Ululazmi: Perbedaan antara revisi
(108 revisi perantara oleh 62 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Islam}} |
{{Nabi Islam}} |
||
'''Ululazmi''' ({{lang-ar|أولوالعزم|Ulu al-'Azmi}}) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan [[rasul]] pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. |
|||
'''Ulu al-Azmi''' ([[Bahasa Arab|Arab]] <font size=3>أولوالعزم</font>) adalah sebuah gelar kenabian istimewa yang diberikan kepada para [[rasul]] yang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan ajaran [[tauhid]]. Dari 25 nabi yang wajib diketahui dalam agama Islam, terdapat 5 [[nabi]] yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yaitu [[Nuh]], [[Ibrahim]], [[Musa]], [[Isa]] dan [[Muhammad]]. Gelar Ulul Azmi dijelaskan dalam [[Al Quran]] pada [[Surah Al-Ahqaf]] ayat 35 dan [[Surah Asy-Syura]] ayat 13. |
|||
Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar ulul 'azmi, yakni [[Nabi Nuh|Nuh]], [[Ibrahim]], [[Nabi Musa|Musa]], [[Isa]], dan [[Muhammad]]. Gelar ulul 'azmi dijelaskan dalam [[Surah Al-Ahqaf]] ayat ke-35 dan [[Surah Asy-Syura|Asy-Syura]] ayat ke-13. |
|||
== |
== Ayat == |
||
{{quote|"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."|{{cite quran|33|7|style=inline}}}} |
|||
Semua nabi yang diketahui mendapatkan gelar Ulul Azmi dalam [[Islam]] adalah nabi-nabi yang memiliki keteguhan hati luar biasa serta kesabaran tinggi ketika menyebarkan ajaran tauhid walaupun dengan penolakan dan berbagai usaha untuk menjatuhkannya. Mereka senantiasa memohon kepada [[Allah]] agar tidak menurunkan azab kepada kaum yang menolak dakwahnya, serta selalu berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah kepada kaum mereka. |
|||
Sifat-sifatnya Ulul Azmi dan penentuan obyeknya adalah sebagai berikut: |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
== |
== Sifat Ululazmi == |
||
Kelima rasul yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu. |
|||
Ciri-ciri ululazmi adalah sebagai berikut: |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah<ref>Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13</ref> |
|||
== Daftar == |
|||
=== Nuh === |
=== Nuh === |
||
[[Berkas:Nuh (Noah)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Nuh '''alaihis-salam'']] |
|||
Kualifikasi [[Nuh]] sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang |
|||
{{artikel|Nuh}} |
|||
bernama [[Kan’an]] termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman. |
|||
smpn3 is the best lah pokoknya. |
|||
Nama Nuh ({{lang-ar|نوح|Nūḥ}}) disebutkan 43 kali dalam [[Al-Qur'an]]. Dia merupakan leluhur dari rasul ululazmi yang lain. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat<ref>Ali 'Imran (03): 32</ref> dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.<ref>Al-Isra' (17): 3</ref> Sebuah riwayat [[hadits]] menerangkan bahwa Nuh adalah [[rasul]] pertama.<ref>HR. Al-Bukhari (4712)</ref> |
|||
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah.<ref>Hud (11): 26</ref> Nuh mendakwahi mereka siang dan malam,<ref>Nuh (71): 5</ref> baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.<ref>Nuh (71): 8-9</ref> Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat,<ref>Al-A'raf (7): 60</ref> pendusta,<ref>Hud (11): 27</ref> dan gila.<ref>Nuh (23): 25</ref> Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para orang tua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.<ref>Nuh (71): 27</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=106}} |
|||
Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.<ref>Asy-Syu'ara (26): 117-118</ref> Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.<ref>Hud (11): 37</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=107-109}} Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.<ref name="Hud 11: 40">Hud (11): 40</ref> |
|||
Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Qur'an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.<ref name="Hud 11: 40"/> Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=127}} Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.<ref>Hud (11): 42-43</ref> |
|||
=== Ibrahim === |
=== Ibrahim === |
||
[[Berkas:Ibrahim (Abraham)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Ibrahim '''alaihis-salam'']] |
|||
Sejak masih bayi [[Ibrahim]] harus diasingkan ke dalam [[gua]], yang disebabkan oleh perintah [[Raja]] [[Namrudz]] untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan [[raja]] dan masyarakat penyembah [[berhala]] termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan [[Sarah]], ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang [[budak]] berkulit hitam bernama [[Hajar]] untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama [[Ismail]]. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di [[Makkah]]. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah seekor [[domba]]. Selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun [[Ka'bah]], membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang [[zalim]]. |
|||
{{artikel|Ibrahim}} |
|||
Nama Ibrahim ({{lang-ar|إبراهيم|Ibrāhīm}}) disebutkan 69 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an. Ibrahim mendapat julukan ''khalilullah'' (خلیل اللہ; kesayangan Allah) <ref>An-Nisa' (04): 125</ref> dan leluhur umat Muslim.<ref name="Al-Hajj 22: 78">Al-Hajj (22): 78</ref> Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,<ref>Al-Baqarah (02): 124</ref> keluarganya dilebihkan atas segala umat,<ref>Ali 'Imran (03): 33</ref> dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.<ref>An-Nisa' (04): 54</ref> Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.<ref>Al-An'am (06): 161</ref> Ibrahim juga disebut sebagai teladan<ref>An-Nahl (16): 120</ref><ref>Al-Mumtahanah (60): 4-6</ref> dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.<ref name="Al-Hajj 22: 78"/><ref>Al-Baqarah (02): 135</ref><ref>Ali 'Imran (03): 95</ref><ref>An-Nahl (16): 123</ref> Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri<ref>Al-Baqarah (02): 130</ref> dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.<ref>Ali 'Imran (03): 68</ref> Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam [[shalawat]].<ref>HR. Al-Bukhari (3370)</ref><ref>HR. Muslim (406)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=266}} |
|||
Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya.<ref>Al-Ankabut (29): 16-17</ref> Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.<ref>Al-Anbiya' (21): 58</ref><ref>Ash-Shaffat (37): 88-93</ref> Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman.<ref>Al-Anbiya' (21): 68</ref> Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.<ref>Al-Anbiya' (21): 69</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=203}} |
|||
Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah [[Isma'il]] dan [[Ishaq]].<ref>Ibrahim (14): 39</ref> Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.<ref>Ash-Shaffat (37): 101-107</ref> Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi [[Ka'bah]].<ref>Al-Baqarah (02): 127</ref> |
|||
Ibrahim dikenal sebagai [[Abraham]] dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut ''Avraham Avinu'' (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis [[bangsa Yahudi]] dan ayah dari [[agama Yahudi]], juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.{{sfn|Levenson|2012|p=3}} |
|||
=== Musa === |
=== Musa === |
||
[[Berkas:Musa_(Moses)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Musa '''alaihis-salam'']] |
|||
[[Musa]] termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi [[Firaun]], selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit [[Sinai]], pengikutnya yang dipimpin [[Samiri]] menyeleweng dengan menyembah [[berhala]] Anak lembu emas. [[Harun]] yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada [[Khidir]]. |
|||
{{artikel|Musa}} |
|||
Nama Musa ({{lang-ar|موسى|Mūsā}}) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Qur'an. Dia mendapat julukan ''kalīmullāh'' ({{lang-ar|كليم الله}}) yang bermakna "orang yang berbicara dengan Allah."<ref>{{cite web|title=Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa|url=https://www.al-islam.org/kamaaluddin-wa-tamaamun-nima-vol-1-shaykh-saduq/chapter-7-account-death-prophet-musa-occultation|publisher=Al-Islam|accessdate=2019-09-22}}</ref><ref>{{cite book|title=Daily Life In The Medieval Islamic World|author=James E. Lindsay|page=[https://archive.org/details/dailylifeinmedie00lind/page/178 178]|year=2005|url=https://archive.org/details/dailylifeinmedie00lind|url-access=registration|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=9780313322709}}</ref> Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur'an menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran,<ref>Al-Baqarah (2): 92</ref><ref>Al-A'raf (7): 103</ref> diberi petunjuk oleh Allah,<ref>Al-An'am (6): 84</ref> dilebihkan atas manusia yang lain,<ref>Al-A'raf (7): 144</ref> dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah.<ref>Al-Ahzab (33): 69</ref> Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, [[Harun]].<ref>Thaha (20): 9-36</ref><ref>Al-Qashash (28): 29-35</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=447-455}} |
|||
Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir'aun dan memintanya membebaskan [[Bani Israil]] dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir'aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.<ref>Al-A'raf (7): 111-126</ref><ref>Yunus (10): 79-82</ref><ref>Thaha (20): 61-73</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 35-51</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=465-477}} Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.<ref>Al-A'raf (7): 136</ref><ref>Yunus (10): 90-92</ref><ref>Thaha (20): 77-79</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 52-68</ref><ref>Al-Qashash (28): 40</ref> |
|||
Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.<ref>Al-A'raf (7): 148-154</ref><ref>Thaha (20): 83-98</ref> Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi.<ref>Al-Ma'idah (5): 21-26</ref> Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.<ref>Al-Ma'idah (5): 44</ref> |
|||
Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup.<ref>Ginzberg, Louis (1909). ''[http://www.swartzentrover.com/cotor/e-books/misc/Legends/Legends%20of%20the%20Jews.pdf The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref><ref>{{cite web|url= http://www.jewfaq.org/moshe.htm |title= Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam |publisher= Jew FAQ |accessdate= 2010-03-02}}</ref> |
|||
=== Isa === |
=== Isa === |
||
[[Berkas:Isa (Jesus)1.png|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi 'Isa '''alaihis-salam'']] |
|||
Banyak hal yang menunjukkan bahwa [[Isa]] memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum [[Bani Israil]]. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah. |
|||
{{artikel|Isa}} |
|||
Nama Isa ({{lang-ar|عيسى|`Īsā}}) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur'an. Dia juga disebut {{lang|ar|ٱبْنُ مَرْيَمَ}} ''ibnu Maryam'' sebanyak 23 kali dan {{lang|ar|المسيح}} ''Al-Masih'' sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. |
|||
Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.<ref>{{cite book|title=A Dictionary of Jewish-Christian Relations |first1=Edward |last1=Kessler |first2= Neil |last2=Wenborn |year=2005 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-1-139-44750-8 |page=416 |url=https://books.google.com/books?id=QkI_JNv3rIwC&pg=PA416#v=onepage&q&f=false}}</ref> Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan. |
|||
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari [[wol]]. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta [[wajah]]nya tampak pucat karena kelaparan dan [[bibir]]nya tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan [[dunia]] di tempatnya sesuai dengan izin [[Allah]], tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: “Rumahku adalah tempat ibadah, wewangianku adalah [[air]], makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah [[bulan]] di waktu [[malam]] dan [[salat]] ku di waktu musim dingin di saat [[matahari]] terletak di [[Timur]], [[bunga]]ku adalah tanaman-tanaman [[bumi]], pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu [[pagi]] dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”<ref>Kisah diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir melalui Mu’tamar bin Sulaiman</ref><ref>[http://sunatullah.com/para-nabi/nabi-isa-as/persekongkolan-pendeta-yahudi.html Persekongkolan Pendeta Yahudi menghadapi Isa]</ref> |
|||
Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,<ref>Ali 'Imran (3): 45-46</ref> suci,<ref>Maryam (19): 19</ref> dan diberkahi.<ref>Maryam (19): 31</ref> Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.<ref>Ali 'Imran (3): 48</ref><ref name="Isa4">Maryam (19): 30</ref> Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.<ref>Al-Baqarah (2): 136</ref><ref>Ali 'Imran (3): 84</ref> |
|||
⚫ | |||
Sejak kecil sampai dewasa, [[Muhammad]] selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi [[yatim piatu]]. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman [[Abu Thalib]] yang merawatnya sejak kecil. |
|||
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah<ref name="Isa4"/><ref>Az-Zukhruf (43): 59</ref> dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.<ref>An-Nisa' (4): 172</ref> Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,<ref>Al-Ma'idah (5): 75</ref> ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan [[Adam]], menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.<ref>Ali 'Imran (3): 59</ref><ref name="Akhtar 2017, p. 32">{{cite book|url=https://books.google.co.uk/books?id=wa1HRjA0AgEC&pg=PA32|title=The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam|first=Shabbir|last=Akhtar|date=31 October 2007|publisher=Routledge|via=Google Books|isbn=9781134072569}}</ref> Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,<ref>At-Taubah (9): 31</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 116</ref> putra Allah,<ref>At-Taubah (9): 30</ref> atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.<ref>Al-Ma'idah (5): 17</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 72</ref> |
|||
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang [[rasul]]. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari [[Abu Lahab]], pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala [[Bani Hasyim]] diboikot (diasingkan) di sebuah [[lembah]] dikarenakan dakwahnya. |
|||
Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.<ref>Ali 'Imran (3): 50</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 46</ref><ref>Ash-Shaff (61): 6</ref> Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup. Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.<ref>HR. Bukhari no. 3448</ref><ref>HR. Muslim no. 155</ref><ref name="Warren">Warren Larson ''Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences'' hlm. 335</ref> |
|||
⚫ | |||
[[Berkas:Calligraphic representation of Muhammad's name.jpg|jmpl|kiri|200px|Kaligrafi Muhammad ''shalallahu 'alaihi wa salam'']] |
|||
{{artikel|Muhammad}} |
|||
Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.<ref>Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37</ref> Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang [[Arab]].<ref>Surah Fussilat: 44</ref> Allah menyelamatkan [[Muhammad]] sewaktu menghadapi masa-masa sulit.<ref>Surah Ad-Duha: 6-11</ref> Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.<ref>Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42</ref> Walaupun dakwah nabi didustakan,<ref>Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52</ref><ref>Surah Al-Qalam: 2-7</ref> hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke [[Madinah]], Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.<ref>Surah Al-Anfal: 26</ref> Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,<ref>Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29</ref> supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,<ref>Surah Al-Anfal: 17-18</ref> sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.<ref>Surah Al-Maidah: 3</ref> Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan mengganggu orang-orang beriman.<ref>Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9</ref> Muhammad bersama kaum beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap kaum kafir namun akrab terhadap sesama orang beriman.<ref>Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma'idah: 54</ref> |
|||
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab [[Al-Qur'an]], yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung lafaz ikrar ''[[Basmalah|Bismillahirrahmanirrahim]]'' sebagai tanda penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia [[Islam|berserah diri]] secara sepenuhnya kepada [[Allah]] Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.<ref>Surah An-Nisa: 105, Al-An'am: 114</ref> Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,<ref>Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu'minun: 2, Al-Haqqah: 38 – 52</ref> tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami campur tangan dari [[Ahli Kitab|ahli kitab]] sementara sebagian lain berada dalam berbagai versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan [[Taurat]] dan [[Injil]],<ref>Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29</ref> dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, mengabdi, serta berserah diri secara tulus kepada Allah saja,<ref>Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153</ref> juga supaya umat manusia senantiasa berpegang teguh kepada ajaran yang berasal dari Allah; yakni berbagai risalah yang disampaikan melalui para Rasul maupun para nabi yang telah Allah utus,<ref>Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92</ref> oleh sebab ada larangan tentang mengikuti ajaran yang berasal dari "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan [[Denominasi agama|perpecahan]] dalam agama Allah.<ref>Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma'idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14,</ref><ref>Surah Al-Ma'idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Rum: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 – 17, Al-Jatsiyah: 16-19</ref> Terdapat berbagai penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan [[musyrik]].<ref>Surah Al-Mu'minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An'am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123</ref> |
|||
Tokoh-tokoh [[Quraisy]] mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, [[Khadijah]]. |
|||
== |
== Rujukan == |
||
{{ |
{{reflist|2}} |
||
== |
=== Daftar pustaka === |
||
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}} |
|||
{{Refbegin}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{Refend}} |
|||
== Pranala luar == |
|||
⚫ | * [http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam/ Ulul Azmi dalam situs organisasi.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090114174530/http://organisasi.org/daftar_nama_nabi_dan_rasul_yang_mendapat_gelar_ulul_azmi_serta_tugas_para_nabi_dan_rosul_agama_islam |date=2009-01-14 }} |
||
⚫ | |||
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}} |
|||
{{islam-stub}} |
|||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Islam]] |
[[Kategori:Nabi Islam]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Istilah Islam]] |
[[Kategori:Istilah Islam]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 19 Agustus 2023 12.15
Nabi dan Rasul dalam Islam |
---|
Portal Islam |
Ululazmi (bahasa Arab: أولوالعزم, translit. Ulu al-'Azmi) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar ulul 'azmi, yakni Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Gelar ulul 'azmi dijelaskan dalam Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan Asy-Syura ayat ke-13.
Ayat
[sunting | sunting sumber]"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."
Sifat Ululazmi
[sunting | sunting sumber]Kelima rasul yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala para rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu.
Ciri-ciri ululazmi adalah sebagai berikut:
- Memiliki seruan dakwah universal untuk umat manusia maupun umat jin.[1]
- Menyampaikan syariat dan agama Allah.[2]
- Menyampaikan kitab samawi.[3]
- Menerima perjanjian serta "wasiat" dari Allah[4]
Daftar
[sunting | sunting sumber]Nuh
[sunting | sunting sumber]Nama Nuh (bahasa Arab: نوح, translit. Nūḥ) disebutkan 43 kali dalam Al-Qur'an. Dia merupakan leluhur dari rasul ululazmi yang lain. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat[5] dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.[6] Sebuah riwayat hadits menerangkan bahwa Nuh adalah rasul pertama.[7]
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan berhala dan Nuh diutus agar mereka kembali ke jalan Allah.[8] Nuh mendakwahi mereka siang dan malam,[9] baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.[10] Namun para pembesar kaum Nuh tidak menyambut baik seruan tersebut. Nuh dianggap sesat,[11] pendusta,[12] dan gila.[13] Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para orang tua yang menentang Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh agar ikut memusuhi dan menentang Nuh, sehingga orang-orang kafir ini melahirkan generasi yang kafir pula.[14][15]
Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian meminta pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.[16] Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat bahtera karena Allah akan mendatangkan air bah yang akan menenggelamkan orang-orang kafir.[17][18] Setelah pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa binatang-binatang ke bahtera secara berpasangan, jantan dan betina.[19]
Terkait manusia yang menaiki perahu, Al-Qur'an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh sendiri, keluarganya yang beriman, dan para pengikutnya. Tidak disebutkan nama atau jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit.[19] Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-laki dan keluarganya yang ikut dalam bahtera Nuh.[20] Kaum Nuh yang kafir hancur tenggelam, termasuk anak Nuh yang kafir yang menolak naik bahtera.[21]
Ibrahim
[sunting | sunting sumber]Nama Ibrahim (bahasa Arab: إبراهيم, translit. Ibrāhīm) disebutkan 69 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an. Ibrahim mendapat julukan khalilullah (خلیل اللہ; kesayangan Allah) [22] dan leluhur umat Muslim.[23] Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,[24] keluarganya dilebihkan atas segala umat,[25] dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.[26] Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.[27] Ibrahim juga disebut sebagai teladan[28][29] dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.[23][30][31][32] Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri[33] dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.[34] Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam shalawat.[35][36][37]
Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak mampu memberi rezeki pada penyembahnya.[38] Saat penduduk keluar kota untuk mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pemujaan dan menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.[39][40] Para penduduk terkejut dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke dalam api besar sebagai hukuman.[41] Namun Allah membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.[42][43]
Setelahnya, Ibrahim hijrah menuju Palestina dan kemudian memiliki beberapa anak, tetapi yang paling dikenal adalah Isma'il dan Ishaq.[44] Allah juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun saat Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.[45] Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi Ka'bah.[46]
Ibrahim dikenal sebagai Abraham dalam Yahudi dan Kristen dan merupakan sosok yang dihormati dalam kedua agama tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim disebut Avraham Avinu (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi, juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.[47]
Musa
[sunting | sunting sumber]Nama Musa (bahasa Arab: موسى, translit. Mūsā) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur'an, menjadikannya sebagai tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak dalam Al-Qur'an. Dia mendapat julukan kalīmullāh (bahasa Arab: كليم الله) yang bermakna "orang yang berbicara dengan Allah."[48][49] Musa merupakan keturunan Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur'an menyebutnya sebagai seseorang yang membawa bukti-bukti kebenaran,[50][51] diberi petunjuk oleh Allah,[52] dilebihkan atas manusia yang lain,[53] dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah.[54] Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, Harun.[55][56][57]
Musa diperintahkan agar mendakwahi Fir'aun dan memintanya membebaskan Bani Israil dari penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir'aun menolak permintaan Musa dan terjadi permusuhan di antara kedua belah pihak.[58][59][60][61][62] Saat Musa membawa Bani Israil pergi, Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka hancur tenggelam.[63][64][65][66][67]
Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi betina yang dibuat Samiri, bahkan mengancam akan membunuh Harun yang telah mengingatkan mereka.[68][69] Saat Musa memerintahkan Bani Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang sendiri melawan penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Allah mengharamkan negeri itu pada Bani Israil selama empat puluh tahun dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan di muka bumi.[70] Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Bani Israil pada masa-masa setelahnya.[71]
Musa juga dihormati dalam Yahudi dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai nabi teragung yang pernah hidup.[72][73]
Isa
[sunting | sunting sumber]Nama Isa (bahasa Arab: عيسى, translit. `Īsā) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur'an. Dia juga disebut ٱبْنُ مَرْيَمَ ibnu Maryam sebanyak 23 kali dan المسيح Al-Masih sebanyak 11 kali. Dia merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak belakang terkait Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai murtad sundal, dieksekusi oleh mahkamah agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.[74] Terdapat perbedaan pandangan mengenai status Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan.
Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,[75] suci,[76] dan diberkahi.[77] Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.[78][79] Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.[80][81]
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah[79][82] dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.[83] Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,[84] ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan Adam, menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.[85][86] Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,[87][88] putra Allah,[89] atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.[90][91]
Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.[92][93][94] Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait peristiwa penyalibannya di kalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani dalam keadaan hidup. Beberapa riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan turun kembali ke dunia menjelang hari kiamat.[95][96][97]
Muhammad
[sunting | sunting sumber]Kehadiran Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Allah utus ke tengah-tengah umat manusia.[98] Muhammad terlahir serta dibesarkan sebagai seorang Arab.[99] Allah menyelamatkan Muhammad sewaktu menghadapi masa-masa sulit.[100] Setelah menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan dari kaum kafir karena nabi dianggap menyebarkan ajaran untuk mengganti tradisi leluhur.[101] Walaupun dakwah nabi didustakan,[102][103] hingga diusir oleh kaum kafir yang berakibat hijrah ke Madinah, Allah senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai nabi bersama orang-orang beriman.[104] Beberapa waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta orang-orang beriman supaya maju berperang melawan golongan kafir maupun golongan yang telah mengusir mereka,[105] supaya Allah menimpakan hukuman pedih kepada orang-orang kafir melalui tangan orang-orang beriman,[106] sampai ketika kubu Muhammad bersama orang-orang beriman memperoleh pertolongan disertai kemenangan dari sisi Allah.[107] Setelah itu, orang-orang beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kaum yang tidak beriman bahwasanya kaum itu takkan mengganggu orang-orang beriman.[108] Muhammad bersama kaum beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap kaum kafir namun akrab terhadap sesama orang beriman.[109]
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab Al-Qur'an, yakni sebuah kitab suci berbahasa Arab yang berasal dari Firman Allah. Dalam kitab ini terkandung lafaz ikrar Bismillahirrahmanirrahim sebagai tanda penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia berserah diri secara sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.[110] Allah menjamin kemurnian isi Al-Qur'an,[111] tidak seperti beberapa kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami campur tangan dari ahli kitab sementara sebagian lain berada dalam berbagai versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan Taurat dan Injil,[112] dengan tujuan supaya umat manusia hanya beriman, mengabdi, serta berserah diri secara tulus kepada Allah saja,[113] juga supaya umat manusia senantiasa berpegang teguh kepada ajaran yang berasal dari Allah; yakni berbagai risalah yang disampaikan melalui para Rasul maupun para nabi yang telah Allah utus,[114] oleh sebab ada larangan tentang mengikuti ajaran yang berasal dari "hawa nafsu manusia" yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam agama Allah.[115][116] Terdapat berbagai penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan musyrik.[117]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Cetakan Beirut, Wafa.
- ^ Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.
- ^ Ibid, hal. 35.
- ^ Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13
- ^ Ali 'Imran (03): 32
- ^ Al-Isra' (17): 3
- ^ HR. Al-Bukhari (4712)
- ^ Hud (11): 26
- ^ Nuh (71): 5
- ^ Nuh (71): 8-9
- ^ Al-A'raf (7): 60
- ^ Hud (11): 27
- ^ Nuh (23): 25
- ^ Nuh (71): 27
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 106.
- ^ Asy-Syu'ara (26): 117-118
- ^ Hud (11): 37
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 107-109.
- ^ a b Hud (11): 40
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 127.
- ^ Hud (11): 42-43
- ^ An-Nisa' (04): 125
- ^ a b Al-Hajj (22): 78
- ^ Al-Baqarah (02): 124
- ^ Ali 'Imran (03): 33
- ^ An-Nisa' (04): 54
- ^ Al-An'am (06): 161
- ^ An-Nahl (16): 120
- ^ Al-Mumtahanah (60): 4-6
- ^ Al-Baqarah (02): 135
- ^ Ali 'Imran (03): 95
- ^ An-Nahl (16): 123
- ^ Al-Baqarah (02): 130
- ^ Ali 'Imran (03): 68
- ^ HR. Al-Bukhari (3370)
- ^ HR. Muslim (406)
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 266.
- ^ Al-Ankabut (29): 16-17
- ^ Al-Anbiya' (21): 58
- ^ Ash-Shaffat (37): 88-93
- ^ Al-Anbiya' (21): 68
- ^ Al-Anbiya' (21): 69
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 203.
- ^ Ibrahim (14): 39
- ^ Ash-Shaffat (37): 101-107
- ^ Al-Baqarah (02): 127
- ^ Levenson 2012, hlm. 3.
- ^ "Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa". Al-Islam. Diakses tanggal 2019-09-22.
- ^ James E. Lindsay (2005). Daily Life In The Medieval Islamic World. Greenwood Publishing Group. hlm. 178. ISBN 9780313322709.
- ^ Al-Baqarah (2): 92
- ^ Al-A'raf (7): 103
- ^ Al-An'am (6): 84
- ^ Al-A'raf (7): 144
- ^ Al-Ahzab (33): 69
- ^ Thaha (20): 9-36
- ^ Al-Qashash (28): 29-35
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 447-455.
- ^ Al-A'raf (7): 111-126
- ^ Yunus (10): 79-82
- ^ Thaha (20): 61-73
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 35-51
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 465-477.
- ^ Al-A'raf (7): 136
- ^ Yunus (10): 90-92
- ^ Thaha (20): 77-79
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 52-68
- ^ Al-Qashash (28): 40
- ^ Al-A'raf (7): 148-154
- ^ Thaha (20): 83-98
- ^ Al-Ma'idah (5): 21-26
- ^ Al-Ma'idah (5): 44
- ^ Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
- ^ "Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam". Jew FAQ. Diakses tanggal 2010-03-02.
- ^ Kessler, Edward; Wenborn, Neil (2005). A Dictionary of Jewish-Christian Relations. Cambridge University Press. hlm. 416. ISBN 978-1-139-44750-8.
- ^ Ali 'Imran (3): 45-46
- ^ Maryam (19): 19
- ^ Maryam (19): 31
- ^ Ali 'Imran (3): 48
- ^ a b Maryam (19): 30
- ^ Al-Baqarah (2): 136
- ^ Ali 'Imran (3): 84
- ^ Az-Zukhruf (43): 59
- ^ An-Nisa' (4): 172
- ^ Al-Ma'idah (5): 75
- ^ Ali 'Imran (3): 59
- ^ Akhtar, Shabbir (31 October 2007). The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam. Routledge. ISBN 9781134072569 – via Google Books.
- ^ At-Taubah (9): 31
- ^ Al-Ma'idah (5): 116
- ^ At-Taubah (9): 30
- ^ Al-Ma'idah (5): 17
- ^ Al-Ma'idah (5): 72
- ^ Ali 'Imran (3): 50
- ^ Al-Ma'idah (5): 46
- ^ Ash-Shaff (61): 6
- ^ HR. Bukhari no. 3448
- ^ HR. Muslim no. 155
- ^ Warren Larson Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences hlm. 335
- ^ Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37
- ^ Surah Fussilat: 44
- ^ Surah Ad-Duha: 6-11
- ^ Saba': 43-45, Al-Furqan: 41-42
- ^ Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu'minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52
- ^ Surah Al-Qalam: 2-7
- ^ Surah Al-Anfal: 26
- ^ Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29
- ^ Surah Al-Anfal: 17-18
- ^ Surah Al-Maidah: 3
- ^ Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9
- ^ Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma'idah: 54
- ^ Surah An-Nisa: 105, Al-An'am: 114
- ^ Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu'minun: 2, Al-Haqqah: 38 – 52
- ^ Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29
- ^ Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153
- ^ Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92
- ^ Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma'idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14,
- ^ Surah Al-Ma'idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Rum: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 – 17, Al-Jatsiyah: 16-19
- ^ Surah Al-Mu'minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An'am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.