Lompat ke isi

Abdurrahman Siddiq: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(26 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Person
{{Infobox Person
|name = {{PAGENAME}}
|name = Abdurrahman Siddiq
|image = Datu Sapat.jpg
|image = Datu Sapat.jpg
|imagesize =
|imagesize =
Baris 6: Baris 6:
|birth_date = [[1857]]
|birth_date = [[1857]]
|birth_place = [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar|Dalam Pagar]], [[Martapura, Banjar|Martapura]]
|birth_place = [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar|Dalam Pagar]], [[Martapura, Banjar|Martapura]]
|death_date = [[10 Maret]] [[1930]]
|death_date = [[10 Maret]] [[1939]]
|death_place = [[Sapat, Kuala Indragiri, Indragiri Hilir|Sapat]], [[Indragiri Hilir]]
|death_place = [[Sapat, Kuala Indragiri, Indragiri Hilir|Sapat]], [[Indragiri Hilir]]
|other_names =
|other_names =
Baris 16: Baris 16:
|nationality =
|nationality =
|religion =
|religion =
| other_names =
|other_names =
| residence =
|residence =
| caption =
|caption =
| birth_name =
|birth_name =
| death_cause =
|death_cause =
| known =
|known =
| occupation =
|occupation =
| title =
|title =
| salary =
|salary =
| term =
|term =
| predecessor =
|predecessor =
| successor =
|successor =
| party =
|party =
| boards =
|boards =
| religion = [[Islam]] [[Sunni]]
|religion = [[Islam]] [[Sunni]]
| spouse =
|spouse =
| partner =
|partner =
| parents = Datu Landak
|parents = Datu Landak
| children =
|children =
| relations =
|relations =
| website =
|website =
| footnotes =
|footnotes =
| employer =
|employer =
| height =
|height =
|}}
|}}


'''Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari''' (lahir di [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar|Dalam Pagar]], [[Martapura, Banjar|Martapura]], [[Kalimantan Selatan]] tahun [[1857]] – meninggal di [[Sapat, Kuala Indragiri, Indragiri Hilir|Sapat]], [[Indragiri Hilir]], [[Riau]] [[10 Maret]] [[1930]] pada umur 72 tahun) adalah seorang [[ulama Banjar|ulama dari etnis Banjar]] yang dikenal dimana-mana bahkan sampai di [[Mekkah]] karena ia juga menjadi pengajar di [[Masjidil Haram]].<ref>[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/03/15/mjpdsz-ulama-indonesia-yang-mengajar-di-masjidil-haram-1 ''Ulama Indonesia yang Mengajar di Masjidil Haram (1)''] - Republika Online, diakses 2 Februari 2014.</ref> Muridnya tersebar sampai ke [[Singapura]], [[Malaysia]] dan [[Kalimantan]].
'''Syekh Abdurrahman Siddiq bin [[Muhammad Afif al-Banjari]] bin Mahmud bin Jamaluddin''' (lahir di [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar|Dalam Pagar]], [[Martapura, Banjar|Martapura]], [[Kalimantan Selatan]] tahun [[1857]] – meninggal di [[Sapat, Kuala Indragiri, Indragiri Hilir|Sapat]], [[Indragiri Hilir]], [[Riau]] [[10 Maret]] [[1930]] pada umur 72 tahun) adalah seorang [[ulama Banjar|ulama dari etnis Banjar]] yang dikenal di mana-mana bahkan sampai di [[Mekkah]] karena ia juga menjadi pengajar di [[Masjidil Haram]].<ref>[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/03/15/mjpdsz-ulama-indonesia-yang-mengajar-di-masjidil-haram-1 ''Ulama Indonesia yang Mengajar di Masjidil Haram (1)''] - Republika Online, diakses 2 Februari 2014.</ref><ref>{{Cite web|last=Sumbar|first=BPCB|date=13 Desember 2017|title=Makam Syekh Abdurrahman Siddiq, Indragiri Hilir, Riau|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/makam-syekh-abdurrahman-siddiq-indragiri-hilir-riau/|website=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat|access-date=11 Januari 2021}}</ref> Muridnya tersebar sampai ke [[Singapura]], [[Malaysia]] dan [[Kalimantan]].namanya di abadikan disebuah perguruan tinggi ISLAM di BABEL yaitu ''IAIN SAS BABEL''


== Riwayat ==
== Riwayat ==
Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari, demikian nama lengkapnya. Dilahirkan pada tahun 1857 di Kampung Dalam Pagar Martapura Kalimantan Selatan, nama lahir beliau sebenarnya hanyalah Abdurrahman.
Syekh Abdurrahman Siddiq bin [[Muhammad Afif al-Banjari]] bin Mahmud bin Jamaluddin, demikian nama lengkapnya. Dilahirkan pada tahun 1857 di [[Kampung]] [[Dalam Pagar]] [[Martapura]] [[Kalimantan Selatan]], nama lahirnya sebenarnya hanyalah Abdurrahman.


Nama "Siddiq" beliau dapat dari seorang gurunya saat ia belajar di [[Mekkah]]. Beliau merupakan cicit dari ulama ternama etnis Banjar, Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]].
Nama "Siddiq" ia dapat dari seorang gurunya saat ia belajar di [[Mekkah]]. Ia merupakan cicit dari ulama ternama [[etnis Banjar]], [[Syekh]] [[Muhammad Arsyad al-Banjari]].


Saat baru berusia tiga bulan, ibunda Abdurrahman Siddiq meninggal dunia. Ia tak sempat mendapat asuahan sang ibunda. Ia pun kemudian dirawat kakek dan neneknya. Sang kakek merupakan seorang ulama bernama Mufti H Muhammad Arsyad. Namun baru diusia setahun, sang kakek meninggal. Maka Abdurrahman Siddiq pun tumbuh dewasa hanya bersama neneknya, Ummu Salamah.
Saat baru berusia tiga bulan, ibunda Abdurrahman Siddiq meninggal dunia. Ia tak sempat mendapat asuahan sang ibunda. Ia pun kemudian dirawat kakek dan neneknya. Sang kakek merupakan seorang ulama bernama [[Mufti H Muhammad Arsyad]]. Namun baru diusia setahun, sang kakek meninggal. Maka Abdurrahman Siddiq pun tumbuh dewasa hanya bersama neneknya, Ummu Salamah.


Sang nenek merupakan muslimah yang taat beribadah dan faqih beragama. Ia mendidik syaikh dengan kecintaan pada Alquran. Beranjak dewasa, nenek mengirim syekh pada guru-guru agama di kampung halamannya. Ketika dewasa, Syaikh makin giat menuntut ilmu agama.
Sang nenek merupakan muslimah yang taat beribadah dan faqih beragama. Ia mendidik syaikh dengan kecintaan pada Alquran. Beranjak dewasa, nenek mengirim syekh pada guru-guru agama di kampung halamannya. Ketika dewasa, Syaikh makin giat menuntut ilmu agama.


Beliau melakukan perjalanan menuntut ilmu ke [[Padang]], [[Sumatera Barat]]. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu. Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, Makkah pada tahun 1887.
Ia melakukan perjalanan menuntut ilmu ke [[Padang]], [[Sumatera Barat]]. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu. Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, [[Makkah]] pada tahun 1887.


Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama Saudi. Tak hanya di Makkah, beliau pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi di Madinah. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.
Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama [[Hijaz]]. Tak hanya di Makkah, ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di [[Masjid Nabawi]] di [[Madinah]]. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di [[Masjidil Haram]] selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.


Ia diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 berkedudukan di [[Rengat]] dan mengabdikan diri di [[Kerajaan Indragiri]].
Ia diangkat oleh [[Sultan]] [[Mahmud Shah]] (Raja Muda) sebagai [[Mufti Kerajaan Indragiri]] 1919-1939 berkedudukan di [[Rengat]] dan mengabdikan diri di [[Kerajaan Indragiri]].{{fact}}


== Peninggalan ==
== Peninggalan ==
=== Karya-karya tulis ===
=== Karya-karya tulis ===
Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif dikenal sebagai Pujangga dan Sastrawan yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. ''Tuan guru Syekh Abdurrahman'', demikian panggilan hormat beliau telah menulis karyanya berupa kumpulan puisi berjudul "Syair Ibarat Kabar Kiamat" yang diterbitkan oleh Ahmadiyah Press Singapura Tahun [[1915]]. Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius.
Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif dikenal sebagai [[Pujangga]] dan [[Sastrawan]] yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. ''Tuan guru Syekh Abdurrahman'', demikian panggilan hormat ia telah menulis karyanya berupa kumpulan puisi berjudul "[[Syair Ibarat Kabar Kiamat]]" yang diterbitkan oleh [[Ahmadiyah Press Singapura]] Tahun [[1915]]. Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius.
Karya-karya tulis beliau antara lain :
Karya-karya tulis ia antara lain:
* ''Fathu al'Alim fi Tartib al Ta'lim'', diterbitkan di Singapura, Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
* ''[[Fathu al'Alim fi Tartib al Ta'lim]]'', diterbitkan di [[Singapura]], [[Matba'ah Ahmadiah]], 1322 H
* ''Risalah 'Amal Ma'rifah'', diterbitkan di Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
* ''[[Risalah 'Amal Ma'rifah]]'', diterbitkan di Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1322 H
* ''Majmu' al Ayah wa al Hadist fi fada-il al ilmi wa al 'ulama wa al Muta'allimin wa al Mustami'in'', Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
* ''[[Majmu' al Ayah wa al Hadist fi fada-il al ilmi wa al 'ulama wa al Muta'allimin wa al Mustami'in]]'', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
* ''Kitab Asrar al Salat min Uddat al Kutub al Mu'tamadah'', selesai ditulis tahun 1334 H/[[1915]] M, diterbitkan di Singapura: Matba'ah Ahmadiah, [[1931]] M
* ''[[Kitab Asrar al Salat min Uddat al Kutub al Mu'tamadah]]'', selesai ditulis tahun 1334 H/[[1915]] M, diterbitkan di Singapura: Matba'ah Ahmadiah, [[1931]] M
* ''Risalah Sejarah Arsyadiah'', Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
* ''[[Risalah Syajaroh al Arsyadiyah]]" yang menyebutkan silsilah dari Syekh M. Arsyad al Banjari', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
* ''Tazkirah li Nafsi wa li Amtsali'', Singapura : Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
* ''[[Tazkirah li Nafsi wa li Amtsali]]'', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1354 H
* ''Kitab al Fara-id'', Singapura: Matba'al Ikhwan, 1338 H
* ''[[Kitab al Fara-id]]'', Singapura: Matba'al Ikhwan, 1338 H
* ''Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar'', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
* ''[[Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar]]'', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
* ''Bay'u al Hayawan li al Kafirin'', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
* ''[[Bay'u al Hayawan li al Kafirin]]'', Singapura: Matba'ah Ahmadiah, 1355 H
* '''Aqaid al Iman'', selesai ditulis [[1919]] M. diterbitkan di Banjarmasin, [[1984]] M
* '''[[Aqaid al Iman]]'', selesai ditulis [[1919]] M. diterbitkan di [[Banjarmasin]], [[1984]] M
* ''Syair Ibarat Khabar Kiamat'', Pertama kali dicetak di Singapura oleh Matba'ah Ahmadiah, tahun 1344. Sebelumnya pada tanggal [[1 Juli]] [[1915]] M/1344 H. Kitab ini telah di registrasi oleh Pemerintah Inggris di Singapura<ref>[http://inhilkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=110:syekh-abdurrahman-siddiq-&catid=40:tokoh&Itemid=110 Pemkab Indragiri Hilir - Profil Datu Sapat, Syekh Abdurrahman Siddiq]</ref>.
* ''[[Syair Ibarat Khabar Kiamat]]'', Pertama kali dicetak di Singapura oleh Matba'ah Ahmadiah, tahun 1344. Sebelumnya pada tanggal [[1 Juli]] [[1915]] M/1344 H. Kitab ini telah di registrasi oleh Pemerintah Inggris di Singapura.<ref>[http://inhilkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=110:syekh-abdurrahman-siddiq-&catid=40:tokoh&Itemid=110 Pemkab Indragiri Hilir - Profil Datu Sapat, Syekh Abdurrahman Siddiq]</ref>


=== Masjid ===
=== Masjid ===
Peninggalan Syekh Abdurrahman yang terkenal adalah Masjid yang dibangunnya sendiri pada tahun [[1927]]. Masjid ini berarsitektur khas pada atap dan berada 200 meter dari makamnya.
Peninggalan Syekh Abdurrahman yang terkenal adalah [[Masjid]] yang dibangunnya sendiri pada tahun [[1927]]. Masjid ini berarsitektur khas pada atap dan berada 200 meter dari makamnya.{{fact}}
haul 77


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* http://ikantongkol09-tokoh.blogspot.com/2009/11/syeikh-abdur-rahman-shiddiq-bin.html
* http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/dari-bangka-ke-sapat.html
* http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/datu-landak-pulang-gusti-kacil-tinggal.html
* http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/gusti-kacil-terdampar-di-pulau-bangka.html


* http://ikantongkol09-tokoh.blogspot.com/2009/11/syeikh-abdur-rahman-shiddiq-bin.html
{{indo-bio-stub}}
* http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/dari-bangka-ke-sapat.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170608154510/http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/dari-bangka-ke-sapat.html |date=2017-06-08 }}
* http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/datu-landak-pulang-gusti-kacil-tinggal.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140313022319/http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/datu-landak-pulang-gusti-kacil-tinggal.html |date=2014-03-13 }}
* http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/gusti-kacil-terdampar-di-pulau-bangka.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140514180045/http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/gusti-kacil-terdampar-di-pulau-bangka.html |date=2014-05-14 }}
* http://m.suaramerdeka.com/index.php/ramadan/ramadan_detail/54479/Lewat-Dagang-dan-Penumpasan-Lanun-Islamisasi-di-Bangka{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}


{{lifetime|1857|1930|}}
{{lifetime|1857|1930|}}


[[Kategori:Da'i Indonesia]]
[[Kategori:Dai Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Sejarawan Islam Indonesia]]
[[Kategori:Sejarawan Islam Indonesia]]

Revisi terkini sejak 28 September 2023 11.23

Abdurrahman Siddiq
Lahir1857
Dalam Pagar, Martapura
Meninggal10 Maret 1939
Sapat, Indragiri Hilir
Dikenal atasUlama
Orang tuaDatu Landak

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad Afif al-Banjari bin Mahmud bin Jamaluddin (lahir di Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan tahun 1857 – meninggal di Sapat, Indragiri Hilir, Riau 10 Maret 1930 pada umur 72 tahun) adalah seorang ulama dari etnis Banjar yang dikenal di mana-mana bahkan sampai di Mekkah karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram.[1][2] Muridnya tersebar sampai ke Singapura, Malaysia dan Kalimantan.namanya di abadikan disebuah perguruan tinggi ISLAM di BABEL yaitu IAIN SAS BABEL

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad Afif al-Banjari bin Mahmud bin Jamaluddin, demikian nama lengkapnya. Dilahirkan pada tahun 1857 di Kampung Dalam Pagar Martapura Kalimantan Selatan, nama lahirnya sebenarnya hanyalah Abdurrahman.

Nama "Siddiq" ia dapat dari seorang gurunya saat ia belajar di Mekkah. Ia merupakan cicit dari ulama ternama etnis Banjar, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Saat baru berusia tiga bulan, ibunda Abdurrahman Siddiq meninggal dunia. Ia tak sempat mendapat asuahan sang ibunda. Ia pun kemudian dirawat kakek dan neneknya. Sang kakek merupakan seorang ulama bernama Mufti H Muhammad Arsyad. Namun baru diusia setahun, sang kakek meninggal. Maka Abdurrahman Siddiq pun tumbuh dewasa hanya bersama neneknya, Ummu Salamah.

Sang nenek merupakan muslimah yang taat beribadah dan faqih beragama. Ia mendidik syaikh dengan kecintaan pada Alquran. Beranjak dewasa, nenek mengirim syekh pada guru-guru agama di kampung halamannya. Ketika dewasa, Syaikh makin giat menuntut ilmu agama.

Ia melakukan perjalanan menuntut ilmu ke Padang, Sumatera Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu. Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, Makkah pada tahun 1887.

Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama Hijaz. Tak hanya di Makkah, ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi di Madinah. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.

Ia diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 berkedudukan di Rengat dan mengabdikan diri di Kerajaan Indragiri.[butuh rujukan]

Peninggalan

[sunting | sunting sumber]

Karya-karya tulis

[sunting | sunting sumber]

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif dikenal sebagai Pujangga dan Sastrawan yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. Tuan guru Syekh Abdurrahman, demikian panggilan hormat ia telah menulis karyanya berupa kumpulan puisi berjudul "Syair Ibarat Kabar Kiamat" yang diterbitkan oleh Ahmadiyah Press Singapura Tahun 1915. Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius. Karya-karya tulis ia antara lain:

Peninggalan Syekh Abdurrahman yang terkenal adalah Masjid yang dibangunnya sendiri pada tahun 1927. Masjid ini berarsitektur khas pada atap dan berada 200 meter dari makamnya.[butuh rujukan]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ulama Indonesia yang Mengajar di Masjidil Haram (1) - Republika Online, diakses 2 Februari 2014.
  2. ^ Sumbar, BPCB (13 Desember 2017). "Makam Syekh Abdurrahman Siddiq, Indragiri Hilir, Riau". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat. Diakses tanggal 11 Januari 2021. 
  3. ^ Pemkab Indragiri Hilir - Profil Datu Sapat, Syekh Abdurrahman Siddiq

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]