Lompat ke isi

Kota Kotamobagu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fundith (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(197 revisi perantara oleh 93 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
{{Dati2
{{Dati2
|settlement_type = Kota
| nama=Kota Kotamobagu
|nama = Kota Kotamobagu
| propinsi=[[Sulawesi Utara]]
|provinsi = [[Sulawesi Utara]]
| luas=184.33
|foto = PemandanganKotamobaguBarat.jpg
| penduduk=108.794
|caption = Kotamobagu dilihat dari Puncak Passi
| pendudukref=<ref>[http://kotamobagukota.bps.go.id/index.php/statda/statda-kk Badan Pusat Statistik - Kota Kotamobagu]</ref>
|motto = Kinalang - Paloko<br/>{{small|{{lang icon|Mongondow}} Musyawarah - Sepakat}}
| penduduktahun= ([[2012]])
|lambang = Lambang_Kota_Kotamobagu.png
| kepadatan=
|peta = Lokasi Sulawesi Utara Kota Kotamobagu.svg
| kecamatan=4
|koordinat = {{Coord|0.735874|124.306343}}
| kelurahan=33
|dasar hukum = UU Nomor 4 Tahun 2007<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| kodearea=0434
|tanggal = 23 Mei 2007
| apbd =
|kecamatan = 4
| motto=Mototompiaan Mototabian bo Mototanoban
|kelurahan = 33
| lambang=[[Berkas:Lambang Kota Mobagu.jpg|150px]]
|nama_walikota = [[Abdullah Mokoginta (ASN)|Abdullah Mokoginta]] (Pj.)
| peta=[[Berkas:Lokasi Sulawesi Utara Kota Kotamobagu.svg|300px]]
|nama_wakil_walikota = ''lowong''
| koordinat=0° [[Lintang Utara|LU]]- 123° – 124° [[Bujur Timur|BT]]
|sekretaris daerah = Sofyan Mokoginta
|foto=Paris-Supermarket-dan-Tugu-Kotamobagu.jpg
|luas = 184,33
| dau = Rp. 311.773.832.000.-
|penduduk = 121189
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
| dasar hukum=Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
| tanggal=[[2 Januari]] [[2007]]
|kepadatan = auto
| kepala daerah=[[Walikota]]
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
| wakil kepala daerah=[[Wakil Walikota]]
|84,25% [[Islam]]
| nama kepala daerah= Ir. Hj. Tatong Bara
|{{Tree list}}
| nama wakil kepala daerah=Drs. Jainuddin Damopolii
* 15,22% [[Kekristenan|Kristen]]
| web =http://www.kotamobagukota.go.id/
** 14,08% [[Protestan]]
** 1,14% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,39% [[Hindu]] |0,14% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="MOBAGU2020"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Mongondow|Mongondow]], [[Bahasa Minahasa|Minahasa]]
|IPM = {{increase}} 76,01 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;tinggi&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://sulut.bps.go.id/indicator/26/1810/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-kabupaten-kota-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023|website=www.sulut.bps.go.id|accessdate=27 Maret 2024}}</ref>
|dau = Rp 398.564.954.000,00- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 Januari 2021}}</ref>
|semboyan = ''Mototompiaan, mototabian, bo mototanoban''<br/>{{small|{{lang icon|Mongondow}} Saling memperbaiki, saling mengasihi, dan saling mengingat}}
|kodearea = 0434
|nomor_polisi = DB xxxx K
|web = {{url|kotamobagukota.go.id}}
}}
}}


'''Kota Kotamobagu''' adalah [[kota]] di [[provinsi]] [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun [[2007]] pada tanggal [[2 Januari]] [[2007]]. Kota kotamobagu sebelumnya berstatus sebagai [[Ibu kota|ibukota]] [[Kabupaten Bolaang Mongondow]] yang kemudian dipindahkan ke [[Lolak, Bolaang Mongondow|Lolak]]. Jumlah [[penduduk]] Kotamogabu pada pertengahan tahun [[2024]] sebanyak 121.189 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=31 Agustus 2024|format=Visual}}</ref><ref name="MOBAGU2020">{{cite web|url=https://kotamobagukota.bps.go.id/publication/2020/02/28/5e1c17f3067f599cd263911e/kota-kotamobagu-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html|last=|first=|title=Kota Kotamobagu Dalam Angka 2020|website=www.kotamobagukota.bps.go.id|accessdate=23 April 2020|archive-date=2020-11-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20201115070258/https://kotamobagukota.bps.go.id/publication/2020/02/28/5e1c17f3067f599cd263911e/kota-kotamobagu-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html|dead-url=no}}</ref> Mayoritas suku yang ada di kota ini adalah suku [[Suku Mongondow|Mongondow]].
'''Kota Kotamobagu''' adalah salah satu [[kota]] di [[provinsi]] [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. [[Kota]] ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun [[2007]] pada tanggal [[2 Januari]] [[2007]].

Jumlah [[penduduk]] dari hasil registrasi pada tahun [[2012]], yaitu sebesar 108.794 yang terdiri dari penduduk laki-laki 55.415 dan penduduk perempuan 53.379
Sumber [[pendapatan]] utama [[kota]] ini adalah [[padi]] dan [[jagung]].

PDRB Kota Kotamobagu atas dasar harga konstan 2000=100 pada tahun [[2011]] adalah sebesar Rp. 506,39,- Milliar dan sektor jasa memberikan konstribusi terbesar dalam PDRB Kota Kotamobagu


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kota Kotamobagu merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Bolaang Mongondow]] yang bertujuan untuk memajukan [[daerah]], membangun kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan, dan memobilisasi pembangunan bagi terciptanya kesejahteraan serta kemakmuran [[rakyat]] totabuan. [[Desa Bolaang]] terletak di tepi pantai utara yang pada [[abad 17]] sampai akhir [[abad 19]] menjadi tempat kedudukan istana raja, sedangkan [[desa Mongondow]] terletak sekitar 2 km selatan [[Kotamobagu]]. Nama Bolaang berasal dari kata "bolango" atau "balangon" yang berarti laut. Bolaang atau golaang dapat pula berarti menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap, sedangkan Mongondow dari kata ‘momondow’ yang berarti berseru tanda kemenangan.
Kota Kotamobagu merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Bolaang Mongondow]] yang bertujuan untuk memajukan [[daerah]], membangun kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan, dan memobilisasi pembangunan bagi terciptanya kesejahteraan serta kemakmuran [[rakyat]] totabuan. [[Desa Bolaang]] terletak di tepi pantai utara yang pada [[abad 17]] sampai akhir [[abad 19]] menjadi tempat kedudukan istana raja, sedangkan [[desa Mongondow]] terletak sekitar 2&nbsp;km selatan [[Kotamobagu]]. Nama Bolaang berasal dari kata "bolango" atau "balangon" yang berarti laut. Bolaang atau golaang dapat pula berarti menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap, sedangkan Mongondow dari kata ‘momondow’ yang berarti berseru tanda kemenangan.{{cn}}


Penduduk asli wilayah [[Kabupaten Bolaang Mongondow|Bolaang Mongondow]] berasal dari keturunan [[Gumalangit]] dan [[Tendeduata]] serta [[Tumotoibokol]] dan [[Tumotoibokat]], yang awalnya tinggal di gunung Komasaan (Bintauna). Pada abad ke 8-9, mereka menyebar ke timur di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', [[Ginolantungan]] sampai ke pedalaman tudu in Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia', tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain.
Penduduk asli wilayah [[Kabupaten Bolaang Mongondow|Bolaang Mongondow]] berasal dari keturunan [[Gumalangit]] dan [[Tendeduata]] serta [[Tumotoibokol]] dan [[Tumotoibokat]], yang awalnya tinggal di gunung Komasaan (Bintauna). Pada abad ke 8-9, mereka menyebar ke timur di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', [[Ginolantungan]] sampai ke pedalaman tudu in Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia', tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain.


Setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang [[Bogani]] (laki-laki atau perempuan) yang dipilih dari anggota kelompok dengan persyaratan : memiliki kemampuan fisik (kuat), berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh. [[Mokodoludut]] adalah punu’ Molantud yang diangkat berdasarkan kesepakatan seluruh bogani. Mokodoludut tercatat sebagai raja (datu yang pertama). Sejak Tompunu’on pertama sampai ketujuh, keadaan masyarakat semakin maju dengan adanya pengaruh luar (bangsa asing). Perubahan total mulai terlihat sejak Tadohe menjadi Tompunu’on, akibat pengaruh pedagang [[Belanda]] diubah istilah Tompunu’on menjadi Datu (Raja). [[Tadohe]] dikenal seorang Datu yang cakap, sistem bercocok tanam diatur dengan mulai dikenalnya padi, jagung dan kelapa yang dibawa bangsa [[Spanyol]] pada masa pemerintahan [[Mokodompit]] (ayah Tadohe). Tadohe melakukan penggolongan dalam masyarakat, yaitu pemerintahan (Kinalang) dan rakyat (Paloko’). Paloko’ harus patuh dan menunjang tugas Kinalang, sedangkan Kinalang mengangkat tingkat penghidupan Paloko’ melalui pembangunan di segala bidang, sedangkan kepala desa dipilih oleh rakyat.
Setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang [[Bogani]] (laki-laki atau perempuan) yang dipilih dari anggota kelompok dengan persyaratan: memiliki kemampuan fisik (kuat), berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh. [[Mokodoludut]] adalah punu’ Molantud yang diangkat berdasarkan kesepakatan seluruh bogani. Mokodoludut tercatat sebagai raja (datu yang pertama). Sejak Tompunu’on pertama sampai ketujuh, keadaan masyarakat semakin maju dengan adanya pengaruh luar (bangsa asing).


Perubahan total mulai terlihat sejak Tadohe menjadi Tompunu’on, akibat pengaruh pedagang [[Belanda]] diubah istilah Tompunu’on menjadi Datu (Raja). [[Tadohe]] dikenal seorang Datu yang cakap, sistem bercocok tanam diatur dengan mulai dikenalnya padi, jagung dan kelapa yang dibawa bangsa [[Spanyol]] pada masa pemerintahan [[Mokodompit]] (ayah Tadohe). Tadohe melakukan penggolongan dalam masyarakat, yaitu pemerintahan (Kinalang) dan rakyat (Paloko’). Paloko’ harus patuh dan menunjang tugas Kinalang, sedangkan Kinalang mengangkat tingkat penghidupan Paloko’ melalui pembangunan di segala bidang, sedangkan kepala desa dipilih oleh rakyat.
Pada zaman pemerintahan raja [[Corenelius Manoppo]], raja ke-16 (1832), agama Islam masuk daerah [[Bolaang Mongondow]] melalui [[Gorontalo]] yang dibawa oleh [[Syarif Aloewi]] yang kawin dengan putri raja tahun [[1866]]. Karena keluarga raja memeluk agama Islam, maka agama itu dianggap sebagai agama raja, sehingga sebagian besar penduduk memeluk agama Islam dan turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat. Pada tanggal [[1 Januari 1901]], [[Belanda]] dibawa pimpinan [[Controleur Anton Cornelius Veenhuizen]] bersama pasukannya secara paksa bahkan kekerasan berusaha masuk [[Bolaang Mongondow]] melalui [[Minahasa]], setelah usaha mereka melalui laut tidak berhasil dan ini terjadi pada masa pemerintahan [[Raja Riedel Manuel Manoppo]] dengan kedudukan istana raja di [[desa Bolaang]]. [[Raja Riedel Manuel Manoppo]] tidak mau menerima campur tangan pemerintahan oleh Belanda, maka Belanda melantik [[Datu Cornelis Manoppo]] menjadi raja dan mendirikan komalig (istana raja) di [[Kotobangon]] pada tahun [[1901]]. Pada tahun [[1904]], dilakukan perhitungan penduduk [[Bolaang Mongondow]] dan berjumlah [[41.417]] jiwa.


Pada zaman pemerintahan raja [[Corenelius Manoppo]], raja ke-16 (1832), agama Islam masuk daerah [[Bolaang Mongondow]] melalui [[Gorontalo]] yang dibawa oleh [[Syarif Aloewi]] yang kawin dengan putri raja tahun [[1866]]. Karena keluarga raja memeluk agama Islam, maka agama itu dianggap sebagai agama raja, sehingga sebagian besar penduduk memeluk agama Islam dan turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat.{{cn}}
Pada tahun [[1906]], melalui kerja sama dan kesepakatan dengan raja [[Bolaang Mongondow]], [[W. Dunnebier]] mengusahakan pembukaan [[Sekolah Rakyat]] dengan tiga kelas yang dikelola oleh [[zending]] di beberapa desa; yakni : desa Nanasi, Nonapan, Mariri Lama, Kotobangon, Moyag, Pontodon, Pasi, Popo Mongondow, Otam, Motoboi Besar, Kopandakan, Poyowa Kecil dan Pobundayan dengan total murid sebanyak 1.605 orang, sedangkan pengajarnya didatangkan dari Minahasa. Pada tahun [[1937]] dibuka di [[Kotamobagu]] sebuah sekolah [[Gubernemen]], yaitu [[Vervolg School]] (sekolah sambungan) kelas 4 dan 5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun.


Pada tanggal [[1 Januari 1901]], [[Belanda]] dibawa pimpinan [[Controleur Anton Cornelius Veenhuizen]] bersama pasukannya secara paksa bahkan kekerasan berusaha masuk [[Bolaang Mongondow]] melalui [[Minahasa]], setelah usaha mereka melalui laut tidak berhasil dan ini terjadi pada masa pemerintahan [[Raja Riedel Manuel Manoppo]] dengan kedudukan istana raja di [[desa Bolaang]]. [[Raja Riedel Manuel Manoppo]] tidak mau menerima campur tangan pemerintahan oleh Belanda, maka Belanda melantik [[Datu Cornelis Manoppo]] menjadi raja dan mendirikan komalig (istana raja) di [[Kotobangon]] pada tahun [[1901]]. Pada tahun [[1904]], dilakukan perhitungan penduduk [[Bolaang Mongondow]] dan berjumlah [[41.417]] jiwa.
Ibukota [[Bolaang Mongondow]] sebelumnya terletak disalah satu tempat di kaki gunung Sia’ dekat Popo Mongondow dengan nama [[Kotabaru]]. Karena tempat itu kurang strategis sebagai tempat kedudukan controleur, maka diusahakan pemindahan ke [[Kotamobagu]] dan peresmiannya diadakan pada bulan [[April 1911]] oleh [[Controleur F. Junius]] yang bertugas tahun [[1910-1915]]. Pada tahun [[1911]] didirikan sebuah rumah sakit di ibukota yang baru [[Kotamobagu]]. Rakyat mulai mengenal pengobatan modern, namun ada juga yang masih mempertahankan dan melestarikan pengobatan tradisional melalui tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat dan sampai sekarang dibudayakan secara konvensional.


Pada tahun [[1906]], melalui kerja sama dan kesepakatan dengan raja [[Bolaang Mongondow]], [[W. Dunnebier]] mengusahakan pembukaan [[Sekolah Rakyat]] dengan tiga kelas yang dikelola oleh [[zending]] di beberapa desa; yakni: desa Nanasi, Nonapan, Mariri Lama, Kotobangon, Moyag, Pontodon, Pasi, Popo Mongondow, Otam, Motoboi Besar, Kopandakan, Poyowa Kecil dan Pobundayan dengan total murid sebanyak 1.605 orang, sedangkan pengajarnya didatangkan dari Minahasa. Pada tahun [[1937]] dibuka di [[Kotamobagu]] sebuah sekolah [[Gubernemen]], yaitu [[Vervolg School]] (sekolah sambungan) kelas 4 dan 5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun.
Sejak semula, masyarakat [[Bolaang Mongondow]] mengenal tiga macam cara kehidupan [[bergotong royong]] yang masih terpelihara dan dilestarikan terus sampai sekarang ini, yaitu : Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, Posad (mokidulu). Tujuan kehidupan ber[[gotong royong]] ini sama, namun cara pelaksanaaannya agak berbeda. Penduduk pedalaman yang memerlukan [[garam]] atau [[hasil hutan]], akan meninggalkan desanya masuk hutan mencari [[damar]] atau ke pesisir pantai memasak garam (modapug) dan mencari ikan. Dalam mencari rezeki itu, sering mereka tinggal agak lama di [[pesisir]], maka disamping masak garam mereka juga membuka kebun. Tanah yang mereka tempati itulah yang disebut [[Totabuan]] yang dapat diartikan sebagai tempat mencari nafkah. Bila ada tamu yang bertandang pada masa kerajaan, biasanya disuguhi sirih pinang, tamu pria atau wanita terutama orang tua. Sirih pinang diletakkan dalam kabela' (dari kebiasaan ini diciptakan tari kabela sebagai tari penjemput tamu). Tamu terhormat terutama pejabat di jemput dengan upacara adat. Tarian Kabela sampai saat ini tetap lestari di bumi Totabuan. Tarian yang ada di Bolaang Mongondow cukup beragam diantaranya tarian tradisional yang terdiri dari Tari Tayo, Tari Joke', Tari Mosau, Tari Rongko atau Tari Ragai, Tari Tuitan; juga tarian kreasi baru seperti Tari Kabela, Tari Kalibombang, Tari Pomamaan, Tari Monugal, Tari Mokoyut, Tari Kikoyog dan Tari Mokosambe. Upacara monibi terakhir diadakan pada tahun 1939 di desa Kotobangon (tempat kedudukan istana raja) dan di desa Matali (tempat pemakaman raja dan keturunannya). Transmigran ke Bolaang Mongondow pertama kali datang pada tahun 1963 dengan jumlah 1.549 jiwa (349 KK) & ditempatkan di Desa Werdhi Agung. Para transmigran berikutnya ditempatkan di desa Kembang Mertha (1964), Mopuya (1972/1975), Mopugad (1973/1975), Tumokang (1971/1972), Sangkub (1981/1982), Onggunai (1983/1984), Torosik (1983/1984) dan Pusian/Serasi 1992/1993). lengkapnya lihat hal. 90. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Bolaang Mongondow menjadi bagian wilayah Propinsi Sulawesi yang berpusat di Makassar, kemudian tahun 1953 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1953 Sulawesi Utara dijadikan sebagai daerah otonom tingkat I. Bolaang Mongondow dipisahkan menjadi daerah otonom tingkat II mulai tanggal 23 Maret 1954, sejak saat itu Bolaang mongondow resmi menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan PP No.24 Tahun 1954. Atas dasar itulah, mengapa setiap tanggal 23 Maret seluruh rakyat Bolaang Mongondow selalu merayakannya sebagai HUT [[Kabupaten Bolaang Mongondow]].


Ibu kota [[Bolaang Mongondow]] sebelumnya terletak disalah satu tempat di kaki gunung Sia’ dekat Popo Mongondow dengan nama [[Kotabaru]]. Karena tempat itu kurang strategis sebagai tempat kedudukan controleur, maka diusahakan pemindahan ke [[Kotamobagu]] dan peresmiannya diadakan pada bulan [[April 1911]] oleh [[Controleur F. Junius]] yang bertugas tahun [[1910-1915]]. Pada tahun [[1911]] didirikan sebuah rumah sakit di ibu kota yang baru [[Kotamobagu]]. Rakyat mulai mengenal pengobatan modern, namun ada juga yang masih mempertahankan dan melestarikan pengobatan tradisional melalui tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat dan sampai sekarang dibudayakan secara konvensional.
=== Luas Wilayah ===


Sejak semula, masyarakat [[Bolaang Mongondow]] mengenal tiga macam cara kehidupan [[bergotong royong]] yang masih terpelihara dan dilestarikan terus sampai sekarang ini, yaitu: Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, Posad (mokidulu). Tujuan kehidupan ber[[gotong royong]] ini sama, namun cara pelaksanaaannya agak berbeda. Penduduk pedalaman yang memerlukan [[garam]] atau [[hasil hutan]], akan meninggalkan desanya masuk hutan mencari [[damar]] atau ke pesisir pantai memasak garam (modapug) dan mencari ikan.
Kota Kotamobagu mencakup wilayah daratan dan kepulauan yang memiliki daratan seluas 184.33 km<sup>2</sup>.


Dalam mencari rezeki itu, sering mereka tinggal agak lama di [[pesisir]], maka disamping masak garam mereka juga membuka kebun. Tanah yang mereka tempati itulah yang disebut [[Totabuan]] yang dapat diartikan sebagai tempat mencari nafkah. Bila ada tamu yang bertandang pada masa kerajaan, biasanya disuguhi sirih pinang, tamu pria atau wanita terutama orang tua. Sirih pinang diletakkan dalam kabela' (dari kebiasaan ini diciptakan tari kabela sebagai tari penjemput tamu). Tamu terhormat terutama pejabat di jemput dengan upacara adat.{{cn}}
=== Letak Geografis ===


Tarian Kabela sampai saat ini tetap lestari di bumi Totabuan. Tarian yang ada di Bolaang Mongondow cukup beragam di antaranya tarian tradisional yang terdiri dari Tari Tayo, Tari Joke', Tari Mosau, Tari Rongko atau Tari Ragai, Tari Tuitan; juga tarian kreasi baru seperti Tari Kabela, Tari Kalibombang, Tari Pomamaan, Tari Monugal, Tari Mokoyut, Tari Kikoyog dan Tari Mokosambe.
Secara geografis terletak di antara 0° [[Lintang Utara]] dan membentang dari Barat ke Timur di antara 123° – 124° [[Bujur Timur]],
berbatasan dengan:


Upacara monibi terakhir diadakan pada tahun 1939 di desa Kotobangon (tempat kedudukan istana raja) dan di desa Matali (tempat pemakaman raja dan keturunannya). Transmigran ke Bolaang Mongondow pertama kali datang pada tahun 1963 dengan jumlah 1.549 jiwa (349 KK) & ditempatkan di Desa Werdhi Agung. Para transmigran berikutnya ditempatkan di desa Kembang Mertha (1964), Mopuya (1972/1975), Mopugad (1973/1975), Tumokang (1971/1972), Sangkub (1981/1982), Onggunai (1983/1984), Torosik (1983/1984) dan Pusian/Serasi 1992/1993).
{{Batas_USBT
|utara=[[Kecamatan Bilalang]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow]]
|selatan=[[Kecamatan Lolayan]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow]]
|barat=[[Kecamatan Passi Barat]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow]]
|timur=[[Kabupaten Modayag]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow Timur]]
}}


Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Bolaang Mongondow menjadi bagian wilayah Provinsi Sulawesi yang berpusat di Makassar, kemudian tahun 1953 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1953 Sulawesi Utara dijadikan sebagai daerah otonom tingkat I.
=== Topografi ===
Kota Kotamobagu terletak di ketinggian antara 180 - 130 meter diatas permukaan laut ([[dpl]]). Posisi Kota Kotamobagu berada di sebuah [[lembah]] yang dikelilingi [[pegunungan]] dan dilewati beberapa [[sungai]], antara lain sungai [[Bonodon]], sungai [[Yoyak]], dan sungai [[Kelurahan Motoboi Besar, Kotamobagu Timur, Kota Kotamobagu]] di [[Kotamobagu Timur]]; sungai [[Yantaton]] dan sungai [[Kopek]] di [[Kotamobagu Selatan]]; sungai [[Kelurahan Mongkonai, Kotamobagu Barat, Kotamobagy]] dan sungai [[Ongkaw Mongondow]] di [[Kotamobagu Barat]]; sungai [[Bilalang]], sungai [[Toko]] dan sungai [[Kelurahan Kotobangon]] di [[Kotamobagu Utara]].


Bolaang Mongondow dipisahkan menjadi daerah otonom tingkat II mulai tanggal 23 Maret 1954, sejak saat itu Bolaang mongondow resmi menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan PP No.24 Tahun 1954. Atas dasar itulah, mengapa setiap tanggal 23 Maret seluruh rakyat Bolaang Mongondow selalu merayakannya sebagai HUT [[Kabupaten Bolaang Mongondow]].
== Pemerintahan ==


=== Pemerintahan Kota ===
== Geografis ==
Secara geografis terletak di antara 0° [[Lintang Utara]] dan membentang dari Barat ke Timur di antara 123° – 124° [[Bujur Timur]],


=== Luas Wilayah ===
[[Wilayah]] administrasi [[pemerintahan]] Kota Kotamobagu tahun [[2013]] terdiri atas 4 [[kecamatan]], 15 [[desa]] dan 18 [[kelurahan]]. Adapun pembagian wilayah administrasi pemerintahan kecamatan, yaitu:
Kota Kotamobagu mencakup wilayah daratan dan kepulauan yang memiliki daratan seluas 184.33&nbsp;km<sup>2</sup>.


=== Topografi ===
* [[Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Kotamobagu Utara]] terdiri atas:
Kota Kotamobagu terletak di ketinggian antara 180 - 130 meter di atas permukaan laut ([[dpl]]). Posisi Kota Kotamobagu berada di sebuah [[lembah]] yang dikelilingi [[pegunungan]] dan dilewati beberapa [[sungai]], antara lain sungai [[Bonodon]], sungai [[Yoyak]], dan sungai [[Kelurahan Motoboi Besar, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Motoboi Besar]] di [[Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kotamobagu Timur]]; sungai [[Yantaton]] dan sungai [[Kope']] di [[Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Kotamobagu Selatan]]; sungai [[Kelurahan Mongkonai, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Mongkonai]] dan sungai [[Ongkaw Mongondow]] di [[Kotamobagu Barat]]; sungai [[Bilalang]], sungai [[Toko]] dan sungai [[Kelurahan Kotobangon, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kotobangon]] di [[Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Kotamobagu Utara]].
# [[Kelurahan Biga, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Kelurahan Biga]]
# [[Kelurahan Upai, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Kelurahan Upai]]
# [[Kelurahan Genggulang, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Kelurahan Genggulang]]
# [[Desa Bilalang Satu, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Desa Bilalang 1]]
# [[Desa Bilalang Dua,, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Desa Bilalang 2]]
# [[Desa Pontodon, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Desa Pontodon]]
# [[Desa Sia, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Desa Sia]]
# [[Desa Pontodon Timur, Kotamobagu Utara, Kotamobagu|Desa Pontodon Timur]]


=== Batas Wilayah ===
* [[Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kotamobagu Timur]] terdiri atas:
Batas Wilayah Kota Kotamobagu antara lain:
# [[Kelurahan Kotobangon, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kelurahan Kotobangon]]
{{Batas_USBT
# [[Kelurahan Tumubui, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kelurahan Tumubui]]
|utara = [[Kecamatan Bilalang]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow]]
# [[Kelurahan Sinindian, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kelurahan Sinindian]]
|selatan = [[Kecamatan Lolayan]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow]]
# [[Kelurahan Matali, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kelurahan Matali]]
|barat = [[Kecamatan Passi Barat]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow]]
# [[Kelurahan Motoboi Besar, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kelurahan Motoboi Besar]]
|timur = [[Kecamatan Modayag]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow Timur]]
# [[Kelurahan Kobo Besar, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Kelurahan Kobo Besar]]
|tenggara= [[Kecamatan Modayag]], Kabupaten [[Bolaang Mongondow Timur]]
# [[Desa Moyag, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Desa Moyag]]
}}
# [[Desa Kobo Kecil, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Desa Kobo Kecil]]
# [[Desa Moyag Tampoan, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Desa Moyag Tampoan]]
# [[Desa Moyag Tudulan, Kotamobagu Timur, Kotamobagu|Desa Moyag Tudulan]]


== Pemerintahan ==
* [[Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Kotamobagu Selatan]] terdiri atas:
=== Wali Kota ===
# [[Kelurahan Motoboi Kecil, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Kelurahan Motoboi Kecil]]
{{utama|Daftar Wali Kota Kotamobagu}}
# [[Kelurahan Mongondow, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Kelurahan Mongondow]]
# [[Kelurahan Pobundayan, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Kelurahan Pobundayan]]
# [[Kelurahan Poyowa Besar Satu, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Desa Poyowa Besar 1]]
# [[Kelurahan Poyowa Besar Dua, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Desa Poyowa Besar 2]]
# [[Desa Tabang, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Desa Tabang]]
# [[Desa Bungko, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Desa Bungko]]
# [[Desa Kopandakan Satu, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Desa Kopandakan 1]]
# [[Desa Poyowa Kecil, Kotamobagu Selatan, Kotamobagu|Desa Poyowa Kecil]]


{|class="wikitable" style="text-align:center;"
* [[Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kotamobagu Barat]] terdiri atas:
|-
# [[Kelurahan Mongkonai, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Mongkonai]]
! No
# [[Kelurahan Molinow, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Molinow]]
! colspan=2|Wali Kota
# [[Kelurahan Mogolaing, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Mogolaing]]
! Mulai menjabat
# [[Kelurahan Gogagoman, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Gogagoman]]
! Akhir menjabat
# [[Kelurahan Kotamobagu, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Kotamobagu]]
! Wakil Wali Kota
# [[Kelurahan Mongkonai Barat, Kotamobagu Barat, Kotamobagu|Kelurahan Mongkonai Barat]]
|-
|*
|[[Berkas:Asripan Nani.jpg|100px]]
|[[Asripan Nani]]<br><small>(Penjabat)
|25 September 2023
|12 Agustus 2024
|''Lowong''
|-
|*
|[[Berkas:Abdullah M.jpg|100px]]
|[[Abdullah Mokoginta (ASN)|Abdullah Mokoginta]]<br><small>(Penjabat)
|12 Agustus 2024
|''Petahana''
|''Lowong''
|}


=== Dewan Perwakilan ===
== Kependudukan dan Tenaga Kerja ==
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kotamobagu}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kotamobagu}}


=== Kependudukan ===
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kotamobagu}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kotamobagu}}


== Demografi ==
Pada tahun [[2012]] jumlah penduduk laki-laki di Kota Kotamobagu sebanyak 55.415 atau 50,94% dan penduduk perempuan sebanyak 53.379 atau 49,06%.
Pada tahun [[2019]]. total jumlah penduduk Kota Kotamobagu adalah 125.835 jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak 63.976 jiwa atau 50,84% dan penduduk perempuan sebanyak 53.379 atau 49,15% dari total jumlah penduduk.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu|url=https://kotamobagukota.bps.go.id/publication/2020/02/28/5e1c17f3067f599cd263911e/kota-kotamobagu-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html|website=kotamobagukota.bps.go.id|access-date=2021-11-01|archive-date=2022-03-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220319060721/https://kotamobagukota.bps.go.id/publication/2020/02/28/5e1c17f3067f599cd263911e/kota-kotamobagu-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html|dead-url=no}}</ref>


=== Tenaga Kerja ===
=== Tenaga Kerja ===
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun [[2009]] 58,39%, tahun [[2010]] 61,82%, tahun [[2011]] 67,02%, tahun [[2012]] 65,07%. Tahun [[2012]], dari total 78.434 penduduk Kota Kotamobagu yang berada dalam kelompok usia kerja 15 tahun ke atas, sebanyak 65,07% merupakan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut 90,58% berstatus bekerja, sedangkan sekitar 9,42% menganggur.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun [[2009]] 58,39%, tahun [[2010]] 61,82%, tahun [[2011]] 67,02%, tahun [[2012]] 65,07%.

Tahun [[2012]] , dari total 78.434 penduduk Kota Kotamobagu yang berada dalam kelompok usia kerja 15 tahun keatas, sebanyak 65,07% merupakan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut 90,58% berstatus bekerja, sedangkan sekitar 9,42% menganggur.


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Untuk [[SD]] tahun 2011 berjumlah 74 gedung sekolah, murid sebanyak 13.365 orang. Untuk [[SLTP]] tahun 2011 berjumlah 16 gedung sekolah, murid sebanyak 7.035 orang. Untuk [[SLTA]] tahun 2011 berjumlah 21 gedung sekolah, murid sebanyak 8.514 orang. Perguruan tinggi saat ini ada 9 yang ada di Kotamobagu, yakni Universitas Dumoga Kotamobagu, Akademi Keperawatan Kotamobagu, Akademi Kebidanan Bunda Kotamobagu, STMIK Multicom Kotamobagu, STIE Widya Darma Kotamobagu, STIKES Graha Medika Kotamobagu, IAI Muhammadiyah Kotamobagu, STT Kotamobagu dan Institut Agama Islam IAI Kotamobagu, dengan jumlah program studi sebanyak 21 dan jumlah mahasiswa sekitar 3000.{{cn}}


== Kesehatan ==
Untuk [[SD]] tahun 2011 berjumlah 74 gedung sekolah, murid sebanyak 13.365 orang. Untuk [[SLTP]] tahun 2011 berjumlah 16 gedung sekolah, murid sebanyak 7.035 orang. Untuk [[SLTA]] tahun 2011 berjumlah 21 gedung sekolah, murid sebanyak 8.514 orang.
=== Rumah Sakit ===

{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Kotamobagu}}
=== Kesehatan ===

Tahun [[2012]] jumlah [[fasilitas]] kesehatan terdiri dari [[Rumah Sakit]] 6 Unit, [[Puskesmas]] 5 unit, [[Puskesmas Pembantu]] 7 Unit, [[Puskesmas Keliling]] 5 Unit, [[Puskesmas Rawat Inap]] 3 Unit, [[Posyandu]] 45 Unit. Dan Angka Harapan Hidup pada tahun [[2012]] sebesar 72,12%.


== Ekonomi ==
== Ekonomi ==

=== Pertanian ===
=== Pertanian ===
Pertanian tanaman pangan dengan luas panen terbesar di Kota Kotamobagu adalah [[tanaman]] [[Padi]] dengan luas lahan panen sekitar 56,68% dari total luas panen tanaman pangan di [[Kota Kotamobagu|Kotamobagu]], atau sekitar 8.094 Ha. Diikuti [[tanaman]] [[jagung]] dengan luas panen seitar 5.572 Ha.
Pertanian tanaman pangan dengan luas panen terbesar di Kota Kotamobagu adalah [[tanaman]] [[Padi]] dengan luas lahan panen sekitar 56,68% dari total luas panen tanaman pangan di Kotamobagu, atau sekitar 8.094 Ha. Diikuti [[tanaman]] [[jagung]] dengan luas panen seitar 5.572 Ha.{{cn}}

=== Industri Pengolahan ===

Pada tahun [[2012]] jumlah [[perusahaan]] [[Industri]] pengolahan di Kota Kotamobagu sebanyak 183 perusahaan dan didukung dengan nilai [[investasi]] sekitar 65,32 [[Triliyun]] [[Rupiah]].


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://kotamobagukota.bps.go.id/index.php/daerah-dalam-angka/kotamobagu-dalam-angka Situs resmi BPS Kota Kotamobagu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140116133149/http://kotamobagukota.bps.go.id/index.php/daerah-dalam-angka/kotamobagu-dalam-angka |date=2014-01-16 }}

* {{id}} [http://kotamobagukota.bps.go.id/index.php/daerah-dalam-angka/kotamobagu-dalam-angka Situs resmi BPS Kota Kotamobagu]

{{Kota Kotamobagu}}
{{Kota Kotamobagu}}
{{Sulawesi Utara}}
{{Sulawesi Utara}}
{{Indo-geo-stub}}


[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Kota Kotamobagu| ]]
[[Kategori:Kota di Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Kota di Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Kota di Indonesia]]
[[Kategori:Kota di Indonesia]]
[[Kategori:Kota Kotamobagu]]

Revisi terkini sejak 8 September 2024 06.38

Kota Kotamobagu
Kotamobagu dilihat dari Puncak Passi
Kotamobagu dilihat dari Puncak Passi
Lambang resmi Kota Kotamobagu
Motto: 
Kinalang - Paloko
(Mongondow) Musyawarah - Sepakat
Peta
Peta
Kota Kotamobagu di Sulawesi
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu
Peta
Kota Kotamobagu di Indonesia
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu (Indonesia)
Koordinat: 0°44′N 124°19′E / 0.73°N 124.32°E / 0.73; 124.32
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
Tanggal berdiri23 Mei 2007
Dasar hukumUU Nomor 4 Tahun 2007[1]
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 33
Pemerintahan
 • Wali KotaAbdullah Mokoginta (Pj.)
 • Wakil Wali Kotalowong
 • Sekretaris DaerahSofyan Mokoginta
Luas
 • Total184,33 km2 (71,17 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2]
 • Total121.189
 • Kepadatan660/km2 (1,700/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 84,25% Islam
  • 0,39% Hindu
  • 0,14% Buddha[3]
 • BahasaIndonesia, Mongondow, Minahasa
 • IPMKenaikan 76,01 (2023)
 tinggi [4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7174 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0434
Pelat kendaraanDB xxxx K
Kode Kemendagri71.74 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 398.564.954.000,00- (2020)
Semboyan daerahMototompiaan, mototabian, bo mototanoban
(Mongondow) Saling memperbaiki, saling mengasihi, dan saling mengingat
Situs webkotamobagukota.go.id


Kota Kotamobagu adalah kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Kota kotamobagu sebelumnya berstatus sebagai ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow yang kemudian dipindahkan ke Lolak. Jumlah penduduk Kotamogabu pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 121.189 jiwa.[2][3] Mayoritas suku yang ada di kota ini adalah suku Mongondow.

Kota Kotamobagu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang bertujuan untuk memajukan daerah, membangun kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan, dan memobilisasi pembangunan bagi terciptanya kesejahteraan serta kemakmuran rakyat totabuan. Desa Bolaang terletak di tepi pantai utara yang pada abad 17 sampai akhir abad 19 menjadi tempat kedudukan istana raja, sedangkan desa Mongondow terletak sekitar 2 km selatan Kotamobagu. Nama Bolaang berasal dari kata "bolango" atau "balangon" yang berarti laut. Bolaang atau golaang dapat pula berarti menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap, sedangkan Mongondow dari kata ‘momondow’ yang berarti berseru tanda kemenangan.[butuh rujukan]

Penduduk asli wilayah Bolaang Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat, yang awalnya tinggal di gunung Komasaan (Bintauna). Pada abad ke 8-9, mereka menyebar ke timur di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', Ginolantungan sampai ke pedalaman tudu in Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia', tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain.

Setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang Bogani (laki-laki atau perempuan) yang dipilih dari anggota kelompok dengan persyaratan: memiliki kemampuan fisik (kuat), berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh. Mokodoludut adalah punu’ Molantud yang diangkat berdasarkan kesepakatan seluruh bogani. Mokodoludut tercatat sebagai raja (datu yang pertama). Sejak Tompunu’on pertama sampai ketujuh, keadaan masyarakat semakin maju dengan adanya pengaruh luar (bangsa asing).

Perubahan total mulai terlihat sejak Tadohe menjadi Tompunu’on, akibat pengaruh pedagang Belanda diubah istilah Tompunu’on menjadi Datu (Raja). Tadohe dikenal seorang Datu yang cakap, sistem bercocok tanam diatur dengan mulai dikenalnya padi, jagung dan kelapa yang dibawa bangsa Spanyol pada masa pemerintahan Mokodompit (ayah Tadohe). Tadohe melakukan penggolongan dalam masyarakat, yaitu pemerintahan (Kinalang) dan rakyat (Paloko’). Paloko’ harus patuh dan menunjang tugas Kinalang, sedangkan Kinalang mengangkat tingkat penghidupan Paloko’ melalui pembangunan di segala bidang, sedangkan kepala desa dipilih oleh rakyat.

Pada zaman pemerintahan raja Corenelius Manoppo, raja ke-16 (1832), agama Islam masuk daerah Bolaang Mongondow melalui Gorontalo yang dibawa oleh Syarif Aloewi yang kawin dengan putri raja tahun 1866. Karena keluarga raja memeluk agama Islam, maka agama itu dianggap sebagai agama raja, sehingga sebagian besar penduduk memeluk agama Islam dan turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat.[butuh rujukan]

Pada tanggal 1 Januari 1901, Belanda dibawa pimpinan Controleur Anton Cornelius Veenhuizen bersama pasukannya secara paksa bahkan kekerasan berusaha masuk Bolaang Mongondow melalui Minahasa, setelah usaha mereka melalui laut tidak berhasil dan ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Riedel Manuel Manoppo dengan kedudukan istana raja di desa Bolaang. Raja Riedel Manuel Manoppo tidak mau menerima campur tangan pemerintahan oleh Belanda, maka Belanda melantik Datu Cornelis Manoppo menjadi raja dan mendirikan komalig (istana raja) di Kotobangon pada tahun 1901. Pada tahun 1904, dilakukan perhitungan penduduk Bolaang Mongondow dan berjumlah 41.417 jiwa.

Pada tahun 1906, melalui kerja sama dan kesepakatan dengan raja Bolaang Mongondow, W. Dunnebier mengusahakan pembukaan Sekolah Rakyat dengan tiga kelas yang dikelola oleh zending di beberapa desa; yakni: desa Nanasi, Nonapan, Mariri Lama, Kotobangon, Moyag, Pontodon, Pasi, Popo Mongondow, Otam, Motoboi Besar, Kopandakan, Poyowa Kecil dan Pobundayan dengan total murid sebanyak 1.605 orang, sedangkan pengajarnya didatangkan dari Minahasa. Pada tahun 1937 dibuka di Kotamobagu sebuah sekolah Gubernemen, yaitu Vervolg School (sekolah sambungan) kelas 4 dan 5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun.

Ibu kota Bolaang Mongondow sebelumnya terletak disalah satu tempat di kaki gunung Sia’ dekat Popo Mongondow dengan nama Kotabaru. Karena tempat itu kurang strategis sebagai tempat kedudukan controleur, maka diusahakan pemindahan ke Kotamobagu dan peresmiannya diadakan pada bulan April 1911 oleh Controleur F. Junius yang bertugas tahun 1910-1915. Pada tahun 1911 didirikan sebuah rumah sakit di ibu kota yang baru Kotamobagu. Rakyat mulai mengenal pengobatan modern, namun ada juga yang masih mempertahankan dan melestarikan pengobatan tradisional melalui tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat dan sampai sekarang dibudayakan secara konvensional.

Sejak semula, masyarakat Bolaang Mongondow mengenal tiga macam cara kehidupan bergotong royong yang masih terpelihara dan dilestarikan terus sampai sekarang ini, yaitu: Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, Posad (mokidulu). Tujuan kehidupan bergotong royong ini sama, namun cara pelaksanaaannya agak berbeda. Penduduk pedalaman yang memerlukan garam atau hasil hutan, akan meninggalkan desanya masuk hutan mencari damar atau ke pesisir pantai memasak garam (modapug) dan mencari ikan.

Dalam mencari rezeki itu, sering mereka tinggal agak lama di pesisir, maka disamping masak garam mereka juga membuka kebun. Tanah yang mereka tempati itulah yang disebut Totabuan yang dapat diartikan sebagai tempat mencari nafkah. Bila ada tamu yang bertandang pada masa kerajaan, biasanya disuguhi sirih pinang, tamu pria atau wanita terutama orang tua. Sirih pinang diletakkan dalam kabela' (dari kebiasaan ini diciptakan tari kabela sebagai tari penjemput tamu). Tamu terhormat terutama pejabat di jemput dengan upacara adat.[butuh rujukan]

Tarian Kabela sampai saat ini tetap lestari di bumi Totabuan. Tarian yang ada di Bolaang Mongondow cukup beragam di antaranya tarian tradisional yang terdiri dari Tari Tayo, Tari Joke', Tari Mosau, Tari Rongko atau Tari Ragai, Tari Tuitan; juga tarian kreasi baru seperti Tari Kabela, Tari Kalibombang, Tari Pomamaan, Tari Monugal, Tari Mokoyut, Tari Kikoyog dan Tari Mokosambe.

Upacara monibi terakhir diadakan pada tahun 1939 di desa Kotobangon (tempat kedudukan istana raja) dan di desa Matali (tempat pemakaman raja dan keturunannya). Transmigran ke Bolaang Mongondow pertama kali datang pada tahun 1963 dengan jumlah 1.549 jiwa (349 KK) & ditempatkan di Desa Werdhi Agung. Para transmigran berikutnya ditempatkan di desa Kembang Mertha (1964), Mopuya (1972/1975), Mopugad (1973/1975), Tumokang (1971/1972), Sangkub (1981/1982), Onggunai (1983/1984), Torosik (1983/1984) dan Pusian/Serasi 1992/1993).

Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Bolaang Mongondow menjadi bagian wilayah Provinsi Sulawesi yang berpusat di Makassar, kemudian tahun 1953 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1953 Sulawesi Utara dijadikan sebagai daerah otonom tingkat I.

Bolaang Mongondow dipisahkan menjadi daerah otonom tingkat II mulai tanggal 23 Maret 1954, sejak saat itu Bolaang mongondow resmi menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan PP No.24 Tahun 1954. Atas dasar itulah, mengapa setiap tanggal 23 Maret seluruh rakyat Bolaang Mongondow selalu merayakannya sebagai HUT Kabupaten Bolaang Mongondow.

Geografis

[sunting | sunting sumber]

Secara geografis terletak di antara 0° Lintang Utara dan membentang dari Barat ke Timur di antara 123° – 124° Bujur Timur,

Luas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kota Kotamobagu mencakup wilayah daratan dan kepulauan yang memiliki daratan seluas 184.33 km2.

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Kota Kotamobagu terletak di ketinggian antara 180 - 130 meter di atas permukaan laut (dpl). Posisi Kota Kotamobagu berada di sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan dan dilewati beberapa sungai, antara lain sungai Bonodon, sungai Yoyak, dan sungai Motoboi Besar di Kotamobagu Timur; sungai Yantaton dan sungai Kope' di Kotamobagu Selatan; sungai Kelurahan Mongkonai dan sungai Ongkaw Mongondow di Kotamobagu Barat; sungai Bilalang, sungai Toko dan sungai Kotobangon di Kotamobagu Utara.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Batas Wilayah Kota Kotamobagu antara lain:

Utara Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Tenggara Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Selatan Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow
Barat Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Wali Kota

[sunting | sunting sumber]
No Wali Kota Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Wali Kota
* Asripan Nani
(Penjabat)
25 September 2023 12 Agustus 2024 Lowong
* Abdullah Mokoginta
(Penjabat)
12 Agustus 2024 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKB 2 Kenaikan 3 Kenaikan 5
Gerindra 2 Penurunan 1 Penurunan 0
PDI-P 3 Kenaikan 5 Kenaikan 9
Golkar 5 Penurunan 3 Penurunan 2
NasDem 0 Kenaikan 4 Steady 4
PKS 2 Penurunan 1 Penurunan 0
PPP 0 Kenaikan 1 Steady 1
PAN 6 Penurunan 1 Penurunan 0
Hanura 2 Kenaikan 3 Steady 3
Demokrat 3 Steady 3 Penurunan 1
Jumlah Anggota 25 Steady 25 Steady 25
Jumlah Partai 8 Kenaikan 10 Penurunan 7

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Kotamobagu terdiri dari 4 kecamatan, 18 kelurahan, dan 15 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 122.308 jiwa dengan luas wilayah 68,06 km² dan sebaran penduduk 1.797 jiwa/km².[5][6]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kotamobagu, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
71.74.04 Kotamobagu Barat 6 - Kelurahan
71.74.03 Kotamobagu Selatan 3 6 Desa
Kelurahan
71.74.02 Kotamobagu Timur 6 4 Desa
Kelurahan
71.74.01 Kotamobagu Utara 3 5 Desa
Kelurahan
TOTAL 18 15

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2019. total jumlah penduduk Kota Kotamobagu adalah 125.835 jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak 63.976 jiwa atau 50,84% dan penduduk perempuan sebanyak 53.379 atau 49,15% dari total jumlah penduduk.[7]

Tenaga Kerja

[sunting | sunting sumber]

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2009 58,39%, tahun 2010 61,82%, tahun 2011 67,02%, tahun 2012 65,07%. Tahun 2012, dari total 78.434 penduduk Kota Kotamobagu yang berada dalam kelompok usia kerja 15 tahun ke atas, sebanyak 65,07% merupakan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut 90,58% berstatus bekerja, sedangkan sekitar 9,42% menganggur.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Untuk SD tahun 2011 berjumlah 74 gedung sekolah, murid sebanyak 13.365 orang. Untuk SLTP tahun 2011 berjumlah 16 gedung sekolah, murid sebanyak 7.035 orang. Untuk SLTA tahun 2011 berjumlah 21 gedung sekolah, murid sebanyak 8.514 orang. Perguruan tinggi saat ini ada 9 yang ada di Kotamobagu, yakni Universitas Dumoga Kotamobagu, Akademi Keperawatan Kotamobagu, Akademi Kebidanan Bunda Kotamobagu, STMIK Multicom Kotamobagu, STIE Widya Darma Kotamobagu, STIKES Graha Medika Kotamobagu, IAI Muhammadiyah Kotamobagu, STT Kotamobagu dan Institut Agama Islam IAI Kotamobagu, dengan jumlah program studi sebanyak 21 dan jumlah mahasiswa sekitar 3000.[butuh rujukan]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Sakit

[sunting | sunting sumber]

Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Pertanian tanaman pangan dengan luas panen terbesar di Kota Kotamobagu adalah tanaman Padi dengan luas lahan panen sekitar 56,68% dari total luas panen tanaman pangan di Kotamobagu, atau sekitar 8.094 Ha. Diikuti tanaman jagung dengan luas panen seitar 5.572 Ha.[butuh rujukan]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 31 Agustus 2024. 
  3. ^ a b "Kota Kotamobagu Dalam Angka 2020". www.kotamobagukota.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-15. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  4. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sulut.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Maret 2024. 
  5. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  6. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  7. ^ "Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu". kotamobagukota.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2021-11-01. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]