Lompat ke isi

Suku Bawean: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
*/Suku Bawean*/
k Etnik
 
(72 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{ethnic group|
[[Berkas:220557 3551718146937 452765378 o.jpg|thumb|200px|Masyarakat Bawean Singapura ( tahun :1910) ]]
|group = Suku Bawean
[[Berkas:Dhurung.jpeg|thumb|200px|Model Dhurung Bawean ( sebelum tahun :1883) ]]
|native_name = ''Orèng Boyan''
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Model van een huis TMnr H-534a.jpg|thumb|right|200px|Rumah Bangsal Bawean ( sebelum tahun 1883)]]
[[File:Rumahlimasbawean.jpg|thumb|right|200px|Rumah Limas Bawean ( Sebelum tahun 1883)]]
|image = [[Berkas:Baweanese people.jpg|jmpl|270px|Sekelompok orang Bawean di [[Singapura]] tahun 1901.]]
|poptime =
'''Suku Bawean''' dimasukkan kedalam sub [[suku Jawa]] menurut sensus BPS tahun 2010.<ref>http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html</ref> Masyarakat [[Melayu]] [[Malaka]] dan [[Malaysia]] lebih mengenal dengan sebutan [[Boyan]] daripada Bawean dan dalam pandangan mereka ''Boyan'' berarti sopir dan tukang kebun (''kephun'' dalam [[bahasa Bawean]]), karena profesi sebagian masyarakat asal Bawean adalah bekerja di kebun atau sebagai sopir. Orang-orang Bawean merupakan satu kelompok kecil dari masyarakat [[Melayu]] yang berasal dari [[Pulau Bawean]] yang terletak di [[Laut Jawa]] antara dua pulau besar yaitu Pulau [[Kalimantan]] di utara dan Pulau [[Jawa]] di selatan. Pulau Bawean terletak sekitar 80 [[mil]] ke arah utara [[Surabaya]], dan masuk kabupaten [[Gresik]].<ref>http://collectie.tropenmuseum.nl/default.aspx?idx=ALL&field=*&search=Bawean</ref> Pulau Bawean terdiri atas dua [[kecamatan]], yaitu kecamatan [[Sangkapura]] dan kecamatan [[Tambak]]. [[Diponggo]] adalah salah satu [[kelurahan]] dari 30 kelurahan di pulau Bawean yang bahasanya berbeda jauh dari desa-desa yang lain. Masyarakat Diponggo berbahasa [[semi]] [[Jawa]], hal mana merupakan warisan dari seorang [[ulama]] wanita yang pernah menetap di desa itu, yaitu [[waliyah]] [[Zainab]], yang masih keturunan [[Sunan]] [[Ampel]].
|region1 = {{Flag|Jawa Timur}}
|pop1 =
|langs = [[Bahasa Bawean|Bawean]], [[Bahasa Melayu|Melayu]] (utama)<br>[[Bahasa Vietnam|Vietnam]] (minoritas [[Bawean di Vietnam]])<ref name="VIET"/>
|rels = [[Islam Sunni]]
|related = [[Suku Madura|Madura]]{{•}}[[Suku Melayu|Melayu]]{{•}}[[Suku Jawa|Jawa]]
}}
'''Suku Bawean''', dikenal juga '''Boyan''' atau '''Bhebien''' adalah salah satu [[suku bangsa]] yang berasal dari [[Pulau Bawean]], suku ini terbentuk karena terjadi percampuran antara [[orang Madura]], [[suku Melayu|Melayu]], [[suku Jawa|Jawa]], [[suku Banjar|Banjar]], [[suku Bugis|Bugis]], dan [[suku Makassar|Makassar]] selama ratusan tahun di pulau Bawean.<ref>{{Cite book|last=Hidayah|first=Dr Zulyani|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=w_FCDAAAQBAJ&pg=PA66&lpg=PA66&dq=zulyani+hidayah+bawean&source=bl&ots=yRvaHvt_4J&sig=lw76rMj8g9Ma8TyRUtTpQbdKrEI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi76Kjuw6DaAhVKOY8KHVeaC60Q6AEIPDAB#v=onepage&q=zulyani%20hidayah%20bawean&f=false|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-929-2|language=id}}</ref> Masyarakat [[Singapura]] dan [[Malaysia]] lebih mengenal dengan sebutan Boyan daripada Bawean.


==Sejarah==
Sulit untuk menentukan waktu yang tepat kedatangan orang-orang Bawean ke [[Malaka]] karena tidak ada bukti dan dokumentasi sejarah mengenai kedatangan mereka.<ref>http://baweantourism.wordpress.com/2012/01/16/bawean-archives/#more-223</ref> Tidak ada catatan resmi mengenai kedatangan mereka di [[Malaka]]. Berbagai pendapat yang dikemukakan tidak bisa menunjukkan waktu yang tepat. Pendapat pertama mengatakan bahwa ada orang yang bernama Tok Ayar datang ke Malaka pada tahun 1819.<ref>http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_1069_2007-06-20.html</ref> Pendapat yang kedua mengatakan bahwa orang Bawean datang pada tahun 1824<ref>http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf</ref>, kira-kira semasa penjajahan [[Inggris]] di Malaka, dalam catatan Pemerintah Koloni Singapore pada tahun 1849 terdapat 763 orang Bawean dan itu terus bertambah jumlahnya <ref>http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf</ref>. Pendapat yang ketiga mengatakan orang Bawean sudah ada di Malaka sebelum tahun 1900 dan pada tahun itu sudah banyak orang Bawean di Malaka.
Orang-orang Bawean merupakan satu kelompok kecil dari masyarakat pulau di utara [[Jawa]] yakni [[Pulau Bawean]] yang terletak di [[Laut Jawa]] antara dua pulau besar yaitu Pulau [[Kalimantan]] di utara dan Pulau [[Jawa]] di selatan. Pulau Bawean terletak sekitar 80 mil ke arah utara [[Kota Surabaya]], dan masuk kedalam wilayah administrasi [[kabupaten Gresik]].<ref>{{Cite web|title=NMVW-collectie|url=https://collectie.wereldculturen.nl/|website=collectie.wereldculturen.nl|access-date=2023-01-04}}</ref>
Masyarakat Bawean umumnya tinggal di kota atau daerah yang dekat dengan kota, seperti di [[Kampung Mata Kuching]], [[Klebang Besar]], [[Limbongan]], [[Tengkera]] dan kawasan sekitar [[Rumah Sakit Umum Malaka]]. Jarang ditemui orang Bawean yang tinggal di kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan jumlah orang Bawean yang terdapat di [[Malaka]] diperkirakan tidak melebihi seribu orang.


Pulau Bawean terdiri atas dua [[kecamatan]], yaitu [[Sangkapura, Gresik|Kecamatan Sangkapura]] dan [[Tambak, Gresik|Tambak]]. [[Diponggo, Tambak, Gresik|Diponggo]] adalah salah satu [[kelurahan]] dari 30 kelurahan di pulau Bawean yang bahasanya berbeda jauh dari desa-desa yang lain. Masyarakat Diponggo berbahasa [[Bahasa Jawa|semi Jawa]] berbanding terbalik dengan mayoritas masyarakat Bawean yang menggunakan dialek [[bahasa Madura]] yakni [[bahasa Bawean]], hal mana merupakan warisan dari seorang ulama wanita yang pernah menetap di desa itu, yaitu Waliyullah [[Zainab]], yang masih keturunan [[Sunan Ampel]].
Selain di [[Malaka]], orang Bawean juga tersebar di [[Lembah Klang]], seperti di kawasan [[Ampang]], [[Gombak]], [[Balakong]] dan juga [[Shah Alam]]. Mereka membeli tanah dan membangun rumah secara berkelompok. Di [[Gelugor]], [[Pulau Pinang]] terdapat sekurang-kurangnya 2 keluarga besar orang Bawean. Mereka menggunakan bahasa Melayu dialek Pulau Pinang untuk bertutur dengan orang bukan Bawean.


Sulit untuk menentukan waktu yang tepat kedatangan orang-orang Bawean ke [[Malaka]] karena tidak ada bukti dan dokumentasi sejarah mengenai kedatangan mereka.<ref>{{Cite web |url=http://baweantourism.wordpress.com/2012/01/16/bawean-archives/%23more-223 |title=Salinan arsip |access-date=2012-12-29 |archive-date=2012-12-29 |archive-url=https://archive.today/20121229042855/baweantourism.wordpress.com/2012/01/16/bawean-archives/%23more-223 |dead-url=no }}</ref> Tidak ada catatan resmi mengenai kedatangan mereka di [[Malaka]]. Berbagai pendapat yang dikemukakan tidak bisa menunjukkan waktu yang tepat. Pendapat pertama mengatakan bahwa ada orang yang bernama Tok Ayar datang ke Malaka pada tahun 1819.<ref>{{Cite web |url=http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_1069_2007-06-20.html |title=Salinan arsip |access-date=2013-01-10 |archive-date=2012-02-24 |archive-url=https://www.webcitation.org/65hCM6Sts?url=http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_1069_2007-06-20.html |dead-url=yes }}</ref> Pendapat yang kedua mengatakan bahwa orang Bawean datang pada tahun 1824,<ref>{{Cite web |url=http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-08 |archive-date=2014-02-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140202125408/http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf |dead-url=yes }}</ref> kira-kira semasa penjajahan [[Inggris]] di Malaka, dalam catatan Pemerintah Koloni Singapore pada tahun 1849 <ref>{{Cite web |url=http://www.ghettosingapore.com/the-boyanese-in-singapore/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-06-15 |archive-date=2015-07-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150708095601/http://www.ghettosingapore.com/the-boyanese-in-singapore/ |dead-url=yes }}</ref> terdapat 763 orang Bawean dan itu terus bertambah jumlahnya.<ref>{{Cite web |url=http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-08 |archive-date=2014-02-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140202125408/http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf |dead-url=yes }}</ref> Sedangkan dalam catatan Persatuan Bawean Malaysia pada tahun 1891 terdapat 3.161 orang Bawean yang tersebar di Kuala Lumpur, Johor Bharu, Melaka, Seremban dan Ipoh. Pendapat yang ketiga mengatakan orang Bawean sudah ada di Malaka sebelum tahun 1900 dan pada tahun itu sudah banyak orang Bawean di Malaka.
Anak-anak mereka yang lahir di [[Malaysia]] telah menjadi warga negara[[Malaysia]].<ref>http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2009&dt=0922&pub=Kosmo&sec=Rencana_Utama&pg=ru_01.htm</ref> Perantau-perantau yang datang dari tahun 90-an ada yang telah menerima status penduduk tetap. Orang Bawean terkenal dengan keahlian membuat bangunan dan rumah. Ada juga yang menjadi usahawan kecil seperti sub-kontraktor pembersih bangunan dan peniaga runcit.
Masyarakat Bawean umumnya tinggal di kota atau daerah yang dekat dengan kota, seperti di [[Kampung Mata Kuching]], [[Klebang Besar]], [[Limbongan]], [[Tengkera]], dan kawasan sekitar [[Rumah Sakit Umum Malaka]]. Jarang ditemui orang Bawean yang tinggal di kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan jumlah orang Bawean yang terdapat di [[Malaka]] diperkirakan tidak melebihi seribu orang.


Selain di [[Malaka]], orang Bawean juga tersebar di [[Lembah Klang]], seperti di kawasan [[Ampang]], [[Gombak]], [[Balakong]], dan juga [[Shah Alam]]. Mereka membeli tanah dan membangun rumah secara berkelompok. Di [[Gelugor]], [[Pulau Pinang]] terdapat sekurang-kurangnya 2 keluarga besar orang Bawean. Mereka menggunakan bahasa Melayu dialek Pulau Pinang untuk bertutur dengan orang bukan Bawean.
Selain di negara [[Malaysia]] dan [[Singapura]] orang-orang Bawean juga bermigrasi ke [[Australia]] dan [[Vietnam]]<ref>http://m.jpnn.com/news.php?id=136297</ref><ref>http://www.indonesianconsulategeneral.vn/en/news_details.php?id=533</ref>. Mereka memasuki Australia sekitar tahun 1887<ref>http://www.bawean.net/2008/08/peran-orang-bawean-dalam-membina-islam_04.html</ref> melalui jalur Singapura dan menetap di pulau Christmas. sebagian besar diantara mereka menyebar di Australia Barat diperkirakan terdapat tidak kurang dari 500 keturunan orang Bawean termasuk dari perkawinan campur dengan keturunan orang melayu, Kokos, Jawa, India, Arab, Eropa, dan sebagainya. Sedangkan orang Bawean di Vietnam tersebar di Ho Chi Minh City kedatangan mereka di Vietnam diperkirakan sekitar tahun 1885.<ref>http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/04/30/0051.html</ref><ref>http://m.jpnn.com/news.php?id=136297</ref>


Anak-anak mereka yang lahir di [[Malaysia]] telah menjadi warga negara Malaysia.<ref>{{Cite web |url=http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2009&dt=0922&pub=Kosmo&sec=Rencana_Utama&pg=ru_01.htm |title=Salinan arsip |access-date=2013-01-23 |archive-date=2016-03-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160305024553/http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2009&dt=0922&pub=Kosmo&sec=Rencana_Utama&pg=ru_01.htm |dead-url=yes }}</ref> Perantau-perantau yang datang dari tahun 90-an ada yang telah menerima status penduduk tetap. Orang Bawean terkenal dengan keahlian membuat bangunan dan rumah. Ada juga yang menjadi usahawan kecil seperti sub-kontraktor pembersih bangunan dan pedagang.
Diantara keturunan mereka yang lahir di Singapura, Vietnam dan Pulau Krismas sudah tidak lagi bisa berbahasa Bawean, bahkan yang lahir di daratan Australia tidak bisa pula berbahasa Melayu, walau mereka mengerti. Orang-orang Bawean yang tinggal di negara tersebut kecuali yang tinggal di Vietnam masih menjalin hubungan dengan kerabatnya yang ada di Pulau Bawean.


Selain di negara [[Malaysia]] dan [[Singapura]] orang-orang Bawean juga bermigrasi ke [[Australia]] dan [[Vietnam]].<ref>{{Cite news|url=http://m.jpnn.com/news.php?id=136297 |title=Mengunjungi Perkampungan Muslim Indonesia di Ho Chi Minh City |access-date=2013-07-07 |archive-date=2013-10-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131023063613/http://m.jpnn.com/news.php?id=136297 |dead-url=yes |work=[[Jawa Pos|JPNN.com]] }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianconsulategeneral.vn/en/news_details.php?id=533 |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-07 |archive-date=2013-10-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131023062841/http://www.indonesianconsulategeneral.vn/en/news_details.php?id=533 |dead-url=yes }}</ref> Di Vietnam, pada tahun 2015 populasi mereka sekitar 400 orang, dengan generasi muda diantara mereka tidak lagi berbahasa Bawean melainkan bertutur menggunakan bahasa Vietnam, hanya orang-orang tua yang masih bisa berbahasa Bawean. Mereka umumnya dikenal sebagai [[Orang Bawean Vietnam]].<ref name="VIET">{{cite web|url=https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/08/150727_majalahlain_bawean_vietnam|title=Menelusuri jejak keturunan Indonesia asal Bawean di Vietnam|website=www.bbc.com|language=id|access-date=23 Mei 2023}}</ref> Orang Bawean memasuki Australia sekitar tahun 1887<ref>{{Cite web|last=Mpotimes|title=Portal Berita Milenial Paling Update|url=https://mpotimes.com/|website=Mpotimes|language=id|access-date=2023-01-04|archive-date=2023-01-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230103081938/https://mpotimes.com/|dead-url=yes}}</ref> melalui jalur Singapura dan menetap di pulau Christmas. sebagian besar di antara mereka menyebar di Australia Barat diperkirakan terdapat tidak kurang dari 500 keturunan orang Bawean termasuk dari perkawinan campur dengan keturunan orang melayu, Kokos, Jawa, India, Arab, Eropa, dan sebagainya. Sedangkan orang Bawean di Vietnam tersebar di [[Kota Ho Chi Minh]] kedatangan mereka di Vietnam diperkirakan sekitar tahun 1885.<ref>{{Cite web |url=http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/04/30/0051.html |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-07 |archive-date=2013-10-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131023062938/http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/04/30/0051.html |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite news|url=http://m.jpnn.com/news.php?id=136297 |title=Mengunjungi Perkampungan Muslim Indonesia di Ho Chi Minh City |access-date=2013-07-07 |archive-date=2013-10-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131023063613/http://m.jpnn.com/news.php?id=136297 |dead-url=yes |work=[[Jawa Pos|JPNN.com]] }}</ref>


Di antara keturunan mereka yang lahir di Singapura, Vietnam dan [[Pulau Natal]] sudah tidak lagi bisa berbahasa Bawean, bahkan yang lahir di daratan Australia tidak bisa pula berbahasa Melayu, walau mereka mengerti. Orang-orang Bawean yang tinggal di negara tersebut kecuali yang tinggal di Vietnam masih menjalin hubungan dengan kerabatnya yang ada di Pulau Bawean.
== Budaya-Budaya Orang Bawean ==


== Budaya merantau ==
[[Berkas:A-3680.jpg|thumb|200px|Bakul Bawean ( sebelum tahun :1889) ]]
[[Berkas:Dermaga1930.jpg|jmpl|200px|Pelabuhan Bawean sekitar tahun 1900–1940an.]]


Seperti halnya suku-suku lain di [[Nusantara]], budaya merantau orang Bawean terutama ke [[Melaka|Bandar Malaka]] dan sekitarnya berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu, karena pada abad ke-15 dan 16, Bandar Malaka menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara kepulauan. Mulanya orang Bawean merantau untuk alasan ekonomi maupun tradisi hingga akhirnya terjadi migrasi ke Semenanjung Malaya dan sekitarnya. Pada tahun 1849, jumlah orang Bawean di Singapura berjumlah 763 dan jumlahnya terus bertambah pada tahun 1957 sebanyak 22.167 jiwa.<ref>http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/Rebecca_Leake.pdf</ref> Para perantau Bawean pada abad ke-19 menggunakan kapal jurusan Bawean ke Singapura yang dimiliki oleh pengusaha keturunan [[Suku Palembang|Palembang]] yang biasa disebut "kemas". Salah satu kemas tertua yang menetap di Pulau Bawean pada tahun 1876 bernama kemas Haji Jamaludin bin kemas Haji Said, seorang pedagang tekstil dan bahan makanan yang menjadi agen perusahaan pelayaran yang dikelola dengan kongsi Cina untuk jalur Surabaya - Bawean - Banjarmasin - Singapura meminjamkan modal kepada orang Bawean yang hendak merantau. Mereka membayar kembali pinjamannya setelah tiba di tempat tujuan dan telah mempunyai pekerjaan. Sistem pinjam modal ini menarik banyak penduduk Bawean untuk merantau sehingga kapal sebelumnya mengangkut penumpang dan barang, berubah fungsi menjadi kapal penumpang. Pada masa perang kemerdekaan tahun 1940-an ketika Jepang menduduki Indonesia pelayaran yang singgah ke Pulau Bawean mengalami gangguan. kegiatan merantau kembali menggunakan kapal layar tradisional yang berasal dari Madura dan Bugis.<ref>{{Cite web|last=Mpotimes|title=Portal Berita Milenial Paling Update|url=https://mpotimes.com/|website=Mpotimes|language=id|access-date=2023-01-04|archive-date=2023-01-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230103081938/https://mpotimes.com/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Sholik|first=Muhammad Ihwanus|last2=Rosyid|first2=Fahrur|last3=Mufa'idah|first3=Khusnul|last4=Agustina|first4=Tri|last5=Ashari|first5=Ulfiona Rizki|date=2016-12-27|title=MERANTAU SEBAGAI BUDAYA (EKSPLORASI SISTEM SOSIAL MASYARAKAT PULAU BAWEAN)|url=http://cakrawalajournal.org/index.php/cakrawala/article/view/39|journal=CAKRAWALA|language=in|volume=10|issue=2|pages=143–153|doi=10.32781/cakrawala.v10i2.39|issn=2622-013X}}</ref>

== Kebudayaan ==
[[Berkas:A-3680.jpg|jmpl|200px|Bakul Bawean sebelum tahun 1889.]]
[[Berkas:Dhurung.jpeg|jmpl|200px|Model Dhurung Bawean sebelum tahun 1883.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Model van een huis TMnr H-534a.jpg|jmpl|ka|200px|Rumah Bangsal Bawean sebelum tahun 1883.]]
[[Berkas:Rumahlimasbawean.jpg|jmpl|ka|200px|Rumah Limas Bawean sebelum tahun 1883.]]
* Kercengan
* Kercengan


Kercengan biasanya dipersembahkan sewaktu acara Perkawinan. Masyarakat Madura menyebut nama kercengan dengan [[Hadrah]].<ref>http://gresikkab.go.id/wisata/kercengan-al-bawean/</ref>
Kercengan biasanya dipersembahkan sewaktu acara Perkawinan. Masyarakat Madura menyebut nama kercengan dengan [[Hadrah]].<ref>{{Cite web |url=http://gresikkab.go.id/wisata/kercengan-al-bawean/ |title=Salinan arsip |access-date=2013-01-23 |archive-date=2013-01-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130125010038/http://gresikkab.go.id/wisata/kercengan-al-bawean/ |dead-url=yes }}</ref>


Penari berbaris sebaris atau dua baris. Pemain kompang dan penyanyi duduk di barisan belakang. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu salawat kepada [[Nabi Muhammad SAW]]. Pemain kercengan terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Penari berbaris sebaris atau dua baris. Pemain kompang dan penyanyi duduk di barisan belakang. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu salawat kepada [[Nabi Muhammad SAW]]. Pemain kercengan terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Baris 33: Baris 50:
* Pencak Bawean
* Pencak Bawean
Pencak Bawean sering ditampilkan dalam acara hari besar seperti hari kemerdekan 17 agustus maupun acara perkawinan orang bawean. Pencak Bawean mengutamakan keindahan langkah dengan memainkan pedang.<ref>http://www.cimande.com/silat/documents/oong/ong_woman.htm</ref><ref>http://www.bawean.net/2010/09/pagelaran-pencak-bawean.html</ref>
Pencak Bawean sering ditampilkan dalam acara hari besar seperti hari kemerdekan 17 agustus maupun acara perkawinan orang bawean. Pencak Bawean mengutamakan keindahan langkah dengan memainkan pedang.<ref>{{Cite web |url=http://www.cimande.com/silat/documents/oong/ong_woman.htm |title=Salinan arsip |access-date=2013-01-23 |archive-date=2012-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120205091013/http://cimande.com/silat/documents/oong/ong_woman.htm |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web|last=Mpotimes|title=Portal Berita Milenial Paling Update|url=https://mpotimes.com/|website=Mpotimes|language=id|access-date=2023-01-04|archive-date=2023-01-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230103081938/https://mpotimes.com/|dead-url=yes}}</ref>


* Dikker
* Dikker
Alunan puji-pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW disertai dengan permainan terbang.<ref>http://www.suara-giri.com/2011/05/mengenal-kesenian-dikker-bawean.html</ref>
Alunan puji-pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW disertai dengan permainan terbang.<ref>{{Cite web |url=http://www.suara-giri.com/2011/05/mengenal-kesenian-dikker-bawean.html |title=Salinan arsip |access-date=2013-01-23 |archive-date=2011-05-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110524012149/http://www.suara-giri.com/2011/05/mengenal-kesenian-dikker-bawean.html |dead-url=yes }}</ref>


* Mandiling
* Mandiling
Sejenis tari-tarian disertai dengan pantun.<ref>{{Cite web|last=Mpotimes|title=Portal Berita Milenial Paling Update|url=https://mpotimes.com/|website=Mpotimes|language=id|access-date=2023-01-04|archive-date=2023-01-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230103081938/https://mpotimes.com/|dead-url=yes}}</ref>
Sejenis tari-tarian disertai dengan pantun.<ref>http://www.bawean.net/2008/10/jibul-mandailing-dan-pencak-bawean.html</ref>


== Referensi ==
==Tentang Radio Suara Giri FM==
=== Catatan kaki ===
Suara Giri FM adalah radio dangdut swasta lokal terbesar yang beralamatkan di Jl. Veteran No.237-Gresik, Jawa Timur.
{{Reflist}}


=== Daftar pustaka ===
Radio Suara Giri 98,4 FM akan selalu menemani Anda selama 24 (dua puluh empat) jam nonstop setiap hari, dimulai dari acara Lintas Pagi sampai warung kopi.
* {{cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|last=|date=April 2015|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|year=|isbn=978-979-461-929-2|edition=2|location=Jakarta|page=470|pages=|ref= {{sfnRef|Suku Bangsa di Indonesia}} |last1=Zulyani|first1=Hidayah}}
== Pranala luar ==
* [http://bagusharun.blogspot.com/2012/09/penelusuran-silsilah-keluarga_27.html Napak Tilas Jejak Leluhur]
* [http://bekubawean.blogspot.com/ Lembaga Eskavasi Budaya Bawean]
* [https://www.mail-archive.com/sahabatinteraktif@yahoogroups.com/msg10830.html/ Kisah Orang Bawean (Boyan)]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Suku-stub}}


[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Bawean]]
==Presenter acara radio Suara Giri 98,4 FM==
* Tiara di acara Lintas Pagi Suara Giri
* Yuli di Bandar Dangdut (Parikane Coy)
* Jule di Dangdut Oke
* Nana di Pesona Goyang Dangdut
* Alis di Warung Kopi
* Yudi di Warung Kopi Dangdutnya Suara Giri
* Tari
* Pipit

==Acara Lama radio Suara Giri FM==
* Lintas Pagi
* Bandar Dangdut
* Dangdut Oke
* Pesona Goyang Dangdut
* Warung Kopi
* Mutiara Fajar


==Rujukan==
{{reflist}}

[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Bawean]]
[[Kategori:Suku bangsa di Jawa Timur|Bawean]]
[[Kategori:Suku bangsa di Jawa Timur|Bawean]]

==Prana Luar==
http://www.online.girifm.com

Revisi terkini sejak 12 Juli 2024 11.07

Suku Bawean
Orèng Boyan
Sekelompok orang Bawean di Singapura tahun 1901.
Daerah dengan populasi signifikan
Bahasa
Bawean, Melayu (utama)
Vietnam (minoritas Bawean di Vietnam)[1]
Agama
Islam Sunni
Kelompok etnik terkait
Madura • Melayu • Jawa

Suku Bawean, dikenal juga Boyan atau Bhebien adalah salah satu suku bangsa yang berasal dari Pulau Bawean, suku ini terbentuk karena terjadi percampuran antara orang Madura, Melayu, Jawa, Banjar, Bugis, dan Makassar selama ratusan tahun di pulau Bawean.[2] Masyarakat Singapura dan Malaysia lebih mengenal dengan sebutan Boyan daripada Bawean.

Sejarah

Orang-orang Bawean merupakan satu kelompok kecil dari masyarakat pulau di utara Jawa yakni Pulau Bawean yang terletak di Laut Jawa antara dua pulau besar yaitu Pulau Kalimantan di utara dan Pulau Jawa di selatan. Pulau Bawean terletak sekitar 80 mil ke arah utara Kota Surabaya, dan masuk kedalam wilayah administrasi kabupaten Gresik.[3]

Pulau Bawean terdiri atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sangkapura dan Tambak. Diponggo adalah salah satu kelurahan dari 30 kelurahan di pulau Bawean yang bahasanya berbeda jauh dari desa-desa yang lain. Masyarakat Diponggo berbahasa semi Jawa berbanding terbalik dengan mayoritas masyarakat Bawean yang menggunakan dialek bahasa Madura yakni bahasa Bawean, hal mana merupakan warisan dari seorang ulama wanita yang pernah menetap di desa itu, yaitu Waliyullah Zainab, yang masih keturunan Sunan Ampel.

Sulit untuk menentukan waktu yang tepat kedatangan orang-orang Bawean ke Malaka karena tidak ada bukti dan dokumentasi sejarah mengenai kedatangan mereka.[4] Tidak ada catatan resmi mengenai kedatangan mereka di Malaka. Berbagai pendapat yang dikemukakan tidak bisa menunjukkan waktu yang tepat. Pendapat pertama mengatakan bahwa ada orang yang bernama Tok Ayar datang ke Malaka pada tahun 1819.[5] Pendapat yang kedua mengatakan bahwa orang Bawean datang pada tahun 1824,[6] kira-kira semasa penjajahan Inggris di Malaka, dalam catatan Pemerintah Koloni Singapore pada tahun 1849 [7] terdapat 763 orang Bawean dan itu terus bertambah jumlahnya.[8] Sedangkan dalam catatan Persatuan Bawean Malaysia pada tahun 1891 terdapat 3.161 orang Bawean yang tersebar di Kuala Lumpur, Johor Bharu, Melaka, Seremban dan Ipoh. Pendapat yang ketiga mengatakan orang Bawean sudah ada di Malaka sebelum tahun 1900 dan pada tahun itu sudah banyak orang Bawean di Malaka. Masyarakat Bawean umumnya tinggal di kota atau daerah yang dekat dengan kota, seperti di Kampung Mata Kuching, Klebang Besar, Limbongan, Tengkera, dan kawasan sekitar Rumah Sakit Umum Malaka. Jarang ditemui orang Bawean yang tinggal di kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan jumlah orang Bawean yang terdapat di Malaka diperkirakan tidak melebihi seribu orang.

Selain di Malaka, orang Bawean juga tersebar di Lembah Klang, seperti di kawasan Ampang, Gombak, Balakong, dan juga Shah Alam. Mereka membeli tanah dan membangun rumah secara berkelompok. Di Gelugor, Pulau Pinang terdapat sekurang-kurangnya 2 keluarga besar orang Bawean. Mereka menggunakan bahasa Melayu dialek Pulau Pinang untuk bertutur dengan orang bukan Bawean.

Anak-anak mereka yang lahir di Malaysia telah menjadi warga negara Malaysia.[9] Perantau-perantau yang datang dari tahun 90-an ada yang telah menerima status penduduk tetap. Orang Bawean terkenal dengan keahlian membuat bangunan dan rumah. Ada juga yang menjadi usahawan kecil seperti sub-kontraktor pembersih bangunan dan pedagang.

Selain di negara Malaysia dan Singapura orang-orang Bawean juga bermigrasi ke Australia dan Vietnam.[10][11] Di Vietnam, pada tahun 2015 populasi mereka sekitar 400 orang, dengan generasi muda diantara mereka tidak lagi berbahasa Bawean melainkan bertutur menggunakan bahasa Vietnam, hanya orang-orang tua yang masih bisa berbahasa Bawean. Mereka umumnya dikenal sebagai Orang Bawean Vietnam.[1] Orang Bawean memasuki Australia sekitar tahun 1887[12] melalui jalur Singapura dan menetap di pulau Christmas. sebagian besar di antara mereka menyebar di Australia Barat diperkirakan terdapat tidak kurang dari 500 keturunan orang Bawean termasuk dari perkawinan campur dengan keturunan orang melayu, Kokos, Jawa, India, Arab, Eropa, dan sebagainya. Sedangkan orang Bawean di Vietnam tersebar di Kota Ho Chi Minh kedatangan mereka di Vietnam diperkirakan sekitar tahun 1885.[13][14]

Di antara keturunan mereka yang lahir di Singapura, Vietnam dan Pulau Natal sudah tidak lagi bisa berbahasa Bawean, bahkan yang lahir di daratan Australia tidak bisa pula berbahasa Melayu, walau mereka mengerti. Orang-orang Bawean yang tinggal di negara tersebut kecuali yang tinggal di Vietnam masih menjalin hubungan dengan kerabatnya yang ada di Pulau Bawean.

Budaya merantau

Pelabuhan Bawean sekitar tahun 1900–1940an.

Seperti halnya suku-suku lain di Nusantara, budaya merantau orang Bawean terutama ke Bandar Malaka dan sekitarnya berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu, karena pada abad ke-15 dan 16, Bandar Malaka menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara kepulauan. Mulanya orang Bawean merantau untuk alasan ekonomi maupun tradisi hingga akhirnya terjadi migrasi ke Semenanjung Malaya dan sekitarnya. Pada tahun 1849, jumlah orang Bawean di Singapura berjumlah 763 dan jumlahnya terus bertambah pada tahun 1957 sebanyak 22.167 jiwa.[15] Para perantau Bawean pada abad ke-19 menggunakan kapal jurusan Bawean ke Singapura yang dimiliki oleh pengusaha keturunan Palembang yang biasa disebut "kemas". Salah satu kemas tertua yang menetap di Pulau Bawean pada tahun 1876 bernama kemas Haji Jamaludin bin kemas Haji Said, seorang pedagang tekstil dan bahan makanan yang menjadi agen perusahaan pelayaran yang dikelola dengan kongsi Cina untuk jalur Surabaya - Bawean - Banjarmasin - Singapura meminjamkan modal kepada orang Bawean yang hendak merantau. Mereka membayar kembali pinjamannya setelah tiba di tempat tujuan dan telah mempunyai pekerjaan. Sistem pinjam modal ini menarik banyak penduduk Bawean untuk merantau sehingga kapal sebelumnya mengangkut penumpang dan barang, berubah fungsi menjadi kapal penumpang. Pada masa perang kemerdekaan tahun 1940-an ketika Jepang menduduki Indonesia pelayaran yang singgah ke Pulau Bawean mengalami gangguan. kegiatan merantau kembali menggunakan kapal layar tradisional yang berasal dari Madura dan Bugis.[16][17]

Kebudayaan

Bakul Bawean sebelum tahun 1889.
Model Dhurung Bawean sebelum tahun 1883.
Rumah Bangsal Bawean sebelum tahun 1883.
Rumah Limas Bawean sebelum tahun 1883.
  • Kercengan

Kercengan biasanya dipersembahkan sewaktu acara Perkawinan. Masyarakat Madura menyebut nama kercengan dengan Hadrah.[18]

Penari berbaris sebaris atau dua baris. Pemain kompang dan penyanyi duduk di barisan belakang. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pemain kercengan terdiri dari laki-laki dan perempuan.

  • Cukur Jambul

Bayi yang telah genap usianya 40 hari mengikuti acara bercukur jambul. Adat ini sama seperti adat orang Melayu dan Jawa. Bacaan berzanji bersama paluan kompang merayakan bayi yang akan dicukur kepalanya.

  • Pencak Bawean

Pencak Bawean sering ditampilkan dalam acara hari besar seperti hari kemerdekan 17 agustus maupun acara perkawinan orang bawean. Pencak Bawean mengutamakan keindahan langkah dengan memainkan pedang.[19][20]

  • Dikker

Alunan puji-pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW disertai dengan permainan terbang.[21]

  • Mandiling

Sejenis tari-tarian disertai dengan pantun.[22]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b "Menelusuri jejak keturunan Indonesia asal Bawean di Vietnam". www.bbc.com. Diakses tanggal 23 Mei 2023. 
  2. ^ Hidayah, Dr Zulyani (2015). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-929-2. 
  3. ^ "NMVW-collectie". collectie.wereldculturen.nl. Diakses tanggal 2023-01-04. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-29. Diakses tanggal 2012-12-29. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-24. Diakses tanggal 2013-01-10. 
  6. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-02-02. Diakses tanggal 2013-07-08. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-08. Diakses tanggal 2015-06-15. 
  8. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-02-02. Diakses tanggal 2013-07-08. 
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2013-01-23. 
  10. ^ "Mengunjungi Perkampungan Muslim Indonesia di Ho Chi Minh City". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 2013-07-07. 
  11. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 2013-07-07. 
  12. ^ Mpotimes. "Portal Berita Milenial Paling Update". Mpotimes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-03. Diakses tanggal 2023-01-04. 
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 2013-07-07. 
  14. ^ "Mengunjungi Perkampungan Muslim Indonesia di Ho Chi Minh City". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 2013-07-07. 
  15. ^ http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/Rebecca_Leake.pdf
  16. ^ Mpotimes. "Portal Berita Milenial Paling Update". Mpotimes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-03. Diakses tanggal 2023-01-04. 
  17. ^ Sholik, Muhammad Ihwanus; Rosyid, Fahrur; Mufa'idah, Khusnul; Agustina, Tri; Ashari, Ulfiona Rizki (2016-12-27). "MERANTAU SEBAGAI BUDAYA (EKSPLORASI SISTEM SOSIAL MASYARAKAT PULAU BAWEAN)". CAKRAWALA (dalam bahasa in). 10 (2): 143–153. doi:10.32781/cakrawala.v10i2.39. ISSN 2622-013X. 
  18. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-25. Diakses tanggal 2013-01-23. 
  19. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-05. Diakses tanggal 2013-01-23. 
  20. ^ Mpotimes. "Portal Berita Milenial Paling Update". Mpotimes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-03. Diakses tanggal 2023-01-04. 
  21. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-24. Diakses tanggal 2013-01-23. 
  22. ^ Mpotimes. "Portal Berita Milenial Paling Update". Mpotimes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-03. Diakses tanggal 2023-01-04. 

Daftar pustaka

  • Zulyani, Hidayah (April 2015). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia (edisi ke-2). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 470. ISBN 978-979-461-929-2. 

Pranala luar