Lompat ke isi

Buisan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:
|house = [[Kesultanan Maguindanao]]
|house = [[Kesultanan Maguindanao]]
|father = [[Bangkaya|Datu Bangkaya]]
|father = [[Bangkaya|Datu Bangkaya]]
|mother = Umbun
|birth_name =
|birth_name =
|birth_date =
|birth_date =
Baris 45: Baris 46:
}}</ref>
}}</ref>


Buisan adalah anak dari [[Datu Bangkaya]], penguasa Kesultanan Maguindanao yang ketiga.<ref name="Donoso"/> Anak-anak Bangkaya adalah [[Dimasangcay]], [[Sarikula]], dan Buisan, yang berturut-turut menjadi penguasa sesudahnya.<ref name="Donoso"/> Mereka merupakan keturunan dari [[Syarif Muhammad Kabungsuwan]], seorang [[Arab]]-[[Melayu]] yang menyebarkan [[agama Islam]] dan mendirikan Kesultanan Maguindanao pada tahun 1515.<ref name="Donoso"/><ref>{{cite book
Buisan adalah anak dari [[Datu Bangkaya]], penguasa Kesultanan Maguindanao yang ketiga,<ref name="Donoso"/> dan ibunya bernama Umbun, seorang wanita dari Slangan.<ref name="Mastura">{{cite book
| title = Muslim Filipino Experience: A Collection of Essays
| author = Michael O. Mastura
| url = https://books.google.co.id/books?id=4KxwAAAAMAAJ&q=Kapitan+Laut+Buisan+mother&dq=Kapitan+Laut+Buisan+mother&hl=id&sa=X&ved=0CCIQ6AEwAWoVChMI3Iil56mDyQIVigSOCh2xLgYT
| pages = 6-7, 21
| publisher = Ministry of Muslim Affairs
| year = 1984
}}</ref> Anak-anak Bangkaya adalah [[Dimasangcay]], [[Sarikula]], dan Buisan, yang berturut-turut menjadi penguasa sesudahnya.<ref name="Donoso"/> Mereka merupakan keturunan dari [[Syarif Muhammad Kabungsuwan]], seorang [[Arab]]-[[Melayu]] yang menyebarkan [[agama Islam]] dan mendirikan Kesultanan Maguindanao pada tahun 1515.<ref name="Donoso"/><ref>{{cite book
| title = Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions, Religionen
| title = Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions, Religionen
| editor = Jan Gonda
| editor = Jan Gonda
Baris 85: Baris 93:
}}</ref>
}}</ref>


Setelah Buisan wafat pada tahun 1619, anaknya [[Muhammad Kudarat|Muhammad Dipatuan Kudarat]] kemudian bertahta menjadi penguasa selanjutnya.<ref name="Ricklefs"/><ref name="Donoso"/>
Dari istrinya Imbang, seorang wanita Slangan, Buisan mempunyai anak [[Muhammad Kudarat|Muhammad Dipatuan Kudarat]].<ref name="Mastura"/> Setelah Buisan wafat pada tahun 1619, Kudarat kemudian meneruskan kebijakannya dan bertahta menjadi penguasa Maguindanao selanjutnya.<ref name="Ricklefs"/><ref name="Donoso"/>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 9 November 2015 12.36

Buisan
Sultan Maguindanao
Kapitan Laut, Datu, Kaicil
Berkuasa1597–1619
KelahiranMaguindanao, Filipina
Kematian1619
WangsaKesultanan Maguindanao
AyahDatu Bangkaya
IbuUmbun
AgamaIslam

Sultan Buisan adalah penguasa keenam Kesultanan Maguindanao, yang memerintah antara 1597-1619.[1][2] Ia kerap memerangi Spanyol dalam upayanya mengembangkan hegemoni Maguindanao atas wilayah kepulauan Bisaya.[1] Sebelum bergelar Sultan, ia juga disebutkan bergelar Kapitan Laut,[2] Datu,[3] serta Kaicil.[4]

Buisan adalah anak dari Datu Bangkaya, penguasa Kesultanan Maguindanao yang ketiga,[2] dan ibunya bernama Umbun, seorang wanita dari Slangan.[5] Anak-anak Bangkaya adalah Dimasangcay, Sarikula, dan Buisan, yang berturut-turut menjadi penguasa sesudahnya.[2] Mereka merupakan keturunan dari Syarif Muhammad Kabungsuwan, seorang Arab-Melayu yang menyebarkan agama Islam dan mendirikan Kesultanan Maguindanao pada tahun 1515.[2][6][7]

Pada masa pemerintahan Buisan, Maguindanao membangun kerjasama yang erat dengan para penguasa lainnya di pulau Mindanao, Filipina selatan, antara lain dengan para rajah dan datu Buayan, Sangil (Ozamis), Tagolanda (Tagoloan), Cotabato, dan Taguima (Basilan); dalam menghadapi Spanyol dan para pribumi sekutunya.[8] Kesultanan Ternate juga sering saling membantu Kesultanan Maguindanao dalam peperangan mereka melawan Spanyol.[8][7]

Pada bulan Oktober 1603, Buisan memimpin pasukan berkekuatan kurang lebih 1.000 orang dengan 50 kapal perang untuk menyerang datu-datu pulau Leyte.[3] Seminggu kemudian, ia kembali lagi dan meminta agar para datu Leyte bersekutu dengannya, dan tidak dengan Spanyol.[3] Banyak di antara para datu tersebut lalu mengikat persekutuan dengannya, dengan menggelar upacara adat.[3]

Dari istrinya Imbang, seorang wanita Slangan, Buisan mempunyai anak Muhammad Dipatuan Kudarat.[5] Setelah Buisan wafat pada tahun 1619, Kudarat kemudian meneruskan kebijakannya dan bertahta menjadi penguasa Maguindanao selanjutnya.[1][2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c M.C. Ricklefs, Bruce Lockhart, Albert Lau, Portia Reyes, Maitrii Aung-Thwin (2010). A New History of Southeast Asia. Palgrave Macmillan. hlm. 165. ISBN 1137015543, 9781137015549. 
  2. ^ a b c d e f Isaac Donoso (2013). Historia cultural de la lengua española en Filipinas: ayer y hoy. Verbum Editorial. hlm. 200. ISBN 8479628138, 9788479628130. 
  3. ^ a b c d William Larousse (2001). A Local Church Living for Dialogue: Muslim-Christian Relations in Mindanao-Sulu, Philippines : 1965-2000. 4 (edisi ke-berilustrasi). Gregorian Biblical BookShop. hlm. 69. ISBN 8876528792, 9788876528798. 
  4. ^ IAHA Conference (1962). Biennial Conference Proceedings, Masalah 1. Philippine Historical Association. hlm. 76. 
  5. ^ a b Michael O. Mastura (1984). Muslim Filipino Experience: A Collection of Essays. Ministry of Muslim Affairs. hlm. 6–7, 21. 
  6. ^ Jan Gonda, ed. (1975). Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions, Religionen. BRILL. hlm. 92–93. ISBN 9004043306, 9789004043305. 
  7. ^ a b Heru Susetyo (2009). The journal of a Muslim traveler: Sebuah jurnal perjalanan melintasi Asia, Amerika, Eropa, & Australia. PT Mizan Publika. hlm. 7. ISBN 6028436143, 9786028436144. 
  8. ^ a b Sebastian Sta. Cruz Serag (1997). The Remnants of the Great Ilonggo Nation. hlm. 194–196 publisher = Rex Bookstore, Inc. ISBN 9712321428, 9789712321429.  line feed character di |pages= pada posisi 8 (bantuan)
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Sultan Gugu Sarikula
Sultan Maguindanao
1597-1619
Diteruskan oleh:
Sultan Muhammad Kudarat