [[Halte Cikalong]] (CIO)
* [[Halte Cibenda]] (CBA)
* [[Stasiun Parigi]] (PAR)
* [[Stasiun Cijulang]] (CIJ)
{{endDiv}}

== Lihat Pula ==
* [[Jalur kereta api di Indonesia]]
* [[Jalur kereta api aktif di Indonesia]]
* [[Jalur kereta api nonaktif di Indonesia]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}


{{Commonscat|Banjar-Cijulang railway line}}
[[Kategori:Jalur kereta api di Indonesia]]
{{kereta-stub}}
{{kereta-stub}}

[[Kategori:Jalur kereta api tidak aktif di Indonesia|BJR-CIJ]]
[[Kategori:Daerah Operasi II Bandung|BJR-CIJ]]

Revisi terkini sejak 13 Juni 2024 07.25

Jalur kereta api Banjar–Cijulang
Jembatan Cikacepit, salah satu jembatan yang ada di lintas Banjar-Cijulang

Jalur kereta api Banjar–Cijulang
<mapframe>: Isi JSON bukan GeoJSON+simplestyle yang sah. Daftar ini menunjukkan semua upaya untuk menafsirkannya menurut Skema JSON. Tidak semuanya merupakan galat.
  • /0/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /0/geometries: The property geometries is required
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /0/coordinates: The property coordinates is required
  • /0: Failed to match exactly one schema
  • /0/geometry: The property geometry is required
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /0/features: The property features is required
  • /0/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /1/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /1/geometries: The property geometries is required
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /1/coordinates: The property coordinates is required
  • /1: Failed to match exactly one schema
  • /1/geometry: The property geometry is required
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /1/features: The property features is required
  • /1/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /2/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /2/geometries: The property geometries is required
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /2/coordinates: The property coordinates is required
  • /2: Failed to match exactly one schema
  • /2/geometry: The property geometry is required
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /2/features: The property features is required
  • /2/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /3/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /3/geometries: The property geometries is required
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /3/coordinates: The property coordinates is required
  • /3: Failed to match exactly one schema
  • /3/geometry: The property geometry is required
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /3/features: The property features is required
  • /3/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /4/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /4/geometries: The property geometries is required
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /4/coordinates: The property coordinates is required
  • /4: Failed to match exactly one schema
  • /4/geometry: The property geometry is required
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /4/features: The property features is required
  • /4/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /5/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /5/geometries: The property geometries is required
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /5/coordinates: The property coordinates is required
  • /5: Failed to match exactly one schema
  • /5/geometry: The property geometry is required
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /5/features: The property features is required
  • /5/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /6/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /6/geometries: The property geometries is required
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /6/coordinates: The property coordinates is required
  • /6: Failed to match exactly one schema
  • /6/geometry: The property geometry is required
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /6/features: The property features is required
  • /6/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
  • /7/properties/stroke: Does not match the regex pattern ^#?([0-9a-fA-F]{3}){1,2}$
  • /7/geometries: The property geometries is required
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["GeometryCollection"]
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPolygon"]
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["Point"]
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiPoint"]
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["LineString"]
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["MultiLineString"]
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["Polygon"]
  • /7/coordinates: The property coordinates is required
  • /7: Failed to match exactly one schema
  • /7/geometry: The property geometry is required
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["Feature"]
  • /7/features: The property features is required
  • /7/type: Does not have a value in the enumeration ["FeatureCollection"]
Ikhtisar
JenisLintas cabang
SistemJalur kereta api rel berat
StatusTidak beroperasi
LokasiJawa Barat
TerminusBanjar
Cijulang
Operasi
Dibuka1916-1921
Dibuka kembali(Banjar - Pangandaran) TBA
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun)
OperatorWilayah Aset II Bandung
Karakteristik lintasRel lintas pegunungan
DepoBanjar (BJR)
Data teknis
Panjang lintas82 km
Jenis relR33, R42
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi40 s.d. 60 km/jam

Jalur Kereta api Banjar–Cijulang adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Banjar dengan Stasiun Cijulang. Jalur ini termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung dan memiliki panjang jalur sekitar 82 km. Jalur ini dulu merupakan jalur yang sibuk. Panorama jalur ini sangat indah mulai dari pegunungan hingga laut.

Jalur kereta api ini mempunyai banyak jembatan dan 4 terowongan yakni Terowongan Batulawang (281,5 meter), Terowongan Hendrik (105 meter), Terowongan Juliana (147,70 meter), dan Terowongan Sumber atau Wilhelmina (1.116,10 meter). Salah satu jembatan dan terowongan merupakan paling panjang di Indonesia yaitu Jembatan Cikacepit dengan panjang 290 meter dan Terowongan Sumber atau Wilhelmina dengan panjang 1.116,10 meter.

Peta pra-rencana tahun 1910 untuk pembangunan jalur kereta api Banjar-Parigi

Pada tahun 1898, F.J Nellensteyn mengajukan konsesi pembangunan trem penghubung Pameungpeuk-Rancaherang-Klapagenep-Cijulang-Parigi-Cikembulan-Kalipucang-Padaherang-Banjar. Konsesi tersebut diterima pemerintah, tetapi Nellensteyn sendiri tak mengerjakan proyek yang diajukan itu. Pada tahun yang sama, usul datang dari H.J Stroband. Ia mengajukan konsesi pembangunan trem uap dengan jalur yang lebih pendek dari usulan Nellensteyn, yaitu Banjar-Banjarsari-Kalipucang-Cikembulan-Parigi-Cijulang. Namun, usulannya ditolak pemerintah. Kemudian Eekhout van Pabst dan Lawick van Pabst. Akan tetapi, seperti usul sebelumnya, usul Eekhout dan van Pabst pun tidak ditindaklanjuti.[1][2]

Residen Priangan sendiri baru mengajukan pembangunan jalur kereta api Banjar-Parigi pada 1908. Pengajuan ini disertai nota Asisten Residen Sukapura dan Kontrolir Manonjaya. Alasan yang dikemukakan Residen Priangan tak jauh beda dengan yang dikemukakan kalangan swasta, yaitu untuk meningkatkan eksploitasi ekonomi dan pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara. Setelah melalui pertimbangan yang cukup lama, berdasarkan undang-undang tanggal 18 Juli 1911, pemerintah kolonial memutuskan untuk membangun jalur kereta api Banjar-Kalipucang-Parigi. Pembangunan jalur ini sesuai dengan yang diusulkan Residen Priangan.[3]

Jalur ini pun selesai dengan perincian segmen Banjar–Kalipucang pada tanggal 15 Desember 1916, dan selesai pada 1 Juni 1921.[4]

Penutupan

[sunting | sunting sumber]

Jalur ini ditutup total pada 1 Februari 1982. Indonesian Railway Preservation Society (2007) pernah mencatat bahwa pada tahun 1997, petak Banjar-Banjarsari sempat diperbaiki dan berberapa lokomotif seperti BB300 dan D301 sempat berjalan di jalur ini. Namun jalur ini ditutup lagi saat krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia. Jalur dan bantalan yang baru pasang pun dibongkar.[5]

Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan. Namun pada tahun 2018, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah jalur kereta api Cibatu–Cikajang direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan Rancaekek–Tanjungsari dan Cikudapateuh–Ciwidey. Belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.

Jalur terhubung

[sunting | sunting sumber]

Lintas aktif

[sunting | sunting sumber]

Layanan kereta api

[sunting | sunting sumber]

Tidak ada layanan yang dijalankan di jalur ini.

Daftar stasiun

[sunting | sunting sumber]
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 11 Banjar–Cijulang
Segmen Banjar–Kalipucang
Diresmikan pada tanggal 15 Desember 1916
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
1640 Banjar BJR Hegarsari, Pataruman, Banjar km 310+969 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 0+000 lintas Banjar-Pangandaran-Cijulang
+32 m Beroperasi
BH -
Terowongan Batulawang (Philip)
Panjang: 281,5 m
Dibangun pada tahun 1914
1922 Batulawang BTW Jl. Desa Batulawang No.215, Sukamukti, Pataruman, Banjar km 6+257 Tidak beroperasi
1921 Gunung Cupu GNC Jl. Raya Banjar-Pangandaran, Bangunsari, Pamarican, Ciamis km 8+003 Tidak beroperasi
1919 Cikotok CKT Jl. Raya Banjarsari, Kertahayu, Pamarican, Ciamis km 13+168 Tidak beroperasi
1918 Sukajadi SKD Sukajadi, Pamarican, Ciamis km 16+242 Tidak beroperasi
1917 Banjarsari (Ciamis) BJI Jalan Raya, Banjarsari, Banjarsari, Ciamis km 18+357 Tidak beroperasi
1916 Cicapar CCP Pasirgeulis, Padaherang, Pangandaran km 25+468 Tidak beroperasi
1915 Kedungwuluh KWL Kedungwuluh, Padaherang, Pangandaran km 29+356 Tidak beroperasi
1914 Padaherang Pasar PAHP Tidak beroperasi
1913 Padaherang PAH Padaherang, Padaherang, Pangandaran km 30+808 Tidak beroperasi
1912 Ciganjeng CGJ Ciganjeng, Padaherang, Pangandaran km 35+486 Tidak beroperasi
1911 Tunggilis TUS Tunggilis, Kalipucang, Pangandaran km 39+058 Tidak beroperasi
1909 Kalipucang KLC Jl. Raya Kalipucang No.328, Kalipucang, Kalipucang, Pangandaran km 43+193 Tidak beroperasi
Segmen Kalipucang–Cijulang
Diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921
BH -
Terowongan Hendrik (Cikacepit)
Panjang: 105 m
Dibangun pada tahun 1914
BH -
Jembatan Cikacepit
Panjang: 310 m
Dibangun pada tahun 1914
BH -
Terowongan Juliana (Bengkok)
Panjang: 147,70 m
Dibangun pada tahun 1914
1908 Sumber SUB Pamotan, Kalipucang, Pangandaran km 47+370 Tidak beroperasi
BH -
Terowongan Wilhelmina (Sumber)
Panjang: 1.116,10 m
Dibangun pada tahun 1914
1907 Ciputrapinggan CPP Babakan, Pangandaran, Pangandaran km 55+155 Tidak beroperasi
1906 Pangandaran PND Pananjung, Pangandaran, Pangandaran km 60+010 +7 m Tidak beroperasi
1905 Cikembulan CIK Wonoharjo, Pangandaran, Pangandaran km 63+621 Tidak beroperasi
1904 Cikalong CIA Sukaresik, Sidamulih, Pangandaran km 68+116 Tidak beroperasi
1903 Cibenda CBA Cibenda, Parigi, Pangandaran km 71+543 Tidak beroperasi
1902 Parigi PAR Parigi, Parigi, Pangandaran km 77+776 Tidak beroperasi
1901 Cijulang CIJ Cijulang, Cijulang, Pangandaran km 82+160 Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis tebal miring merupakan stasiun kelas besar atau kelas I yang nonaktif.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi: [6][4][7][8][9]


Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Marihandono, Djoko; Leirissa, R. Z. (2008). Titik balik historiografi di Indonesia. Depok: Wedatama Widya Sastra dan Departemen Sejarah FIB UI. 
  2. ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Batavia: Landsdrukkerij. 
  3. ^ Handel, nijverheid en industrie in Nederl. Oost-Indië, Volume 1. Obuz. 1922. 
  4. ^ a b Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ "Banjar-Pangandaran-Cijulang Tour | IRPS". irps.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-28. 
  6. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  7. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  8. ^ Perusahaan Jawatan Kereta Api. Stasiun KA, Singkatan dan Jarak. 
  9. ^ Wieringa, A. (1916). Beknopt Aadrijkskundig Woordenboek van Nederlandsch-Indie. 's Gravenhage.