Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(209 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Kotak info jalur kereta api |
|||
'''Jalan Kereta Api Muaro-Pekanbaru''' adalah jalur kereta api nonaktif antara [[Muaro]] dan [[Pekanbaru]] sepanjang 220 kilometer yang dibangun pada masa [[Perang Dunia I]] oleh [[Jepang|Tentara Pendudukan Jepang]]. |
|||
| box_width= |
|||
| image=Locomotive Remains on the Pekanbaru Death Railway.jpg |
|||
| name=Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru |
|||
| caption=Lokomotif tipe C ([[Lokomotif C54|C54]]''xx'') atau SCS 200 yang teronggok di bekas jalur kereta api Muaro–Pekanbaru, tepatnya di Jl. Lokomotif Jepang, Desa Lipat Kain.|type=Jalur lintas utama |
|||
| system=Jalur kereta api rel berat|status=Tidak beroperasi |
|||
| start=Muaro Kalaban |
|||
| end=Pekanbaru |
|||
| open= * 1 Maret 1924 (Segmen Muaro Kalaban–Muaro) |
|||
* 15 Agustus 1945 (Segmen Muaro–Pekanbaru) |
|||
| close= * 1945 (Segmen Muaro–Pekanbaru) |
|||
* 2003? (Segmen Muaro Kalaban–Muaro) |
|||
| yearcommenced= * 1920 (Segmen Muaro Kalaban–Muaro) |
|||
* 24 Mei 1944 (Segmen Muaro–Pekanbaru) |
|||
| buildby=[[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] (Segmen Muaro Kalaban–Muaro)<br>[[Rikuyu Sokyoku]] (Segmen Muaro–Pekanbaru) |
|||
| owner= *[[PT Kereta Api Indonesia]] (''de jure'', hanya Muaro Kalaban–Muaro) |
|||
* Beberapa segmen jalur terdaftar dalam aset [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]] sebagai bagian dari reaktivasi jalur |
|||
| operator=[[Divisi Regional II Sumatera Barat|Wilayah Aset Divre II Sumatera Barat]] |
|||
| gauge={{RailGauge|1067 mm}} |
|||
| depot= |
|||
| minradius= |
|||
| el= |
|||
| tracklength=246 km |
|||
| speed= |
|||
| reopen= |
|||
| map={{MKB–MRO–PKU}} |
|||
}} |
|||
'''Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru''' adalah jalur kereta api nonaktif antara [[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]] sampai dengan [[Pekanbaru]] sepanjang 246 kilometer yang dibangun oleh dua pihak dan masa yang berbeda, [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] pada masa [[Hindia-Belanda]] dan Rikuyu Sōkyoku pada masa [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Pendudukan Jepang]] dengan menggunakan tenaga ''[[Romusa|rōmusha]]'' maupun tahanan [[Perang Dunia II|perang (''Prisoner of War'')]]. |
|||
Sebagian dari jalur tersebut (hanya segmen Muaro Kalaban–Muaro), dioperasikan oleh [[Divisi Regional II Sumatera Barat|Wilayah Aset Divre II Sumatera Barat]]. Untuk segmen kelanjutannya masih dalam proses ''penggodokan'' untuk dibangun lagi sebagai bagian dari megaproyek jalur kereta api Trans-Sumatra. |
|||
Jalan kereta api dari [[Muaro]] ke [[Pekanbaru]] di provinsi [[Riau]] dibangun pekerja paksa antara bulan September [[1943]] dan Agustus [[1945]]. Jalur ini dikerjakan oleh [[romusha]] dan Tawanan perang Belanda. Menurut laporan [[Palang Merah Internasional]], sekitar 80.000 dari 102.300 orang romusha yang didatangkan dari [[Jawa]] meninggal dan sekitar 700 orang [[tawanan perang]] [[Eropa]] meninggal. |
|||
== |
== Segmen Muaro Kalaban–Muaro == |
||
Rencana pembangunan jalur KA antara Muaro dan Pekanbaru sudah dimulai sejak awal abad 20, namun karena berbagai hal Pemerintah pusat di [[Belanda]] belum tertarik untuk menindaklanjuti rencana ini. |
|||
Setelah sukses membangun [[jalur kereta api Padangpanjang–Sawahlunto]], [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust|Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS)]] melakukan perencanaan pembangunan jalur kereta api dari [[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]] menuju [[Tembilahan, Indragiri Hilir|Tembilahan (Riau)]]. Dalam perencanaan pembangunan jalur kereta Muaro Kalaban–Tembilahan nantinya di jalur tersebut terdapat cabang menuju [[Stasiun Lahat|Muaro – Lahat]], [[Muara Lembu, Singingi, Kuantan Singingi|Muara Lembu (Kuantan Singingi)]], dan [[Air Molek I, Pasir Penyu, Indragiri Hulu|Air Molek]].<ref>{{Cite book|title=Gedenkboek der staatsspoor- en tramwegen in Nederlandsch- Indië 1875-1925|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1925|isbn=|location=|pages=50}}</ref> |
|||
Pada tahun 1920, [[Staatsspoorwegen]] melanjutkan kembali penjajakan yang telah dilakukan sebelumnya. SS menugaskan Ir. W.J.M. Nivel untuk mengkaji dan meneliti kemungkinan dibangunnya jalur kereta api ke pantai timur [[Sumatera]]. Beliau menuliskan laporan penelitian dan pedoman teknis pembangunan jalur ini dalam dokumen [[Staatsspoorwegen]] no.19 tahun 1927. |
|||
Dalam pelaksanaan pembangunannya, dibangunlah segmen [[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]] – [[Stasiun Padang Sibusuk|Padang Sibusuk]] (6,2 km) dan dilanjutkan dengan pembangunan segmen [[Stasiun Padang Sibusuk|Padang Sibusuk]]–[[Stasiun Muaro|Muaro]] (19,9 km) yang diresmikan pada 1 Maret 1924.<ref>{{cite book|title=Bijlagen van der Verslag van de handelingen der Staten-Generaal|year=1925-1928|publisher=Staatsdrukkerij- en Uitgeverijbedrijf|location=Den Haag}}</ref> Akan tetapi sebagai akibat terjadinya [[Depresi Besar]] pada tahun 1933 pembangunan jalur kereta api Muaro Kalaban–Tembilahan dihentikan dan hanya selesai sampai dengan [[Stasiun Muaro|Muaro]], proyek jalur ini pun tak pernah berjalan hingga terjadinya peralihan kekuasaan antara [[Hindia-Belanda]] dengan [[Jepang]]. |
|||
== Segmen Muaro–Pekanbaru == |
|||
Akhirnya rencana pembangunan jalur KA ini dutunda setelah mempertimbangkan bahwa eksploitasi jalur KA ke arah [[Pekanbaru]] yang sebagian besar hanya mengandalkan [[Batubara]] maka menurut perhitungan, biaya pembangunan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari eksploitasi. Selain itu, medan yang dilalui cukup berat dan banyaknya sarang nyamuk [[malaria]] yang dapat membuat biaya pembangunan membengkak. |
|||
Jalan kereta api dari [[Muaro]] ke [[Pekanbaru]] di provinsi [[Riau]] dibangun pekerja paksa antara bulan September [[1943]] sampai dengan 15 Agustus [[1945]]. Jalur ini dikerjakan oleh ''[[romusha|rōmusha]]'' dan tawanan perang. Menurut laporan [[Palang Merah Internasional]], sekitar 80.000 dari 102.300 orang ''[[romusha|rōmusha]]'' yang didatangkan dari [[Jawa]] meninggal dan sekitar 700 orang [[tawanan perang]] [[Eropa]] meninggal. |
|||
=== Latar belakang === |
|||
Namun pada saat masa pendudukan [[Jepang]], jalur Muaro-Pakanbaru menjadi prioritas utama karena kebutuhan energi [[batubara]] untuk [[Perang Dunia I|perang]]yang amat mendesak. Lebih dari itu, [[Jepang]] memiliki sumber daya manusia yang banyak dan murah, yaitu [[romusha]] dan [[tawanan perang]]. |
|||
Rencana pembangunan jalur kereta api antara Muaro dan Pekanbaru sudah dimulai sejak awal abad ke-20, tetapi karena berbagai hal pemerintah pusat di [[Belanda]] belum tertarik untuk menindaklanjuti rencana ini. Pada tahun 1920, [[Staatsspoorwegen]] melanjutkan kembali penjajakan yang telah dilakukan sebelumnya, SS menugaskan Ir. W.H. de Grave dan Ir. W.J.M. Nivel untuk mengkaji serta meneliti kemungkinan dibangunnya rute terbaik jalur kereta api ke pantai timur [[Sumatra]]. Dia menuliskan laporan penelitian dan pedoman teknis pembangunan jalur ini dalam dokumen [[Staatsspoorwegen]] No. 19 tahun 1927.<ref name="FF">{{cite web |url=https://www.pekanbarudeathrailway.com/muaro-to-pekanbaru?lang=id |title=Jalur Kereta Api Maut Pekanbaru |last=Farrel |first=Jamie |date= |website=www.pekanbarudeathrailway.com |publisher= |access-date=6 Oktober 2019|quote=}}</ref> |
|||
Akhirnya rencana pembangunan jalur kereta api ini ditunda setelah mempertimbangkan bahwa eksploitasi jalur kereta api ke arah [[Pekanbaru]] yang sebagian besar hanya mengandalkan [[batu bara]] maka menurut perhitungan, biaya pembangunan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari eksploitasi. Selain itu, medan yang dilalui cukup berat dan banyaknya sarang nyamuk [[malaria]] yang dapat membuat biaya pembangunan membengkak. |
|||
==Konstruksi== |
|||
Pada bulan [[Maret]] [[1943]], rombongan [[romusha]] pertama tiba di [[Pekanbaru]]. Mereka bertugas membangun emplasemen di Pakanbaru untuk mempermudah pembangunan jalur KA menuju pedalaman. |
|||
Namun pada saat masa pendudukan [[Jepang]], jalur Muaro – Pakanbaru menjadi prioritas utama karena kebutuhan energi [[batu bara]] untuk [[Perang Dunia I|perang]] yang amat mendesak. Lebih dari itu, [[Jepang]] memiliki sumber daya manusia yang banyak dan murah, yaitu ''[[romusha|rōmusha]]'' dan [[tawanan perang]]. |
|||
Material [[rel]] dan bantalannya diambil dari [[Deli Spoorweg Maatschappij]] di [[Sumatera Utara]]. Namun ada juga pekerja yang melihat adanya materian dari [[Malang Stoomtram Maatschappij]]. |
|||
=== Konstruksi === |
|||
Jepang juga mengambil kendaraan rel dan pegawai dari DSM. Ada 3 lokomotif DSM yang diambil. Dua diantaranya adalah lokomotif 1B1 buatan [[Hanomag]]. |
|||
Pada bulan April 1943, rombongan ''[[romusha|rōmusha]]'' dari [[Pulau Jawa]] tiba di [[Pekanbaru]]. Mereka bertugas membangun emplasemen di Pekanbaru untuk mempermudah pembangunan jalur kereta api menuju pedalaman.<ref>{{Cite web|title=Sumatra Railroad {{!}} Create Your Own Contests at ShortStack.com|url=https://sumatra-railroad.shortstack.com/0RXcMp|website=sumatra-railroad.shortstack.com|language=en|access-date=}}</ref> |
|||
Jepang memimpin pembangunan rel kereta sejauh 220 km dari Pekanbaru sampai [[Selat Malaka]] menggunakan ''[[romusha|rōmusha]]'' dan [[tahanan perang]]. Pembangunan ini dilakukan selama 15 bulan yang melalui pegunungan, rawa-rawa, dan sungai-sungai yang berarus deras.<ref>{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1|page=146|publisher=CV Angkasa|first1=Tim Telaga Bakti|last1=Nusantara|first2=Asosiasi Pakar|last2=Perkeretaapian|edition=Cet. 1|location=Bandung|year=1997}}</ref> |
|||
Pembangunan jalan rel dibangun secara asal-asalan karena masing-masing Tentara Jepang dan romusha tidak mengerti bagaimana cara membangun jalan rel yang baik. Bantalan rel dibuat dari kayu apa saja yang ada di hutan, sehingga bantalan-bantalan tersebut pecah saat rel ditancapkan pada kayu tersebut. |
|||
Sebanyak 6.500 tahanan perang Belanda (kebanyakan [[orang Indo|Indo-Eropa]]) dan Britania Raya ditambah lebih dari 100.000 ''[[romusha|rōmusha]]'' Indonesia (kebanyakan suku Jawa) dikerahkan oleh militer Jepang. Saat proyek ini rampung bulan Agustus 1945, hampir sepertiga tahanan perang Eropa dan lebih dari separuh kuli Indonesia telah meninggal dunia.<ref name="FF" /> |
|||
Rel kereta ini bertujuan sebagai media pengangkutan batu bara dan tentara dari Pekanbaru ke rel kereta api lain di Muaro di barat pulau Sumatra. Pembangunan rel selesai pada 15 Agustus 1945. Rel ini hanya sekali digunakan untuk membawa tahanan perang keluar dari wilayah tersebut, lalu dibiarkan tertutup hutan.<ref name="FF" /><ref name="bbc">[http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk/1492191.stm Memorial to Sumatra railway dead] 15 August 2001 BBC News</ref> |
|||
Material [[rel]] dan bantalannya diambil dari [[Deli Spoorweg Maatschappij]] di [[Sumatera Utara]]. Namun ada juga pekerja yang melihat adanya material dari [[Malang Stoomtram Maatschappij]]. |
|||
Jepang juga mengambil kendaraan rel dan pegawai dari DSM. Ada 3 lokomotif DSM yang diambil. Dua di antaranya adalah lokomotif 1B1 buatan [[Hanomag]]. |
|||
Pembangunan jalan rel dibangun secara asal-asalan karena masing-masing tentara Jepang dan ''[[romusha|rōmusha]]'' tidak mengerti bagaimana cara membangun jalan rel yang baik. Bantalan rel dibuat dari kayu apa saja yang ada di hutan, sehingga bantalan-bantalan tersebut pecah saat rel ditancapkan pada kayu tersebut. |
|||
Apabila jalan rel melintasi [[rawa]], rawa tersebut hanya diuruk ala kadarnya tanpa dipadatkan, sehingga tanah ini sangat rawan ambles apabila dilewati [[Kereta Api]]. |
Apabila jalan rel melintasi [[rawa]], rawa tersebut hanya diuruk ala kadarnya tanpa dipadatkan, sehingga tanah ini sangat rawan ambles apabila dilewati [[Kereta Api]]. |
||
Baris 25: | Baris 65: | ||
Jembatan rel yang dibangun pun dibuat seadanya sehingga konstruksi jembatan amat rapuh dan bisa saja ambruk sewaktu-waktu. |
Jembatan rel yang dibangun pun dibuat seadanya sehingga konstruksi jembatan amat rapuh dan bisa saja ambruk sewaktu-waktu. |
||
Di daerah [[Logas]], menurut |
Di daerah [[Logas, Logas Tanah Darat, Kuantan Singingi|Logas]], menurut hasil penelitian Ir. W.H. de Grave seharusnya dibangun terowongan menembus Bukit Barisan. Tetapi tentara Jepang tidak mengindahkan pendapat para Insinyur [[Staatsspoorwegen|SS]] dan sebaliknya membuat jalur memutar di samping jurang dan membuat talud yang konstruksinya amat buruk. Beberapa saat sebelum [[Jepang]] menyerah kereta yang ditumpangi para romusa anjlok di tempat ini dan jatuh ke jurang.<ref name="FF"/> |
||
Tercatat pasca selesainya segmen Muaro–Pekanbaru dibangun, pernah setidaknya ada beberapa kali perjalanan kereta api yakni: |
|||
== Daftar Stasiun / KAMP == |
|||
# Antara tanggal 24 dan 30 Agustus 1945, para tahanan perang di sepanjang jalur ini dievakuasi dengan sebuah kereta menuju Pekanbaru yang selanjutnya diangkut menuju [[Singapura]] guna menjalankan perawatan medis. Setelah Jepang menyerah, seorang tentara Jepang bernama Lance Kopral Ito mengemudikan sebuah kereta yang mengangkut tahanan perang warga Belanda dari [[Stasiun Muaro|Muaro]] menuju [[Pekanbaru]] akan tetapi karena kualitas jalur yang buruk, kereta ini pun anjlok. Proses evaluasi tahanan perang ini selesai pada 5 November 1945.<ref name="FF" /> |
|||
* [[Kamp Muaro]] |
|||
# Memasuki awal tahun 1946, seorang insinyur Jepang yang ikut dalam pembangunan jalur ini menggunakan sebuah kereta dari [[Stasiun Muaro|Muaro]] menuju [[Pekanbaru]] yang selanjutnya menunggu sebuah transportasi menuju ke Jepang, kereta tersebut hanya mengangkut dirinya sendiri beserta peralatan pembangunan jalur kereta api. Pada 8 April 1946, sebuah kapal berlabuh di Sungai Siak dan membawa pergi sang insinyur.<ref name="FF" /> |
|||
* [[Kamp Kuantan 1|Kamp Kuantan ]]2 |
|||
* [[Kamp Kuantan 2|Kamp Kuantan ]]1 |
|||
* [[Kamp Lubukambacang]] |
|||
* [[Kamp Logas]] |
|||
* [[Kamp Kotabaru]] |
|||
* [[Kamp Lipatkain]] |
|||
* [[Kamp Sungaipagar]] |
|||
* [[Kamp Lubuksakat]] |
|||
* [[Kamp Taratakbuluh]] |
|||
* [[Kamp Kubang]] |
|||
* [[Kamp Tengkirang]] |
|||
* [[Kamp Pekanbaru]] |
|||
Setelah bulan April 1946 segmen Muaro – Pekanbaru tidak pernah sama sekali digunakan kembali dan meninggalkan jalur rel yang terbengkalai beserta beberapa lokomotif uap yang tertinggal di sepanjang jalur. |
|||
== |
=== Kesaksian === |
||
[[Berkas:Sterk vermagerde man, vermoedelijk een krijgsgevangene uit kamp Pakan Baroe bij Pakanbaroe, KITLV 114471.tiff|jmpl|309x309px|Salah satu ''[[Romusha|rōmusha]]'' atau tahanan perang yang berada di Kamp Pekanbaru.]] |
|||
George Duffy, satu dari 15 tentara Amerika Serikat sekaligus penyintas {{MS|American Leader}} yang tenggelam, menceritakan kehidupan dan kematian tahanan perang di [[Memory Archive]]; [[malaria]], [[disentri]], [[pelagra]], dan [[malagizi]]/[[beri-beri]] adalah penyakit utama yang diakibatkan oleh kerja berlebihan dan perlakuan tak layak. Katanya, "harapan hidup rata-rata 700 [[tahanan perang]] yang tewas dalam proyek ini adalah 37 tahun 3 bulan."<ref>{{cite web|url=http://www.memoryarchive.org/en/The_Death_Railway,_April_1945,_by_George_Duffy|title=The Death Railway, April 1945|author=Duffy, George|date=5 January 2006|work=[[MemoryArchive]]|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080618213017/http://www.memoryarchive.org/en/The_Death_Railway,_April_1945,_by_George_Duffy|archivedate=18 June 2008|deadurl=yes|accessdate=2 January 2015}}</ref> |
|||
=== Warisan === |
|||
[[Berkas:The Sumatra Railway Memorial - geograph.org.uk - 1568298.jpg|jmpl|250px|Tugu Rel Kereta Api Sumatra di [[National Memorial Arboretum]] di [[Alrewas]], Inggris]] |
|||
Rel kereta ini tidak pernah dimanfaatkan sepenuhnya dan masih terbengkalai.<ref>{{cite book|title=The Sumatra Railroad: Final Destination Pakan Baroe 1943-45|last=Hovinga|first=Henk|publisher=[[KITLV Press]]|year=2010|isbn=9789067183284|location=Leiden}}</ref> Di tempat lain, Jepang memerintahkan pembangunan [[rel kereta api Burma]] dan [[rel kereta api Tanah Genting Kra]] (dari [[Chumphon]] ke [[Kra Buri]]). |
|||
[[Tugu Rel Kereta Api Sumatra]] (''Sumatra Railway Memorial'') dibuka pada [[Hari Kemenangan Atas Jepang]] tahun 2001 di [[National Memorial Arboretum]] di [[Alrewas]], dekat [[Lichfield]], [[Staffordshire]], Inggris. Tugu ini memperingati kurang lebih 5.000 tahanan perang dan 30.000 pekerja lokal yang dipaksa membangun proyek rel kereta api Sumatra sejauh 140 mil. Tugu ini terletak dekat Far East Prisoners of War Memorial Building.<ref name="bbc" /> Pembukaan tugu tersebut dihadiri oleh mantan tahanan perang, duta besar Jepang untuk Britania Raya ([[Sadayuki Hayashi]]), dan meliputi peletakan batu perdamaian dan penanaman pohon sebagai simbol perdamaian.<ref name="bbc" /> |
|||
Hingga kini masih dapat dijumpai beberapa peninggalan yang membuktikan bahwasanya jalur ini pernah ada di antaranya: |
|||
# Dua batang rel milik [[Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij|BOS]] dan [[Staatsspoorwegen|JSS]] yang melintang di atas Sungai Sago, Jalan Juanda, [[Kota Pekanbaru]]. |
|||
#Potongan ketel lokomotif uap (kemungkinan B21) di Jalan Tanjung Karang No. 55, RT 02 RW 01, Kelurahan Pesisir, [[Lima Puluh, Pekanbaru|Kecamatan Lima Puluh]], [[Kota Pekanbaru]], yang tepatnya berada di belakang halaman rumah warga.<ref>https://www.youtube.com/watch?v=O9QM07QyLZw&pp=sAQA</ref> |
|||
#Dua belas batang rel setinggi 1 meter milik [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust|SSS]] di depan Kantor Telkom, Jalan Hang Tuah, [[Kota Pekanbaru]]. |
|||
#Makam Pahlawan kerja yang merupakan kompleks makam ''[[Romusa|rōmusha]]'' pembangunan jalur kereta api Pekanbaru – Muaro. Di dalam kompleks tersebut, terdapat sebuah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C33|C33]] 22. Lokasinya berada di Jalan Kaharuddin Nasution, [[Bukit Raya, Pekanbaru|Kecamatan Bukit Raya]], [[Kota Pekanbaru]]. |
|||
#Bekas jalur yang kini menjadi jalan raya di Pekanbaru, yaitu Jalan Lokomotif, Jalan Letjend. S. Parman (Jalan Beringin), Jalan Pinang, Jalan Kereta Api, Jalan Pahlawan Kerja. |
|||
#Satu buah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C54|C54]] milik [[Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij|SCS]] 200 di Jalan Lokomotif Jepang, [[Lipat Kain, Kampar Kiri, Kampar|Desa Lipat Kain]], [[Kampar Kiri, Kampar|Kecamatan Kampar Kiri]], [[Kabupaten Kampar]], yang komponennya sebagian besar telah hilang. |
|||
# Batang rel milik [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] yang dijadikan pagar dan bantalan rel yang dijadikan jembatan di Pasar Lama Koto Baru, [[Koto Baru, Singingi Hilir, Kuantan Singingi|Desa Koto Baru]], [[Singingi Hilir, Kuantan Singingi|Kecamatan Singingi Hilir]], [[Kabupaten Kuantan Singingi]]. |
|||
#Satu buah lokomotif tipe [[Lokomotif C33|C33]] yang relatif utuh berada di [[Silokek, Sijunjung, Sijunjung|Nagari Silokek]], [[Sijunjung, Sijunjung|Kecamatan Sijunjung]], [[Kabupaten Sijunjung]], dan menjadi benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat. |
|||
#Serta beberapa peninggalan lainnya berupa potongan rel maupun bantalannya. |
|||
== Jalur terhubung == |
|||
=== Lintas aktif === |
|||
Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun |
|||
=== Lintas nonaktif === |
|||
[[Jalur kereta api Padangpanjang–Sawahlunto|Padangpanjang–Sawahlunto]] |
|||
== Layanan kereta api == |
|||
Tidak ada layanan kereta api yang dijalankan di jalur ini. |
|||
== Daftar stasiun / kamp == |
|||
{{DaftarStasiun-start}} |
|||
{{DaftarStasiun-lintas|lintas=[[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]]–[[Stasiun Muaro|Muaro]]–'''Pekanbaru'''|operator=[[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]]|segmen=Muaro Kalaban–Padang Sibusuk|dibuka=1 Maret 1924|ditutup=?|panjang=6,2 km|daop=V2}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7302|nama=[[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]]|kelas=III|singkatan=MKB|alamat=Jalan Lintas Sumatra 184, [[Muaro Kalaban, Silungkang, Sawahlunto]]|ketinggian=+223 m|status=Aktif beroperasi|gambar=Stasiun Murao Kalaban.jpg|letak=km 151+442 lintas ''[[Stasiun Teluk Bayur|Teluk Bayur]]''–[[Stasiun Padang|Padang]]–[[Stasiun Lubuk Alung|Lubuk Alung]]–''[[Stasiun Padangpanjang|Padangpanjang]]''–''[[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]]''–''[[Stasiun Muaro|Muaro]]''}} |
|||
|- |
|||
! colspan=4|BH -<br/>Terowongan Kupitan !! colspan=4|panjang: 600 m<br/>Dibangun pada tahun 1922 |
|||
|- |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7406|nama=Padang Sibusuk|status=Tidak beroperasi|singkatan=PSK|letak=km 157+605|kelas=III|gambar=Stasiun Padang Sibusuk 1.jpg|ketinggian=+199 m|alamat=[[Padang Sibusuk, Kupitan, Sijunjung]]}} |
|||
{{DaftarStasiun-lintas||segmen=[[Stasiun Padang Sibusuk|Padang Sibusuk]]–[[Stasiun Muaro|Muaro]]|dibuka=?|ditutup=?|panjang=19,9 km}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7405|nama=Pamuatan|status=Tidak beroperasi|singkatan=PMU|letak=km 160+100|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7404|nama=Tanjung Ampalu|status=Tidak beroperasi|singkatan=TJA|letak=km 164+677|kelas=III|gambar=Stasiun Tanjung Ampalu 2.jpg|alamat=[[Muaro Bodi, IV Nagari, Sijunjung]]|ketinggian=+167 m}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7403|nama=Palaluar|status=Tidak beroperasi|singkatan=PAL|letak=km 168+960|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7402|nama=Padang Lawas|status=Tidak beroperasi|singkatan=PDW|letak=km 171+091|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=7401|nama=Muaro|status=Tidak beroperasi|singkatan=MRO|letak=km 177+428 lintas ''[[Stasiun Teluk Bayur|Teluk Bayur]]''–[[Stasiun Padang|Padang]]–[[Stasiun Lubuk Alung|Lubuk Alung]]–''[[Stasiun Padangpanjang|Padangpanjang]]''–''[[Stasiun Muaro Kalaban|Muaro Kalaban]]''–''[[Stasiun Muaro|Muaro]]''<br/>Kamp 13: km 220|kelas=III|alamat=[[Muaro, Sijunjung, Sijunjung]]|ketinggian=+153 m|gambar=Stasiun Muaro 3.jpg}} |
|||
{{DaftarStasiun-lintas||segmen=[[Stasiun Muaro|Muaro]]–'''Pekanbaru'''|dibuka=15 Agustus 1945|ditutup=September 1945|panjang=220 km|operator=Rikuyu Sokyoku}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 12|nama=Silokek|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 200|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 11|nama=Padang Tarok|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 176|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 10|nama=Lubuk Ambacang|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 160|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 9|nama=Logas|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 142|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 14A|nama=Petai|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km ?<br> km 0+000 cabang menuju Kamp 14 (Tambang Batu Bara)|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 8|nama=Koto Baru|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 111|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 7|nama=Lipat Kain|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 75|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 6|nama=Sungai Pagar|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 36|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|kelas=Halte|nama=Lubuk Sakat|nomor=Kamp 5|singkatan=-|status=Tidak beroperasi|letak=km 23}}{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 4|nama=Teratak Buluh|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 19|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 3|nama=Kampung Petas|status=Tidak beroperasi|kelas=Halte|singkatan=-|letak=km 19}}{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 3A|nama=Kubang|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 15|kelas=Halte}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 2A|nama=Simpang Tiga|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 10|kelas=Halte|alamat=Puskesmas Simpang Tiga, Jl. Kaharuddin Nasution, [[Kota Pekanbaru]]}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 2|nama=Tangkerang|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 5|kelas=Halte|alamat=Jl. Jend. Sudirman, seberang Gudang Bulog Jadirejo, [[Kota Pekanbaru]]}} |
|||
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 1|nama=Pekanbaru|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 0 lintas ''Pekanbaru''–''[[Stasiun Muaro|Muaro]]''|kelas=Halte|alamat=Pasar Lima Puluh, Jl. Sultan Syarif Kasim II, [[Kota Pekanbaru]]}} |
|||
{{DaftarStasiun-end}} |
|||
== Galeri == |
|||
<div style="text-align: center;"> |
|||
<gallery> |
|||
Lokomotif Uap Silukah.jpg|Lokomotif C yang ditemukan warga di Silukah, Durian Gadang, Muaro Sijunjung yang telah dinyatakan sebagai benda cagar budaya oleh pemerintah. |
|||
Ex-POW's walking the Railway (Argus Collection).png|Tahanan Perang berjalan di rel kereta api Muaro-Pekanbaru |
|||
POW's building the railway (Ben Snijders) Courtesy of Henk Hovinga.jpeg|Proses pembangunan jalur KA Muaro-Pekanbaru oleh tahanan perang. |
|||
Muaro-Pekanbaru Death-Railway.jpeg|Para tahanan perang berjalan di atas railbed Jalur KA Muaro-Pekanbaru. |
|||
Hovinga Pakanbaroe Map 1.jpg|Peta jalur kereta api Muaro-Pekanbaru. |
|||
</gallery> |
|||
</div> |
|||
== Lihat pula == |
|||
* [[Jalur kereta api di Indonesia]] |
* [[Jalur kereta api di Indonesia]] |
||
* [[Jalur kereta api aktif di Indonesia]] |
* [[Jalur kereta api aktif di Indonesia]] |
||
* [[Jalur kereta api nonaktif di Indonesia]] |
* [[Jalur kereta api nonaktif di Indonesia]] |
||
== Pranala luar == |
|||
* [http://www.japansekrijgsgevangenkampen.nl/Sumatra-spoorweg.htm http://www.japansekrijgsgevangenkampen.nl] |
|||
* [http://pakanbaroe.webs.com/ http://pakanbaroe.webs.com/] |
|||
* [http://tjahjonorailway.blogspot.fr/2008/08/forgotten-death-railway.html "Jalan Kereta Api Maut yang Terlupakan", in ''Railways of Indonesia''] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist|2}} |
|||
* Majalah Kereta Api edisi 87, Oktober 2013. |
|||
* Op Dood Spoor. Hovinga, Henk. 2013. |
|||
== Daftar pustaka == |
|||
* {{Cite journal|title=Drama Jalur Maut Pakanbaroe Spoorweg|journal=[[Majalah KA]]|number=87|year=2013}} |
|||
* {{Cite book|title=Op dood spoor: het drama van Pakanbaroe Spoorweg 1943–1945|first=Henk|last=Hovinga|year=2013|publisher=Uitgeverij van Wijnen}} |
|||
*{{Cite book|last=Abdullah|first=Syafei|date=2002|title=Tragedi Pembangunan Rel Kereta Api Muarasijunjung - Pekanbaru 1943-1945|location=Pekanbaru|publisher=UNRI Press|isbn=979-8692-89-6|url-status=live}} |
|||
== Pranala luar == |
|||
{{col|2}} |
|||
* {{nl}} [http://www.japansekrijgsgevangenkampen.nl/Sumatra-spoorweg.htm Pakan-Baroe-spoorweg] |
|||
* {{en}} [http://www.usmm.org/duffylifedeath.html Life and Death on the Death Railway] |
|||
* {{en}} [https://www.indonesianhistory.info/map/pekanrly.html Pekanbaru railway 1943-45 by Robert Cribb] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170901072347/https://www.indonesianhistory.info/map/pekanrly.html |date=2017-09-01 }} |
|||
* {{en}} [http://pakanbaroe.webs.com/ Pakan Baroe Death Railway] |
|||
* {{en}} [http://www.pekanbarudeathrailway.com Pekanbaru Death Railway] |
|||
* {{En}} [https://sumatra-railroad.shortstack.com/0RXcMp Sumatra Railroad] |
|||
* {{jp}} [https://sumaterarailway.wordpress.com/ スマトラ横断鉄道研究会] |
|||
* {{Id}} [https://keretapipekanbaru.blogspot.com/ Kereta Api Pekanbaru]{{endDiv}} |
|||
[[Kategori:Jalur kereta api tidak aktif di Indonesia|Muaro-Pekanbaru]] |
|||
[[Kategori:Perang Dunia II]] |
[[Kategori:Perang Dunia II]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Divisi Regional II Sumatera Barat]] |
||
{{kereta-stub}} |
Revisi terkini sejak 18 Juni 2024 07.04
Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Ikhtisar | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis | Jalur lintas utama | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem | Jalur kereta api rel berat | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Status | Tidak beroperasi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Terminus | Muaro Kalaban Pekanbaru | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibangun oleh | Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (Segmen Muaro Kalaban–Muaro) Rikuyu Sokyoku (Segmen Muaro–Pekanbaru) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mulai konstruksi |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ditutup |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilik |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | Wilayah Aset Divre II Sumatera Barat | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Data teknis | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panjang rel | 246 km | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru adalah jalur kereta api nonaktif antara Muaro Kalaban sampai dengan Pekanbaru sepanjang 246 kilometer yang dibangun oleh dua pihak dan masa yang berbeda, Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust pada masa Hindia-Belanda dan Rikuyu Sōkyoku pada masa Pendudukan Jepang dengan menggunakan tenaga rōmusha maupun tahanan perang (Prisoner of War).
Sebagian dari jalur tersebut (hanya segmen Muaro Kalaban–Muaro), dioperasikan oleh Wilayah Aset Divre II Sumatera Barat. Untuk segmen kelanjutannya masih dalam proses penggodokan untuk dibangun lagi sebagai bagian dari megaproyek jalur kereta api Trans-Sumatra.
Segmen Muaro Kalaban–Muaro
[sunting | sunting sumber]Setelah sukses membangun jalur kereta api Padangpanjang–Sawahlunto, Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) melakukan perencanaan pembangunan jalur kereta api dari Muaro Kalaban menuju Tembilahan (Riau). Dalam perencanaan pembangunan jalur kereta Muaro Kalaban–Tembilahan nantinya di jalur tersebut terdapat cabang menuju Muaro – Lahat, Muara Lembu (Kuantan Singingi), dan Air Molek.[1] Dalam pelaksanaan pembangunannya, dibangunlah segmen Muaro Kalaban – Padang Sibusuk (6,2 km) dan dilanjutkan dengan pembangunan segmen Padang Sibusuk–Muaro (19,9 km) yang diresmikan pada 1 Maret 1924.[2] Akan tetapi sebagai akibat terjadinya Depresi Besar pada tahun 1933 pembangunan jalur kereta api Muaro Kalaban–Tembilahan dihentikan dan hanya selesai sampai dengan Muaro, proyek jalur ini pun tak pernah berjalan hingga terjadinya peralihan kekuasaan antara Hindia-Belanda dengan Jepang.
Segmen Muaro–Pekanbaru
[sunting | sunting sumber]Jalan kereta api dari Muaro ke Pekanbaru di provinsi Riau dibangun pekerja paksa antara bulan September 1943 sampai dengan 15 Agustus 1945. Jalur ini dikerjakan oleh rōmusha dan tawanan perang. Menurut laporan Palang Merah Internasional, sekitar 80.000 dari 102.300 orang rōmusha yang didatangkan dari Jawa meninggal dan sekitar 700 orang tawanan perang Eropa meninggal.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Rencana pembangunan jalur kereta api antara Muaro dan Pekanbaru sudah dimulai sejak awal abad ke-20, tetapi karena berbagai hal pemerintah pusat di Belanda belum tertarik untuk menindaklanjuti rencana ini. Pada tahun 1920, Staatsspoorwegen melanjutkan kembali penjajakan yang telah dilakukan sebelumnya, SS menugaskan Ir. W.H. de Grave dan Ir. W.J.M. Nivel untuk mengkaji serta meneliti kemungkinan dibangunnya rute terbaik jalur kereta api ke pantai timur Sumatra. Dia menuliskan laporan penelitian dan pedoman teknis pembangunan jalur ini dalam dokumen Staatsspoorwegen No. 19 tahun 1927.[3]
Akhirnya rencana pembangunan jalur kereta api ini ditunda setelah mempertimbangkan bahwa eksploitasi jalur kereta api ke arah Pekanbaru yang sebagian besar hanya mengandalkan batu bara maka menurut perhitungan, biaya pembangunan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari eksploitasi. Selain itu, medan yang dilalui cukup berat dan banyaknya sarang nyamuk malaria yang dapat membuat biaya pembangunan membengkak.
Namun pada saat masa pendudukan Jepang, jalur Muaro – Pakanbaru menjadi prioritas utama karena kebutuhan energi batu bara untuk perang yang amat mendesak. Lebih dari itu, Jepang memiliki sumber daya manusia yang banyak dan murah, yaitu rōmusha dan tawanan perang.
Konstruksi
[sunting | sunting sumber]Pada bulan April 1943, rombongan rōmusha dari Pulau Jawa tiba di Pekanbaru. Mereka bertugas membangun emplasemen di Pekanbaru untuk mempermudah pembangunan jalur kereta api menuju pedalaman.[4]
Jepang memimpin pembangunan rel kereta sejauh 220 km dari Pekanbaru sampai Selat Malaka menggunakan rōmusha dan tahanan perang. Pembangunan ini dilakukan selama 15 bulan yang melalui pegunungan, rawa-rawa, dan sungai-sungai yang berarus deras.[5]
Sebanyak 6.500 tahanan perang Belanda (kebanyakan Indo-Eropa) dan Britania Raya ditambah lebih dari 100.000 rōmusha Indonesia (kebanyakan suku Jawa) dikerahkan oleh militer Jepang. Saat proyek ini rampung bulan Agustus 1945, hampir sepertiga tahanan perang Eropa dan lebih dari separuh kuli Indonesia telah meninggal dunia.[3]
Rel kereta ini bertujuan sebagai media pengangkutan batu bara dan tentara dari Pekanbaru ke rel kereta api lain di Muaro di barat pulau Sumatra. Pembangunan rel selesai pada 15 Agustus 1945. Rel ini hanya sekali digunakan untuk membawa tahanan perang keluar dari wilayah tersebut, lalu dibiarkan tertutup hutan.[3][6]
Material rel dan bantalannya diambil dari Deli Spoorweg Maatschappij di Sumatera Utara. Namun ada juga pekerja yang melihat adanya material dari Malang Stoomtram Maatschappij.
Jepang juga mengambil kendaraan rel dan pegawai dari DSM. Ada 3 lokomotif DSM yang diambil. Dua di antaranya adalah lokomotif 1B1 buatan Hanomag.
Pembangunan jalan rel dibangun secara asal-asalan karena masing-masing tentara Jepang dan rōmusha tidak mengerti bagaimana cara membangun jalan rel yang baik. Bantalan rel dibuat dari kayu apa saja yang ada di hutan, sehingga bantalan-bantalan tersebut pecah saat rel ditancapkan pada kayu tersebut.
Apabila jalan rel melintasi rawa, rawa tersebut hanya diuruk ala kadarnya tanpa dipadatkan, sehingga tanah ini sangat rawan ambles apabila dilewati Kereta Api.
Jembatan rel yang dibangun pun dibuat seadanya sehingga konstruksi jembatan amat rapuh dan bisa saja ambruk sewaktu-waktu.
Di daerah Logas, menurut hasil penelitian Ir. W.H. de Grave seharusnya dibangun terowongan menembus Bukit Barisan. Tetapi tentara Jepang tidak mengindahkan pendapat para Insinyur SS dan sebaliknya membuat jalur memutar di samping jurang dan membuat talud yang konstruksinya amat buruk. Beberapa saat sebelum Jepang menyerah kereta yang ditumpangi para romusa anjlok di tempat ini dan jatuh ke jurang.[3]
Tercatat pasca selesainya segmen Muaro–Pekanbaru dibangun, pernah setidaknya ada beberapa kali perjalanan kereta api yakni:
- Antara tanggal 24 dan 30 Agustus 1945, para tahanan perang di sepanjang jalur ini dievakuasi dengan sebuah kereta menuju Pekanbaru yang selanjutnya diangkut menuju Singapura guna menjalankan perawatan medis. Setelah Jepang menyerah, seorang tentara Jepang bernama Lance Kopral Ito mengemudikan sebuah kereta yang mengangkut tahanan perang warga Belanda dari Muaro menuju Pekanbaru akan tetapi karena kualitas jalur yang buruk, kereta ini pun anjlok. Proses evaluasi tahanan perang ini selesai pada 5 November 1945.[3]
- Memasuki awal tahun 1946, seorang insinyur Jepang yang ikut dalam pembangunan jalur ini menggunakan sebuah kereta dari Muaro menuju Pekanbaru yang selanjutnya menunggu sebuah transportasi menuju ke Jepang, kereta tersebut hanya mengangkut dirinya sendiri beserta peralatan pembangunan jalur kereta api. Pada 8 April 1946, sebuah kapal berlabuh di Sungai Siak dan membawa pergi sang insinyur.[3]
Setelah bulan April 1946 segmen Muaro – Pekanbaru tidak pernah sama sekali digunakan kembali dan meninggalkan jalur rel yang terbengkalai beserta beberapa lokomotif uap yang tertinggal di sepanjang jalur.
Kesaksian
[sunting | sunting sumber]George Duffy, satu dari 15 tentara Amerika Serikat sekaligus penyintas MS American Leader yang tenggelam, menceritakan kehidupan dan kematian tahanan perang di Memory Archive; malaria, disentri, pelagra, dan malagizi/beri-beri adalah penyakit utama yang diakibatkan oleh kerja berlebihan dan perlakuan tak layak. Katanya, "harapan hidup rata-rata 700 tahanan perang yang tewas dalam proyek ini adalah 37 tahun 3 bulan."[7]
Warisan
[sunting | sunting sumber]Rel kereta ini tidak pernah dimanfaatkan sepenuhnya dan masih terbengkalai.[8] Di tempat lain, Jepang memerintahkan pembangunan rel kereta api Burma dan rel kereta api Tanah Genting Kra (dari Chumphon ke Kra Buri).
Tugu Rel Kereta Api Sumatra (Sumatra Railway Memorial) dibuka pada Hari Kemenangan Atas Jepang tahun 2001 di National Memorial Arboretum di Alrewas, dekat Lichfield, Staffordshire, Inggris. Tugu ini memperingati kurang lebih 5.000 tahanan perang dan 30.000 pekerja lokal yang dipaksa membangun proyek rel kereta api Sumatra sejauh 140 mil. Tugu ini terletak dekat Far East Prisoners of War Memorial Building.[6] Pembukaan tugu tersebut dihadiri oleh mantan tahanan perang, duta besar Jepang untuk Britania Raya (Sadayuki Hayashi), dan meliputi peletakan batu perdamaian dan penanaman pohon sebagai simbol perdamaian.[6]
Hingga kini masih dapat dijumpai beberapa peninggalan yang membuktikan bahwasanya jalur ini pernah ada di antaranya:
- Dua batang rel milik BOS dan JSS yang melintang di atas Sungai Sago, Jalan Juanda, Kota Pekanbaru.
- Potongan ketel lokomotif uap (kemungkinan B21) di Jalan Tanjung Karang No. 55, RT 02 RW 01, Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, yang tepatnya berada di belakang halaman rumah warga.[9]
- Dua belas batang rel setinggi 1 meter milik SSS di depan Kantor Telkom, Jalan Hang Tuah, Kota Pekanbaru.
- Makam Pahlawan kerja yang merupakan kompleks makam rōmusha pembangunan jalur kereta api Pekanbaru – Muaro. Di dalam kompleks tersebut, terdapat sebuah lokomotif uap tipe C33 22. Lokasinya berada di Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
- Bekas jalur yang kini menjadi jalan raya di Pekanbaru, yaitu Jalan Lokomotif, Jalan Letjend. S. Parman (Jalan Beringin), Jalan Pinang, Jalan Kereta Api, Jalan Pahlawan Kerja.
- Satu buah lokomotif uap tipe C54 milik SCS 200 di Jalan Lokomotif Jepang, Desa Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, yang komponennya sebagian besar telah hilang.
- Batang rel milik NIS yang dijadikan pagar dan bantalan rel yang dijadikan jembatan di Pasar Lama Koto Baru, Desa Koto Baru, Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi.
- Satu buah lokomotif tipe C33 yang relatif utuh berada di Nagari Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, dan menjadi benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat.
- Serta beberapa peninggalan lainnya berupa potongan rel maupun bantalannya.
Jalur terhubung
[sunting | sunting sumber]Lintas aktif
[sunting | sunting sumber]Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun
Lintas nonaktif
[sunting | sunting sumber]Layanan kereta api
[sunting | sunting sumber]Tidak ada layanan kereta api yang dijalankan di jalur ini.
Daftar stasiun / kamp
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru Segmen Muaro Kalaban–Padang Sibusuk Panjang segmen 6,2 km |
Diresmikan pada tanggal 1 Maret 1924 oleh Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust Ditutup pada ? Termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat | ||||||
7302 | Muaro Kalaban | MKB | Jalan Lintas Sumatra 184, Muaro Kalaban, Silungkang, Sawahlunto | km 151+442 lintas Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Padangpanjang–Muaro Kalaban–Muaro | +223 m | Aktif beroperasi | |
BH - Terowongan Kupitan |
panjang: 600 m Dibangun pada tahun 1922 | ||||||
7406 | Padang Sibusuk | PSK | Padang Sibusuk, Kupitan, Sijunjung | km 157+605 | +199 m | Tidak beroperasi | |
Segmen Padang Sibusuk–Muaro Panjang segmen 19,9 km |
Diresmikan pada tanggal ? Ditutup pada ? | ||||||
7405 | Pamuatan | PMU | km 160+100 | Tidak beroperasi | |||
7404 | Tanjung Ampalu | TJA | Muaro Bodi, IV Nagari, Sijunjung | km 164+677 | +167 m | Tidak beroperasi | |
7403 | Palaluar | PAL | km 168+960 | Tidak beroperasi | |||
7402 | Padang Lawas | PDW | km 171+091 | Tidak beroperasi | |||
7401 | Muaro | MRO | Muaro, Sijunjung, Sijunjung | km 177+428 lintas Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Padangpanjang–Muaro Kalaban–Muaro Kamp 13: km 220 |
+153 m | Tidak beroperasi | |
Segmen Muaro–Pekanbaru Panjang segmen 220 km |
Diresmikan pada tanggal 15 Agustus 1945 oleh Rikuyu Sokyoku Ditutup pada September 1945 | ||||||
Kamp 12 | Silokek | - | km 200 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 11 | Padang Tarok | - | km 176 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 10 | Lubuk Ambacang | - | km 160 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 9 | Logas | - | km 142 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 14A | Petai | - | km ? km 0+000 cabang menuju Kamp 14 (Tambang Batu Bara) |
Tidak beroperasi | |||
Kamp 8 | Koto Baru | - | km 111 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 7 | Lipat Kain | - | km 75 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 6 | Sungai Pagar | - | km 36 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 5 | Lubuk Sakat | - | km 23 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 4 | Teratak Buluh | - | km 19 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 3 | Kampung Petas | - | km 19 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 3A | Kubang | - | km 15 | Tidak beroperasi | |||
Kamp 2A | Simpang Tiga | - | Puskesmas Simpang Tiga, Jl. Kaharuddin Nasution, Kota Pekanbaru | km 10 | Tidak beroperasi | ||
Kamp 2 | Tangkerang | - | Jl. Jend. Sudirman, seberang Gudang Bulog Jadirejo, Kota Pekanbaru | km 5 | Tidak beroperasi | ||
Kamp 1 | Pekanbaru | - | Pasar Lima Puluh, Jl. Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru | km 0 lintas Pekanbaru–Muaro | Tidak beroperasi | ||
Keterangan:
Referensi:
|
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Lokomotif C yang ditemukan warga di Silukah, Durian Gadang, Muaro Sijunjung yang telah dinyatakan sebagai benda cagar budaya oleh pemerintah.
-
Tahanan Perang berjalan di rel kereta api Muaro-Pekanbaru
-
Proses pembangunan jalur KA Muaro-Pekanbaru oleh tahanan perang.
-
Para tahanan perang berjalan di atas railbed Jalur KA Muaro-Pekanbaru.
-
Peta jalur kereta api Muaro-Pekanbaru.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Jalur kereta api di Indonesia
- Jalur kereta api aktif di Indonesia
- Jalur kereta api nonaktif di Indonesia
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Reitsma, S.A. (1925). Gedenkboek der staatsspoor- en tramwegen in Nederlandsch- Indië 1875-1925. Landsdrukkerij. hlm. 50.
- ^ Bijlagen van der Verslag van de handelingen der Staten-Generaal. Den Haag: Staatsdrukkerij- en Uitgeverijbedrijf. 1925–1928.
- ^ a b c d e f Farrel, Jamie. "Jalur Kereta Api Maut Pekanbaru". www.pekanbarudeathrailway.com. Diakses tanggal 6 Oktober 2019.
- ^ "Sumatra Railroad | Create Your Own Contests at ShortStack.com". sumatra-railroad.shortstack.com (dalam bahasa Inggris).
- ^ Nusantara, Tim Telaga Bakti; Perkeretaapian, Asosiasi Pakar (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1 (edisi ke-Cet. 1). Bandung: CV Angkasa. hlm. 146.
- ^ a b c Memorial to Sumatra railway dead 15 August 2001 BBC News
- ^ Duffy, George (5 January 2006). "The Death Railway, April 1945". MemoryArchive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2008. Diakses tanggal 2 January 2015.
- ^ Hovinga, Henk (2010). The Sumatra Railroad: Final Destination Pakan Baroe 1943-45. Leiden: KITLV Press. ISBN 9789067183284.
- ^ https://www.youtube.com/watch?v=O9QM07QyLZw&pp=sAQA
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- "Drama Jalur Maut Pakanbaroe Spoorweg". Majalah KA (87). 2013.
- Hovinga, Henk (2013). Op dood spoor: het drama van Pakanbaroe Spoorweg 1943–1945. Uitgeverij van Wijnen.
- Abdullah, Syafei (2002). Tragedi Pembangunan Rel Kereta Api Muarasijunjung - Pekanbaru 1943-1945. Pekanbaru: UNRI Press. ISBN 979-8692-89-6.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Belanda) Pakan-Baroe-spoorweg
- (Inggris) Life and Death on the Death Railway
- (Inggris) Pekanbaru railway 1943-45 by Robert Cribb Diarsipkan 2017-09-01 di Wayback Machine.
- (Inggris) Pakan Baroe Death Railway
- (Inggris) Pekanbaru Death Railway
- (Inggris) Sumatra Railroad
- (Jepang) スマトラ横断鉄道研究会
- (Indonesia) Kereta Api Pekanbaru