Lompat ke isi

Gladiator: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Natmiller (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k →‎top: clean up
 
(56 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{tentang|petarung pada masa Romawi Kuno|film berjudul Gladiator|Gladiator (film)}}
[[Berkas:Jean-Leon_Gerome_Pollice_Verso.jpg|thumb|300px|Lukisan gladiator]]
[[Berkas:Gladiators from the Zliten mosaic 3.JPG|jmpl|400px|Bagian dari [[mosaik Zliten]] dari [[Libya]] (Leptis Magna), sekitar abad ke-2 M. Dari kiri ke kanan: seorang ''[[thraex]]'' melawan seorang ''[[murmillo]]'', seorang ''[[hoplomachus]]'' berdiri bersama ''murmillo'' lainnya (yang menunjukkan kepada wasit bahwa dia menyerah), dan seorang gladiator lainnya yang sedang bertarung.]]


'''Gladiator''' ([[Bahasa Latin]]: ''gladiatōrēs'', "ahli pedang" atau "orang yang menggunakan pedang", dari kata ''gladius'' "pedang") adalah petarung profesional pada masa [[Romawi Kuno]] yang saling bertarung sesama gladiator, [[binatang]] buas dan penjahat-penjahat yang terhukum. Pertarungan ini kadang-kadang berakhir dengan [[kematian]]. Tujuannya untuk menghibur penonton. Pertarungan ini bertempat di arena yang terdapat di banyak kota selama masa [[Repubik Romawi]] dan [[Kekaisaran Romawi]].
'''Gladiator''' ({{lang-la|gladiator}}, "ahli pedang", dari kata {{lang|la|''[[gladius]]''}}, "pedang") adalah petarung bersenjata yang melakukan pertarungan untuk menghibur para penonton di [[Republik Romawi]] dan [[Kekaisaran Romawi]]. Mereka bertarung melawan sesama gladiator, [[binatang]] buas dan narapidana. Beberapa gladiator merupakan sukarelawan yang mempertaruhkan kehidupan sosial dan nyawa mereka di arena. Sementara sebagian besar gladiator direndahkan sebagai budak, dididik secara keras, terpinggirkan secara sosial, dan dipisahkan bahkan setelah mati.


Terlepas dari asal usul mereka, gladiator memberikan contoh etika pertarungan Romawi kepada para penonon, dan, ketika bertarung ataupun ketika mati, mereka dapat menimbulkan kekaguman dan pujian. Mereka digambarkan dalam seni kelas atas maupun kelas bawah, dan nilai mereka sebagai penghibur dikenang dalam objek-objek berharga dan biasa di penjuru dunia Romawi.
[[Kategori:Gladiator]]


Asal mula pertarungan gladiator tidak diketahui secara pasti. Ada bukti mengenai pertarungan ini dalam ritus pemakaman selama [[Perang Punisia]] pada abad ke-3 SM, dan setelah itu dengan cepat menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan politik di dunia Romawi. Ketenarannya membuatnya berkembang menjadi tontonan yang jauh lebih mahal dan mewah yang disebut "pertandingan gladiator."
{{sejarah-stub}}


Pertandingan ini mencapai puncaknya antara abad ke-1 SM dan ke-2 SM, dan mulai menurun pada awal abad ke-5 M setelah diterimanya [[Gereja negara Kekaisaran Romawi|Kristen]] sebagai agama negara pada tahun 390-an, meskipun "perburuan hewan buas" ''([[venatio]]nes)'' terus dilakukan hingga abad ke-6 M.
[[bg:Гладиатор]]

[[bs:Gladijator (borac)]]
[[ca:Gladiador]]
[[Kategori:Gladiator| ]]

[[cs:Gladiátor]]

[[da:Gladiator]]
{{sejarah-stub}}
[[de:Gladiator]]
[[en:Gladiator]]
[[eo:Gladiatoro]]
[[es:Gladiador]]
[[et:Gladiaator]]
[[fa:گلادیاتور]]
[[fi:Gladiaattori]]
[[fr:Gladiateur]]
[[he:גלדיאטור]]
[[it:Gladiatore]]
[[ja:剣闘士]]
[[ko:검투사]]
[[la:Gladiator]]
[[lt:Gladiatorius]]
[[nl:Gladiator]]
[[no:Gladiator]]
[[pl:Gladiator]]
[[pt:Gladiador]]
[[ru:Гладиатор]]
[[sk:Gladiátor]]
[[sr:Гладијатор]]
[[sv:Gladiator]]
[[zh:角鬥士]]

Revisi terkini sejak 28 Desember 2022 04.12

Bagian dari mosaik Zliten dari Libya (Leptis Magna), sekitar abad ke-2 M. Dari kiri ke kanan: seorang thraex melawan seorang murmillo, seorang hoplomachus berdiri bersama murmillo lainnya (yang menunjukkan kepada wasit bahwa dia menyerah), dan seorang gladiator lainnya yang sedang bertarung.

Gladiator (bahasa Latin: gladiator, "ahli pedang", dari kata gladius, "pedang") adalah petarung bersenjata yang melakukan pertarungan untuk menghibur para penonton di Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi. Mereka bertarung melawan sesama gladiator, binatang buas dan narapidana. Beberapa gladiator merupakan sukarelawan yang mempertaruhkan kehidupan sosial dan nyawa mereka di arena. Sementara sebagian besar gladiator direndahkan sebagai budak, dididik secara keras, terpinggirkan secara sosial, dan dipisahkan bahkan setelah mati.

Terlepas dari asal usul mereka, gladiator memberikan contoh etika pertarungan Romawi kepada para penonon, dan, ketika bertarung ataupun ketika mati, mereka dapat menimbulkan kekaguman dan pujian. Mereka digambarkan dalam seni kelas atas maupun kelas bawah, dan nilai mereka sebagai penghibur dikenang dalam objek-objek berharga dan biasa di penjuru dunia Romawi.

Asal mula pertarungan gladiator tidak diketahui secara pasti. Ada bukti mengenai pertarungan ini dalam ritus pemakaman selama Perang Punisia pada abad ke-3 SM, dan setelah itu dengan cepat menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan politik di dunia Romawi. Ketenarannya membuatnya berkembang menjadi tontonan yang jauh lebih mahal dan mewah yang disebut "pertandingan gladiator."

Pertandingan ini mencapai puncaknya antara abad ke-1 SM dan ke-2 SM, dan mulai menurun pada awal abad ke-5 M setelah diterimanya Kristen sebagai agama negara pada tahun 390-an, meskipun "perburuan hewan buas" (venationes) terus dilakukan hingga abad ke-6 M.