Lokomotif B51: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(25 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{infobox Lokomotif |
{{infobox Lokomotif |
||
|name=B51 |
|name=B51 |
||
|image= |
|image=DKA_B51_%2851_12_E%29.jpg |
||
|caption=Lokomotif |
|caption=Lokomotif B 51 12 di [[Museum Kereta Api Ambarawa]] |
||
|powertype=Uap |
|powertype=Uap |
||
|builder=[[Hanomag]] |
|builder=[[Hanomag]] dan [[Hartmann]], [[Jerman]]<br/>[[Werkspoor|Werkspoor N.V.]], [[Belanda]] |
||
|poweroutput=415 hp |
|poweroutput=415 hp |
||
|fueltype=[[Pohon jati|Kayu jati]] |
|fueltype=[[Pohon jati|Kayu jati]] |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
|railroad=[[Staatsspoorwegen]] |
|railroad=[[Staatsspoorwegen]] |
||
|locale=[[Jawa]] dan [[Sumatera Selatan]] |
|locale=[[Jawa]] dan [[Sumatera Selatan]] |
||
|firstrundate= |
|firstrundate=1900-1910 |
||
|totalproduction=44 |
|totalproduction=44 unit |
||
|preservedunit= |
|preservedunit=B 51 12 |
||
|currentowner=[[PT Kereta Api Indonesia]] |
|currentowner=[[PT Kereta Api Indonesia]] |
||
|gauge=1.067 mm |
|gauge=1.067 mm |
||
}} |
}} |
||
⚫ | '''Lokomotif''' '''B 51''' adalah [[lokomotif uap]] buatan pabrik [[Hanomag]] dan [[Hartmann]] di [[Jerman]] serta [[Werkspoor|Werkspoor N.V.]], [[Belanda]]. Lokomotif dengan [[notasi Whyte]] 4-4-0 ini dioperasikan oleh [[Staatsspoorwegen]] di [[Jawa]] untuk angkutan penumpang. Saat ini tersisa lokomotif B 51 12 di [[Museum Kereta Api Ambarawa]]. |
||
⚫ | |||
⚫ | Lokomotif ''' |
||
== Sejarah == |
|||
== Sejarah <ref>{{id}} [http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=292%3Alokomotif-b51&catid=68&Itemid=133&lang=id Indonesian Heritage Railway: Lokomotif B51]</ref>== |
|||
Lokomotif |
Lokomotif B 51 adalah contoh lokomotif dengan dua [[silinder]] ''compound''. Silinder ini lebih efisien karena uap dari silinder tekanan tinggi disalurkan menuju silinder tekanan rendah, baru dikeluarkan ke cerobong. Meskipun demikian, perawatan pada lokomotif ini sangat rumit. Lokomotif ini tidak lagi diproduksi sejak ditemukannya ''superheater''. Lokomotif dua silinder ''compound'' dapat sanggup melaju hingga lebih dari 60 km/jam namun tetap memberikan kestabilan.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=54|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref> |
||
Lokomotif |
Lokomotif B 51 ini diimpor dari pabrik [[Hanomag]] dan [[Hartmann]] di [[Jerman]] serta [[Werkspoor]], [[Belanda]]. Lokomotif ini berbahan bakar [[kayu jati]], berdaya 415 hp, massa 32 ton, dan sanggup melaju hingga 75 km/jam. Pengimporan dilakukan tahun 1900-1910. Lokomotif B 51 didinaskan untuk kereta lokal rute [[Stasiun Tanahabang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]–[[Stasiun Merak|Merak]], rute [[Stasiun Kertosono|Kertosono]]–[[Stasiun Madiun|Madiun]]–[[Stasiun Blitar|Blitar]], dan rute [[Stasiun Babat|Babat]]-[[Stasiun Jombang|Jombang]]. |
||
Lima lokomotif |
Lima unit lokomotif B 51 pernah dimutasi ke [[Sumatera Selatan]] untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang di sana. [[Depresi Besar|Krisis ekonomi]] yang melanda tahun 1929–1934 mengakibatkan lokomotif [[Staatsspoorwegen]] terpaksa disimpan, tetapi selama disimpan, B 51 masih bertahan karena dirawat dengan baik. Satu unit B 51 lagi dimutasi dari [[Jawa]] ke [[Sumatera Barat]] untuk melayani [[jalur kereta api Muaro-Pekanbaru|rute Muaro-Pekanbaru]] untuk angkutan [[batu bara]] hingga ditutup September 1945. |
||
Saat ini tersisa |
Saat ini tersisa B 51 12 yang beroperasi di [[Museum Kereta Api Ambarawa]] (buatan [[Hanomag]]). Sebelumnya, B 51 12 adalah lokomotif langsiran [[Stasiun Bojonegoro]]. |
||
== Galeri == |
|||
<gallery> |
|||
DKA B51 (51 12 E).jpg|Lokomotif B5112 saat menjadi pajangan statis di [[Museum Kereta Api Ambarawa]]; sebelum dioperasikan untuk KA wisata, 2008 |
|||
⚫ | |||
</gallery> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{whyteloco}} |
|||
{{Daftar lokomotif Indonesia}} |
{{Daftar lokomotif Indonesia}} |
||
[[Kategori:Lokomotif uap]] |
[[Kategori:Lokomotif uap di Indonesia|B51]] |
Revisi terkini sejak 28 September 2023 21.24
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Uap |
Produsen | Hanomag dan Hartmann, Jerman Werkspoor N.V., Belanda |
Jumlah dibuat | 44 unit |
Spesifikasi roda | |
Notasi Whyte | 4-4-0 |
Susunan roda AAR | 2-B |
Klasifikasi UIC | 2B |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Berat | |
Berat kosong | 32 ton |
Bahan bakar | |
Jenis bahan bakar | Kayu jati |
Sistem mesin | |
Kinerja | |
Kecepatan maksimum | 75 km/jam |
Daya mesin | 415 hp |
Lain-lain | |
Karier | |
Perusahaan pemilik | Staatsspoorwegen |
Daerah operasi | Jawa dan Sumatera Selatan |
Mulai dinas | 1900-1910 |
Unit yang dilestarikan | B 51 12 |
Pemilik sekarang | PT Kereta Api Indonesia |
Lokomotif B 51 adalah lokomotif uap buatan pabrik Hanomag dan Hartmann di Jerman serta Werkspoor N.V., Belanda. Lokomotif dengan notasi Whyte 4-4-0 ini dioperasikan oleh Staatsspoorwegen di Jawa untuk angkutan penumpang. Saat ini tersisa lokomotif B 51 12 di Museum Kereta Api Ambarawa.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Lokomotif B 51 adalah contoh lokomotif dengan dua silinder compound. Silinder ini lebih efisien karena uap dari silinder tekanan tinggi disalurkan menuju silinder tekanan rendah, baru dikeluarkan ke cerobong. Meskipun demikian, perawatan pada lokomotif ini sangat rumit. Lokomotif ini tidak lagi diproduksi sejak ditemukannya superheater. Lokomotif dua silinder compound dapat sanggup melaju hingga lebih dari 60 km/jam namun tetap memberikan kestabilan.[1]
Lokomotif B 51 ini diimpor dari pabrik Hanomag dan Hartmann di Jerman serta Werkspoor, Belanda. Lokomotif ini berbahan bakar kayu jati, berdaya 415 hp, massa 32 ton, dan sanggup melaju hingga 75 km/jam. Pengimporan dilakukan tahun 1900-1910. Lokomotif B 51 didinaskan untuk kereta lokal rute Tanah Abang-Rangkasbitung–Merak, rute Kertosono–Madiun–Blitar, dan rute Babat-Jombang.
Lima unit lokomotif B 51 pernah dimutasi ke Sumatera Selatan untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang di sana. Krisis ekonomi yang melanda tahun 1929–1934 mengakibatkan lokomotif Staatsspoorwegen terpaksa disimpan, tetapi selama disimpan, B 51 masih bertahan karena dirawat dengan baik. Satu unit B 51 lagi dimutasi dari Jawa ke Sumatera Barat untuk melayani rute Muaro-Pekanbaru untuk angkutan batu bara hingga ditutup September 1945.
Saat ini tersisa B 51 12 yang beroperasi di Museum Kereta Api Ambarawa (buatan Hanomag). Sebelumnya, B 51 12 adalah lokomotif langsiran Stasiun Bojonegoro.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Lokomotif B5112 saat menjadi pajangan statis di Museum Kereta Api Ambarawa; sebelum dioperasikan untuk KA wisata, 2008
-
Lokomotif B5112 saat menjadi pajangan statis di Museum Kereta Api Ambarawa; sebelum dioperasikan untuk KA wisata, 2005
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 54. ISBN 978-602-0818-55-9.